Anda di halaman 1dari 33

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.

1
Dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK), Penyedia Jasa/konsultan melakukan
serangkaian kegiatan diantaranya adalah:
1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan substansinya.
2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia Pelelangan, berusaha
bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya tambahan penjelasan.
3. Studi literatur tentang peraturan dan perundangan yang terkait dengan Studi Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten
Ketapang.
4. Mendiskusikan substansi pokok dan poin-poin penting pada tim penyusun usulan teknis
untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan pandangan diantara sesama tim penyusun.
5. Melakukan survei pengenalan (reconnaisance) untuk memahami secara langsung
kondisi umum (potensi dan masalah) yang dapat dilihat secara visual (sight seeing).

Diagram 1.1 Proses Pemahaman Kerangka Acuan Kerja

Studi Terkait pada Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang :
1. Peraturan Perundangan yang terkait dengan penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang.
2. Studi Literatur/studi kasus dan literatur mengenai Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Pusat Kota Tumbang Titi Kabupaten Ketapang

Pemahaman Apresiasi
KAK &
Terhadap KAK Terhadap KAK
Aanwijzing
(Dalam Ustek)

Hasil dari pembahasan ini akan menjadi dasar dalam penyusunan pendekatan, metodologi
dan rencana kerja. Hasil yang diperoleh dari pembahasan tanggapan dan saran terhadap
KAK dapat berupa saran atau pemahaman data dan informasi yang terdiri dari:
a. Tahapan penulisan muatan materi Penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang yang mengacu
pada peraturan perundangan terkait dan produk penataan ruang yang telah disusun;
dan

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.2


b. Tahapan kegiatan berdasarkan karakteristik capaian dan keluaran Alur Pembahasan
dalam bab Tanggapan dan Saran terhadap KAK dijabarkan pada gambar berikut :

PEMAHAMAN TERHADAP
JASA LAYANAN DALAM KAK
- Latar Belakang
- Maksud, Tujuan dan Sasaran
- Lokasi Kegiatan
TANGGAPAN TERHADAP
- Lingkup Kegiatan
- Keluaran KAK
- Personil
- Jadwal Tahapan Pelaksanaan
- Pelaporan

PENDEKATAN,
SARAN METODOLOGI
(Modifikasi/Inovasi) DAN RENCANA
PEMAHAMAN KERJA
(Data/Informasi) - Usulan jadwal dan jenis kegiatan
- Teknis analisis kegiatan
- Usulan batas kawasana
- Peraturan perundang-undangan perencanaan.
terkait - Usulan teknis kegiatan
- Gambaran umum Kawasan - Usulan proses Penyusunan
- Konsepsi dasar penyusunan penyusunan Studi Rencana Tata
penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto
(RTBL) Koridor Jalan Gatot Kabupaten Ketapang
Subroto Kabupaten Ketapang -

1.1 PENGANTAR
1.1.1. PERKEMBANGAN FISIK KOTA

Perkembangan fisik suatu kawasan merupakan gambaran dari pesatnya


pertumbuhan Kota yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: perkembangan dan
persebaran penduduk, pertumbuhan perekonomian kota, keanekaragaman kegiatan sosial
ekonomi dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya akan menambah tingginya
kebutuhan ruang/lahan di kota, apabila tidak terencana akan menimbulkan permasalahan
yang semakin kompleks dan berakibat terhadap permasalahan-permasalahan lain, seperti:
masalah transportasi, drainase, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kota. Walaupun
kota tersebut telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW Kota), namun
RTRW kota tersebut masih memiliki fungsi yang terbatas hanya pada perencanaan struktur
ruang kota dan arahan pemanfaatan ruang kota saja.
Undang- undang No. 26 Tahun 2007 menyatakan bahwa pola pemanfaatan ruang
adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter
manusia dan/atau aktivitas alam. Wujud dari pola pemanfaatan ruang meliputi pola lokasi,

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.3


sebaran, permukiman, tempat kerja, industri, pertanian, serta pola penggunaan tanah
perdesaan dan perkotaan.
Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang
mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik
maupun non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara
terpadu. Untuk meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu produk tata
ruang kota harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya. Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai perangkat pengendali
pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan lingkungan pada suatu
kawasan. RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota disahkan oleh
Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah (Perda).

1.1.2. PENYELENGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Perkembangan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dewasa ini
semakin kompleks baik dari segi intensitas, teknologi, kebutuhan prasarana dan sarana
maupun lingkungannya. Sebagai bagian dari lingkungan kota, beberapa kawasan dari
memiliki pertumbuhan fisik yang cepat namun berkembang kurang tertib tidak selaras dan
serasi dengan lingkungannya, sehingga kawasan tersebut menjadi tidak produktif. Suatu
kawasan yang berkembang dengan pola demikian memerlukan pengaturan lebih khusus
terutama dari segi tata bangunan dan lingkungannya. Diharapkan upaya penataan melalui
Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang, selain untuk mencapai kualitas lingkungan yang lebih baik, sekaligus
juga dapat memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai Tata Ruang yang
berlaku. RTBL tersebut juga merupakan arahan untuk perwujudan arsitektur lingkungan
setempat agar lebih melengkapi peraturan bangunan yang ada.
Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan
mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata,
berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal-
formal, yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan
lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali
pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan
terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang
berkelanjutan meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan
kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik,
perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.4


Dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang yang telah disusun sebelumnya ,
disusunlah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang memberikan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang dan menindaklanjuti Rencana Rinci Tata Ruang, serta
sebagai panduan rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan gedung
dan lingkungannya. Dengan demikian RTBL akan memberikan arahan terhadap wujud
pemanfaatan lahan, ragam arsitektural dari bangunan–bangunan sebagai hasil rencana
teknis/rancang bangunan (building design), terutama pada kawasan/daerah tertentu yang
memiliki karakter khas seperti dimaksud di atas.
Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang, disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
06/PRT/M/2007 tentang pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
yang bertujuan untuk menghasilkan RTBL yang berkualitas, memenuhi syarat layak huni,
berjati, produktif, dan berkelanjutan.

1.1.3. FUNGSI DAN PERAN KORIDOR JALAN GATOT SUBROTO

Koridor Jalan Gatoto Subroto terletak di Desa Payakumang Kecamatan Delta Pawan
Kabupaten Ketapang. Koridor Jalan Gatoto Subroto mempunyai ketersediaan sarana dan
prasarana kegiatan perdagangan dan jasa yang merupakan salah satu kegiatan utama
masyarakat. Tidak hanya perdagangan dan jasa Kondisi eksisting sekarang sebagaian
besar lahan di tepian jalan berupa ruko dan pertokoan, kesehatan, pendidikan dan
permukiman. Hal tersebut menyebabkan perlu adanya pengaturan khusus terkait dengan
antisipasi perkembangan daerah perdagangan dan jasa di Pusat Koridor Jalan Gatoto
Subroto. Suatu kawasan yang berkembang dengan pola demikian memerlukan pengaturan
lebih khusus terutama dari segi tata bangunan dan lingkungannya serta urban designnya.
Diharapkan upaya penataan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Gatoto Subroto Kabupaten Ketapang, selain untuk mencapai kualitas
lingkungan yang lebih baik, sekaligus juga dapat memberikan arahan terhadap pemanfaatan
lahan sesuai Tata Ruang yang berlaku.
1.1.4. RTBL SEBAGAI PERANGKAT PENATAAN, PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN PENATAAN RUANG

RTBL juga merupakan arahan untuk perwujudan arsitektur lingkungan


setempat agar lebih melengkapi peraturan bangunan yang ada. Mengingat potensi serta
kecenderungan pertumbuhan fisik yang terjadi di Kawasan Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang, maka prioritas penanganan/penataan terutama dilakukan pada
kawasan yang pusat kota, daerah pusat perdagangan, permukiman campuran, atau
pada kawasan yang kondisi geografisnya memerlukan perhatian khusus atas
pertimbangan keamanan serta keserasiannya terhadap lokasi setempat.

