Anda di halaman 1dari 30

"RINGKASAN

Olahraga Taekwondo merupakan cabang olahraga yang sudah tidak asing lagi di masyarakat dan banyak
penggemarnya baik dikalangan anak-anak sampai dewasa.Hal itu membuat olahraga ini disukai oleh
banyak orang, terutama kaum pria tetapi tidak bisa dipungkiri kaum wanita banyak yang
nyukainya.karena olahraga Taekwondo dapat dikatakan olahraga yang sudah dipertandingkan sampai
mencapai prestasi tingkat nasional, maupun internasional. Metode Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Survey yang meneliti suatu objek dengan menggunakan mata.Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang berisi data dari tempat yang sedang uji. Hasil data
penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana olahraga prestasi di Tim Pomseea Provinsi Sibolga
2020, maka pembahasan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

(1) Ketersediaan sarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020,


(2) Ketersediaan prasarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020
(3) Pembahasan akan menjelaskan tentang jenis, dan jumlah total yang meliputi kondisi dan
status kepemilikan sarana dan prasarana Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020. Proses pencapaian
prestasi maksimal dalam olahraga memerlukan jangka waktu yang panjang dan biaya yang besar untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan olahraga sebagai salah satu pilar dalam kemajuan suatu
bangsa bisa dilihat dari prestasi olahraga yang dicapai oleh negara tersebut."

"KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan makalah Mini
Riset ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas individu mata kuliah “ISU
OLAHRAGA” sebagai bahan perkuliahan. Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan baik isi maupun penyusunannya.Atas semua itu dengan rendah hati saya harapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Medan, 8 November 2020

Christine Stevany Hutabarat"

"DAFTAR ISI
Halaman Kulitmuka.............................................................................................................i
Ringkasan............................................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................7
1.3 Tujuan............................................................................................................................7
1.4 Manfaat..........................................................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................8
2.1 Olahraga.........................................................................................................................8
BAB III HASIL PENELITIAN.........................................................................................14
3.1 Deskripsi Data..............................................................................................................14
3.2 Pembahasan dan Rekomendasi....................................................................................15
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................................16
4.3 Implikasi......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
Dokumentasi.......................................................................................................................18"

"BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Prestasi olahraga merupakan hasil optimal yang dicapai oleh seorang olahragawan (atlet) atau
sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan tugas-
tugas, baik dalam kompetisi beregu maupun individu.Usaha latihan yang maksimal dan terstuktur dapat
memberikan hasil yang maksimal dalam prestasi olahraga. UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional ialah olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan. UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII
pasal 21 ayat 2 dan 3, Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan
untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional yang dilakukan oleh
induk organisasi cabang olahraga tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Untuk pelaksanaan
pengembangan prestasi pengorganisasian adalah salah satu cara untuk dapat melakukan pembinan
yang sistematis dan terstruktur. Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 95 tahun 2017
tentang peningkatan prestasi olahraga nasional, Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional adalah kegiatan
untuk menciptakan atlet berprestasi dalam rangka mencapai target medali di kejuaraan maupun pekan
olahraga tingkat internasional. Selain itu, pemerintah pusat melalui UUD RI nomor 3 tahun 2015 tentang
sistem keloahragaanmenekankan pemerintah kabupaten/kota melaksanakan perencanaan, pembinaan,
pengembangan, penerapan standardisasi, dan penggalangan sumber daya keolahragaan yang berbasis
keunggulan lokal. Proses pembinaan dan pengembangan dilakukan salah satunya dengan
menyelengarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan, di tambah dengan adanya lembaga-
lembaga keolahragaan di Indonesia dapat memberikan upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan
bangunan olahraga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olah raga (Seminar
Prasarana Olah Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya dengan"

"Lingkungan 1978).Sarana prasarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari

segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang digunakan untuk perlengkapan

olahraga.Sarana prasarana olahraga yang baik dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang

baik. Prasarana olaharaga secara umum berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang

terselengaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olah raga prasarana

didefinisikan sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang

relatif permanen (Soeparnoto, 2000: 5).Dari definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh

prasarana olaharaga ialah, stadion sepakbola, stadion atletik dan lain-lain.Gedung olahraga
merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat diguankan untuk

pertandingan beberapa cabang olahraga.

