162407027
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli
Madya
162407027
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
Puji dan syukur atas penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
kasih karunia-Nya dan pengetahuan yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minuman Cap
Badak Pada PT Jasa Harapan Barat Medan”. Tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat guna memperoleh gelar ahli madya bagi mahasiswa program D-3 Statistika
Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
Tugas akhir ini dipersembahkan kepada kedua orang tua yang penulis
banggakan, Mangapul Sidebang dan Tionar Manurung, yang telah berjuang untuk
penulis dan mendidik penulis selama ini. Terima kasih untuk setiap doa, didikan dan
perjuangan kalian selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga ini bisa menjadi bagian dari kebanggaan dan kebahagiaan bagi kalian.
Selama proses penyelesaian tugas akhir ini mulai dari pelaksanaan penelitian
dan penulisan tugas akhir ini, penulis memperoleh bantuan baik moril maupun
materil juga dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Roman Siregar, M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara .
4. Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara
5. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan serta ilmu kepada
penulis sehingga penullis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
iv
vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN
vii
Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
4.1 Hasil produksi minuman cap badak tahun 2017-2018 31
Proporsi kerusakan, batas kendali atas dan batas kendali
4.2 52
bawah ukuran sampel variabel
Proporsi kerusakan, batas kendali atas dan batas kendali
4.3 57
bawah ukuran sampel rata-rata
4.4 Jenis kerusakan pada proses bottling 60
viii
Nomor
Judul Gambar Halaman
Gambar
2.1 Alat pengendali kualitas 19
4.1 Grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel 54
4.2 Grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata 59
4.3 Grafik pareto kerusakan proses bottling 60
4.4 Icon microsoft excel 2010 pada dekstop 62
4.5 Lembar kerja baru microsoft excel 2010 62
4.6 Pengisian data pada microsoft excel 2010 63
Jumlah produksi dan kerusakan pada microsoft excel
4.7 64
2010
Pembuatan grafik pengendali dengan ukuran sampel
4.8 65
variabel pada microsoft excel 2010
Grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel
4.9 66
pada microsoft excel 2010
Pembuatan grafik pengendali dengan ukuran sampel
4.10 67
rata-rata pada microsoft excel 2010
Grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata
4.11 67
pada microsoft excel 2010
4.12 P
Jenis kerusakan pada microsoft excel 2010 68
Pembuatan grafik pareto kerusakan proses bottling
4.13 69
pada microsoft excel 2010
Grafik pareto kerusakan proses bottling pada
4.14 69
microsoft excel 2010
ix
Nomor
Judul Lampiran Halaman
Lampiran
1. Permohonan surat pengantar riset pengumpulan data
2. Surat izin pengambilan data
3. Surat persetujuan permohonan surat riset
4. Hasil produksi badak periode tahun 2017
5. Hasil produksi badak periode tahun 2018
6. Laporan kerusakan produk periode tahun 2017
7. Laporan kerusakan produk periode tahun 2018
8. Keputusan dekan tentang dosen pembimbing tugas akhir
9. Lampiran SK pembimbing tugas akhir
10. Kontrol bimbingan
11. Hasil uji implementasi tugas akhir
12. Hasil Yudisium
langkah atau proses tidak menutup kemungkinan terjadi ketidaksesuaian produk yang
dapat menurunkan kualitas dari produksi minuman cap badak tersebut. Oleh karena
itu, maka dalam penelitian ini peneliti menerapkan Statistical Quality Control (SQC)
dalam pengendalian proses produksi teh minuman cap badak di Medan, Sumatera
Utara dengan menggunakan Chart Control P (Grafik Pengendali P) untuk
menyelidiki apakah proses produksi minuman cap badak pada perusahaan PT. Jasa
Harapan Barat dalam keadaan terkendali secara statistik.
Dalam rangka menerapkan konsep pengendalian kualitas statistik, maka
dilakukan penelitian di perusahaan minuman “PT. Jasa Harapan Barat” terutama untuk
produk minuman cap badak. Dalam pencapaian hasil yang maksimal produk minuman
cap badak melewati beberapa tahap proses produksi dengan masing-masing standar
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan, diantaranya pada pengolahan air harus dilakukan
secara baik dan teratur, proses pemasakan (kitchen) meliputi penggunaan gula dengan
kualitas tinggi, pencampuran bahan yang sesuai, dan suhu dalam memasak, dan pada
proses pembotolan yang meliputi kualitas botol yang baik dan bersih, dan pengisian
minuman sesuai standar yang ditetapkan.
Pada waktu proses produksi terutama pada proses bottling (pembotolan) masih
terdapat banyak kerusakan atau ketidaksesuaian yang akan mengakibatkan produk
tersebut tidak dapat dikirim kebagian pemasaran dan ini akan mengakibatkan kerugian
pada perusahaaan tersebut. Dengan menggunakan konsep pengendalian kualitas statistik,
diharapkan permasalahan yang dialami oleh PT. Jasa Harapan Barat pada proses bottling
(pembotolan) dapat teratasi dan mampu memasarkan produk secara baik.
Atas dasar pemikiran tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MINUMAN CAP
BADAK PADA PT JASA HARAPAN BARAT MEDAN”.
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui proses bottling pada
produksi minuman cap badak dalam keadaaan terkendali dan mengetahui
permasalahan pada proses bottling yang paling banyak. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberi informasi tentang kualitas minuman cap badak.
2.1 Kualitas
dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila
terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai.
1. Kemampuan proses.
Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila
ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut.
4. Biaya kualitas.
Adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa
yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas
sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang
proses produksi.
Merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk
tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen.
1. Inspeksi
2. Pengendalian Kualitas Secara Statistik (Statistical Quality Control)
“Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk
menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang
minimum dan menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.”
Scatter diagram atau disebut juga dengan grafik korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variable
tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan
kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data
yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau
tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat
berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan
mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada
faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang
ikan pada diagram fishbone tersebut.
Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
uraian grafis dari unsure unsur proses untuk menganalisa sumber-sumber potensial
dari penyimpangan proses.
4. Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam
proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur
berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal dengandistribusi
frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-
bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk
seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-
ratanya.
5. Pareto
Diagram pareto merupakan salah satu tujuh alat gugus yang sering digunakan
dalam hal pengendalian mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang
yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.
Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang
paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi
(paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).
6. Stratifikasi
a. Jenis kerusakan
b. Penyebab Kerusakan
c. Produk
d. Model
e. Mesin
f. Material (bahan)
7. Grafik Pengendali
Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untukdan
mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas
secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan
perbaikan kualitas. Grafik pengendali menunjukkan adanya perubahan data dari
waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun
penyimpanan itu akan terlihat pada grafik pengendali.
a. Proses Terkendali
i. Deret.
ii. Kecenderungan.
Bila dari 7 titik berturut-turut cenderung menuju ke atas atau ke bawah
garis tengah atau membentuk sekumpulan titik yang membentuk garis
yang naik atau turun.
iii. Perulangan.
Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukkan pola yang hampir
sama dalam selang waktu yang sama.
v. Pelompatan.
Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas pengendali tertentu secara
tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat batas pengendali yang lain
Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah
dengan membagi grafik pengendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis
khayalan. Tiga bagian di antara garis tengah dan batas pengendali atas sedangkan
tiga bagian lagi di antara garis tengah dengan batas pengendali bawah.
1. Kira-kira 34% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan
yang
pertama, yang dihitung mulai dari garis tengah sampai dengan batas garis
khayalan kedua.
2. Kira-kira 13,5% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan
kedua.
