Oleh
20010042
INDRAMAYU
2022
LAPORAN RESMI
Oleh
20010042
INDRAMAYU
2022
i
ABSTRAK
Titik kabut adalah temperatur dimana lilin paraffin atau padatan lain mulai
mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak di dinginkan pada
kondisi tertentu.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat bergerak
lagi atau mengalir.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak masih dapat dituang atau
mengalir bila minyak tersebut di dinginkan dengan tanpa di ganggu pada kondisi
yang ditentukan.
Specific gravity adalah satuan berat jenis yang digunakan dalam teknik
perminyakan. Specific gravity crude oil di definisikan sebagai perbandingan
antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan
temperature yang sama.
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau interstitial
water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas, kareana
adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang
ditinggalkan minyak.
Kata Kunci: Titik kabut, Titik beku, Titik tuang, Specific gravity, Air formasi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
Oleh
Disahkan oleh:
Dosen Pengampu
Agustina Prihatini, M. T.
iii
iv
LEMBAR BEBAS REVISI
LAPORAN RESMI
Oleh
Disahkan oleh:
Dosen Laboran
Taufik Andika, M. T.
v
ASISTEN PRAKTIKUM
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
laporan ini.
Keluarga khususnya kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik
berupa doa maupun materi yang tak ternilai jumlahnya dan tiada hentinya
tercurahkan untuk saya dan bertekad akan membalas setiap jasa kedua orang tua
saya dengan kesuksessan dan kebahagiaan.
Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika Hidrokarbon dan Asisten Praktikum yang sabar
dan dengan kelapangan maereka memberikan arahan dan bimbingannya kepada
kami yang belum tahu bahkan tidak mengenal Kimia Fisika Hidrokarbon.
Teman-teman satu kosan yang telah membantu dan meramaikan suasana dan
kamu pastinya yang setiap detiknya selalu mengerti dan memberikan semangat
kepada saya.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Mohamad Rayhan Rahmandika
Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 14 Februari 2003
Alamat : Jl.Cideng Raya Rt.05 Rw.06 Desa Kertawinangun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor Handphone : 0895605966104
Email : mohamadrayhandika@gmail.com
Pendidikan
2009 - 2015 : SD Negri 2 Kertawinangun
2015 - 2018 : SMP Negri 5 Cirebon
2018 - 2021 : SMA Negri 7 Cirebon
2021 - Sekarang : Akademi Minyak dan Gas Balongan, Teknik Perminyakan
Diploma III
Dengan adanya “Laporan Resmi Analisa Fluida Reservoir” ini selain untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika
Hidrokarbon mudah-mudahan juga memenuhi Sebagian kebutuhan pembaca yang
memerlukan laporan karya ilmiah berbahasa Indonesia, khususnya dalam bidang
Kimia Fisika Hidrokarbon.
ix
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, di
antaranya:
1. Kedua Orang tua yang tiada lebih memberikan seluruh pengorbanan dan
kasih sayangnya.
2. Bapak H. Nahdudin Islami, M.T., selaku Ketua Yayasan Bina Islami dan
Akademi Minyak dan Gas Balongan.
3. Ibu Hj. Hanifah Handayani, M.T., selaku Direktur Akademi Minyak dan Gas
Balongan.
4. Bapak Abdul Kamid, M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika
Hidrokarbon.
5. Ibu Agustina Prihatini, M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Fisika
Hidrokarbon.
6. Maria Sinka Elizabeth Sitompul, selaku Penanggung Jawab Kelompok 16.
7. Anindya Satrio Wicaksono, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida
Reservoir.
8. Davis Putra Ananda Setiawan, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida
Reservoir.
9. Dliya Ruhana, selaku Asisten Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
10. Ginka Rawamba Hestaria Saragih Munthe, selaku Asisten Praktikum Analisa
Fluida Reservoir.
11. Karlina Dewi, selaku Asisten Praktikum Analisa Fludia Reservoir.
12. Teman-teman Kelompok 15 Praktikum Analisa Fluida Reservoir.
13. Teman-teman Teknik Perminyakan Angkatan 20 khususnya Kelas B.
14. Semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memberikan dukungan
baik secara moral maupun materil.
x
Saya menyadari bahwa Laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
rekan-rekan agar membuat laporan berikutnya dapat lebih baik. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi rekan-rekan terutamanya saya pribadi.
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
ASISTEN PRAKTIKUM........................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR TABEL..............................................................................................xviii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................3
xii
BAB II PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU, DAN TITIK TUANG.....4
2.1 Tujuan.................................................................................................4
2.3.1 Alat............................................................................................9
2.3.2 Bahan.......................................................................................12
2.8 Kesimpulan.......................................................................................15
3.1 Tujuan...............................................................................................16
3.3.1 Alat..........................................................................................21
3.3.2 Bahan.......................................................................................23
3.8 Kesimpulan.......................................................................................25
xiii
BAB IV ANALISA KIMIA AIR FORMASI I......................................................26
4.1 Tujuan...............................................................................................26
4.3.1 Alat..........................................................................................32
4.3.2 Bahan.......................................................................................36
4.8 Kesimpulan.......................................................................................41
5.1 Tujuan...............................................................................................42
5.3.1 Alat..........................................................................................48
5.3.2 Bahan.......................................................................................52
xiv
5.8 Kesimpulan.......................................................................................64
BAB VI PENUTUP...............................................................................................65
6.1 Kesimpulan.......................................................................................65
6.2 Saran.................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7. Spatula................................................................................................11
xvi
Gambar 24. Buret.................................................................................................32
xvii
Gambar 57. Pipet Volumetrik...............................................................................50
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR GRAFIK
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Draft Percobaan I
Draft Percobaan II
Draft Percobaan IV
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1
HCO3-, dan OH- yaitu dengan menitrasi air sampel dengan larutan asam
yang lemah dan larutan indikator. Larutan penunjuk (indikator) yang
digunakan dalam penentuan kebasaan CO3- dan OH- adalah phenolptalin
(pp), sedangkan metyl orange (MO) digunakan sebagai indikator dalam
penentuan HCO3-. Sedangkan untuk menentukan kandungan Ca dan Mg
perlu terlebih dahulu ditentukan kesadahan totalnya.
1.2 Tujuan
2
14. Mengetahui pengertian alkalanitas
15. Mengetahui pengambilan air formasi di lapangan
16. Mengetahui bahan yang digunakan
17. Menentukan konsentrasi Ca+ (kalsium) pada formasi
18. Menentukan konsentrasi Cl- (klorida) dan Mg+ (magnesium) pada air
formasi
1.3 Manfaat
3
BAB II
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU, DAN TITIK TUANG
2.1 Tujuan
5
Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur,
agar dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang
terbaik agar minyak dapat ditranspotasikan secara lancar dari formasi ke
permukaan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas,
kita dapat mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba
untuk mengetahui titik kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.
Untuk itu sangat perlu mengetahui harga titik kabut, titik beku dan
titiktuang dari minyak mentah yang akan diproduksikan. Sehingga masalah
ini dapatdiantisipasi dan dapat merencanakan cara yang terbaik agar
minyak mentah dariformasi dapat terus mengalir atau diprodukskan ke
permukaan.
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau
padatan lainmulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila
minyak didinginkan pada kondisi tertentu
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak mentah
sudah tidakdapat bergerak atau mengalir lagi.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah
masih dapatdituangkan (sebelum mengalami pembekuan) atau mengalir
bila minyak tersebutdidinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang
telah ditentukan.
pengukuran suhu pada saat contoh menjadi dingin atau tertahan untuk
mengalir. Pada suhu tersebut lilin dapat mendekati bentuk padat atau
lilin semi-padat dan cukup lunak, bergantung pada komposisi lilin
petroleum yang diuji. Sifat pembekuan lilin petroleum adalah suatu suhu
pada saat lilin petroleum, jika dibiarkan dingin dibawah suhu tertentu akan
berhenti mengalir.
8
Pada minyak yang mempunyai titik beku yang rendah apabila
berada dibawah temperatur normal maka akan cepat membeku dalam pipa
apabila hanya menggunakan pipa biasa, dan hal ini tentu saja akan
merugikan karena memungkinkan akan terjadi penyumbatan-penyumbatan
dalam pipa tersebut. Mengatasi hal tersebut maka dipasang pemanas pada
jarak tertentu agar minyak tidak membeku dalam pipa.
