SKRIPSI
Disusun Oleh :
RENDI SWANDHANA
NIM : 331320101
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak kenikmatan, kesabaran dan ketabahan kepada peneliti, sehingga Peneliti
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH KAPASITAS 100 LITER / DETIK DI PDAM TIRTA
MENTAYA KOTA SAMPIT, KAB. KOTAWARINGIN TIMUR KALIMANTAN
TENGAH”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dalam bentuk pikiran, materil dan non materil, dukungan
dan motivasi sehingga peneliti dapat menyusun laporan skripsi ini. Dengan
kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Ir. Supriyanto, M.P. selaku Ketua STT Pelita Bangsa.
2. Bapak Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc. selaku Kaprodi Jurusan Teknik Lingkungan
STT Pelita Bangsa.
3. Bapak Ir. Isyulianto., M.M. M.T. dan Bapak Ir. Aris Dwi Cahyanto.,M.M.M.Si.
selaku dosen pembimbing skripsi jurusan Teknik Lingkungan STT Pelita
Bangsa.
4. Kepada keluarga saya yang telah menjadi penyemangat hidup saya dan
selalu mendoakan agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
5. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu oleh
peneliti, yang telah berjasa membatu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu peneliti mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk pernyempurnaan laporan ini.
Akhir kata Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Rendi Swandhana
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak kenikmatan, kesabaran dan ketabahan kepada peneliti, sehingga Peneliti
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH KAPASITAS 100 LITER / DETIK DI PDAM TIRTA
MENTAYA KOTA SAMPIT, KAB. KOTAWARINGIN TIMUR KALIMANTAN
TENGAH”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dalam bentuk pikiran, materil dan non materil, dukungan
dan motivasi sehingga peneliti dapat menyusun laporan skripsi ini. Dengan
kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Ir. Supriyanto, M.P. selaku Ketua STT Pelita Bangsa.
2. Bapak Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc. selaku Kaprodi Jurusan Teknik Lingkungan
STT Pelita Bangsa.
3. Bapak Ir. Isyulianto., M.M. M.T. dan Bapak Ir. Aris Dwi Cahyanto.,M.M.M.Si.
selaku dosen pembimbing skripsi jurusan Teknik Lingkungan STT Pelita
Bangsa.
4. Kepada keluarga saya yang telah menjadi penyemangat hidup saya dan
selalu mendoakan agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
5. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu oleh
peneliti, yang telah berjasa membatu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu peneliti mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk pernyempurnaan laporan ini.
Akhir kata Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Rendi Swandhana
iv
DAFTAR ISI
v
2.7. Bak Pengumpul ..................................................................................................................16
2.8. Koagulasi ............................................................................................................................17
2.9. Flokulasi .............................................................................................................................21
2.10. Sedimentasi ......................................................................................................................23
2.11. Filtrasi ...............................................................................................................................28
2.12. Reservoir ..........................................................................................................................34
2.13. Desinfeksi .........................................................................................................................36
vi
4.4.2.3. Flash Mixing (pengaduan cepat) ..................................................................................74
4.4.3. Unit Water Treatment Plant (instalasi pengolahan air) ...................................................77
4.4.3.1. Bak Flokulasi ................................................................................................................80
4.4.3.2. Bak Sedimentasi ...........................................................................................................84
4.4.3.3. Unit Filter .....................................................................................................................90
4.4.3.4. Bak Penampung Sementara Sistem Bejana Berhubungan dan Thomson Outlet .........92
4.4.4 Unit Resevoir ...................................................................................................................93
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Skema kondisi eksisting unit IPA PDAM Sampit ..............................................52
Gambar 4.2 Unit-unit PDAM Tirta Mentaya Sampit .............................................................53
Gambar 4.3 Desain denah lay out PDAM Tirta Mentaya Sampit. .........................................53
Gambar 4.4 Foto Bangunan Intake PDAM Tirta Mentaya Sampit ........................................69
Gambar 4.5 Foto Pompa inteke PDAM Tirta Mentaya..........................................................69
Gambar 4.6 Ruang Dosingan PDAM Tirta Mentaya Sampit. ................................................70
Gambar 4.7 Pemasangan dan unit pengadukan cepat kimia (koagulan). ...............................75
Gambar 4.8 Denah IPA 100 l/dt tampak atas .........................................................................77
Gambar 4.9 Denah dan foto tampak depan WTP 100 l/dt .....................................................78
Gambar 4.10 Denah dan foto tampak samping kanan unit IPA 100 l/dt ..................................79
Gambar 4.11 Denah dan foto tampak samping kiri unit IPA 100 l/dt ......................................80
Gambar 4.12 Denah dan foto detail Flokulator inlet unit IPA 100 l/dt ....................................81
Gambar 4.13 Tube settler yang belum di pasang di bak sedimentasi ......................................84
Gambar 4.14 Gutter unit IPA 100 l/dt ......................................................................................85
Gambar 4.15 Ruang sedimentasi bagian sayap kiri unit 100 l/dt .............................................85
Gambar 4.16 Dua buah Thomson outlek dengan kapasitas (50 l/d x 2)...................................92
ix
LAMPIRAN
x
ABSTRAKS
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan air oleh masyarakat
selalu meningkat setiap tahun, terutama pada masyarakat perkotaan. Salah satu cara
pemenuhan kebutuhan air di perkotaan yaitu melalui PDAM, dengan menambahkan kapasitas
air dengan membangun unit Instalasi Pengolahan Air (IPA).
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui kondisi eksisting, kebutuhan air bersih serta
mengetahui pengembangan Unit IPA 100 liter/detik di PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit.
Water is one of the basic human needs. Water needs by the community always
increase every year, especially in urban communities. One way to fulfill urban water needs is
through the PDAM, by adding water capacity by building a Water Treatment Plant (WTP) unit.
The purpose of this study was to determine the existing conditions, clean water needs
and to know the development of the 100 liter/second WTP Unit in PDAM Tirta Mentaya, Sampit
City.
This research uses documentary and library methods and observation methods. Data
needed include data on the number of existing Q PDAMs, the number of residents and the
amount of clean water needs for the next 10 years in the PDAM Sampit coverage area and the
technical specifications of each cap processing unit 100 l / sec by carrying out calculations
and images that match the criteria design.
The results of this study indicate that the prediction of domestic and non domestic
demand for 2028 is Q 281.39 l / dt, and Q added Q_337.66 l / dt, then production needs (f =
1.1) Q 371 , 43 l / s, peak requirements (f = 1.5). This 100 l / dt water treatment plant requires
an area of 455 m2 (including WTP drainage) with dimensions of 32.5 m x 14 m. And the WTP
building has dimensions of 30, 1 m x 11 m. And the WTP volume of the flocculation unit (Vol.
165,051 m3) sedimentation unit (Vol. 360 m3), filtration unit (Vol. 206,8 m3) and temporary
reservoir (Vol. 131,600 m3) totaled 695.4 m3.
PENDAHULUAN
Sebagai tindak lanjut dalam memenuhi kebutuhan air pada daerah Kota
Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur perlu dibangun sebuah pengolahan air
bersih yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Pada daerah ini sebelumnya sudah terdapat
pengolahan air dengan kapasitas 175 ltr/dtk, namun semakin bertambahnya
cakupan daerah pelayanan maka diperlukan pengolahan air bersih dengan kapasitas
yang lebih besar.
1
sistem penyediaan air minum ini merupakan hasil kesepakatan seluruh kabupaten
Kotawaringin Timur. Untuk memenuhi tugas amanat tersebut melalui Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Kotawaringin Timur pada tahun anggaran 2017,
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan Design Perencanaan dan Estimasi Biaya
Pembangunan Water Treatment Plant Kota Sampit Kotawaringin tahun 2017-2027.
Oleh karena itu, PDAM Tirta Mentaya sebagai salah satu perusahaan di
bidang industri air bersih di kota Sampit yang mendistribusikan air bersih untuk
kebutuhan penduduk perlu melakukan pengambangan strategis guna memenuhi
pelanggannya untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Saat ini air baku
yang dihasilkan berasal dari Sungai Metaya. Sebagai tindak lanjut sebagai alternatif
pemecahan masalah pelayanan air bersih dan ketersediaan air baku adalah dengan
membangun instalasi pengolahan air dengan kapasitas 100 ltr/dtk.
Dengan demikian, pada skripsi ini, dilakukan cara mengetahui kebutuhan air
bersih masyarakat sekitar PDAM (cakupan PDAM tirta mentaya) guna dapat
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai penerapan ilmu pengetahuan dalam
dunia kerja dan dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa.
Mengingat permasalahan yang akan dikaji sangat luas, maka perlu adanya
pembatasan masalah agar dapat dilakukan pembahasan lebih mendalam. Penulisan
laporan skripsi dibatasi hanya pada pembahasan masalah teknis IPA ini akan
difokuskan pada hal – hal sebagai berikut :
a. Menganalisa kondisi eksisting PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit
2
b. Menganalisa kebutuhan air bersih untuk 10 tahun ke depan di daerah
cakupan PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit.
c. Menentukan dimensi dan spesifikasi teknis dari masing-masing unit
pengolahan kap 100 l/dt dengan melakukan perhitungan serta gambarnya
yang sesuai kriteria desain.
a. Laporan Skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun usulan
perbaikan dalam pemecahan masalah-masalah di dalam Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Kotawaringin Timur (PDAM–Kab. KOTIM).
b. Memperkuat keterampilan kerja mahasiswa sekaligus mempraktekannya
langsung ilmu yang telah didapat di bangku kuliah pada dunia kerja.
c. Bagi dunia akademik, merupakan sumbangan untuk memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan dalam mengembangkan unit instalasi pengolahan air
minum.
Susunan penulisan Laporan Tugas akhir/skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Awal Laporan
Bagian awal laporan terdiri dari atas Halaman Kulit, Halaman Judul, Halaman
Pernyataan, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar,
Daftar Tabel dan Daftar l.
3
2. Isi Laporan
Pembagian isi laporan adalah sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan, Manfaat, Sistematika Penyusunan.
BAB II. Tinjauan Pustaka : Teori, landasan, paradigma, cara pandang,
metode-metode yang telah ada dan atau akan digunakan.
BAB III. Metode Penelitian : Objek dan waktu penelitian, Bahan dan Alat
Penelitian, Variabel Penelitian, Analisis Data dan Tahapan Pelaksanaan
Penelitian.
BAB IV. Hasil Pembahasan : Berdasarkan gambaran dari suatu permasalahan
dan gambaran umum suatu obyek yang diamati yaitu mengungkapkan
permasalahan yang lebih khusus dari judul.
BAB V. Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan ( rangkuman keseluruhan isi
yang sudah dibahas ), saran ( saran perluasan, pengembangan, dan
pendalaman).
2. Akhir Laporan
Bagian akhir laporan memuat daftar pustaka dan lampiran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ni telah tercemar bakteri
(misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga suhu 100°C, banyak zat berbahaya, terutama logam tidak
dapat dihilangkan dengan cara ini.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1991 mendefinisikan air bersih
sebagai berikut :
a. Dipandang dari sudut ilmiah, air bersih adalah air yang telah bebas dari mineral,
bahan kimia jasad renik
b. Dipandang dari sudut program, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan dapat diminum setelah dimasak.
6
Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tersebut, dinyatakan bahwa sistem
penyediaan air minum (SPAM) dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan
atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air
Baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengolahan. Sedangkan
SPAM bukan jaringan perpipaan, dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan,
bak penampung air hujan, terminal air, mobil tangki air instalasi kemasan, atau
bangunan perlindungan mata air.
Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 Tentang
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menyebutkan bahwa sistem penyediaan
air minum terdiri dari unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan
unit pengelolaan.
Unit
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribus Pelayanan
1. Unit air baku, dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan, dan/atau bangunan sarana pengambilan dan/atau penyediaan air
baku. Air baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air
minum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Unit produksi, merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau
biologi. Unit produksi dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
3. Unit distribusi, terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib
7
memberikan kapasitas, kuantitas, kualitas air dan kontinuitas pegaliran yang
memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.
4. Unit pelayanan, terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin
keakurasiannya, meter air wajib dikalibrasi secara berkala oleh instalasi yang
berwenang.
5. Unit pengelolaan, terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan nonteknis.
Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan
pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. Sedangkan
pengelolaan nonteknis terdiri dari administrasi dan pelayanan.
8
f. Semua untuk sambungan rumah (SR)
g. Besaran konsumsi air umumnya mencapai bahkan melebihi standar.
9
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapatkan pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri dan
sebagainya.
Air permukaan ada dua macam, yaitu :
a. Air sungai
Air sungai adalah alternatif utama yang sampai saat ini masih digunakan
sebagai sumber air yang dapat dikelola untuk masuk kedalah proses pengolahan.
Ini disebabkan kondisi morfologi sungai yang memungkinkan untuk membuat
bendung dan mengarahkan air. Namun dalam penggunaannya sebagai air minum
harus mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai
ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
10
Air gambut tersebut cukup potensial bila dilihat dari kwantitasnya untuk
dijadikan sebagai sumber air bersih melalui pengolahan terlebih dahulu
(Departemen Kesehatan, 2010).
3. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk air minum.
4. Air Hujan
Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan rumah tangga,
pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara penampungan, air
hujan dari atap rumah dialirkan ke tempat penampungan yang kemudian dapat
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Air hujan tidak selalu dapat
digunakan secara langsung, diakibatkan kandungan elektrik yang dikandung
awan serta tidak terjaminnya sterilisasi wadah penampungan yang terbuka.
1. Kebutuhan domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan
sehari-hari tau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu
(mandi, cuci dan sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air
buangan (buangan dapur dan toilet).
11
- Kebutuhan institusional,
- Kebutuhan komersil dan industri,
- Kebutuhan fasilitas umum, seperti kebutuhan air bersih untuk kegiatan di
tenpat-tempat ibadah, rekreasi, maupun terminal.
Usaha pelayanan air bersih pada umumnya melalui 2 macam cara. Yaitu
melalui sambungan rumah dan melalui hidran umum. Ketentuan
perbandingan SR (sambungan rumah) dan HU (hidran umum) berkisar
antara 50 : 50 sampai 80 : 20 dimana faktor recovery cost merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan. Besar angka perbandingan tersebut
terutama dan hasil survey sosio ekonomi rnelalui ke yang bersangkutan.
12
5. Pelayanan fasilitas non domestik. Pelayanan air bersih untuk fasilitas-
fasilitas non domestik diperhitungkan besarnya 5% dan kebutuhan rumah
tangga;
6. Kebocoran / kehilangan air
Pemakaian pada hari maksimum = (1,10 — 1,15) x Qrata-rata
Pemakaian pada hari maksimum = (1,75 — 2,00) x Qrata-rata
Pn = Po ( 1 + r)n (1)
Dimana :
13
Kebutuhan air untuk domestik dengan sambungan langsung 100-130
lt/org/hari
Kebutuhan air untuk domestik dengan hidran umum 30 lt/org/hari
Kebutuhan air non domestik yang meliputi kepentingan sosial, perkantoran,
pendidikan, niaga, fasilitas peribadatan dan lain-lain.
Kehilangan air direncanakan tidak lebih dari 20 % dari kebutuhan air rata-
rata.
14
2.6 Bangunan Penyadap Air Baku (Intake)
Intake adalah konstruksi yang dibangun di sumber air baku untuk menganbil
sejumlah air yang direncanakan.Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
peletakan intake adalah :
River intake merupakan intake untuk menyadap air baku yang berasal dari
sungai atau danau. Tipe ini biasanya dilengkapi dengan screen dan bak enampung
dengan pintu air. River intake dapat diterapkan pada sungai relatif dangkal dengan
memodifikasi bangunan penampungnya.
dimana :
15
Pintu air digunakan untuk mengatur aliran air dari sumber air baku ke
saluran intakesehingga diperoleh debit pengaliran yang diinginkan. Pengaturan
aliran air ini juga dilakukan pada saat pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan).
Persamaan yang digunakan menurut Triadmojo, 1995 :
Q 0,6BH 2 gh (6)
dimana :
Bak pengumpul berfungsi untuk menampung air dari intake untuk diolah
oleh unit pengolahan berikutnya. Bak pengumpul dilengkapi dengan pompa intake
dan pengukur debit. Persamaan yang digunakan menurut (JWWA, 1978) adalah :
V
Q (8)
td
V A H (9)
A pl (10)
dimana :
16
Q = Debit yang masuk bak pengumpul (m3/dt)
V = Volume air yang masuk bak pengumpul (m3)
td = Waktu detensi (dt)
A = Luas bak pengumpul (m2)
H = Kedalaman bak pengumpul (m)
p = Panjang bak pengumpul (m)
2.8 Koagulasi
Pada proses koagulasi, zat kimia koagulan dicampur dengan air baku selama
beberapa saat hingga merata di suatu reaktor koagulator. Setelah pencampuran ini
akan terjadi destabilisasi dari koloid zat padat yang ada di air baku. Keadaan ini
menyebabkan koloid-koloid mengalami saling tarik menarik dan menggumpal
menjadi ukuran yang lebih besar. Proses koagulasi ini dilaksanakan dalam satu
tahap dan dalam waktu yang relatif cepat, yaitu kurang dari 1 menit, sehingga
koagulator juga disebut sebagai pengaduk cepat (Darmawan, 2001). Proses
17
koagulasi dapat menurunkan kekeruhan, warna, bau, rasa, dan bakteri yang ada di
dalam air baku.
Jenis bahan kimia koagulan ada 2 (dua) jenis yang umum dipakai yaitu :
1. Koagulan garam logam
Bahan kimia koagulan logam seperti :
Alluminium Sulfat atau tawas (Al3(SO4)2.I4H2O)
Natrium karbonat atau soda ash (Na2CO3)
Kalsium hipoklorit atau Kaporit (Kaporit) Ca(ClO)2.
2. Koagulan polimer kationik
18
ini tidak terpengaruh oleh variasi debit aliran dan meliliki kehilangan tekanan
yang sangan kecil.
b. Pengadukan Pneumatis
Pengadukan tipe ini mempergunakan tangki dan peralatan aerasi yang mirip
dengan peralatan yang digunakan pada proses lumpur aktif. Rentang waktu
detensi dan gradien kecepatan yang digunakan sam dengan pengadukan mekanis.
Variasi gradien kecepatan bisa diperoleh dengan memvariasikan debit aliran
udara. Pengadukan tipe ini tidak terpengaruh oleh variasi debit dan memiliki
kehilangan tekanan tang relatif kecil.
c. Pengadukan Hidrolis
Pengadukan secara hidrolis dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara
lain dengan menggunakan buffle basins, weir, flume, dan loncatan hidrolis. Hal ini
dapat dilakukan karena masing-masing alat tersebut menghasilkan aliran yang
turbulen karena terjadinya perubahan arah aliran secara tiba-tiba. Sistem ini lebih
banyak dipergunakan di negara berkembang terutama daerah yang jauh dari kota
besar, sebab pengadukan jenis ini memanfaatkan energi dalam aliran yang
menghasilkan nilai gradien (G) yang tinggi, serta tidak perlu mengimpor
peralatan, mdah dioperasikan dan pemeliharaannya yang minimal (Okun, 1971).
Pada desain instalasi pengolahan air ini, sistem pengadukan yang
diaplikasikan pada proses koagulasi adalah sistem pengadukan hidrolis dengan
menggunakan terjunan. Pengadukan dengan sistem ini memberikan hasil yang
cukup memuaskan dengan biaya konstruksi, operasional dan pemeliharaan yang
relatif rendah. Mengenai keterbatasan fleksibilitas yang dimiliki oleh tipe ini
dapat diatasi dengan melakukan pengolahan pada debit yang spesifik.
19
Persamaan gradien kecepatan yang digunakan untuk koagulasi hidrolis
adalah sebagai berikut :
2
v.TD.G
h
g (11)
1
g.h 2
atau, G
.Td (12)
Dimana :
G = gradien kecepatan (dt)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi terjunan (m)
= viskositas kinematis (m2/s2)
Proses koagulasi adalah proses pertama yang mana pada proses ini air
baku yang akan diolah dicampur dengan bahan koagulan yaitu alum sulfat (tawas)
dan diharapkan proses ini terjadi pencampuran yang sempurna antara air baku
dengan bahan koagulan. Hal ini sangat diperlukan karena bahan yang terlarut
didalam air baku (tersuspensi) akan dirubah bentuk fisiknya menjadi partikel-
partikel yang cukup berat (koloidal), dan bilamana pH air baku turun akibat
pencampuran alum sulfat maka ditambahkan soda ash agar pH kembali normal.
Dalam proses ini dapat dikatakan pengadukan secara cepat dan dapat bekerja
secara gravitasi.
Tabel 2.1. Spesifikasi Unit Koagulan IPA 100 l/dt
Uraian Spesifikas
Type i
Hidrolis (pipe line mixing/pengaduk statis).
Waktu Pengadukan 1 – 4 detik
Nilai Gradient Kecepatan > 750 /detik
Kecepatan Aliran 1,0 ‐ 3,0 m/detik
Bentuk Pipa yang di dalamnya terdapat sekat atau bafflel dan terdapat
lubang injeksi untuk pompa dosing sebanyak tiga buah
Sumber: SNI 19-6774-2008 Tata Cara Perencana Unit Paket IPA
20
2.9 Flokulasi
1. Pengadukan mekanis
2. Pengadukan menggunakan buffle channel basins
21
= viskositas kinematis (m2/det)
Sumber : Darmasetiawan (2006).
td
Hf G 2 v (14)
g
Dimana :
22
Tabel 2.2. Spesifikasi Unit Flokulasi IPA 100 l/dt
Uraian Spesifikasi
Type Hidrolis / Up and Down Flow / Helicoidal.
‐ Nilai Gradient Kecepatan 100 – 20 /detik (Tiap bak berbeda nilai gradiennya
dengan maksud untuk memperlambat aliran)
2.10 Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah pemisahan partikel yang larut dalam air secara
gravitasi. Partikel yang larut dalam air tersebut keberadaannya dapat dilihat dari
kekeruhan atau dilakukan pengukuran berat zat padat yang terlarut.
Pada instalasi air bersih, proses pengendapan dilakukan pada bak
sedimentasi. Secara umum yang perlu direncanakan dalam sistem bak pengendap
adalah :
Perencanaan bidang pengendap
Perencanaan inlet dan outlet
Perencanaan ruang lumpur
(Darmasetyawan, 2006)
Suatu bak sedimentasi secara ideal dengan proses kontinyu dibagi menjadi
empat daerah (zona), yaitu :
23
1. Daerah masuk (inlet zone) yang berfungsi untuk mendistribusikan aliran
secara merata pada bak sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran yang
baru masuk.
2. Daerah pengendapan (settling zone) yang berfungsi untuk mengalirkan air
secara perlahan arah horizontal menuju outlet zone dan didalam zona ini
terjadi proses pengendapan.
3. Daerah lumpur (sludge zone) yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan
partikel-partikel yang terendap dan juga tempat pengeluaran lumpur.
4. Daerah pengeluaran air (outlet zone) berfungsi sebagai tempat keluaran air
yang telah bersih dari proses pengendapan melalui pelimpah.
Untuk memperluas permukaan bidang pengendapan dapat dilakukan dengan
memasang keping pengendap (plate settler). Plate settler merupakan keping
pengendap yang dipasang pada settling zone (zona pengendapan) di bak
sedimentasi dengan kemiringan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan memperluas bidang pengendapan sehingga proses fisika dari
sedimentasi dapat berlangsung lebih effektif dan menghemat luas bahan yang
diperlukan. Adapun tiga macam aliran yang melalui plate settler yaitu (Hendricks,
2005) :
1. Upflow (aliran keatas), yaitu dimana lumpur (sludge) yang mengendap turun
ke dasar bak melalui plate, ketika aliran air mengalir ke atas menuju outlet
zone.
2. Downflow (aliran ke bawah), yaitu dimana lumpur yang mengendap turun
ke dasar bak melalui plate bersamaan dengan aliran air yang mengalir ke
bawah.
3. Crossflow (aliran silang), yaitu dimana lumpur yang mengendap turun ke
dasar bak, sedangkan aliran air menyilang (crossing) di masing-masing
plate.
24
Lintas suatu partikel yang mengendap pada plate merupakan hasil penjumlahan 2
vektor yaitu vektor kecepatan aliran pada plate dan vector kecepatan pengendapan
partikel. Kedua hubungan vektor tersebut seperti ditungjukan pada gambar
dibawah ini.
25
Dari persamaan (11) dan (12) dapat digabungkan menjadi persamaan berikut :
𝑆𝑜 𝑤.𝑆𝑖𝑛𝛼
= 𝐻.𝐶𝑜𝑠 𝛼+𝑤.𝐶𝑜𝑠2 𝛼 (18)
𝑉𝑜
Jika A adalah surface area pada zona pengendapan (settling zone) dan Q adalah
debit, maka dari persamaan (13) dapat menjadi persamaan berikut :
𝑄
𝑉𝑜 = 𝐴.𝑆𝑖𝑛 𝛼 (19)
disubtitusikan menjadi:
𝑄 𝑊
𝑆𝑜 = 𝐴 × 𝐻.𝐶𝑜𝑠𝛼+𝑊.𝐶𝑜𝑠2 𝛼 (20)
dimana :
Vo = Kecepatan pengendapan partikel desain (m2/s)
Td = Waktu pengendapan dari partikel (s)
So = Kecepatan horizontal partikel (m2/s)
W = Jarak antar partikel (m)
ɑ = Sudut kemiringan plate
Plate settler dapat dibuat dari jenis bahan yang tidak mudah pecah, berserat,
semacam polythylene, kayu, fiber, baja tipis dan sebagainya. Jenis polythylene
yang banyak digunakan adalah berupa plastik yang keras dan betal.
1. Mudah dalam perawatannya, karena dari jenis bahan yang ringan dan tidak
berserat.
2. Bahan baku tidak terlalu sulit dipasaran.
3. Lebih lama dapat bertahan untuk tidak dibersihkan karena jenis bahan
bakunya sulit untuk dapat ditumbuhi oleh tanaman sejenis ganggang dan
lumut.
4. Tidak mudah pecah dan relatif lebih lama mengalami kerusakan akibat
adanya penguraian efek mikroba.
26
Proses pengendapan terjadi pada zone bidang pengendapan, dimana flok
yang sudah terbentuk dapat mengendap. Secara ideal bidang pengendapan ini drus
memenuhi asumsi bahwa aliran harus merata dan mempunyai kecepatan sama
diseluruh area potongan melintang.
Dimana :
Vo = Kecepatan horizontal, (m/det)
R = Radius hidrolis, (m)
v = Viskositas kinematik, (m2/det)
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan partikel‐partikel yang sudah
dihasilkan oleh unit flokulasi (berat dan besar) diharapkan pada proses ini sudah
terlihat perbedaan kualitas air baku yang diolah. Hal ini disebabkan adanya
pengendapan dari hasil proses flokulasi sehingga sudah ada pemisah antara air
dengan partikel. Untuk mempercepat pengendapan dibantu dengan tube settler
yang dipasang berlawanan dengan aliran dan dipasang dengan kemiringan 60º
27
Tabel 2.3. Spesifikasi Unit Sedimentasi IPA 100 l/dt
U r a i an Spesifikasi
Hidrolis/Aliran masuk horizontal, aliran keluar
Type dan Bentuk
vertikal./PersegiPanjang
Manifold pipe yang disisi kiri dan kanannya terdapat
lubang, dengan kriteria luas lubang di sisi kiri dan kanan
Media penyambung antara proses flokulasi dan pipa manifold harus lebih dari luas 2 kali dari pipa
proses sedimentasi manifold, ini dimaksudkan agar aliran tetap laminar dan
tidak turbulen dengan kecepatan aliran di dalam pipa
manifold 0,1 – 0,25 m/dt.
2.10 Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida yang
membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat yang tersuspensi dan koloid. Pada
pengolahan air bersih, filtrasi digunakan untuk menyaring air dari proses
koagulasi-flokulasi-sedimentasi sehingga dihasilkan air bersih yang berkualitas
baik. Selain mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat juga mereduksi
kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. Proses
filtrasi dibutuhkan untuk sebagian besar pengolahan air permukaan sebagai
28
pencegah transmisi dari water diseases. Walaupun dewasa ini desinfeksi
merupakan cara yang lebih utama untuk mencegah transmisi tersebut, filtrasi
dapat membantu mengurangi proses desinfeksi secara signifikan dan
meningkatkan efisiensi dari proses desinfeksi.
Secara umum filtrasi berdasarkan kecepatan penyaringan, dibagi menjadi :
1. Saringan Pasir Lambar (Slow Sand Filter)
Saringan pasir lambat (Slow Sand Filter) merupakan penyaringan yang
menggunakan media pasir dengan kecepatan penyaringan 1-5 m3/m2/jam. Air
baku dialirkan ke bak penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendap tanpa
memakai zat kimia, selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan
saringan pasir lambar. Untuk merancang saringan pasir lambat perlu
memperhatikan kriteria saringan pasir lambat. Saringan pasir lambat bekerja
dengan cara kombinasi antara penyaringan, absorpsi (penyerapan) dan flokulasi
biologi. Saringan pasir lambat cukup efektif untuk menurunkan kadar bakteri,
turbiditas (kekeruhan), dan warna pada kekeruhan < 50 mg/lr. Unit ini
memerlukan tempat yang luas untuk bangunan filter, dan tidak cocok untuk
kekeruhan yang tinggi.
29
Sistem Inlet dan Oulet :
Kehilangan tekanan sepanjang pipa inlet dan outlet :
1.85
Q.L0.54
H mayor 2.63 (24)
0,2785 .C.D
Dimana :
Hmayor = kehilangan tekanan seanjang pipa, (m)
Q = debit pengolahan, (m3/det)
L = panjang pipa, (m)
C = koefisien Hazen Williams
D = diameter pipa, (m)
Kehilangan tekanan akibat aksesoris pipa, (hminor) :
2
V
H min or k. (25)
2. g
Dimana :
hminor = Kehilangan tekanan akibat aksesoris pipa, (m)
V = Kecepatan aliran, (m)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)
k = Koefisien konstraksi
Sistem filtrasi dan backwash :
1−𝑒 𝑣2 𝑥𝑖
ℎ𝑓 = ( 𝑒3 ) × 𝜑.𝑔 × 𝐿 × ∑ 𝑓𝑖 (𝑑𝑖 ) (26)
1−𝑒
𝑓𝑖 = 150 ( 𝑅𝑒 ) + 1,75 (27)
𝜌.𝑉𝑠.𝜑.𝑑
𝑅𝑒 = (28)
𝜇
Dimana :
30
xi = Fraksi berat pertikel
di = Ukuran tengah geometrik butir media filter, (m)
Re = Bilangan Reynold
ρ = Berat jenis air, (kg/m3)
µ = Viskositas dinamik, (N.det/m2)
Dimana :
He = Kehilangan tekanan pada media filter saat backwash, (m)
Le = Ketebalan media saat teekspansi, (m)
L = Ketebalan media saat awal sebelum backwash, (m)
ee = Porositas terekspansi
e = Porositas media filter saat awal
ρm = Berat jenis spesifik media filter, (kg/m3)
ρw = Berat jenis spesifik air, (kg/m3)
xi = Fraksi tebal lapisan media
24 3
𝐶𝐷 = 𝑅𝑒 + + 0,34 (31)
√𝑅𝑒
4.𝑔 0,5
𝑉𝑆 = [3.𝐶 × (𝜌𝑚 − 1) × 𝑑] (32)
𝐷
𝑉𝑏 0.22
𝑒𝑒 = ( 𝑉𝑠 ) (33)
Dimana :
CD = Koefisien drag
Vs = Kecepatan mengendap butir filter, (m/det)
Vb = Kecepatan aliran pencucian (backwaash), (m/det)
31
Sistem underdrain
𝑉
𝑜𝑟
ℎ𝑓𝑜𝑟 = 𝑘 2.𝑔 (35)
1 𝐿 𝑉
𝐻1 = 3 𝑓 𝐷 2.𝑔 (36)
Dimana :
32
Tabel 2.4. Spesifikasi Unit Filtrasi IPA 100 l/dt
Proses filtrasi ini apabila berjalan terus menerus dengan menyaring partikel
yang ringan dan halus maka pori‐pori media filter akan tersumbat, oleh sebab itu
diproses filtrasi perlu dilakukan pencucian media pasir. Pada proses pencucian ini
tidak memerlukan pompa backwash karena memakai system Bejana
Berhubungan yang mana air hasil olahan ditampung dulu pada bak yang saling
berhubungan dengan unit Filtrasi, pencuian akan berlangsung dengan sendirinya
apabila aliran yang masuk keunit filtrasi ditutup katubnya dan katup penguras
dibuka, karena adanya perbedaan muka air di unit Filtrasi dengan di unit bak
penampungan maka pencucian akan berlangsung, untuk hal tersebut.
Muka air di dalam bak penampung harus lebing tinggi 1,5 m dari atas
media filter dan harus tersedia volume air bersih untuk mencuci 5 M3 untuk luas
1 M2 media filter yang akan dicuci.
33
Tabel 3.5. Spesifikasi Proses Pencucian Filter IPA l/dt
2.11 Reservoir
Reservoir mempunyai fungsi penting bagi penyediaan air bersih di suatu
kota. Perbedaan kapasitas pada jaringan transmisi yang menggunakan kebutuhan
maksimum per hari dengan kebutuhan pada jam puncak untuk sistem distribusi,
menyebabkan dibutuhkannnya reservoir. Saat pemakaiaan air dibawah rata-rata,
reservoir akan menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian
maksimum. Beberapa fungsi reservoir yang lain diantaranya yaitu :
a. Mengumpulkan air bersih.
b. Menyimpan air untuk mengatasi fluktuasi pemakaian air yang berubah tiap
jam.
c. Meratakan aliran dan tekanan air bila pemakaian air pelayanan bervariasi.
d. Mendistribusikan air ke daerah pelayanan.
e. Menyimpan cadangan air untuk pemadam kebakaran.
Kapasitas reservoir ditentukan dari fluktuasi pemakaian air selama sehari
penuh (24 jam) dengan mengambil jumlah presentase dari surplus maksimum dan
defisit minimum. Dari grafik fluktuasi pemakaian air per hari yang mungkin
sering kita lupakan. Perilaku pemakaian air masyarakat ikut menentukan kapasitas
reservoir.
Volume defisit = ∑(𝑓 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑡 − 1 ) × 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (37)
Volume surplus = ∑(𝑓 𝑠𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 − 1 ) × 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (38)
Volume surplus dan defisit dalam m3 sedangkan Q rata-rata dalam m3/jam. Volume
surplus adalah volume pada saat jam dibawah rata-rata, sedangkan volume defisit
adlah volume pada daat jam puncak.
Namun bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, perhitungan
kapasitas reservoir dapat langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar
34
15%-30% (Steel, Ernest W., 1989) atau 15%-20% (Hammer, Makr J., 1986)
sedangkan menurut M. Anis Al-layla, 1977, kapasitas reservoir berkisar antara 1/6
sampai 1/3 dari total kebutuhan sehari. Sehingga dari beberapa sumber tersebut
umumnya kapasitas reservoir dihitung sebesar 15%-30%.
Peletakan reservoir distribusi perlu diperhatikan dalam suatu sistem jaringan
distribusi. Reservoir dapat ditempatkan di lokasi yang relatif tinggi pada daerah
perencanaan dan sedapat mungkin terletak di pusat atau di lokasi yang terdekat
dengan daerah pelayanan. Jika sistem distribusi air tidak dapat dilakukan secara
gravitasi akibat tidak adanya lokasi yang cukup memadai, maka tipe reservoir
yang dipilih dapat merupakan kombinasi antara reservoir yang ditempatkan di
dalam tanah (ground reservoir) dengan menara air (elevated reservoir) yang
terletak di atas permukaan tanah dengan ketinggian tertentu.
Bebrapa kriteria perancanaan untuk reservoir diantaranya adalah :
1. Ambang Batas dan Dasara Bak
a. Diperlukan ambang bebas minimum 30cm di atas permukaan air
tertinggi
b. Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah
c. Kemiringan dasar bak sebaiknya antara 1/100 hingga 1/500 ke arah
pipa pengurasan.
2. Inlet dan Outlet
a. Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan
bentuk dan struktur tangki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati.
b. Pipa outlet dilengkapi dengan saringan (screen) dan diletakan minimum
10 cm di atas lantai atau pada muka air terendah.
c. Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding reservoir,
karena harus dapat dipastikan dindingnya kedap air dan diberi flexible
joint.
d. Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
e. Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu melingkari
debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga
dari kontaminasi dari luar.
35
3. Ventilasi dan Manhole
a. Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur
tinggi muka air.
b. Tinggi ventilasi lebih kurang 50 cm dari atap bagian dalam.
c. Ukuran manhole harus cukup besar agar mudah dimasuki petugas dan
kontruksinya harus kedap air agar tidak terjadi rembesan air dari luar.
d. Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke
dalam reservoir sesuai dengan volumenya.
4. Kapasitas Standar
a. Reservoir bawah (ground reservoir) memiliki kapasitas standar
diantaranya sebesar 100, 300, 500, 750, dan 1000 m3.
b. Reservoir atas (elevated reservoir) meliliki kapasitas standar
diantaranya sebesar 300, 500, dan 750 m3 dengan muka air maksimum
20 – 25 m dari permukaan tanah.
2.12 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses untuk membunuh bakteri, protozoa, dan virus
dengan kuantitas desinfektan yang kecil dan tidak beracun bagi manusia. Reaksi
desinfeksi yang terjadi harus dilaksanakan di bawah kondisi normal, termasuk
suhu, aliran, kualitas air, dan waktu kontak. Hal ini akan membuat air menjadi
tidak beracun, tidak berasa, lebih mudah diolah, ekonomis, serta akan
meninggalkan residu yang tetap untuk jangka waktu yang aman, sehingga
kontaminan dapat dihilangkan (Al-Layla, 1980). Desinfeksi yang sering
digunakan adalah dengan klorinasi menggunakan gas klor. Metode desinfeksi
secara umum ada dua, yaitu preklorinasi dan post chlorination.
Q X
Kebutuhan gas klor = .......................................................... (39)
10 6
dimana:
X = dosis gas klor
Air yang telah melalui proses pengolahan ditampung dalam suatu reservoir
sebelum didistribusikan ke konsumen. Menurut JWWA (1978), kapasitas efektif
reservoir adalah mampu menampung air yang diproduksi selama minimum satu
jam.
36
Untuk mendapatkan mutu air bersih sesuai dengan standart kesehatan perlu
diadakan proses disinfeksi dengan menggunakan Sodium Hypochloride yang
perlu dipompakan dengan pompa dosing.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
38
c. Penyusunan rencana pengembangan PDAM diperhitungkan untuk jangka
menengah 10 tahun ke depan.
Dalam kurun waktu ini peranan aspek kelembagaan dan regulasi akan
sangat menentukan kelangsungan (sustainability) pelayanan sistem
penyediaan air minum. Semua produk hukum baik nasional maupun peraturan
daerah perlu dikaji kaitannya dengan pengelolaan SPAM kota. Disamping
produk hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah, perlu
dikaji norma-norma atau hukum adat yang ada. Oleh karena terkait dengan
adat istiadat atau hukum adat maka aspek sosial budaya dan aspek sosial
ekonomi merupakan substansi dari pendekatan ini.
d. Pendekatan literatur atau kepustakaan.
Pendekatan literatur merupakan suatu pendekatan ilmiah dalam
penyusunan rencana induk pelayanan. Beberapa karya ilmiah terkait dengan
pembangunan daerah/wilayah lintas kabupaten/kota serta pengalaman negara
lain yang terkait dengan lintas negara atau lintas daerah akan memberi
masukan bagi pemilihan model atau alternatif rencana induk pelayanan
SPAM. Informasi yang dapat diperoleh melalui jaringan internet akan digali
untuk dapat digunakan sebagai masukan pada studi ini.
39
Permen PU No. 20 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan SPAM (KSNP SPAM);
Permendagri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM;
Permendagri No. 2 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Kepegawaian PDAM;
Permenkeu No. 107 Tahun 2006 tentang Restrukturisasi Hutang
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 61/KPTS/CK/1998 tentang
Petunjuk Teknis Perencanaan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Perkotaan;
Perditjen. Perbendaharaan Depkeu No. 53 Tahun 2006 tentang Program
Restrukturisasi Hutang PDAM.
Peraturan Pemerintah No 122 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM)
Sedangkan literatur dan dokumen yang dapat digunakan antara lain :
Data–data Badan Pusat Statistik (BPS);
Data–data dari Pemerintah Kota/Kabupaten;
Laporan Hasil Penelitian/Studi terkait dengan studi ini;
Laporan dari PDAM Kota sebagai pengelola Sistem Penyediaan Air Minum
40
b. Kependudukan (jumlah dan penyebaran penduduk, pertumbuhan penduduk,
struktur kependudukan dan lain-lain);
c. Sosial ekonomi (pendapatan penduduk, prasarana dan sarana kota dan lain-
lain);
d. Sosial budaya;
e. Industri dan pariwisata.
2. Sistem Penyediaan Air Minum yang ada di daerah studi yang meliputi:
a. Jenis dan lokasi air baku (air permukaan, mata air dan air tanah);
b. Potensi air baku (kualitas dan kuantitas);
c. Sistem pengolahan yang ada;
d. Kondisi sistem transmisi dan distribusi;
e. Cakupan Pelayanan;
f. Pola Konsumsi Air;
g. Air yang tidak tercatat (UFW).
41
3.2. MEKANISME PENGUMPULAN DATA
Pendekatan yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah
penggunaan mekanisme kerja yang ada di institusi sebagai sumber data baik institusi
di Pusat maupun institusi dan lembaga di Daerah, dengan pemilihan metode
pengumpulan data yang dapat digunakan. Mekanisme atau pengumpulan data yang
merupakan tahapan pelaksanaan antara lain meliputi :
1. Pemilihan data yang diperlukan;
Pendekatan ini ditempuh agar upaya pengumpulan data dapat berjalan secara
efektif dan efisien mengingat jangka waktu pengumpulan data yang terbatas.
Data/informasi yang dikumpulkan diharapkan dapat digunakan sesuai
kuantitas, kualitas dari tiap item data yang diperlukan.
2. Pemilihan Sumber Data;
Sumber data perlu ditentukan dan dapat mewakili kebutuhan secara nasional.
Sumber data berupa institusi terkait di Pusat, Perusahaan Daerah Air Minum
sebagai Institusi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum.
3. Metode Survey/Pengumpulan Data;
Metode Pengumpulan Data yang digunakan berupa :
a. Metode Dokumenter dan Kepustakaan;
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari
instansi sumber data dan data kepustakaan/literatur.
b. Metode Observasi;
Metode observasi dilaksanakan secara langsung ke sumber data.
Sebelum observasi dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan instrumen
pengumpulan data
42
Tabel 3.1 Metode Survey Peneliti di PDAM SAMPIT
1. Bagaimana kondisi Menganalisa kondisi eksisting Mengetahui kondisi eksisting PDAM Data Metode Observasi
eksisting di PDAM Tirta PDAM Tirta Mentaya Kota Tirta Mentaya Kota Sampit. primer
Mentaya Kota Sampit ? Sampit dan
sekunder
2. Bagaimana cara Menganalisa kebutuhan air Mengetahui kebutuhan air bersih Data
mengetahui kebutuhan bersih untuk 10 tahun ke depan untuk 10 tahun dan memberikan solusi primer Metode Dokumenter dan
air bersih untuk di di daerah cakupan PDAM Tirta penyelesaian terhadap masalah yang dan Kepustakaan
daerah Kota Sampit ? Mentaya Kota Sampit. ada di PDAM Tirta Mentaya berfokus sekunder
Metode Observasi
pada pengembangan Unit IPA.
3. Bagaimana cara Menentukan dimensi dan Mengetahui dimensi dan spesifikasi Data Metode Observasi
menentukan dimensi spesifikasi teknis dari masing- teknis dari masing-masing unit primer
dan desain teknis unit masing unit pengolahan kap 100 pengolahan kap 100 l/dt dengan dan
pengolahan air minum l/dt dengan melakukan melakukan perhitungan serta sekunder
kap. 100 l/dt dan serta perhitungan serta gambarnya gambarnya.
gambarnya yang sesuai yang sesuai kriteria desain.
kriteria desain ?
43
3.3. PENGOLAHAN DATA, ANALISIS DAN INTERPRETASI
Pendekatan yang ditempuh untuk proses pengolahan data, analisis dan
interpretasi data didasarkan pada :
Metode analisis gambaran wilayah studi (kondisi dan analisis dan
prediksi, kondisi wilayah studi).
Metoda dan formula/rumusan yang digunakan.
Metode penelitian yang dipakai seperti; penelitian evaluasi, penelitian deskriptif,
penelitian historis dan metode analisis yang lainnya.
44
Gambar 3.2. Peta Administrasi Kec. Baamang,
Kotawaringin Timur
Sumber : Bps Kotawaringin Timur,2016
WILAYAH
PELAYANAN PDAM
TIRTA MENTAYA
3.4.2. Penduduk
Tabel.3.3. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Dan Sex Ratio Menurut kecamatan Di
Kabupaten Kotawaringin Timur, 2015
Penduduk
Kecamatan Rumah Penduduk Penduduk Jumlah Sex Ratio
Tangga Laki-Laki Perempuan Penduduk
Sistem instalasi pengolahan air minum berfungsi untuk mengolah air dari
kualitas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan kualitas air yang sesuai
dengan baku mutu atau siap untuk dikonsumsi. Instalasi pengolahan air merupakan
sarana yang sangat penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan
sehat untuk dikonsumsi.
Instalasi pengolahan air dirancang dengan teknologi tepat guna yang dapat
dioperasikan dengan mudah. Sistem ini dirancang dengan cara gravitasi yang
dimensinya sesuai perhitungan yang mengacu pada SNI 19-6774-2008 mengenai tata
cara perencanaan teknis unit instalasi pengolahan air.
Sumber air baku PDAM Tirta Mentaya berasal dari Sungai Mentaya. Sungai
Mentaya memiliki luas Daerah Aliaran Sungai (DAS) 4765,9 km², debit terbesar
762,31 m³/dt dan debit terkecil 113,11 m³/dt (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Melalui intake air baku di
47
alirkan ke pengolahan dengan bantuan pompa yang beroperasi 24 jam kemudian
diolah dalam water threatment plant (WTP) PDAM Tirta Mentaya. Dalam WTP ini
terjadi proses pengolahan air dari air baku menjadi air bersih. Proses pengolahan ini
terdiri dari proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan kemudian ditampung
dalam reservoar dengan kapasitas penampungan 1000 m 3 selanjutnya didistribusikan
kepada pelanggan.
48
3.5.3 Kriteria perencanaan unit sedimentasi (pengendap)
Kriteria perencanaan untuk unit sedimentasi (Pengendap) dapat dilihat pada
Tabel 3.6. berikut:
Tabel 3.6. Kriteria unit sedimentasi (bak pengendap)
49
3.5.4 Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat)
Kriteria Perencanaan untuk Unit Filtrasi (Saringan Cepat) dapat dilihat pada
Tabel 3.7. berikut:
Tabel 3.7. Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat)
50
3.6 Rencana tapak dan sarana pelengkap
Rencana tapak dan sarana pelengkap perencanaan untuk instalasi pengolahan
air paket adalah sebagai berikut:
a. Rancangan tapak harus mengikuti peraturan mendirikan bangunan yang berlaku
setempat
b. Apabila tidak ditentukan oleh peraturan setempat yang ada, untuk kemudahan
operasi dan pemeliharaan, jarak bagian terluar instalasi pengolahan air paket
terhadap bangunan lain disekitarnya yang terdekat sekurang-kurangnya sebagai
berikut:
3, 0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas sampai dengan 20
l/detik.
4,0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas diatas 20 l/detik
c. Luas rencana tapak dan pelengkap bangunan harus memenuh ketentuan luas
berikut:
Kapasitas sampai dengan 5 l/detik, luas minimal 2000 m2
kapasiras (10 – 30) l/detik, luas minimal 2400 m2
kapasitas (40 – 80) l/detik, luas minimal 3000 m2
d. Tata letak bangunan penunjang instalasi pengolahan air berdasarkan mudah
operasi, sirkulasi dan efisien, dilengkapi tempat parkir, pagar, kamar mandi, toilet
dan fasilitas penerangan.
e. Untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan paket unit instalasi pengolahan air
harus dilengkapi dengan lantai pemeriksaan.
f. Jalan masuk dari jalan besar menuju ke tapak instalasi pengolahan air lebarnya
harus mencukupi untuk dilalui kendaraan roda empat.
g. Jalan dan tempat parkir harus diberikan perkerasan yang memadai.
h. Tapak instalasi pengolahan air haruas bebas banjir.
51
BAB IV
Kondisi eksisting unit PDAM terdiri dari 6 unit IPA yang total kapasitasnya 175
l/dt, kondisi ini tidak mampu melayani konsumen khusunya masyarakat
dikarenakan Q pdam ≤ Q kebutuhan . Semakin berkembangnya jumlah penduduk
semakin pula kebutuhan air bersih meningkat dan harus diukut sertakan
pembangunan/ infrastruktur, terutama di bidang SPAM.
sehingga kita memerlukan pembanguna IPA.
52
Gambar.4.2 Unit-unit PDAM Tirta Mentaya Sampit
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2018
53
4.2 Estimasi Kebutuhan Air & Kriteria Pengembangan
4.2.1 Umum
Sistem penyediaan air minum merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pembangunan sebuah daerah baik kota maupun
desa. Kebutuhan air minum suatu daerah ditentukan berdasarkan tingkat
perkembangan daerah, antara lain jumlah pemakai, tingkat pelayanan di daerah
tersebut, dan pelayanan terhadap fasilitas (sarana) daerah yang ada. Segala
kegiatan dan aktivitas yang terjadi di suatu daerah menjadi salah satu parameter
perkembangan suatu daerah.
Salah satu parameter utama yang berperan adalah perkembangan jumlah
penduduk sehingga kebutuhan akan air minum juga meningkat. Untuk
mendapatkan air minum yang layak maka dibutuhkan pengolahan terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi.
Dalam perancangan sistem penyediaan air minum membutuhkan data
yang cukup mengenai jumlah volume dan debit air yang akan dialirkan serta
hubungannya dengan jumlah penduduk dan periode perencanaan.
Selain faktor-faktor diatas perlu juga diperhitungkan faktor kehilangan
air selama proses pengolahan pada instalasi maupun selama proses
pendistribusian air ke konsumen.
Faktor lain yang perlu diperhatikan pada perhitungan kebutuhan air
adalah fluktuasi pemakaian air terbesar pada waktu tertentu. Fluktuasi
pemakaian air terdiri dari :
1. Pemakaian hari maksimum, yaitu pemakaian tertinggi selama 1 hari
dalam periode 1 tahun. Perhitungan kebutuhan air maksimum adalah
kebutuhan rata-rata dikalikan dengan faktor hari maksimum.
2. Pemakaian jam maksimum, yaitu pemakaian tertinggi selama 1 jam
dalam 1 hari. Ini disebabkan oleh adanya pemakaian yang bersamaan.
Secara umum kriteria yang digunakan dalam penyediaan air bersih ini
meliputi hal - hal sehagai berikut :
54
1. Penentuan service area atau daerah pelayanan disesuaikan dengan
kondisi setempat berdasarkan kepadatan penduduk;
55
Pn = Po ( 1 + r)n (43)
Dimana :
56
Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran diperkirakan 10 % dari kebutuhan
total.
Kehilangan air direncanakan tidak lebih dari 20 % dari kebutuhan air rata-
rata.
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air minum untuk rumah tangga
yang terdiri dari sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Untuk
mengetahui besarnya kebutuhan air minum domestik untuk periode perencanaan
tertentu maka dilakukan perhitungan proyeksi penduduk. Lebih jelasnya lihat
Tabel 4.9 Proyeksi kebutuhan air bersih wilayah kec. Mentaya baru ketapang
dan kec. Baamang. (Hal 67-68)
57
Tabel 4.2 Standar Kebutuhan Air Minum Fasilitas per Unit
58
Kantor Standar (L/unit/hari)
Kantor menengah 2.000
Kantor Kecil 2.500
59
Perhitungan proyeksi fasilitas pendidikan SLB,SD,SLTP,SMU dan PT
dapat dilihat pada Tabel 4.3 Perhitungan Kebutuhan Air fasilitas Pendidikan.
Std.
Jenis Kebutuhan 2016 2021 2025 2028
Air
(L/murid/hari)
Fasilitas Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air
(L/unit/hari)*
Murid/Unit (L/dtk) Murid/Unit (L/dtk) Murid/Unit (L/dtk) Murid/Unit (L/dtk)
PT
SLB 10 61 0,0071 67 0,0078 72 0,0084 77 0,0089
TK 10 3471 0,4017 3814 0,4415 4114 0,4761 4353 0,5038
SD/MI 10 19245 2,2274 21149 2,4478 22807 2,6398 24136 2,7935
SLTP/MTs 10 8700 1,0069 9561 1,1066 10310 1,1933 10911 1,2628
SLTA/SMK 10 8433 0,9760 9267 1,0726 9994 1,1567 10576 1,2241
Jumlah 39910
Perguruan
2000 5 0,1157 6 0,1389 7 0,1620 7 0,1620
Tinggi
Jumlah 4,735 5,215 5,636 5,955
Sumber: dari Perhitungan Peneliti,2018
2. Fasilitas Peribadatan
60
Tabel.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air fasilitas Pendidikan
Std.
Jenis
Kebutuhan 2016 2019 2022 2025 2028
Fasilitas Air
(L/unit/hari) Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air Jumlah Keb.Air
Unit (L/dtk) Unit (L/dtk) Unit (L/dtk) Unit (L/dtk) Unit (L/dtk)
Masjid 800 78 0,722 80 0,741 82 0,759 84 0,778 86 0,796
Mushola 800 93 0,861 95 0,880 97 0,898 99 0,917 101 0,935
Gereja 300 27 0,250 27 0,250 28 0,259 28 0,259 29 0,269
Vihara/Pura 100 4 0,037 4 0,037 4 0,037 5 0,046 5 0,046
Balai
100 2 0,019 2 0,019 2 0,019 3 0,028 3 0,028
kaharingan
Jumlah 1,889 1,926 1,972 2,028 2,074
Sumber: dari Perhitungan Peneliti,2018
3. Fasilitas Kesehatan
61
4. Fasilitas umum Transportasi
Jumlah penumpang yang naik dan turun berdasarkan registrasi penduduk
tahun 2016 sumber BPS kabupaten kotawaringin timur Tahun 2017 adalah :
1. Bandara Udara H.Asan Sampit : 427200 orang/tahun
2. Pelabuhan Mentaya Sampit : 273750 orang/tahun
3. Terminal : 21360 orang/tahun
62
Lanjutan Tabel 4.7 Perhitungan proyeksi kebutuhan air fasilitas tempat
umum transportasi
Std.
Jenis Kebutuhan 2025 2028
Fasilitas air
(L/orang/dtk) Jumlah Keb.Air Keb.Air Jumlah Keb.Air Keb.Air
Penumpang (m3/tahun) (L/dtk) Penumpang (m3/tahun) (L/dtk)
Pelabuhan 50 394200 19710,00 0,641 473040 23652 0,769
Bandara Udara 10 615168 6151,68 0,200 738201,6 7382 0,240
Terminal 10 30758,4 307,58 0,010 36910,08 369 0,012
Jumlah 0,851 1,021
Sumber: dari Perhitungan Peneliti,2018
5. Fasilitas Kantor
Fasilitas perkantoran di Kecamatan Baamang dan Kecamatan Mentaya Baru
Ketapang sebagian besar merupakan kantor pelayanan masyarakat. Fasilitas
perkantoran yang terdiri dari , Kantor TNI/ POLRI dan Kantor Swasta.
Untuk fasilitas perkantoran sampai akhir periode perencanaan tidak
mengalami penambahan unit. Asumsi ini didasarkan bahwa pertambahan
penduduk tidak hanya dapat diatasi dengan menambah jumlah fasilitas tetapi
dapat pula dilakukan dengan memperluas fasilitas.
63
c. Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih
Fluktuasi kebutuhan air bersih adalah ketidaktetapan atau guncangan
kebutuhan air bersih di wilayah tersebut. Fluktuasi pemakaian air dimaksud
sebagai air yang tidak merata untuk setiap satuan waktu dari fluktuasi
pemakaian air pada hari maksimum dan pemakaian air pada jam puncak.
Pemakaian pada hari maksimum diartikan sebagai pemakaian tertinggi
pada hari tertentu selama periode 1 (satu) tahun. Dalam perencanaan ini faktor
pemakaian pada hari maksimum ditentukan 1,1 kali kebutuhan rata-rata.
Pemakaian pada jam puncak diartikan sebagai pemakaian tertinggi pada
jam-jam tertentu selama periode 1 (satu) hari, ditentukan 1,5 kali kebutuhan
rata-rata.
Kebutuhan Air Rata-rata,
Q average = Standar Konsumsi Air Bersih
(lt/jiwa/hari x Jumlah Penduduk jiwa) x Safety factor (44)
64
Tabel 4.9 Proyeksi Kebutuhan air bersih wilayah kec. Mentaya Baru Ketapang dan kec. Baamang.
NO URAIAN SATUAN TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Penduduk Area
Pelayanan jiwa 143.691 146.428 146.429 149.219 152.061 154.958 157.910 160.918 163.984 167.108 170.291 173.535 176.841
Tingkat Pertumbhan
Penduduk* % 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905% 1,905%
Jumlah Penduduk Dilayani jiwa 143.691 146.428 146.429 149.219 152.061 154.958 157.910 160.918 163.984 167.108 170.291 173.535 176.841
1.1. Tingkat Pelayanan % 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
1.3. Cakupan Pelayanan jiwa 114.953 117.143 117.143 119.375 121.649 123.966 126.328 128.735 131.187 133.686 136.233 138.828 141.473
1.4. Jumlah Sambungan Rumah unit 22.991 29.286 29.286 29.844 30.412 30.992 31.582 32.184 32.797 33.422 34.058 34.707 35.368
Asumsi Pemakaian Air
1.5. Perhari l/or/hr 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
1.6. Kebutuhan Air m3/hari 13.794 17.571 17.572 17.906 18.247 18.595 18.949 19.310 19.678 20.053 20.435 20.824 21.221
l/det 159,66 203 203 207 211 215 219 223 228 232 237 241 246
2.1. Tingkat Pelayanan % 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
2.2. Cakupan Pelayanan jiwa 28.738 29.286 29.286 29.844 30.412 30.992 31.582 32.184 32.797 33.422 34.058 34.707 35.368
2.4. Jumlah Jiwa per HU jiwa 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2.5. Jumlah HU unit 287 293 293 298 304 310 316 322 328 334 341 347 354
2.6. Kebutuhan Air L/det 9,98 10,17 10,17 10,36 10,56 10,76 10,97 11,17 11,39 11,60 11,83 12,05 12,28
A Total Domestik L/det 170 214 214 218 222 226 230 235 239 244 248 253 258
1 Fasilitas Pendidikan L/det 4,73 4,82 4,91 5,00 5,10 5,22 5,31 5,41 5,51 5,64 5,74 5,85 5,96
2 Fasilitas Kesehatan L/det 1,90 1,92 1,97 1,99 2,04 2,11 2,15 2,20 2,25 2,34 2,36 2,41 2,48
3 Fasilitas Ibadah L/det 1,89 1,89 1,89 1,93 1,93 1,93 1,97 1,97 1,97 2,03 2,03 2,03 2,07
4 Fasilitas Transportasi L/det 0,59 0,59 0,59 0,59 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,85 0,85 0,85 1,02
F. Lainnya (Hotel/kantor
5 Pos/Polisi/bank/kantor TNI L/det 5,77 5,77 5,77 6,93 6,93 6,93 8,31 8,31 8,31 9,97 9,97 9,97 11,97
Total Kebutuhan Non
Domestik L/det 14,88 14,99 15,13 16,44 16,69 16,88 18,46 18,60 18,75 20,82 20,95 21,10 23,49
TOTAL A+B L/det 184,52 228,54 228,67 234,05 238,45 242,86 248,74 253,27 257,89 264,52 269,29 274,18 281,39
3.1 Sambungan Pelanggan Unit 23.278 29.579 29.579 30.142 30.716 31.302 31.898 32.505 33.125 33.756 34.399 35.054 35.722
l/det 184,52 228,54 228,67 234,05 238,45 242,86 248,74 253,27 257,89 264,52 269,29 274,18 281,39
3.2 Tingkat kebocoran (20%) 36,90 45,71 45,73 46,81 47,69 48,57 49,75 50,65 51,58 52,90 53,86 54,84 56,28
3.3 Kebutuhan rata-rata l/det 221,42 274,24 274,41 280,86 286,14 291,43 298,49 303,93 309,47 317,43 323,15 329,01 337,66
Kebutuhan Produksi (f =
3.4 1,1) l/det 243,56 301,67 301,85 308,94 314,75 320,58 328,34 334,32 340,42 349,17 355,47 361,91 371,43
3,5 Kebutuhan Puncak (f = 1,5) l/det 332,13 411,36 411,61 421,28 429,21 437,15 447,73 455,89 464,20 476,14 484,73 493,52 506,50
66
4.3 Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
1. Segi Teknis
2. Segi Ekonomis
Biaya investasi awal, operational, dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan parameter kualitas
air yang hendak diturunkan.
67
Menurut Kawamura (1990), pengolahan air minum terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
2. Direct Filtration
Metode ini melibatkan proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Clarifier
digunakan setelah filtrasi dan supernatan disirkulasi menuju proses flokulasi.
3. In-line Filtration
Metode ini sama dengan Direct Filtration tetapi supernatan dari clarifier
disirkulasi ke bagian koagulasi.
Modifikasi dari ketiga metode tersebut adalah High-level Complete dan Two Stage
Filtration. Penerapan metode pengolahan tergantung pada kualitas air baku.
Dalam pengolahan air minum pada PDAM Tirta Mentaya ini menggunakan
metode Conventional Complete dimana melibatkan proses koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi.
68
4.4 Pengolahan Unit – Unit Air Minum
Gambar 4.4 Foto Bangunan Intake PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit
Sumber: Data Dokumentasi Peneliti,2018
Unit intake dibangun pada sumber air baku dengan tujuan utama menyadap air
baku untuk insatalasi pengolahan air minum. Bangunan intake ini terdiri dari :
Pompa Intake
69
4.4.2 Unit Koagulasi
70
Berfungsi sebagai penyalur bahan kimia ke injeksi pipa induk WTP
71
Tabel.4.11 Data Uji Kenerja IPA 100 l/dt
DOSING
AIR BAKU CLARIFIER FILTER RESERVOAR
PAC SODA ASH KAPORIT
NO JAM KETERANGAN
Q pH Kekeruhan Dosis Q Dosis Q Dosis Q pH Kekeruhan pH Kekeruhan pH Kekeruhan Sisa Chlor
lt/det NTU ppm lt/jam ppm lt/jam ppm lt/jam NTU NTU NTU ppm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 9.30 Wib 104 7,1 1,35 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,2 0.14 7,1 0.14 7,1 0.14
2 10.30 Wib 104 7,1 1,32 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,1 0.23 7,0 0.23 7,0 0.23
3 11.30 Wib 104 7,1 1,23 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,1 0.18 7,0 0.18 7,0 0.18
4 12.30 Wib 104 7,1 1,43 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,1 0.28 7,0 0.28 7,0 0.28
5 13.30 Wib 104 7,1 1,56 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,1 0.31 7,0 0.31 7,0 0.31
6 14.30 Wib 104 7,1 1,61 40.0 102.0 30.0 102.0 10 102.0 7,1 0.28 7,0 0.28 7,0 0.28
7
72
Tabel.4.12 kebutuhan bahan kimia dan setting pompa dosing
KAPASITAS IPA : 100 LTR /DET LOKASI : PDAM SAMPIT
JAM OPERASI : 12 JAM / HARI KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
JUMLAH DEBIT : 4,320,000 LITER / HARI PROPINSI : KALIMANTAN TENGAH
4,320.00 M3 / HARI
KEBUTUHAN BAHAN KIMIA DAN SETTING POMPA DOSING UNTUK IPA KAPS. 100 LT/DET
SETTING PADA POMPA DOSING
SPESIFIKASI DOSIS
KADAR KEBUTUHAN LARUTAN KEBUTUHAN
KAPS. POMPA STROKING KAPS / KEBUTUHAN BUKAAN PD KET
No
LARUTAN BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA DOSING RATE STROKE STROKE P. DOSING
POMPA DOSING mg/Ltr % Ltr/M enit Ltr/Jam Ltr/Hari Jam/Kg Hari/Kg Bln/Kg Ltr/Jam Stroke/M enit (M l) Stroke/M enit %
ALUM SULFAT
MEREK : SEKO 15 10% 0.540 32.40 388.80 3.240 38.880 1,166.40 1000.00 116 143.68 3.76 3.24%
TYPE : PS2E089C 20 10% 0.720 43.20 518.40 4.320 51.840 1,555.20 1000.00 116 143.68 5.01 4.32%
STROKING RATE : 116 SPM 25 10% 0.900 54.00 648.00 5.400 64.800 1,944.00 1000.00 116 143.68 6.26 5.40%
KAPASITAS : 16,667 ML/MENIT 30 10% 1.080 64.80 777.60 6.480 77.760 2,332.80 1000.00 116 143.68 7.52 6.48%
: 1,000 LTR/JAM 35 10% 1.260 75.60 907.20 7.560 90.720 2,721.60 1000.00 116 143.68 8.77 7.56%
KAPS / STROKE : 144 ML/STROKE 40 10% 1.440 86.40 1,036.80 8.640 103.680 3,110.40 1000.00 116 143.68 10.02 8.64%
DISCHARGE PREASURE : 5 BAR 45 10% 1.620 97.20 1,166.40 9.720 116.640 3,499.20 1000.00 116 143.68 11.28 9.72%
50 10% 1.800 108.00 1,296.00 10.800 129.600 3,888.00 1000.00 116 143.68 12.53 10.80%
55 10% 1.980 118.80 1,425.60 11.880 142.560 4,276.80 1000.00 116 143.68 13.78 11.88%
60 10% 2.160 129.60 1,555.20 12.960 155.520 4,665.60 1000.00 116 143.68 15.03 12.96%
SODA ASH
TYPE : PS2E089C 20 10% 0.720 43.20 518.40 4.320 51.840 1,555.20 1000.00 116 143.68 5.01 4.32%
STROKING RATE : 116 SPM 25 10% 0.900 54.00 648.00 5.400 64.800 1,944.00 1000.00 116 143.68 6.26 5.40%
KAPASITAS : 16,667 ML/MENIT 30 10% 1.080 64.80 777.60 6.480 77.760 2,332.80 1000.00 116 143.68 7.52 6.48%
: 1,000 LTR/JAM 35 10% 1.260 75.60 907.20 7.560 90.720 2,721.60 1000.00 116 143.68 8.77 7.56%
KAPS / STROKE : 144 ML/STROKE 40 10% 1.440 86.40 1,036.80 8.640 103.680 3,110.40 1000.00 116 143.68 10.02 8.64%
DISCHARGE PREASURE : 5 BAR 45 10% 1.620 97.20 1,166.40 9.720 116.640 3,499.20 1000.00 116 143.68 11.28 9.72%
50 10% 1.800 108.00 1,296.00 10.800 129.600 3,888.00 1000.00 116 143.68 12.53 10.80%
55 10% 1.980 118.80 1,425.60 11.880 142.560 4,276.80 1000.00 116 143.68 13.78 11.88%
60 10% 2.160 129.60 1,555.20 12.960 155.520 4,665.60 1000.00 116 143.68 15.03 12.96%
KAPORIT
MEREK : SEKO 5 10% 0.180 10.80 129.60 1.080 12.960 388.80 1000.00 116 143.68 1.25 1.08%
TYPE : PS2E089C 10 10% 0.360 21.60 259.20 2.160 25.920 777.60 1000.00 116 143.68 2.51 2.16%
STROKING RATE : 116 SPM 20 10% 0.720 43.20 518.40 4.320 51.840 1,555.20 1000.00 116 143.68 5.01 4.32%
KAPASITAS : 16,667 ML/MENIT 30 10% 1.080 64.80 777.60 6.480 77.760 2,332.80 1000.00 116 143.68 7.52 6.48%
: 1,000 LTR/JAM 40 10% 1.440 86.40 1,036.80 8.640 103.680 3,110.40 1000.00 116 143.68 10.02 8.64%
KAPS / STROKE : 144 ML/STROKE 50 10% 1.800 108.00 1,296.00 10.800 129.600 3,888.00 1000.00 116 143.68 12.53 10.80%
73
DISCHARGE PREASURE : 5 BAR 60 10% 2.160 129.60 1,555.20 12.960 155.520 4,665.60 1000.00 116 143.68 15.03 12.96%
4.4.2.3 Flash Mixing (pengadukan cepat)
Unit pengaduk cepat (flash mixing) yang dipakai adalah static mixer, dimana
unit tersebut berupa pipa yang memiliki sekat – sekat didalamnya. Dengan adanya
aliran air dari intake yang bertekanan (tekanan dari pompa intake) dan adanya
sekat – sekat tersebut pencampuran dan pengadukan larutan bahan kimia yang
dibubuhkan akan cepat terjadi.
Q × ρ × g × hL (47)
G=
μ × volume
dimana :
74
Perbandingan gradient kecepatan antara pipa bersekat dan tidak bersekat tidak
terlalu besar. Apabila dilakukan perencanaan serupa jenis pengolahan yang lebih
mudah dalam pemasangan unit adalah pipa yang tidak memakai sekat.
75
Perhitungan Nota Design IPA Unit Koagulasi
½ ½
hf x g 3,06 x 9,81
Gradient Kecepatan = G = =
V x td 0,000001003 x 3
½
30,01
=
0,000002508
= 3459,39 > 750 /det
(Masuk Kriteria)
76
4.4.3 Unit Water Treatment Plant (Instalasi Pengolahan Air) 100 l/dt
77
Gambar 4.9 : Denah dan foto tampak depan WTP 100 l/dt
Sumber: Data Peneliti,2018
78
Gambar 4.10 : Denah dan foto tampak samping kanan unit IPA 100 l/dt
Sumber: Data Peneliti,2018
79
Gambar 4.11: Denah dan foto tampak samping kiri unit IPA 100 l/dt
Sumber: Data Peneliti,2018
80
Unit flokulasi memiliki 1 (satu) bak thomson inlet (talang inlet), 6 (enam) bak
flokulator dan 1 (satu) bak penyalurkan ke ruang sedimentasi.
Gambar 4.12 : Denah dan foto detail Flokulator inlet unit IPA 100 l/dt
Sumber: Data Peneliti,2018
81
Dimensi bak flokulasi berbentuk prisma dan bawahnya berbentuk limas sehingga
mencari volume bak flokulasi dengan rumus volume prisma ditambah volume limas.
82
Perhitungan Nota Design IPA unit Flokulasi
DIMENSI
Lebar sisi pada hexagonal = 1.870 M
Tinggi (T) = 3.500 M
Tinggi Prisma = 3.000 M
Tinggi Limas = 0.500 M
6 Luas Alas = 9.085 M²
Volume 6 Cell Hexagonal = 163.537 M³
Volume 6 cell limas = 1.51 M³
Q = 6.000 M³/Menit
165.051 M³
Waktu Tampung (td) = = 27.5086 Menit
6.00 M³/Menit
» (Masuk Kriteria)
83
4.4.3.2 Bak Sedimentasi
84
Gutter
Gutter berfungsi sebagai memindahkan air yang flow (meluap) ke bak filter.
IPA kapasitas 100 l/dt model doble join yang memiliki 2 ruang sedimentasi
dengan ukuran masing (10m x 4.5m x 5.55 m).
Gambar 4.15 : ruang sedimentasi bagian sayap kiri unit 100 l/dt
Sumber: Data Peneliti,2018
85
Perhitungan Nota Design IPA Unit Sedimentasi
Aliran masuk dari unit Flokulasi ke unit Sedimentasi melalui pipa yang disebut
pipa Manifold (Pipa Penghubung), Type aliran horisontal dengan kriteria kecepatan
aliran termasuk aliran lambat (0,1 - 0,25 M/det), disini diharapkan aliran harus sangat
laminer.
86
Perhitungan Pipa Manifold
Q = 0.1000 M³/Det
Kecepatan Aliran = 0.10 M/Det (Syarat Kecepatan Lambat)
Q 0.1000 M³/Det
A = = = 1.0000 M²
V 0.10 M/det
Perhitungan Lubang
Orifice
Ø Lubang = 10.00 Inchi = 254 mm = 0.25 m
Jarak lubang = 500 MM (Dari pusat ke pusat)
Panjang pipa yang diberi
Orifice = 9,500 MM
9500 MM
Jumlah Lubang = = 19.00 Buah » 20 Buah untuk 1 sisi
500 MM
Untuk 2 sisi » 40 Buah Lubang
Luas Lubang
Orifice A = ¼ . p . D²
= 0,25 x 3,14 x D²
= 0.785 x 0.06452 = 0.0506 m²
= 0.05065 m² x 40 Buah Lubang = 2.0258 M²
Luas Pipa
Manifold A = ¼ . p . D²
= 0,25 x 3,14 x D²
87
= 0.785 x 0.36 = 0.283 M²
Perbandingan luas penampang pipa dengan luas penampang lubang orifice 2 sisi
berdasarkan perhitungan adalah = 1 : 7,17 Jadi perbandingan tersebut diatas masuk
dalam kriteria yaitu minimal 1 : 2,00 ini untuk menjadi laminer aliran masuk dari Unit
Flokulasi ke Unit Sedimentasi.
Y/Yo = 1 - (1 + n x Vo/10.So)1/n
Q 4.44 M³/M²/Jam
Vo = =
A.Sin 60º Sin 60º
4.44 M³/M²/Jam
= = 5.132 M/Jam = 0.143 Cm/Det
0.866
Q e
= x 1
So A h . Cos 60º + e .Cos² 60º
0.05
= 4.44 x
0.82 x 0.50 + 0.05 x 0.25
0.05
= 4.44 x
0.41 + 0.0125
0.05
= 4.44 x = 0.524 M/Jam = 0.0146 Cm/Det
0.4239
-3
Y/Yo = 1 - [1 + 0.333 x ( 0.143 / ( 0.0146 x 10 ) ]
= 1 - [ 1.333 x( 0.143 / 0.146 )]-3
= 1 - [ 1.305 ] -3
= 1 - [ 0.450 ]
= 0.5502 = 55.02%
0.143 x( 0.025 )
= = 0.36 < 500 Laminer
1.003E-02
(Masuk Kriteria)
88
Vo2 0.143 2
= =
Fr g x e/2 981 x ( 0.05 / 2 )
0.0203
=
981 x 0.025
= 8.29E-04 > 1.00E-05
Stabil (Masuk Kriteria)
89
4.3.3.3. Unit Filter
Antrasit
Antrasit digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air yang
disebabkan oleh senyawa-senyawa organik. Dengan ketebalan 250 mm
paling atas.
Pasir Silika
Menyaring lumpur, tanah dan partikel lainnya dalam air. Ada 3 jenis
pasir silika sesuai dengan ukurannya yaitu
- Pasir halus dengan ketebalan 320 mm
- Pasir kacang ijo dengan ketebalan 80 mm
- Pasir jagung dengan ketebalan 80 mm
90
Perhitungan Nota Design IPA Unit Filter
UNIT FILTRASI
Debit Pengolahan (Q) = 100 Lt/Det = 360.0 M 3/Jam
Type = Gravitasi (Saringan Pasir Cepat Terbuka)
Jumlah Cell = 10 Unit Filter Terbuka
Laju Filtrasi
• Normal = 6 - 11 M 3 /M 2/Jam
• Selama Pencucian = 9 - 16.5 M 3 /M 2/Jam
Perhitungan :
Dalam disain filter ini terdapat = 10 cell filtrasi dengan dimensi per cell adalah
Panjang (p) = 2.75 M
Lebar (l) = 1.60 M
Luas (p x l) = 4.40 M 2 x 10 cell = 44.00 M 2
Tinggi Filtrasi = 4.70 M
Volume = 206.80 M
Lebar Talang Filtrasi = 0.50 M
Kecepatan Laju Filtrasi Normal
360.00 M 3/Jam
Q = = 8.18 M 3/M 2/Jam (Masuk Kriteria)
44.00 M 2
Perhitungan pada saat salah satu cell di backwash :
Luas 1 cell = 4.400 M2
Luas cell keseluruhan = 44.000 M2
Jika 1 cell di backwash, maka -
jumlah filter yang beroperasi = 9 x 4.40 M2 39.60 M2
91
4.3.3.4 Bak Penampung Sementara Sistem Bejana Berhubungan dan Thomson
Outlet
Bak AB adalah ruang penampung air dari filter sebelum ke bak resevoar.
Dengan ukuran (1,75 m x 8 m x 5.7 m) x 2, sedangkan thomson outlet adalah
tempat untuk mengetahui kapasitas debit air bersih yang akan masuk ke
resevoar. Dengan ukuran (1.2 m x 1.2 m x 1 m) x 2.
Setelah IPA 100 l/dt digunakan dalam kurun waktu tertentu, filter akan
mengalami penyumbatan akibat tertahannya partikel halus dan koloid.
Tersumbatnya media filter ditandai oleh penurunan kapasitas produksi, banyak
kehilangan energi dan penurunan kualitas air terproduksi. Jika kondisi tersebut
tercapai maka filter harus dicuci.
Teknik pencucian filter dapat dilakukan dengan menggunakan aliran balik
(back washing) dari bak AB (resevoar sementara) dengan kecepatan tertentu
agar media filter terfluidisasi (tercuci) dan terjadi tumbukan antar media.
Tumbukan antar media menyebabkan lepasnya kotoran yang menempel pada
media. Kotoran yang terlepas akan terbawa bersama dengan aliran air. Tujuan
pencucian filter (backwash) adalah melepaskan partikel yang menempel pada
media dengan aliran dari bawah (dari produksi) hingga media filter bersih.
92
Bak Penampung Sementara Sistem Bejana
Berhubungan
Dimensi
Panjang (p) = 8.00 M
Lebar (l) = 1.75 M
Tinggi (t) Out Let filter = 4.70 M
Volume (p x l x t) = 8.00 x 1.75 x 4.70 = 65.80 M3
93
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan oleh peneliti dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembangunan instalasi pengolahan air minum dengan kapasitas 100 l/dt ini
merupakan pengolahan air minum tahap ketiga dari sebelumnya yang hanya
mempunyai kapasitas 175 l/dt. Hal itu dikarenakan pelayanan yang semakin
luas sehingga memerlukan kapasitas air minum yang tinggi. Jadi sekarang
total kapasitas PDAM Tirta Mentaya 275 l/dt.
2. Hasil dari penelitan bahwa terdapat 7 Unit IPA, yang total Kap. 175 l/dt dan
penambahan 100 l/dt.
3. IPA 100 l/dt ini lahannya se-luas 455 m2 (termasuk drainase IPA) dengan
dimensi 32,5 m x 14 m, dan bangunan IPA berdimensi 30, 1 m x 11 m, dan
Volume IPA dari unit flokulasi (Vol. 165,051 m 3) unit sedimentasi (Vol. 360
m3), unit filtrasi (Vol. 206,8 m3) dan bak penampung sementara (Vol.
131,600 m3) total menjadi 695,4 m3.
Dari hasil perhitungan didapat desain dan dimensi unit-unit pengolahan air
minum sebagai berikut :
a. Koagulasi
Koagulasi menggunakan pengadukan dengan sistem perpompaan dari
rumah dosing ke IPA (tawas dan soda ash 60%) dan ada juga ke resevoar
(kaporit dan soda ash 40%). Hasil perhitungan luas permukaan pipa di
unit koagulan adalah 8,89 inchi jadi mengunakan pipa 10 inchi, dan
gradien kecepatan koagulan yaitu 3459,39 detik ini masuk kriteria SNI
6774-2008 dengan syarat <750 detik.
b. Flokulasi
Unit flokulasi ini berbentuk tangki hexagonal yang terdiri dari 6
kompartemen dengan nilai gradien kecepatan menurun dari kompartemen
pertama 80 det-1, 68 det-1, 56 det-1, 44 det-1, 32 det-1, 20 det-1. Waktu
94
detensi dari bak flokulasi 27,5086 menit atau 1650,51 detik dengan td per
kompartemen 275,086 detik, lebar sisi per kompartemen 1,87 m, tinggi
air (maximum) 3,50 m, volume 165,051 m3.
c. Sedimentasi
Unit sedimentasi menggunakan tipe aliran masuk horisontal keluar
vertikal, memiliki dimensi 10 m x 9 m x 5,4 m. Proses pengendapan flok
pada bak sedimentasi dibantu dengan pemasangan tube settler dengan
kemiringan 60° untuk meningkatkan effisiensi proses pengendapan pada
bak sedimentasi dan pipa manipolnya 24 inchi ini sesuai perhitungan.
Hasil perhitungan unit sedimentasi yaitu memiliki volume 360 m3, beban
permukaannya 4,44 m/jam, waktu tinggal/tampung 60 menit, bilangan
reynold (Re) 0,36 dan bilangan froude (fr) 8,29 x 10-4.
d. Filtrasi
Bak filtrasi menggunakan tipe gravitasi dengan saringan pasir cepat
terbuka dan sistem backwash automatic motorized valve. Unit filter juga
mempunyai jumlah kompartemen 10, dengan masing-masing memiliki
panjang 2.75 m dan lebar 1.60 m. Filter media berupa antrasit, pasir silica
dan media penyangganya adalah kerikil silica.
Hasil perhitungan bahwa unit filtrasi memiliki kecepatan laju normal
8,18 meter/jam dan kecepatan laju sewaktu pencucian/backwash dalam
satu kompartemen 9,09 meter/jam.
e. Bak penampung sementara
Bak penampung sementara memiliki sistem bejana berhubungan dengan
unit filtrasi dan memiliki 2 kompartemen yang masing-masing
berdimensi 8 m x 1,75 m x 4,7 m, bervolume 65,8 m3 bearti volumenya
65,8 m3 x 2 adalah 131,600 m3. Dalam hasil perhitungan 1 kompartemen
memerlukan air untuk backwash filter sebanyak 22 m3 didalam bak
penampung.
95
5.2. Saran
Saran dari peneliti bagi PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit mengenai
pemantauan pengolahan air bersih yaitu
96
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, 2017. Kecamatan-Mentaya Baru ketapang -dalam-angka-2017. Badan Pusat
Statistik Kotawaringin Timur.
Badan Pusat Statistik, 2017. Kotawaringin Timur -dalam-angka-2017. Badan Pusat Statistik
Kotawaringin Timur
Darmasetiawan. (2006). Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolah Air. Jakarta: Ekamitra
Engineering
Kawamura, Susumu. (1991). Integrated Design of Water Treatment Facilities. New York: John
Willey & Sons, Inc.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Peraturan SNI 19-6774-2008_Tata cara perencana unit paket Instalasi Pengolahan Air
PU, Dinas.Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya. s.l. : Dinas Pekerjaan Umum, 1996
Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G., 2002, Water Work Engineering : Planning, Design &
Operation, Prentice Hall PTR, Texas.
Sutrisno, T.dan E. Suciastuti. 2002. Teknologi Penyedian Air Bersih, Rineka Cipta Jakarta.
LAMPIRAN I
FOTO-FOTO KEGIATAN
LAPANGAN/PENELITIAN
Proses Pondasi IPA 100 l/dt
Foto PDAM Tirta mentaya Sampit Foto PDAM Tirta mentaya Sampit
Foto PDAM Tirta mentaya Sampit Proses Pengelasan Unit IPA 100 l/dt
Motor Penggerak
- Merk SEKO ---
- Type PS2E089C ---
- Voltage 380 V ---
- Frekuensi ( Hz) 50 Hz ---
- Phase 3 Phase ---
- Power ( Kw ) 0,75 Kw ---
- Current ( A ) 3A ---
- Speed ( RPM ) 1500 ---
Motor Penggerak
- Merk SEKO ---
- Type PS2E089C ---
- Voltage 380 V ---
- Frekuensi ( Hz) 50 Hz ---
- Phase 3 Phase ---
- Power ( Kw ) 0,75 Kw ---
- Current ( A ) 3A ---
- Speed ( RPM ) 1500 ---
Technical Data Pompa Untuk Dosing Lapangan
Keterangan
C. Dosing Kaporit No. 1 No. 2
- Merk SEKO ---
- Type PS2E089C ---
- Negara Pembuat ITALIA ---
- Kapasitas dari …………….. Lt/Jam sampai ………….. Lt/Jam 1000 Lt/Jam ---
- Stroke ( Rate / Menit ) 116 SPM ---
- Max. Pressure ( Kg/Cm, Bar, Psi, Mpa ) 5 Bar ---
- Stroke Length 25 MM ---
- Speed ( RPM ) 1500 RPM ---
Motor Penggerak
- Merk SEKO ---
- Type PS2E089C ---
- Voltage 380 V ---
- Frekuensi ( Hz) 50 Hz ---
- Phase 3 Phase ---
- Power ( Kw ) 0,75 Kw ---
- Current ( A ) 3A ---
- Speed ( RPM ) 1500 ---
II Technical Data Mixer Lapangan
Keterangan
A. Mixer Alum No. 1 No. 2
- Merk TRANSMAX - ELECTRIC MOTOR ---
- Type --- ---
- Negara Pembuat China ---
- Voltage 380 Volt ---
- Frekuensi ( Hz) 50 Hz ---
- Phase 3 Phase ---
- Power ( Kw ) 0,37 Kw ---
- Current ( A ) 4 Amphere ---
- Speed ( RPM ) 920 RPM ---
C. Mixer Kaporit
- Merk TRANSMAX - ELECTRIC MOTOR ---
- Type --- ---
- Negara Pembuat China ---
- Voltage 380 Volt ---
- Frekuensi ( Hz) 50 Hz ---
- Phase 3 Phase ---
- Power ( Kw ) 0,37 Kw ---
- Current ( A ) 4 Amphere ---
- Speed ( RPM ) 920 RPM ---
III Technical Data Operasi Lapangan
Keterangan
C. Pembubuhan Bahan Kimia No. 1 No. 2
Alum / PAC
- Konsentrasi Larutan (%) 10%
- Dosis Alum ( p.p.m ) 40 ppm
- Setting di Pompa dosing ( % ) 8,64%
Soda ash
- Konsentrasi Larutan (%) 10%
- Dosis Soda Ash ( p.p.m ) 30 ppm
- Setting di Pompa dosing ( % ) 6,48%
Kaporit
- Konsentrasi Larutan (%) 10%
- Dosis Kaporit ( p.p.m ) 50 ppm
- Setting di Pompa dosing ( % ) 10,80%
Ket : Pengujian hasil Laboratorium Lengkap Sesuai Permenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air Minum
D. Filtrasi
- Type / Jenis Grafitasi / Saringan Pasir Cepat Grafitasi / Saringan Pasir Cepat
- Kecepatan Filtrasi m / jam 6 - 11
- Sistem Pencucian Tanpa Blower Grafitasi, Perbedaan Ketinggian Permukaan Air
- Kecepatan Pencucian m / jam 36 - 50
- Kekeruhan NTU 0,8 - 1,0
Media Pasir
- Tebal cm 30 - 40
- ES mm 0,3 - 0,7
- UC mm 1,2 - 2,4
Media Krikil
- Tebal cm 15 - 30
Ket : Pengujian hasil Laboratorium Lengkap Sesuai Permenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air Minum
DATA UJI KINERJA IPA
LOKASI : PDAM KOTAWARINGIN TIMUR
KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
KAPASITAS IPA : 100 LT / DET
DOSING
AIR BAKU CLARIFIER FILTER RESERVOAR
PAC SODA ASH KAPORIT
NO JAM KETERANGAN
Q pH Kekeruhan Dosis Q Dosis Q Dosis Q pH Kekeruhan pH Kekeruhan pH Kekeruhan Sisa Chlor
lt/det NTU ppm lt/jam ppm lt/jam ppm lt/jam NTU NTU NTU ppm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 9.30 Wib 104 7,1 1,35 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,2 0,14 7,1 0,14 7,1 0,14
2 10.30 Wib 104 7,1 1,32 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,1 0,23 7,0 0,23 7,0 0,23
3 11.30 Wib 104 7,1 1,23 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,1 0,18 7,0 0,18 7,0 0,18
4 12.30 Wib 104 7,1 1,43 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,1 0,28 7,0 0,28 7,0 0,28
5 13.30 Wib 104 7,1 1,56 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,1 0,31 7,0 0,31 7,0 0,31
6 14.30 Wib 104 7,1 1,61 40,0 102,0 30,0 102,0 10 102,0 7,1 0,28 7,0 0,28 7,0 0,28
7
DATA UJI KINERJA
POMPA DOSING ( ALUM / PAC )
LOKASI : PDAM KOTAWARINGIN TIMUR
KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
KAPASITAS IPA : 100 LT / DET
MOTOR LISTRIK
POMPA DOSING
NO JAM Tegangan (Volt) A r u s ( Ampere ) KETERANGAN
Q Head
R - S S - T R - T R - N S - N T - N R S T
( ml / menit ) ( bar ) / (mpa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 9.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
2 10.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
3 11.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
4 12.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
5 13.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
6 14.30 Wib 1.440 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
7
DATA UJI KINERJA
POMPA DOSING ( SODA ASH )
LOKASI : PDAM KOTAWARINGIN TIMUR
KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
KAPASITAS IPA : 100 LT / DET
MOTOR LISTRIK
POMPA DOSING
NO JAM Tegangan (Volt) A r u s ( Ampere ) KETERANGAN
Q Head
R - S S - T R - T R - N S - N T - N R S T
( ml / menit ) ( bar ) / (mpa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 9.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
2 10.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
3 11.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
4 12.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
5 13.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
6 14.30 Wib 1.080 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
7
DATA UJI KINERJA
POMPA DOSING ( KAPORIT )
LOKASI : PDAM KOTAWARINGIN TIMUR
KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
KAPASITAS IPA : 100 LT / DET
MOTOR LISTRIK
POMPA DOSING
NO JAM Tegangan (Volt) A r u s ( Ampere ) KETERANGAN
Q Head
R - S S - T R - T R - N S - N T - N R S T
( ml / menit ) ( bar ) / (mpa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 9.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
2 10.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
3 11.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
4 12.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
5 13.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
6 14.30 Wib 1.800 ml/menit 5 Bar 380 380 380 220 220 220 0,2 0,2 0,2
7
DATA UJI KINERJA
PENGADUK BAHAN KIMIA ( MIXER )
LOKASI : PDAM KOTAWARINGIN TIMUR
KABUPATEN : KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
KAPASITAS IPA : 100 LT / DET
MOTOR LISTRIK
MIXER
NO JAM Tegangan (Volt) A r u s ( Ampere ) KETERANGAN
( PENGADUK BAHAN KIMIA )
R - S S - T R - T R - N S - N T - N R S T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A MIXER UNTUK ALUM
1 9.30 Wib 380 380 380 220 220 220 2,3 2,3 2,3
2 10.30 Wib 380 380 380 220 220 220 2,3 2,3 2,3
3 11.30 Wib 380 380 380 220 220 220 2,3 2,3 2,3
SNI 6773:2008
ICS 93.025
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6773:2008
Daftar isi
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Daftar isi ................................................................................................................................ i
Prakata.................................................................................................................................. ii
Pendahuluan......................................................................................................................... iii
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
1 Ruang lingkup................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif.................................................................................................................. 1
3 Istilah dan definisi.............................................................................................................. 1
4 Komponen IPA.................................................................................................................. 2
5 Persyaratan....................................................................................................................... 3
6 Struktur.............................................................................................................................. 10
7 Pabrikasi........................................................................................................................... 11
8 Kinerja.............................................................................................................................. 11
9 Umur pakai....................................................................................................................... 11
Lampiran A............................................................................................................................ 12
Biliografi................................................................................................................................. 17
i
SNI 6773:2008
Prakata
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air
adalah revisi dari SNI 19-6773-2002, Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air sistem
konvensional dengan struktur baja, dan disusun kembali dengan penambahan hasil-hasil
penelitian di dalam negeri yang telah digunakan oleh masyarakat secara luas, baik dalam hal
sistem, teknik pengolahan maupun bahan baku yang digunakan.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Standar ini saling terkait dengan ketiga standar IPA lainnya, yaitu:
1. Tata cara perencanaan unit paket IPA (Revisi SNI 19-6774-2002)
2. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket IPA (Revisi SNI 19-6775-2002)
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
melalui Gugus Kerja Lingkungan Permukiman pada Subpanitia Teknik Perumahan, Sarana,
dan Prasarana Lingkungan Permukiman dalam rangka memenuhi efisiensi dan
meningkatkan hasil pembangunan dalam bidang Teknologi Permukiman.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan
dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 7 Desember 2006 di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Permukiman Bandung dengan melibatkan para nara sumber, pakar
dan lembaga terkait.
ii
SNI 6773:2008
Pendahuluan
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air ini berisi mengenai persyaratan umum dan
ketentuan-ketentuan yang diperlukan dan merupakan sumber informasi untuk para
perencana, produsen dan pengelola.
Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air ini dapat digunakan sebagai acuan bagi
perencana, pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pembuatan/memproduksi unit paket
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
instalasi pengolahan air, baik dalam jumlah satuan ataupun secara masal.
Sistem Unit Paket IPA ini telah banyak digunakan oleh Pemerintah maupun badan-badan
usaha dalam proyek-proyek penyediaan air bersih. Sehingga dengan adanya standar ini
akan memberikan kemudahan bagi perencana dan jaminan mutu bagi para produsen,
pengguna dan pengelola Unit Paket IPA.
iii
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan mengenai komponen, ukuran, bahan, peralatan, struktur dan kinerja
dari paket unit instalasi pengolahan air minum untuk kapasitas maksimum 50 l/det.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
2 Acuan normatif
SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil
reroling
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut
SNl 07-2225-1991, Pipa baja saluran air
SNI 04-0225-2000, Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
SNI 06-0084-2002, Pipa PVC untuk saluran air minum
SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit instalasi pengolahan air
SNI 05-0166-1998, Katup pintu kuningan berulir 1,0 Mpa dan 1,5 Mpa
SNI 05-0168-1998, Katup kaki searah kuningan berulir 10 Mpa (10 Kgf/cm2)
3.1
air baku
air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut sebagai air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan
yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
3.2
air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3.3
corrugated
bentuk kontruksi dinding bak pada unit proses pada Instalasi Pengolahan Air
3.5
flotasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
diapungkan.
3.6
IPA
Instalasi Pengolahan Air
3.7
kabel berisolasi
kabel yang terdiri atas pelindung rakitan/satu inti/selubung individual
1 dari 15
SNI 6773:2008
3.8
clarifier
gabungan pengaduk lambat (flokulator) dan pengendap.
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
3.9
pelat baja
pelat dari bahan baja yang digunakan untuk konstruksi umum
3.10
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
pipa baja saluran air
pipa baja dengan proses kampuh lurus lasan tumpul (butt-welded strightseam) atau kampuh
spiral (spiral seam) dan pipa baja tanpa kampuh (seamless) dengan ukuran diameter
nominal 152,4 mm atau lebih yang digunakan untuk penyaluran air
3.11
pipa PVC
pipa PVC yang tidak diplastisizer
3.12
unit paket instalasi pengolahan air selanjutnya disebut Unit Paket IPA
unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket
yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu dalam
bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu yang
berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat yang selanjutnya dapat dirakit di tempat lain
dan dipindahkan, yang terbuat dari bahan plat baja, dan plastik atau fiber.
3.13
ambang bebas
jarak antara tinggi bangunan unit paket instalasi pengolah air dengan muka air maksimum.
4 Komponen IPA
Komponen paket unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai diagram proses sebagai berikut.
1 Distribusi
0
2 dari 15
SNI 6773:2008
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Unit pengambil air baku Air Permukaan, Air Tanah
Pengukur aliran Air Ambang tajam, turbin, pitot, elektromagnetik dan ultrasonik.
Pembubuh Larutan Kimia Pompa dosing, gravitasi
Mixer Mekanis, hidrolis, in line dan kompresor;
Koagulasi Hidrolis, mekanis
Flokulasi Hidrolis, mekanis
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Sedimentasi/ klarifikasi Gravitasi, floating
Filtrasi Saringan pasir cepat
Desinfeksi Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
Penampung Reservoar
Distribusi Gravitasi, Pemompaan
5 Persyaratan
a) Produk unit paket IPA harus mendapat pengesahan dari instansi/lembaga yang
berwenang,
b) Unit paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai Permenkes RI
No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air Minum
c) Harus dipasang di atas tanah yang stabil,
d) Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air.
e) Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku terutama kekeruhan
dan warna.
Kualitas air baku yang dapat diolah dengan IPA paket adalah sebagai berikut:
a) Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400 mg/L SiO2,
b) Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku,
c) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai Peraturan Pemerintah No.82
tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
d) Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan atau bahan
organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi kekeruhan rendah (< 50 NTU) maka
digunakan IPA sistem DAF (Dissolved Air Flotation) atau sistem lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Unit paket instalasi pengolahan air dilengkapi alat ukur aliran untuk mengukur debit air baku
dan air minum, yang dapat berupa:
a) water meter
b) Vnotch
c) flowmeter
d) floating meter
3 dari 15
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
pengendapan disesuaikan dengan kapasitas IPA dan bentuk dinding rata, sesuai Tabel
4 berikut ini. Lebar pelat disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat dan
kemiringan sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit
IPA.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Tabel 4 Tinggi tegak pelat pengendap dan kapasitas IPA
Tinggi tegak pelat Tinggi tegak pelat
Kapasitas IPA pengendap dinding rata pengendapan dinding
No
( L/detik) (Cm) corrugated
(Cm)
1 1 60 80
2 5 80 80
3 10 80 80
4 20 90 80
5 50 100 80
Ukuran panjang, lebar, diameter dan tinggi harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan
Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a) Media penyaring
Media penyaring menggunakan pasir silika dengan ketentuan sesuai dengan Revisi
SNI 19- 6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
b) Media penyangga
Media penyangga berupa kerikil dengan ketentuan sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-
2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
5 dari 15
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.
2) Pelapisan bagian luar
(a) pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan ketebalan 50
mikron,
(b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan ketebalan 50
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
mikron dan diwarnai biru.
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan (defleksi)
tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 .
Tangki pembubuh dan pengaduk dari baja dengan pelindung dalam tahan bahan kimia atau
fiberglass atau sejenisnya yang tahan terhadap larutan kimia. Dimensi, kapasitas dan bentuk
sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
6 dari 15
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
centriofugal yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari sumbu
pompa terhadap muka air terendah harus lebih kecil dari NPSH yang tersedia (net
positif suction head).
3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal (single
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
stage);
4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai berikut itu :
(a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3 phase, 50 Hz;
(b) Pole : 2 atau 4 pole;
(c) Putaran maksimal 2900 rpm.;
(d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu
bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan (ambient temperatur )
50º C.
6) Bahan pompa air baku terdiri dari :
(a) Casing terbuat dari cast iron;
(b) Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome steel, cast iron
special dan bronze;
(c) As pompa ( shaft) terbuat dari stainless steel;
7) Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
(a) Satu set pressure gauge, 0,50 kg/cm2;
(b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
(1) Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa discharge flexible
lengkap dengan fitting untuk sambungan ke pipa tranmisi air baku;
(2) Tipe 2, pompa air baku dengan jenis pompa benam (submerbsible)
dilengkapi dengan sistem guiding bar dan pipa untuk discharge lengkap
dengan fitting dan bend 90º medium untuk sambungan ke pipa tranmisi air
baku;
(c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai dengan
uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila memerlukan penyambungan
dalam air , harus diberi isolasi khusus.
b) Pompa Distribusi
Pompa distribusi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis centrifugal horizontal dengan sumbu
horizontal atau vertikal;
2) Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi tuang (cast
iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat;
3) Ball bearing memakai bahan pelumas dari gemuk;
4) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3 phase, 60 Hz;
5) Pole : 2 atau 4 pole;
6) COS phi : 0,80
7) Putaran maksimal 2900 rpm;
8) Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu bekerja
selama 15 jam per hari dengan temperatur ambien 50º C;
9) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta.
c) Perlengkapan pompa Air Minum
1) Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan three way valve;
2) Float level control valve dan pressure switch;
3) Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa discharge;
4) Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan support kabel;
5) Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
7 dari 15
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Stroke dapat diatur;
2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan bahan
kimia yang dipompakan;
3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
e) Bordes dan tangga
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes dan tangga untuk operasi dan
pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari bahan baja yang dicat anti karat.
8 dari 15
SNI 6773:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
b) Shaft terbuat dari baja
c) Perlengkapan Listrik :
1) Main Swicth Gear (ECI)
Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset diatur
dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel EC2, box
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
lampu penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus untuk panel
penggerak pompa air bersih.
Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under voltage,
under frequency, theonal dan single phasing. Resisting dilakukan dengan manual.
Panel free standing.box yang berisi bus bar.
2) Panel Pompa Air Baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake dan berisi antara lain :
(a) Ampere meter
(b) Volt meter
(c) Tombol untuk menjalankan pompa
(d) Relay non bimetal
(e) On/Off swicth
(f) Lampu indikator untuk run, ready dan trip
(g) Fuse dan MCB
(h) 20 watt heater
3) Grounding masing-masing panel
4) Penerangan di dalam Ruangan
Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting fixture disediakan
lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak, receptacle dan normal standard
accessories.
5) Penerangan di luar ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake
harus disediakan lamou luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang dibuat dari steel
pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan terhadap pengaruh panas dan hujan.
6) Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung
harus dari jenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis
submerine. Rekanan harus menghitung sendiri ukuran kabel yang dipergunakan dan
sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih dahulu dari petugas proyek.
5.4.9 Pembumian
a) Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa penopang, dengan
penghantar bagi daya jenis penampang persegi empat (bush bar);
b) Jumlah phase: 3 (tiga) phase, 4 (empat) kawat;
c) Frekuensi : 50 Hz;
d) Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama: 600 V AC; dan untuk Voltage
penghantar kontrol :250 V AC;
9 dari 15
SNI 6773:2008
e) Voltage kerja untuk penghantar utama : 380 V AC; dan untuk penghantar kontrol :220
V AC dan 100 V DC;
f) Pabrikasi, dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat PLN;
g) Tebal pelat baja, 2,0 mm untuk dinding dan 3,0 mm untuk pintu;
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
h) Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman arus yang
tidak kurang dari arus nominal penghantar masuk tersebut dan minimal 10 A;
i) Sakelar masuk pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi tanda pengenal
khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar lain;
j) Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana mensuplai 3
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
buah atau lebih MDP : atau 3 atau iebih motor-motor yang dayanya lebih dari1,5 KW :
atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-kontak yang masing-masing mempunyai
arus nominal lebih dari I6 A; atau mempunyai arus nominal 100 A atau lebih;
k) Pada sisi penghantar masuk, dipasang pengaman lebur sebelum sakelar;
l) Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
m) Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar tidak
terjadi panas yang berlebihan;
n) Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase
berbeda atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5 cm;
o) MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
p) Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan;
q) Penghantar rel
r) Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik;
s) Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C sesuai SNI 04-0225-2000;
t) Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan
kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator
untuk melayaninya.
1) Perangkat kendali
(a) Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
(b) Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor
macet;
(c) Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak ada
kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
(d) Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115% dari
jumlah arus beban penuh;
2) Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan
kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk dilengkapi dengan
pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff, kepekatan Iarutan, timbangan dan
peralatan gelas.
6 Struktur
Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu belah sesuai dengan
daya dukung tanah setempat dimana IPA akan diletakan;
b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang mutu dan cara uji
pipa baja las spiral;
c) Sambungan antara profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut sesuai
dengan SNI 07-2295-1988;
10 dari 15
SNI 6773:2008
d) Dinding baja harus diperkuat dengan baja siku sesuai dengan SNI 07-0070-1987
tentang baja siku sama kaki bertepi bulat, canai panas hasil rerolling, mutu dan cara uji
yang sesuai dengan desain pabrikan IPA.
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
7 Pabrikasi
7.1 Umum
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh pengguna
barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan.
8 Kinerja
Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan air yang
diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku.
9 Umur pakai
11 dari 15
SNI 6773:2008
Lampiran A
(Informatif)
Daftar simbol
No Simbol Deskripsi
1 Pipa
2 Pipa bertekanan
3 Sambungan
4 Titik penyambungan
5 Katup manual
6 Katup
7 Katup elektrik
8 Katup pneumatik
9 Katup solenoid
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
10 Gate Valve
11 Butterfly Valve
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
No Simbol Deskripsi
12 dari 15
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
motor
dengan
atau
motor
dengan
dengan
Pompa sentrifugal
piston
motor elektrik
Air blower
kompresor
controller
elektrik
elektrik
Pompa
14 dari 15
25
26
27
28
SNI 6773:2008
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6773:2008
Pipa polister serat gelas untuk saluran air bertekanan dan saluran air
15 dari 15
SNI 06-0112-1987,
SNI 07-0308-1989,
buangan
Lampiran V
Standar Nasional Indonesia (SNI)
6774:2008 Tata cara perencanaan unit
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
ICS 93.025
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
Daftar isi
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Daftar isi.................................................................................................................................... ii
Prakata .................................................................................................................................... iii
Pendahuluan............................................................................................................................iiii
1 Ruang lingkup....................................................................................................................1
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
2 Acuan normatif...................................................................................................................1
3 Istilah dan definisi ..............................................................................................................1
4 Persyaratan .......................................................................................................................3
5 Kriteria kualitas air baku dan pompa air baku....................................................................3
6 Kapasitas, unit operasi dan proses....................................................................................4
7 Kriteria perencanaan unit paket.........................................................................................4
8 Catu daya ........................................................................................................................10
9 Kriteria bangunan ............................................................................................................11
10 Rencana tapak dan sarana pelengkap ............................................................................11
11 Dokumen perencanaan ...................................................................................................12
12 Persyaratan untuk perencana..........................................................................................12
Lampiran A .............................................................................................................................13
Lampiran B .............................................................................................................................14
Lampiran C .............................................................................................................................15
Bibliografi ................................................................................................................................18
i
SNI 6774:2008
Prakata
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang ’Perencanaan unit paket instalasi pengolahan air’
adalah revisi dari SNI 19 - 6774 – 2002, Tata cara perencanaan unit paket instalasi
penjernihan air, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.
Standar ini saling terkait dengan ketiga standar INSTALASI PENGOLAHAN AIR lainnya,
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
yaitu:
1. Spesifikasi unit paket INSTALASI PENGOLAHAN AIR (Revisi SNI 19-6773-2002)
2. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket INSTALASI PENGOLAHAN AIR
(Revisi SNI 19-6775-2002)
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
melalui Gugus Kerja Lingkungan Permukiman pada Subpanitia Teknis Perumahan, Sarana,
dan Prasarana.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan
dibahas dalam forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2006
oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
ii
SNI 6774:2008
Pendahuluan
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Standar ini merupakan kaji ulang serta revisi kedua SNI 19 - 6774 – 2002, Tata cara
perencanaan unit paket instalasi penjernihan air, yang selama ini telah dijadikan sebagai
rujukan dalam penilaian proses sertifikasi sistem Unit instalasi pengolahan air yang dibuat
oleh produsen.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Adapun perubahan dan atau penambahannya antara lain :
• Kriteria perencanaan unit flotasi;
• Kriteria perencanaan unit sedimentasi;
• Kriteria perencanaan unit filtrasi;
• Perencanaan tapak;
• Istilah dan definisi. Antara lain untuk air baku dan air minum yang mengacu pada PP 16
tahun 2005;
Sistem Unit instalasi pengolahan air ini telah banyak digunakan oleh Pemerintah maupun
badan-badan usaha dalam proyek-proyek penyediaan air minum. Sehingga dengan adanya
standar ini akan memberikan kemudahan bagi perencana dan jaminan mutu bagi para
produsen, pengguna dan pengelola Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
iii
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan perencanaan unit paket instalasi pengolahan air yang mencakup
ketentuan-ketentuan mengenai kriteria perencanaan, air baku, kapasitas instalasi, unit
operasi, struktur dan bahan serta cara pengerjaan untuk mendapatkan unit instalasi
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
pengolahan air yang optimal dengan kapasitas maksimum 50 L/detik.
2 Acuan normatif
3.1
air baku
untuk air minum yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air
permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum
3.2
air minum
adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
3.3
back wash
sistem pencucian media filter dengan aliran air yang berlawanan arah dengan aliran air pada
saat penyaringan
3.4
beban pelimpah
debit air yang diolah persatuan panjang pelimpah dalam bak pengendap
3.5
beban permukaan
debit air yang diolah persatuan luas permukaan
3.6
clarifier
gabungan pengaduk lambat (flokulator) dan pengendap
3.7
desinfeksi
proses mematikan bakteri pathogen dan memperlambat pertumbuhan lumut dengan
pembubuhan bahan kimia
1 dari 18
SNI 6774:2008
3.8
desinfektan
bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan bakteri pathogen dan memperlambat
pertumbuhan lumut
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
3.9
ekspansi
penambahan panjang lapisan media berbutir/penyaring (Le) yang terangkat ke atas pada
waktu pencucian media karena penambahan tekanan
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
3.10
filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatran melalui media penyaring
3.11
flok
partikel koloid yang menggumpal
3.12
flokulasi
proses pembentukan partikel flok yang besar dan padat agar dapat diendapkan
3.13
flotasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
diapungkan
3.14
IPA
Instalasi Pengolahan Air
3.15
kapasitas produksi
volume air hasil olahan persatuan waktu
3.16
koagulasi
proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk
campuran yang homogen
3.17
koagulan
bahan (kimia) yang digunakan untuk pembentukan flok pada proses pencampuran
3.18
manifold
instalasi pengolahan air utama yang dinstalasi pengolahan air pada dasar saringan pasir
sebagai instalasi pengolahan air instalasi pengolahan air masuk
3.19
netralisasi
proses untuk menyesuaikan derajat keasaman (pH) pada air
2 dari 18
SNI 6774:2008
3.20
netralisan
bahan kimia yang digunakan untuk menyesuaikan derajat keasaman (pH) pada suatu proses
pengolahan air
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
3.21
nilai gradien kecepatan ,G
laju penurunan kecepatan persatuan waktu (/detik)
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
3.22
nozzle
perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk meratakan aliran air
3.23
sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
pengendapan
3.24
surface wash
sistem pencucian dengan menyemprotkan air pada permukaan media saringan
3.25
waktu tinggal, td
waktu yang diperlukan selama proses tertentu berlangsung pada unit operasi
3.26
unit paket instalasi pengolahan air
unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket instalasi pengolahan
air adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau
biologi tertentu dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum yang
memenuhi baku mutu yang berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat yang selanjutnya
dapat dirakit di tempat lain dan dipindahkan, yang terbuat dari bahan plat baja, dan plastik
atau fiber
4 Persyaratan
Perencanaan dan produk unit paket instalasi pengolahan air harus mendapat sertifikat dari
instansi/lembaga yang berwenang.
3 dari 18
SNI 6774:2008
3) masing-masing pompa cadangan harus mempunyai jenis, tipe, dan kapasitas yang
sama.
b) Jenis dan tipe pompa air baku yaitu:
1) jenis sentrifugal dari jenis aliran axial atau aliran campuran, tipe tidak mudah
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
tersumbat (non clogging) dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) memperhitungkan jarak dari sumbu pompa terhadap muka air terendah harus
lebih kecil dari npsh yang tersedia (net positif suction head);
(2) pompa air baku sampai tekanan 30 m harus mempunyai impeller tunggal (single
stage);
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
(3) tumpuan putaran pompa menggunakan pelumas.
6.1 Kapasitas
Kapasitas unit paket instalasi pengolahan air harus memiliki besaran debit (1 - 50) Liter/detik.
Unit operasi dan proses per unit paket instalasi pengolahan air dapat berupa:
a) unit operasi dan proses koagulasi;
b) unit operasi dan proses flokulasi;
c) unit operasi dan proses flotasi;
d) unit operasi dan proses sedimentasi;
e) unit operasi filtrasi;
f) unit proses desinfeksi.
Kriteria perencanaan untuk unit koagulasi (pengaduk cepat) dapat dilihat pada Tabel 1
berikut:
4 dari 18
SNI 6774:2008
Unit Kriteria
Pengaduk cepat
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
• Tipe Hidrolis:
- terjunan
- saluran bersekat
- dalam pinstalasi pengolahan air
bersekat
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Mekanis:
- Bilah (Blade), pedal (padle)
Kinstalasi pengolahan airs
- Flotasi
• Waktu pengadukan (detik) 1–5
• Nilai G/detik > 750
Kriteria perencanaan untuk unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat dilihat pada Tabel 2
berikut:
Flokulator mekanis
Flokulator sumbu Sumbu Flokulator
Kriteria umum
hidrolis horizontal vertikal clarifier
dengan pedal dengan bilah
G (gradien kecepatan) 60 (menurun) 60 (menurun) – 70 (menurun)
100 – 10
1/detik –5 10 – 10
Waktu tinggal (menit) 30 – 45 30 – 40 20 – 40 20 – 100
Tahap flokulasi(buah) 6 – 10 3–6 2–4 1
Bukaan pintu/ Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Pengendalian energi
sekat putaran putaran aliran air
Kecepatan aliran
0,9 0,9 1,8 – 2,7 1,5 – 0,5
max.(m/det)
Luas bilah/pedal
dibandingkan luas bak -- 5 – 20 0,1 – 0,2 -
(%)
Kecepatan perputaran
-- 1–5 8 – 25 -
sumbu (rpm)
Tinggi (m) 2–4 *
Keterangan: * termasuk ruang sludge blanket
Kriteria perencanaan untuk unit flotasi (pengapungan) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
5 dari 18
SNI 6774:2008
Bak persegi
Bak
aliran vertikal Bak bundar – Bak bundar –
Kriteria persegi
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
(menggunakan (aliran vertikal – (kontak Clarifier
umum (aliran
pelat/tabung radial) padatan)
horizontal)
pengendap)
Kemiringan
dasar bak 45o –
45o – 60o 45o – 60o 45o – 60o > 60o
(tanpa 60o
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
scraper)
Periode antar
pengurasan 12 – 24 8 – 24 12 – 24 Kontinyu 12 – 24
lumpur (jam) ***
Kemiringan
30o / 60o 30o / 60o 30o /60o 30o /60o
tube/plate 30o /60o
Kriteria Perencanaan untuk Unit Filtrasi (Saringan Cepat) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Jenis Saringan
No Unit Saringan Biasa Saringan dg Pencucian Saringan
(Gravitasi) Antar Saringan Bertekanan
1. Jumlah bak saringan N = 12 Q 0,5 *) minimum 5 bak -
2. Kecepatan penyaringan
6 – 11 6 – 11 12 – 33
(m/jam)
3. Pencucian:
• Sistem pencucian Tanpa/dengan Tanpa/dengan
Tanpa/dengan blower &
blower & atau blower & atau
atau surface wash
surface wash surface wash
• Kecepatan (m/jam) 36 – 50 36 – 50 72 – 198
• lama pencucian
10 – 15 10 – 15 -
(menit)
• periode antara dua
18 – 24 18 – 24 -
pencucian (jam)
• ekspansi (%) 30 – 50 30 – 50 30 – 50
4. Media pasir:
• tebal (mm) 300 – 700 300 – 700 300 – 700
• singel media 600 – 700 600 – 700 600 – 700
• media ganda 300 -600 300 – 600 300 -600
• Ukuran efektif,ES
0,3 – 0,7 0,3 – 0,7 -
(mm)
• Koefisien
1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
keseragaman ,UC
• Berat jenis (kg/dm3) 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
• Porositas 0,4 0,4 0,4
• Kadar SiO2 > 95 % > 95 % > 95 %
7 dari 18
SNI 6774:2008
Jenis Saringan
No Unit Saringan Biasa Saringan dg Pencucian Saringan
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
(Gravitasi) Antar Saringan Bertekanan
5. Media antransit:
• tebal (mm) 400 – 500 400 – 500 400 – 500
• ES (mm) 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8
• UC 1,5 1,5 1,5
• berat jenis (kg/dm3) 1,35 1,35 1,35
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
• porositas 0,5 0,5 0,5
6. Filter botom/dasar
saringan
1)Lapisan penyangga
dari atas ke bawah
• Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran butir (mm) 2–5 2–5 -
• Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran butir (mm) 5 – 10 5 – 10 -
• Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran butir (mm) 10 – 15 10 – 15 -
• Kedalaman (mm) 80 – 150 80 – 150 -
Ukuran butir (mm) 15 – 30 15 – 30 -
2)Filter Nozel
• Lebar Slot nozel (mm) < 0,5 < 0,5 < 0,5
• Prosentase luas slot
nozel terhadap luas >4% >4% >4%
filter (%)
7.6.1 Koagulan
7.6.2 Netralisan
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
a) harus berupa bahan alkalin;
1) kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi larutan 5 %
sampai dengan 20%;
2) soda abu (Na2CO3) dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi larutan 5%
sampai dengan 20%;
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
3) soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi larutan
maksimum 20%;
b) dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan;
c) pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau pemompaan, dibubuhkan sebelum dan
atau sesudah pembubuhan koagulan
7.6.3 Desinfektan
a) gas klor disuntikan langsung ke instalasi pengolahan air bersih, pembubuhan gas
menggunakan peralatan tertentu yang memenuhi ketentuan yang berlaku;
b) kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke instalasi pengolahan air bersih secara
gravitasi atau mekanis.
9 dari 18
SNI 6774:2008
Jumlah pompa pembubuh larutan kimia dan motor pengaduk unit koagulasi maupun flokulasi
paket instalasi pengolahan air minimal 2 buah berkapasitas sama.
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
7. 7 Kriteria bak penampung air minum
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
b) tangga;
c) pelimpah air;
d) lubang pemeriksaan dan perbaikan;
e) alat ukur ketinggian air;
f) pinstalasi pengolahan air penguras.
Kriteria perencanaan untuk perlengkapan unit paket instalasi pengolahan air dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut:
8 Catu daya
10 dari 18
SNI 6774:2008
Penyediaan bahan bakar harus memenuhi kebutuhan operasi harian dan bulanan.
Penempatan tangki bahan bakar harus da!am rumah genset dan bakar harus dapat mengalir
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
secara gravitasi.
Tangki bahan bakar bulanan boleh ditempatkan di bawah atau di permukaan tanah dan
dapat dilengkapi dengan pompa agar dapat mengalirkan bahan bakar ke tangki harian.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Diesel generator, pompa air baku, pompa pembubuh, pengaduk cepat dan lambat harus
dilengkapi panel yang sesuai kebutuhan.
9 Kriteria bangunan
Rencana tapak dan sarana pelengkap perencanaan untuk instalasi pengolahan air paket
adalah sebagai berikut:
a) rancangan tapak harus mengikuti peraturan mendirikan bangunan yang berlaku
setempat
b) apabila tidak ditentukan oleh peraturan setempat yang ada, untuk kemudahan operasi
dan pemeliharaan, jarak bagian terluar instalasi pengolahan air paket terhadap bangunan
lain disekitarnya yang terdekat sekurang-kurangnya sebagai berikut:
1) 3, 0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas sampai dengan 20 l/detik
11 dari 18
SNI 6774:2008
2) 4,0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas diatas 20 l/detik
c) luas rencana tapak dan pelengkap bangunan harus memenuh ketentuan luas berikut;
1) kapasitas sampai dengan 5 l/detik, luas minimal 2000 m2
2) kapasiras (10 – 30) l/detik, luas minimal 2400 m2
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
3) kapasitas (40 – 80) l/detik, luas minimal 3000 m2
d) tata letak bangunan penunjang instalasi pengolahan air berdasarkan mudah operasi,
sirkulasi dan efisien, dilengkapi tempat parkir, pagar, kamar mandi, toilet dan fasilitas
penerangan;
e) untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan paket unit instalasi pengolahan air harus
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dilengkapi dengan lantai pemeriksaan.
f) jalan masuk dari jalan besar menuju ke tapak instalasi pengolahan air lebarnya harus
mencukupi untuk dilalui kendaraan roda empat.
g) jalan dan tempat parkir harus diberikan perkerasan yang memadai;
h) tapak instalasi pengolahan air haruas bebas banjir.
11 Dokumen perencanaan
dokumen perencanaan untuk instalasi pengolahan air paket sekurang-kurangnya terdiri dari :
a) diagram alir proses
b) diagram perpinstalasi pengolahan airan dan instrumentasi
c) perhitungan unit proses dan operasi
d) profil hidrolis
e) perhitungan mekanikal dan elektrikal
f) perhitungan struktur
g) gambar perencanaan dengan skala yang memadai
Perencana yang berwenang untuk merencanakan instalasi pengolahan air paket, adalah
seorang yang telah menempuh pendidikan tinggi dalam bidang yang sesuai dan memiliki
sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi.
12 dari 18
SNI 6774:2008
Lampiran A
(Informatif)
Daftar istilah
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Ukuran efektif : effective size
Bilangan froude : Froude number
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Gradien kecepatan : velocity gradient
Bilangan reynold : Reynold number
Waktu d : detention time
Koef keseragaman : uniformity coefficient
Lubang pemeriksaan : manhole
Lantai pemeriksaan : bordes
Pencucian antar saringan : inter filter backwashing
Kehilangan tekanan : headloss
Kinstalasi pengolahan airs : impeller
Saluran pembuangan : underdrain
Soda abu : sodium carbonate
Soda api : sodium hidroside
Kaporit : calcium hipochlorit
Tumpuan putaran : hearing
Pencucian permukaan : surface wash
Pencucian dari bawah ke atas : back wash
Klarifayer : clarifier
Aliran air dari bawah ke atas : upflow
Beban hidrolik permukaan : hydraulics surface loading
Pengatur aliran : flow controller
Kecepatan penyaringan konstan : constan filtration rate
13 dari 18
SNI 6774:2008
Lampiran B
(Informatif)
Daftar notasi
ES : Effective Size
Nfr : Froude Number
G : Gradient
NTU : Nephelometric Turbidity Unit
Nre : Reynold number
SPC : Saringan Pasir Cepat
uPt. Co : Unit platinum Cobalt
TCU : Total Colour Unit
td : Detention Time
UB : Ukuran butir
UC : Uniformity Coefisient
DPC : Daya pengikat Klor
U : Kinematik viskositas air
ρ : masa jenis air
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
14 dari 18
SNI 6774:2008
Lampiran C
(Informatif)
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
1 Penentuan dimensi unit paket instalasi pengolahan air
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
1.1 Unit koagulasi (pengaduk cepat)
K
P= ρ n3D5
gc
dengan pengertian:
P adalah tenaga yang diperlukan (g.cm/det.)
n adalah putaran (rpm)
gc adalah faktor konversi Newton
D adalah diamater impeller (cm)
K adalah konstanta experimen (1.0 – 5.0)
ρ adalah masa jenis air (g/cm3)
15 dari 18
SNI 6774:2008
Dimensi unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
1) Tipe hidrolis dengan jenis pengaduk statis
C = Q.t d ....................................................... (7)
p x l x d = Q.t d .............................................(8)
G 2 = g . h f μ .t d ........................................... (9)
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
dengan pengertian:
Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik)
p adalah panjang bak(m)
l adalah lebar bak (m)
d adalah tinggi (m)
td adalah waktu tinggal (detik)
G adalah gradien, G (detik-1)
hf adalah kehilangan tekanan pada pinstalasi pengolahan air dan perlengkapannya
(m kolom air)
µ adalah viskositas kinematik air (m/detik)
g adalah gravitasi (9,81 m/detik2)
dengan pengertian:
P adalah tenaga yang diperlukan (g.cm/det.)
n adalah putaran (rpm)
gc adalah faktor konversi Newton
D adalah diamater impeller (cm)
K adalah konstanta experimen (1.0 – 5.0)
ρ adalah masa jenis air (g/cm3)
dengan pengertian:
A adalah luas permukaan bak (m2)
Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik)
W adalah jarak antar pelat (cm).
So adalah beban permukaan (cm/detik)
H adalah tinggi pelat (cm)
α adalah kemiringan pelat (°)
16 dari 18
SNI 6774:2008
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
υR
Re = .....................(12)
μ
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
υ ^2
Fr = ....................(13)
gR
dengan pengertian:
υ adalah kecepatan rata-rata di tube settler/plat settler
R adalah jari-jari hidrolis
μ adalah viskositas kinematik air (m/detik)
g adalah gravitasi (9,81 m/detik2)
Dimensi unit fltrasi (penyaring) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Q
Q = Aν A= ....................................(11)
v
dengan pengertian:
Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik)
A adalah luas bak (m2)
v adalah kecepatan penyaringan (m/detik)
17 dari 18
SNI 6774:2008
Bibliografi
dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Birdi, G.S., Water Supply and Sanitary Engineering, Second Edition, 1979.
Degremount, Water and the Environment, Water Treatment Hand Books, Sixth Edition,
volume 1, 1991.
Fair L.Geyer and Okun, Element of Water Supply and Waste Water Treatment, 1971
Hamer, Mark, J., 1977. Water and Waste Water Technology, SI Version, John Wiley & Sons
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum
Inc.
Huisman, 1971. Rapid Sand Filter, IHE, Delft.
Schulz and Okun, 1984. Surface Water Treatment for Communities in Developing Countries,
John Wiley & Sons.
18 dari 18
Lampiran VI
Desain Instalasi Pengolahan Air
kapasitas 100 liter/detik
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
14 - 01 - 2017
07 - 15
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
1 : 20
14 - 01 - 2017
1 : 75
10 - 15
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
14 - 01 - 2017
11 - 15
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
14 - 01 - 2017
12 - 15
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
14 - 01 - 2017
13 - 15
PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAP.100L/DT
DI PDAM TIRTA MENTAYA
KOTA SAMPIT,
KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
RENDI SWANDHANA
(331320101)
14 - 01 - 2017
15 - 15