Anda di halaman 1dari 17

Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Judul Tugas Ahkir


“Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) Indramayu”

1.2. Latar Belakang


Perkembangan ekonomi dan perdagangan, telah memacu perubahan struktur
ekonomi dan industri yang tentunya akan mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga
kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga kerja pun perlu
selalu dipertimbangkan, baik dari jenis maupun kualifikasinya yang cenderung pada
kompetensi yang semakin tinggi agar mampu bersaing di pasar nasional, regional,
maupun internasional.

Indonesia menghadapi banyak masalah ketenagakerjaan yang sangat


kompleks. Jumlah pengangguran secara akumulatif terus meningkat secara tajam,
sejalan dengan meningkatnya jumlah lulusan pendidikan sekolah. Berbagai upaya
dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan peningkatan mutu sumber daya
manusianya agar kualitas tenaga kerja di Indonesia pun semakin meningkat dan
tidak kalah dengan kualitas tenaga kerja asing. Dengan meningkatknya kualitas
tenaga kerja Indonesia maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar negeri semakin terbuka lebar sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran.

Kabupaten Indramayu sebagai salah satu Kabupaten yang sedang


berkembang, turut menyumbangkan jumlah lulusan sekolah dan calon tenaga kerja
yang cukup banyak. Sehingga seiring dengan perkembangan otonomi daerah dan
pemekaran daerah, maka permasalahan tenaga kerja di Kabupaten Indramayu
menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Berdasarkan data BNP2TKI (Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) menyatakan
penyumbang Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau yang biasa dikenal dengan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kabupaten Indramayu merupakan penyumbang TKI
terbesar di Indonesia hingga mencapai 5000 jiwa pada tahun 2015. Hal ini
mengharuskan Pemerintah Daerah Kabuapten Indramayu mengambil solusi agar
para lulusan sekolah di daerah Kabupaten Indramayu memiliki keterampilan yang

1 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

tidak kalah dengan daerah lainnya, sehingga tenaga kerja yang dihasilkan memiliki
kualifikasi yang baik dan memiliki kesempatan yang banyak untuk mendapatkan
pekerjaan.

Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja, khususnya bagi masyarakat yang hanya memiliki tingkat
pendidikan setara dengan SLTP dan SMA, yang biasanya memiliki ketrampilan
rendah dan tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BLK
merupakan salah satu instrument pengembangan sumber daya manusia yang
diharapkan dapat mentransfer pengetahuan, keterampilan kerja. Dengan kurikulum
dan program yang ada, Balai Latihan Kerja (BLK) menarik minat banyak masyarakat
untuk menjadi peserta pelatihannya.

Balai Latihan Kerja dimaksudkan untuk mengembangkan kemahiran para


SDM dengan dibekali pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ideal melalui
proses pembelajaran terarah, guna kebutuhan organisasi akan SDM yang
berkualitas tinggi pada masa yang akan datang, dengan mendasarkan pada metode
pelatihan, materi pelatihan, trainer. Melalui pelaksanaan program pelatihan yang
terarah dan sistematis dapat diperoleh SDM yang memiliki kemampuan tinggi, baik
dalam hal keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk memenuhi tuntunan baru
dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka.

1.3. Rumusan Masalah


1. Belum adanya tempat Pusat Balai Latihan Kerja TKI dengan fasilitas yang
layak dan memenuhi standar………….
2. Bagaimana menciptakan tempat yang baik dan layak bagi Tenaga Kerja
Indonesia agar mendapatkan pelatihan yang terbaik. Yang adapat
memfasilitasi….msalah TKI ???
3. Pandangan buruk terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang sering di
anggap tidak memiliki bakat ataupun potensi yang baik.

1.4. Maksud dan Tujuan


1.4.1. Maksud
Maksud dari perancangan dan pengembangan bangunan Balai Latihan
Kerja ini agar Merancang Pusat Balai Latihan Kerja yang baik dan
layak dengan menghadirkan lingkungan yang mendukung serta

2 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

edukasi yang menarik bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia agar
mendapatkan pelatihan yang terbaik.

1.4.2. Tujuan
Adapun tujuan perancangan dan pengembangan Balai Latihan Kerja
adalah :

1) Merancang Pusat Balai Latihan Kerja dengan fasilitas yang layak


dan mendukung di Kota Indramayu.
2) Menciptakan tempat yang dapat mengasah potensi Tenaga Kerja
Indonesia.
3) Merancang PBLK TKI yang dapat memfasilitasinya keterampilan
dalam mengubah pandangan buruk terhadap Tenaga Kerja
Indonesia dengan mengembangkan potensi dan bakat mereka
sehingga mereka dapat memaksimalkan potensi dari diri mereka
masing masing.

1.5. Pendekatan Perancangan


1. Pendekatan Dalam Aspek Tema Internasional Style dikarenakan sangat
cocok untuk Workshop dan juga bangunan penunjang lainnya yang
memiliki tampilan yang menarik dan sesuai dengan design bangunan saat
ini.
2. Pendekatan Dalam Aspek Lingkungan Studi lapangan terhadap lokasi
proyek yang mencakup kondisi lahan secara fisik, kondisi lingkungan
sekitar lahan, bangunan sekitar, lingkungan dan masyarakat sekitar.
3. Pendekatan Dalam Aspek Fungsi Melakukan studi literatur mengenai
keseharian para anggota Balai Latihan Kerja.

1.6. Lingkup atau Batasan


Lingkup kegiatan pada perancangan pusat pengembangan potensi anak
down syndrome adalah sebagai berikut :

1.6.1 Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah secara
kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun sekunder
sebagai bahan analisis.

3 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

1.6.2 Analisis
Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek
kualitatif yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dasar
perencanaan dan perancangan pada pusat pembangunan potensi anak
down syndrome.

1.6.3 Penyusunan Konsep Dasar Perencanaan Dan Perancangan


a. Konsep dasar perancangan tapak
 KDB/Building Coverage dan KLB/Floor Area Ratio
 Peletakan massa
 Sistem Sirkulasi, Aksesibilitas, dan Parkir
 Pemintakatan/Zooning.
b. Konsep dasar perancangan bangunan
 Program aktifitas
 Program Fasilitas
 Skala Bangunan
 Warna dan material
 Penghawaan dan Pencahayaan
 Jalur - jalur sirkulasi
 Element-element arsitektural
c. Konsep dasar perancangan struktur
 Pemilihan struktur bangunan yang representatif dan mampu
mencerminkan Arsitektur Perilaku.
 Jenis struktur dan teknologi konstruksi sesuai dengan
persayaratan dan kebutuhan ruang.

4 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

1.7. Kerangka Berpikir

5 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

1.8. Sistematik Laporan


Penelitian menjadi 6 BAB, dengan sistematika penulisan sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini memamparkan latar belakang, Permasalahan Perancangan,


Maksud, Tujuan, pendekatan perancangan, Ruang Lingkup Perancangan,
Kerangka Berpikir, serta Sistematika pembahasan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Bab II Ini Memamparkan Deskripsi Umum Proyek, Pemaparan Judul


Proyek, Pembahasan Literatur Terkait Dengan Proyek, Program Kegiatan,
Kebutuhan Ruang Dan Studi Banding Dengan Proyek Sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Bab III Berisi Latar Belakang Pemilihan Tema, Pengertian Tema,


Interpretasi Tema Dan Studi Banding Tema Sejenis Serta Bahasan Terhadap
Studi Banding Proyek Dengan Tema Sejenis Dan Bagaimana Implikasinya Ke
Dalam Perancangan.

BAB IV ANALISIS

Bab IV Berisikan Analisis Site, Analisis Lingkungan Sekitar Serta


Pemrograman Arsitektur.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab V Berisikan Konsep Perencanaan Dan Perancangan Yang Akan


Diterapkan Pada Objek Rancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Bab VI Berisikan Hasil Perancangan Berupa Produk-Produk Desain


Arsitektural Yang Telah Dirancang.

6 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

BAB 2
DESKRIPSI PROYEK

2.1 Umum
2.1.1 Pengertian Balai Latihan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.8 (2017) Balai
Latihan Kerja yang selanjutnya disingkat BLK adalah tempat
diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan sehingga
mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu
untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja dan/atau usaha mandiri
maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya
sehingga kesejahteraannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), pengertian dari


Balai Latihan Kerja dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Balai : gedung; rumah(umum); kantor,


 Latihan : belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu;
berbuat agar menjadi biasa.
 Kerja : kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari
nafkah.

2.1.2 Persyaratan Pendirian Balai Latihan Kerja


Persyaratan pendirian BLK Menurut Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI No.8 (2017) harus memiliki:

a. Lahan
b. studi kelayakan
c. dokumen analisa lingkungan hidup
d. struktur organisasi
e. Program Pelatihan Kerja
f. Instruktur dan Tenaga Pelatihan
g. Sarana dan Prasarana.
h. Memiliki luas minimal 5.000m2 (lima ribu meter persegi).
i. Lahan dimiliki oleh Pemerintah atau pemerintah daerah provinsi atau
pemerintah daerah kabupaten/kota.

7 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

2.1.3 Sarana dan Prasarana Balai Latihan Kerja


Standar Sarana BLK Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
No.8 (2017) untuk masing-masing kejuruan meliputi:

a. mesin/peralatan
b. alat perkakas tangan
c. alat Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
d. perlengkapan pendukung.

Prasarana pendukung BLK Menurut Peraturan Menteri


Ketenagakerjaan RI No.8 (2017) terdiri atas

a. toilet umum/kamar kecil


b. ruang ibadah
c. lahan parkir
d. perpustakaan
e. gudang bahan pelatihan
f. ruang makan/kantin
g. pos keamanan
h. ruang arsip
i. lobi/fasilitas lain
j. ruang pelayanan
k. sarana olah raga
l. gedung asrama.

Standar Prasarana BLK dan Prasarana pendukung juga harus


memperhatikan kebutuhan peserta Pelatihan Kerja disabilitas.

8 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

2.2 Program Kegiatan

9 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

10 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

2.3 Kebutuhan Ruang


2.3.1 Ruang Penunjang

2.3.2 Bangunan Gedung Workshop

11 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

2.3.3 Bangunan Gedung Asrama

2.4 Studi Banding Proyek Sejenis


Studi banding bangunan sejenis di bawah ini adalah perbandingan antara
bangunan di Balai Latihan Kerja di Indramayu, Indonesia dengan bangunan Balai
Latihan Kerja di Bandung, Indonesia.
Point Balai Latihan Kerja Bandung Balai Latihan Kerja Indramayu
Lokasi Jl. Gatot Subroto No.170, Gumuruh, Jl. Gatot Subroto No.1, Kepandean,
Kec. Batununggal, Kota Bandung, Kec. Indramayu, Kabupaten
Jawa Barat 40275 Indramayu, Jawa Barat 45214

Luas &
Bentuk
Tapak

Balai Latihan Kerja Bandung ini Balai Latihan Kerja Indramayu


memiliki luas kurang lebih ini memiliki luas kurang lebih
26.100 m2 30.000 m2

Orientasi
Bangunan

Orientasi bangunan Balai Orientasi bangunan Balai


Latihan Kerja Bandung ini Latihan Kerja Indramayu ini
menghadap ke utara menghadap ke barat laut dan
dikarenakan menyesuaikan barat daya karena
jalan lintas. menyesuaikan bentuk serta
jalan utama.
Aksesibilita
s

12 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

Entrance

Entrance untuk menuju Entrance bangunan berada di


bangunan ini dapat di akses jalan utama.
melalui jalan utama. Bangunan
ini Tepat berada di tepi jalan
Fasilitas Beberapa fasilitas pada Beberapa fasilitas pada
bangunan Balai Latihan Kerja bangunan Balai Latihan Kerja
Bandung ini di antaranya adalah Indramayu ini di antaranya
Kios, Perpustakaan, Asrama adalah Asrama, Kantin, Aula.
Rajawali, Kantin, Tempat
Olahraga, Aula, Asrama
Cendrawasih, Asrama Gelatik,
Kantin, Mushola.

13 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

BAB 3
ELABORASI TEMA

3.1 Penjelasan Tema


Tema yang diterapkan adalah “Arsitektur Post-Modern” yang merupakan
suatu satu kesatuan dengan dunia fashion. Arsitektur post-modern adalah
percampuran antara tradisional dengan non-tradisional, gabungan antara modern
dengan klasik. Dua ciri pokok post-modern adalah anti rasional dan neo-sculptural.

Menurut Sumalyo Yulianto, penulis buku Arsitektur Modern Akhir Abad XIX
dab Abad XX,1997,. Menyatakan bahwa post-modern adalah istilah untuk menyebut
suatu massa atau zaman dipakai untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik
pandang yang berlawanan atau pengganti istilah modernisme. Menurut Charles
Jencks arsitektur post-modern dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Sintaksis : dalam semiologi, ‘sintaksis’ berarti cara atau teknik penyusunan