2.3.1 Alat
1. Corong Gelas
9
2. Electric Heater
3. Gelas Kimia
4. Gelas Ukur
10
5. Penjepit Kayu
7. Spatula
Gambar 7. Spatula
11
Tabung Reaksi
9. Thermometer Batang
Gambar 9. Thermometer
Batang
10. Tissue
2.3.2 Bahan
12
No. Gambar Nama Bahan
2. Garam
Suhu ruangan = 24 °C = 32 °F
Light oil =
Titik kabut terjadi pada temperature : 12°C = 54 °F
Titik beku terjadi pada temperature : -2 °C = 28 °F
Titik tuang terjadi pada temperature : 5 °C = 41 °F
Heavy oil =
Titik kabut terjadi pada temperature : 28 °C = 82 °F
Titik beku terjadi pada temperature : 25 °C = 77 °F
Titik tuang tejadi pada temperature : 28 °C = 82 °F
14
2.6 Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang
Titik Titik Titik
Crude Oil Kabut Beku Tuang
0
C 0
F 0
C 0
F 0
C 0
F
Light Crude Oil 12 54 -2 28 5 41
Heavy Crude Oil 28 82 25 77 28 82
Tabel 3. Pengolahan data Percobaan 1
Pada praktikum penentuan Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang
terdapat beberapa kesalahan, yaitu:
1. Kurang menguasai materi
2.8 Kesimpulan
Jadi, titik kabut pada light oil (minyak ringan) terjadi pada temperature 12 °C
dan pada heavy oil (minyak berat) terjadi pada temperature 28 °C, Heavy oil lebih
lama mengalami titik kabutnya dibandingkan dengan light oil. Titik beku pada light
oil terjadi pada temperature 28 °C dan pada heavy oil terjadi pada temperature 77
°C. Titik tuang pada light oil terjadi pada temperature 41 °C dan pada heavy oil
terjadi pada temperature 82 °C, heavy oil memiliki suhu titik tuang lebih tinggi
karena viskositasnya lebih besar.
15
BAB III
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY (SG)
3.1 Tujuan
Minyak mentah merupakan campuran yang terdiri dari 200 atau lebih
bahan organik yang hampir semuanya hidrokarbon. Minyak yang berbeda memiliki
kombinasi dan konsentrasi yang berbeda dari berbagai bahan organik API
(American Petroleum Institute).Gravity dari minyak merupakan ukuran dari
specific gravity atau density.
Semakin tinggi angka API yang diekspresikan dengan derajat API, maka
akan semakin kurang kerapatan minyaknya. Sebaliknya, semakin rendah angka API
maka semakin berat dan rapat minyaknya.
16
Berat jenis adalah salah satu sifat fisik hidrokarbon yang umumnya
dinyatakan dalam specific gravity (SG) atau dengan oAPI.Derajat API merupakan
satuan untuk menyatakan berat jenis minyak yang digunakan sebagai dasar
klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana.Hubungan berat jenis minyak
dengan derajat API adalah saling berbanding terbalik. Semakin berat jenis minyak
mentah atau semakin tinggi derajat API, maka akan berharga minyak bumi itu,
karena lebih banyak mengandung bensin. Tinggi rendahnya berat jenis minyak
mentah juga berpengaruh pada viskositasnya serta berpengaruh pada titik didih
minyak mentah
18
141.5
SG=
131.5+ °API
.........................................................(Persamaan 2.1)
141.5
° API= −131.5
SG
.........................................................(Persamaan 2.2)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila °API (American
Petroleum Institute) besar maka berat jenis minyak atau specific gravity (SG) akan
kecil. Berat jenis (Specific Gravity) kadang-kadang juga digunakan sebagai ukuran
kasar untuk membedakan minyak mentah, karena minyak mentah dengan °API
(American Petroleum Institute) rendah biasanya adalah parafinik. Perkiraan jenis
minyak bumi ditunjukkan sebagai berikut : Persamaan tersebut menunjukkan
bahwa oAPI akan semakin besar jika berat jenis minyak makin kecil. Semakin
rendah oAPI, maka kualitas minyak semakin rendah karena banyak mengandung
lilin.Semakin specific gravity (SG) atau jenis minyak berarti minyak tersebut
mempunyai kandungan panas (heating value) yang rendah.Specific gravity (SG)
kadang digunakan untuk membedakan minyak mentah, karena minyak mentah
dengan berat jenis rendah biasanya adalah parafinik.
