Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI

PENGUKURAN POTENSI ATLET PADA PUSAT


LATIHAN ATLET SEPAK TAKRAW DI DESA
RANTAU PURI KECAMATAN MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI

PROPOSAL TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Penyusunan Tesis

Oleh :
AHMAD HALIM
NIM. P2A122015

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

menganugerahkan segala rahmat dan karunia-Nya serta limpahan kasih sayang

yang telah diberikan-Nya. Shalawat beriring salam semoga tetap terlimpahkan

kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW Atas Nikmat Allah SWT,

Akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan Judul “Analisis

Penerapan Teknologi Pengukuran Potensi Atlet Pada Pusat Latihan Atlet

Sepak Takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari .”tepat pada waktunya.

Perkembangan prestasi olahraga menjadi perhatian dan fokus dalam Proposal

Tesis ini, bertujuan untuk mengetahui potensi atlet dengan mengukur kondisi fisik

atlet sebagai upaya dalam peningkatan performa atlet dari hasil pengukuran yang

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, sehingga diharapkan berdampak

terhadap prestasi olahraga di kabupaten Batang Hari.

Penulis membatasi pada satu cabang olahraga saja, agar lebih memudahkan

dalam melakukan penelitian. Sepak Takraw menjadi cabang olahraga dalam

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Tesis ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan

saran yang bersifat membangun.

ii
Akhirnya semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Jambi , Juni 2023

Ahmad Halim
NIM.P2A122015

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………...……….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………….……... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………... 2
1.3. Tujuan Penelitan ……………………………………………. 3
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Model Pengukuran …………………………………………… 5


2.2.Metode Pengukuran…………………... ………………….….. 5
2.2.1. Pengukuran Langsung…………………………. …..... 5
2.2.2. Pengukruan Tidak Langsung…………………….. ….. 5
2.3.Fungsi Tes dan Pengukuran………….. ……………………… 6
2.4.Kondisi Fisik……… ………………………………………… 6
2.5.Penelitian yang Relevan ……………………………………… 7
2.6.Kerangka Berpikir ……………………………………………. 8

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

3.1.Metode Pengembangan ……………………………………… 10


3.2.Model Pengembangan ………………………………………. 10
3.3.Subjek Penelitian ……………………………………………. 10
3.4.Jenis dan Sumber Data ……………………………………… 11
3.5.Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 12
3.6.Teknik Analisis Data ………………………………………... 13
3.7.Spesifikasi Produk…………………………………………… 14
3.8.Asumsi dan Keterbatasan dalam Pengembangan …………… 14
3.9.Definisi Istilah ………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA ….…………….……………………………..…. 17

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 2022 yang lalu, pemerintah Indonesia mengeluarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2022 tentang
Keolahragaan yang mengatur mengenai dasar, fungsi, tujuan, dan prinsip;
hak dan kewajiban; tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemerintah pusat
dan pemerintah daerah; ruang lingkup olahraga; pembinaan dan
pengembangan olahraga; pengelolaan keolahragaan; penyelenggaraan
kejuaraan olahraga; pelaku olahraga; prasarana olahraga dan lain-lain.
Dilihat dari regulasi perundang-undangan tersebut maka setiap
pemerintah daerah yang juga ditegaskan di dalam PP 16 Tahun 2007
Tentang penyelenggaraan Keolahragaan pasal 14 dan pasal 15 memiliki
tanggung jawab atas penyelenggaraan keolahragaan nasional, memberikan
kepastian hukum dan jaminan hukum kepada induk organisasi cabang
olahraga pengurus olahraga tingkat provinsi, pengurus cabang olahraga
tingkat kabupaten/kota, organisasi olahraga fungsional, organsisasi khusus
penyandang cacat, sanggar, komite olahraga nasional komite olahraga
provinsi, komite olahraga kabupaten/kota, dengan menyelenggarakan
kegiatan olahraga sesuai tugas, kewajiban, wewenang dan tanggung
jawabnya masing-masing.
Dalam penelitian pengembangan ini penulis menyoroti prestasi
olahraga di kabupaten Batang Hari beberapa tahun terkahir sejak menjadi
tuan rumah pada Pekan Olahraga Provinsi Jambi yang di singkat
PORPROV tahun 2015, khususnya pada cabang olahraga sepak takraw
terjadi tingkat penurunan prestasi hingga dianggap perlu penelitian terhadap
fakta olahraga tersebut.
Prestasi olahraga merupakan kawasan pemetaan dan pembinaan
olahraga yang menjadi wewenang Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) kabupaten Batang Hari. Koni memiliki tugas untuk meningkatkan
prestasi olahraga baik secara nasional maupun daerah.
2

Dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten Batang Hari melalui


organisasi olahraganya yaitu Koni Batang Hari dianggap perlu melakukan
peningkatan perkembangan olahraga yang ada di Kabupaten Batang Hari.
Bertepatan dengan hal tersebut dan berakhirnya masa bakti pengurus
Koni Batang Hari periode 2017 – 2022 dan dengan dilantiknya
kepengurusan baru periode 2022-2026 maka menjadi titik awal bagi peneliti
untuk segera berkomunikasi dengan para pengurus dalam upaya
peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Batang Hari.
Dari hasil analisis dan observasi awal kepengurusan Koni Batang
Hari terpilih segera melakukan pendataan yang meliputi, data atlet, data
pelatih, data tenaga keolahragaan dan termasuk data prestasi olahraga serta
data sarana dan prasarana olahraga.
Sehingga beberapa bidang didalam kepengurusan Koni Batang Hari
melalui hasil rapat koordinasi mencetuskan beberapa kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan atau mengembalikan serta menemukan
kembali potensi atlet masing-masing cabang olahraga berupa penerapan
teknologi dalam pengukuran kondisi fisik atlet.
Hal ini yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan analisis
terhadap penerapan teknologi dalam pengukuran kondisi fisik atlet yang
dalam hal ini cabang yang akan di teliti adalah cabang olahraga sepak
takraw yang mengalami penurunan prestasi beberapa tahun terakhir.
Padahal merupakan cabang olahraga unggulan kabupaten Batang Hari
selama ini.
Sehingga dengan demikian pengukuran kondisi fisik atlet tersebut
diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program latihan
atlet sehingga dapat meningkatkan performa atlet secara optimal.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang tersebut maka peneliti
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
“ Bagaimana penerapan teknologi dalam pengukuran kondisi fisik
atlet pada pusat latihan atlet sepak takraw di desa Rantau Puri Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari”
3

Sehingga memunculkan beberapa pertanyaan untuk merumuskan


masalah yang akan diteliti :
1. Bagaimanakah kondisi fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau
Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari ?
2. Bagaimanakah prosedur pengukuran kondisi fisik atlet sepak
takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten
Batang Hari ?
3. Bagaimanakah proses penerapan teknologi pada pengukuran
kondisi fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari ?
4. Apakah penerapan teknologi efektif dalam mengetahui kondisi
fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari ?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis penerapan
teknologi pada pengukuran kondisi fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau
Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Sehingga
diharapkan dapat memaksimalkan program latihan berdasarkan hasil dari
pengukuran tersebut.
Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti mencoba menjabarkan
dalam sebuah tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada saat pengukuran
kondisi fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.
2. Untuk menganalisis penerapan teknologi dalam pengukuran
kondisi fisik atlet sepak takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.
3. Untuk merancang teknologi pengukuran kondisi fisik atlet yang
efektif sebagai media pengukuran fisik atlet sepak takraw di Desa
Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.
4

4. Untuk mengetahui teknologi pengukuran dari hasil penelitian


sebagai upaya untuk meningkatkan kondisi fisik atlet sepak
takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten
Batang Hari

1.4. Manfaat Penelitian


Diharapkan setelah melakukan penelitian dapat bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis :
Memberikan masukan intelektual terhadap peningkatan prestasi
olahraga dengan memanfaatkan kawasan teknologi pendidikan
dalam bidang penggunaan media dalam pengukuran.
2. Manfaat Praktis :
2.1.Agar maksimal dalam menumbuhkan semangat para
penggelut dunia penelitian dan seluruh lapisan masyarakat
yang terlibat dalam pendidikan, lalu bergairah dan ikut
mengembangkan teknologi dalam peningkatan prestasi atlet
ini.
2.2.Memperkaya khasanah keilmuan dalam pemanfaatan
teknologi diharapkan dapat meningkatkan kualitas prestasi
atlet olahraga.
2.3.Diharapkan juga menjadi bekal pengetahuan serta wawasan
bagi peneliti sebagai seorang teknolog pendidikan dalam
mempersiapkan diri serta cakap di tengah masyarakat.
2.4.Menjadi solusi dalam peningkatan potensi atlet sehingga
pelatih dan atlet mampu memaksimalkan program latihan
dari mulai penyusunan program latihan, pelakasanaan
hingga evaluasi hasil latihan.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Model Pengukuran


Pada Bab ini peneliti menghubungkan beberapa teori dan pendapat
ahli tentang pengukuran. J.C. Nunnaly dan I.H. Bernstein dalam buku The
Asessment Of Reliability Psychometric Theory (1994) menyatakan bahwa
pengukuran adalah aturan untuk menetapkan simbol ke obyek.
W. Wiersma dan S. Jurs dalam buku Educational Measurement and
Testing (1990) menyebutkan bahwa pengukuran adalah penilaian numerik
pada fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau
satuan-satuan tertentu.
Dalam pengukuran ini akan dicari korelasi atau interpretasi dan
sering pula diadakan perbandingan dengan prediksi teoritis.
2.2. Metode Pengukuran
Berdasarkan metode pengukuran, jenis Berdasarkan metode
pengukuran, jenis pengukuran dibedakan menjadi 2 yaitu:
2.2.1. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai
alat ukur langsung dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada alat ukur
tersebut. Contohnya ketika kita mengukur panjang buku dengan mistar,
berarti kita melakukan pengukuran langsung karena hasil pengukuran
panjang buku terbaca langsung pada skala mistar tersebut.
2.2.2. Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran tidak langsung adalah proses pengukuran suatu besaran
dengan cara mengukur besaran lain. Pada pengukuran tidak langsung,
digunakan beberapa jenis alat ukur, dan hasil pengukuran nantinya
merupakan hasil operasi (bisa pembagian/perkalian) dari hasil pengukuran
alat-alat ukur tersebut.
Misalkan untuk mengukur kecepatan gerak suatu benda, maka
besaran-besaran yang harus kita ukur adalah panjang dan waktu (v = s/t).
Jadi alat ukur yang digunakan adalah alat ukur panjang seperti
6

penggaris/rollmeter dan alat ukur waktu seperti stopwatch. Dan hasil


pengukuran nantinya dalah hasil pengukuran
penggaris/rollmeter dibagi hasil pengukuran stopwatch.
2.3. Fungsi Tes dan Pengukuran
Pelaksanaan tes dan pengukuran diharapkan dapat berjalan sesuai dengan
rancangan sehingga hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagaimana
yang diharapkan. Adapun fungsi tes dan pengukuran terhadap kondisi fisik
atlet dapat diuraikan sebagai berikut :
2.3.1. Mengadakan klasifikasi/kedudukan atlet dalam
kelompoknya
2.3.2. Mengetahui perkembangan hasil latihan.
2.3.3. Mengadakan diagnosa dan bimbingan.
2.3.4. Melihat kelemahan dan kekurangna atlet.
2.3.5. Pemberian motivasi
2.3.6. Merangsang mengikuti kegiatan yang diprogramkan
2.3.7. Pengumpulan data yang objektif.
2.4. Kondisi Fisik
Dalam hampir setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari secara
fisik atau non fisik, maka kondisi fisik seseorang sangat berpengaruh.
Disamping peranan langsung dari keadaan fisik terhadap produktivitas kerja
yang jelas semakin diyakini manfaatnya, masih banyak sisi lain dari
penampilan fisik yang berpengaruh terhadap peran kita sehari-hari. Keadaan
kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek
seperti peningkatan motivasi, semagat, rasa percaya diri, ketelitian dan lain
sebagainya.
Kondisi fisik merupakan satu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik pengingkatan
maupun pemeliharaannya. Dengan demikian dalam peningkatan kondisi
fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Sepuluh komponen kondisi fisik dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strength)
2. Daya Tahan (Endurance)
7

a. Daya tahan umum (Cardiovacular)


b. Daya tahan otot (Local Endurance)
c. Daya Ledak (Muscular Power)
3. Kecepatan (Speed)
4. Daya Letur (Felexsibilty)
5. Kelincahan (Agility)
6. Koordinasi (Coordination)
7. Keseimbangan (Balance)
8. Reaksi (Reaction)
2.5. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan dengan pengembangan ini adalah sebagai
berikut :
1) Analisis Karakteristik Antropometri dan Kondisi Fisik Atlet Pelajar di
Sekolah Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Se-Pulau Jawa. Oleh Tim
peneliti Ilham Hindawan dkk (2020)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur karakteristik fisiologi atlet
muda PPLP di beberapa cabang olahraga prioritas Indonesia, seperti :
Altletik, Pencak Silat, dan Taekwondo.
2) Aplikasi penerapan tes dan pengukuran kondisi fisik untuk atlet
Desa/Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Pada penelitian ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu memberikan
pengetahuan tentang Tes dan Pengukuran Kondisi Fisik Untuk Atlet
Desa/Kecamatan Pasawahan. Pembinaan prestasi dalam cabang olahraga
bola voli dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan
terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program
latihan diperlukan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan
keterampilan; antara lain yang dinamakan tes, pengukuran dan evaluasi.
Seorang pelatih ataupun atlet sedikit banyak perlu mengerti dan
menjalankan tes, pengukuran dan evaluasi.
8

2.6. Kerangka berpikir


Ada beberapa kerangkan berpikir yang bisa dikembangkan pada
penelitian ini meliputi :
1. Aktivitas fisik atlet pada cabang olahraga sepak takraw
memerlukan media pengukuran.
Kegiatan latihan atlet sepak takraw di desa Rantau Puri
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari selama ini
sudah berjalan dengan baik, dilihat dari berbagai prestasi yang
diraih. Meski masih dengan metode latihan yang bertumpu
hanya pada pengetahuan pelatih dan sarana yang ada. Sehingga
peran multidisplin ilmu yang lain tidak berperan dalam
meningkatkan kemampuan atlet yang semakin lama semakin
menurun. Sehingga dengan pengukuran kondisi fisik atlet
dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat ukur maka
diharapkan peningkatan prestasi tercapai.
2. Perkembangan teknologi menjadi alat ukur kondisi fisik
atlet.
Memanfaatkan beberapa alat ukur khusus dalam
pengukuran fisik atlet olahraga dapat disesuaikan dengan
komponen yang akan diukur, perkembangan teknologi dalam
ilmu olahraga merupakan bagian dari buah pikir dan
perkembangan pendidikan oleh para ahli sehingga menciptakan
alat-alat teknologi pengukuran kondisi fisik atlet yang berperan
besar dalam peningkatan kondisi fisik atlet dan raihan prestasi
atlet tersebut.
3. Alat ukur yang tepat dengan prosedur yang tepat untuk
pencapaian tujuan
Prosedur penelitian pengembangan yang baik
merupakan modifikasi dari beberapa prosedur penelitian
pengembangan yang sudah ada seperti prosedur pengembangan
yang dikemukakan Borg dan Gall. Selanjutnya Johannesson, P.
and Perjons, E,. (2014) dalam Buku Penelitian desain dan
9

Pengembangan Kependidikan karya Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd.,


M.Sc. termasuk langkah –langkah pengembangan yang telah
dikemukakan oleh Sugiono (2008). Prosedur ini disesuaikan
dengan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian
pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini berorientasi
pada produk dan prosedur diatas dinilai mampu menghasilkan
produk yang baik dalam pencapaian tujuan dari penelitian itu
sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menuangkan
dalam sketsa gambar dibawah ini :

Aktivitas fisik atlet dan catatan Penerapan teknologi dalam


prestasi atlet sepak takraw pengukuran kondisi fisik atlet

Analisis
• Kebutuhan
Kegiatan latihan atlet sepak
• Lingkungan Tempat
takraw yang maksimal
Latihan
• Karakteristik fisik atlet

