Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN

CAP BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

RIRISMA AFRIDA BR SIDEBANG

162407027

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN
CAP BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli
Madya

RIRISMA AFRIDA BR SIDEBANG

162407027

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN


CAP BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN

LAPORAN TUGGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2019

Ririsma Afrida Br Sidebang


NIM 162407027

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN CAP
BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN

ABSTRAK

Untuk mengetahui penyebab sering terjadinya kecacatan diperlukan pengolahan data


menggunakan alat pengendali kualitas diantaranya peta kendali p karena data yang
ada adalah data atribut dan diagram pareto untuk melihat bagian yang paling
dominan cacat. Dari pengolahan data yang dilakukan untuk peta kendali p kerusakan
pada proses bottling menunjukkan bahwa proses bottling pada PT Jasa Harapan
Barat Medan dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. Dengan melihat hasil
pengolahan data dan analisa dapat diketahui bahwa kerusakan yang sering terjadi
adalah tutup rusak. Dan untuk meningkatkan kualitas proses bottling di PT. Jasa
Harapan Barat Medan maka perlu dilakukan perbaikan dengan penerapan metode
SQC (Statistical Quality Control).

Kata kunci: Pengendali P, Pareto, Statistik pengendalian kualitas,

ii

Universitas Sumatera Utara


ANALYSIS OF QUALITY CONTROL OF DRINK CAP BADAK PRODUCTS IN
PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN

ABSTRACT

To determine the causes of frequent occurrence of defect required data processing


using quality control tools such as p control charts because the data is attribute data,
and pareto diagram to see the pasrt of the most dominant defect.From the data
processing done for the p control chart in the bottling process shows that the bottling
process at PT Jasa Harapan Barat Medan is stated in an uncontrolled state. By
looking at the results of data processing and analysis, it can be seen that the defect
that often occurs is that the lid is damaged. And to improve the quality of the bottling
process at PT. West Hope Services Medan, it is necessary to improve by applying the
SQC method (Statistical Quality Control).

Keywords: P-Chart, Pareto, Statistical Quality Control

iii

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Puji dan syukur atas penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
kasih karunia-Nya dan pengetahuan yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minuman Cap
Badak Pada PT Jasa Harapan Barat Medan”. Tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat guna memperoleh gelar ahli madya bagi mahasiswa program D-3 Statistika
Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
Tugas akhir ini dipersembahkan kepada kedua orang tua yang penulis
banggakan, Mangapul Sidebang dan Tionar Manurung, yang telah berjuang untuk
penulis dan mendidik penulis selama ini. Terima kasih untuk setiap doa, didikan dan
perjuangan kalian selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga ini bisa menjadi bagian dari kebanggaan dan kebahagiaan bagi kalian.
Selama proses penyelesaian tugas akhir ini mulai dari pelaksanaan penelitian
dan penulisan tugas akhir ini, penulis memperoleh bantuan baik moril maupun
materil juga dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Roman Siregar, M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara .
4. Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara
5. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan serta ilmu kepada
penulis sehingga penullis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

iv

Universitas Sumatera Utara


6. Kepada seluruh dosen-dosen dan staff administratif Program Studi D-3
Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan
selama menjalankan perkuliahan di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
7. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Mangapul Sidebang dan Ibu Tionar
Manurung yang telah mendidik, memberikan nasihat dan memberikan
pengorbanan baik waktu, tenaga, dan materi dengan penuh kasih sayang
selama ini guna memperlancar perkuliahan penulis sampai saat ini. Terima
kasih penulis ucapkan untuk semua perjuangan dan kasih sayang kalian dan
yang setia membawa penulis dalam setiap doa. Semoga Tuhan setia
melindungi dan memberkati.
8. Kepada saudara-saudara penulis Parningotan Sidebang, Hernawati Sidebang,
dan William Sidebang. Terima kasih untuk setiap pertolongannya kepada
penulis, baik doa, materi dan dukungan selama perkuliahan. Semoga kita
selalu dapat melakukan yang terbaik untuk orang tua kita dan bangga serta
bertanggung jawab untuk setiap pilihan hidup kita.
9. Kepada keluarga besar Op. Jermia Manurung/ Br Silalahi. Terima kasih
untuk setiap pertolongannya kepada penulis, baik doa, materi dan dukungan
selama perkuliahan.
10. Kepada rekan-rekan Ikatan Mahasiswa Dairi (IMADA), terkhusus kepada
BPH periode tahun 2018/2019 . Penulis telah mendapat pengalaman
berorganisasi di IMADA, pengalaman yang bukan hanya sekedar ilmu
dibangku kuliah tetapi juga nilai kehidupan, pengalaman bertahan bukan
hanya sekedar materi tetapi juga kebersamaan, menjadi tempat untuk kembali
pulang dan semoga IMADA tetap menjadi wadah belajar dan berorganisasi
bagi mahasiswa-mahasiswa Dairi. Semangat kepada seluruh komponen
IMADA dan tetap berkarya untuk IMADA dan Dairi.
11. Terima kasih untuk Oki Nugraha Lbn Tobing yang telah membantu penulis
dalam mencari data untuk penulis menyelesaiakan tugas akhir.
12. Terima kasih kepada PT Jasa Harapan Barat Medan yang telah memberikan
data bagi pebulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

Universitas Sumatera Utara


13. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan masuk perguruan tinggi
negeri Ayu Padang, Carenina Silitongan, Daniel Simatupang, Devi
Situmorang, Jonathan Sitinjak, Lusi Nainggolan, Yanti Manik, Yogi Ginting
yang tetap ada dan memberi semangat dalam proses perkuliahan dan
pengerjaan tugas akhir penulis.
14. Terima kasih untuk teman- teman SMA N 2 Sidikalang, terkhusus IPA 1
2015 yang selalu mendoakan dan memberi semangat untuk penulis
menyelesaiakan tugas akhir.
15. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Statistika terkhusus angkatan
2016. Terima kasih untuk setiap pelajaran yang diberikan kepada penulis dan
atas dukungan dalam proses pengerjaan tugas akhir ini. Penulis tak dapat
menyebutkan satu persatu. Semoga kita dapat bermanfaat untuk masyarakat
dan negara ini, atas ilmu pengetahuan yang telah kita dapat selama
perkuliahan dan pengetahuan diluar kampus kita.
16. Terima kasih untuk teman perkuliahan penulis Elvis Zega, Erni Ginting,
Gindo Nainggolan, Putri Tumangger dan Ukir Harefa yang mengingatkan
penulis untuk mengerjakan tugas akhir.
17. Terima kasih untuk seluruh pihak yang tidak tertulis dan yang telah
membantu penulis di setiap proses penyusunan tugas akhir ini.

Terimakasih atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan kepada


penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
terdapat kekurangan baik dalam hal penyajian materi maupun dalam menganalisis
permasalahan yang ada dan tugas akhir ini jauh dari kata sempurna. Namun harapan
penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat kepada seluruh pembaca dan penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita
semua.
Medan, 2019
Penulis,

Ririsma Afrida Br Sidebang


NIM. 162407027

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i


ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5


2.1 Kualitas 5
2.2 Pengendalian Kualitas 7
2.3 Pengendalian Kualitas Secara Statistik 10
2.4 Grafik Pengendali P 20

BAB 3 METODE PENELITIAN 24


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 24
3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian 24
3.3 Menentukan Objek Penelitian 36

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 31


4.1 Analisa Penelitian 31
4.2 Peta Kendali P 32
4.3 Diagram Pareto 60
4.4 Implementasi Sistem 61

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 70


5.1 Kesimpulan 70
5.2 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
4.1 Hasil produksi minuman cap badak tahun 2017-2018 31
Proporsi kerusakan, batas kendali atas dan batas kendali
4.2 52
bawah ukuran sampel variabel
Proporsi kerusakan, batas kendali atas dan batas kendali
4.3 57
bawah ukuran sampel rata-rata
4.4 Jenis kerusakan pada proses bottling 60

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul Gambar Halaman
Gambar
2.1 Alat pengendali kualitas 19
4.1 Grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel 54
4.2 Grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata 59
4.3 Grafik pareto kerusakan proses bottling 60
4.4 Icon microsoft excel 2010 pada dekstop 62
4.5 Lembar kerja baru microsoft excel 2010 62
4.6 Pengisian data pada microsoft excel 2010 63
Jumlah produksi dan kerusakan pada microsoft excel
4.7 64
2010
Pembuatan grafik pengendali dengan ukuran sampel
4.8 65
variabel pada microsoft excel 2010
Grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel
4.9 66
pada microsoft excel 2010
Pembuatan grafik pengendali dengan ukuran sampel
4.10 67
rata-rata pada microsoft excel 2010
Grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata
4.11 67
pada microsoft excel 2010
4.12 P
Jenis kerusakan pada microsoft excel 2010 68
Pembuatan grafik pareto kerusakan proses bottling
4.13 69
pada microsoft excel 2010
Grafik pareto kerusakan proses bottling pada
4.14 69
microsoft excel 2010

