PENDAHULUAN
1
066/Menpora/1991 yang ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri Negara Pemuda
dan Olahraga dan Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 10 September 1991.Namun
seiring dengan waktu dan perkembangan pada tingkat nasional dan internasional
terhadap standar pelayanan keolahragaan termasuk adanya perubahan-perubahan
ketentuan pada beberapa cabang olahraga maka perlu dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan terhadap isi atau beberapa ketentuan dalam Standar Perencanaan
Bangunan Prasarana Olahraga tersebut.
Dilihat dari potensi dan permasalahan yang timbul, perlu suatu yang dapat
mewadahi beberapa jenis kegiatan olahraga masyarakat di Kabupaten Malaka yaitu
perencanaan pembangunan Gelanggang Olahraga (Gor). Selain untuk memenuhi
kebutuhan akan kesehatan masyarakat, dengan keberadaan gelanggang olahraga (GOR)
ini juga dapat digunakan sebagai tempat pelatihan bagi atlet – atlet yang memiliki bakat
dalam berbagai cabang olahraga. Sudah selayaknya pemerintah memperhatikan para
atlet yang berbakat dalam kegiatan olahraga khususnya di Kabupaten Malaka.
Melalui kegiatan olahraga juga akan memacu sektor ekonomi dan kesehatan
masyarakat. Sarana ini nantinya juga dapat di manfaatkan oleh berbagai kalangan baik
muda maupun tua serta bagi kalangan biasa maupun atlet professional sebagai arena
latihan yang dapat diakses masyarakat luas. Adapun jenis olahraga yang akan diwadahi
akan disesuaikan dengan minat dan bakat masyarakat Kabupaten Malaka yaitu dengan
Gelanggang Olahraga tipe B yang memfasilitas kegiatan olahraga msyarakat di
Kabupaten Malaka. Fasilitas yang akan disediakan antara lain : lapangan Bola Basket,
Bola Voli, Bulu Tangkis, lapangan Sepak Bola (futsal), dan Atletik. Desain rancangan
GOR ini dapat diharapkan nantinya mampu mewadahi kegiatan olahraga baik secara
fisik maupun psikis masyarakat di Kabupaten Malaka.
2
1.2 Permasalahan.
1.2.1 Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang di paparkan, terdapat beberapa masalah yang
dapat dirangkum, antara lain :
a) Masyarakat Kabupaten Malaka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap
olahraga. Namun tidak adanya fasilitas olahraga yang mewadahi kebutuhan
sarana olahraga masyarakat.
b) Bagaimana penerapan konsep Metafora arsitektur dalam bangunan yang
dapat menggambarkan makna dan karakter dari olahrga sebagai ide desain.
1.2.2 Rumusan Masalah.
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah yang di hadapi adalah “Bagaimana merencanakan dan membangun
sebuah Gelanggang Olahraga yang dapat mewadahi berbagai akivitas sesuai
dengan tuntutan kebutuhan, kenyamanan, utulitas, pola penataan dan tampilan
bangunan yang mengacu pada fungsi, aspek, bentuk, serta penerapan Arsitektur
Metafora sebagai ide desain”
1.3 Tujuan dan Sasaran.
1.3.1 Tujuan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan Gelanggang Olahraga
tersebut sebagai berikut :
1. Menghasilakan sebuah konsep desain Metafora Arsitektur ke dalam
bangunan Gelanggang Olahraga yang berfungsi sesuai dengan fungsinya
dan dapat mencerminkan atau menciri-khaskan Olahraga.
2. Menghasilkan sebuah konsep bangunan dengan memperhatikan aspek
lingkungan, iklim dan adat istiadat sehinggan menghasilkan sebuah
arsitektur yang memiliki kesalarasan atau hubungan dengan lingkungan.
1.3.2 Sasaran.
1. Terciptanya desain pada banguanan Gelanggang Olahraga sesuai bentuk
gubahan masa dan tampilan fisik bangunan dengan Metafora Arsitektur.
2. Terciptanya sarana utilitas yang baik pada bangunan dan tapak.
3. Terwujudnya konsep kebutuhan dari kegiatan-kegiatan olahraga di
kabupaten Malaka.
4. Terciptanya konsep fasilitas untuk kegiatan olahraga dengan tampilan yang
memiliki wujud makna dan karakter dari olahraga.