Analisis penerapan teknologi


dalam pengukuran kondisi fisik
atlet sepak takraw

Gambar. 2.1 prosedur Pengembangan dan Penelitian yang digunakan


10

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pengembangan


Metode pengembangan ini menggunakan metode pengembangan
berbasis penelitian (research based development) yang berorientasi pada
sebuah produk. Produk yang diteliti pada penelitian pengembangan ini
adalah penerapan teknologi atau alat ukur olahraga pada kondisi fisik atlet
sepak takraw.
3.2. Model Pengembangan
Ada beberapa pendapat ahli tentang prosedur pengembangan yang
bisa dijadikan acuan dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Prof.
Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc dalam Penelitian Desain dan Pengembangan
Kependidikan (2018 :73), menjelaskan bahwa Johannesson, P., and Perjons,
E., (2014) menyatakan ada lima langkah prosedur penelitian desain dan
pengembangan yaitu :1) Analisis Masalah. 2) Menentukan Persyaratan. 3)
Mendesain dan Mengembangkan Produk. 4) Mendemostrasikan Produk. 5)
Mengevaluasi Produk.
Kemudian berdasarkan pengalaman Borg & Gall saat mereka
berusaha melakukan pengembangan mini courses di Far West Laboraty,
dalam Buku Wasis D, Dwiyogo (2004:5). Selanjutnya juga mengacu kepada
penelitian Sugiono (2008:409) dengan langkah-langkah penelitian
pengembangan sebagai berikut 1) Potensi Masalah. 2) Mengumpulkan
Informasi. 3) Desain Produk. 4) Validasi Desain. 5) Perbaikan Desain 6) Uji
Coba Produk. 7) Revisi Produk. 8) Ujicoba Pemakaian. 9) Revisi Produk.
10) Pembuatan Produk Masal. Dari langkah-langkah diatas peneliti boleh
memilih dan menggunakan langkah apa yang paling cocok dalam
penelitiannya tentunya menyesuaikan dengan kondisi dan kendala yang
dihadapi.
3.3. Subjek Peneletian
Dalam penelitian ini, ada subjek penelitian yang terdiri dari dua
golongan yaitu :
11

1. Subjek Pakar atau ahli yang meliputi :


a. Ahli materi/Komponen pengukuran
Peneliti melibatkan pelatih dan atlet sepak takraw di desa Rantau
Puri Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari yang
memiliki latar belakang mantan pemain tim nasional Indonesia.
Beliau adalah Deni Alvian, S.Pd
b. Ahli Media
Peneliti meminta bantuan Fahri Firdaus, S.Pd, M.Pd sebagai Staf
Bidang Sports Sains dan IPTEK Koni Kabupaten Batang Hari.
2. Subjek Pengguna (Operator)
Subjek pengguna atau dalam hal ini adalah operator yang meliputi
tim pengukuran kondisi fisik atlet sepak takraw yaitu , Feri Yose
Rizal,S.Pd , Al Fajrin Oseri, S.Pd dan Robi Purwantoro S.P yang
merupaka pengurus Koni Batang Hari masa bakti 2022-2026.

3.4. Jenis dan sumber data


Adapun jenis data yang akan dikumpulkan oleh peneliti adalah
sekumpulan data kualitatif. Pada data kualitatif ada beberapa data yang
diperlukan dalam penelitian ini, seperti analisis kebutuhan, analisis karakter
fisik atlet, analisis lingkungan Latihan, data validasi ahli, data dari uji coba
produk dan hingga data dari uji coba pemakaian produk dalam kelompok
kecil. Dikumpulkan secara rinci berupa masukan, tanggapan dan kritik
saran. Hal itu guna merevisi dan mengevaluasi kualitas dari produk yang
dikembangkan. Meski demikian tidak menutup kemungkinan akan ada data
yang di olah secara kuantitatif.
Berikut subjek penelitian yang dilakukan berdasarkan jenis dan
sumber data. a. Ahli materi/bahan pengukuran : meliputi (Urutan Materi,
Cakupan dan Kejelasan Materi) b. Ahli Media : meliputi ( Teks, Table,
format pengukuran dan validitas data) c. Pengguna : meliputi (Ketertarikan,
Tingkat Kesulitan, dan Manfaat).
12