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Judul Lampiran Halaman
Lampiran
1. Permohonan surat pengantar riset pengumpulan data
2. Surat izin pengambilan data
3. Surat persetujuan permohonan surat riset
4. Hasil produksi badak periode tahun 2017
5. Hasil produksi badak periode tahun 2018
6. Laporan kerusakan produk periode tahun 2017
7. Laporan kerusakan produk periode tahun 2018
8. Keputusan dekan tentang dosen pembimbing tugas akhir
9. Lampiran SK pembimbing tugas akhir
10. Kontrol bimbingan
11. Hasil uji implementasi tugas akhir
12. Hasil Yudisium

Universitas Sumatera Utara


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat


perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa
memperhatikan kualitas produknya, sama saja dengan menghilangkan harapan masa
depan perusahaan tersebut. Produk yang dihasilkan harus selalu diperiksà agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada produk tersebut dapat dikurangi dan dihilangkan. Oleh karena itu setiap
perusahaan, dalam hal ini PT. Jasa Harapan Barat Medan harus menerapkan sistem
pengendalian kualitas yang baik dan tepat terhadap produk-produk yang
dihasilkannya. Usaha pengendalian kualitas ini merupakan usaha penjagaan dan
dilaksanakan sebelum kesalahan kualitas produk tersebut terjadi. Dengan adanya
pengendalian kualitas yang baik dan tepat, maka produk-produk yang dihasilkan
dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan, serta kepercayaan
dan kepuasan konsumen dapat dipertahankan.
Tujuan pokok pengendalian statistik adalah menyidiki dengan cepat sebab-
sebab terduga atau pergeseran proses sehingga dapat segera dilakukan tindakan
perbaikan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi lagi. Pengawasan
terhadap barang-barang yang akan dipasarkan harus dilakukan secermat mungkin
karena diharapkan setelah produksi berada dipasaran akan memberikan kepuasan
kepada konsumen.
Perbaikan terhadap kualitas produk minuman segera dilakukan agar
presentase kerusakan yang terjadi tidak semakin besar. Langkah awal yang bisa
ditempuh adalah dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada
produk yang dihasilkan. Perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan yang
berhubungan dengan masalah pengendalian kualitas. Kualitas produk yang baik
adalah faktor yang harus dipenuhi bila perusahaan tak ingin kalah dalam persaingan.
PT. Jasa Harapan Barat adalah perusahaan yang memproduksi minuman
ringan bermerek “Cap Badak” . Untuk memproduksi minuman cap badak ada
beberapa langkah atau proses yang harus dikerjakan, tentunya di dalam setiap

Universitas Sumatera Utara


2

langkah atau proses tidak menutup kemungkinan terjadi ketidaksesuaian produk yang
dapat menurunkan kualitas dari produksi minuman cap badak tersebut. Oleh karena
itu, maka dalam penelitian ini peneliti menerapkan Statistical Quality Control (SQC)
dalam pengendalian proses produksi teh minuman cap badak di Medan, Sumatera
Utara dengan menggunakan Chart Control P (Grafik Pengendali P) untuk
menyelidiki apakah proses produksi minuman cap badak pada perusahaan PT. Jasa
Harapan Barat dalam keadaan terkendali secara statistik.
Dalam rangka menerapkan konsep pengendalian kualitas statistik, maka
dilakukan penelitian di perusahaan minuman “PT. Jasa Harapan Barat” terutama untuk
produk minuman cap badak. Dalam pencapaian hasil yang maksimal produk minuman
cap badak melewati beberapa tahap proses produksi dengan masing-masing standar
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan, diantaranya pada pengolahan air harus dilakukan
secara baik dan teratur, proses pemasakan (kitchen) meliputi penggunaan gula dengan
kualitas tinggi, pencampuran bahan yang sesuai, dan suhu dalam memasak, dan pada
proses pembotolan yang meliputi kualitas botol yang baik dan bersih, dan pengisian
minuman sesuai standar yang ditetapkan.
Pada waktu proses produksi terutama pada proses bottling (pembotolan) masih
terdapat banyak kerusakan atau ketidaksesuaian yang akan mengakibatkan produk
tersebut tidak dapat dikirim kebagian pemasaran dan ini akan mengakibatkan kerugian
pada perusahaaan tersebut. Dengan menggunakan konsep pengendalian kualitas statistik,
diharapkan permasalahan yang dialami oleh PT. Jasa Harapan Barat pada proses bottling
(pembotolan) dapat teratasi dan mampu memasarkan produk secara baik.
Atas dasar pemikiran tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN CAP
BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1. Apakah proses bottling minuman cap badak pada PT. Jasa Harapan Barat
Medan terkendali ?
2. Apakah permasalahan pada proses bottling yang paling banyak ?

Universitas Sumatera Utara


3

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Membuat grafik pengendali P untuk mengetahui apakah proses bottling
minuman cap badak PT. Jasa harapan Barat Medan dalam keadaan terkendali.
2. Mengidentifikasikan permasalahan pada proses bottling yang paling banyak
dengan diagram pareto..

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan utama penulis melakukan


penelitian pada PT. Jasa Harapan Barat Medan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyelidiki apakah proses bottling minuman cap badak PT. Jasa
harapan Barat Medan dalam keadaan terkendali.
2. Untuk mengidentifikasi permasalahan pada proses bottling yang paling
banyak.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui proses bottling pada
produksi minuman cap badak dalam keadaaan terkendali dan mengetahui
permasalahan pada proses bottling yang paling banyak. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberi informasi tentang kualitas minuman cap badak.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah


sebagai berikut :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Metode penelitian kepustakaan (Study Literature) yaitu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari
perpustakaan dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan
yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


4

Untuk keprluan penelitian ini penulis mengggunakan data sekunder yang


diperoleh dari PT jasa Harapan Barat Medan yang terletak di Tanjung
Morawa KM 7.5 Medan. Data tersebut adalah data jumlah kerusakan
produk pada proses bottling di PT Jasa harapan Barat Medan tahun 2017
sampai pada tahun 2018. Data tersbut diatur, disusun, dan disajikan dalam
bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data


Data penelitian ini di analisa dengan metode pengendalian kualitas
statistik (Statistical Quality Control). Digunakan grafik pengendali P,
disini diuraikan bagaimana kontrol dibuat untuk barang yang digolongkan
kedalam salah satu sari dua kategori ialah rusak dan baik.
Data dianalisis menggunakan metode pengendalian kualitas statistik
(Statistical Quality Control). Langkah-langkah yang digunakan dalam
pengolahan data adalah sebagai berikut:
1) Menentukan objek penelitian
Penentukan objek penelitian merupakan hal yang penting untuk
dilakukan, sesuai dengan metode yang sudah dibentuk dalam
penyusuna Tugas Akhir.
2) Menentukan persentasi proporsi kerusakan produk pada proses
bottling setiap bulan.
3) Menggambarkan grafik pengendali bagian tak sesuai dengan ukuran
sampel variabel.
4) Menggambarkan grafik pengendali bagian tak sesuai dengan ukuran
sampel rata-rata.
5) Mengidentifikasikan permasalahan pada proses bottling yang paling
banyak.
6) Menarik Kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas

2.1.1 Definisi Kualitas.

Kualitas merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pemilihan


produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas produk
yang diberikan sesuai dengan kebutuahannya. Berikut ini beberapa penjabaran
mengenai pengertian kualitas :

Definisi kualitas menurut para ahli (Munjiati M., 2015) :

a. Deming (1992) mendefinisikan kualitas sebagai perbaikan terusmenerus.


Ia mendasarkan pada peralatan statistik, dengan proses bottom-up.
Deming (1992) tidak memasukkan biaya ketidakpuasan pelanggan,
karena menurutnya biaya ini tidak dapat diukur. Strategi Deming adalah
dengan melihat proses untuk mengurangi variasi dimana perbaikan
kualitas akan mengurangi biaya. Ia memiliki kepercayaan yang tinggi
pada pemberdayaan pekerja untuk memecahkan masalah, memberikan
kepada manajemen peralatan yang tepat.

b. Menurut Juran dalam Schonberger dan Knod (1997), kualitas adalah


fitness for use / kesesuaian penggunaan. Beberapa alat yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah adalah statistical process control
(SPC). Ia berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Juran
memperkenalkan quality trilogy yang terdiri dari :
1. Quality planning / perencanaan kualitas. Perencanaan kualitas
merupakan proses untuk merencanakan kualitas sesuai dengan
tujuan. Dalam proses ini pelanggan diidentifikasikan dan produk
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara


6

2. Quality control / kontrol kualitas. Kontrol kualitas merupakan proses


mencapai tujuan selama operasi. Kontrol kualitas meliputi lima
tahap:
i Menentukan apa yang seharusnya dikontrol.
ii Menentukan unit-unit pengukuran.
iii Menetapkan standar kinerja.
iv Mengukur kinerja.
v Evaluasi dengan membandingkan antara kinerja sebenarnya
dengan standar kinerja.
c. Quality improvement / perbaikan kualitas, untuk mencapai tingkat
kinerja yang lebih tinggi.

c. Menurut Taguchi (1987) kualitas adalah loss to society, yang maksudnya


adalah apabila terjadi penyimpangan dari target, hal ini merupakan
fungsi berkurangnya kualitas. Pada sisi lain, berkurangnya kualitas
tersebut akan menimbulkan biaya. Strategi Taguchi (1987) memfokuskan
pada peningkatan efisiensi untuk perbaikan dan pertimbangan biaya,
khususnya pada industri jasa.

d. Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan


persyaratan. Ia melakukan pendekatan pada transformasi budaya
kualitas. Setiap orang yang ada dalam organisasi dilibatkan dalam proses
dengan menekankan pada kesesuaian dengan persyaratan individual.
Proses ini berlangsung secara top down. Konsep zero defect atau tingkat
kesalahan nol merupakan tujuan dari kualitas. Konsep ini mengarahkan
pada tingkat kesalahan produk sekecil mungkin, bahkan sampai tidak
terdapat kesalahan.

2.1.2 Dimensi Kualitas Produk

Beberapa ahli maupun akademisi telah melakukan penelitian tentang berbagai


dimensi kualitas produk maupun jasa yang diinginkan oleh konsumen yang tentunya
perlu diketahui oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

Universitas Sumatera Utara


7

Secara umum, Ruseel dan Taylor mengidentifikasi delapan dimensi kualitas


yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai
berikut (Munjiati M., 2015) :

a. Performance merupakan karakteristik dasar suatu produk, misalkan


kinerja gas pada mobil.
b. Feature merupakan kelengkapan atau tambahan item pada keutamaan
dasar suatu produk, misalkan adanya stereo CD pada interior suatu
mobil.
c. Reliability adalah suatu keandalan suatu produk sesuai dengan yang
diharapkan, misalkan dalam beberapa kali pembelian produk yang sama,
kualitasnya sama bagusnya, misalkan makanan di restoran cepat saji,
makanan yang sama rasanya akan sama pada waktu pembelian yang
berbeda-beda.
d. Conformance merupakan kesesuaian dengan standar, misalkan helem
yang berkualitas sesuai dengan standar yaitu tidak mudah pecah saat
terjatuh.
e. Durability merupakan keawetan suatu produk, berkaitan dengan jangka
waktu pemakaian, misalnya tas yang berkualitas adalah tas yang awet
dipakai dalam beberapa tahun tidak rusak.
f. Serviceability adalah kemampuan suatu produk untuk diperbaiki,
misalkan jika ada suku cadang kendaraan bermotor yang rusak, dapat
diperbaiki ataupun diganti dengan suku cadang yang baru dengan mudah,
sehingga kendaraan bermotor tersebut segera dapat digunakan kembali.
g. Aesthetic disini bagaimana bau, rasa, suara, maupun penampilan suatu
produk, misalkan rasa gurih pada produk donat, ataupun harumnya
parfum.

2.2 Pengendalian Kualitas

2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Sofyan Assauri (dalam Hayu Kartika, 2013) pengendalian dan


pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi

Universitas Sumatera Utara


8

dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila
terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Bakhtiar dkk (2013) pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai


“kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja
sebenarnya”.

2.2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang terpadu dalam perusahaan


untuk menjaga dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat
berjalan baik dan sesuai standar yang ditetapkan. Menurut Heizer & Render (2013)
ada beberapa tujuan pengendalian kualitas, yaitu :

a. Peningkatan kepuasan pelanggan.


b. Penggunaan biaya yang serendah-rendahnya.
c. Selesai tepat pada waktunya.

Tujuan pokok pengendalian kualitas adalah, untuk mengetahui sampai sejauh


mana proses dan hasi produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan standar yang
ditetapkan perusahaan. Adapun tujuan pengendalian kualitas secara umum menurut
Heizer & Render (2013), sebagai berikut :

a. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu atau


kualitas yang telah ditetapkan.
b. Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi
dapat berjalan secara efisien.
c. Prinsip pengendalian kualitas merupakan upaya untuk mencapai dan
meningkatkan proses dilakukan secara terus-menerus untuk dianalisis
agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengendalikan
dan meningkatkan proses, sehingga proses tersebut memiliki kemampuan
(kapabilitas) untuk memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan oleh
pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


9

2.2.3 Faktor-faktor Pengendalian kualitas

Menurut Zulian (2013) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah :

1. Kemampuan proses.

Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan


proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam
batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang
ada.

2. Spesifikasi yang berlaku.

Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila
ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima.

Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi


produk yang berada dibawah standar seminimal mungkin. Tingkat
pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang
berada di bawah standar yang dapat diterima.

4. Biaya kualitas.

Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam


menghasilkan produk dimana biaya kulitas mempunyai hubungan yang
positif dengan tercapainya produk yang berkualitas. Biaya kualitas
meliputi :

a. Biaya pencegahan (prevention cost).

Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya


kerusakan produk yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara


10

b. Biaya deteksi/ penilaian (detection/appraisal cost).

Adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa
yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas
sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang
proses produksi.

i. Biaya kegagalan internal (inrernal failure cost).

Merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian


dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang dan jasa tersebut
dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen).

ii. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost).

Merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk
tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen.

2.2.4 Jenis-Jenis Pengendalian Kualitas

Ada beberapa jenis pengendalian kualitas, diantaranya :

1. Inspeksi
2. Pengendalian Kualitas Secara Statistik (Statistical Quality Control)

2.3 Pengendalian Kualitas Secara Statistik (Statistical Quality Control)

2.3.1 Defenisi Pengendalian Kualitas Secara Statistik (Statistical Quality


Control)

Ada beberapa pengertian SQC menurut para ahli, diantaranya :

Menurut Sofjan Assauri (2004:219) mengemukakan bahwa pengertian dari


Statistical Quality Control (SQC) sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


11

“Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk
menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang
minimum dan menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.”

Sedangkan menurut Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert


Jacobs. (2001:291), Statistical Quality Control diartikan sebagai berikut :

”Statistical Quality Control is a number of different techniques designed to evaluate


quality from a conformance view.” Artinya: Pengendalian kualitas secara statistika
adalah satu teknik berbeda yang didesain untuk mengevaluasi kualitas ditinjau dari
sisi kesesuaian dengan spesifikasinya.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas


secara statistik merupakan suatu sistem untuk menjaga standar dari kualitas hasil
produksi pada tingkat biaya minimum yang didesain untuk mengevaluasi kualitas
ditinjau dari kesesuaian dengan spesifikasinya.

2.3.2 Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Dalam pengendalian kualitas terdapat beberapa alat bantu pengendalian yang


dapat digunakan. Menurut Jay Heizer & Barry Render (2006:263-268) tujuh alat
pengendalian kualitas tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan


penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang
yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang
dihasilkannya.

Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses


pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan
berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk
melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatat

Universitas Sumatera Utara


12

frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya.


Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisis masalah kualitas.

Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai alat untuk:

a. Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana


suatu masalah terjadi.
b. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.
c. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan.
d. Memisahkan antara opini dan fakta.

2. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Scatter diagram atau disebut juga dengan grafik korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variable
tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan
kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data
yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau
tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat
berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.

3. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan
mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada
faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang
ikan pada diagram fishbone tersebut.

Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
uraian grafis dari unsure unsur proses untuk menganalisa sumber-sumber potensial
dari penyimpangan proses.

Universitas Sumatera Utara


13

Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam :

a. Material / bahan baku


b. Machine / mesin
c. Man / tenaga kerja
d. Method / metode
e. Environment / lingkungan

Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:

1) Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah


2) Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaiki
peningkatan kualitas.
3) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
4) Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut.
5) Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk
dengan keluhan konsumen.
6) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan
dilaksanakan.
7) Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan tenaga kerja.
8) Merencanakan tindakan perbaikan.

Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah sebagai


berikut :

1. Mengidentifikasi masalah utama


2. Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram.
3. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram
utama.
4. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab
mayor.
5. Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan
penyebab sesungguhnya.

Universitas Sumatera Utara


14

4. Histogram

Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam
proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur
berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal dengandistribusi
frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-
bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk
seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-
ratanya.

Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa


banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya
berada pada batas atas atau bawah.

5. Pareto

Diagram pareto merupakan salah satu tujuh alat gugus yang sering digunakan
dalam hal pengendalian mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang
yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.
Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang
paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi
(paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).

Langkah-langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab


kejadian.
2. Menentukan periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per
Bulanan, Mingguan atau per harian)
3. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
4. Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari
tertinggi sampai terendah).
5. Menghitung frekuensi kumulatif dan persentase kumulatif
6. Gambarkan frekuensi kumulatif dalam bentuk grafik batang

Universitas Sumatera Utara


15

7. Gambarkan persentase kumulatif dalam bentuk grafik garis


8. Intepretasikan Pareto Chart tersebut
9. Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
10. Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan
improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.

6. Stratifikasi

Sratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah Pembagian dan Pengelompokan


Data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik yang sama.
Tujuan dari Stratification (Stratifikasi) adalah untuk mengidentifikasikan faktor-
faktor penyebab pada suatu permasalahan. Untuk dapat mengidentifikasikan
kategori-kategori mana yang paling berpengaruh pada permasalahan yang sedang
dibahas, kita perlu menggunakan alat analisis mutu lainnya seperti scatter
diagram ataupun pareto diagram.

Beberapa contoh Stratification dalam produksi diantaranya seperti penggolongan :

a. Jenis kerusakan
b. Penyebab Kerusakan
c. Produk
d. Model
e. Mesin
f. Material (bahan)

7. Grafik Pengendali

Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untukdan
mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas
secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan
perbaikan kualitas. Grafik pengendali menunjukkan adanya perubahan data dari
waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun
penyimpanan itu akan terlihat pada grafik pengendali.

Universitas Sumatera Utara


16

Manfaat dari grafik pengendali adalah untuk:

1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di


dalambatas-batas pengendali kualitas atau tidak terpengendali.
2. Memantau proses produksi secara terus menerus agar tetap stabil.
3. Menentukan kemampuan proses (capability process).
4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan
proses produksi.
5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk
sebelumdipasarkan.

Grafik pengendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya


penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas pengendali:

a. Upper Control Limit/batas pengendali atas (UCL)


Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.
b. Central Line/garis pusat atau tengah (CL), merupakan garis yang
melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel.
c. Lower Control Limit/batas pengendali bawah (LCL), merupakan garis batas
bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.

a. Proses Terkendali

Suatu proses dapat dikatakan terkendali (process control) apabila polapola


alami dari nilai-nilai variasi yang diplot pada grafik pengendali memiliki pola:
Terdapat 2 atau 3 titik yang dekat dengan garis pusat. Sedikit titik-titik yang dekat
dengan batas pengendali. Titik-titik terletak bolak-balik di antara garis pusat. Jumlah
titik-titik pada kedua sisi dari garis pusat seimbang.Tidak ada yang melewati batas-
batas pengendali.

b. Proses Tidak Terkendali

Beberapa titik pada grafik pengendali yang membentuk grafik, memiliki


berbagai macam bentuk yang dapat memberitahukan kapan proses dalam keadaan
tidak terpengendali dan perlu dilakukan perbaikan. Perlu diperhatikan, bahwa adanya

Universitas Sumatera Utara


17

kemungkinan titik-titik tersebut dapat menjadi penyebab


terjadinyapenyimpanganpada proses berikutnya.

i. Deret.

Apabila terdapat 7 titik berturut-turut pada grafik pengendali yang selalu


berada diatas atau di bawah garis tengah secara berurutan.

ii. Kecenderungan.
Bila dari 7 titik berturut-turut cenderung menuju ke atas atau ke bawah
garis tengah atau membentuk sekumpulan titik yang membentuk garis
yang naik atau turun.

iii. Perulangan.
Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukkan pola yang hampir
sama dalam selang waktu yang sama.

iv. Terjepit dalam batas pengendali.


Apabila dari sekelompok titik terdapat beberapa titik pada grafik
pengendali cenderung selalu jatuh dekat garis tengah atau batas
pengendali atas maupun bawah (CL/Central Line, UCL/Upper Control
Limit, LCL/Lower Control Limit).

v. Pelompatan.
Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas pengendali tertentu secara
tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat batas pengendali yang lain

Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah
dengan membagi grafik pengendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis
khayalan. Tiga bagian di antara garis tengah dan batas pengendali atas sedangkan
tiga bagian lagi di antara garis tengah dengan batas pengendali bawah.

Universitas Sumatera Utara


18

Pola normal dari variasi tersebut akan terjadi apabila:

1. Kira-kira 34% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan
yang
pertama, yang dihitung mulai dari garis tengah sampai dengan batas garis
khayalan kedua.
2. Kira-kira 13,5% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan
kedua.
3. Kira-kira 2,5% dari titik-titik jatuh di antara kedua garis khayalan ketiga.
Untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi, maka
digunakan grafik pengendali yang secara garis besar di bagi menjadi 2
(dua) jenis:

a. Grafik Kontrol Variabel

Grafik pengendali variabel digunakan untuk mengendalikan kualitas


produk selama proses produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur.
Seperti: berat,ketebalan, panjang volume, diameter. Grafik pengendali
variabel biasanya digunakan untuk pengendalian proses yang didominasi
oleh mesin.

Grafik pengendali variabel dibagi menjadi 2 (dua):

i. Grafik pengendali rata-rata (x chart)


Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup
yang diperiksa.
ii. Grafik pengendali rentang (R chart)
Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara
nilai pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di
dalam subgrup yang diperiksa.

b. Grafik Kontrol Atribut

Grafik pengendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas


produk selama proses produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat

Universitas Sumatera Utara


19

dihitung sehingga kualitas produk dapat dibedakan dalam karakteristik


baik atau buruk,berhasil ataugagal.

Grafik pengendali atribut dibagi menjadi 4 (empat):

a) Grafik pengendali kerusakan (p chart)


Digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak yang
ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap
total barang yang diperiksa.
b) Grafik pengendali kerusakan per unit (np chart)
Digunakan untuk menganalisis banyaknya butir yang ditolak per unit.
c) Grafik pengendali ketidaksesuaian (c chart)
Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah
produk yang mengalami ketidaksesuaian dengan cara spesifikasi.
d) Grafik pengendali ketidaksesuaian per unit (u chart)
Digunakan untuk menganalisa dengan cara menghitung jumlah
produk yang mengalami ketidaksesuaian per unit.

Gambar 2.1 : Alat Pengendali Kualitas

Universitas Sumatera Utara


20

2.4 Grafik Pengendali P

Pengendali proporsi kesalahan digunakan untuk mengetahui apakah cacat


produk yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. Perbandingan antara
banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklarifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan banyaknya
produk cacat. Peta pengendali p digunakan apabila kita memakai ukuran cacat
berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang
diambil untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama maka kita dapat
mengggunakan peta kendali p. Namun bila sampel bervariasi untuk jumlahnya atau
memang perusahaan tersebut akan melakukan 100% inspeksi maka kitaharus
menggunakan peta pengendali p (p-chart).

Bila sampel yang diambil untuk setiap kali observasi jumlahnya selalu sama
atau konstan maka langkah pembuatan peta kendali p adalah :

1. Tentukan ukuran contoh yang cukup besar (n>30)


2. Kumpulkan banyaknya subgrup (m) sedikitnya 20-25 grup.
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai unit yang cacat.

2.4.1 Grafik Pengendali Sampel variabel

Bagian tak sesuai atau p jarang diketahui dengan pasti, maka p dapat ditaksir
atau diduga melalui observasi atau pengamatan. Prosedur yang biasa diterapkan
adalah memilih m sampel dengan masing-masing sampel berukuran n. Maka jika
menyatakan yang tidak sesuai spesifikasi (rusak) dalam sampel ke-i (i =1,2,...,m),
maka untuk menghitung proporsi yang rusak dalam sampel ke-i adalah sebagai
berikut:

̂ .......... 2.1)

Keterangan:

̂ : proporsi kerusakan

Universitas Sumatera Utara


21

: kerusakan dalam subgroup (bulan ke-i)

: sampel dalam subgroup (bulan ke-i)

Dan rata-rata sebagai garis pusat bagian tak sesuai setiap sampel pengamatan,
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :


̅ ∑
.......... 2.2)

Keterangan :

̅ : rata-rata yang rusak

∑ : jumlah kerusakan

∑ : jumlah sampel

Grafik pengendali sampel variabel adalah grafik yang dbuat dengan


menentukan batas pengendali untuk tiap-tiap sample yang didasarkan atas ukuran
sampel tertentu. Yakni, sample ke i berukuran ni, maka batas atas dan batas
bawahnya ditentukan dengan penghitungan sebagai berikut :

a. Batas Kendali Atas (BKA)

̅ ̅
̅ √ .......... 2.3)

Keterangan :

: batas kontrol bawah pada subgroup(bulan ke-i)

̅ : rata-rata kerusakan

: sampel dalam subgroup (bulan ke-i)

b. Batas Kontrol Bawah (BKB)

Universitas Sumatera Utara


22

̅ ̅
̅ √ .......... 2.4)

Keterangan :

: batas kontrol bawah pada subgroup(bulan ke-i)

̅ : rata-rata kerusakan

: sampel dalam subgroup (bulan ke-i)

2.4.2 Grafik Pengendali Sampel Rata-Rata

Grafik pengendali sampel rata-rata adalah grafik yang berdasarkan


pengendali pada ukuran sampel rata-rata, yang menghasilkan himpunan batas
pengendalian pendekatan. Ini menganggap bahwa ukuran sampel yang akan datang
tidak akan besar bedanya dari yang diamati sebelumnya. Jika, pendekatan ini
digunakan, batas pengendali akan konstan, dan grafik pengendali hasilnya tidak akan
kelihatan menakutkan bagi personil operasi sebagaimana grafik pengendali dengan
batas yang berbeda-beda. Tetapi jika ada variasi yang besar luar biasa dalam ukuran
suatu sampel tertentu atau jika suatu titik terletak dengan batas pengendali
pendekatan, maka batas pengendali yang tepat bagi titik itu harus ditentukan dan titik
tersebut diperiksa relatif terhadap nilai itu. Maka pengendali sampel rata-rata dapat
ditentukan sebagai berikut:

4. Menghitung sampel rata-rata


̅ .......... 2.5)

Keterangan:

̅ : sampel rata-rata

∑ : jumlah sampel

: sampel yang diperiksa

Universitas Sumatera Utara


23

5. Menentukan Batas Kendali Atas (BKA)

̅ ̅
̅ √ .......... 2.6)
̅

Keterangan:

̅ : rata-rata kerusakan

̅ : rata- rata sampel

6. Menentukan Batas Kendali Bawah (BKB)

̅ ̅
̅ √ .......... 2.7)
̅

Keterangan:

̅ : rata-rata yang rusak

̅ : rata-rata sampel

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data untuk tugas akhir ini dilakukan di PT Jasa
Harapan Barat Medan yang berlokasi di Tanjung Morawa Km 7.5. Waktu penelitian
ini dilakukan pada Maret 2018.

3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

PT Jasa Harapan Barat Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pemasaran minuman ringan yang berlokasi di Medan Sumatera Utara
tepatnya di Jl. Medan Tanjung Morawa Km 7,5 Medan. Perusahaan ini merupakan
anak perusahaan sari PT Jasa Harapan Barat Medan dimana pada mulanya
perusahaan ini didirikan di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1916 oleh
seseorang yang berkebangsaan Swiss. Sejak saat itu, untuk pertama kalinya
perusahaan ini bernama ice Siantar, NV.
Untuk mempermudag pendistibusian minuman ringan yang diproduksi oleh
induk perusahaan yaitu PT Jasa Harapan Barat Medan, maka pada tanggal 18
November 1985 dibentuklah PT Jasa Harapan Barat Medan yang bertujuan untuk
memasarkan minuman ringan didaerah Sumatera Utara. Akta pendirian perusahaan
ini disahkan dengan Mentri Kehakiman Republik Indonesia tertanggal 8 September
1986 No. C2/6174/HT/01/01. Sedangkan akte notaris perusahaan dibuat pada tanggal
10 Agustus 1985 dihadapan notaris Hj. Siti Asni Pohan, SH di Medan dengan akte
No.5 pada saat didirikan unit perusahaan ini sehingga sebagai tombak pemasaran
antara lain :
1. PT JHB Unit Medan
2. PT JHB Unit Berastagi
3. PT JHB Unit Siantar
4. PT JHB Unit Tanjung Balai
5. PT JHB Padang Sidempuan

Universitas Sumatera Utara


25

Masing-masing unit berfungsi untuk memproduksi dan menjual minuman


ringan di daerah masing-masing, akan tetapi guna memasarkan produknya agar lebih
baik dan untuk meningkatkan omset penjualan kepada masing-masing agen.

Kemudian pada tahun 1997, seorang pengusaha nasional Indonesia membeli


saham perusahaan ini dan namanya dirubah menjadi PT Jasa Harapan Barat Medan.
Adapun perusahan ini bergerak di bidang produksi es batangan, produksi minuman
ringan, sebagai pembangkit tenaga listrik yang khusus melayani beberapa daerah di
Sumatera Utara pada masa itu dan sampai sekarang.

Adapun jenis minuman ringan yang dihasilkan PT Jasa Harapan Barat Medan
meliputi : Sarsaparilla Cap Badak, Soda Water, dan Spalin.

3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan PT. Jasa Harapan Barat Medan berbentuk
lini, dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada
satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Struktur organisasi bagi
suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya kinerja perusahaan. Distribusi tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain
dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi.

3.2.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada
struktur organisasi PT. Jasa Harapan Barat Medan sebagai berikut.
1. Manajer

Manajer mewakili kepentingan para pemilik perusahaan. Manajer bertindak


atas nama para pemilik dan manajer memperoleh kekuasaan formal dari pemilik
tersebut. Manajer mempunyai tugas menjaga hubungan baik antar karyawan yang
ada di perusahaan, mengatur dan menjaga jalannya organisasi perusahaan, memiliki
dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya dan masih banyak lagi.

Universitas Sumatera Utara


26

Manajer mengkoordinir seluruh kegiatan yang berkenaan dengan


pendayagunaan sumberdaya yang terdapat di perusahaan. Manajer juga memberikan
pengarahan kepada para karyawan agar dapat bekerja sama dengan baik, efektif,
terampil untuk mendapatkan tujuan perusahaan. Selama PT. Jasa Harapan Barat
Medan berdiri sudah banyak manajer yang memimpin perusahaan tersebut.

2. Kepala Bagian Produksi

Kepala produksi mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan produksi agar


berlangsung secara efektif dan efesien dalam memenuhi target produksi dari
perusahaan.

Dalam merealisasikan tugas tersebut, kepala bagian produksi PT. Jasa


Harapan Barat Meda dibantu oleh beberapa divisi yaitu:

a. Produksi es batangan
1) Sub bagian mandor produksi

Bertugas mengarahkan dan mengawasi karyawan dalam menjalankan


tugas masing-masing dalam proses produksi es batangan.

2) Bagian Derek

Bagian yang bertugas untuk mengangkat cetakan es dari tempat atau bak
pembeku es dan bagian yang bertugas untuk meletakkan cetakan bak
pembeku es.

3) Bagian Mandor

Bagian yang bertugas mengeluarkan atau membakar es dari cetakan/wadah


setelah bagian Derek mengeluarkan es dari bak pembeku.

b. Produksi minuman cap badak


1) Kabag Quality Control

Bertugas memeriksa, menilai serta mengawasi kualitas dari minuman yang


dibuat oleh bagian sirup room.

Universitas Sumatera Utara


27

2) Mandor produksi minuman

Bertugas untuk mengarahakn dan mengawasi karyawannya dalam


menjalankan tugasnya masing-masing dalam proses produksi minuman
cap badak.

3. Kepala Bagian Personalia

Kepala bagian personalia mempunyai tanggung jawab dalam mengelola


bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan di antara karyawan, dan
juga bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Kepala bagian personalia
membawahi tiga sub bagian yaitu:

a. Sub Bagian Personalia

Bertugas menerima dan mengadakan seleksi penempatan pegawai sesuai


dengan tingkat pendidikannya.

b. Sub Bagian Keamanan

Bertugas menjaga keamanan tenaga kerja, keselamatan harta, pegawai


perusahaan, dan perusahaan itu sendiri.

c. Sub Bagian Hubungan Masyarakat

Bertugas untuk mengurus hubungan masyarakat luar perusahaan,


menjelaskan perusahaan terhadap masyarakat yang disekitar perusahaan.

4. Kepala Bagian Administrasi Dan Keuangan

Kepala bagian administrasi dan keuangan mempunyai tugas dan tanggung


jawab sebagai berikut:

Untuk menjalankan tugas tersebut, kepala bagian administrasi dan keuangan


dibantu oleh beberapa sub yaitu:

Universitas Sumatera Utara


28

1) Sub Bagian Kredit

Bertugas dan bertanggung jawab atas kebijaksanaan pembelian kredit dan


tagihan kredit, di samping itu bertanggung jawab atas pencatatan out standing
kredit langganan (seberapa besar kredit yang diberikan langganan).

2) Sub Bagian Kasir

Mempunyai tugas menerima setoran serta mengeluarkan uang yang telah


disetujui oleh kepala administrasi dan keuangan, kasir juga wajib membuat
laporan harian mengenai uang masuk dan keluar.

3) Sub Bagian Administrasi dan Keuangan

Bertugas melakukan administrasi seperti administrasi pajak perusahaan dan


pencatatan kartu-kartu biayan dan lain sebagainya.

4) Bagian Gudang Bahan Baku

Bertugas menerima dan mengeluarkan bahan baku yang telah disetujui dan
sekaligus membuat laporan pengeluaran bahan baku.

5) Sub Bagian Barang Jadi

Bagian ini bertugas yaitu:

a) Menerima, mencatat dan menyimpan persediaan barang jadi masuk ke


gudang.
b) Memeriksa apakah terdapat kerusakan atas barang yang diterima
c) Mencatat dan mengeluarkan barang dari gudang sesuai dengan jumlah
yang disetujui
5. Kepala Bagian Pengadaan

Kepala bagian pengadaan bertugas menjamin tersedianya bahan-bahan yang


diperlukan perusahaan, baik bahan baku maupun bahan penolong dalam pelaksanaan
tugasnya. Kepala bagain pengadaan dibantu oleh dua sub bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara


29

a. Sub Bagian Pembelian Bahan

Bertugas menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi


dalam waktu, jumlah dan mutu yang tepat

b. Sub Bagian Penerimaan

Bertugas menerima bahan-bahan yang dibeli dan menyerahkannya pada bagian


gudang.

6. Kepala Bagian Penjualan

Tugas pokok dari kepala bagian ini adalah membuat laporan harian maupun
bulanan tentang hasil penjualan, mencari langganan, menguasai administrasi
penjualan, serta membina dan mendidik para salesman untuk dapat mengetahui
strategi dan system penjualan baru.

7. Kepala Bagian Teknik

Untuk menunjang kelancaran tugas bagian teknik, kepala bagian dibantu


oleh dua sub bagian yaitu:

a. Sub Bagian Bengkel

Bagian ini bertanggung jawab atas kelancaran jalannya mesin-mesin produksi


pembuat atau pengelolaan bahan baku menjadi bahan jadi, di samping itu juga
bertanggung jawab memperbaiki alat-alat transportasi apabila mengalami kerusakan.

b. Sub Bagian Transportasi

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab membawahi bahan baku, barang jadi
maupun mengeluarkan perusahaan serta menjamin kelancaran alat-alat transportasi
tersebut.

Universitas Sumatera Utara


30

3.3 Menentukan Topik Penelitian

Pada tahapan ini ditetapkan topik utama yang menjadifokus dalam melakukan
penelitian. Penentuan topik dilakukan berdasarkan latar belakang permasalahan yang
diangkat, tinjauan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diskusi
dengan dosen pembimbing, dan pihak terkait lainnya. Dalam tugas akhir ini topik
penelitiannya adalah Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minuman Cap Badak
Pada PT Jasa Harapan Barat Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Penelitian

Dalam pengolahan data tersebut diawali dengan pembuatan tabel data hasil
produksi dan kerusakan. Proses selanjutnya perhitungan peta kendali p dan diagram
pareto dengan mengaplikasikan metode Statistical Quality Control (SQC)
berdasarkan data-data yang telah didapat secara lengkap.

Tabel 4.1 : Hasil Produksi Minuman Cap Badak Tahun 2017-2018

No Bulan Hasil Produksi Kerusakan

1 JANUARI (2017) 30.810 281


2 FEBRUARI (2017) 24.284 325
3 MARET (2017) 20.799 305
4 APRIL (2017) 20.993 329
5 MEI (2017) 30.064 294
6 JUNI (2017) 24.393 323
7 JULI (2017) 31.203 309
8 AGUSTUS (2017) 34.026 313
9 SEPTEMBER (2017) 25.079 305
10 OKTOBER (2017) 29.128 312
11 NOVEMBER (2017) 26.603 335
12 DESEMBER (2017) 19.650 265
13 JANUARI (2018) 28.623 247
14 FEBRUARI (2018) 31.989 269
15 MARET (2018) 20.305 347
16 APRIL (2018) 30.985 264
17 MEI (2018) 29.744 314
18 JUNI (2018) 23.505 287
19 JULI (2018) 25.459 320
20 AGUSTUS (2018) 30.771 287
21 SEPTEMBER (2018) 23.300 311
22 OKTOBER (2018) 24.785 365
23 NOVEMBER (2018) 25.568 394
24 DESEMBER (2018) 21.303 321
Jumlah 633.369 7.422

Universitas Sumatera Utara


32

4.2 Peta Kendali P

Peta kendali P dibuat berdasarkan data-data yang terdapat pada tabel


jumlah cacat dan jumlah produksi. Pengolahan data yang dilakukan pada peta
kendali P yakni dengan menggunakan batas control yang di pakai sebagai batas
pengawasan perhitungan data kecacatan produk pada proses bottling.

4.2.1 Grafik Pengendali Ukuran Sampel Variabel

1. Proporsi Kerusakan Ukuran Sampel Variabel

Untuk menghitung proporsi yang rusak dalam sampel digunakan rumus (2.1) :

Bulan ke-1 : ̂

̂ = 0,0091

Bulan ke-2 : ̂

̂ = 0,0134

Bulan ke-3 : ̂

̂ = 0,0147

Bulan ke-4 : ̂

̂ = 0,0157

Universitas Sumatera Utara


33

Bulan ke-5 : ̂

̂ = 0,0098

Bulan ke-6 : ̂

̂ = 0,0132

Bulan ke-7 : ̂

̂ = 0,0099

Bulan ke-8 : ̂

̂ = 0,0092

Bulan ke-9 : ̂

̂ = 0,0122

Bulan ke-10 : ̂

̂ = 0,0107

Bulan ke-11 : ̂

̂ = 0,0126

Universitas Sumatera Utara


34

Bulan ke-12 : ̂

̂ = 0,0135

Bulan ke-13 : ̂

̂ = 0,0086

Bulan ke-14 : ̂

̂ 4

Bulan ke-15 : ̂

̂ 1

Bulan ke-16 : ̂

Bulan ke-17 : ̂

Bulan ke-18 : ̂

Universitas Sumatera Utara


35

Bulan ke-19 : ̂

Bulan ke-20 : ̂

Bulan ke-21 : ̂

Bulan ke-22 : ̂

Bulan ke-23 : ̂

̂ 0,0154

Bulan ke-24 : ̂

2. Garis Pusat Ukuran Sampel Variabel

Untuk mencari nilai garis pusat ( ̅) digunakan rumus (2.2) :


̅

Universitas Sumatera Utara


36

3. Batas Kendali Atas Ukuran Sampel Variabel

Berdasarkan nilai garis pusat yang telah diperoleh sebesar . Untuk


mencari nilai batas kendali atas pada tiap bulan digunakan rumus (2.3):

̅ ̅
̅ √

̅ ̅
Bulan ke-1 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-2 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


37

̅ ̅
Bulan ke-3 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-4 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-5 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


38

̅ ̅
Bulan ke-6 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-7 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-8 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


39

̅ ̅
Bulan ke-9 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-10 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


40

̅ ̅
Bulan ke-11 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-12 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-13 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


41

̅ ̅
Bulan ke-14 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-15 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-16 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-17 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


42

̅ ̅
Bulan ke-18 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-19 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-20 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


43

̅ ̅
Bulan ke-21 : ̅ √

213

̅ ̅
Bulan ke-22 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-23 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-24 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


44

4. Batas Kendali Bawah Ukuran Sampel Variabel

Berdasarkan nilai garis pusat yang telah diperoleh sebesar . Untuk


mencari nilai batas kendali atas pada tiap bulan digunakan rumus (2.4):

̅ ̅
̅ √

̅ ̅
Bulan ke-1 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-2 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


45

̅ ̅
Bulan ke-3 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-4 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-5 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


46

̅ ̅
Bulan ke-6 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-7 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-8 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


47

̅ ̅
Bulan ke-9 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-10 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-11 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


48

̅ ̅
Bulan ke-12 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-13 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


49

̅ ̅
Bulan ke-14 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-15 : ̅ √

95
̅ ̅
Bulan ke-16 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-17 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


50

̅ ̅
Bulan ke-18 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-19 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-20 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-21 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


51

213

̅ ̅
Bulan ke-22 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-23 : ̅ √

̅ ̅
Bulan ke-24 : ̅ √

Universitas Sumatera Utara


52

Dari penghitungan proporsi kerusakan produk,batas kendali atas dan batas


kendali bawah tiap bulan diperoleh batas kendali yang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan hasil produksi dan kerusakan tiap bulannya berbeda dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.2 : Proporsi kerusakan, Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah
Ukuran Sampel Variabel
Proporsi
kerusakan
Hasil (̂ )
Kerusakan
No Bulan Produksi GP
( )
( )
Desimal Persen

JANUARI
1 30.810 281 0,0091 0,91% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)

FEBRUARI
2 24.284 325 0,0134 1,34% 0,0137 0,0096 0,0117
(2017)

MARET
3 20.799 305 0,0147 1,47% 0,0139 0,0095 0,0117
(2017)

APRIL
4 20.993 329 0,0157 1,57% 0,0139 0,0095 0,0117
(2017)

MEI
5 30.064 294 0,0098 0,98% 0,0136 0,0098 0,0117
(2017)

JUNI
6 24.393 323 0,0132 1,32% 0,0137 0,0064 0,0117
(2017)

JULI
7 31.203 309 0,0099 0,99% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)

AGUSTUS
8 34.026 313 0,0092 0,92% 0,0123 0,0099 0,0117
(2017)

SEPTEMBER
9 25.079 305 0,0122 1,22% 0,0137 0,0137 0,0117
(2017)

OKTOBER
10 29.128 312 0,0107 1,07% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)

NOVEMBER
11 26.603 335 0,0126 1,26% 0,0137 0,0097 0,0117
(2017)

DESEMBER
12 19.650 265 0,0135 1,35% 0,014 0.0094 0,0117
(2017)

Universitas Sumatera Utara


53

Lanjutan Tabel 4.2 Proporsi kerusakan, Batas Kendali Atas dan Batas Kendali
Bawah Ukuran Sampel Variabel.
Proporsi
kerusakan
Hasil
Kerusakan (̂ )
No Bulan Produksi GP
( )
( )
Desimal Persen

JANUARI
13 28.623 247 0,0086 0,86% 0,0137 0,0098 0,0117
(2018)

14 FEBRUARI 31.989 269 0,0084 0,84% 0,0136 0,0099 0,0117


(2018)

MARET
15 20.305 347 0,0171 1,71% 0,0141 0,0095 0,0117
(2018)

16 APRIL (2018) 30.985 264 0,0085 0,85% 0,0136 0,0095 0,0117

17 MEI (2018) 29.744 314 0,0106 1,06% 0,0137 0,0099 0,0117

18 JUNI (2018) 23.505 287 0,0122 1,22% 0,0139 0,0097 0,0117

19 JULI (2018) 25.459 320 0,0126 1,26% 0,0138 0,0098 0,0117

AGUSTUS
20 30.771 287 0,0093 0,93% 0,0136 0,0099 0,0117
(2018)

SEPTEMBER
21 23.300 311 0,0133 1,33% 0,0139 0,0097 0,0117
(2018)

OKTOBER
22 24.785 365 0,0147 1,47% 0,0139 0,0097 0,0117
(2018)

NOVEMBER
23 25.568 394 0,0154 1,54% 0,0138 0,0098 0,0117
(2018)

DESEMBER
24 21.303 321 0,0151 1,51% 0,014 0,0096 0,0117
(2018)

Jumlah 633.369 7.422 0,2898 28%

Universitas Sumatera Utara


54

Dari tabel 4.2 dapat dilihat perbedaan dari batas kontrol atas dan kontrol
bawah pada tiap ukuran sample variabel. Untuk melihat bagaimana bentuk
perbedaannya lebih jelas dapat dilihat pada grafik pengendali berikut :

P Chart
0,0180

0,0160

0,0140
Proporsi Kerusakan p ̂

0,0120

0,0100

0,0080

0,0060

0,0040

0,0020

0,0000
APRIL (2017)

APRIL (2018)
JANUARI (2017)
FEBRUARI (2017)

NOVEMBER (2017)

JANUARI (2018)
FEBRUARI (2018)
MEI (2017)

AGUSTUS (2017)

DESEMBER (2017)

MEI (2018)

AGUSTUS (2018)

NOVEMBER (2018)
DESEMBER (2018)
MARET (2017)

JUNI (2017)
JULI (2017)

OKTOBER (2017)
SEPTEMBER (2017)

MARET (2018)

JUNI (2018)
JULI (2018)

OKTOBER (2018)
SEPTEMBER (2018)

Proporsi Kerusakan p ̂ BKA GP BKB

Gambar 4.1 : Grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel

Dari P-Chart dengan ukuran sampel variabel di atas dapat di lihat bahwa
proses bottling dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. hal ini dikarenakan
terdapat 12 titik yang melewati batas kendali adanya titik yang dari batas kendali.
Hal ini menunjukan adanya penyebab khusus variasi. titik-titik yang keluar. Ketidak
stabilan ini adalah karena pada bulan tersebut terjadi ke tidak stabilan proses bottling.

Universitas Sumatera Utara


55

4.2.2 Grafik Pengendali Ukuran Sampel Rata-Rata

1. Garis Pusat Ukuran Sampel Rata-Rata

Untuk mencari nilai garis pusat pada ukuran sampel rata-rata sama halnya
dengan mencari nilai garis pusat dengan ukuran sampel variabel. Untuk mencari nilai
garis pusat ( ̅ ) digunakan rumus (2.2) :


̅

2. Sampel Rata-Rata

Untuk memperoleh sampel rata-rata digunakan rumus (2.5) :


̅

3. Batas Kendali Atas

Untuk mencari nilai batas kendali atas pada ukuran sampel rata-rata
digunakan rumus (2.6) :

̅ ̅
̅ √
̅

Universitas Sumatera Utara


56

4. Batas Kendali Bawah

Untuk mencari nilai batas kendali atas pada ukuran sampel rata-rata
digunakan rumus (2.7) :

̅ ̅
̅ √
̅

Universitas Sumatera Utara


57

Tabel 4.3 : Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah Ukuran Sampel Rata-Rata

Proporsi kerusakan
(̂ )
Hasil
Kerusakan
No Bulan Produksi
( )
GP
( )
Desimal Persen

JANUARI
1 (2017)
30.810 281 0,0091 0,91% 0,137 0,0098 0,0117

FEBRUARI
2 (2017)
24.284 325 0,0134 1,34% 0,137 0,0098 0,0117

MARET
3 (2017)
20.799 305 0,0147 1,47% 0,137 0,0098 0,0117

4 APRIL (2017) 20.993 329 0,0157 1,57% 0,137 0,0098 0,0117

5 MEI (2017) 30.064 294 0,0098 0,98% 0,137 0,0098 0,0117

6 JUNI (2017) 24.393 323 0,0132 1,32% 0,137 0,0098 0,0117

7 JULI (2017) 31.203 309 0,0099 0,99% 0,137 0,0098 0,0117

AGUSTUS
8 (2017)
34.026 313 0,0092 0,92% 0,137 0,0098 0,0117

SEPTEMBER
9 (2017)
25.079 305 0,0122 1,22% 0,137 0,0098 0,0117

OKTOBER
10 (2017)
29.128 312 0,0107 1,07% 0,137 0,0098 0,0117

NOVEMBER
11 (2017)
26.603 335 0,0126 1,26% 0,137 0,0098 0,0117

DESEMBER
12 (2017)
19.650 265 0,0135 1,35% 0,137 0,0098 0,0117

Universitas Sumatera Utara


58

Lanjutan Tabel 4.3 : Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah Ukuran Sampel
Rata-Rata
Proporsi
kerusakan
Hasil (̂ )
Kerusakan
No Bulan Produksi GP
( )
( )
Desimal Persen

JANUARI
13
(2018) 28.623 247 0,0086 0,86% 0,137 0,0098 0,0117

FEBRUARI
14
(2018) 31.989 269 0,0084 0,84% 0,137 0,0098 0,0117

MARET
15
(2018) 20.305 347 0,0171 1,71% 0,137 0,0098 0,0117

16 APRIL (2018)
30.985 264 0,0085 0,85% 0,137 0,0098 0,0117

17 MEI (2018)
29.744 314 0,0106 1,06% 0,137 0,0098 0,0117

18 JUNI (2018)
23.505 287 0,0122 1,22% 0,137 0,0098 0,0117

19 JULI (2018)
25.459 320 0,0126 1,26% 0,137 0,0098 0,0117

AGUSTUS
20
(2018) 30.771 287 0,0093 0,93% 0,137 0,0098 0,0117

SEPTEMBER
21
(2018) 23.300 311 0,0133 1,33% 0,137 0,0098 0,0117

OKTOBER
22
(2018) 24.785 365 0,0147 1,47% 0,137 0,0098 0,0117

NOVEMBER
23
(2018) 25.568 394 0,0154 1,54% 0,137 0,0098 0,0117

DESEMBER
24
(2018) 21.303 321 0,0151 1,51% 0,137 0,0098 0,0117

Jumlah 633.369 7.422 0,2898 28%

Universitas Sumatera Utara


59

Dari tabel 4.3 dapat dilihat batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ukuran
sampel rata-rata mempunyai nilai yang sama. Dari tabel tersebut dapat digambarkan
grafik pengendali sebagai berikut :

P Chart
0,0180 0,16

0,0160 0,14

0,0140
0,12
Proporsi Kerusakan p ̂

0,0120
0,1
0,0100
0,08
0,0080
0,06
0,0060

0,04
0,0040

0,0020 0,02

0,0000 0
APRIL (2017)

FEBRUARI (2018)

APRIL (2018)
JANUARI (2017)
FEBRUARI (2017)

JUNI (2017)

JUNI (2018)
MARET (2017)

MEI (2017)

JULI (2017)
AGUSTUS (2017)

OKTOBER (2017)
NOVEMBER (2017)

JANUARI (2018)

OKTOBER (2018)
DESEMBER (2017)

MARET (2018)

NOVEMBER (2018)
MEI (2018)

JULI (2018)
AGUSTUS (2018)

DESEMBER (2018)
SEPTEMBER (2017)

SEPTEMBER (2018)

Proporsi Kerusakan p ̂ BKB GP BKA

Gambar 4.2 : Grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata.

Dari P-Chart dengan ukuran sampel rata-rata di atas dapat di lihat bahwa
proses bottling dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. hal ini dikarenakan
terdapat 8 titik yang melewati batas kendali adanya titik yang dari batas kendali. Hal
ini menunjukan adanya penyebab khusus variasi titik-titik yang keluar. Ketidak
stabilan ini adalah karena pada bulan tersebut terjadi ke tidak normalan proses
bottling.

Universitas Sumatera Utara


60

4.3 Diagram Pareto

Diagram pareto dibuat untuk menentukan dan mengidentifikasikan


permasalahan pada proses bottling yang paling banyak dan sering terjadi seperti
tutup rusak dan botol pecah.

Tabel 4.4 : Jenis Kerusakan Proses Bottling


Jumlah Presentasi
No Jenis Kerusakan Jumlah Persentasi
Kumulatif Kumulatif
1 Tutup Rusak 4.374 0,59 4374 0,59
2 Botol Pecah 3.048 0,41 7422 1,00
Jumlah Keseluruhan 7422 100%

Untuk lebih memudahkan dalam melihat jumlah kerusakan mana yang paling
banyak berdasarkan jenis masalah maka dibuatlah diagram pareto seperti berikut :

Diagram Pareto
5.000 1,20
4.500
1,00
4.000

Persentasi Kerusakan
3.500
0,80
3.000
Jumlah Kerusakan

2.500 0,60
2.000
0,40
1.500
1.000
0,20
500
0 0,00
Tutup Rusak Botol Pecah

Jumlah Presentasi Kumulatif

Gambar 4.3 : Grafik pareto kerusakan proses bottling.

Dari gambar diatas terlihat jenis kerusakann terbanyak pada proses


bottling adalah tutup rusak.

Universitas Sumatera Utara


61

4.4 Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan


desain sistem yang ada dalam sistem yang telah disetujui. dan melalui sistem baru
atau sistem yang sudah diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan-tahapan penerapan hasil


desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data dalam hal ini
menggunakan software Microsoft Excel 2010 for windows sebagai
implementasisistem dalam memperoleh hasil perhitungan.

4.4.1 Excel dan Komputer

Statistik Excel adalah software yang dapat digunakan untuk perhitungan data.
baik berupa penjumlahan. pengurangan. pembagiaan. mencari rata-rata nilai
maksimum ataupun rumus yang memakai ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam tugas
akhir ini. penulis menggunakan excel 2010. Sebenarnya software excel banyak
jenisnya mulai dari excel 97. 2000. XP. 2003. 2010. 2013 ataupun yang terbaru
sekarang yaitu excel 2016. Rumus-rumus yang digunakan dalam excel banyak sekali
seperti SUM. MAX. MIN. AVERAGE. SUMIF. IF ataupun COUNT. Excel juga
menyediakan berbagai diagram seperti type Column. Pie. Line. Radar. Bar. Bubble.
Surface. dan yang lainnya. Hal ini dapat mempermudah penulis untuk
membandingkan antara data yang satu dengan yang lainnya.

4.4.2 Mengoperasikan Excel

Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan
excel supaya hasil yang diperoleh bardayaguna. yaitu :

1. Tahapan penyiapan data yang mencakaup pemasukan (input) data.


2. Peyuntingan (editing) data
3. Penyimpanan data
4. Proses analisis data
5. Tahap analisis data

Universitas Sumatera Utara


62

4.4.3 Langkah- langkah pengolahan data

Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan program excel adalah :

1. Program Microsoft excel dapat diaktifkan langsung lewat icon excel 2010 yang
ada dilayar.

Gambar 4.4: Icon excel 2010 pada dekstop

2. Membuka lembar baru saat membuka microsoft excel 2010. akan dibawa ke
lembar kerja seperti yang ada dibawah ini.

Gambar 4.5 : Lembar kerja baru microsoft excel 2010.

Universitas Sumatera Utara


63

3. Pengisian data produksi dan kerusakan proses bottling minuman cap badak pada
PT Jasa Harapan Barat Medan pada tahun 2017-2018 yang akan diolah pada
microsoft excel 2010.

Gambar 4.6 : Pengisian data pada microsoft excel 2010.

Untuk jumlah hasil produksi dengan rumus =sum(C3:C26). untuk kerusakan


tutup rusakdengan rumus =sum(D3:D26) dan kerusakan botol pecah dengan rumus
=sum(E3:E26).

Universitas Sumatera Utara


64

4. Menghitung Proporsi Kerusakan


Sebelum penghitungan proporsi kerusakan hal yang dilakukan pertama adalah
menyatukam jenis kerusakan seperti digambar. Untuk penghitungan proporsi
kerusakannya digunakan rumus =J3/I3 , =J4/I4 seterusanya sampai pada bulan
ke-24 untuk desimal. sedangkan dalm bentuk persen digunakan rumus
=( J3/I3)*100, =( J3/I3)*100 seterusanya sampai pada bulan ke-24

Gambar 4.7 : Jumlah produksi dan kerusakan pada microsoft excel 2010.

Universitas Sumatera Utara


65

4.4.4 Pembuatan Peta Kendali P (Grafik diagram Kontrol P)

1. Grafik Pengendali Ukuran Sampel Variabel

Adapun langkah-langkah membuat grafik pengendali ukuran sampel variabel


di program microsoft excel adalah :
a. Menghitung proporsi kerusakan dengan menggunakan rumus =(J50/I50)
untuk bulan pertama, untuk bulan kedua menggunakan rumus =(J51/I51)
begitu selanjutnya sampai bulan ke-24.
b. Menghitung garis pusat dengan rumus =(J50/I50)
c. Menghitung batas kontrol atas dengan batas kontrol bawah secara manual
yang sudah diterakan dalam tabel.
d. Pilih area yang akan dimuat dalam grafik yaitu bulan, proporsi kerusakan,
BKA,BKB, dan GP.
e. Pilih insert, lalu pilih line, pilih 2-D line seperti gambar berikut

Gambar 4.8 : Pembuatan grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel
variabel pada microsoft excel 2010

Universitas Sumatera Utara


66

Setelah menyelesaikan langkah-langkah tersebut maka muncullah grafik


pengendali berikut :

Gambar 4.9 : Grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel
pada microsoft excel 2010.

2. Grafik Pengendali Ukuran Sampel Rata-Rata

Adapun langkah-langkah membuat grafik pengendali ukuran sampel variabel


di program microsoft excel adalah :
a. Menghitung proporsi kerusakan dengan menggunakan rumus
=(D36/C36) untuk bulan pertama, untuk bulan kedua menggunakan
rumus =(D37/37) begitu selanjutnya sampai bulan ke-24.
b. Menghitung garis pusat dengan rumus =(D48/C48)
c. Menghitung batas kontrol atas dengan batas kontrol bawah secara manual
yang sudah diterakan dalam tabel.
d. Pilih area yang akan dimuat dalam grafik yaitu bulan, proporsi
kerusakan, BKA,BKB, dan GP.

Universitas Sumatera Utara


67

e. Pilih insert, lalu pilih line, pilih 2-D line seperti gambar berikut

Gambar 4.10 : Pembuatan grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran


sampel rata-rata pada microsoft excel 2010

Setelah menyelesaikan langkah-langkah tersebut maka muncullah grafik


pengendali berikut :

Gambar 4.11 : Grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata
pada microsoft excel 2010.

Universitas Sumatera Utara


68

4.4.5 Pembuatan diagram Pareto

Langkah-langkah membuat daigram pareto padalah sebagai berikut :

a. Menyajikan data keruskaan dalam tabel dan menghitung persentasi


Untuk mengitung persentasi dilakukan dengan cara membedakan jumlah
setiap kerusakan dengan jumlah total keseluruhan kerusakan. Pada gambar
dibawah ini dilakukan penghitungan frekuensi kumulatif dan persentase
kumulatif. Masukkan rumus=sum($K$51:K51) dan rumus
=sum($K$52:K52) untuk mendapatkan jumlah kumulatif. Sedangakn untuk
frekwensi kumulatif gunakan rumus =sum($J$57:J57). Dapat dilihat dalam
gambar sebagai berikut :

Gambar 4.12 : Jenis kerusakan pada microsoft excel 2010

b. Pembuatan diagram pareto pada excel 2010 diawali dengan pilih area yang
akan dimuat dalam diagram yaitu jenis kerusakan, jumlah dan persentasi
kumulatih. Setelah itu klik menu insert chart column, sperti gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara


69

Gambar 4.13 : Pembuatan grafik pareto kerusakan proses bottling pada microsoft
excel 2010.

Gambar 4.14 : Grafik pareto kerusakan proses bottling pada microsoft excel 2010

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil peta kendali p (p-chart) dapat dilihat bahwa ternyata
kualitas produk minuman cap badak pada PT Jasa Harapan Barat Medan
berada diluar batas kendali yang seharusnya. Hal ini dapat dilihat pada
grafik peta kendali yang menunjukkan masih banyak titik-titik yang berada
diluar batas kendali dan tidak beraturan. Hal ini merupakan indikasi bahwa
proses berada dalam keadaan tidak terkendali atau masih mengalami
penyimpangan.
2. Dari analisis diagram pareto jenis kerusakann terbanyak pada proses
bottling adalah tutup rusak.
5.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan berdasarkan penelitian yang telah di
lakukan pada PT Jasa Harapan Barat Medan dari kesimpulan yang di buat diatas,
ada beberapa saran yang di ajukan untuk mengatasi masalah supaya tidak terjadi
lagi di waktu yang akan datang adalah perlu ditingkatkan Quality Control guna
mengurangi jumlah kerusakan pada proses bottling dengan menggunakan metode
Stastistical Quality Control (SQC)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anis Mukodah, 2010. Pengendalian Kualitas Statistik Proses Bottling Produksi


Minuman Teh Botol Sosro Pada Pt. Sinar Sosro
Ungaran[Skripsi].Semarang, Universitas Diponegoro, Program Sarjana.

Ardadid Rakhmad, 2010. Penerapan Statistical Quality Control (Sqc) Dalam


Pengendalian Proses Produksi Batik Menggunakan Chart Control P
(Grafik Pengendali P) (Studi Kasus: Perusahaan Batik Nining Wijirejo
Pandak Bantul, Yogyakarta) [Skripsi], Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga,Yogyakarta. Program Sarjana.

http://socs.binus.ac.id/2013/07/23/statistical-quality-control/

https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_Pareto

https://www.google.com/search?q=7+alat+pengendali+kualitas&safe=strict&source=ln
ms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjqlty4qoTjAhVaWysKHXyIBY0Q_AUIECgB&bi
w=1366&bih=657#imgrc=_

Muhammad Syarif Hidayatullah Elmas, 2017. Pengendalian Kualitas Dengan


Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Untuk
Meminimumkan Produk Gagal Pada Toko Roti Barokah Bakery
[Skripsi].Probolinggo. Universitas Panca Marga,Program Sarjana.

Montgemory,DC. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta.

Sudjana, 1996. Metode Statistika. PT Tarsito. Bandung

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai