Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI STUDI PUSTAKA

PENELITIAN A

Dosen :

Ir. Muchlisiniyati Safeyah, M.T.

Nama Kelompok :

Muhammad Faridhudhin Asyam (18051010015)

Tsabit Dhiya’uddin (18051010052)

Bayuarta Anggrawan (18051010056)

Farhan Dirgantara (18051010087)

Fakultas Arsitektur dan Desain

Program Studi Arsitektur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

2021
EKPLORASI STUDI PUSTAKA

1. Literatur Sarana Olahraga


Buku : Joseph De Chiara & John Callender, 1987. TIME SAVER STANDARD FOR
BULDING TYPES
- Membahas tentang standar tipe bangunan secara universal terkait hakikat
bangunan, ukuran, kebutuhan ruang dan fasilitas pada seluruh bangunan, termasuk
Sarana Olahraga

Peraturan : PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK


INDONESIA NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PRASARANA
OLAHRAGA BERUPA BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA
- Membahas tentang standar prasarana Olahraga dari segi arsitektur maupun
rencana teknis agar dapat berfungsi dengan baik,meliputi :
a. Tipologi Gedung Olahraga
b. Lokasi
c. Zona dan Sirkulasi
d. Arena
e. Fasilitas pemain
f. Ruang Pengelola pertandingan/kegiatan
g. Fasilitas Media
h. Fasilitas Pengelola Gedung Olahraga
i. Fasilitas Penonton
j. Fasilitas Keselamatan dan keamanan
k. Fasilitas Komunikasi
l. Utilitas Bangunan
m. Pencegahan Bahaya Kebakaran
n. Struktur dan bahan

2. Perancangan Sarana Olahraga Rekreasi


Jurnal : Yudha Bhaskara Sudagung, 2015. KAWASAN OLAHRAGA REKREASI
PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PONTIANAK. Jurnal
Online Mahasiswa Arsitektur Unviersitas Tanjungpura Vol. 3 No. 1
- Membahas tentang Perancangan Kawasan Olahraga Rekreasi pada RTH di Kota
Pontianak sebagai sarana Olahraga Outdoor dengan konsep ekologis yang
mempertimbangkan alam sebagai acuan desain, memfasilitasi minat masyarakat
Kota Pontianak untuk berolahraga termasuk olaharaga Rekreasi, di mana
fasilitasnya meliputi Plaza, area PKL, Area olahraga ringan dan sedang.

Jurnal : Stephen Clive, 2019. SARANA REKREASI, OLAHRAGA DAN


HIBURAN, Jurnal STUPA Vol. 1 No. 1.
- Membahas tentang Pengembangan area wisata di Ancol, Jakarta Utara untuk
pembuatan sarana fasilitas rekreasi dan olahraga untuk menciptakan wujud ruang
dalam kota yang bebas dari kesibukan dan hiruk piruk Ibukota. Konsep bangunan
indoor berupa transformasi bentuk lokasi rekreasi yang berada di tepi laut dengan
penerapan unsur teknolgi baru untuk menampilkan identitas tersendiri dari sarana
tersebut.
3. Jurnal : Riana Viciani G, 2016. Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga
berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung. Temu Ilmiah IPLBI
2016
 Tingkat Kepentingan pengunjung dalam pemilihan kawasan pusat olahraga
dipengaruhi oleh 7 faktor dominan yaitu Kenyamanan, area kawasam bebas
PKL, aksesibilitas, ketenangan, strategis dan lokasi
 Tingkat Kepuasaan Pengunjung terhadap keberadaan kawasan pusat olahraga
dipengaruhi oleh 5 faktor dominan yaitu sirkulasi, kenyamanan, akses, lokasi
dan keamanan.
 Tingkat kepentingan dan kepuasaan pengunjung pada kawasan pusat olahraga
jika ditinjau dari pekerjaannya, maka faktor yang dominan terpilih adalah
bebas PKL, area kawasan, aksesibilitas dan ketenangan.

Faktor-faktor yang menentukan pemilihan kawasan pusat olahraga berdasarkan


tingkat kepentingan dan kepuasaan diatas dapat menjadi masukan dalam merancang
kawasan olahraga yang ideal dan tentunya menjadi masukan bagi pemerintah untuk
menyiapkan ruang terbuka publik yang baik dalam hal kualitas pelayananan dan
pemanfaatannya.

Kelebihan dalam penelitian ini adalah faktor dominan pada pemilihan kawasan pusat
olahraga dapat menjadi masukan bagi perancangan, pemanfaatan dan pengelolahan
kawasan olahraga yang dapat terintergrasi langsung dengan lingkungan sekitar.
Kekurangan dalam penelitian ini adalah perlu adanya ujian atau penelitian yang lebih
signifikan untuk membuktikan kevalidan hasil analisis, yang dilakukan secara
berulang dan berkala, sehingga beberapa faktor diatas dapat menjadi pendomana
dalam merancang kawasan pusat olahraga.

4. Penyebab / isu yang menyeabkan stress yang paling umum

JUDUL : Ariska Puspita Anggraini, 2018. PENYEBAB STRESS YANG


PALING UMUM

Link Internet : https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/22/182932320/rutinitas-


kerja-penyebab-stres-yang-paling-umum

Pekerjaan adalah sumber stress dalam kehidupan umum sehari hari di ikuti oleh uang
dan masalah kelurga.

Anda dapat meningkatkan kadar serotonin secara alami untuk membantu menjaga
kesehatan mental. Inilah 5 tips yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan kadar
serotonin secara alami.

1) OLAHRAGA
2) PIJAT
3) BERJEMUR
4) MEDITASI
5) MAKAN MAKANAN YANG ANDA MAKAN

5. Penyebab Remaja Kurang Gerak

JUDUL : Indah Handayani, 2015. REMAJA KURANG GERAK DAN TAK


BUGAR

Link Internet : https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/275578/remaja-jakarta-


kurang-gerak-dan-tak-bugar

Kondisi tubuh yang sehat tidak selalu sama dengan kebugaran jasmani. Seorang yang
bugar adalah mereka yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh
energi dan kewaspadaan, dan bahkan setelah menyelesaikan kegiatan itu, ia masih
memiliki semangat dan tenaga cadangan untuk menikmati waktu senggang. Tingkat
kebugaran pada usia sekolah sangat penting dan dapat menentukan perkembangan
tingkat kesehatan masa dewasa seseorang.

6. Peraturan : STANDAR SNI 03-3647-1994 Tata cara perencanaan teknik


bangunan gedung olahraga

Membahas tentang tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga. Tata cara ini
digunakan sebagai acuan dan pegangan untuk merencanakan bangunan gedung olahraga.
Terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan perencanaan
bangunan gedung olahraga.
Tata cara ini meliputi :
A) Persyaratan-persyaratan :
- Penanggung jawab perencanaan
Nama penanggung jawab perencanaan harus dibubuhi tanda tangan serta tanggal yang
jelas.
- Teknis Keolahragaan
Perencanaan gedung olahraga termasuk lapangannya, harus mengikuti persyaratan
teknis keolahragaan yang ditetapkan oleh organisasi cabang olahraga nasional dan
internasional.
- Peruntukan gedung olahraga
Peruntukan gedung olahraga ini untuk melakukan kegiatan olahraga dalam ruang
tertutup seperti tenis, bola basket, bola voli, dan buku tangkis, dengan batasan bahwa
kegiatan tersebut tidak melampaui ketentuan teknis.
- Kegiatan serba Guna
Bangunan gedung olahraga dapat digunakan untuk keperluan lain selain olahraga.

B) Ketentuan-ketentuan Teknis : 1. arena


2. fasilitas penunjang
3. komponen bangunan
4. bahan dan struktur
Untuk Perencanaan Teknis terdapat beberapa hal yaitu :
1. Klasifikasi Gedung Olahraga
2. Fasillitas Penunjang
3. Kompartemensiasi Penonton
4. Sirkulasi Penunjang
5. Tata Cahaya
6. Tata Warna
7. Tata Udara
8. Tata suara

Lalu ada cara perencanaan untuk melakukan perencanaan gedung olahraga yaitu
Pengumpulan data bangunan. Pengumpulan data bangunan dilakukan sebagai berikut :

 kumpulkan data perencanaan


 kumpulkan data ukuran arena dari jenis cabang olahraga

7. Jurnal : Indah Muhartati, 2019. PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIGH


TECHNOLOGY PADA RANCANGAN GEDUNG OLAHRAGA DI
PURBALINGGA. Jurnal SenTHOng: 2019

Membahas tentang penerapan arsitektur high tech pada perancangan gedung olahraga.
Arsitektur high tech memiliki karakteristik yaitu penampakan luar-dalam, mengekspos proses
perancangan, pewarnaan yang cerah dan datar, optimis dengan teknologi, transparan,
pelapisan dan pergerakan, serta penggunaan struktur yang memanfaatkan gaya tarik.
Pendekatan high tech dibutuhkan sebagai solusi untuk merancang bangunan yang memiliki
fleksibilitas ruang, fasad yang menarik, aman dan nyaman serta menjadikan bangunan yang
mengikuti perkembangan teknologi.

Terdapat 6 karakteristik pada bangunan dengan konsep hightech (Jenks, C., 1988) yaitu :

A. Inside out
B. Celebration of process
C. Transparency, layering and movement
D. Bright and flat colouring
E. A light weight filigree of tensile members
F. Optimistic confidence in a scientific cultural

Lalu terdapat poin yang disimpulkan sebagai karakteristik penerapan high tech oleh Charles
Jenks, yaitu :

A. Fleksibilitas ruang
B. Strategi praktis komponen pasang rakit (plug in pod)
C. Structural expression

8. Ketentuan Teknis dan Kriteria Bangunan Tourist Information Center


 Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018
Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Pariwisata
 Pembahasan: Membahas tentang standar arsitektur, konstruksi dan aksesibilitas
meliputi ukuran besaran ruangan yang dibutuhkan untuk bangunan Tourist
Information Center (TIC) dan apa saja ruangan yang dibutuhkan untuk membangun
Tourist Information Center (TIC) serta perabot apa saja di setiap ruangnya, seperti:
1. Lounge pengunjung,
2. Display information dan internet
3. Service desk
4. Area informasi
5. Ruang pengelola
6. Toilet
7. Ruang penyimpanan
Dan terdapat pembahasan mengenai fasilitas-fasilitas penunjang untuk bangunan
TIC seperti;
1. Panggung kesenian,
2. menara pandang,
3. gazebo,
4. kios cinderamata,
5. plaza jajanan/kuliner,
6. tempat ibadah,
7. jalur pejalan kaki,
8. pola parkir kendaraan dan fasilitas lainnya.
9. Standar Kebutuhan Ruang dan Hubungan Antar Ruang Berdasarkan
Analisis Pelaku dan Fungsi Oleh Penulis
 Sumber: Filzah Sarfina, 2020. Pusat Pariwisata Kabupaten Sintang. Jurnal Online
Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Vol. 8 No. 1
 Pembahasan: Membahas mengenai fungsi dari bangunan Pusat Informasi Wisata yang
terbagi menjadi tiga fungsi, yaitu:
1. Fungsi Primer (Utama), sebagai fasiltias informasi dan fasilitas promosi.
2. Fungsi Sekunder (Pendukung), sebagai fasilitas edukasi dan fasilitas
pertunjukan.
3. Fungsi Penunjang, sebagai fasilitas komersil dan fasilitas servis.

Dan dari ketiga fungsi tersebut, muncul program ruang apa sajakah yang
dibutuhkan untuk memenuhi fungsi pada bangunan Pusat Informasi Wisata tersebut
dengan luasan yang mengacu pada standar dimensi ruang menurut Neufert (1996),
Neufert (2002), contoh kasus dan analisa. Berikut merupakan tabel kebutuhan ruang

dari tiap-tiap fungsi yang telah dijabarkan.

10. Sumber : SNI SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Penerangan


Alami
Membahas tentang cara membuat dan merancang pencahayaan alami dibangunan sehingga
pencahayaan dan kenyamanan di dalam bangunan gedung dapat dilakukan seefektif mungkin.
Berikut terdapat daftar istilah dalam perancangan cahaya alami yaitu :

1. Terang langit
2. Langit perancangan
3. Faktor langit
4. Titik ukur
5. Bidang lubang cahaya efektif
6. Lubang cahaya efektif untuk suatu titik ukur

Lalu terdapat beberapa syarat teknis dalam perencanaan penerangan alami yaitu :

1. Klasifikasi Berdasarkan Kuallitas Pencahayaan


2. Persyaratan Faktor Langit Dalam Ruangan
3. Penetapan Faktor Langit

Ada juga pengujian untuk melihat apakah pencahayaan alami di bangunan tersebut sudah
optimal atau belum, berikut tahapnya :

1. Pengujian tingkat pencahayaan


2. Pengujian indeks kesilauan

Anda mungkin juga menyukai