Oleh
21010089
INDRAMAYU
2023
LAPORAN RESMI
Oleh
21010089
INDRAMAYU
2023
i
ABSTRAK
Dalam percobaan kali ini kita membehas mengenai titik kabut, titik beku, titik
tuang, specific gravity,dan analisa kimia air formasi 1 dan 2. Titik kabut adalah
temperatur ketika lilin parafin atau padatan lain mulai mengkristal ataumemisahkan
diri dari larutan bila minyak didinginkan pada kondisi tertentu. Titik beku adalah
temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat bergerak atau mengalir lagi.
Titik Tuang adalah suhu dimana minyak tidak dapat bergoyang, sedangkan specific
gravity adalah sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air
yang diukur pada tekanan dan temperatur yang sama. Air formasi dapat
didefinisikan sebagai air yang berakumulasi dengan hidrokarbon yang terletak pada
kedalaman tertentu sesuai dengan zona produktif karena air formasi selalu
Reservoir ini kita dapat menentukan nilai dari light crude oil, heavycrude oil, nilai
Kata Kunci : Titik Kabut, Titik Beku, Titik Tuang, Specific Gravity,Dan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
Oleh
Disahkan oleh:
Dosen Pengampu
Agustina Prihatini, M. T.
iii
LEMBAR BEBAS REVISI
LAPORAN RESMI
Oleh
Disahkan oleh:
Dosen Laboran
iv
ASISTEN PRAKTIKUM
3. Ririn Herliyana 3.
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
laporan ini.
Keluarga khususnya kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik
berupa doa maupun materi yang tak ternilai jumlahnya dan tiada hentinya
tercurahkan untuk saya dan bertekad akan membalas setiap jasa kedua orang tua
saya dengan kesuksessan dan kebahagiaan.
Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika Hidrokarbon dan Asisten Praktikum yang sabar
dan dengan kelapangan maereka memberikan arahan dan bimbingannya kepada
kami yang belum tahu bahkan tidak mengenal Kimia Fisika Hidrokarbon.
Teman-teman satu kosan yang telah membantu dan meramaikan suasana dan
kamu pastinya yang setiap detiknya selalu mengerti dan memberikan semangat
kepada saya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Fauzzan Pajar Satria
Tempat Tanggal Lahir : Subang, 22 Mei 2003
Alamat : Jl Raya Wates Rt 13 Rw 04 Kec. Binong Kab. Subang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor Handphone : 081224950660
Email : fznfajar@gmail.com
Pendidikan
2010 - 2016 : SD Negri Wates
2016 - 2019 : SMP AL MA'SOEM
2019 - 2022 : SMAN 1 Pagaden
2022 - Sekarang : Institut Teknologi Petroleum Balongan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala kemudahan, kelancaran, dan anugerahnya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan “Laporan Resmi Analisa Fluida Reservoir”. Kami menyadari bahwa
dalam penulsian laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi tercapainya laporan yang
lebih baik.
Pembuatan Laporan Resmi ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Kimia Fisika Hidrokarbon untuk memenuhi syarat kelulusan praktikum, menambah
wawasan ilmu para Mahasiswa khusunya di bidang Analisa Fluida Reservoir yaitu
secara teori maupun praktiknya, melatih mahasiswa untuk membuat Laporan
Resmi, mengetahui alat-alat laboratorium yang digunakan dalam kegiatan
praktikum dan fungsi alat-alat tersebut.
Dengan adanya “Laporan Resmi Analisa Fluida Reservoir” ini selain untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika Hidrokarbon
mudah-mudahan juga memenuhi Sebagian kebutuhan pembaca yang memerlukan
laporan karya ilmiah berbahasa Indonesia, khususnya dalam bidang Kimia Fisika
Hidrokarbon.
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, di
antaranya:
1. Kedua Orang tua yang tiada lebih memberikan seluruh pengorbanan dan kasih
sayangnya.
2. Bapak H. Nahdudin Islami, M.T., selaku Ketua Yayasan Bina Islami dan
Akademi Minyak dan Gas Balongan.
3. Ibu Hj. Hanifah Handayani, M.T., selaku Direktur Akademi Minyak dan Gas
Balongan.
4. Bapak Abdul Kamid, M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika
Hidrokarbon.
5. Ibu Agustina Prihatini, M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika
Hidrokarbon.
6. Taufiq Andika, S.T., selaku Dosen Laboran
7. Muhammad Farel Saputra, selaku Penanggung Jawab Kelompok 9.
8. Nunung Tri Ratman Santoso, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida
Reservoir.
9. Ririn Herliyana, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
10. Sintya Ayu Wiratama, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
11. Siti Aisyah Almunawaroh, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
12. Yeriko Billy Sebastian, selaku Asisten Praktikum Analisa Fludia Reservoir.
13. Teman-teman Kelompok 9 Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
14. Teman-teman Teknik Perminyakan Angkatan 21 khususnya Kelas C.
15. Semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memberikan dukungan
baik secara moral maupun materil.
Saya menyadari bahwa Laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
x
BAB II PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU, DAN TITIK TUANG .... 5
xi
BAB IV ANALISA KIMIA AIR FORMASI I ................................................... 32
xii
5.8 Kesimpulan ................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 25. Corong Gelas ................................................................................ 39
xv
Gambar 58. Spatula .......................................................................................... 56
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GRAFIK
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Draft Percobaan I
Draft Percobaan II
Draft Percobaan IV
xix
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa fluida reservoir adalah salah satu praktikum dibawah mata kuliah
kimia fisika hidrokarbon, Dalam bidang ini, hidrokarbon adalah sebuah senyawa
yang tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon,
misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik, dan lain-lain.
Minyak Bumi (Crude Oil) merupakan campuran dari beberapa senyawa kimia
dan bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan mempunyai komposisi yang
bervariasi dan tergantung lokasi, umur lapangan serta kedalaman sumur. Minyak
bumi terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari sedimentasi sisa-sisa tumbuhan
dan binatang yang terperangkap selama jutaan tahun pada umumnya terjadi jauh di
bawah permukaan laut. Material-material organik tersebut berubah menjadi minyak
akibat efek kombinasi temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi. Selama selang
waktuyang sangat lama tersebut, senyawa organik yang terdekomposisi ini terdeposit
dalam pasir, dalam senyawa organik, pada kondisi panas dan tekanan tinggi, dalam
perut bumi dan akhirnya membentuk Minyak Bumi. Kumpulan minyak tersebut
membentuk reservoir-reservoir minyak.
Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita harapkan, maka
pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa atau pengukuran terhadap air,
endapan, berat jenis, titik kabut, titik beku, titik tuang, flash point, fire point,
viscositas, tekanan uap, dan analisa terhadap air formasi. Pemisahan zat padat, cair,
dan gas dari minyak mutlak dilakukan sebelum minyak mencapai refinery, karena
dengan memisahkan minyak dari zat-zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari
biaya-biaya yang seharusnya tidak .
1
Dari sini juga dapat diketahui perbandingan- perbandingan minyak dan air
(WOR), minyak dan gas (GOR), serta persentase padatan yang terkandung dalam
minyak.
Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir
sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam
operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas secara
maksimum dengan baik. Study dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat
untuk mengevaluasi atau merancang peralatan produksi yang sesuai dengan
keadaan di suatu reservoir, meningkatkan efisiensi, serta guna menunjang
kelancaran proses produksi.
Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses pengolahan
minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa crudeoil juga sangat
dipengaruhi oleh cara atau metoda pengambilan sample fluida, karena fluida yang
dihasilkan oleh sumur produksi dapat berupa gas, minyak, dan air.
Praktikum yang dilakukan di laboratorium Analisa Fluida Reservoir
mempunyai tujuan yaitu memahami sifat – sifat fisik dan sifat kimia dari reservoir
terutama minyak mentah dan air formasi.
2
1.2.1 Tujuan Umum
3
18. Menentukan konsentrasi Cl- (klorida) dan Mg+ (magnesium)
pada air formasi
1.2 Manfaat
4
BAB II
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU, DAN TITIK
TUANG
2.1 Tujuan
5
mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh
tekanan, temperatur, senyawalogam dan mineral serta letak geologis selama
proses perubahan tersebut,maka minyak bumi akan mempunyai komposisi
yang berbeda di tempatyang berbeda.
Minyak bumi merupakan campuran yang sangat kompleks
darihidrokarbon-hidrokarbon penyusunnya. Oleh karena itu, analisis
kadarsenyawa-senyawa penyusunnya yang bukan saja amat sulit dilakukan,
jugakurang berguna dalam praktek. Analisis elemental yang menentukan
kadar-kadar unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, oksigen dan logam-
logamjuga tidak memberi gambaran mengenai karakter dan sifat minyak
bumiyang dihadapi. Padahal, dalam merancang proses pengolahan minyak
bumimentah, informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan. Mengingat hal
itu,orang mulai mengembangkan metode-metode semi empirik
untukmengkarakterisasi minyak bumi berdasarkan hasil-hasil pengukuran
sifat-sifat fisik dan kimia yang mudah ditentukan.
Karakteristik dari minyak bumi sendiri kita ketahui ada
beberapamacam. Salah satu cara menentukan karakteristik dari minyak bumi
adalahdengan cara menentukan titik kabut, titik beku dan titik tuang dari
minyaktersebut. Dari proses itu, maka kita bisa mengetahui jenis dan
karakterminyak tersebut. Kita bisa mengetahui apakah minyak tersebut
tergolongdalam minyak berat atau minyak ringan.Pada proses transportasi
dari formasi menuju ke permukaan, minyakmentah (Crude Oil) mengalami
penurunan temperatur.
Minyak bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-
Pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah
melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber,
dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi akan diproses di
tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik
didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari
bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang
dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan.
6
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi
mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka
akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk
mengalir. Penurunan temperatur ini akan memyebabkan suatu masalah yang
akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi.
Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur,
agar dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang
terbaik agar minyak dapat ditranspotasikan secara lancar dari formasi ke
permukaan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas,
kita dapat mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk
mengetahui titik kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.
Untuk itu sangat perlu mengetahui harga titik kabut, titik beku dan
titiktuang dari minyak mentah yang akan diproduksikan. Sehingga masalah
ini dapatdiantisipasi dan dapat merencanakan cara yang terbaik agar minyak
mentah dariformasi dapat terus mengalir atau diprodukskan ke permukaan.
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau padatan
lainmulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak
didinginkan pada kondisi tertentu
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak mentah sudah
tidakdapat bergerak atau mengalir lagi.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah
masih dapatdituangkan (sebelum mengalami pembekuan) atau mengalir bila
minyak tersebutdidinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang telah
ditentukan.
7
dengan mengetahui besar dati titik kabut, titik beku, dan titik tuangnya.
Titik beku, titik tuang dan titik kabut dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak. Maksudnya, pada minyak berat lebih banyak mengandung
padatan-padatan jika dibandingkan dengan minyak ringan yang lebih banyak
mengandung gas sehingga minyak berat yang lebih dulu mengalami
pembekuan dari pada minyak ringan. Jadi, untuk menghindari pembekuan
maka diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi tetap stabil.
Salah satu sifat hampir semua minyak adalah membeku menjadi
semi fluid atau massa solid yang sukar bergerak jika padanya terjadi
penurunan temperature. Test titik kabut umumnya dilakukan pada minyak
yang dihasilkan dengan destilasi. Test ini menentukan temperatur dimana
Wax (lilin paraffin) mulai mengkristal dan terpisah dari minyak membentuk
semacam kabut tipis.
Test ini dilakukan untuk menentukan temperature dimana minyak
tidak dapat mengalir lagi. Besarnya pour point berbeda – beda untuk setiap
tipe minyak tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. Untuk
melaksanakan test ini, sample minyak ditempatkan pada botol yang
dilengkapi termometer. Kemudian sample dan yar diletakkan pada mesin
pendingin untuk diamati temperature dan fluidanya. Untuk menentukan titik
kabut, sample diamati pada tiap penurunan temperature 2 ˚F (-16.6667 ˚C)
hingga terbentuk endapan (kabut). Sedangkan untuk titik tuang, sample
diamati pada tiap penurunan suhu 5 ˚F (-15 ˚C) hingga minyak tidak mengalir
lagi jika dituangkan.
8
1.2.1. Titik Kabut
9
1.2.2. Titik Beku
pengukuran suhu pada saat contoh menjadi dingin atau tertahan untuk
mengalir. Pada suhu tersebut lilin dapat mendekati bentuk padat atau
lilin semi-padat dan cukup lunak, bergantung pada komposisi lilin
petroleum yang diuji. Sifat pembekuan lilin petroleum adalah suatu
suhu pada saat lilin petroleum, jika dibiarkan dingin dibawah suhu
tertentu akan berhenti mengalir.
10
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak
mentah masih dapat dituangkan / mengalir bila minyak tersebut
didinginkan dengan tanpa diganggu pada kondisi yang ditentukan.
Titik tuang adalah suhu dimana minyak tidak dapat
bergoyangkarena membeku selama 5 detik ketika dimiringkan atau
dituangkan setelah melalui pendinginan selama pada setiap interval
5oF. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak masih
dapat dituang atau mengalir bila minyak tersebut didinginkan dengan
tanpa diganggu pada kondisi yang ditentukan.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi
jumlah relatif kandungan lilin pada crude oil, namun tes ini tidak
menyatakan jumlah kandungan lilin secara absolut, begitu juga
kandungan materi solid lainnya yang terdapat dalam minyak.
Pada proses transportasi dari formasi menuju ke permukaan,
minyak mentah (crude oil) mengalami penurunan temperature,
apabila hal ini tidak diperhatikan akan menyebabkan pembekuan
minyak mentah di dasar pipa sehingga tidak bisa mengalir dengan
sempurna. Dalam hal ini kita harus bisa mengetahui kapan minyak
mentah bisa mengalami pembekuan, agar dapat mengantisipasi dan
berfikir bagaimanacara yang terbaik agar minyak mentah mengalir
dari formasi dengan lancar
11
2.3 Alat dan Bahan
2.3.1 Alat
1. Corong Gelas
2. Electric Heater
12
3. Gelas Kimia
4. Gelas Ukur
5. Penjepit Kayu
13
6. Penutup dari Gabus
7. Spatula
Gambar 7. Spatula
Tabung Reaksi
14
9. Thermometer Batang
Gambar 9. Thermometer
Batang
10. Tissue
15
2.3.2 Bahan
1. Es batu
2. Garam
16
2.4 Prosedur Percobaan
17
2.5 Hasil Pengamatan
Heavy oil =
Titik kabut terjadi pada temperature : 28 °C = 82,4 °F
Titik beku terjadi pada temperature : 26 °C = 78,8 °F
Titik tuang tejadi pada temperature : 35 °C = 95 °F
Hasil Pengolahan Data Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang
Titik Titik Titik
Crude Oil Kabut Beku Tuang
0 0 0 0 0 0
C F C F C F
Light Crude Oil 26 78,8 24 75,2 34 93,2
Heavy Crude Oil 28 82,4 26 78,8 35 95
Tabel 3. Pengolahan data Percobaan 1
18
2.7 Analisa Kesalahan
Pada praktikum penentuan Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang
terdapat beberapa kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan Menganalisa
2.8 Kesimpulan
Jadi, titik kabut pada light oil (minyak ringan) terjadi pada temperature
26 °C dan pada heavy oil (minyak berat) terjadi pada temperature 28 °C,
Heavy oil lebih lama mengalami titik kabutnya dibandingkan dengan light
oil. Titik beku pada light oil terjadi pada temperature 24 °C dan pada heavy
oil terjadi pada temperature 26 °C. Titik tuang pada light oil terjadi pada
temperature 34 °C dan pada heavy oil terjadi pada temperature 35 °C, heavy
oil memiliki suhu titik tuang lebih tinggi karena viskositasnya lebih besar.
19
BAB III
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY (SG)
3.1 Tujuan
20
Semakin tinggi angka API yang diekspresikan dengan derajat API,
maka akan semakin kurang kerapatan minyaknya. Sebaliknya, semakin
rendah angka API maka semakin berat dan rapat minyaknya.
Berat jenis adalah salah satu sifat fisik hidrokarbon yang umumnya
dinyatakan dalam specific gravity (SG) atau dengan oAPI.Derajat API
merupakan satuan untuk menyatakan berat jenis minyak yang digunakan
sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana.Hubungan berat
jenis minyak dengan derajat API adalah saling berbanding terbalik. Semakin
berat jenis minyak mentah atau semakin tinggi derajat API, maka akan
berharga minyak bumi itu, karena lebih banyak mengandung bensin. Tinggi
rendahnya berat jenis minyak mentah juga berpengaruh pada viskositasnya
serta berpengaruh pada titik didih minyak mentah
21
keadaan tekanan dan temperatur di permukaan dan di reservoir serta
terjadinya penurunan tekanan reservoir apabila minyak diproduksikan akan
mempengaruhi keadaan fasa dari minyak bumi, apakah minyak cair atau
padat.
22
hingga menemukan specific gravity-nya. Penentuan specific gravity (SG) gas
sangat diperlukan mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-
beda.
141.5
SG=
131.5+°API
..................................................... (Persamaan 2.1)
141.5
°API= − 131.5
SG
...................................................... (Persamaan 2.2)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila °API (American
Petroleum Institute) besar maka berat jenis minyak atau specific gravity (SG)
akan kecil. Berat jenis (Specific Gravity) kadang-kadang juga digunakan
sebagai ukuran kasar untuk membedakan minyak mentah, karena minyak
mentah dengan °API (American Petroleum Institute) rendah biasanya adalah
parafinik. Perkiraan jenis minyak bumi ditunjukkan sebagai berikut :
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa oAPI akan semakin besar jika berat
jenis minyak makin kecil. Semakin rendah oAPI, maka kualitas minyak
semakin rendah karena banyak mengandung lilin.Semakin specific gravity
(SG) atau jenis minyak berarti minyak tersebut mempunyai kandungan panas
(heating value) yang rendah.Specific gravity (SG) kadang digunakan untuk
membedakan minyak mentah, karena minyak mentah dengan berat jenis
rendah biasanya adalah parafinik.
23
Tabel 4
Perkiraan Jenis Minyak Bumi Berdasarkan °API
Specific
Jenis Minyak Bumi °API
Gravity
Ringan 0.830 39
(https://www.dictio.id/t/bagaimana-klasifikasi-minyak-bumi/124794)
24
bahwa minyak mentah dengan oAPI(American Petroleum Institute) yang
tinggi akan memberikan harga specific gravity (SG)yang rendah dan
sebaliknya harga specific gravity (SG) yang tinggi (minyak berat) akan
memberikan oAPI (American Petroleum Institute) yang rendah. Tinggi
rendahnya berat jenis minyak bumi juga berpengaruh pada
viskositasnya.Pada umumnya semakin tinggi oAPI (American Petroleum
Institute) atau makin ringan minyak bumi tersebut, makin kecil viskositasnya.
Tinggi rendahnya oAPI (American Petroleum Institute) juga berpengaruh
pada titik didih minyak bumi, kalau oAPI (American Petroleum Institute)
gravity minyak bumi rendah, maka titik didihnya tinggi. Demikian sebaliknya
kalau oAPI (American Petroleum Institute) tinggi, maka titik didihnya
rendah, dan juga lebih mudah terbakar atau mempunyai titik nyala yang lebih
rendah daripada yang oAPI (American Petroleum Institute) rendah. Ternyata
terdapat hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori minyak bumi, pada
umumnya minyak bumi dengan oAPI (American Petroleum Institute) tinggi
menghasilkan kalori yang lebih kecil daripada minyak bumi dengan oAPI
(American Petroleum Institute) lebih rendah.
25
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
1. Electric Heater
2. Gelas Kimia
3. Gelas Ukur
26
Hydrometer Specific
4.
Gravity Heavy Liquid
Hydrometer Specific
5.
Gravity Light Oil
6. Spatula
27
7. Thermometer batang
8. Tissue
28
3.3.2 Bahan
29
3.4 Prosedur percobaan
1. Light oil
Volume sampel = 700 ml
Temperature = 28 °C = 82 °F
Besar SG sampel = 0,875
Besar °API gravity sampel = 30,21 °API
2. Heavy oil
Volume sampel = 800 ml
Temperature = 26 °C = 79 °F
Besar SG sampel = 0,879
Besar °API gravity sampel = 29,48 °API
30
3.6 Pengolahan Data
Besar °API
Jenis Crude Volume Besar SG
Temperature gravity
oil sampel sampel
sampel
Light oil 700 ml 28 °C 82 °F 0,875 30,21
Heavy oil 800 ml 26 °C 79 °F 0,879 29,48
Tabel 7. Pengolahan Data Percobaan 3
1. Pembacaan Hydrometer
3.8 Kesimpulan
31
BAB IV
ANALISA KIMIA AIR FORMASI I
4.1 Tujuan
1. Menentukan pH
2. Menentukan Alkalinitas
3. Mengetahui unsur ion baku
4. Mengetahui kegunaan indicator phenophtalein
5. Mengetahui apa itu kesadahan
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water
atau interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan
minyak dan gas, karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang
mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak. Air formasi hamper selalu
ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal
dari laut yang ikut terendapkan bersama dengan endapan sekelilingnya,
karena situasi pengendapan batuan reservoir minyak terjadi pada lingkungan
pengendapan laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga
mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain :
Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu
sumur. Untuk mengetahui adanya scale formation
Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan
yodium dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk mengetahui
adanya reservoir minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah:
- Adanya korosi
- Adanya solid deposit
32
- Adanya scale formation
- Adanya emulsi
- Adanya kerusakan formasi
Air formasi adalah air yang ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak dan
gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam danasam, terutama
NaCl sehingga merupakan air yang asam bahkan asam sekali. Air formasi biasanya
disebut dengan oil field water atau connate water atau intertial water.
Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon karena
memang dengan adanya air ini ikut menentukan terakumulasinya hidrokarbon
didalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari suatu
reservoir, minimal 10 % dan maksimal 100 % dari keseluruhan pori.
Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri atau juga berasal dari air formasi
dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktif, biasanya disebabkan oleh
:
a. Penyemenan yang kurang baik.
b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh :
1) Korosi pada casing.
2) Sambungan kurang rapat.
3) Pengaruh gaya tektonik rapat
(patahan). Sifat-sifat yang
terkandung dalam air formasi :
1. Sifat fisika,meliputi :
a. Kompresibilitas
b. Kelarutan gas didalam air
c. Viscositas air.
d. Berat jenise.
e. Konduktifitas.
2. Sulfat kimiawi, meliputi :
a. Ion-ion negatif. (Anion)
b. Ion-ion positif. (Kation)
33
dengan perubahan waktu dan suhu. Untuk itu, pH perlu diturunkan sampai 1
dengan asam garam. Penentuan kadar barium (Ba) harus dilakukan segera setelah
contoh diterima, karena unsur BaSO4 terbatas kelarutannya, karena reaksi barium
cepat dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan
kasalahan dalam penelitian. Selain dengan barium, SO 4 juga cepat bereaksi
dengan kalsium menjadi CaSO4 pada saat suhu turun.
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sistem
klasifikasi dari air formasi air, hal ini dapat memudahkan pengerjaan
pengindetifikasian sifat-sifat air formasi. Dimana kita dapat memplot hasil analisa
air formasi tersebut kedalam grafik, hal ini akan memudahkan kita dalam korelasi
terhadap lapisan-lapisan batuan dari sumur secara tepat..
Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini
adalah :
Bukan hanya kerugian saja yang dihasilkan oleh air formasi, air formasi
34
ini jiga mempunyai dampak positif yang di gunaka untuk water injeksi, Produced
water merupakan salah satu limbah terbesar yg dihasilkan oleh sektor hulu migas.
Terlebih untuk lapangan marjinal, water cut produksinya saja bisa mencapai 90%
(bahkan bisa lebih). Hal tersebut menjadi concern utama untuk pengelolaannya
sering bermasalah karena jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Opsi pengelolaan produced water ada 2 macam. Kita bisa treatment untuk di buang
ke badan air atau di-re-injeksi. Re-injeksi terbagi menjadi dua, yakni untuk
enhance oilrecovery /EOR (pressure maintenance, water flooding dll) atau berupa
sumurdisposal. Semua opsi mewajibkan pre-treatment dulu untuk memenuhi baku
mutu, kecuali sumur disposal. Semua opsi perlu perijinan dan pemantauan rutin
minimal per bulan dari instansi lingkungan, kecuali untuk re-injeksi sebagai EOR.
Ref Permen LH 04 thn 2007 dan Permen LH 13 th 2007.
Saat ini re-injeksi merupakan opsi yg paling banyak dipilih karena
praktis, tidak ribet bermaslah secara sosial lingkungan terutama juga
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi teknologi. Sebagai contoh, beberapa
lapangan akan sangat sulit memenuhi kriteria baku mutu TDS <
4.000 dengan teknologi konvensional.
Selain itu ada keuntungan yang didapatkan dari injeksi air terproduksi
kedalam formasi yaitu untuk mendorong kandungan crude oil dari dalam formasi
kesumur-sumur produksi dan menjaga tekanan fluida didalamnya, namun ada
criteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi terlebihdahulu.
Air untuk injeksi proses EOR memang perlu memenuhi kriteria tertentu. Jika
tidak, alih-alih mendorong produksi crude oil malah membuat plug formasi.
Fasprod pipa, pompa dan lain-lain juga cepat plugging, korosif& rusak. Parameter
yang biasa dijadikan indikator diantaranya pH, DO, TSS, MPFT, SRB (Sulfur
Reduction Bacteria), oil content, RPI, Fe dan turbidity.
Untuk kualitas air injeksi ke dalam formasi, ada fenomena swelling atau
deflocculating clay mineral dari batuan formasi. Clay merespon terhkekurangan
kation divalent yang terkandung di dalam air injeksi. Ada beberapa tipe clay yang
mempunyai korelasi langsung dengan kation divalent ini, yaitu montmorilonite,
illite, koalinite, dan mixed layer mont-illite.
35
Untuk kegiatan water injection, sebagai salah satu strategi EOR, juga
digunakan untuk menjaga tekanan dalam formasi, juga bisa digunakan untuk
mensiasati limbah produced water yang dihasilkan dari produksi oil/gas.
Penanggulangan Scale, Istilah scale dipergunakan secara luas untuk deposit keras
yang terbentuk pada peralatan yang kontak atau berada dalam air. Dalam operasi
produksi minyak bumi sering ditemui mineral scale seperti Senyawa-senyawa ini
dapat larut dalam air. Scale CaCO3 paling sering ditemui pada operasi produksi
minyak bumi. Akibat dari pembentukan scale pada operasi produksi minyak bumi
adalah berkurangnya produktivitas sumur akibat tersumbatnya penorasi, pompa,
valve, dan fitting serta aliran.
Penyebab terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya
senyawasenyawa tersebut dalam air dengan jumlah yang melebihi kelarutannya
pada keadaan kesetimbangan. Faktor utama yang berpengaruh besar pada
kelarutan senyawa-senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi fisik (tekanan,
temperatur, konsentrasi ion-ion lain dan gas terlarut).
Pencegahan Scale, Scale inllibitor adalah bahan kimia yang menghentikan atau
mencegah terbentuknya scale bila ditambahkan padakonsentrasi yang kecil pada
air.Penggunaan bahwa kimia ini sangat menarik, karena dengan dosis yang sangat
rendah dapat mencukupi untuk mencegah scale dalam periode waktu yang lama.
Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua, yaitu:
36
Senyawa ini jarang digunakan dalam operasi perminyakan.
Kerugiannya adalah merupakan padatan dan bahan kimia ini
ymudah terdegradasi dengan cepat pada pH rendah atau pada
temperatur-tinggi. Inhibitor organik biasanya dikemas sebagai
cairan konsentrat dan tidak dapat dipisahkan sebagai bahan kimia
stabil. Ester phospat merupakan scale inhibitor yang sangat efektif
tetapi pada temperatur diatas 175°C dapat menyebabkan proses
hidrolisa dalam waktu singkat.
Phosponat merupakan scale inhibitor yang baik untuk penggunaan pada
temperature diatas 3500F. Sedangkan polimer seperti akrilat dapatdigunakan pada
temperatur diatas 350°C.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor untuk
mendapatkan efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai berikut: Jenis
scale, dengan diketahuinya komposisi scale, dapat dilakukan pemilihan scale
inhibitor yang tepat. Kekerasan scale. Temperatur, secara umum, inhibitor
berkurang keefektifannya apabila Temperature meningkat. Setiap inhibitor
mempunyai batas maksimum temperatur operas agar dapat berfungsi dengan baik.
pH, kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak efektif pada pH rendah.
Kesesuaian bahan kimia, scale inhibitor yang digunakan harus sesuai dengan
bahan kimia lain yang juga digunakan untuk kepentingan operasi seperti corrosion
inhibitor. Beberapa scale inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium, magnesium
atau barium membentuk scale pada konsentrasi yang tinggi. Padatan terlarut,
semakin banyak padatan terlarut maka semakin tinggi
konsentrasi inhibitor yang digunakan. Kesesuaian dengan kondisi air,
kandungan ion ion kalsium, barium, dan magnesium yang ada dalam air akan
menyebabkan terjadinya reaksi dengan beberapa jenis inhibitor sehingga
menimbulkan masalah baru yaitu terbentuknya endapan.
37
4.3 Alat dan Bahan
4.3.1 Alat
1. Balp
2. Buret
38
3. Corong Gelas
4. Gelas Kimia
5. Gelas Ukur
39
6. Labu Erlenmeyer
7. Labu Ukur
8. pH Paper
40
9. Pipet Tetes
11. Spatula
41
12. Tiang Statif
13. Tissue
42
4.3.2 Bahan
1. Air Formasi
2. Aquadest
43
Indikator MO (Methyl
3.
Orange)
Indikator PP
4.
(Phenolphthalein)
44
6. Larutan NaOH 20%
45
4.4 Prosedur percobaan
46
17. Tentukan kandungan [HCO3-], [CO3-], dan [OH-] dengan mengolah data
yang diperoleh
18. Bersihkan dan rapihkan alat dan bahan yang telah digunakan
pH air formasi =7
Volume sampel = 2 ml
Volume indikator PP = 2 tetes
Volume indikator MO = 1 tetes
Sifat kebasaan disebabkan oleh ion
Konsentrasi ion HCO3 - = 108 Meq/l = 0 mg/l
Konsentrasi ion CO3- = 52 Meq/l = 0 mg/l
Konsentrasi ion OH- =0 Meq/l = mg/l
[CO3-] = 54 Meq/l
[OH-] = 0 Meq/l
47
4.6 Pengolahan Data
4.8 Kesimpulan
Jadi, dari data diatas kita dapat menyimpulkan kekuatan air formasi
untuk menetralkan asam (Alkalinitas) pada saat P = 0 sifat kebasaan yang
diberikan oleh [HC03-] 162, [CO3-] 0, [OH-] 0. Ketika P = M [HC03-] 0, [CO3-
] 0, [OH-] 14. Ketika 2P = M [HC03 -] 0, [CO3-] 28, [OH-] 80. Ketika 2P < M
[HC03-] 52, [CO3-] 108, [OH-] 0. Dan ketika 2P > M [HC03-] 0, [CO3-] 0, [OH-
] -52 Unsur [HC03-] , [CO3-] , [OH-] merupakan unsur-unsur yang terkandung
dalam air formasi tersebut yang mana unsur-unsur inilah yang berupaya
dalam menetralkan asam.
48
BAB V
ANALISA KIMIA AIR FORMASI II
5.1 Tujuan
49
bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl (Natrium chloride)
sehingga merupakan air yang asam bahkan asamsekali. Secara langsung air
formasi berfungsi untuk mendorong hidrokarbon naik ke permukaan pada
mekanisme water drive. Selain fungsi tersebut, air formasi juga digunakan
untuk menetukan saturasi air didalam batuan sehingga dapat diperoleh data
secara kualitatif mengenai jumlah cadangan hidrokarbon didalam reservoir.
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau
plastik agar tidak terjadi kontaminasi. Air formasi selain berasal dari lapisan
itu sendiri atau juga berasal dari air formasi dari lapisan lain yang masuk
kedalam lapisan produktif, biasanya disebabkan oleh penyemenan yang
kurang baik sehingga air masih bisa menembus lapisan dari semen tersebut.
Kebocoran casing yang disebabkan oleh korosi pada casing , sambungan yang
kurang rapat, pengaruh gaya tektonik rapat, pada air formasi yang akan
dianalisa antara lain, penentuan spesific gravity, penentuan pH dan
alkalinitas, penentuan kandungan ion, penentuan kandungan padatan,
penentuan total padatan, penentuan zat organik, penentuan sifat kebasaan dari
air formasi yang kita dapatkan, penentuan sifat keasaman dari air formasi
yang akan kita teliti, penentuan kualitas sumber air untuk proses water
floading.
Pada dasarnya analisis kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu, analisa
kualitatif, yaitu analisa yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran yang tidak diketahui sedangkan analisa kuntitatif, yaitu analisa
kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada dalam suatu
sampel.
Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO3-
[karbonat], HCO3- [bikarbonat] dan OH- [hidroksida] dengan cara mentitrasi
air sampel dengan larutan asam yang lemah dan larutan indikator. Larutan
penunjuk atau indikator metyl orange (MO) digunakan sebagai indikator
dalam penentuan HCO3- [bikarbonat]. Yang digunakan dalam penentuan
kebasahan CO3- [karbonat] dan OH- [hidroksida] adalah phenolpthalein
50
(PP). Sedangkan untuk menentukan kandungan Ca 2+ dan Mg2+ perlu terlebih
dahulu ditentukan kesadahan totalnya. Unsur ion baku dalam air formasi
adalah Cl-, yang konsentrasinya lemah sampai pekat.
EDTA (etilendiamin tetra asetat) adalah senyawa yang stabil,
mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu. Kalsium dan
magnesium dapat membentuk garam kompleks EDTA (etilendiamine tetra
asetat) pada pH basa yaitu 10. Sementara itu, hanya kalsium yang membentuk
garam kompleks pada pH sbesar 12 dikarenakan adanya pengendapan
magnesium sebagai Mg (OH)2 (magnesium hidroksida). KOH (kalium
hidroksida) diperlukan untuk menaikkan pH dan menghindari terjadinya
kopresipitasi, sehingga penitaran EDTA (etilendiamine tetra asetat) pada pH
tersebut hanya dikonsumsi oleh kalsium saja.
Oleh sebab itu dengan titrasi dua percontoh menggunakan larutan
standar EDTA (etilendiamine tetra asetat), yang satu pada pH 10 dan lainnya
pada pH 12, kalsium dan magnesium dapat ditentukan secara bersamaan.
Nilai minimum pH ditentukan dari tetapan kondisionalnya Keff. Pada pH 12
Mg2+ mengendap sebagai Mg (OH)2 lebih dahulu karena memiliki Keff yang
lebih besar dari Ca2+ Selektivitas komplek dapat diatur dengan pengendalian
pH, misalnya Ca, Mg, Cr, Ba dapat dititrasi pada pH 11. Mn2+, Fe, Co, Ni,
Zn, Cd, Al, Pb, Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4-7, sedangkan logam
seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, V dan Th dititrasi pada pH 1-4.
EDTA sebagai garam natrium merupakan standar primer sehingga tidak perlu
distandarisasi lebih lanjut. Titrasi kompleksometri dapat digunakan pada
penentuan beberapa logam pada operasi skala semi mikro.
Konsentrasi klorida berkisar dari yang sangat encer sampai pekat
dan kemungkinan dapat menyebabkan masalah pembuangan yang serius.
Konsentrasi klorida digunakan untuk memperkirakan harga Resistivity dari
air formasi dan membedakan antara formasi-formasi bawah permukaan
(subsurface formations). Pada metoda ini, titrasi Cl dengan AgNO3 dilakukan
dengan indikator K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang
51
berwarna. Pada titik akhir titrasi, ion Ag yang berlebih diendapkan sebagai
Ag2CrO4 yang berwarna merah-cokelat.
Larutan pada penetapan Cl- cara Mohr harus bersifat netral atau
sedikit basa sehingga diperlukan pengaturan pH 6,0–8,5 tetapi tidak boleh
terlalu basa sebab Ag akan terendapkan sebagai Ag (OH), sebaliknya jika
larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi
CrO4 berkurang. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih
larut sebanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi.
Larutan kalium kromat (K2CRO4) merupakan zat padat berwarna
yang menghasilkan larutan kuning dalam air yang dengan adanya asam
mineral encer berubah menjadi kromat yang berwarna jingga dalam air,
indikator kalium kromat biasa digunakan dalam metode argentometri, larutan
kalium kromat (K2CRO4) merupakan larutan yang tidak berbahaya.
52
5.3 Alat dan Bahan
5.3.1 Alat
1. Balp
2. Buret
53
3. Corong Gelas
4. Gelas Kimia
5. Gelas Ukur
54
6. Labu Erlenmeyer
7. Pipet Tetes
8. Pipet Volumrik
55
9.
Spatula
11 Tissue
56
5.3.2 Bahan
1. Air Formasi
2. Aquadest
57
Indikator PP
3.
(phenolphthalein)
58
6. Larutan K2CrO4 5%
8. Larutan NH4OH
59
5.4 Prosedur percobaan
60
13. Menambahkan indikator phenolphthalein sebanyak 2 tetes ke
dalam larutan tersebut, dan terjadi perubahan warna menjadi
ungu
14. Menuangkan larutan EDTA 0,01 N ke dalam buret sampai skala
0
15. Menitrasi sampel air formasi tersebut dengan larutan EDTA 0,01
N sampai warna sampel air formasi tersebut menjadi warna ungu
bening
16. Mencatat banyaknya volume larutan EDTA 0,01 N yang
digunakan untuk titrasi, sebagai hasil pengamatan analisa ion
kalsium secara kuantitatif
17. Membersihkan dan merapihkan kembali alat dan bahan yang
telah digunakan
61
11. Mengambil 1 ml larutan K2CrO4 5% menggunakan pipet
volumetric dan balp kemudian masukkan ke dalam Labu
Erlenmeyer yang berisi air formasi
12. Memasukkan larutan AgNO3 0,1 N kedalam buret dengan
menggunakan corong gelas sampai skala 0
13. Menitrasi larutan tersebut dengan larutan AgNO3 0,1 N sampai
air formasi tersebut terdapat tetesan merah bata
14. Mencatat volume AgNO3 0,1 N yang digunakan untuk titrasi,
sebagai hasil pengamatan analisa ion klorida secara kuantitatif
15. Membersihkan dan merapihkan kembali alat dan bahan yang
telah digunakan
Volume sampel = 10 ml
mengandung kalsium
2. Kuantitatif
Volume sampel = 10 ml
Indikator PP = 1 tetes
62
Indikasi = Air formasi menjadi berwarna ungu
bening
Volume sampel = 10 ml
Keruh endapan
2. Kuantitatif
Volume sampel = 10 ml
Volume Kr2CO4 5% = 1 ml
Volume sampel = 10 ml
Ar Ca = 40
Ditanya =
63
Jawab:
9,5 ×1000
= 10
= 950 Mg/l
𝐶𝑎(𝑀𝑔⁄𝑙) × 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
b) Konsentrasi [Ca2+] (Me/l) = 𝐴𝑟 𝐶𝑎
950 ×2
= 40
= 47,5 Me/l
Volume sampel = 10 ml
Ar Cl = 35,5
Ditanya =
Jawab:
31 ×1000
= × 35,5 × 0,1
10
= 11005 Mg/l
𝐶𝑙(𝑀𝑔⁄𝑙)
b) Konsentrasi [Cl-] (Me/l) = × 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐴𝑟 𝐶𝑙
11005
= ×1
35,5
= 310 Me/
64
Konsentrasi Anion dan Kation
Konsentrasi (Na+)
Ar Na = 23
Ditanya =
Jawab:
= 314,673 – 48,03
= 266,643 Meq/l
= 266,643 x 23
= 6132,789 Mg/l
65
Tenaga Ion
= 0,55
66
Diagram Stiff
Temperature Pertama = 20 °C
Temperature Kedua = 25 °C
Temperature Ketiga = 30 °C
Ditanya =
Jawab:
67
-4 -3 -2 -1 0 1
= 1,74 + 2,003 + 0
= 3,753 Mg/l
Ditanya =
a) PCa =….?
b) PAlka =….?
Jawab:
68
Nilai Stabilitas Indeks terhadap Suhu
Diketahui:
PAlka = 15 Mg/l
Ditanya:
Jawab:
= 7 – 3,3-2,38-2,52
= -1,2
= 7 – 3,1-2,38-2,52
= -1
= 7-2,75-2,38-2,75
= -0,65
69
Dari hasil pengolahan data didapat hasil, SI < 0 dan hal ini
menunjukan bahwa air formasi tidak mengandung endapan
Keterangan:
-4 -3 -2 -1 0 1
Stabilitas Indeks
5.8 Kesimpulan
Jadi, dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sampel air
formasi yang digunakan pada percobaan tersebut tidak mengandung endapan
dikarenakan stabilitas indeks pada 20 °C, 25 °C, dan 30 °C itu nilainya <0
yang mana jika SI <0 itu menunjukan tidak adanya endapan pada air formasi.
70
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Jadi, titik kabut pada light oil (minyak ringan) terjadi pada
temperature 26 °C dan pada heavy oil (minyak berat) terjadi pada temperature
28 °C, Heavy oil . Titik beku pada light oil terjadi pada temperature 24 °C
dan pada heavy oil terjadi pada temperature 26 °C. Titik tuang pada light oil
terjadi pada temperature 34 °C dan pada heavy oil terjadi pada temperature
35 °C, heavy oil memiliki suhu titik tuang lebih tinggi karena viskositasnya
lebih besar.
71
6.2 Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN