Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kebutuhan bagi sebagian besar orang dan telah

menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Tujuan berolahraga dapat menjadi

sarana untuk berekreasi, menghilangkan stres, ajang pergaulan, memanfaatkan waktu

luang dan bahkan sebagai sarana untuk meraih prestasi. Olahraga merupakan kegiatan

jasmani yang intensif dalam memperoleh rekreasi, kesehatan dan prestasi. Olahraga

pada dasarnya memiliki peran strategis dalam pembentukan dan peningkatan kualitas

sumber daya manusia.

Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina

serta megembangkan potensi jasmani, rohani dan mental. (UU NO.3 th 2005).

Tujuan keolahragaan nasional menurut Undang-undang no. 3 tahun 2005 pasal 4

yang berbunyi “keolahragaan Nasional bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai

moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan

kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan Nasional, serta mengangkat harkat,

martabat dan kehormatan Bangsa. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut ada 3

ruang lingkup pembinaan dan pengembangan olahraga meliputi : 1) olahraga

pendidikan, 2) olahraga rekreasi, 3) olahraga prestasi.

1
Kemajuan pembangunan olahraga berorientasi pada 3 koridor yaitu: 1.

pembangunan olahraga pendidikan, 2. pembangunan olahraga prestasi, 3.

pembangunan olahraga masyarakat/olahraga rekreasi, maka dengan demikian tujuan

olahraga yang sebenaranya akan dapat tercapai secara evektif jika terpenuhinya

sebuah standarisasi sarana-prasarana keolahragaan. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia (2008:768) disebutkan : “Sarana adalah segala segala sesuatu yang dipakai

sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan. Sedangkan menurut Sumaryanto

(2005: 13): “sarana adalah alat fisik untuk meyampaikan pembelajaran”.

Pembangunan olahraga merupakan bagian integral dari proses pembangunan

Nasional khususnya pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

mengarah pada : 1) peningkatan kesehatan jasmani masyarakyat, 2) kualitas mental

rohani masyarakyat, 3) pembentukan watak dan kepribadian bangsa, 4) Disiplin dan

sportivitas, 5) peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan

Nasional (Krisyanto, 2012 : 3).

Sarana dan prasarana olahraga merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan

aktivitas olahraga. Tanpa adanya alat kelengkapan yang memadai rasanya sulit jika

mengharapkan partisipasi masyarakat atau publik dalam aktivitas olahraga. Maksum

(2004: 47): “semakin banyak sarana dan prasarana olahraga yang tersedia, maka akan

semakin mempermudah masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan fasilitas

tersebut untuk kepentingan berolahraga”. Namun sebaliknya, semakin terbatasnya

sarana dan prasarana olahraga yang tersedia, maka akan semakin sulit pula

2
kesempatan masyarakat dalam menggunakan dan melakukan olahraga dengan

fasilitas yang memenuhi standarisasi.. Dengan demikian ketersediaan sarana dan

prasarana olahraga sejatinya dapat mempengaruhi tingkat dan pola partisipasi

masyarakat dalam berolahraga.

Di Indonesia kini telah banyak hadir berbagai fasilitas olahraga. Fasilitas

tersebut dibangun dengan standar yang berbeda-beda, ada beberapa yang masih

belum layak dijadikan sebagai sarana kejuaraan maupun latihan olahraga secara resmi

karena belum memenuhi standar yang ditentukan. Ada pula beberapa fasilitas

olahraga yang telah berstandar Nasional yang mana telah dapat dijadikan sebagai

sarana untuk ajang kompetisi atau kejuaraan resmi yang mencakup Nasional maupun

daerah seperti PON, PORPROV dan lain sebagainya. Fasilitas yang ada di Indonesia

sendiri juga sudah ada beberapa yang telah layak digunakan dalam kejuaraan

Internasional seperti ASIAN GAMES, SEA GAMES dan lain sebagainya.