Sarana olahraga adalah terjemahan dati “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan

dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani (Soeparnoto,

2000: 5). Sarana olahraga dapat di bedakan menjadi dua kelomppok yaitu: 1. Peralatan

(apparatus), ialah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lincat, palang tungggal, palang sejajar,

gelang gelang, kuda-kuda dan lain-lain. 2. Perlengkapan (device),yaitu : - Sesuatu yang

melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain. -

Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki misalnya; bola, raket,

pemukul, dan lain lain. Seperti halnya prasarana olahraga, sarana yang dipakai dalam kegiatan

olahraga memiliki ukuran standard.Kegiatan olah raga memerlukan ruang untuk

bergerak.Kebutuhan ruang untuk bergerak itu ditentukan dengan standar ruang

perorangan.Sarana prasarana olah raga paling sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi

masyarakat yang berolah raga itu sendiri.Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana

adalah sehingga media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana penunjang kegiatan olah

raga berjalan dengan baik.Sehingga masyarakat dapat menikmati olahraga dengan baik dan
optimal.Sarana prasarana olahraga merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan

olahraga, melalui peningkatan ketersediaan fasilitas olahraga yang berkualitas baik dan memadai

dalam artian harus disesuaikan dengan standar keutuhan ruang perorangan.Fungsi sarana dan

prasarana olahraga adalah sebagai pendukung pelaksanan suatu kegiatan terutama dalam

pengajaran olahraga.Manfaat sarana dan prasarana olahraga adalah dapat meningkatkan kualitas

kesehatan dengan pemakaian alat dan tempat olahraga dengan benar.Standar sarana prasarana"
"olahraga misalnya standard harga bangunan, standar mutu bangunan, standar anggaran

pemeliharaan, dan masih banyak lagi. Tetapi di sini akan dibahas secara singkat ukuran standar

fasilitas olahraga berkaitan dengan fasilitas olahraga untuk lingkungan/pemukiman, fasilitas

olahraga untuk sekolah, fasilitas olahraga berdasarkan ketentuan/peraturan nasional dan

internasional. Standard sarana dan prasarana untuk olahraga prestasi yang

dipertandingkan/dilombakan mulai tingkat internasional, tingkat nasional, dan tingkat daerah

menggunakan fasilitas alat dan lapangan dengan ukuran yang sama untuk masing-masing cabang

olahraga. Ukuran yang sama disemua tingkat dan disemua tempat inilah yang dinamakan ukuran

standard (Soeparnoto, 2000: 5).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, penulis
mengajukan perumusan masalah dimana nantinya akan terjawab setelah penulis melakukan

penelitian. Perumusan masalah yang diajukan adalah : “Kelayakan sarana dan prasaran olahraga

prestasi Teakwondo di Provinsi Sibolga tahun 2020”.

1.3Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kelayakan

sarana dan prasaran olahraga prestasi Teakwondo di Provinsi Sibolga tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti dapat memberikan manfaat bagi objek yang

diteliti untuk pengembangan ilmu. Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari

penelitian ini antara lain :"

"BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Olahraga

a. Hakekat Olahraga Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang meningkat

karena kurang olahraga dan aktivitas fisik, seperti mesin melakukan sebagian besar

pekerjaan, yang membuat aktivitas tubuh penting secara individual. Di sisi lain, lewat
acara olahraga, banyak orang terlibat dengan olahraga secara langsung atau tidak

langsung, baik dengan aktif tampil atau dengan menonton olahraga. Secara umum,

olahraga membantu individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka dan menjadi

sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal inilah bahwa dengan melakukan aktifitas

fisik atau dengan kita berolahraga akan memberikan berbagai manfaat bagi tubuh kita