3. Kira-kira 2,5% dari titik-titik jatuh di antara kedua garis khayalan ketiga.
Untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi, maka
digunakan grafik pengendali yang secara garis besar di bagi menjadi 2
(dua) jenis:
Bila sampel yang diambil untuk setiap kali observasi jumlahnya selalu sama
atau konstan maka langkah pembuatan peta kendali p adalah :
Bagian tak sesuai atau p jarang diketahui dengan pasti, maka p dapat ditaksir
atau diduga melalui observasi atau pengamatan. Prosedur yang biasa diterapkan
adalah memilih m sampel dengan masing-masing sampel berukuran n. Maka jika
menyatakan yang tidak sesuai spesifikasi (rusak) dalam sampel ke-i (i =1,2,...,m),
maka untuk menghitung proporsi yang rusak dalam sampel ke-i adalah sebagai
berikut:
̂ .......... 2.1)
Keterangan:
̂ : proporsi kerusakan
Dan rata-rata sebagai garis pusat bagian tak sesuai setiap sampel pengamatan,
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
∑
̅ ∑
.......... 2.2)
Keterangan :
∑ : jumlah kerusakan
∑ : jumlah sampel
̅ ̅
̅ √ .......... 2.3)
Keterangan :
̅ : rata-rata kerusakan
̅ ̅
̅ √ .......... 2.4)
Keterangan :
̅ : rata-rata kerusakan
∑
̅ .......... 2.5)
Keterangan:
̅ : sampel rata-rata
∑ : jumlah sampel
̅ ̅
̅ √ .......... 2.6)
̅
Keterangan:
̅ : rata-rata kerusakan
̅ ̅
̅ √ .......... 2.7)
̅
Keterangan:
̅ : rata-rata sampel
Penelitian dan pengumpulan data untuk tugas akhir ini dilakukan di PT Jasa
Harapan Barat Medan yang berlokasi di Tanjung Morawa Km 7.5. Waktu penelitian
ini dilakukan pada Maret 2018.
PT Jasa Harapan Barat Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pemasaran minuman ringan yang berlokasi di Medan Sumatera Utara
tepatnya di Jl. Medan Tanjung Morawa Km 7,5 Medan. Perusahaan ini merupakan
anak perusahaan sari PT Jasa Harapan Barat Medan dimana pada mulanya
perusahaan ini didirikan di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1916 oleh
seseorang yang berkebangsaan Swiss. Sejak saat itu, untuk pertama kalinya
perusahaan ini bernama ice Siantar, NV.
Untuk mempermudag pendistibusian minuman ringan yang diproduksi oleh
induk perusahaan yaitu PT Jasa Harapan Barat Medan, maka pada tanggal 18
November 1985 dibentuklah PT Jasa Harapan Barat Medan yang bertujuan untuk
memasarkan minuman ringan didaerah Sumatera Utara. Akta pendirian perusahaan
ini disahkan dengan Mentri Kehakiman Republik Indonesia tertanggal 8 September
1986 No. C2/6174/HT/01/01. Sedangkan akte notaris perusahaan dibuat pada tanggal
10 Agustus 1985 dihadapan notaris Hj. Siti Asni Pohan, SH di Medan dengan akte
No.5 pada saat didirikan unit perusahaan ini sehingga sebagai tombak pemasaran
antara lain :
1. PT JHB Unit Medan
2. PT JHB Unit Berastagi
3. PT JHB Unit Siantar
4. PT JHB Unit Tanjung Balai
5. PT JHB Padang Sidempuan
Adapun jenis minuman ringan yang dihasilkan PT Jasa Harapan Barat Medan
meliputi : Sarsaparilla Cap Badak, Soda Water, dan Spalin.
Struktur organisasi yang digunakan PT. Jasa Harapan Barat Medan berbentuk
lini, dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada
satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Struktur organisasi bagi
suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya kinerja perusahaan. Distribusi tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain
dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi.
Uraian pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada
struktur organisasi PT. Jasa Harapan Barat Medan sebagai berikut.
1. Manajer
a. Produksi es batangan
1) Sub bagian mandor produksi
2) Bagian Derek
Bagian yang bertugas untuk mengangkat cetakan es dari tempat atau bak
pembeku es dan bagian yang bertugas untuk meletakkan cetakan bak
pembeku es.
3) Bagian Mandor
Bertugas menerima dan mengeluarkan bahan baku yang telah disetujui dan
sekaligus membuat laporan pengeluaran bahan baku.
Tugas pokok dari kepala bagian ini adalah membuat laporan harian maupun
bulanan tentang hasil penjualan, mencari langganan, menguasai administrasi
penjualan, serta membina dan mendidik para salesman untuk dapat mengetahui
strategi dan system penjualan baru.
Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab membawahi bahan baku, barang jadi
maupun mengeluarkan perusahaan serta menjamin kelancaran alat-alat transportasi
tersebut.
Pada tahapan ini ditetapkan topik utama yang menjadifokus dalam melakukan
penelitian. Penentuan topik dilakukan berdasarkan latar belakang permasalahan yang
diangkat, tinjauan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diskusi
dengan dosen pembimbing, dan pihak terkait lainnya. Dalam tugas akhir ini topik
penelitiannya adalah Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minuman Cap Badak
Pada PT Jasa Harapan Barat Medan.
Dalam pengolahan data tersebut diawali dengan pembuatan tabel data hasil
produksi dan kerusakan. Proses selanjutnya perhitungan peta kendali p dan diagram
pareto dengan mengaplikasikan metode Statistical Quality Control (SQC)
berdasarkan data-data yang telah didapat secara lengkap.
Untuk menghitung proporsi yang rusak dalam sampel digunakan rumus (2.1) :
Bulan ke-1 : ̂
̂ = 0,0091
Bulan ke-2 : ̂
̂ = 0,0134
Bulan ke-3 : ̂
̂ = 0,0147
Bulan ke-4 : ̂
̂ = 0,0157
Bulan ke-5 : ̂
̂ = 0,0098
Bulan ke-6 : ̂
̂ = 0,0132
Bulan ke-7 : ̂
̂ = 0,0099
Bulan ke-8 : ̂
̂ = 0,0092
Bulan ke-9 : ̂
̂ = 0,0122
Bulan ke-10 : ̂
̂ = 0,0107
Bulan ke-11 : ̂
̂ = 0,0126
Bulan ke-12 : ̂
̂ = 0,0135
Bulan ke-13 : ̂
̂ = 0,0086
Bulan ke-14 : ̂
̂ 4
Bulan ke-15 : ̂
̂ 1
Bulan ke-16 : ̂
Bulan ke-17 : ̂
Bulan ke-18 : ̂
Bulan ke-19 : ̂
Bulan ke-20 : ̂
Bulan ke-21 : ̂
Bulan ke-22 : ̂
Bulan ke-23 : ̂
̂ 0,0154
Bulan ke-24 : ̂
∑
̅
∑
̅ ̅
̅ √
̅ ̅
Bulan ke-1 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-2 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-3 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-4 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-5 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-6 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-7 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-8 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-9 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-10 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-11 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-12 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-13 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-14 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-15 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-16 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-17 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-18 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-19 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-20 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-21 : ̅ √
213
̅ ̅
Bulan ke-22 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-23 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-24 : ̅ √
̅ ̅
̅ √
̅ ̅
Bulan ke-1 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-2 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-3 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-4 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-5 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-6 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-7 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-8 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-9 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-10 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-11 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-12 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-13 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-14 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-15 : ̅ √
95
̅ ̅
Bulan ke-16 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-17 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-18 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-19 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-20 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-21 : ̅ √
213
̅ ̅
Bulan ke-22 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-23 : ̅ √
̅ ̅
Bulan ke-24 : ̅ √
JANUARI
1 30.810 281 0,0091 0,91% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)
FEBRUARI
2 24.284 325 0,0134 1,34% 0,0137 0,0096 0,0117
(2017)
MARET
3 20.799 305 0,0147 1,47% 0,0139 0,0095 0,0117
(2017)
APRIL
4 20.993 329 0,0157 1,57% 0,0139 0,0095 0,0117
(2017)
MEI
5 30.064 294 0,0098 0,98% 0,0136 0,0098 0,0117
(2017)
JUNI
6 24.393 323 0,0132 1,32% 0,0137 0,0064 0,0117
(2017)
JULI
7 31.203 309 0,0099 0,99% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)
AGUSTUS
8 34.026 313 0,0092 0,92% 0,0123 0,0099 0,0117
(2017)
SEPTEMBER
9 25.079 305 0,0122 1,22% 0,0137 0,0137 0,0117
(2017)
OKTOBER
10 29.128 312 0,0107 1,07% 0,0135 0,0098 0,0117
(2017)
NOVEMBER
11 26.603 335 0,0126 1,26% 0,0137 0,0097 0,0117
(2017)
DESEMBER
12 19.650 265 0,0135 1,35% 0,014 0.0094 0,0117
(2017)
Lanjutan Tabel 4.2 Proporsi kerusakan, Batas Kendali Atas dan Batas Kendali
Bawah Ukuran Sampel Variabel.
Proporsi
kerusakan
Hasil
Kerusakan (̂ )
No Bulan Produksi GP
( )
( )
Desimal Persen
JANUARI
13 28.623 247 0,0086 0,86% 0,0137 0,0098 0,0117
(2018)
MARET
15 20.305 347 0,0171 1,71% 0,0141 0,0095 0,0117
(2018)
AGUSTUS
20 30.771 287 0,0093 0,93% 0,0136 0,0099 0,0117
(2018)
SEPTEMBER
21 23.300 311 0,0133 1,33% 0,0139 0,0097 0,0117
(2018)
OKTOBER
22 24.785 365 0,0147 1,47% 0,0139 0,0097 0,0117
(2018)
NOVEMBER
23 25.568 394 0,0154 1,54% 0,0138 0,0098 0,0117
(2018)
DESEMBER
24 21.303 321 0,0151 1,51% 0,014 0,0096 0,0117
(2018)
Dari tabel 4.2 dapat dilihat perbedaan dari batas kontrol atas dan kontrol
bawah pada tiap ukuran sample variabel. Untuk melihat bagaimana bentuk
perbedaannya lebih jelas dapat dilihat pada grafik pengendali berikut :
P Chart
0,0180
0,0160
0,0140
Proporsi Kerusakan p ̂
0,0120
0,0100
0,0080
0,0060
0,0040
0,0020
0,0000
APRIL (2017)
APRIL (2018)
JANUARI (2017)
FEBRUARI (2017)
NOVEMBER (2017)
JANUARI (2018)
FEBRUARI (2018)
MEI (2017)
AGUSTUS (2017)
DESEMBER (2017)
MEI (2018)
AGUSTUS (2018)
NOVEMBER (2018)
DESEMBER (2018)
MARET (2017)
JUNI (2017)
JULI (2017)
OKTOBER (2017)
SEPTEMBER (2017)
MARET (2018)
JUNI (2018)
JULI (2018)
OKTOBER (2018)
SEPTEMBER (2018)
Dari P-Chart dengan ukuran sampel variabel di atas dapat di lihat bahwa
proses bottling dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. hal ini dikarenakan
terdapat 12 titik yang melewati batas kendali adanya titik yang dari batas kendali.
Hal ini menunjukan adanya penyebab khusus variasi. titik-titik yang keluar. Ketidak
stabilan ini adalah karena pada bulan tersebut terjadi ke tidak stabilan proses bottling.
Untuk mencari nilai garis pusat pada ukuran sampel rata-rata sama halnya
dengan mencari nilai garis pusat dengan ukuran sampel variabel. Untuk mencari nilai
garis pusat ( ̅ ) digunakan rumus (2.2) :
∑
̅
∑
2. Sampel Rata-Rata
∑
̅
Untuk mencari nilai batas kendali atas pada ukuran sampel rata-rata
digunakan rumus (2.6) :
̅ ̅
̅ √
̅
Untuk mencari nilai batas kendali atas pada ukuran sampel rata-rata
digunakan rumus (2.7) :
̅ ̅
̅ √
̅
Tabel 4.3 : Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah Ukuran Sampel Rata-Rata
Proporsi kerusakan
(̂ )
Hasil
Kerusakan
No Bulan Produksi
( )
GP
( )
Desimal Persen
JANUARI
1 (2017)
30.810 281 0,0091 0,91% 0,137 0,0098 0,0117
FEBRUARI
2 (2017)
24.284 325 0,0134 1,34% 0,137 0,0098 0,0117
MARET
3 (2017)
20.799 305 0,0147 1,47% 0,137 0,0098 0,0117
AGUSTUS
8 (2017)
34.026 313 0,0092 0,92% 0,137 0,0098 0,0117
SEPTEMBER
9 (2017)
25.079 305 0,0122 1,22% 0,137 0,0098 0,0117
OKTOBER
10 (2017)
29.128 312 0,0107 1,07% 0,137 0,0098 0,0117
NOVEMBER
11 (2017)
26.603 335 0,0126 1,26% 0,137 0,0098 0,0117
DESEMBER
12 (2017)
19.650 265 0,0135 1,35% 0,137 0,0098 0,0117
Lanjutan Tabel 4.3 : Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah Ukuran Sampel
Rata-Rata
Proporsi
kerusakan
Hasil (̂ )
Kerusakan
No Bulan Produksi GP
( )
( )
Desimal Persen
JANUARI
13
(2018) 28.623 247 0,0086 0,86% 0,137 0,0098 0,0117
FEBRUARI
14
(2018) 31.989 269 0,0084 0,84% 0,137 0,0098 0,0117
MARET
15
(2018) 20.305 347 0,0171 1,71% 0,137 0,0098 0,0117
16 APRIL (2018)
30.985 264 0,0085 0,85% 0,137 0,0098 0,0117
17 MEI (2018)
29.744 314 0,0106 1,06% 0,137 0,0098 0,0117
18 JUNI (2018)
23.505 287 0,0122 1,22% 0,137 0,0098 0,0117
19 JULI (2018)
25.459 320 0,0126 1,26% 0,137 0,0098 0,0117
AGUSTUS
20
(2018) 30.771 287 0,0093 0,93% 0,137 0,0098 0,0117
SEPTEMBER
21
(2018) 23.300 311 0,0133 1,33% 0,137 0,0098 0,0117
OKTOBER
22
(2018) 24.785 365 0,0147 1,47% 0,137 0,0098 0,0117
NOVEMBER
23
(2018) 25.568 394 0,0154 1,54% 0,137 0,0098 0,0117
DESEMBER
24
(2018) 21.303 321 0,0151 1,51% 0,137 0,0098 0,0117
Dari tabel 4.3 dapat dilihat batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ukuran
sampel rata-rata mempunyai nilai yang sama. Dari tabel tersebut dapat digambarkan
grafik pengendali sebagai berikut :
P Chart
0,0180 0,16
0,0160 0,14
0,0140
0,12
Proporsi Kerusakan p ̂
0,0120
0,1
0,0100
0,08
0,0080
0,06
0,0060
0,04
0,0040
0,0020 0,02
0,0000 0
APRIL (2017)
FEBRUARI (2018)
APRIL (2018)
JANUARI (2017)
FEBRUARI (2017)
JUNI (2017)
JUNI (2018)
MARET (2017)
MEI (2017)
JULI (2017)
AGUSTUS (2017)
OKTOBER (2017)
NOVEMBER (2017)
JANUARI (2018)
OKTOBER (2018)
DESEMBER (2017)
MARET (2018)
NOVEMBER (2018)
MEI (2018)
JULI (2018)
AGUSTUS (2018)
DESEMBER (2018)
SEPTEMBER (2017)
SEPTEMBER (2018)
Dari P-Chart dengan ukuran sampel rata-rata di atas dapat di lihat bahwa
proses bottling dinyatakan dalam keadaan tidak terkendali. hal ini dikarenakan
terdapat 8 titik yang melewati batas kendali adanya titik yang dari batas kendali. Hal
ini menunjukan adanya penyebab khusus variasi titik-titik yang keluar. Ketidak
stabilan ini adalah karena pada bulan tersebut terjadi ke tidak normalan proses
bottling.
Untuk lebih memudahkan dalam melihat jumlah kerusakan mana yang paling
banyak berdasarkan jenis masalah maka dibuatlah diagram pareto seperti berikut :
Diagram Pareto
5.000 1,20
4.500
1,00
4.000
Persentasi Kerusakan
3.500
0,80
3.000
Jumlah Kerusakan
2.500 0,60
2.000
0,40
1.500
1.000
0,20
500
0 0,00
Tutup Rusak Botol Pecah
Statistik Excel adalah software yang dapat digunakan untuk perhitungan data.
baik berupa penjumlahan. pengurangan. pembagiaan. mencari rata-rata nilai
maksimum ataupun rumus yang memakai ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam tugas
akhir ini. penulis menggunakan excel 2010. Sebenarnya software excel banyak
jenisnya mulai dari excel 97. 2000. XP. 2003. 2010. 2013 ataupun yang terbaru
sekarang yaitu excel 2016. Rumus-rumus yang digunakan dalam excel banyak sekali
seperti SUM. MAX. MIN. AVERAGE. SUMIF. IF ataupun COUNT. Excel juga
menyediakan berbagai diagram seperti type Column. Pie. Line. Radar. Bar. Bubble.
Surface. dan yang lainnya. Hal ini dapat mempermudah penulis untuk
membandingkan antara data yang satu dengan yang lainnya.
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan
excel supaya hasil yang diperoleh bardayaguna. yaitu :
1. Program Microsoft excel dapat diaktifkan langsung lewat icon excel 2010 yang
ada dilayar.
2. Membuka lembar baru saat membuka microsoft excel 2010. akan dibawa ke
lembar kerja seperti yang ada dibawah ini.
3. Pengisian data produksi dan kerusakan proses bottling minuman cap badak pada
PT Jasa Harapan Barat Medan pada tahun 2017-2018 yang akan diolah pada
microsoft excel 2010.
Gambar 4.7 : Jumlah produksi dan kerusakan pada microsoft excel 2010.
Gambar 4.8 : Pembuatan grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel
variabel pada microsoft excel 2010
Gambar 4.9 : Grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel variabel
pada microsoft excel 2010.
e. Pilih insert, lalu pilih line, pilih 2-D line seperti gambar berikut
Gambar 4.11 : Grafik pengendali grafik pengendali dengan ukuran sampel rata-rata
pada microsoft excel 2010.
b. Pembuatan diagram pareto pada excel 2010 diawali dengan pilih area yang
akan dimuat dalam diagram yaitu jenis kerusakan, jumlah dan persentasi
kumulatih. Setelah itu klik menu insert chart column, sperti gambar berikut :
Gambar 4.13 : Pembuatan grafik pareto kerusakan proses bottling pada microsoft
excel 2010.
Gambar 4.14 : Grafik pareto kerusakan proses bottling pada microsoft excel 2010
http://socs.binus.ac.id/2013/07/23/statistical-quality-control/
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_Pareto
https://www.google.com/search?q=7+alat+pengendali+kualitas&safe=strict&source=ln
ms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjqlty4qoTjAhVaWysKHXyIBY0Q_AUIECgB&bi
w=1366&bih=657#imgrc=_