TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Segala hormat, kemuliaan, puji dan syukur saya panjatkan kepada The
Almighty One, Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang selalu menyertai
dan mencurahkan kasihNya yang begitu besar kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk
mencapai kelulusan sarjana teknik Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara, dengan judul: “Analisis Penerapan Supply Chain
Material Beton Pada Perusahaan Batching Plant (Studi Kasus: PT. Hakaaston)”
Adapun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa hormat dan
kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada beberapa pihak yaitu:
1. Terutama kepada kedua orangtua penulis, ayahanda Rejeki Ginting dan
Ibunda Martianna Tarigan serta kepada kakak dan adik saya yaitu Enzelia
Ginting dan Egia Ninta Ginting yang telah memberikan dukungan penuh
serta mendoakan saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Syahrizal M.T., sebagai dosen pembimbing dan Bapak Ir. Andy
Putra Rambe, M.B.A., selaku dosen co-pembimbing, yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan, dukungan
serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan dan Ibu Rezky Ariessa Dewi, S.T.
M.T., sebagai dosen penguji yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Ir. Syahrizal M.T. selaku koordinator sub jurusan Manajemen
Rekayasa Konstruksi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, S.T. M.T., sebagai Ketua Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Dr. Ridwan Anas, S.T. M.T., sebagai Sekretaris Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak luput
dari segala kekurangan dan bahkan mungkin masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu tidak tertutup segala bentuk kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat.
Medan, Januari 2020
Penulis
ii
iii
iv
LAMPIRAN
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Laporan penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu pendahuluan, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, analisis dan pembahasan, serta kesimpulan dan
saran. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:
a. Bab I. Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan penelitian.
b. Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan supply
chain dan juga bersifat mendukung penulisan tugas akhir ini.
c. Bab III. Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang tata cara dan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam pemecahan masalah untuk mencapai tujuan
penelitian.
d. Bab IV. Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang semua tabulasi informasi, perhitungan dan
analisis terhadap data-data yang ada, dimana hasil yang diperoleh akan
dibahas secara seksama.
e. Bab V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, yang akan
menjawab pertanyaan yang sudah dirangkum pada rumusan masalah,
dan berisi tentang saran penulis berdasarkan hasil penelitian yang
didapat.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perusahaan
1. Perusahaan jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menawarkan suatu tindakan yang
bersifat abstrak atau tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan pada orang lain.
2. Perusahaan dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang aktivitas utamanya adalah
membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa
nilai memberi nilai tambah terhadapnya.
3. Perusahaan pabrik (manufaktur)
Pengertian manufakturing adalah pengolahan bahan mentah melalui proses
kimia dan fisika untuk mengubak bentuk, sifat atau tampilan untuk
membuat komponen atau produk. Secara umum, manufaktur mempunyai
beberapa tahap operasi, dan setiap tahapan operasi membuat bahan mentah
lebih dekat ke bentuk akhir.
Perusahaan manufaktur adalah sebuah badan usaha yang mengoperasikan
mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk
mengubah bahan-bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai
Keterangan gambar:
A = Hopper (bak penampung material)
B = Alat penimbang
C = Conveyor belt
D = Silo kedap air`
Nugraha Paul (2007), mengungkapkan bahwa pada beton yang baik, setiap
butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar. Demikian pula halnya dengan
ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar
menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun
jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Beton dengan jumlah semen yang sedikit
(sampai 7%) disebut beton kurus (lean concrete), sedangkan beton dengan jumlah
semen yang banyak disebut beton gemuk (rich concrete).
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1. Kelebihan:
a. Dapat dengan mudah mendapatkan material dasarnya (availability).
Agregat dan air pada umumnya bisa didapat dari lokal setempat.
Semen pada umumnya juga dapat dibuat didaerah setempat, bila
tersedia. Dengan demikian, biaya pembuatan relatif murah karena
semua bahan bisa didapat di dalam negeri, bahkan bisa setempat.
Bahan termahal adalah semen, yang bisa diproduksi di dalam negeri.
b. Kemudahan untuk digunakan (versatility).
c. Kemampuan beradaptasi (adaptability) sehingga beton dapat dicetak
dengan betuk dan ukuran berapapun.
d. Tahan terhadap temperatur tinggi.
e. Biaya pemeliharaan yang kecil.
f. Mampu memikul beban yang berat.