kata-kata hingga membentuk sebuah kalimat yang bermakna. Dalam
arsitektur, penyusunan kalimat dalam ilmu bahasa tersebut analog dengan
penyusunan komponen-komponen bangunan (pintu, jendela, tangga, atap,
kolom, dinding dan sebagainya) secara tepat sehingga mampu menghasilkan
penampilan visual bangunan yang bermakna.
2. Semantik : unsur ini menentukan gambaran yang tercipta dalam ingatan
seseorang manakala mendengar serangkaian kata atau kalima yang
diucapkan oleh orang lain. Dalam hal ini Charles Jencks berpendapat bahwa
sejak dulu sebetulnya masyarakat sudah memiliki prototype-prototype
bangunan yang berkaitan dengan penggunaannnya, sehingga hal ini sangat
membantu terhadap pemahaman tentang apa yang akan dikomunikasikan
bangunan terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Metafora : yang dimaksud dengan metafora disini adalah hadirnya suatu arti
kiasan dari ‘kalimat’ yang dihasilkan setelah kata-kata dirangkaikan. Metafora
dapat dilakukan bilamana :
a. Berusaha untuk memindah rujukkan dari satu subyek ke subyek yang
lain.
b. Berusaha untuk ‘melihat’ sebuah subyek sebagaimana jika subyek itu
berupa subyek yang lain.

14 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

c. Memindahkan pusat perhatian kita dari satu hal ke hal lain (area of
concentration or one inquiry) dengan suatu harapan bahwa dengan
jalan memperbandingkan / memikirkan lebih jauh kita dapat
menemukan cara lain.

Berdasarkan analogi bahasa seperti diatas, Charles Jencks menguraikan adanya


perkembangan arsitektur yang menyimpang dari fungsionalisme arsitektur Modern.
Ada enam aliran yang diajukan oleh Jencks yaitu :

1. Historicism
Historicism adalah merupakan aliran arsitektur post- modern yang paling awal
munculnya. Penganut aliran ini ingin tetap menampilkan komponen-
komponen bangunan yang berasal dari komponen-komponen klasik tetapi
ditampilkan dengan penyelesaian yang modern, misalnya bentuk klasik yang
dulunya menggunakan bahan dari kayu diganti dengan bahan beton tetapi
diberikan ornamen, produk dari aliran post-modern (historicism) ini yang
paling berhasil terdapat di Jepang dan Italia. Suatu tradisi meniru model yang
historical seperi fasade suatu bangunan dibentuk seperti temple.

2. Straight Revitalism
Pengikut aliran ini sulit menghilangkan langgam yang sudah mendarah
daging dalam masyarakat, misalnya renaissance, gothic, roman, dll. Produk-
produk aliran ini cenderung memiliki tingkat eklektikisme yang sangat tinggi.
tanpa perubahan, mengulangi mentah – mentah gaya sebelum
fungsionalisme.

3. Neo Vernacular
Produk-produk bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip
bangunan vernacular, melainkan menampilkan karyakarya baru. sedangkan
unsur-unsur vernacular hanya digunakan dalam penampilan visual bangunan,
unsur-unsur yang sering dipakai adalah : pemakaian atap miring, batu bata
sebagai elemen, susunan masa yang indah. Mendapatkan unsur-unsur baru
seperti yang ada pada bangunan setempat Percampuran antara unsur
setempat dengan teknologi modern tetapi masih didominasi oleh unsur
setempat.

15 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

4. Urbanist
Pembaruan kota dengan bentuk-bentuk khusus yang sudah dikenal
masyarakat. Mempunyai dua ciri khusus yaitu :
a. Ad–hoc : Penambahan komponen baru pada suatu perancangan yang
sedang dalam proses pengembangannya tanpa memikirkan posisi dan
lokasi yang tepat.
b. Kontekstual : Berusaha melayani aspirasi ideal masyarakat, desainnya
mengikuti lingkungan sekitarnya.

5. Metaphor / Metaphysics
Karya-karya rancangannya mengambil bentuk-bentuk alam yang fungsional
dan mempunyai tanda-tanda atau symbol tertentu. Untuk itu pilihan mereka
umumnya berupa referensi yang tersamar, sehingga tidak telihat
kejanggalannya.

6. Post Modern Space


Difokuskan pada rancangan spatial interpenetration , dimana dua atau lebih
ruang yang berlainan dapat digabung secara overlapping dan saling bertemu,
sehingga menghasilkan aliran ruang yang menerus. Yang unik secara
histories bersifat irrasional dan transformasional dalam kaitan terhadap
keseluruhan bangunan. Pendukung aliran ini mencoba untuk mendefinisikan
ruang lebih dari sekedar ruang abstrak dan menghasilkan arti ganda, keaneka
ragaman dan kejutan. Dengan interpenetrasi dan pelapisan ruang akan
menghasilkan ruang yang misterius , kompleks, dan penuh kejutan.

16 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012


Revitalisasi Balai Latihan Kerja (TKI) di Indramayu

BAB 4
ANALISIS SITE

Analisis Site

1. Lokasi

17 Reynaldy Alfredo Robinson- 10416012

Anda mungkin juga menyukai