(Suleyman Yildiz, 2012: 689). Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya

hidup bagi sebagian masyarakat umum, bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan

mendasar dalam hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting karena

tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam melaksanakan aktivitas gerak sehari-

hari. Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang

teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta

bertujuan untuk mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal

tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem

Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 bahwa, “olahraga adalah segala

kegiatan yang sistematisuntuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi

jasmani, rohani, dan sosial”. Secara sederhana olahraga dapat dilakukan oleh
siapapun, kapanpun, dimanapun, tanpa memandang dan membedakan jenis kelamin,

suku, ras, dan lain sebagainya. Toho Cholik Mutohir (2007: 23) menjelaskan bahwa,

hakekat olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di

dalam olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang

terpantul melalui hasrat mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering

mendengar kata-kata bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin

dari prestasi olahraganya. Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat" "pendorong gerakan
kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara

fisikal, mental, intelektual, sosial, serta mampu membentuk manusia seutuhnya.

Menurut Giriwijoyo (2005: 30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian

gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk

meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Kusmaedi (2002: 1) menyatakan bahwa

kata olahraga berasal dari: 1) Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

2) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang terdiri dari

kegiatan menembak dan berburu 3) Desporter, membuang lelah 4) Sport, pemuasan

atau hobi 5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti
berenang, main bola, agar tumbuh menjadi sehat. Jane Ruseski (2014: 396 )

mengatakan dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat

mengurangi resiko penyakit kronis, mengurangi stress dan depresi, meningkat

kesejahteraan emosional, tingkat energi, kepercayaandiri dan kepuasan dengan

aktivitas sosial. Douglas Hartmann, Christina Kwauk. (2011: 285) mengatakan pada

dasarnya olahraga adalah tentang partisipasi. Olahraga menyatukan individu dan

komunitas, menyoroti kesamaan dan menjembatani perbedaan budaya atau etnis.

Olahraga menyediakan forum untuk belajar keterampilan seperti disiplin,

kepercayaan diri, dan kepemimpinan dan mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti

toleransi, kerja sama, dan rasa hormat. Olahraga mengajarkan nilai usaha dan

bagaimana mengatur kemenangan dan juga kekalahan. Saat ini aspek positif dari

olahraga ditekankan, olahraga menjadi kendaraan yang kuat yang melaluinya.

Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga

merupakan suatu kegiatan yang bersifat fisik mengandung unsur-unsur permainan

serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain yang terkait dengan

interaksi lingkungan atau unsur alam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat
sesuai dengan kemampuan dan kesenangan. Kegiatan olahraga tergantung dari sikap

sesorang dari mana dia memaknainya, karena beragam definisi olahraga disebabkan

oleh karakteristik olahraga itu sendiri yang semakin berkembang, semakin lama

semakin berubah dan semakin kompleks baik dari jenis kegiatannya, dan juga

penekanan motif yang ingin dicapai ataupun konteks lingkungan sosial budaya tempat

pelaksanaannya."

Dari "MR ISU OLAHRAGA-Christine" karya .

Baca lebih lanjut di Scribd: https://www.scribd.com/doc/48393477"pendorong gerakan


kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara

fisikal, mental, intelektual, sosial, serta mampu membentuk manusia seutuhnya.

Menurut Giriwijoyo (2005: 30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian

gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk

meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Kusmaedi (2002: 1) menyatakan bahwa

kata olahraga berasal dari: 1) Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

2) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang terdiri dari

kegiatan menembak dan berburu 3) Desporter, membuang lelah 4) Sport, pemuasan


atau hobi 5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti

berenang, main bola, agar tumbuh menjadi sehat. Jane Ruseski (2014: 396 )

mengatakan dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat

mengurangi resiko penyakit kronis, mengurangi stress dan depresi, meningkat

kesejahteraan emosional, tingkat energi, kepercayaandiri dan kepuasan dengan

aktivitas sosial. Douglas Hartmann, Christina Kwauk. (2011: 285) mengatakan pada

dasarnya olahraga adalah tentang partisipasi. Olahraga menyatukan individu dan

komunitas, menyoroti kesamaan dan menjembatani perbedaan budaya atau etnis.

Olahraga menyediakan forum untuk belajar keterampilan seperti disiplin,

kepercayaan diri, dan kepemimpinan dan mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti

toleransi, kerja sama, dan rasa hormat. Olahraga mengajarkan nilai usaha dan

bagaimana mengatur kemenangan dan juga kekalahan. Saat ini aspek positif dari

olahraga ditekankan, olahraga menjadi kendaraan yang kuat yang melaluinya.

Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga

merupakan suatu kegiatan yang bersifat fisik mengandung unsur-unsur permainan

serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain yang terkait dengan
interaksi lingkungan atau unsur alam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat

sesuai dengan kemampuan dan kesenangan. Kegiatan olahraga tergantung dari sikap

sesorang dari mana dia memaknainya, karena beragam definisi olahraga disebabkan

oleh karakteristik olahraga itu sendiri yang semakin berkembang, semakin lama

semakin berubah dan semakin kompleks baik dari jenis kegiatannya, dan juga

penekanan motif yang ingin dicapai ataupun konteks lingkungan sosial budaya tempat

pelaksanaannya."

"a. Ruang Lingkup Olahraga Mengacu pada Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional

Nomor 3 tahun 2005 Bab II pasal 4 menetapakan bahwa keolahragaan nasional bertujuan

memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualaitas

manusia,menanmkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta

mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Selanjutnya pada Bab VI pasal 17

menetapkan ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar, yaitu: olahraga

pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi. Ketiga pilar olahraga tersebut

dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana,


sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan

pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya

hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra olahraga,

serta peningkatan prestasi dengan pembinnaan olahraga unggulan nasional sehingga

olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Adapun ruang lingkup

dari ketiga pilar olahraga dapat dijabarkan sebagi berikut:

1) Olahraga Pendidikan Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan

olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan kepribadian, keterampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan sebagai bagian dari

proses pendidikan secara umum yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik

satuan pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan

dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan

keolahragaan. Menurut Barrie Houlihan (2016: 171) dalam meningkatkanprestasi

olahraga, salah satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem
pendidikan yang baik. Kebijakan olahraga di dalam dunia pendidikan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi olahraga. Sehingga sangatlah penting

dalam mempertimbangkan bagaimana perumusan dan kebijakan olahraga dalam"

Dari "MR ISU OLAHRAGA-Christine" karya .

Baca lebih lanjut di Scribd: https://www.scribd.com/doc/483934777"a. Ruang Lingkup Olahraga


Mengacu pada Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional

Nomor 3 tahun 2005 Bab II pasal 4 menetapakan bahwa keolahragaan nasional bertujuan

memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualaitas

manusia,menanmkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta

mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Selanjutnya pada Bab VI pasal 17

menetapkan ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar, yaitu: olahraga

pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi. Ketiga pilar olahraga tersebut

dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana,

sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan

pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya
hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra olahraga,

serta peningkatan prestasi dengan pembinnaan olahraga unggulan nasional sehingga

olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Adapun ruang lingkup

dari ketiga pilar olahraga dapat dijabarkan sebagi berikut:

1) Olahraga Pendidikan Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan

olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan kepribadian, keterampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan sebagai bagian dari

proses pendidikan secara umum yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik

satuan pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan

dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan

keolahragaan. Menurut Barrie Houlihan (2016: 171) dalam meningkatkanprestasi

olahraga, salah satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem

pendidikan yang baik. Kebijakan olahraga di dalam dunia pendidikan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi olahraga. Sehingga sangatlah penting


dalam mempertimbangkan bagaimana perumusan dan kebijakan olahraga dalam "dunia pendidikan,
karena sekolah merupakan elemen yang penting dalam

pembangunan olahraga di masa depan.

2) Olahraga Prestasi Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan

mengembangkan olahragawan secara khusus dengan cara, terprogram, berjenjang

dan berkelanjutan melalui kompetisi yang dilakukan selanjutnya para

olahragawan yang memiliki potensi untuk dapat ditingkatakan prestasinya akan

dimasukan kedalam asrama maupun tempat pelatihan khusus agar dapat dibina

lebih lanjut guna mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dan dengan didukung

bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang lebih modern.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan

kualitas maupun kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telahterbukti

kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan

keolahragaan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang
menyatakan bahwa, “Dalam lingkup olahraga prestasi, tujuannya adalah untuk

menciptakan prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya bahwa berbagai pihak

seharusnya berupaya untuk mensinergikan hal-hal dominan yang berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi di bidang olahraga. Untuk mendapatkan atlet

olahraga yang berprestasi, disamping proses latihan yang terprogram dan

terencana dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan, juga harus memperhatikan

asupan gizi para atlet, selain itu harus pula di barengi dengan pengadaan

kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet dapat menerapkan teknik dan taktik

yang diperoleh selama pelatihan di arena sesungguhnya dan itu dapat mengasah

mental para atlet itu sendiri dalam menghadapi kompetisi yang sesungguhnya.

Semakin banyak jam terbang atlet dalam suatu kompetisi maka akan semakin

berpengalaman pula atlet itu dalam megnhadapi situasi yang berubah-ubah dalam

pertandingan. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi

untuk mencapai yang prestasi yang tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan. Keterbatasan dari pemerintah menuntut "cabangcabang olahraga lain yang
belum menjadi prioritas pendanaan pemerintah,

perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta. Para

pemerhatiolahraga di Indonesia perlu menyatukan suara guna membangun

kejayaan olahraga. Salah satunya dengan menetapkan sebuah badan yang benar-

benar independen dan hanya berfokus pada pembangunan olahraga di Indonesia

serta bebas dari segala kepentingan politik di dalamnya. Pembinaan olahraga

prestasi berbentuk segitiga atau sering disebut pola piramida adan berporos pada

proses pembinaan yang berkelanjutan. Dikatakan berkelanjutan karena pola itu

harus didasari cara pandang yang utuh dalam memaknai program pemassalan dan

pembibitan dengan program pembinaan prestasinya. Program tersebut

memandang arti penting pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung

dalam program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program

pengembangannya dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam

berbagai aktivitas kompetisi intramural dan idealnya tergodok dalam program

kompetisi intersklastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam


bentuk training camp bagi para bibit atlet yang terbukti berbakat. Membangun

strategi pembinaan olahraga secara nasional memerlukan waktu dan penataan

sistem secara terpadu. Pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan

Olahraga tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi dalam kelembagaan lain yang

terkait dengan pembinaan sistem keolahragaan secara nasional. Penataan olahraga

prestasi harus dimulai dari pemassalan olahraga dimasyarakat yang diharapkan

memunculkan bibit-bibit atlet berpotensi dan ini akan didapat pada atlet yang

dimulai dari usia sekolah. Pembinaan olahraga prestasi harus berjangka waktu

kehidupan atlet, dimulaipada saat merekrut seorang anak untuk dikembangkan

menjadi seorang atlet. Dalam merekrut calon atlet, postur dan struktur tubuhnya

harus dilihat apakah tubuh (termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon

atlet itu bisa dibentuk dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya

endurance atau daya tahan

3) Olahraga Rekreasi Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh

masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang


sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,"kebugaran dan
kegembiraan. Hal ini sejalan dengan pasal 19 Bab VI UU Nomor 3

Tahun 2005 dinyatakan bahwa “olahraga rekreasi bertujuan untuk memperoleh

kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubungan sosial dan

atau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional”.