3.5. Teknik pengumpulan data


Seperti lazimnya penlitian pengembangan terdahulu maka peneliti
juga melakukan hal yang sama dalam teknik pengumpulan data. Melakukan
pengamatan, kemudian angket dan jika diperlukan dapat melakukan
wawancara. Uraian tentang teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengamatan
Sukmadinata (2006:220) menjelaskan bahwa observasi merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Pengamatan
dilakukan dalam penelitian pendahuluan, yaitu pengumpulan data dari
beberapa analisis yang berkaitan dengan pengukuran kondisi fisik atlet.
Observasi digunakan untuk mengamati proses pengukuran, sehingga
terungkap berbagai masalah yang menjadi dasar dalam penelitian
pengembangan ini. Instrumen yang digunakan berupa pedoman
observasi.
2. Angket
Dengan membuat analisis singkat tentang pertanyaan-pertanyan yang
berkaitan dengan penelitian selanjutnya peneliti menuangkannya dalam
bentuk angket. Kemudian angket tersebut akan digunakan untuk
mengetahui tanggapan/penilaian dari para ahli dan pengguna. Data yang
dikumpulkan masih berupa data kualitatif.
Adapun bentuk angket yang akan digunakan adalah :
a. Angket Validasi dari ahli Tujuan angket ini adalah mendapatkan
data validasi dari ahli materi dan ahli komponen dilakukan
sebelum uji coba produk. Tanggapan, masukan , kritik dan saran
merupakan sarana untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Data-data yang didapat menjadi
acuan peneliti untuk merevisi desain produk awal sebelum di
ujicobakan.
b. Angket tanggapan atas uji coba produk Subjek uji coba adalah
atlet sepak takraw Kabupaten Batang Hari dan beberapa pelatih
dari cabang olahraga lain, mengungkapkan tentang ketertarikan,
13

tingkat kesulitan, dan manfaat. Sehingga produk layak di


gunakan pada pengukuran kondisi fisik atlet.
3. Wawancara Sugiono (2008:194) menyebutkan wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang pelaksanakan pengukuran
kondisi fisik atlet. Wawancara juga digunakan untuk mengungkap
tingkat efisiensi format pengukuran fisik atlet dilihat dari penilaian atlet.
3.6. Teknik analisis data
Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Teknik Analisis Kualitatif
Teknik ini digunakan untuk mengolah data-data yang didapat
dari reviewer ,pada penelitian dengan analisis kualitatif data
yang dikumpulkan diolah berdasarkan pendapat dari para ahli
tentang kelayakan dari mulai Formulir, Format pengukuran,
hingga alat ukur sebelum di uji coba. Kemudian akan di lakukan
evaluasi setelah di temukan kekurangan segera dilakukan
perbaikan berdasarkan pendapat dan usulan dari para ahli dan
sumber lainnya. Lantas produk dapat di uji cobakan kembali
pada uji coba small Group dan kemudian di lanjutkan pada uji
coba lapangan sampai akhirnya produk benar-benar layak di
gunakan dalam pengukuran fisik atlet.
2. Teknik Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif benar dilakukan secara terpisah setelah
mendapat data dari hasil test atau quis terhadap pengguna yang
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknologi atau alat
ukur dan format pengukuran sebagai produk dari penelitian
desain dan pengembangan. Pengelolaan data dapat mengunakan
SPSS untuk menentukan mean dan median atlet.
14

3.7. Spesifikasi Produk


Peneliti memiliki harapan semoga produk yang telah dikembangkan
sesuai dengan tujuan peneleitian. Adapun spesifikasi yang diharapkan
menjadikan kelebihan produk adalah :
1. Alat ukur dan format pengukuran dapat digunakan dalam peningkatan
kondisi fisik
2. Pada pengoperasiannya pengguna sangat mudah memahami dan
menimbulkan motivasi tinggi dalam pengukuran dan penyusunan
program latihan.
3. Teknologi pengukuran ini menggabungkan teks, table, format
pengukuran dan alat ukur fisik atlet Sehingga hasil jauh lebih akurat.
4. Teknologi pengukuran ini bisa digunakan secara individu, maupun
berkelompok berdasarkan ketersediaan sarana pendukung terutama
ketersediaan komputer dan alat ukur yang akan digunakan.
3.8. Asumsi dan Keterbatasan dalam pengembangan
1. Asumsi
Memiliki beberapa asumsi membuat pengembangan ini menjadi perlu
dipertimbangkan seperti :
a. Dalam upaya peningkatan kualitas atlet yang ada pemerintah dapat
mengoptimalkan teknologi dan pengetahuan sports sains lalu atlet
juga merasakan manfaat dari kegiatan tersebut.
b. Pengukuran kondisi fisik atlet memiliki keterkaitan dengan visi dan
misi Pemerintah daerah dalam pembinaan prestasi olahraga daerah.
2. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa hal yang kemudian menjadi keterbatasan dalam
penelitian terhadap penerapan teknologi dalam pengukuran kondisi fisik
altet sepak takraw di Desa Rantau Puri Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari.
a. Terjadi ketidaksesuaian antara kemampuan masing atlet saat
mengikuti kegiatan pengukuran. Misalkan standar pengukruan,
kemampuan dasar termasuk komponen pengukuran fisik yang akan
disampaikan.
15