Saat ini di kota Padang telah hadir beberapa Gedung Olahraga yang mana

perannya sangat membantu mewujudkan kebutuhan masyarakyat dalam hal

berolahraga. Beberapa gedung olahraga yang hadir saat ini juga memilik sarana

prasarana yang memadai dan layak yang diikuti dengan berbagai bentuk manajemen

pengelolaan akan gedung olahraga tersebut. Layak tidaknya gedung olahraga yang

ada sangat berpengaruh terhadap minat sebagian orang dalam berolahraga, artinya

semakin baik sarana dan prasarana yang ada makan akan semakin bersemangat pula

seseorang untuk melakukan olahraga. Begitu juga sebaliknya, ketika sarana dan

3
prasarana kurang layak untuk digunakan maka akan berpengaruh buruk terhadap niat

seseorang untuk berolahraga.

Gedung olahraga yang baik tentunya harus dibarengi dengan manajemen

pengelolaan yang baik. Dalam hal ini perkembangan sebuah gedung olahraga sangat

bergantung dengan manajemennya yang dimana manajemen itu sendiri berfungsi

sebagai acuan dasar untuk mencapai tujuan sebuah organisasi atau usaha. Sebagai

sebuah gedung olahraga marketing dan promosi sangat berpengaruh penting pada

kemajuan gedung olahraga dalam pengadaan event event tertentu yaitu sebagai hal

yang meyakinkan konsumen utuk menggunakan gedung olahraga tersebut. Dalam

perkembangan Sebuah gedung olahraga tentunya diperlukan kepuasan konsumen

terhadap pelayanan yang ada baik itu dari segi kebersihan, kenyamanan dan lain

sebagainya. Dalam hal inilah peran manajemen yang baik dan benar sangat

dibutuhkan demi kemajuan Gedung olahraga tersebut.

Gedung olahraga Prayoga sudah terbilang lama hadir di kota padang, di kelola

oleh pihak Swasta dan beralamat di JL.Wr. Mongonsidi No.4e di belakang Tangsi

Padang Sumateta Barat. Hal ini sangat baik bagi kemajuan GOR Prayoga

dikarenakan lokasi tersebut merupakan tempat yang sangat strategis yang dimana

dekat dengan banyak penginapan, pasar, dan tempat wisata yaitu Taplaw Pantai

Padang. Dalam pemakaian hariannya gedung ini digunakan sebagai tempat untuk

bermain badminton lima lapangan dan satu lapangan digunakan untuk olahraga

4
kenchi. Dikelola dengan sistem member maupun non member yang dimana tarif

pembayarannya berbeda antara member dengan non member.

Gedung Olahraga Prayoga memiliki sarana dan prasarana yang lengkap

seperti mempunyai kamar mandi yang cukup, tribun yang sesuai dengan lapangan,

penerangan yang baik, lahan parkir yang luas serta adanya kantin tempat konsumen

membeli keperluannya. Hal ini baik dan tentunya Gedung Olahraga Prayoga

memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) Gedung Olahraga.Berangkat dari

kelayakan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Gedung Olahraga, GOR Prayoga

saat ini sering digunakan menjadi tempat kejuaraan atau pertandingan resmi olahraga

yang bersifat daerah, antar kelompok serta kabupaten maupun Nasional seperti

PORPROV, KEJURNAS dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

apa dan bagaimana manajemen pengelolaan gedung olahraga Prayoga tersebut yang

dimana hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pelajaran tentang

manajemen pengelolaan gedung olahraga yang dapat dilihat dari berbagai sudut

manajemen.

5
1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah ditulis, terdapat beberapa identifikasi masalah

yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana Manajemen pengelolaan antara GOR Prayoga Padang dengan

GOR UNP ?

2. Apa pengaruh manajemen pengelolaan terhadap event-event olahraga

yang terlaksana?

3. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana gedung olahraga yang

baik?