Selanjutnya dinyatakan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat berkewajiban

menggali, mengembangkan dan memajukan olahraga rekreasi. Menurut

Kristiyanto (2012: 6) berpendapat bahwa “olahraga rekreasi terkait erat dengan

aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin. Waktu luang

merupakan waktu yang ridak diwajibkan dan terbebas dari berbagai keperluan

psikis dan sosial yang telah menjadi komitmennya”. Kegiatan yang umum

dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi dan

kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Kegiatan rekreasi

merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan

tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat dan

sebagainya. Secara psikologi banyak orang yang di lapangan merasa jenuh


dengan adanya beberapa kesibukan dari masalah, sehingga mereka membutuhkan

istirahat dari bekerja, tidur dengannyaman, bersantai sehabis latihan,

keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja

yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk.

Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai

suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau

beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan

mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.


"BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Deskripsi data

1. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:156), “survai adalah suatu aktivitas memperhatikan

suatu objek dengan menggunakan mata. Hasil dalam penelitian kemudian dijelaskan

secara deskriptif”.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini,

perlu diketahui terlebih dahulu variable penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan

pembatasan masalah yang telah ditetapkan, variabel dalam penelitian ini yaitu

tentangketersediaan sarana dan prasarana olahraga prestasi yang berfungsi sebagai

pendukung pelatihan atlet latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020. Harimurti

Kridalaksana (1991:888) menyatakan bahwa, “ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana


(tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu

yang telah ditentukan".

3. Populasi dan Lokasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu tempat latihan Tim

Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020.

4. Teknik Pengumpulan Data Langkah dalam pengumpulan data yaitu dengan mendatangi

tempat latihan sesuai rencana pelaksanaan penelitian. Di tempat latihan peneliti mendata

langsung ketersediaan sarana dan prasarana atlet yang tersedia. Dalam pengambilan data

ini peneliti didampingi oleh pelatih guna membantu kegiatan pengisian data supaya hasil

yang diperoleh lebih valid.

5. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan cara

mengklasifikasikan jenis data yang diperoleh dari lembar obsevasi dan dikelompokkan.

Menurut Anas Sudijono (2012: 4), “statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai

tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran "secara teratur,
ringkas, dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga

dapat ditarik pengertian atau makna tertentu”.

6. Dalam analisis hasil penelitian dijelaskan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga
prestasi. Ketersediaan yang dimaksud yaitu meliputi: jenis yang tersedia, jumlah total

sarana dan prasarana atlet pomseea tim Sibolga, kondisi sarana dan prasarana atlet

pomseea tim medan(standar baik, modifikasi baik, dan rusak), dan status kepemilikan

sarana dan prasarana pendidikan jasmaatlet pomseea tim medan (milik sendiri,

meminjam, dan menyewa).

3.2 Pembahasan dan rekomendasi

Berdasarkan hasil data penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana olahraga

prestasi di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020, maka pembahasan dibagi menjadi 2 kategori,

yaitu:

(1) ketersediaan sarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020, (2) ketersediaan prasarana di

SMA Negeri seKabupaten Sibolga. Pembahasan akan menjelaskan tentang jenis, dan jumlah

total yang meliputi kondisi dan status kepemilikan sarana dan prasarana di Tim Pomseea

Provinsi Sibolga 2020.

Adapun deskripsi hasil penelitian disampaikan sebagai berikut:

1. Ketersediaan Sarana latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 Sarana yang

tersedia di latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga 2020 ada beberapa jenis, yaitu: karet
kaki, barbel tangan, target tendang.

2. Ketersediaan Prasarana latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 Prasarana

yang tersedia latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 adanya matras untuk

atlet latihan yang membuat atlet menjadi semakin nyaman dalam berlatih.

3. Ketersediaan Prasarana (Fasilitas) latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020

Untuk fasilitas sangat cukup baik karena dilakukan ditempat yang lebar dikarenakan tempat latihan
untuk Atlet Tim Sibolga ada dua tempat satu dijalan Sisingamangaraja dan
si Simare mare."

"BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Proses pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga memerlukan jangka waktu yang

panjang dan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan olahraga

sebagai salah satu pilar dalam kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari prestasi olahraga yang

dicapai oleh negara tersebut.Tentunya hal ini membutuhkan pengorbanan dan perjuangan semua

pihak untuk mewujudkan semua itu.Tidak hanya berfokus kepada pemerintah saja, tetapi harus

dimulai dari elemen yang paling bawah untuk mewujudkan prestasi olahraga Indonesia yang
maksmal.Keberadaan olahraga sudah tidak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu alat yang

digunakan oleh suatu bangsa untuk menunjukkan eksistensi kepada dunia tentang keberadaannya

sebagai suatu negara yang maju dan besar.

Peranan pemerintah dalam mengembangkan prestasi olahraga harus mutlak dilakukan.Hal ini

tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.Peranan pemerintah tersebut terlihat pada

dengan adanya Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) pada tahun

2005.Tentunya hal ini merupakan payung hukum untuk memajukan keolahragaan nasional.

Dukungan sarana, prasarana, pemanfaatan ilmu dan tekhnologi olahraga dan peningkatan mutu

SDM dalam bidang olahraga yang mendukung untuk pembinaan olahraga nasional sudah saatnya

untukdiadakan revitalisasi mulai dari level daerah sampai dengan level nasional

4.2 Saran

Untuk memperbaiki prestasi olahraga sebaiknya kita memperhatikan energi yang kita

pakai untuk menjalankan latihan. Tentunya selama menjalankan latihan ada beberapa hal yang

penting antara lain takaran latihan harus dipenuhi. baik intensitas dan frekuensinya. Beberapa

pengamatan, masih banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran yang kurang dan cukup,
terutama takaran intensitasnya tidak mencapai training zone.Akibatnya prestasi sukar "berkembang,
meskipun frekuensi latihan sudah cukup.bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi

yang tinggi berlatih dengan memenuhi ketiga macam takaran yang diuraikan tadi, sehingga tidak

membuang waktu dan biaya yang banyak untuk latihan-latihan.Uraian-uraian di atas terlihat jelas

peran fisiologi olahraga dapat membantu meningkatkan prestasi atlet.

4.3 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Pemilihan metode latihan yang tepat dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi Atlet.

Untuk metodenya adalah difokuskan ke atlet dengan pelatihan yang keras dan sangat tersusun.

b. Motivasi latihan atlet mempunyai pengaruh terhadap prestasi. Atlet dengan motivasi latihan

yang tinggi tentunya mempunyai prestasi yang lebih baik dari pada atlet dengan motivasi latihan

yang sedang maupun rendah. Diharapkan pelatih dapatmenumbuhkan motivasi latihan pada diri

atlet dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan pelatih dan menarik bagi atlet.

c. Walaupun tidak ada interaksi antara metode latiahn dan motivasi latihan baik yang tinggi,
sedang dan rendah dalam penelitian ini, diharapkan adanya kerjasama antara atlet, pelatih dengan

mencari solusi terbaik dalam proses latihan untuk meningkatkan prestasi atlet.

1. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi pelatih dan calon

pelatih.Membenahi diri sehubungan dengan pelatihan yang telah dilakukan dan prestasi

atlet yang telah dicapai dengan memperhatikan metode pelatihan yang tepat dan motivasi

atlet untuk meningkatkan prestasi dari atlet tersebut."

"DAFTAR PUSTAKA

Soepartono. 2000. Sarana Dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Cv.

Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan R&D) Bandung, ALFABETA
Muthohir TC., 2007. Kebijakan dan strategi Penguatan Kelembagaan Keolahragaan Nasional

Indonesia, Masa kini dan Masa Depan.Jurnal Pemuda dan Olahraga. Jakarta. Kemenegpora.

Setiono Hari., 2006. Model Sistematik Pembinaan Olahragawan Berprestasi."

Anda mungkin juga menyukai