Tabel 3.1
Perkiraan Jenis Minyak Bumi Berdasarkan °API
Jenis Minyak Specific
°API
Bumi Gravity
Ringan 0.830 39
19
Sangat Berat 0.905 24.8
20
Nilai o
API (American Petroleum Institute) minyak berbeda-beda
tergantung jenis minyaknya.Untuk minyak ringan denganspecific gravity(SG)
rendah biasanya mempunyai 30oAPI.Untuk minyak sedang 20-30oAPI.Sedangkan
untuk minyak berat sekitar 10-20oAPI.oAPI (American Petroleum Institute) Gravity
minyak bumi menunjukkan kualitas minyak, makin kecil berat jenisnya atau makin
tinggi oAPI (American Petroleum Institute) maka minyak bumi tersebut semakin
berharga (mengandung banyak bensin). Sebaliknya makin rendah oAPI (American
Petroleum Institute) atau makin besar berat jenisnya maka mutu minyak kurang
baik karena banyak mengandung lilin atau residu aspal. Namun dewasa ini minyak
berat dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan menggunakan metode
cracking dalam penyulingan, namun proses ini memerlukan biaya yang besar.
3.3.1 Alat
1. Electric Heater
21
2. Gelas Kimia
3. Gelas Ukur
Ga
mb
ar
Hydrometer Specific
4. 17.
Gravity Heavy Liquid
Hydrometer Specific Gravity
Heavy Liquid
22
Hydrometer Specific
5.
Gravity Light Oil
6. Spatula
7. Thermometer
23
Gambar 21. Tissue
Tabel 5. Alat-alat Percobaan 2
3.3.2 Bahan
24
5. Masukkan thermometer derajat Fahrenheit ke dalamnya
6. Baca harga SG dan temperaturnya
7. Catat skala yang ada di thermometer
8. Dari hasil pembacaan gunakan table untuk mendapatkan gravity °API
sebenarnya
1. Light oil
Volume sampel = 1000 ml
Temperature = 24 °C = 75,2 °F
Besar SG sampel = 0,815
Besar °API gravity sampel = 42,11
2. Heavy oil
Volume sampel = 1000 ml
Temperature = 24 °C = 75,2 °F
Besar SG sampel = 0,951
Besar °API gravity sampel = 17,29
Besar °API
Jenis Crude Volume Besar SG
Temperature gravity
oil sampel sampel
sampel
Light oil 1000 ml 24 °C 75,2 °F 0,815 42,11
Heavy oil 1000 ml 24 °C 75,2 °F 0,951 17,29
Tabel 7. Pengolahan Data Percobaan 3
3.8 Kesimpulan
Jadi, dari percobaan diatas disimpulkan bahwa Light oil (minyak ringan)
mempunyai SG yang lebih kecil dari Heavy oil (minyak berat), dan mempunyai
°API yang lebih besar dari Heavy oil begitu juga sebaliknya.
26
BAB IV
ANALISA KIMIA AIR FORMASI I
4.1 Tujuan
1. Menentukan pH
2. Menentukan Alkalinitas
3. Mengetahui unsur ion baku
4. Mengetahui kegunaan indicator phenophtalein
5. Mengetahui apa itu kesadahan
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau interstitial water
yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas, karena adanya gaya
dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak. Air
formasi hamper selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon. Air formasi
diperkirakan berasal dari laut yang ikut terendapkan bersama dengan endapan
sekelilingnya, karena situasi pengendapan batuan reservoir minyak terjadi pada
lingkungan pengendapan laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses produktifitas sumur,
tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga mempunyai kegunaan cukup penting,
antara lain :
Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur. Untuk
mengetahui adanya scale formation
Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan yodium dan barium
yang cukup besar dan dapat digunakan untuk mengetahui adanya reservoir minyak yang
cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah :
- Adanya korosi
- Adanya solid deposit
27
- Adanya kerusakan formasi
Air formasi adalah air yang ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas. Air
ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga
merupakan air yang asam bahkan asam sekali. Air formasi biasanya disebut dengan oil
field water atau connate water atau intertial water.
Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon karena memang
dengan adanya air ini ikut menentukan terakumulasinya hidrokarbon didalam suatu
akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari suatu reservoir, minimal 10 %
dan maksimal 100 % dari keseluruhan pori.
Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri atau juga berasal dari air formasi dari
lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktif, biasanya disebabkan oleh :
a. Penyemenan yang kurang baik.
b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh :
1) Korosi pada casing.
2) Sambungan kurang rapat.
3) Pengaruh gaya tektonik rapat (patahan).
Sifat-sifat yang terkandung dalam air formasi :
1. Sifat fisika,meliputi :
a. Kompresibilitas
b. Kelarutan gas didalam air
c. Viscositas air.
d. Berat jenise.
e. Konduktifitas.
2. Sulfat kimiawi, meliputi :
a. Ion-ion negatif. (Anion)
b. Ion-ion positif. (Kation)
adalah :
Bukan hanya kerugian saja yang dihasilkan oleh air formasi, air formasi ini jiga
mempunyai dampak positif yang di gunaka untuk water injeksi, Produced water
merupakan salah satu limbah terbesar yg dihasilkan oleh sektor hulu migas. Terlebih
untuk lapangan marjinal, water cut produksinya saja bisa mencapai 90% (bahkan bisa
lebih). Hal tersebut menjadi concern utama untuk pengelolaannya sering bermasalah
karena jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Opsi pengelolaan produced
water ada 2 macam. Kita bisa treatment untuk di buang ke badan air atau di-re-injeksi.
Re-injeksi terbagi menjadi dua, yakni untuk enhance oil recovery /EOR (pressure
maintenance, water flooding dll) atau berupa sumur disposal. Semua opsi mewajibkan
pre-treatment dulu untuk memenuhi baku mutu, kecuali sumur disposal. Semua opsi
perlu perijinan dan pemantauan rutin minimal per bulan dari instansi lingkungan,
29
kecuali untuk re-injeksi sebagai EOR. Ref Permen LH 04 thn 2007 dan Permen LH 13
th 2007.
Saat ini re-injeksi merupakan opsi yg paling banyak dipilih karena praktis, tidak ribet
bermaslah secara sosial lingkungan terutama juga mempertimbangkan aspek teknis,
ekonomi teknologi. Sebagai contoh, beberapa lapangan akan sangat sulit memenuhi
kriteria baku mutu TDS <
4.000 dengan teknologi konvensional.
Selain itu ada keuntungan yang didapatkan dari injeksi air terproduksi kedalam formasi
yaitu untuk mendorong kandungan crude oil dari dalam formasi kesumur-sumur
produksi dan menjaga tekanan fluida didalamnya, namun ada criteria-kriteria tertentu
yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Air untuk injeksi proses EOR memang perlu memenuhi kriteria tertentu. Jika tidak, alih-
alih mendorong produksi crude oil malah membuat plug formasi. Fasprod pipa, pompa
dan lain-lain juga cepat plugging, korosif & rusak. Parameter yang biasa dijadikan
indikator diantaranya pH, DO, TSS, MPFT, SRB (Sulfur Reduction Bacteria), oil
content, RPI, Fe dan turbidity.
Untuk kualitas air injeksi ke dalam formasi, ada fenomena swelling atau deflocculating
clay mineral dari batuan formasi. Clay merespon terhadap
30
kekurangan kation divalent yang terkandung di dalam air injeksi. Ada beberapa
tipe clay yang mempunyai korelasi langsung dengan kation divalent ini, yaitu
montmorilonite, illite, koalinite, dan mixed layer mont-illite.
Untuk kegiatan water injection, sebagai salah satu strategi EOR, juga digunakan
untuk menjaga tekanan dalam formasi, juga bisa digunakan untuk mensiasati
limbah produced water yang dihasilkan dari produksi oil/gas.
Penanggulangan Scale, Istilah scale dipergunakan secara luas untuk deposit keras
yang terbentuk pada peralatan yang kontak atau berada dalam air. Dalam operasi
produksi minyak bumi sering ditemui mineral scale seperti CaSO4, FeCO3,
CaCO3, dan MgSO4. Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air. Scale CaCO3
paling sering ditemui pada operasi produksi minyak bumi. Akibat dari
pembentukan scale pada operasi produksi minyak bumi adalah berkurangnya
produktivitas sumur akibat tersumbatnya penorasi, pompa, valve, dan fitting
serta aliran.
Penyebab terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya senyawasenyawa
tersebut dalam air dengan jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan
kesetimbangan. Faktor utama yang berpengaruh besar pada kelarutan senyawa-
senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi fisik (tekanan, temperatur,
konsentrasi ion-ion lain dan gas terlarut).
Pencegahan Scale, Scale inllibitor adalah bahan kimia yang menghentikan atau
mencegah terbentuknya scale bila ditambahkan pada konsentrasi yang kecil pada
air.Penggunaan bahwa kimia ini sangat menarik, karena dengan dosis yang
sangat rendah dapat mencukupi untuk mencegah scale dalam periode waktu yang
lama.
Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua, yaitu:
31
2. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah
menempelnya suatu partikel-partikel pada permukaan padatan.
32
Kelompok scale inhibitor antara lain: inorganik poliphospat, Inhibitor organik,
Phosponat, ester phospat, dan polimer. Inorganik poliphospat adalah padatan
inorganik non-kristalin. Senyawa ini jarang digunakan dalam operasi
perminyakan. Kerugiannya adalah merupakan padatan dan bahan kimia ini
ymudah terdegradasi dengan cepat pada pH rendah atau pada temperatur-tinggi.
Inhibitor organik biasanya dikemas sebagai cairan konsentrat dan tidak dapat
dipisahkan sebagai bahan kimia stabil. Ester phospat merupakan scale inhibitor
yang sangat efektif tetapi pada temperatur diatas 175°C dapat menyebabkan
proses hidrolisa dalam waktu singkat.
Phosponat merupakan scale inhibitor yang baik untuk penggunaan pada
temperature diatas 3500F. Sedangkan polimer seperti akrilat dapat digunakan
pada temperatur diatas 350°C.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor untuk
mendapatkan efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai berikut: Jenis
scale, dengan diketahuinya komposisi scale, dapat dilakukan pemilihan scale
inhibitor yang tepat. Kekerasan scale. Temperatur, secara umum, inhibitor
berkurang keefektifannya apabila Temperature meningkat. Setiap inhibitor
mempunyai batas maksimum temperatur operas agar dapat berfungsi dengan
baik. pH, kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak efektif pada pH rendah.
Kesesuaian bahan kimia, scale inhibitor yang digunakan harus sesuai dengan
bahan kimia lain yang juga digunakan untuk kepentingan operasi seperti
corrosion inhibitor. Beberapa scale inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium,
magnesium atau barium membentuk scale pada konsentrasi yang tinggi. Padatan
terlarut, semakin banyak padatan terlarut maka semakin tinggi
4.3.1 Alat
1. Balp
2. Buret
4. Gelas Kimia
5. Gelas Ukur
7. Labu Ukur
8. pH Paper
11. Spatula
13. Tissue
4.3.2 Bahan
1. Air Formasi
Indikator MO (Methyl
3.
Orange)
Indikator PP
4.
(Phenolphthalein)
pH air formasi =7
Volume sampel = 2 ml
Volume indikator PP = 2 tetes
[HCO3-] = 32 Meq/l
[OH-] = 0 Meq/l
4.8 Kesimpulan
Jadi, dari data diatas kita dapat menyimpulkan kekuatan air formasi
untuk menetralkan asam (Alkalinitas) pada saat P = 0 sifat kebasaan yang
diberikan oleh [HC03-] 192, [CO3-] 0, [OH-] 0. Ketika P = M [HC03-] 0,
[CO3-] 0, [OH-] 14. Ketika 2P = M [HC03-] 0, [CO3-] 28, [OH-] 80. Ketika 2P
< M [HC03-] 32, [CO3-] 160, [OH-] 0. Dan ketika 2P > M [HC0 3-] 0, [CO3-]
0, [OH-] -32. Unsur [HC03-] , [CO3-] , [OH-] merupakan unsur-unsur yang
terkandung dalam air formasi tersebut yang mana unsur-unsur inilah yang
berupaya dalam menetralkan asam.