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.5


Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang
mampu mengakomodasi kegiatan-kegaitan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik
maupun non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara
terpadu. Untuk meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu produk tata
ruang kota harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya. Hal
tersebut sebagai bagian dari pemenuhan terhadap Persyaratan Tata Bangunan seperti
tersirat dalam Undang–Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (pasal 9).
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai perangkat
pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan
lingkungan pada suatu kawasan. RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan
tata ruang kota disahkan oleh Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah
(Perda). Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang
seyogyanya ditindaklanjuti pula dengan pengaturan di bidang tata bangunan dan lingkungan
secara memadai melalui Peraturan Bangunan Setempat (PBS).
Peraturan Bangunan Setempat yang bersifat khusus diperlukan sebagai pengarah
perwujudan arsitektur lingkungan perkotaan (urban architecture) terutama pada kawasan
atau bagian kota yang tumbuh cepat dan berkembang secara tidak teratur baik dari segi
tertib bangunan, keselamatan bangunan maupun keserasian bangunan terhadap
lingkungannya. Peraturan yang bersifat khusus ini disebut juga Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) untuk melengkapi peraturan bangunan setempat yang telah ada.
Dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Kota yang berlaku, selanjutnya
disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang memberikan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang dan menindaklanjuti Rencana Rinci Tata Ruang, serta
sebagai panduan rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan gedung
dan lingkungannya. Dengan demikian RTBL akan memberikan arahan terhadap wujud
pemanfaatan lahan, ragam arsitektural dari bangunan bangunan sebagai hasil rencana
teknis/rancang bangunan (building design), terutama pada kawasan/daerah tertentu yang
memiliki karakter khas seperti dimaksud di atas.

1.2 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LATAR BELAKANG


1.2.1. LATAR BELAKANG DI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang merupakan Kawasan perkotaan


yang sedang berkembang dan mengalami dinamika pembangunan yang cukup dinamis.
Rencana tata bangunan dan lingkungan atau yang disingkat dengan RTBL adalah panduan
rancangan bangunan lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan/lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.6


investasi, ketentuan pengendalian rencana,dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan.
Penataan bangunan dan lingkungan dimaksudkan untuk merencanakan,
melaksankan, memperbaiki, mengembangkan ,atau melestarikan bangunan dan lingkungan
kawasan tertentu sesuai dengan perinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan
gedung dan lingkungan secara optimalyang terdiri atas proses perencanaan teknis dan
pelaksanaan kontruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran
bangunan gedung dan lingkungan.
Sebagai bagian dari lingkungan kota Pusat Kota yang berada di Kabupaten Ketapang
di antaranya memiliki pertumbuhan fisik yang cepat namun berkembang kurang tertib, tidak
selaras dan serasi dengan lingkungannya. Suatu kawasan yang berkembang dengan pola
demikian memerlukan pengaturan lebih khusus terutama dari segi tata bangunan dan
lingkungannya. Diharapkan melalui upaya penataan dan dengan disiapkannya rencana tata
bangunan dan lingkungan (RTBL) dapat menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik,
sekaligus dapat memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai tata ruang yang
berlaku. RTBL tersebut juga merupakan arahan untuk perwujudan arsitektur lingkungan
setempat agar lebih melengkapi peraturan bangunan yang ada.
Mengingat potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi
didaerah perkotaan/urban, maka prioritas penangan/penataan terutama dilakukan pada
Pusat Kota memerlukan perhatian khusus atas pertimbangan keamanan serta keserasinya
terhadap lokasi setempat.
Suatu kota yang balk harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu
mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya citra fisik maupun non- fisik
yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secacara terpadu. Untuk
meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali,suatu produk tata ruang kota harus
dilengkapi dengan rencana tata bangunan dan lingkungannya.Hal tersebut sebagai bagian
dari pemenuhan terhadap persyaratan tata bangunan seperti tersirat dalam pasal 9
undangundang no.28 tahun 2002 tentang bangunan gedung.
Rencana tata bangunan dan lingkungan ( RTBL ) diperlukan sebagai perangkat
pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan lingkungan
pada suatu kawasan. RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota
disahkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai peraturan daerah (Perda). Untuk dapat
mengendalikan pemanfaatan ruang,suatu rencana tata ruang seyogyanya ditindaklanjuti
pula dengan pengaturan dibidang tata bangunan secara memadai melalaui peraturan
bangunan setempat (PBS).
Peraturan bangunan setempat yang bersifat khusus yang diperlukan sebagai
pengarah perwujudan arsitektur lingkungan perkotaan (urban architecture) terutama pada

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.7


kawasan atau bagian kota yang tumbuh cepat dan berkembang secara tidak teraktur baik
dari segi tertib bangunan, keselamatan bangunan maupun keserasian bangunan terhadap
lingkungannya. Peraturan yang bersifat khusus ini disebut juga rencana tata bangunan dan
lingkungan (RTBL) bersifat melengkapi peraturan bangunan setempat yang telah ada.
Dengan mengacu pada rencana tata ruang kota yang berlaku,selanjutnya disusun
rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) yang memberikan arahan pengendalian
pemanfaatan ruang dan menindaklanjuti rencana detail tata ruang(RDTR) serta sebagai
panduan rancangan rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan
gedung dan lingkungannya dengan demikian RTBL akan memberikan arahan terhadap
wujud pemanfaatan lahan,ragam arsitektur dari bangunan-bangunan sebagai hasil rencana
teknis/rancang bangunan (building design),terutama pada kawasan/daerah tertentu yang
memiliki karakter khas seperti yang dimaksud diatas. Dengan arahan tersebut,konsultan
perencana kawasan dan bangunan (urban designer dan arsitek) akan mempunyai kejelasan
menyangkut kebijaksanaan pembangunan fisik dari pemerintah daerah Kabupaten
Ketapang,termasuk didalamnya yang menyangkut kepentingan umum,citra dan jati din
lokasi yang perlu dikemukakan. Pada giliranya seluruh seluruh tatanan bangunan dan
lingkungan yang dirancang akan memberikan kontribusi positif terhadap kawasan.

1.2.2. TANGGAPAN TERHADAP KAK

Latar belakang kegiatan dipahami bermuara pada pernyataan kunci: "Belum cukup
optimalnya produk Tata Ruang dan Peraturan terkait dalam menciptakan kualitas
bangunan dan Lingkungan kota yang baik". Bahwa terdapat beberapa alasan utama
terkait pernyataan kunci diatas yaitu:
• Pertumbuhan fisik yang lambat dan kurang terkendali serta kurang selaras dan serasi
dengan lingkungannya,
• Arahan Penataan dioptimalkan pada kawasan dengan intensitas bangunan dan
aktivitas yang tinggi
• Dokumen RTBL nantinya menjadi pelengkap peraturan Bangunan Gedung Setempat
• Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai perangkat
pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan
lingkungan pada suatu kawasan. RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan
tata ruang kota disahkan oleh Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan
Daerah (Perda).

1.2.3. SARAN TERHADAP KAK

Terkait dengan Penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, maka ada

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.8


beberapa poin dasar yang menjadi usulan oleh pihak penyedia jasa. Saran terhadap Latar
Belakang Penyusunann Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Jalan
Gaoto Subroto Kabupaten Ketapang dijabarkan dalam gambar berikut ini:

GAMBAR 1.1 DIAGRAM ALIR SARAN LATAR BELAKANG


PENYUSUNAN RTBL KORIDOR JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

PERMASALAHAN:
Permasalahan di Koridor Gatot Subroto Kabupaten
- Meningkatnya Kegiatan Perkotaan Ketapang:
- Meningkatnya Nilai Lahan
- Belum ada tindak lanjut kegiatan - Belum tersedianya arahan pengendalian pemanfaatan
penataan ruang ruang yang mendetail terkait bangunan di kawasan
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang.
- aspek urban design di Kawasan perdagangan dan jasa
Koridor Jalan Gatot Subroto kurang diperhatikan.
- Perlu Arahan Penataan yang sesuai
- aspek pelestarian dan keberlajutan dalam mencapai
dengan Potensi Kawasan dan
Kebijakan Daerah dan Nasional Kota Hijau belum terealisasi.
- Perlu Arahan Investasi

PERLU IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PENATAAN RUANG DALAM SKALA KAWASAN

- Sebagai Upaya meningkatkan Nilai Lahan dan arus investasi kawasan Perlu legalisasi melalui:
- Meningkatkan kualitas visual dan kenyamanan kawasan Keputusan/Peraturan
- Menyesuaikan dengan kaidah perencanaan dan tata ruang Daerah
- Menyesuaikan dengan program-program daerah dan pusat

a. Pendekatan Urban Desain


b. Pendekatan Program
Pembangunan
c. PendPerlu legalisasi melalui:
Keputusan/Peraturan Daerah DOKUMEN PENYUSUNAN
d. Pendekatan Parsipatif kepada PERENCANAAN KAWASAN DAN
Masyarakat DESAIN KAWASAN