2. Kekurangan:
a. Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya besar.
b. Beton cenderung untuk retak, karena semennya hidrolis. Baja tulangan
bisa berkarat, meskipun tidak terekspose separah struktur baja.
c. Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton
yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan
campuran yang sama.
2.3.1. Semen
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya memotong
menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam pengertiannya
semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu bata, batako maupun
bahan bangunan lainnya.
Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dan
bahan tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan. Semen dalam
pengertian umum adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan cohesive,
digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material), yang dipakai bersama-sama
dengan batu kerikil dan pasir.
Beberapa jenis semen menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
berlaku untuk semen yang dipasarkan di seluruh wilayah Indonesia antara lain:
1. Semen Portland Putih
Semen Portland putih dapat digunakan untuk semua tujuan didalam
pembuatan adukan semen serta beton yang tidak memerlukan persyaratan
khusus, kecuali warna putihnya.
2. Semen Portland
Semen Portland ialah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menghasilkan klinker terutama dari silikat-silikat kalsium yang bersifat
hidrolisis (dapat mengeras jika bereaksi dengan air) dengan gips sebagai
bahan tambahan. Semen merupakan bahan pengikat yang paling terkenal
dan paling banyak digunakan dalam proses konstruksi beton. Semen yang
umum dipakai adalah semen tipe I dan ketergantungan kepada pemakaian
semen jenis ini masih sangat besar. Semen portland jika dilihat dari sisi
fungsi masih memiliki kekurangan dan keterbatasan yang pada akhirnya
akan mempengaruhi mutu mortar.
2.3.2. Agregat
Agregat sebagai bahan pengisi yang memberikan sifat kaku dan stabilitas
dimensi dari beton. Agregat halus sebaiknya berbentuk bulat dan halus
10
11
14
Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan
menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara
jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien
yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit &
Djokopranoto, 2002).
Dengan tercapainya koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap
channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang
juga tidak kelebihan barang terlalu banyak.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002) dalam supply chain ada
beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang
mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama itu adalah:
a. Supplier
b. Manufacturer
c. Distributor
d. Retail Outlets
e. Customer
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai
berikut:
a. Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang
akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan
mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang
16
17
18
Menurut Jay Heizer & Barry Render (2005), tujuan dari rantai pasok
(supply chain) adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi perusahaan.
Chopra & Meindl (2004) berpendapat bahwa tujuan dari supply chain
adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan dan permintaan pelanggan. Di sisi lain, tujuannya adalah untuk
meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya
bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain).
19
Tabel 2.3. Enam bagian utama dalam sebuah perusahaan manufaktur yang terkait
dengan fungsi-fungsi utama supply chain
Bagian Cakupan kegiatan
Pengembangan produk Melakukan riset pasar, merancang
pruduk baru, melibatkan supplier
dalam perancangan produk baru.
Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi
kinerja supplier, melakukan
pembelian bahan baku dan
komponen, memonitor supply risk,
membina dan memelihara
hubungan dengan supplier.
20
21
22
23
2. Ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan sumber utama kesulitan pengelolaan suatu
supply chain. Ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap
rencana yang sudah dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering
menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa
berupa persediaan (safety stock), waktu (safety time), ataupun kapasitas
produksi maupun transportasi. Di sisi lain ketidakpastian sering
menyebabkan janji tidak bisa terpenuhi. Dengan kata lain, custumer
service level akan lebih rendah pada situasi dimana ketidakpastian cukup
tinggi. Berdasarkan sumbernya, ada tiga klasifikasi utama ketidakpastian
pada supply chain. Pertama, adalah ketidakpastian permintaan. Sebuah
toko tidak akan pernah bisa memilih informasi yang pasti berapa suatu
produk akan terjual pada minggu atau hari tertentu. Mereka hanya bisa
meramalkan dan kita semua sadar bahwa ramalan hampir selalu tidak
benar. Pesanan dari sebuah toko ke distributor juga tidak pernah pasti
karena berbagai faktor, termasuk adanya kesalahan administrasi
persediaan, adanya syarat jumlah pengiriman minimum dari pabrik, dan
keharusan toko untuk mengakomodasikan ketidakpastian pelanggan
mereka. Demikian juga halnya dengan distributor ke pabrik. Pabrik
menghadapi ketidakpastian pesanan dari distributor karena berbagai sebab
tadi. Bahkan, semakin ke hulu ketidakpastian permintaan ini biasanya
24
25
1. Sejarah perusahaan
PT. Hakaaston berdiri pada tanggal 25 November 2010. PT. Hakaaston
merupakan anak perusahaan PT. Hutama Karya (Persero) yang bergerak
dibidang manufaktur dengan usaha jasa konstruksi dan perdagangan:
hotmix, precast, ready mix, dan geotextile.