5.1 Tujuan
5.3.1 Alat
2. Buret
3. Corong Gelas
5. Gelas Ukur
6. Labu Erlenmeyer
8. Pipet Volumetrik
9. Spatula
11.
Tisue
5.3.2 Bahan
2. Aquadest
Indikator PP
3.
(phenolphthalein)
6. Larutan K2CrO4 5%
8.
Larutan NH4OH
Volume sampel = 10 ml
2. Kuantitatif
Volume sampel = 10 ml
Indikator PP = 2 tetes
Volume sampel = 10 ml
2. Kuantitatif
Volume sampel = 10 ml
Volume Kr2CO4 5% = 1 ml
Volume sampel = 10 ml
Ar Ca = 40
Ditanya =
Jawab:
22,2× 1000
=
10
= 2,220 Mg/l
2,220× 2
=
10
= 0,111 Me/l
Volume sampel = 10 ml
Ar Cl = 35,5
Ditanya =
Jawab:
32,1× 1000
= ×35,5 ×0,1
10
= 11395,5 Mg/l
11395,5
= ×1
35,5
= 321 Me/l
Konsentrasi (Na+)
Ar Na = 23
Jawab:
= 4,784 – 0,5855
= 4,1985 Meq/l
= 4,1985 x 23
= 96,567 Mg/l
Tenaga Ion
= 0,259
Temperature Pertama = 20 °C
Temperature Kedua = 25 °C
Temperature Ketiga = 30 °C
Ditanya =
Jawab:
= 1,74 + 2,003 + 0
= 3,753 Mg/l
Ditanya =
a) PCa =….?
b) PAlka =….?
Jawab:
Diketahui:
PAlka = 15 Mg/l
Ditanya:
Jawab:
= 7 – 3,0 – 302 – 15
= -313
= 7 – 2,8 – 302 – 15
= 7 – 2,0 – 302 – 15
= -312
Dari hasil pengolahan data didapat hasil, SI < 0 dan hal ini
menunjukan bahwa air formasi tidak mengandung endapan
Keterangan:
5.8 Kesimpulan
Jadi, dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sampel air
formasi yang digunakan pada percobaan tersebut tidak mengandung
6.1 Kesimpulan
1. Alat yang digunakan pada praktikum Titik Kabut, Titik Beku, Titik
Tuang seperti Corong Gelas, Electric Heater, Gelas Kimia, Gelas Ukur,
seperti Balp, Buret, Corong Gelas, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Labu
Statif, Tissue.
seperti Balp, Buret, Corong Gelas, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Labu
(crude oil), Heavy Oil, Light Oil, Air formasi, Aquades, Indikator MO
6. Titik kabut merupakan temperatur ketika lilin parafin atau padatan lain
8. Titik tuang adalah suhu dimana minyak tidak dapat bergoyang karena
dan Tekanan.
12. Nilai SG pada temperatur 600F untuk minyak ringan dan berat yaitu
13. Hasil nilai specific gravity pada minyak ringan adalah SG ukur 0,817
dan SG true 0,8296 sedangkan Hasil nilai specific gravity pada minyak
sederhana.
15. Hubungan berat jenis minyak dengan derajat API adalah saling
tinggi derajat API, Tinggi rendahnya berat jenis minyak mentah juga
minyak mentah.
17. Penentuan berat jenis minyak (Crude Oil) dilakukan dengan alat
hydrometer.
18. Air formasi dapat didefinisikan sebagai air yang berakumulasi dengan
reservoir.
19. Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water
tersebut.
22. Sifat-sifat yang terkandung dalam air formasi meliputi Sifat fisika,
(Kation).
23. Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri, bisa juga dari lapisan
tektonik.
suatu larutan.
27. EDTA (etilendiamin tetra asetat) adalah senyawa yang stabil, mudah
dimana filtrat atau fluida (fasa cair) dari lumpur masuk ke formasi yang
28. Unsur yang terkandung pada air formasi yaitu K, Na, Cl, Ca, Mg.
CaCO3, MgSO4.
(Phenolphthalein).
31. Bahan yang digunakan untuk mencegah pembentuka scale adalah scale
inhibitor.
6.2 Saran