3
1.4 Ruang Lingkup Dan Batasan Studi.
1.4.1 Substansial.
Ruang lingkup lingkup dalam kajian perencanaan Gelanggang Olahraga lebih
di tekankan atau dikhususkan pada konsep rancanagan yang berkaitan dengan
lingkungan dan Arsitektur Metafora serta konsep tapak, bentuk dan tampilan
konsep ruang dan ragam hias atau dekorasi dalam kaitannya dengan
pendekatan/ tema rancangan yang akan diaplikasikan pada keseluruhan masa
bangunan dan disesuaikan dengan fungsi bangunan tersebut.
1.4.2 Spasial.
Ruang lingkup atau batasan perencanaan Gelanggang Olahraga pada kabupaten
Malaka terkait dengan wilayah yang akan direncanakan dan pemilihan lokasi
akan disesuikan denga tata ruang wilayah Kabupaten Malaka serta
pertimbangan potensi-potensi site yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisis. Alasan memilih kabupaten Malaka karena Malaka merupakan salah
satu kabupaten di NTT yang baru berdiri sehingga membutuhkan bangunan
tersebut untuk mewadahi kebutuhan masyarakat.
1.5 Metodologi.
1.5.1 Kebutuhan Data.
a. Data – data primer yang dibutuhkan dalam perencanaan ini antara lain
meliputi; akses pencapaian terhadap lokasi, jaringan infrakstruktur ataupun
utilitas kota, kondisi eksisting, batasan – batasan fisik lokasi serta potensi –
potensi site.
b. Data – data sekunder yang dibutuhkan di dalam perencanaan ini meliput;
peraturan pemerintahan Kabupaten Malaka, data informasi statistik,
literatur mengenai bangunan komersial, konsep bangunan arsitektur
modern sumber data geografis serta sumber data spasial yang akan dipakai
sebagai bahan pertimbangan, kebijakan dan karakter dari olahraga.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan didalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
a) Obeservasi, merupakan teknik pengmpulan data yang menggunakan
pertolongan indra mata dengan mrngamati langsung kondisi ataupun
situasi. Teknik pengumpulan ini dilakukan dengan melakukan survei pada
4
lokasi perencanaan dan perancangan Gelanggang Olahraga di Kabupaten
Malaka.
Studi pustaka/literatur, merupakan teknik pengumpulan data melalui
teks – teks tertulis maupun soft-copy edition seperti : buku, ebook, artikel
– artikel di dalam majalah, surat kabar, billetin, makalah, publikasi
pemerintah, dan lain – lain. Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk
mendapatkan data sekunder terutama untuk mendapatkan informasi
mengenai konsep bangunan komersial, informasi – informasi geografis
serta peraturan dan berbagai macam kerangka regulasi pemerintah daerah
Kota Betun.
b) Sistem pengolahan data spesial / sistem geografis (SIG),SIG (Sistem
Informasi Geografis) adalah sistem informasi khusus yang digunakan untuk
mengelola data yang memiliki informasi spesial (bereferensi keruangan),
teknik pengumpulan data sekunder yang tidak bisa didapatkan langsung
dengan dua metode sebelumnya terutama yang menyangkut dengan
informasi yang bersifat keruangan yang meliputi; luasan serta jarak tertentu,
kondisi topografis, batasan – batasan geografis serta pembuatan peta atribut
(peta yang bersifat informatif).
5
Tabel Pengumpulan Data sebagai berikut :
6
1.6 Kerangka Berpikir.
Rumusan masalah
Menciptakan suatu pusat
kegiatan olahraga untuk
masyarakat atau gelanggang
olahraga di kota Betun
Analisa
konsep
Konsep tapak Konsep bangunan
7
1.7 Sistematika Penulisan.
Sistematika didalam penyusunan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa bagian bab
yaitu sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan meliputi : latar belakang, Identifikasi masalah, Rumusan
masalah, maksud, Tujuan, Ruang Lingkup, Batasan Studi, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka Meliputi : pemahaman Judul, Pemahaman Obyek
Studi,Pemahaman Tema perancangan, Pemahaman Metafora Arsitektur dan
Studi banding.
Bab III Metodologi meliputi : teknik pengumpulan data, teknik analisa dan kerangka
berpikir
Bab IV Lokasi Studi meliputi : tinjauan umum lokasi dan tinjauan khusus lokasi
penelitian
Bab V Rencana Penelitian meluputi organisasi penelitian, Waktu rencana penelitian
dan rencana anggaran penelitian