Dengan arahan tersebut, perencana kawasan dan bangunan (urban designer dan
arsitek) akan mempunyai kejelasan menyangkut kebijaksanaan pembangunan fisik dari
Pemerintah Daerah setempat, termasuk di dalamnya yang menyangkut kepentingan umum,
citra, dan jati diri lokasi yang perlu dikemukakan. Pada gilirannya seluruh tatanan bangunan
dan lingkungan yang dirancang akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
kawasan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mengamanatkan bahwa kawasan dapat
dipahami tidak hanya dari fungsinya namun juga dari ragam, karakter, dll. Ragam kawasan
tersebut adalah:
a. KAWASAN BARU BERKEMBANG CEPAT adalah kawasan dengan kriteria sebagai
berikut:

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.9


i. memiliki potensi untuk cepat tumbuh; dan/atau;
ii. imengalami pertambahan densitas penduduk maupun fisik terbangun dalam
waktu yang singkat;
iii. mengalami pertambahan intensitas volume kegiatan;
iv. mengalami pertambahan densitas penduduk maupun densitas bangunan dalam
waktu relatif singkat maupun pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam waktu
yang singkat.
b. KAWASAN TERBANGUN memiliki kriteria:
i. sebuah kawasan yang didominasi oleh fisik terbangun;
ii. memiliki sarana dan prasarana lingkungan;
iii. memiliki pertumbuhan densitas, jumlah dan kualitas lingkungan binaan;
iv. memiliki perubahan jumlah dan struktur penduduk, struktur ekonomi dan budaya;
v. telah terbangun dalam waktu yang cukup lama (antara 10 sampai 50 tahun).
c. KAWASAN DILESTARIKAN merupakan kawasan dengan nilai kesejarahan, dan/atau
keunikan dan/atau karakter khusus yang langka sehingga dipandang perlu untuk
dilestarikan. Kawasan dilestarikan dapat berada pada beberapa jenis kawasan, seperti
kawasan cagar budaya dan kawasan revitalisasi. Sebuah kawasan dapat dikategorikan
dilestarikan, bila memiliki penetapan sebagai kawasan cagar budaya dan/atau
bersejarah dan atau revitalisasi.
d. KAWASAN RAWAN BENCANA adalah kawasan yang telah ditetapkan oleh instansi
yang berwenang sebagai kawasan yang pernah mengalami atau mengandung atau
diduga dapat menimbulkan bencana alam atau non alam. Ragam kawasan rawan
bencana antara lain adalah kawasan rawan gempa, kawasan rawan banjir, kawasan
rawan longsor, kawasan rawan tsunami, kawasan rawan kebakaran.

1.3 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP MAKSUD, TUJUAN DAN


SASARAN
1.3.1. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN DI KAK

Maksud dari kegiatan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor
Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang adalah untuk memberikan:
1. Masukan rencana dan program pernbangunan fisik bagi pemerintah Kabupaten
Ketapang dalam penanganan tata bangunan dan lingkungan kota.
2. Masukan teknis bagi pemerintah Kabupaten Ketapang dalam bentuk rincian
pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan Kota tersebut.
Tujuan dari kegiatan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor
Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang adalah:

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.10


a. Menyiapkan rencana tata bangunan dan lingkungan Pusat Kota perencanaan sebagai
bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawaan, bersama masyarakatdan semua
stakeholder,sesuai dengan kebutuhan dan kondisi local dengan memperhatikan
keserasian dengan alam sekitarnya.
b. Penyusunan program investasi pembangunan sebagai acuan implementasi dari
rencana dan rancangan yang telah disusun,sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan dilingkungan/kawasan yang tersebut.
Sasaran dari kegiatan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor
Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang adalah:
a. Tersusunnya rencana tata bangunan dan lingkungan untuk kawasan RTBL sebagai
bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan,sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lokal.
b. Tersusunnya program investasi pembangunan kawasan RTBL Sebagai bagian upaya
peningkatan kualitas permukiman dengan menyertakan masyrakat sebagai bagian
integral dari upaya,pembangunan dilingkungan/kawasan.

1.3.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Konsultan memahami bahwa tujuan pelaksanaan studi ini memberi fokus utama
untuk membantu menyusun Tata Bangunan dan Lingkungan yang dapat jadi acuan bagi
pengembangan Kawasan. Menurut pihak konsultan penjabaran sasaran sudah tepat,
menjabarkan lebih lanjut tujuan pekerjaan ini serta sesuai dengan keluaran yang akan
dihasilkan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan bertujuan menghasilkan lingkungan
yang berkualitas,
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan bertujuan menghasilkan lingkungan yang
berkualitas, memenuhi syarat dan dapat diimplementasikan dalam mewujudkan tata
bangunan dan ingkungan yang layal huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan. Adapun
tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam RTBL ini adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan ;
2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang
publik;
3. Perwujudan perlindungan lingkungan, serta;
4. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.
Adapun sasaran penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan
Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dijabarkan lebih lanjut
sebagai berikut :
a. Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini ;

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.11


b. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan
konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah ;
c. Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung;
d. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan/kawasan;
e. Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/kawasan;
f. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan;
g. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan, karena adanya rasa
memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.
Adapun manfaat dari penyusunan RTBL kawasan adalah sebagai berikut:
1. Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini;
2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan
konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
3. Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung;
4. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan/kawasan;
5. Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/kawasan;
6. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuuhan
masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan;
7. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan, karena adanya rasa
memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan
Dalam mencapai tujuan, sasaran dan manfaat perencanaan, maka terdapat beberapa
pola penataan yang dapat dilakukan dalam kawasan perencanaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. PERBAIKAN KAWASAN : seperti penataan lingkungan permukiman kumuh/nelayan
(perbaikan kampung), perbaikan desa pusat pertumbuhan, perbaikan kawasan,serta
pelestarian kawasan;
2. PENGEMBANGAN KEMBALI KAWASAN : seperti peremajaan kawasan,
pengembangankawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan
rekonstruksikawasan pascabencana;
3. PEMBANGUNAN BARU KAWASAN : seperti pembangunan kawasan permukiman
(kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun- Berdiri Sendiri), Pembangunan
kawasan terpadu, pembangunan Desa Agropolitan, pembangunan kawasan terpilih
sebagai pusat pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbatasan dan
pembangunan kawasan pengendalian ketat (high-control zone).

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.12


4. PELESATRAIAN / PERLINDUNGAN KAWASAN : seperti pengendalian kawasan
pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan bencana.

1.4 KEDUDUKAN RTBL DALAM SISTEM PENATAAN RUANG WILAYAH


Dalam pelaksanaannya, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, penyusunan
perencanaan kawasan dapat berupa:
a. Rencana aksi atau kegiatan komunitas (community-action plan/CAP)
b. Rencana penataan lingkungan (neighboourhood-development plan/NDP)
c. Panduan rancangan kota (urban-design guidelines/UDGL)
Seluruh rencana, rancangan, aturan adan mekanisme dalam penyusunan
perencanaan kawasan harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik
pada lingkup kawasan, kota, maupun wilayah. Kedudukan penyusunan perencanaan
kawasan dalam pengendalian bangunan gedung dan lingkungan sebagaimana digambarkan
dalam gambar 1.2.
RTRW
NASIONAL GAMBAR 1.2 DIAGRAM KEDUDUKAN PENYUSUNAN
RTR PULAU PERENCANAAN KAWASAN DALAM SISTEM
RTR KAWASAN PENATAAN RUANG
STRATEGIS NASIONAL
RTRW
PROVINSI

RTR KAWASAN
STRATEGIS PROVINSI

PENYUSUNAN PERENCANAAN
RTRW RDTR KOTA* KAWASAN
KOTA RTR KAWASAN 1. PERBAIKAN KAWASAN
STRATEGIS KOTA* 2. PENGEMBANGAN KEMBALI
RTR KAWASAN KAWASAN
PERKOTAAN* 3. PEMBANGUNAN BARU
KAWASAN
RDTR KABUPATEN* 4.PELESTARIAN/
PROSES IMB DAN
PELINDUNGAN KAWASAN
RTR KAWASAN PENYELENGGARAAN
RTRW STRATEGIS BANGUNAN GEDUNG
KABUPATEN KABUPATEN* DAN LINGKUNGAN
RTR KAWASAN
PEDESAAAN*
PERATURAN DAERAH
RTR KAWASAN BANGUNAN GEDUNG
AGROPOLITAN*

PENATAAN RUANG PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Keterangan : *Termasuk Peraturan Zonasi


1.5 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
Peraturan Perundangan terkait Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tata Ruang
b. Perencanaan Bangunan Gedung dan Bukan Gedung

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.13


c. Perencanaan Lingkungan
d. Peraturan Perundangan sector
MUATAN DATA DAN INFORMASI TERKAIT
PERENCANAAN TATA • Undang-undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
RUANG Ruang
• Undang-undang Republik Indonesia No 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 17 Tahun 2009 Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
• Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal
Modul Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
BANGUNAN GEDUNG • Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
DAN BUKAN GEDUNG dan Kawasan Permukiman;
• Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Bangunan
Gedung
• Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
• Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-poko Agraria
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
• Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
• Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
• Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Peraturan President RI No 73 TAhun 2011 Tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
• Peraturan Presiden Republik Indonesia No.71 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan bagi Kepentingan
Umum;
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern;
• Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan ;
• SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan;
• Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 mengenai Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
LINGKUNGAN • Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
• Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air;

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.14


• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 63 tahun 2002 tentang
Hutan Kota.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan;
• Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 ttg Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan;
• Permen PU No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai;
PERAN SERTA • Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan tata Cara
MASYARAKAT Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
PERATURAN Listrik:
PERUNDANG- • Undang-undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
UNDANGAN SEKTOR • Undang-undang Republik Indonesia No 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan
Transportasi
• Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
• Undang-undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
Jalan;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2006 Tentang
Kepelabuhan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan;
Sistem Jaringan Telekomunikasi
• Undang-undang No 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 pasal 47
Tantang Penetapan bangunan Tower;
• Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia No.02
Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Menara
Bersama Telekomunikasi.
Industri dan Pengolahan
• Undang-Undang No 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 tahun 2009 tentang
Kawasan Industri
• Peraturan Presiden No 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
• Keputusan Presiden No 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi
Kawasan Industri;
Pariwisata
• Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya;
• Undang-undangn No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
• Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No 17/2010 tentang
Rencana Strategis Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-
2014
• Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025
Persampahan
• Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
• Permen No 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah
• Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002 mengenai Tata cara teknik
operasional pengelolaan sampah perkotaan
PERATURAN DAERAH • Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi
TERKAIT Kalimantan Barat
• Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang No. 3 Tahun 2015 tentang

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.15


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ketapang Tahun 2015-2035
• Peraturan Daerah terkait lainnya

1.6 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP RUANG LINGKUP WAKTU


PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 3,5 bulan hari kalender atau setara
dengan 105 (seratus lima) hari kalender setelah penandatanganan kontrak. Kami menyadari
bahwa dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang baik adalah dapat menghargai waktu dan
dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan berharap
berjalan lancar tanpa suatu halangan baik teknis maupun non-teknis. Untuk menyikapi hal
tersebut, maka strategi keunggulan yang ditawarkan oleh pihak konsultan adalah
pengalokasian kegiatan dan tenaga ahli dirumuskan sedemikian rupa sehingga seefektif
mungkin dapat menghemat waktu pelaksanaan kegiatan dan supervisi dengan pihak
pemberi kerja maupun Pemerintah didaerah.

1.7 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP RUANG LINGKUP


SUBSTANSI DAN TAHAPAN KEGIATAN
1.7.1. LINGKUP SUBSTANSI KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan harus mencapai tujuan dan sasaran, berikut tanggapan
dan saran terhadap Uraian kegiatan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang :
URAIAN KEGIATAN DI KAK TANGGAPAN DAN SARAN
a. SURVEI LOKASI DAN PENDATAAN ▪ Data yang diperlukan tidak hanya kawasan
Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang perencanaan, tetapi wilayah sekitarnya serta
diperlukan untuk melakukan analisis kawasan dan wilayah kedudukannya dalam lingkup yang lebih luas atau
sekitarnya. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh skala regionalnya, agar perencanaan dan penataan
identifikasi kawasan dari segi fisik, sosial, budaya, dan yang dibuat sesuai dengan skala pelayanan yang
ekonomi, serta identifikasi atas kondisi di wilayah dibutuhkan
sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan. ▪ Identifikasi kawasan tidak hanya terbatas pada
Data tersebut meliputi: aspek fisik, sosil, budaya maupun ekonomi, tetapi
• peta (peta regional, peta kota, dan peta kawasan juga unsur-unsur prilaku bermukim dan arsitektur
perencanaan dengan skala 1:1.000 serta tradisional, serta unsur-unsur historis kawasan
memperlihatkan kondisi topografis/garis kontur), ▪ Untuk peta skala kota dimungkinkan lebih kecil dari
• foto-foto (foto udara/citra satelit dan foto- foto kondisi dari 1:1000, sedangkan untuk skala kawasan dapat
kawasan perencanaan, digunakan skala 1:1000 dan untuk perencanaan
• peraturan dan rencana-rencana terkait, yang lebih detail pada kawasan prioritas digunakan
• sejarah dan signifikansi historis kawasan, skala yang lebih besar lagi.
• kondisi sosial-budaya dan kependudukan,
• pertumbuhan ekonomi,
• kondisi fisik dan lingkungan, kepemilikan lahan,
prasarana dan fasilitas, dan data lain yang relevan.
b. ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH • Beberapa analisis yang digunakan dalam penataan
PERENCANAAN kawasan adalah sebagai berikut:
Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data a. Analisis Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan secara b. Analisis Perekonomian
berjenjang dari tingkat kota, tingkat wilayah, sampai pada c. Analisis Kependudukan
tingkat kawasan. Komponen analisis yang diperlukan d. Analisis Pelayanan Sarana dan Prasarana
antara lain analisis sosial kependudukan, prospek e. Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.16


pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, f. Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang
aspek legal konsolidasi lahan, daya dukung prasarana dan g. Analisis Pembangunan Kependudukan
fasilitas, kajian aspek historis. h. Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan
Dari hasil analisis ini akan diperoleh arahan solusi atau Kawasan
konsep perencanaan atas permasalahan yang telah i. Analisis Bentuk aspirasi dan partisipasi
diidentifikasikan pada tahap pendataan. masyarakat dalam pengembangan dan
pembangunan kawasan
• Selain analisis yang dimaksud, perlu ditekankan
analisis tapak kawasan dan program pemerintah
terkait serta peraturan daerah setempat berkaitan
dengan bangunan gedung
c. Penyusunan Konsep Program Bangunan dan
Lingkungan
Hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan
akan memuat gambaran dasar penataan pada lahan
perencanaan yang akan ditindaklanjuti dengan
penyusunan konsep dasar perancangan tata bangunan
yang merupakan visi pengembangan kawasan. Penetapan
konsep disesuaikan dengan karakter wilayah kajian dan
hasil analisis.
Komponen dasar perancangan berisi: visi pembangunan,
konsep perancangan struktur tata bangunan dan
lingkungan, konsep komponen perancangan kawasan,
blok-blok pengembangan kawasan dan program
penanganannya.
d. Penyusunan Rencana Umum dan Panduan
Rancangan
Rencana umum dan panduan rancangan merupakan
ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu
kawasan yang bersifat lebih detail dan bersifat sebagai
panduan atau arahan pengembangan. Panduan
rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara
lebih rinci rencana umum yang telah ditetapkan
sebelumnya, meliputi ketentuan dasar implementasi
rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan
kawasan.
Adapun komponen rancangan meliputi: struktur
peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata
bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sistem
ruang terbuka dan tata hijau, tata kualitas lingkungan,
sistem prasarana dan utilitas lingkungan. Ketentuan dasar
implementasi rancangan dapat diatur melalui aturan wajib,
aturan anjuran utama, dan aturan anjuran pada kawasan
perencanaan dimaksud.
e. Penyusunan Rencana Investasi Sebelum menyusun Rencana Investasi, terlebih dahulu
Rencana Investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL dilakukan konsultasi kepada pemerintah daerah dalam
yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku hal ini Bidang Cipta Karya berkaitan dengan Program-
kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan program Pembangunan Daerah yang akan direncanakan
pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang serta
Rencana ini menjadi rujukan bagi para pemangku unsur-unsur pembiayaan serta pihak-pihak yang terlibat
kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan dalam pembangunan kawasan.
besaran biaya suatu program penataan, ataupun sekaligus
menjadi tolak ukur keberhasilan investasi.Secara umum
rencana investasi mengatur tentang besaran biaya yang
dikeluarkan dalam suatu program penataan kawasan
dalam suatu kurun waktu tertentu, tahapan
pengembangan, serta peran dari masing-masing
pemangku kepentingan.
f. Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana • Ketentuan pengendalian yang akan disusun
Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk selayaknya tidak bertentangan dengan kebijakan
mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja atau peraturan terkait yang telah disusun dalam
maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan pengembangan kawasan seperti RTRW, RDTR dan
aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu Peraturan Zonasi serta Peraturan daerah tentang
kawasan, dan mengatur pertanggungjawaban semua bangunan gedung dan peraturan terkait lainnya.
pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap • Proses keterlibatan masyarakat dalam proses
pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan. penataan sampai aplikasi pembangunan disusun dan

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.17


Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian dipublikasikan secara jelas
proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, • Ketentuan pengendalian dibuat untuk mempermudah
baik secara langsung (individu) maupun secara tidak pelaksanaan pembangunan dan harus ditindaklajuti
langsung melalui pihak yang dianggap dapat mewakili dengan system yang lebih komunikatif agar pelaku
(misalnya Dewan Kelurahan, Badan Keswadayaan pembangunan dapat mengetahui dengan mudah
Masyarakat/BKM dan Forum Rembug Desa). Ketentuan yang tentunya dapat berimplikasi pada kelancaran
Pengendalian Rencana menjadi alat mobilisasi pembangunan kawasan.
peran masing-masing pemangku kepentingan pada
masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai
dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati
bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para a. Strategi Pengendalian Rencana
pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat b. Arahan Pengendalian Rencana
keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan
pembangunan.
g. Penyusunan Pedoman Pengendalian
Pelaksanaan
Pedoman pengendalian pelaksanaan dimaksudkan untuk
mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan b
angunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan
dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar
dapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan.
Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh dinas teknis
setempat atau unit pengelola teknis/UPT/badan tertentu
sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh kelembagaan
pemrakarsa penyusunan RTBL atau dapat ditetapkan
kemudian berdasarkan kesepakatan para pemangku
kepentingan. Pedoman pengendalian pelaksanaan dapat
ditetapkan dan berupa dokumen terpisah tetapi
merupakan satu kesatuan dengan dokumen RTBL,
berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan,
setelah mempertimbangkan kebutuhan tingkat
kompleksitasnya.

1.7.2. TAHAPAN KEGIATAN

Dalam rangka memenuhi target sasaran sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka
diarahkanlah rincian tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan. Adapun tanggapan dan
Saran terhadap Tahapan Kegiatan Penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
Barat dijabarkan sebagai berikut:
URAIAN KEGIATAN DI KAK TANGGAPAN DAN SARAN
1. PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN Penyerahan laporan pendahuluan akan disesuaikan
Tim tenaga ahli konsultan RTBL segera menyusun dengan jadwal yang telah ditentukan.
Laporan Pendahuluan serta bahan tayangan yang akan
disampaikan pada Rapat Laporan Pendahuluan yang
setidaknya memuat substansi sesuai dengan ketentuan
mengenai isi materi laporan yang tertera pada bagian IX
tentang INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN.
2. PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN Melakukan Kajian ulang terhadap kebijkan, strategi dan
Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga program pembangunan daerah yang telah tersedia
ahli konsultan RTBL segera mengagendakan dan seperti RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi atau dokumen
menyelenggarakan rapat laporan pendahuluan dengan teknis sejenis lainya.
mengundang seluruh tim teknis. Pada Pembahasan
Laporan Pendahuluan harus disusun Berita Acara
Pembahasan Laporan Pendahuluan yang berisi
kesepakatan terhadap substansi Laporan Pendahuluan
sebagaimana tertera yang setidaknya memuat substansi
sesuai dengan ketentuan mengenai isi materi laporan
yang tertera pada Bagian IX tentang INDIKATOR
KELUARAN DAN KELUARAN.
3. PELAKSANAAN SURVEY OLEH TIM KONSULTAN ▪ Melakukan survei primer dan sekunder untuk

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.18


Sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah disepakati, mendapatkan data dan informasi terkait
tim tenaga ahli konsultan RTBL segera melaksanakan permasalahan, kebijakan, strategi dan program
survey lokasi sesuai dengan rencana survey yang telah pengembangan kota serta data dan informasi
ditetapkan pada pembahasan Laporan Pendahuluan. pendukung analisa dan RTBL Koridor Jalan Gatot
Dalam pelaksanaan survey tim konsultan diharapkan Subroto Kabupaten Ketapang
dapat mengidentifikasi deliniasi kawasan studi dengan ▪ Survey dilakukan dalam 2 Tahapan, tahapan 1
potensi-potensi yang ada dan rencana umum blok survey untuk merumuskan potensi dan konsep yang
pengembangan dan panduan rancang bangun di dalam akan dituangkan dalan penyusunan RTBL Koridor
lokasi kawasan RTBL . Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang serta spot-
spot prioritas yang berpotensi sebagai lokasi
percontohan. Tahapan 2 dilakukan setelah
diputuskan lokasi prioritas sebagai lokasi
percontohan yang akan dilakukan survey mendalam.
▪ Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman infomasi
skala 1 : 5.000 yang akan digunakan sebagai peta
dasar untuk melakukan kawasan, melakukan analisa
serta menuangkan rencana dan program ke dalam
bentuk spasial untuk Produk RTBL Koridor Jalan
Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, sedangkan
untuk kawasan prioritas digunakan peta dasar
dengan skala samapi 1: 1.000.
▪ Melakukan Identifikasi dan pemetaan potensi,
permasalahan dan isu terkait serta kebutuhan
pengembangan Tata Bangunan dan Lingkungan,
serta menetapkan permasalahan dan isu
perkembangan kawasan. Dalam proses identifikasi
ini dilakukan berdasarkan pemetaan dasar spasial,
data sekunder, pengamatan lapangan, dan
wawancara kepada stakeholder inti, serta disajikan
diatas peta.
▪ Melakukan identifikasi permasalahan dan kajian
keselarasan terhadap kebijakan, strategi dan
program pembangunan di daerah yang terdapat
didalam rencana pembangunan (development plan)
dan rencana penataan ruang (Spatial Plan).
▪ Melakukan pendataan dan identifikasi sebaran
penggunaan lahan, intensitas bangunan dan
infrastruktur pendukungnya.
4. PENYUSUNAN LAPORAN ANTARA
Segera setelah dilaksanakannya survey lokasi, tim tenaga
ahli konsultan RTBL segera menyusun Laporan Antara
serta bahan tayangan yang akan disampaikan pada Rapat
Pembahasan Laporan Antara yang setidaknya memuat
materi hasil pelaksanaan survey dan hasil analisis.
Laporan Draft Akhir mencakup materi dokumen RTBL
sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri No. 6
tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL), yaitu:
• Program Bangunan dan Lingkungan;
• Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
• Rencana Investasi;
• Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
• Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
5. PELAKSANAAN RAPAT PEMBAHASAN
LAPORAN DRAFT AKHIR
Pembahasan Laporan Draft Akhir diselenggarakan di
tingkat Kabupaten/Kota pada lokasi kawasan studi RTBL
dengan mengundang tim teknis dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota termasuk diantaranya Bappeda, Dinas
Pekerjaan Umum dan Dinas terkait lainnya, unsur
kecamatan dan kelurahan, unsur masyarakat umum serta
unsur asosiasi/komunitas masyarakat yang terkait dengan
studi RTBL di tingkat lokal.
6. PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
Segera setelah pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan
Draft Akhir, tim tenaga ahli konsultan segera bekerja

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.19


menyempurnakan seluruh DokumenRTBL dan Dokumen
Perencanaan Teknis (DED, RAB dan RKS) berdasarkan
catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama pada
saat dilaksanakannya rapatpembahasan Laporan Draft
Akhir. Dokumen RTBL dan Dokumen Perencanaan Teknis
sebagaimana tertera yang setidaknya memuat substansi
sesuai dengan ketentuan mengenai isi materi laporan
yang tertera pada Bagian IX tentang INDIKATOR
KELUARAN DAN KELUARAN. Penyempurnaan
keseluruhan dokumen tersebut diserahkan ke Tim
Teknis.

1.8 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP INDIKATOR KELUARAN


DAN KELUARAN
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, Indikator Keluaran dan Keluaran dalam
Penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot
Subroto Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut:
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot
Subroto Kabupaten Ketapang sesuai dengan Pedoman Penyusunan RTBL yang
terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan
di kawasan tersebut.
b. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa Konsultan memberikan
• Laporan Pendahuluan : 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
• Laporan Antara : 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4,
• Laporan Akhir : 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4
• Dokumen DED,RKS,RAB : 5 (sepuluh) eksemplar dalam format A4
• Album Peta : 5 (lima) eksemplar dalam format A3
• CD/DVD : 5 (lima) keping/buah
Adapun tanggapan dan saran terhadap Keluaran Kegiatan Penyusunan Studi RTBL
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada tabel berikut:
KELUARAN BERDASARKAN KAK TANGGAPAN DAN SARAN
1. LAPORAN PENDAHULUAN, memuat : LAPORAN PENDAHULUAN berisikan:
a. Pemahaman dan tanggapan terhadap Kerangka Acuan a. Pemahaman materi dan tanggapan terhadap
Kerja. KAK
b. Rencana pencapaian sasaran, mencakup jadwal kerja, b. Penyusunan rencana kerja dan koordinasi tim
target/ sasaran, alokasi tenaga ahli, dsb. c. Penyusunan Pendekatan dan Metodologi
c. Metodologi pekerjaan penyusunan perencanaan d. Review Kebijakan Pembangunan Kawasan dan
kawasan termasuk kajian kepustakaan (studi literature), study terkait
kajian peraturan daerah setempat terkait dengan e. Persiapan Perangkat Survey dan Mobilisasi
penyusunan perencanaan kawasan dan Kajian teoritis Lapangan
serta kajian terhadap studi kasus sejenis. Pada tahapan laporan Pendahuluan sudah mulai
d. Rencana Survey, mencakup metode pengumpulan dilakukan kegiatan survey pendahuluan, sebagai
data, metode pengolahan data, metode analisis data, salah satu upaya mengetahui gambaran secara
jadwal survey, identifikasi lokasi survey, target data, umum mengenai kawasan perencanaan.
identifikasi instansi pemilik data dan pembuatan

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.20


KELUARAN BERDASARKAN KAK TANGGAPAN DAN SARAN
kuesioner
e. Gambaran umum kawasan perencanaan, mencakup
profil kawasan, studi area deliniasi studi, identifikasi
potensi kawasan, identifikasi permasalahan kawasan,
identifikasi instansi pemerintah daerah, keberadaan
perusahaan swasta serta komunitas masyarakat
lokal yang kemungkinan akan terlibat dalam
proses penyusunan perencanaan kawasan.
Diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak SPMK dikeluarkan.
2. LAPORAN ANTARA, memuat: LAPORAN ANTARA disusun dengan terlebih dahulu
a) Gambaran umum kawasan perencanaan, berdasarkan dilakukan survey kawasan baik primer maupun
data yang didapat dari hasil survey; sekunder mulai minggu keempat bulan ke-1 sampai
b) Tinjauan kebijakan program pembangunan yang bulan kedua atau sekitar 1 bulan yang dilanjutkan
terdapat pada kawasan perencanaan, seperti Rencana dengan inventaris data dan pemetaan kawasan yang
Tata Ruang Wilayah (RTRW), Poldas, Renstrada, dsb; kemudian dilanjutkan dengan identifikasi potensi dan
c) Analisis terhadap seluruh potensi dan masalah terhadap permasalahan kawasan.
elemen perancangan RTBL meliputi:
• Analisis daya dukung lahan LAPORAN ANTARA selain berisikan data-data hasil
• Analisis kesesuaian lahan survey juga berisikan beberapa hasil analisis
• Analisis intensitas bangunan dengan menggunakan kawasan sebagai berikut:
kriteria terukur dan tidak terukur • Analisis dan perumusan Potensi dan
• Analisis untuk menentukan prioritas program Permasalahan Kawasan
pembangunan dilakukan terhadap masing- masing • analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis
elemen rancang RTBL dengan menggunakan Peran Masyarakat
metode SWOT • Perumusan Visi Pembangunan
d) Draft dokumen RTBL lengkap sesuai Permen PU no. 6 • Perumusan Konsep Perencanaan
Tahun 2007 • Perumusan konsep dasar perancangan tata
Diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari bangunan & lingkungan
kalender sejak Laporan Pendahuluan diserahterimakan
dan disetujui oleh Tim Teknis/Penilai. Dari beberapahal tersebut dirumuskanlah beberapa
hal sebagai berikut:
• Apreasisasi konteks dan nilai Lingkungan
• Program peran serta masyarakat (community
participation)
• Berbagai konsep Rencana umum desain (desain
plan), seperti:
• Konsep perancangan komprehensif
• Konsep peruntukan lahan
• Konsep intensitas pemanfaaatan lahan
• Konsep tata bangunan
• Konsep Sistem Sirkulasi
• Konsep RTH
• Konsep Kualitas Lingkungan
• Konsep Identitas dan orientasi lingkungan
• Konsep prasarana dan utilitas
• Konsep preservasi dan konservasi
bangunan dan lingkungan
Rencana Umum
a. Rencana peruntukan lahan makro dan mikro
b. Rencana perpetakan
c. Rencana Tapak
d. Rencana Sistem Pergerakan
e. Rencana Prasarana/Sarana Lingkungan
f. Rencana Aksesibilitas Lingkungan
g. Rencana Wujud Visual Bangunan
h. Rencana Ruang Terbuka Hijau

Panduan Rancangan
a. Ketentuan dasar implementasi rancangan
b. Prinsip-prinsip pengembangan kawasan

Laporan Antara diserahkan pada akhir minggu ke-8

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.21


KELUARAN BERDASARKAN KAK TANGGAPAN DAN SARAN
bulan ke 2 setelah SMPK dikeluarkan atau 60 hari
setelah laporan Pendahuluan.
3. LAPORAN AKHIR, mencakup : LAPORAN AKHIR diserahkan pada minggu ke-13
a) Seluruh materi dalam sistematika dokumen bulan ke 4 dengan terlebih dahulu melakukan
RTBL yang telah disempurnakan berdasarkan pembahasan laporan akhir untuk mengakomodir
catatan, usulan, masukan dan kesepakatan masukan-masukan dari pemerintah daerah setempat.
bersama yang didapat pada pembahasan laporan
draft akhir, yaitu:
• Program Bangunan dan Lingkungan;
• Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
• Rencana Investasi;
• Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
• Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
b) Soft file seluruh dokumen final
Diserahkan selambat-lambatnya 37 (tiga puluh tujuh) hari
kalender sejak Laporan Antara diserahterimakan dan
disetujui oleh Tim Teknis/Penilai.

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan Studi Rencana Tata


Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang
adalah sebagai berikut:
▪ Pengendalian elemen rancang secara komprehensif (peruntukan lahan, intensitas
pemanfaatan lahan, Tata Bangunan, Sistem Linkage, RTH, Kualitas lingkungan,
prasarana dan utilitas serta preservasi –konservasi)
▪ Memperhatikan berbagai penerapan konsep desain arsitektural pada bangunan dan
lingkungan
▪ Mempertimbangkan penggalian konteks dan nilai lokal pembentuk karakter lingkungan
▪ Mempertimbangkan aspek non fisik dalam program penataan ruang
▪ Mempertimbangkan pengendalian ekspresi langgam arsitektur bangunan dan
lingkungan
▪ Mempertimbangkan pembentukan kualitas ruang dan karakter dan sitra (image)
lingkungan
▪ Mempertimbangkan pengendalian potensi penumbuh karakter dan identitas ruang
kawasan
▪ Mempertimbangkan aspek preservasi dan konservasi elemen lingkungan
▪ Panduan kawasan terintegrasi antar seluruh elemen, membentuk karakter khas.
1.9 INOVASI TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Dari beberapa unsur kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan rencana
tata bangunan dan lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, terdapat
beberapa hal yang dapat dijadikan suatu inovasi dan kreasi dalam mencapai sasaran
kegiatan diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil penyusunan RTBL ini selayaknya memperhatikan unsur-unsur kearifan lokal
seperti budaya bermukim yang pada kawasan tertentu mempunyai budaya bemukim
yang khas. Pemilihan program penanganan kawasan di pusat kota dan di kawasan baru

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.22


berkembang tentunya mempunyai karakter yang berbeda. Tentunya hal ini sangat
berkaitan dengan pemahaman dan hasil identifikasi serta penetapan lokasi penataan;
2. Rencana dan program penataan yang disusun nantinya selayaknya dapat
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat baik dari segi perekonomian maupun pola
penataan dan penanganan yang lebih sehat. Seperti pengembangan kawasan
permukiman yang tidak jauh dari tempat masyarakat mencari nafkah serta dilengkapi
dengan infrastruktur yang sesuai dan dapat digunakan oleh masyarakat. Semua bentuk
pendekatan dan perancangan harus dapat disertai dengan arahan dan manajemen
dalam realisasi pelaksanaan, termasuk berbagai insentif dan disinsentif yang akan
diterapkan;
3. Produk penyusunan perencanaan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang hendaknya berbasis
perancangan secara tiga dimensi dan tidak lagi hanya mengkaji aspek fungsi dan tata
ruang. Sebaiknya produk penyusunan perencanaan kawasan yang dihasilkan nantinya
tidak hanya berhenti pada tampilan gambar-gambar perspektif yang ”idealis” dan sangat
menarik, namun menekankan pula aspek realisasinya di lapangan;
4. Harapannya agar hasil penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor
Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang ini bersifat keberlanjutan, ada maintenance
kegiatan ini oleh Pokja/pemerintah Daerah. Rencana Penataan, penanganan dan
program yang dihasilkan secara simultan dapat dilaksanakan dan terus dikembangkan
pada tahun-tahun mendatang serta adanya transfer of knowledge antara
pemerintah/pokjaknis sebelumnya dengan pokjaknis yang baru seandainya ada
pergantian formasi dalam instansi;
1.10 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
1.10.1. LETAK GEOGRAFIS
Lokasi kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang dilaksanakan di Desa Paya Kumang Kecamatan Delta Pawan yang
merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan
Barat. Secara geografis Kecamatan Delta Pawan terletak pada posisi 10 16’ 48’’ LS – 10 49’
36’’ LS dan 1100 15’ 24’’ BT – 1090 53’ 36’’ BT. Letaknya yang berada di pusat
pemerintahan Kabupaten Ketapang menjadikannya sebagai kecamatan yang
perekonomiannya berkembang pesat. Posisi strategis Kecamatan Delta Pawan dan akses
transportasi yang serba mudah diharapkan dapat semakin menumbuh kembangkan
perekonomian masyarakat Delta Pawan. Secara administrasi, batas wilayah Kecamatan
Delta Pawan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan kecamatan Muara Pawan
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Benua Kayong

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.23


Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Karimata
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Benua Kayong

TABEL 1.1 LUAS WILAYAH KECAMATAN DELTA PAWAN TAHUN 2016


NO NAMA DESA LUAS WILAYAH PERSENTASE
(Km2) (%)
1. Kantor 6,46 8,73
2. Mulia Baru 9,39 12,69
3. Tengah 7,08 9,57
4. Sampit 8,81 11,91
5. Sukaharja 23,08 31,19
6. Kali Nilam 7,63 10,31
7. Suka Bangun 3,76 5,08
8. Paya Kumang 2,16 2,92
9. Suka Bangun Dalam 5,63 7,61
JUMLAH 74,00 100,00

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.24


CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.25
1.10.2. KONDISI FISIK DASAR

a. Topografi dan Geologi


Secara umum sekitar 42,13 persen wilayah Kecamatan Delta Pawan didominasi oleh
tanah jenis Kuarter dan sekitar 97,22 persen jenis Efusif tak Dibagi sekitar 2,24
persen, dan sisanya sekitar 0,53 persen jenis Infusif Plutonik Asam.

b. Klimatologi dan Hidrologi


Sebagaimana wilayah lain di Provinsi Kalimantan Barat, secara umum keadaan
klimatologi wilayah Kecamatan Delta Pawan adalah iklim tropis, Intensitas curah hujan
di Kecamatan Delta Pawan tahun 2016 adalah sekitar 265,20 mm dengan rata-rata
hari hujan sekitar 18 hari. Curah hujan terendah sepanjang tahun 2016 terjadi di bulan
Agustus yaitu sekitar 34,30 mm, dengan hari hujan sebanyak 6 hari hujan dan curah
hujan tertinggi di Kecamatan Delta Pawan mencapai 396,70 mm terjadi pada bulan
Mei dengan jumlah hari hujan cukup tinggi yaitu 21 hari hujan. Temperatur udara di
Kecamatan Delta Pawan menurut catatan Stasiun Meteorologi Rahadi Osman ratarata
berkisar 27,500C. Penyinaran matahari rata-rata berkisar 65,4 % dengan kecepatan
angin sebesar 3,4 knot. Rata-rata tekanan udara di wilayah Kecamatan Delta Pawan
sepanjang tahun 2016 relatif konstan yaitu pada kisaran 1.006,0 milibar, dimana
tekanan udara minimum sebesar 1.009,5 milibar dan tekanan maksimum sebesar
1.014,0 milibar.

1.10.3. KONDISI KEPENDUKAN


Berdasarkan hasil proyeksi BPS Ketapang tahun 2016 jumlah penduduk Kecamatan
Delta Pawan sebanyak 84.868 orang, yang terdiri dari 42.451 orang berjenis kelamin laki-
laki dan 42.417 orang berjenis kelamin perempuan yang tersebar di 9 desa/ kelurahan.
Dengan luas wilayah sebesar 74,00 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 84.868 orang,
maka tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Delta Pawan tergolong padat yaitu hanya
1.147 orang per km2, angka kepadatan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kepadatan
penduduk Kabupaten Ketapang. Jika dilihat menurut desa, maka Kelurahan Suka Harja
Dalam adalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk terjarang yaitu sekitar 582
orang per km2. Sebaliknya desa dengan kepadatan penduduk terpadat adalah Desa Payak
Kumang, yaitu kepadatannya 2.866 orang per km2.
Dengan sex rasio sebesar 100, maka dapat diartikan jika ada 100 penduduk berjenis
kelamin laki-laki maka terdapat sebanyak 100 penduduk berjenis kelamin perempuan. Desa
yang memiliki sex rasio terbesar adalah Kelurahan Suka Harja yaitu sekitar 104, ini berarti
bahwa dominasi penduduk laki-laki cukup tinggi di kel tersebut.
Penduduk di Kecamatan Delta Pawan tergolong ke dalam penduduk usia muda,
dimana persentase penduduk 0-4 tahun adalah yang paling banyak. Jika dilihat dari

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.26


piramida penduduknya batang balok yang paling panjang adalah penduduk usia 0-4 tahun,
yaitu jumlahnya mencapai 8.819 orang. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2015
laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Delta Pawan selama periode tahun 2010-2016
adalah sebesar 2,86 persen, lebih rendah sekitar 0,40 poin dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 yang sebesar 3,26 persen.
Persentase persebaran penduduk di setiap desa di Kecamatan Delta Pawan
tergolong tidak merata, hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu factor yang
lazimnya menjadi magnet untuk mendiami suatu tempat adalah kemudahan dalam
mengakses fasilitas-fasilitas umum seperti kemudahan transportasi dan pelayanan-
peayanan publik.

1.10.4. SARANA SOSIAL DAN EKONOMI


a. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan di Kecamatan Delta Pawan cukup memadai, dimana sudah
terdapatnya sarana pendidikan dari taman kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi,
baik negeri maupun swasta. Sampai dengan tahun 2016, jumlah fasilitas pendidikan di
Kecamtan Delta Pawan sebanyak 82 Unit.

TABEL 1.2 JUMLAH SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN DELTA PAWAN
TAHUN 2016

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH


NEGERI SWASTA
1 Taman Kanak-Kanan (TK) 2 17
2 Sekolah Dasar (SD) 23 5
3 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1 4
4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5 5
5 Madrasah Tsnawiyah (MTs) 1 2
6 Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 5
7 Madrasah Aliyah (MA) 1 1
8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 3
9 Perguruan Tinggi (PT) 1 3
JUMLAH 37 45
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Delta Pawan, 2016

b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di wilayah Kecamatan Delta Pawan dilihat dari jumlahnya sudah
cukup memadai untuk skala kecamatan. Adapun fasilitas kesehatan ini meliputi
beberapa jenis diantara lain :
TABEL 1.3 JUMLAH SARANA KESEHATAN DI KECAMATAN DELTA PAWAN TAHUN
2016

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH


1 Rumah Sakit 2
2 Puskesmas 3
3 Puskesmas Pembantu 3

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.27


4 Poskesdes 5
5 Polindes -
6 Rumah Sakit Bersalin 1
7 Klinik Bersalin 2
8 Balai Pengobatan 2
9 BKIA -
10 Klinik KB 3
11 Posyandu 35
12 Apotik 14
13 Toko Obat 17
JUMLAH 87
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Delta Pawan, 2016

c. Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan di Kecamatan Delta Pawan sudah cukup memadai, sesuai agama
yang dianut masyarakat. Toleransi dalam beragama tergambar dengan keberadaan
tempat ibadah yang terdapat di wilayah Kecamatan Delta Pawan. Sarana peribadatan
yang terdapat di wilayah Kecamatan Delta Pawan antara lain :