1.3. Batasan Masalah

Pada penelitian yang akan penulis lakukan tentunya memiliki batasan masalah

yang akan dibahas. Dalam hal ini, penulis membuat batasan masalah yaitu apa saja

yang menjadi manajemen pengelolaan gedung olahraga Prayoga Padang

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang diatas maka timbul pertanyaan bagaimanakah

“Manajemen Pengelolaan Gedung Olahraga Prayoga Padang”

6
1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang disampaikan di atas, tujuan penelitian

ini yaitu untuk mendeskripsikan manajemen pengelolaan tempat di Gedung

Olahraga Prayoga.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai

berikut :

1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Sebagai informasi baru yang memberikan gambaran deskriptif mengenai

manajemen pengelolaan di Gedung Olahraga Prayoga.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi atau bacaan khususnya

tentang manajemen pengelolaan Gedung Olahraga

3. Memperluas pemahaman mengenai manajemen pengelolaan Gedung Olahraga

4. Dapat dijadikan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan manajemen pengelolaan gedung olahraga.

5. Dapat dijadikan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan manajemen pengelolaan gedung olahraga.

7
1.6.2. Manfaat Praktis

1. Sebagai gambaran bagi manajemen pengelolaan Gedung Olahraga lain yang

ada di seluruh Indonesia supaya menjadi lebih bermutu dan lebih baik.

2. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai

manajemen pengelolaan fasilitas olahraga.

3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat dijadikan bahan pertimbangan atau

dikembangkan lebih lanjut, serta refensi terhadap penelitian sejenis.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus

yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. kata-kata ini digabung

menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan

kedalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja tomanage, dengan kata benda

management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.

Akhirnya, management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi

manajemen atau pengelolaan.

The Liang Gie (2000: 32) mendefinisikan manajemen adalah segenap

perbuatan menggerakkan sekelompok petugas dan menggerakkan segenap sarana

dalam sesuatu organisasi apapun untuk mencapai tujuan. Burhanuddin dalam

Warsono(2005:9) mengartikan manajemen adalah sebagai kegiatan

menggerakkan sekelompok orang dan mengarahkan segala fasilitas untuk

mencapai tujuan tertentu. Musselman dalam buku Pengantar Manajemen (Sri

Wilujeng SP, 2007:3) mendefinisikan management is the process of planning,

organizing, directing, and controlling the activities of an enterprise to achive

specific objective yang artinya yaitu manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan perusahaan untuk

9
mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah proses menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan

segenap sarana untuk mencapai tujuanya itu melalui perencanaan,

pengorganisasian, dan pengawasan yang kegiatannya tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lain (terpadu). Jadi, dengan adanya manajemen

diharapkan dapat memberi kemudahan dalam menemukan segala permasalahan

yang ada.

2.2.1 Proses Manajemen

Ada empat fungsi fundamental dari manajemen, biasanya dikenal dengan

singkatan “POAC”. Artinya :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan

olehkelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan

mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan

aternatif-alternatifkeputusan (G.R.Terry,2003:17).

Perencanaan meliputi (1) pemilihan atau penetapan tujuan-

tujuan organisasi dan (2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,

program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan.

Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana

fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan

10
keputusan yang tepat, cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan

yang baik tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-

orang,alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab

sedemikianrupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan

sebagai suatukesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang.P.Siagian,1988:81-82).

Pengorganisasian meliputi (1) penentuan sumber daya-sumber daya

dan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) perencanaan

dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang dapat

membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, (3) penugasan tanggung jawab

tertentu dan, (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada

individu-individu utuk melaksanakan tugasnya.

3. Penggerakan (actuating)

Penggerak adalah keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode

untukmendorong para anggota organisasi agar mau dan iklas bekerja

dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan

efisien, efekif dan ekonomis. (Sondang.P.Siagian,1988:128).

Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, kekuasaan pemimpin serta

kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

11
4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan proses merupakan proses pengalaman dari seluruh

kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang

sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya

(sondang.p.Siagian,1988:169).

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu

(1) penetapan standar pelaksanaan (2) penentuan ukuran-ukuran

pelaksanaan, (3) pengukuran pelaksanaan nyata dan

membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan (4)

pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

menyimpang dari standar.

2.3. Tiga Golongan Manajemen

Pada hakekatnya definisi manajemen dapat dibagi menjadi dalam tiga

golongan (Sentanoe K, 1985:2) yaiu:

1. Defenisi manajemen sebagai seni (art), seperti yang diberikan oleh

MaryParker Follet :”seni dalam penyelesaian pekerjaan melalui orang lain”.

2. Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (science) seperti diberikan olehLuther

Gulick : “bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematisuntuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk

12
mencapai tujuan, dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi

kemanusiaan”.

3. Manajemen sebagai suatu proses (procces) seperti yang diberikan oleh James

A.F.Stonner: proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengawasan kegiatan anggota organisasi, dan penggunaan tujun organisasi

yang sudah ditentukan.

Menurut Mugiyo Hartono(2010:9) manajemen adalah suatu proses

pengintegrasian dan pengkoordinasian melalui sumber organisasi (human, financial,

physical,informatioan,technical) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan

efektif dengan fungsiperencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengarahan (directing),kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

2.4. Olahraga

Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik

maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

kesehatan seseorang. Menurut Cholik Mutoir, pengertian “olahraga adalah proses

sistematik yang terdiri atas setiap kegiatan dan usaha yang dapat membantu

perkembangan atau pun membina potensi – potensi jasmaniah dan rohaniah

seseorang sebagai perorangan, atau pun anggota masyarakat. Olah raga dapat berupa

permainan, pertandingan, serta prestasi puncak di dalam pembentukan manusia yang

memiliki ideologi yang seutuhnya dan berkualitas yang didasarkan pada dasar negara

dan Pancasila.”

13
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina

serta megembangkan potensi jasmani, rohani dan mental. (UU NO.3 th 2005).

Tujuan keolahragaan nasional menurut Undang-undang no. 3 tahun 2005 pasal 4

yang berbunyi “keolahragaan nasional bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi kualitas manusia, menanamkan nilai

moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan

kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan Nasional, serta mengangkat harkat,

martabat dan kehormatan Bangsa. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut ada 3

ruang lingkup pembinaan dan pengembangan olahraga meliputi : 1) olahraga

pendidikan, 2) olahraga rekreasi, 3) olahraga prestasi.

Berdasarkan defenisi diatas maka olahraga tersebut memiliki peran strategis

dalam meningkatkan kualitas manusia yang dimana tujuan berolahraga dapat menjadi

sarana untuk berekreasi, menghilangkan stres, ajang pergaulan, memanfaatkan waktu

luang dan bahkan sebagai sarana untuk meraih prestasi.

2.5 Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 999) dijelaskan, „‟ Sarana

adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”

Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi bagi masyarakyat supaya

dapat berolahraga dan tujuan aktivitas dapat tercapai. Sarana prasarana olah raga

14
adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Contoh :

cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto 1984:154).

Sarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala

bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olah

raga. Prasarana olah raga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat

olah raga dalam bentuk bangunan di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olah

raga (Kumpulan Makalah Manajemen Olah Raga halaman 38). Dari beberapa

pengertian di atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah sumber

daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang

digunakan untuk perlengkapan olah raga. Sarana prasarana olahraga yang baik dapat

menunjang pertumbuhan masyarakat yang baik.

Prasarana olahraga pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat permanen.

Tanpa didukung dengan prasarana yang baik maka sulit untuk melakukan aktivitas

olahraga yang berkualitas dan bahkan sulit memperoleh prestasi olahraga yang tinggi.

Menurut Soepartono (2000 : 5) bahwa “Prasarana olahraga adalah sesuatu yang

merupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 893) menjelaskan bahwa

“Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya

suatu proses usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya”. Berdasarkan

penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa prasarana olahraga adalah

15
gedung olahraga, ruang serbaguna, lapangan dan kolam renang yang digunakan

sebagai tempat pelaksanaan kegiatan olahraga. Sarana olahraga adalah alat yang

digunakan untuk mempraktekkan setiap cabang olahraga guna mencapai

ketrampilan tertentu atau prestasi. Kemudian sarana dan prasarana olahraga adalah

suatu alat dan bangunan yang dirancang sesuai dengan persyaratan tertentu yang

digunakan sebagai alat bantu dan tempat melaksanakan kegiatan olahraga.

2.6. Gedung Olahraga Prayoga

Gedung olahraga merupakan sumber daya pendukung yang terdiri dari segala

bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan

olahraga. Gedung olahraga memiliki sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat

olahraga dalam bentuk bangunan diatasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan kegiatan olahraga.

Gedung olahraga Prayoga adalah sebuah gedung olahraga yang Dalam

pemakaian harianny digunakan sebagai tempat untuk bermain badminton dan

olahraga kenchi. Dikelola dengan sistem member maupun non member yang dimana

tarif pembayarannya berbeda antara member dengan non member, namun pada

beberapa waktu tertentu Gedung Olahraga ini juga digunakan sebagai tempat untuk

pertandingan basket, karate, tarung derajat dan lain sebagainya.

Gedung Olahraga Prayoga sudah terbilang lama hadir di kota padang, di

kelola oleh pihak Swasta dan beralamat di JL.Wr. Mongonsidi No.4e di belakang

Tangsi Padang Sumateta Barat. Hal ini sangat baik bagi kemajuan GOR Prayoga
16
dikarenakan lokasi tersebut merupakan tempat yang sangat strategis yang dimana

dekat dengan banyak penginapan, pasar, dan tempat wisata yaitu Taplaw Pantai

Padang.

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka

konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar

tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu /

teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka

atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka

yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti. Tinjauan pustaka berisi

semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum maupun proposisi) yang nantinya

bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep dan operasional penelitian.

Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan mempermudah peneliti

membuat kerangka konseptual. Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan

gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan

masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah

disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh

penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk

menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual

17
diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif (

fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri

dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.

Proses berpikir peneliti sesuai dengan penelitian yang mana terdapat fakta-

fakta penelitian yang menunjukkan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi.

Terdapat faktor dari luar dan dalam yang mana faktor dari luar yaitu pengunjung dan

faktor dari dalam. Selain itu juga terdapat faktor pendukung dan penghambat yang

mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi sebuah sistem manajemen secara global

yang ada di Gedung Olahraga Prayoga Padang

18
Faktor dari Luar :

 Pengunjung
Faktor Dari Dalam :
 System Manajemen
 Keprofesionalan Karyawan

Manajemen Pengelolan
Gedung Olahraga Prayoga
Padang

Faktor Pendukung :

 Potensi Tempat
 Kemampuan Karywan

Faktor enghambat :

 Birokrasi lambat
 Motivasi Kerja
 Jumlah Karyawan terbatas
 Tingkat Penghasilan
 Kordinasi

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Sumber : (http://irwanzalukhu.wordpress.com/tulisan/jurnalku/)

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey yang semata-mata

mengungkap gejala yang terjadi apa adanya tanpa memberikan atau campur

tangan peneliti, sehingga penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian

deskriptif. Menurut Soekidjo Notoadmodjo(2002:138), penelitian deskriptif

adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perlaku yang dapat diamati.

Starussdan Corbin (1997: 49) menyatakan bahwa minimal ada 2 alasan

perlunya melakukan pemilihan penelitian kualitatif yaitu pertama, karena sifat

masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif dan

yang kedua untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena

yang sedikitpun belum diketahui.

Penelitian tentang Manajemen pengelolaan Gedung Olahraga Padang

adalah penelitian deskriptif yang bersifat pengembangan dengan


20
menggunakan data kualitatif, penelitian deskriptif merupakan penelitian non

hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan

hipotesis.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-

angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto,

dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen-dokumen resmi.

3.2. Lokasi dan Sasaran Penelitian

3.3.1. Lokasi

Lokasi merupakan tempat yang akan digunakan untuk penelitian yaitu

di Gedung Olahraga Prayoga Padang yang beralamat di JL.Wr. Mongonsidi

No.4e di belakang Tangsi Padang Sumateta Barat.

3.2.2 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan manajemen

pengelolaan gedung olahraga Prayoga Padang

3.2. 3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sumber data yang akan digali oleh

peneliti kepada pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel yang berupa

manusia/responden. Informasi yang akan dicari tidak hanya berupa verbal

tetapi berupa tindakan dan aktivitas subyek penelitian juga. Subyek

penelitian ini adalah manajemen pengelolaan Gedung Olahraga Prayoga

Padang.
21
3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer

dan sekunder. Pengertian data primer menurut Zaenal Mustafa TQ (2009:92)

dalam bukunya “Mengurai Variabel hingga Instrumentasi” bahwa : “Data

primer ialah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung

oleh peneliti dari sumbernya (subyek penelitian)”. Data sekunder adalah data

yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasikan,

sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan

penelitiannya. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung

keperluan keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang

berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pada suatu klub atau organisasi.

Sesuai dengan tujuan dan perumusan masalah penelitian, maka data

yang diperlukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan manajemen

pengelolaan Gedung Olahraga Prayoga Padang adalah :

1) Data mengenai sistem manajemen pengelolaan Gedung Olahraga

Prayoga Padang

2) Data mengenai pelaksanaan manajemen pengelolaan Gedung

Olahraga Prayoga Padang

22
3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Sumber data merupakan segala keterangan atau informasi berkaitan

mengenai hal dengan masalah yang dibahas. Adapun sumber data yang

digunakan adalah seperti di bawah ini:

1) Sumber data primer yaitu sumber data yang mempunyai kaitan

langsung dengan masalah-masalah yang dibahas, data ini diperoleh

dari wawancara mendalam dan observasi.

2) Sumber data sekunder yaitu sumber data yang digunakan atau

diperoleh secara tidak langsung dalam permasalahan yang dibahas.

Data ini diperoleh dari bukulaporan, dokumen-dokumen, brosur,

monografi, danbuku- bukuliteratur.

Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat

diklarifikasi sebagai berikut:

1) Narasumber (Informen)

Rusidi (1993: 37) mengemukakan responden adalah sejumlah

orang yang dapat menerangkan tentang hal dirinya sendiri, sedangkan

informan adalah sejumlah orang yang mampu menerangkan tentang

diri orang lain atau keadaan tertentu. Informan adalah orang yang

benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan

permasalahan penelitian. Narasumber atau informan adalah orang yang

23
memberikan informasi. Narasumber dalam hal ini yaitu orang bisa

memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin ketahui.

Narasumber dalam penelitian ini adalah pelaku atau pelaksana

manajemen pengelolaan Gedung Olahraga Prayoga Padang.

2) Peristiwa atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan

terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena

menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa atau aktivitas dalam

penelitian ini adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh pihak

manajemen didalam seluruh Gedung olahraga Prayoga Padang.

3) Tempat atau lokasi

Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa

digali lewat sumber lokasinya, baik berupa tempat maupun

lingkungannya. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa

secara cermat mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan

kesimpulan. Lokasi dalam penelitian ini adalah Gedung Olahraga

Prayoga.

24
4) Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Untuk mempermudah mengidentifikasi

sumber data dalam penelitian ini, maka diklarifikasikan mejadi tiga

bagian yang disingkat dengan 3P yaitu: person, place, dan paper.

Person adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan

diam dan gerak. Place yang diam dalam penelitian ini adalah ruangan,

kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain didalam Gedung

olahraga Prayoga Padang, sedangkan Place yang bergerak dalam

penelitian ini adalah aktivitas, kinerja. Paper adalah data yang

menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-

simbol lain. Paper dalam penelitian ini adalah data-data tertulis dan

dokumen-dokumen fisik yang berkaitan dengan pelaksanaan

manajemen penglolaan Gedung Olahraga Prayoga Padang.

25
3.4 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data.

3.4.1 Instrumen

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu

metode. Menurut Nasution (1992: 29); “instrumen penelitian tidak bersifat

eksternal atau obyektif akan tetapi internal. Subyektif yaitu peneliti sendiri

tanpa menggunakan test, angket atau eksperimen. Instrumen dengan

sendirinya tidak menggunakan definisi operasional”. Instrumen penelitian

utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan

menggunakan wawancara mendalam (indepth-interview), sedangkan untuk

memandu wawancara peneliti menyiapkan panduan pertanyaan tentang hal-

hal pokok yang ingin diketahui. Panduan ini mempermudah peneliti dalam

mengarahkan pembicaraan atau wawancara. Namum demikian hal ini tidak

menutup kemungkinan bahwa wawancara tersebut semakin berkembang

sesuai dengan kondisi dilapangan. Alat bantu yang digunakan metode

wawancara ini adalah catatan-catatan wawancara. Dalam penelitian kualitatif,

yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri

sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik

secara akademik maupun logiknya .

26
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

membuat kesimpulan atas temuannya. Adapun instrumen dalam penelitian

ini meliputi observasi dengan mendata apapun tentang manajemen pegelolaan

Gedung Olahraga Prayoga Padang beserta wawancara dengan berpedoman

pada kisi-kisi dan pedoman wawancara yang telah peneliti buat, dengan

mencari tahu tentang pengelolaan fasilitas olahraga di tempat tersebut dan

mengambil gambar-gambar yang berhubungan dengan proses manajemen

yang menyangkut manajemen pengelolaan gedung olahraga prayoga

tersebut.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini untuk memeperoleh data dengan menggunakan metode

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian meliputi

penjadwalan wawancara, observasi, dokumentasi sehingga dengan

27
dijadwalkan maka penelitian bisa berjalan dengan lancar dengan mendapatkan

informasi yang akurat dan yang dibutuhkan.

Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.4.2.1 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti

akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang

tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Disini kemampuan,

kecerdikan, dan kejelian pewawancara untuk melacak menjadi prasarat

utama karenanya, wawancara dalam studi kasus umumnya dilakukan

peneliti itu sendiri (Usman dan Purnomo, 1999:134)

Dalam penelitian ini subyek yang diwawancarai adalah

masing-masing pengelola Gedung Olahraga Prayoga beserta

jajarannya dan masing-masing pemakai/member setiap tempat venue

yang ada.

28
3.4.2.2 Observasi

Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan

langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, dan proses

atauperilaku (Usman danPurnomo,1999: 52).Observasi merupakan

salah satu metode pengumpulan data dan pendukung untuk

mengumpulkan data yang diharapkan. Observasi bersifat terbuka,

peneliti berusaha melakukan pengamatan langsung dengan penuh

penghayatan dalam mencatat fenomena-fenomena dilapangan.

Observasi dalam penelitian untuk dapat mengamati secara

langsung tentang kegiatan yang dilakukan pada subjek penelitian

mengenai bagaimana manajemen pengelolaan gedung olahraga

prayoga Padang, dengan demikian data yang diperoleh akan lebih

lengkap untuk mengungkapkan masalah-masalah pada pengelolaan

gedung olahraga tersebut.

Penelitian ini menggunakan tipe observasi partisipatif,

obsevasi terang- terangan dan tersamar dan observasi tak berstruktur,

yaitu :

a) Obsevasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh

29
sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi

partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

tampak. Penelitian ini menggunakan observasi partisipatif moderat

yaitu peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif

dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya (ada keseimbangan

antara peneliti menjadi orang dalam dan menjadi orang luar).

b) Observasi secara terang-terangan atau tersamar

Pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan

terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan

penelitian. Pada suatu saat, peneliti juga tidak terus-terang atau

tersamar dalam observasi untuk mencari data yang bersifat rahasia.

c) Observasi tak berstruktur

Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa

yang akan diobservasi.observasi ini dipakai karena peneliti tidak tahu

secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan

pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku

tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Observasi ini

digunakan oleh peneliti pada saat observasi awal untuk memeperoleh

data sebagai penguat latar belakang.

30
d) Objek Observasi

Objek penelitian yang diobservasi dinamakan situasi sosial

yang meliputi:

1. Tempat berlangsungnya kegiatan yaitu di Gedung olahraga

Prayoga Padang.

2. Pelaku atau orang-orang yang sedang “memainkan” atau

berperan untuk diobservasi, yaitu para pelaku manajemen

pengelolaan Gedung Olahraga Prayoga Padang.

3. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku, yaitu manajemen

pengelolaan gedung olahraga Prayoga Padang.

4. Objek yaitu semua yang mendukung observasi disekitar

lingkungan yang sedang diobservasi, yaitu segala fasilitas yang

digunakan pengelola gedung olahraga Prayoga Padang.

5. Perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu, yaitu tindakan-

tindakan yang dilakukan manajerial pengelolaan Gedung

Olahraga Prayoga Padang

6. Urutan kegiatan pada saat melakukan tindakan-tindakan tertentu,

yaitu urutan pola manajemen dan pengelolaan Gedung Olahraga

Prayoga Padang

31
7. Tujuan yang ingin dicapai pada pola manajerial yang sedang

dilakukan, yaitu terkait tujuan dari manajemen pengelolaan

Gedung Olahraga Prayoga Padang

3.4.2.4 Dokumentasi

Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Dokumentasi merupakan metode yang mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel atau dapat dipercaya.

Adapun dokumen yang berkaitan dengan gedung olahraga Prayoga Padang

diperoleh melalui foto, dan chek-list.

3.4.3 Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, sebagai alat

pengumpul data, dan dokumentasi sebagai data pelengkap. Adapun

penyusunan alat pengumpul yang peneliti lakukan sebagai berikut:

a. menyusun kisi-kisi.

b. menyusun rancangan wawancara.

32
c. indikator yang ingin dicapai : (1) peneliti mengetahui manajemen

pengelolaan yang digunakan pada Gedung Olahraga Prayoga Padang

(2) pengelola dapat memberikan informasi yang sebenar-benarnya, (3)

member/pemakai dapat memberikan penilaiaan Gedung Olahraga

Prayoga Padang.

3.4.4 Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data memerlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Agar memperoleh temuan yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya maka data dalam penelitian ini dilakukan uji kredibilitas atau

validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan obyektivitas.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.

33
Berkaitan dengan analisis data, adapun teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Teknik Analisis Kualitatif

Analisis secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang

diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. Tahap-tahap yang dilakukan

dalam analisis kualitatif adalah sebagai berikut.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Analisis Data Interaktif (Interactive Model of Analysis)

34
3.5.1.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data,

namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik

pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun

penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang atau merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa, hingga kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3.5.1.2 Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan danpengambilan tindakan dengan

melihat sajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan yang memungkinkan untuk menganalisis dan

mengambil tindakan lain berdasarkan pemahaman. Proses pengumpulan

informasi disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan

yang diperlukan. Moeloeng mengatakan penyajian data atau kategorisasi

merupakan upaya memilah-milah setiap satuan kedalam bagian-bagian yang

memiliki kesamaan (Moeloeng, 2007:288).


35
3.5.1.3 Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir dengan kata lain

kesimpulan dapat diartikan hasil dari suatu yang dibahas dengan kalimat yang

singkat padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulang kali

dan melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan.

Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.5.2. Validitas Data

Validitas dalam penelitian kualitatif merupakan faktor penting, adalah

satu teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas data adalah model

yang dikembangkan oleh Patton (1987) dalam Surachmad (1994: 57).

Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data. Menurut Moloeng (2000: 178) teknik tringulasi yang umum

digunakan ialah pemeriksaa nmelalui sumberlainnya.

36
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang yang dikatakan sepanjang tertentu.

4. Membandinggkan keadaan perspektif seseorang tentang berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

berpendidikan rendah, orang berada, orang pemerintahan dan lain-

lain.

5. Membandingkan hasilwawancara denga nisidokumen yang

berkaitan.

Dalam hal ini jangan banyak mengharapkan bahwa hasil

pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, ataupun

pemikiran yang terpenting disini ialah bias mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan tersebut.

37
38

Anda mungkin juga menyukai