26
27
Tabel 2.4. Daftar supplier semen, pasir, dan kerikil pada PT. Hakaaston
No. Material Supplier
1. Semen a. Semen Andalas
b. Semen Merah Putih
2. Pasir (agregat halus) a. Sirun Limbong
b. Lazuardi
3. Kerikil (agregat kasar) a. Sirun Limbong
b. Lazuardi
Sumber : PT. Hakaaston
28
29
31
Semen Andalas
(PT. Lafarge Cement Indonesia)
Supplier
semen
Semen Merah Putih
(PT. Cemindo Gemilang)
PT. Hakaaston
Stone Crusher
(Sirun Limbong)
Supplier pasir
dan kerikil
Stone Crusher
(Lazuardi)
32
Instrumen adalah semua alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis dan
objektif sehingga data-data tersebut dapat membantu dalam menjawab rumusan
masalah. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:
a. Literatur atau referensi pendukung
Adapun literatur atau referensi yang dibutuhkan pada penyusunan
penelitian ini diantaranya adalah jurnal penelitian dan buku literatur.
b. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini merupakan instrumen yang disusun
peneliti berdasarkan standar supply chain dan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti Cynthia Tirza Christanti dan Awal Febri
Romadhon dengan tujuan memperoleh informasi dari responden yang
memahami dan mengerti tentang proses supply chain material beton
yang dikaji secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan
mengajukan pertanyaan. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran.
33
34
35
Me = Nilai rata-rata
Me = ∑ = Jumlah
= Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah data kuesioner yang didapat
36
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Hasil Penelitian
Selesai
37
4.1. Umum
Semen Andalas
(PT. Lafarge Cement Indonesia)
Supplier
semen
Semen Merah Putih
(PT. Cemindo Gemilang)
PT. Hakaaston
Stone Crusher
(Sirun Limbong)
Supplier pasir
dan kerikil
Stone Crusher
(Lazuardi)
38
No. Tidak
Variabel Relevan Total Ket.
Angket Relevan
Material Semen
Kelancaran pengiriman
1 6 0 6 relevan
semen
Penanganan semen saat tiba
2 6 0 6 relevan
di perusahaan
Pencatatan semen yang
3 6 0 6 relevan
keluar masuk gudang
Kecukupan semen pada saat
4 6 0 6 relevan
pengadaan material
Ketepatan waktu supplier
5 6 0 6 relevan
dalam pengiriman semen
Penanganan supplier jika ada
6 barang yang tidak sesuai 6 0 6 relevan
pesanan
Pelayanan supplier jika ada
7 6 0 6 relevan
pesanan secara mendadak
Kecepatan supplier dalam
8 6 0 6 relevan
merespon permintaan
Supplier memberi informasi
9 4 2 6 relevan
terbaru tentang semen
Komunikasi untuk
10 pengadaan dan perubahan 6 0 6 relevan
harga semen
Komunikasi untuk
11 pengadaan dan perubahan 6 0 6 relevan
jumlah semen
Komunikasi kendala selama
12 6 0 6 relevan
pengiriman semen
Kelancaran pembayaran oleh
13 6 0 6 relevan
pihak perusahaan
Penetapan harga dan
14 6 0 6 relevan
kesepakatan pembayaran
39
40
41
42
43
Penerapan supply chain material beton (semen, pasir dan kerikil) dibagi
menjadi tiga kelompok variabel yaitu aliran material/produk (7 aktivitas), aliran
informasi (5 aktivitas), dan aliran finansial/keuangan (3 aktivitas). Variabel
tersebut dianalisis berdasarkan dua persepsi (sudut pandang) yaitu persepsi
perusahaan dan persepsi para supplier material beton.
Responden diminta untuk memberi penilaian dengan skala 1 (satu) sampai
dengan 4 (empat) untuk kedua persepsi tersebut. Untuk mendapatkan hasil
penerapan supply chain pada penelitian ini, dapat dilihat contoh perhitungan
berikut:
Keterangan:
Me = Nilai rata-rata
Me = ∑ = Jumlah
= Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah data kuesioner yang didapat
44
( ) ( ) ( ) ( )
Me =
Tabel 4.3. Hasil dari pengolahan data aliran material/produk material semen
berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
45
46
Tabel 4.4. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material semen
berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 2.86 71.43 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 2.71 67.86 Baik
tentang semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah semen
Komunikasi kendala selama
12 3.00 75.00 Baik
pengiriman semen
47
Tabel 4.5. Hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan material semen
berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kelancaran pembayaran oleh pihak
13 2.00 50.00 Kurang Baik
perusahaan
Penetapan harga dan kesepakatan
14 3.00 75.00 Baik
pembayaran
Pembayaran secara teratur kepada
15 1.86 46.43 Kurang Baik
supplier
48
Tabel 4.6. Hasil dari pengolahan data aliran material/produk material pasir dan
kerikil berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
1 Kelancaran pengiriman pasir 2.71 67.86 Baik
Penanganan pasir dan kerikil saat tiba
2 3.00 75.00 Baik
di perusahaan
Pencatatan pasir dan kerikil yang
3 3.71 92.86 Sangat Baik
keluar masuk gudang
Kecukupan pasir dan kerikil pada saat
4 2.86 71.43 Baik
pengadaan material
Ketepatan waktu supplier dalam
5a 2.71 67.86 Baik
pengiriman pasir
Ketepatan waktu supplier dalam Kurang
5b 1.86 46.43
pengiriman kerikil Baik
Penanganan supplier jika ada barang
6 2.86 71.43 Baik
yang tidak sesuai pesanan
Pelayanan supplier jika ada pesanan
7 2.00 50.00 Baik
secara mendadak
49
2. Aliran informasi
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran informasi untuk material
pasir dan kerikil.
Tabel 4.7. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material pasir dan kerikil
berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 2.86 71.43 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 2.86 71.43 Baik
tentang pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah pasir dan kerikil
Komunikasi kendala selama pengiriman
12 3.00 75.00 Baik
pasir dan kerikil
50
3. Aliran finansial/keuangan
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan untuk
material pasir dan kerikil.
Tabel 4.8. Hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan material pasir dan
kerikil berdasarkan persepsi perusahaan
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kelancaran pembayaran oleh pihak
13 2.00 50.00 Kurang Baik
perusahaan
Penetapan harga dan kesepakatan
14 2.86 71.43 Baik
pembayaran
Pembayaran secara teratur kepada
15 2.00 50.00 Kurang Baik
supplier
51
A. Semen Andalas
1. Aliran material/produk
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran material/produk untuk
material semen.
Tabel 4.9. Hasil dari pengolahan data aliran material/produk material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
1 Kelancaran pengiriman semen 3.00 75.00 Baik
Penanganan semen saat tiba di
2 3.00 75.00 Baik
perusahaan
Pencatatan semen yang keluar masuk
3 3.50 87.50 Sangat Baik
gudang
52
2. Aliran informasi
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran informasi untuk material
semen.
Tabel 4.10. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 3.00 75.00 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 3.00 75.00 Baik
tentang semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah semen
Komunikasi kendala selama
12 3.00 75.00 Baik
pengiriman semen
53
3. Aliran finansial/keuangan
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan untuk
material semen.
Tabel 4.11. Hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kelancaran pembayaran oleh pihak
13 2.00 50.00 Kurang Baik
perusahaan
Penetapan harga dan kesepakatan
14 3.00 75.00 Baik
pembayaran
Pembayaran secara teratur kepada
15 2.50 62.50 Baik
supplier
54
Tabel 4.12. Hasil dari pengolahan data aliran material/produk material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
1 Kelancaran pengiriman semen 3.00 75.00 Baik
Penanganan semen saat tiba di
2 4.00 100.00 Sangat Baik
perusahaan
Pencatatan semen yang keluar masuk
3 3.00 75.00 Baik
gudang
Kecukupan semen pada saat
4 2.50 62.50 Baik
pengadaan material
Ketepatan waktu supplier dalam
5 2.50 62.50 Baik
pengiriman semen
Penanganan supplier jika ada barang
6 3.00 75.00 Baik
yang tidak sesuai pesanan
Pelayanan supplier jika ada pesanan
7 2.50 62.50 Baik
secara mendadak
55
2. Aliran informasi
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran informasi untuk material
semen.
Tabel 4.13. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 3.00 75.00 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 2.50 62.50 Baik
tentang semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga semen
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah semen
Komunikasi kendala selama
12 3.00 75.00 Baik
pengiriman semen
56
Tabel 4.14. Hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan material semen
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kelancaran pembayaran oleh pihak
13 2.50 62.50 Baik
perusahaan
Penetapan harga dan kesepakatan
14 3.00 75.00 Baik
pembayaran
Pembayaran secara teratur kepada
15 2.50 62.50 Baik
supplier
57
Tabel 4.15. Hasil dari pengolahan data aliran material/produk material pasir dan
kerikil berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
1 Kelancaran pengiriman pasir 3.00 75.00 Baik
Penanganan pasir dan kerikil saat tiba
2 3.00 75.00 Baik
di perusahaan
Pencatatan pasir dan kerikil yang
3 3.00 75.00 Baik
keluar masuk gudang
Kecukupan pasir dan kerikil pada saat
4 3.00 75.00 Baik
pengadaan material
Ketepatan waktu supplier dalam
5 2.50 62.50 Baik
pengiriman pasir dan kerikil
Penanganan supplier jika ada barang
6 3.00 75.00 Baik
yang tidak sesuai pesanan
Pelayanan supplier jika ada pesanan Kurang
7 2.00 50.00
secara mendadak Baik
58
Tabel 4.16. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material pasir dan kerikil
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 3.00 75.00 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 3.00 75.00 Baik
tentang pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah pasir dan kerikil
Komunikasi kendala selama pengiriman
12 3.00 75.00 Baik
pasir dan kerikil
3. Aliran finansial/keuangan
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan untuk
material pasir dan kerikil.
59
60
61
Tabel 4.19. Hasil dari pengolahan data aliran informasi material pasir dan kerikil
berdasarkan persepsi supplier
No. Skala
Aktivitas Mean %
Angket Penilaian
Kecepatan supplier dalam merespon
8 3.00 75.00 Baik
permintaan
Supplier memberi informasi terbaru
9 3.00 75.00 Baik
tentang pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
10 3.00 75.00 Baik
perubahan harga pasir dan kerikil
Komunikasi untuk pengadaan dan
11 3.00 75.00 Baik
perubahan jumlah pasir dan kerikil
Komunikasi kendala selama pengiriman
12 3.00 75.00 Baik
pasir dan kerikil
3. Aliran finansial/keuangan
Berikut ini hasil dari pengolahan data aliran finansial/keuangan untuk
material pasir dan kerikil.
62
63
Tabel 4.21. Faktor dominan kendala penerapan supply chain pada PT. Hakaaston
berdasarkan frekuensi kemunculan
No. Frekuensi Persentase
Aktivitas
Angket Kemunculan (%)
64
65
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
66
5.2. Saran
67
Chopra, S. and Meindl, P. 2004. Supply Chain Management. New Jersey: Pearson
Education.
Christanti, C.T. 2017. Studi Rantai Pasok Material Semen Pada Proyek
Konstruksi Di Yogyakarta. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Limanto, S & Chandra, H.P. 2006. Manajemen Risiko Bidang Operasional Pada
Readymix Concrete. Surabaya, Indonesia: Tugas Akhir Teknik Sipil.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.
68
Vrijhoef, R. and Koskela, L. 1999. The Four Roles of Supply Chain Management
in Construction, European Journal of Purchasing and Supply Management,
vol. 6, pp. 78-169.
Wardhana, Y.K. 2017. Analisis Kontrol Pengadaan Material Beton Ready Mix
Pada Proyek Konstruksi Di Yogyakarta. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
69