TABEL 1.4 JUMLAH SARANA PERIBADATAN DI KECAMATAN DELTA PAWAN TAHUN


2016

SARANA PERIBADATAN JUMLAH


MESJID 43
SURAU 78
GEREJA KATOLIK 2
KAPEL 8
GEREJA PROTESTAN 14
PURA 1
VIHARA 5
KLENTENG 1
JUMLAH 152
Sumber : Kecamatan Delta Pawan dalam Angka, 2016

d. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi di Kecamatan Delta Pawan ialah berupa 1 unit Kantor Pos
Kabupaten yang memberikan pelayanan bagi masyarakat di Kecamatan Delta Pawan.
Sedangkan untuk komunikasi berupa jaringan telepon seluler yang dilayani oleh
banyak provider.

e. Sarana Perdagangan dan Jasa


Kegiatan perdagangan dan jasa di Kecamatan Delta Pawan berada di Desa
Payakumang. Lokasi pusat kegiatan ini berada tepat di tengah kecamatan dengan
didukung oleh keberadaan ruko dan pasar yang mendukung kegiatan. Selain itu
keberadaan Bank, kantor desa dan kantor kecamatan di kawasan pusat perdagangan
dan jasa membentuk kegiatan pusat kota.

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.28


1.11 USULAN TERHADAP KAWASAN PERENCANAAN
Dalam proses penyusunan Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, dikenal adanya kawasan kajian (kawasan
Studi) dan Kawasan perencanaan yang masing-masing dapat dibedakan atas cakupan dan
luas area, tingkat kedalaman analisis, tingkat kedalaman pola penanganan dan unsur
pemilihan lokasi:

KAWASAN KAJIAN KAWASAN PERENCANAAN


Kawasan kajian adakah kawasan dimana obyek dari Kawasan perencanaan merupkaan kawasan yang terpilih dan
perencanaan kawasan berada sehingga aspek fisik, sarana berada dalam lingkup kawasan kajian.
dan prasarana, sosial budaya, ekonomi serta kelembagaan Kawasan ini terpilih berdasarkan hasil analisis dan
merupakan bagian dari kajian yang akan dijadikan dasar kesimpulan yang dikeluarkan setelah dilakukan analisis
bagi perencanaan. Contoh ragam kawasan kajian adalah: kawasan kajian.
• Kawasan pariwisata
• Kawasan pusat kota
• Kawasan strategis
• Kawasan Pusat perdagangan
• Kawasan pusat Perkantoran
• Kawasan Koridor sepanjang jalan utama
CAKUPAN DAN LUAS AREA: CAKUPAN DAN LUAS AREA:
Kawasan ini memiliki cakupan wilayah yang lebih besar dari Berdasarkan Permen PU No 06/PRT/M/2007 tentang
kawasan perencanaan. Seluruh potensi dan kendala yang Pedoman Umum penyusunan perencanaan kawasan
teridentifikasi dari kawasan ini mempengaruhi secara menetapkan bahwa Kawasan perencanaan mencakup suatu
langsung maupun tak langsung penanganan yang
lingkungan/kawasan dengan luas 5 – 60 hektar (Ha), dengan
diberlakukan di kawasan perencanaan.
ketentuan :

• Kota metropolitan dengan luasan minimal 5 Ha;


• Kota besar/sedang dengan luasan 15 – 60 Ha; dan
• Kota kecil/desa dengan luasan 30 – 60 Ha.

Penetapan tersebut perlu diselaraskan kembali dengan


beragam hal seperti lokasi kawasan, tingkat kesulitan yang
ditemui, tingkat kebutuhan penanganan hingga kesepakatan
yang telah dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS: TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS:
Pada tingkat wilayah sekitar kawasan, aspek-aspek yang Pada tingkat kawasan, aspek-aspek yang perlu dianalisis
perlu dianalisis adalah: adalah:
• Rencana-rencana terkait; • Distribusi kepadatan penduduk
• Kehidupan sosial budaya • Daya dukung fisik dan lingkungan (topografi,
• Kepadatan dan profil penduduk peruntukan lahan, intensitas dan ketinggian bangunan,
orientasi bangunan)
• Pertumbuhan ekonomi
• Daya dukung prasarana dan fasilitas (akses dan
• Perubahan penggunaan lahan system pergerakan dalam kawasan untuk pedestrian
• Jaringan pergerkaan dan akses ke kawasan dan kendaraan termasuk parkir, utilitas kawasan,
• Intensitas penggunaan lahan fasilitas umum/sosial kawasan, ruang terbuka dan
• Jaringan ruang terbuka dan RTH penghijauan)
• Jaringan utilitas • Preservasi dan konservasi situs dan bangunan
• Situs dan bangunan bersejarah bersejarah
• Legalitas pertahanan dan konsolidasai lahan
• Potensi pengembangan kawasan
TINGKAT KEDALAMAN POLA PENATAAN: TINGKAT KEDALAMAN POLA PENATAAN:
Pola penanganan yang diberlakukan pada kawasan kajian Intervensi penataan adalah intervensi terhadap kecermatan
sebagi kawasan studi bagi pemilihan kawasan perencanaan konsep desain, visi dan skenario, arah pengembangan dan
tidak bersifat mendetail. aspek pengendalian kritis lainnya.. Tabel berikut sebagai
gambaran sederhana mengenai kaitan antara jenis kawasan
dengan beberapa ragam penataan yang dapat diberlakukan:

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.29


KAWASAN KAJIAN KAWASAN PERENCANAAN

Pembangunan
Jenis Kawasan Gentrifikasi Konsevasi Peremajaan Rehabilitasi Reklamasi Relokasi
Sisipan
Baru
berkembang
cepat
Terbangun
Dilestarikan
Rawan Bencana
UNSUR PEMILIHAN KAWASAN KAJIAN: UNSUR PEMILIHAN KAWASAN KAJIAN:
Kawasan terpilih setelah melalui proses pengusulan yang Adapun unsur yang terkait dengan pemilihan kawasan
dilakukan oleh pemprakarsa pengusul kawasan. perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Pengusulan Alternatif : dapat berupa buah pikiran
penyusun yang didapat dari proses pendataan hingga
analisis atau berasal dari hasil analisis penyusun terhadap
masukan peberi tugas maupun pemerintah daerah
b. Pembuatan Kesepakatan
c. Penanggung Jawab Teknis

Studi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang ini tidak bias lepas dari dokumen perencanaan wilayah diatasnya,
dalam hal ini adalah Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ketapang (RTRW) Tahun
2014.

1) Lokasi Alternatif
Lokasi alternatif adalah kawasan dengan fungsi kawasan perdagangan dan jasa,
pemerintahan, kesehatan yang berada di koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten
Ketapang. Luasan area yang direncanakan adalah seluas 60 Ha. Kondisi eksisting
sekarang sebagaian besar lahan di tepian jalan berupa ruko dan pertokoan,
kesehatan, pendidikan dan permukiman. Dipilihnya lokasi tersebut berdasarkan
perkembangan perkotaan saat ini yang berkembang disekitar Jalan Gatot Subroto
Kabupaten Ketapang. Lokasi wilayah perencanaan untuk lokasi alternatif ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.30


GAMBAR 1.3 LOKASI ALTERNATIF PENYUSUNAN STUDI RENCANA TATA BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN KORIDOR JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

Luasan area atau delineasi yang direncanakan mempunyai beberapa konsep atau
faktor pembentuk yaitu dapat dilihat dari segi fisik lingkungan dan tapak, daerah aliran
sungai (DAS), aksesibilitas, kaplingan, dan analisis tren serta KKOP (Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan). Beberapa faktor pembentuk luasan area atau delineasi ini nantinya
akan menghasilkan zona dan sub zona pada kawasan tata bangunan dan lingkungan
Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang.
Adapun faktor pembentuk dari analisis KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan) terhadap luasan area atau delineasi yang direncanakan pada kawasan tata
bangunan dan lingkungan Koridor Jalan Gatot Subroto Kabupaten Ketapang, dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.31


CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.32
CV. KALBAR BA’KAMBANG SEJAHTERA I.33

Anda mungkin juga menyukai