b. Kemudian hal yang paling mendasar keterbatasan peneliti yang


kurang memahami pengembangan dengan bahasa keolahragaan,
oleh karena itu peniliti berkerjasama dengan ahli Olahraga atau
Pelatih.
c. Selanjutnya pada uji efektifitas keterbatasan terjadi karena penelitian
hanya dilakukan di kelompok kecil yaitu satu cabang olahraga dan
hanya di satu desa saja.
d. Berkaitan dengan waktu penelitian dan penggunaan dana hal
tersebut cukup menyita selama proses pengembangan sehingga
peneliti melakukan pengembangan sesuai dengan ketersedian waktu
dan dana yang ada.
e. Ketika proses penelitian berlangsung peneliti dihadapkan dengan
kegiatan pemilihan Anggota Komisioner Pemilihan Umum
Kabupaten Batang Hari.

3.9. Definisi Istilah


Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran akan istilah yang
ada, maka peneliti membuat batasan-batasan istilah berikut:
1. Analisis
Secara tidak sadar, setiap manusia telah mencoba menerapkan analisis
sejak masih kanak-kanak. Wawasan dan informasi baru yang diperoleh,
kemudian menjadi dasar munculnya ide, pendapat, atau prasangka baru.
Menurut Sugiono (2015: 335), Analisis adalah kegiatan untuk mencari
pola, atau cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan
antarbagian, serta hubungannya dengan keseluruhan. Menurut Satori
dan Komariyah (2014: 200), Definisi Analisis adalah usaha untuk
mengurai suatu masalah menjadi bagian-bagian. Sehingga, susunan
tersebut tampak jelas dan kemudian bisa ditangkap maknanya atau
dimengerti duduk perkaranya. Menurut KBBI, pengertian analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
16

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab


musabab, duduk perkara, atau hal-hal lainnya)
2. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa
ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,
metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu
kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang
telah terencana dan tersusun sebelumnya.
Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu
sistem.Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan
3. Teknologi
Menurut Berniker (1987), teknologi adalah sebuah pengetahuan dan
di dalamnya terdapat metode, seni, dan cara kerja untuk membangun
dunia.
Menurut Seattler (2004) adalah pengetahuan praktis tersistematis
untuk meningkatkan produksi barang dan jasa dan diwujudkan dalam
dalam kemampuan yang produktif, organisasi, atau mekanikal,
berdasarkan riset dan/atau teori ilmiah.
4. Pengukuran Kondisi Fisik Atlet
Pengukuran fisik olahragawan adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan fisik yang dimiliki oleh olahragawan.
5. Cabang Olahraga sepak takraw
Sepak takraw merupakan cabang olahraga pemainan permainan
bola besar. Permainan sepak takraw menggunakan bola yang terbuat
dari rotan. Permainan ini dimainkan oleh dua tim, di mana masing-
masing tim hanya terdiri dari tiga orang.
17

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Asdi


Mahasatya, 2010.

Borg, W, R & Gall, M, D. Educational Research An Introduction. New York:


Longman, 1983.

Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Mertler, Craig A. Action Research Teacher As Researhers In The Classroom.


London:Sage, 2009.

Moeslim, Mochamad. “Pengukuran dan Evaluasi Program Pelatihan Cabang


Olahraga”. Dalam Harsuki (Ed). 2003. Perkembangan Olahraga Terkini:
Kajian Para Pakar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Rusdi. M. 2018 .Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan (Konsep,


Prosedur dan Sintesis Pengetahuan Baru). Depok: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai