Disusun oleh:
ABDUL RAFI FAKHRUDIN RUSLI
181910037
XIII KIMIA ANALISIS 2
Dinyatakan
DITERIMA/DITOLAK
Sebagai syarat mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
Pada tanggal 8 s.d. 22 September 2021
Tahun Pelajaran 2021/2022
Menyetujui/Mengesahkan :
Mengetahui/ Menyetujui,
Kepala SMK Bani Saleh
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan kerja
yang dilakukan di dunia industri dalam upaya untuk meningkatkan mutu
siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga menambah bekal untuk
masa mendatang guna memasuki dunia kerja.
Dilaksanakannya Praktek Kerja Industri maka diharapkan setiap siswa/i
mampu mengikuti dan memahami kegiatan kerja yang dilakukan di dunia
industri. Sehingga siswa/i mampu mencapai kinerja secara maksimal terhadap
apa yang telah dilakukannya selama berada di sekolah sehingga mampu
membuat siswa/i diperhitungkan di dunia kerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, tersirat 2 pihak, yaitu lembaga
pendidikan pelatihan dan lapangan kerja yang secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu program pendidikan dan pelatihan kejuruan.
Kegiatan penyelenggaraan Prakerin mengharapkan siswa/i mendapat keahlian
dan etos kerja yang meliputi:
1. kerajinan dalam bekerja,
2. kemampuan dalam bekerja,
3. disiplin,
4. inisiatif,
5. motivasi kerja.
B. Tujuan Proyek
Tujuan Proyek pada dasarnya adalah menerapkan ilmu yang sudah
diperoleh disekolah guna mengembangkan profesionalisme yang diperlukan
siswa untuk memasuki dunia lapangan pekerjaan yang secara rinci tujuan dan
maksud dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Suatu motivasi dalam diri siswa/i agar menunjukan dirinya mampu
melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
1
2
D. Pembatasan Masalah
Pada pelakasanaan Prakerin di Laboratorium SMK Bani Saleh, penulis
hanya membatasi pada Penetapan Kadar Vitamin C pada Sampel Daun Salam
dengan Metode Titrasi Iodimetri.
BAB II
PROFIL SMK BANI SALEH
3
4
Tenaga Pendidik di SMK Bani Saleh diprakarsai oleh para ahli yang
sesuai dengan background pendidikannya yaitu pada bidang Pendidikan,
Farmasi dan Kimia baik dari alumni Universitas Indonesia, Universitas
Airlangga, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta,
Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati dan
beberapa perguruan tinggi lainnya.
1. Visi
Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, kreatif, dan inovatif.
2. Misi
1. menerapkan sistem pembelajaran aktif, invatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira dan bernobot
2. menciptakan lingkungan yang islami
3. membiasakan shalat berjamaah dan di awal waktu
4. menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
5. menumbuhkan semangat kebersamaan dan jiwa sosial
6. mengembangkan seluruh potensi siswa yang berbasis informasi dan
teknologi (IT) agar kompeten, berwawasan, tangguh di dunia kerja
dan berpenampilan baik.
5
B. Struktur Organisasi
Drs. H Jainuddin,
M.Pd.I
Kepala
Kepala Sekolah
Sekolah
b. Tenaga Kependidikan
1) Nurul Akbar, S.E
2) Roy Manik, S.E
3) Kurnia Widiyatami, S.Kom
4) Abdul Rohman, S.Kom
7
Daun salam adalah tanaman herbal yang sering digunakan sebagai bumbu
penyedap masakan karena memiliki aroma yang khas.Ternyata, manfaat daun
salam tidak sampai di situ saja. Selain digunakan sebagai penyedap masakan,
daun dan minyaknya juga berguna sebagai obat. Berbagai manfaat daun salam
untuk kesehatan di antaranya untuk mengatasi rematik, maag, telat haid, sakit
perut, ramuan penyejuk serta pembasmi kecoa
9
10
B. Tinjauan Pustaka
1) Daun Salam
Daun salam adalah tanaman yang memiliki nama ilmiah Syzygium
polyanthum. Daun salam sering digunakan terutama untuk bahan rempah
rempah pengharum masakan di sejumlah Asia Tenggara termasuk di
Indonesia. Selain sebagai rempah-rempah, daun salam juga dapat
digunakan sebagai obat tradisional. Akhir-akhir ini masyarakat banyak
yang menggunakan obat tradisional karena obat tradisional tidak
memerlukan biaya yang mahal dan dapat diramu sendiri, selain itu juga
obat tradisional memiliki efek samping yang relatif sangat kecil
dibandingkan dengan obat-obatan sintetik yang banyak dijual di pasaran
(Dalimartha, 2005). Menurut Winarto (2004) daun salam mempunyai
pohon yang cukup besar dan tingginya bisa mencapai 20-25 meter.
a. Kingdom : Plantae
b. Super Sivisi : Spermatophyta
c. Kelas : Dicotiledoneae
d. Ordo : Myrtales
e. Famili : Myrtaceae
f. Genus : Syzygium
g. Species : Syzygium polyanthum (Wight.)
2) Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, penting bagi kesehatan
manusia. Memberikan perlindungan antioksidan plasma lipid dan
diperlukan untuk fungsi kekebalan tubuh termasuk (leukosit, fagositosis
dan kemotaksis), penekanan replikasi virus dan produksi interferon
(Mitmesser et al., 2016).
Vitamin C telah diusulkan bermanfaat dalam mencegah dan
menyembuhkan flu biasa, mengurangi kejadian kelahiran prematur dan
pre-eklampsia, penurunan risiko kanker dan penyakit jantung, dan
meningkatkan kualitas hidup dengan menghambat kebutaan dan demensia
(Duerbeck et al., 2016).
Vitamin C merupakan hablur atau serbuk; putih atau kuning. Oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam kering,
stabil diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih
kurang 190° C. Bila terpapar udara, warnanya berlahan-lahan menjadi
lebih gelap. Dalam keadaan kering, stabil diudara, tetapi dalam larutan
akan teroksidasi dengan cepat lebih gelap. Kelarutan vitamin C (asam
askorbat) mudah larut dalam air, agak sukar larut dengan etanol, tidak
larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen. Penyimpanan tidak
12
3) Titrasi Iodimetri
Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metode
penentuan atau penetapan kuantitatif yan pada dasar penentuannya adalah
jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari reaksi antara
sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai
peniter.
Titrasi Iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat
tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan
menggunakan senyawa pereduksi senyawa iodium secara langsung disebut
iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi
reduktorreduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik
ekivalennya (Dewi dan dkk,2013).
13
C. Uraian Alat
Berikut ini adalah uraian alat dalam Penetapan Kadar Vitamin C pada
Sampel Daun Salam dengan Metode Titrasi Iodimetri:
Gambar 3. 3 Batang
pengaduk
14
Gambar 3. 6 Buret
7. Corong Digunakan untuk
membantu menuangkan
larutan
Gambar 3. 7 Corong
8. Erlenmeyer Digunakan sebagai wadah
untuk larutan yang akan
Gambar 3. 4 Beaker
glass
15
dititrasi
Gambar 3. 8 Erlenmeyer
9. Labu ukur Digunakan sebagai wadah
pembuatan larutan secara
kuantitatif
D. Uraian Bahan
Berikut ini adalah uraian bahan dalam Penetapan Kadar Vitamin C pada
Sampel Daun Salam dengan Metode Titrasi Iodimetri:
Tabel 3. 2 Uraian Bahan
No Bahan Keterangan
1. Amylum Digunakan sebagai indikator
pada analisis kali ini
Gambar 3. 14 Amylum
17
Gambar 3. 15 Aquadest
Gambar 3. 16 Kertas
saring
4. Iodium Digunakan sebagai baku
primer
Gambar 3. 18 Natrium
Tiosulfat (Na2S2O3)
6. Sampel Daun salam Digunakan sebagai sampel
pada praktik kali ini
Gambar 3. 19 Sampel
Daun salam
BAB IV
PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA DAUN SALAM
DENGAN TINGKAT KEKERINGAN BERBEDA SECARA
IODIMETRI DI LABORATORIUM SMK BANI SALEH
B. Alat
Alat yang digunakan dalam Penetapan Kadar Vitamin C adalah sebagai
berikut:
1. Alu Dan Lumpang
2. Ball Pipet
3. Batang Pengaduk
4. Beaker Glass
5. Botol Semprot
6. Buret
7. Corong
8. Erlenmeyer
9. Labu Ukur
10. Neraca Analitik
11. Pipet Tetes
12. Pipet Volume
19
20
C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penetapan kadar Vitamin C adalah sebagai
berikut:
1. Amylum
2. Aquadest
3. Daun salam
4. Kertas saring
5. Larutan. Iodium
6. Larutan Na2S2O3
D. Langkah Kerja
1. Persiapan
a. Preparasi sampel Daun Salam
1) Sampel ditimbang sebanyak ± 10g
2) Sampel dicuci lalu dipotong kecil – kecil
3) Sampel yang sudah dipotong kemudian dihaluskan dengan
ditambahkan sedikit demi sedikit aquadest
4) Larutan sampel disaring ke dalam labu ukur
5) Aquadest ditambahkan hingga 100 mL kemudian homogenkan
b. Pembuatan larutan I2
1) Ditimbang I2 sebanyak ± 0,2g
2) Dilarutkan dengan aquadest
3) Ditambahkan KI sedikit demi sedikit sampai I2 larut
4) Larutan I2 yang sudah larut kemudian dimasukan ke dalam
sonikator
2. Pengukuran
a. Standarisasi Na2S2O3
1) K2Cr2O7 ditimbang sebanyak 0,491 gram
21
3. Perhitungan
a. Perhitungan Standarisasi Na2S2O3
mg K 2Cr 2O 7
N Na2 S 2O 3=
BE K 2 Cr 2O 7 x Fp K 2Cr 2O 7 x V Na2 S 2O 3
Keterangan :
N = Normalitas
mg = Massa (mg)
BE = Berat Ekivalen
Fp = Faktor pengencer
V = Volume rata-rata titrasi (mL)
b. Perhitungan Standarisasi I2
N1V1 = N2V2
Keterangan :
N1 = konsetrasi yang diketahui
V1 = volume yang dicari
N2 = konsentrasi yang ingin dibuat
V2 = volume yang ingin dibuat
d. Perhitungan massa I2
BE x V x N
m=
1000
Keterangan :
N = Normalitas larutan yang dicari (N)
m = massa (g)
BE = Berat ekuivalen
v = volume larutan yang ingin di buat (mL)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat pada penetapan kadar Vitamin. C dalam
sampel daun salam dengan metode titrasi iodimetri adalah sebagai berikut:
1. Standarisasi Na2S2O3
Tabel 5. 1 Standarisasi Na2S2O3
V. K2Cr2O7 Warna TA
Titrasi ke- V. Na2S2O3 (mL)
(mL)
1. 19,90 10 Biru tepat menghilang
2. 19,90 10 Biru tepat menghilang
Volume rata-rata 19,90 mL
24
25
B. Saran
Berdasarkan kegiatan ini ada beberapa saran yang ingin penulis
sampaikan, diantaranya :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk mengurangi
resiko dari terkena bahan – bahan kimia berbahaya.
2. Dapat lebih teliti saat melakukan analisis dan banyak mencari sumber
refrensi.
3. Dapat mengatur waktu pengerjaan dengan baik.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Rifka, Dinda Mutiara, dkk. 2017. Efektivitas Flavonoid Ekstrak Daun Salam
(Eugenia polyantha W) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Streptococcus mutans. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang
Dewi dan dkk. 2013. Penetapan Kadar Vitamin C Dalam Bayam Merah
(Amaranthus Tricolor L) Secara Titrasi Iodimetri. Medan: Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Farmasi
Cahyani, Diah Indri. 2017. Uji Stabilitas Vitamin C Pada Sediaan Minuman
Bervitamin Dengan Metode Potensiometri. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
Lampiran 2. Perhitungan
A. Daun salam (segar)
1. Standarisasi I2
a) Standarisasi Pertama
V1 × N1 = V2 × N2
10 × N1 = 1,70 × 0,1
10 × N1 = 0,17
0,17
N1 =
10
N1 = 0,017 N
b) Standarisasi Kedua
V1 × N1 = V2 × N2
10 × N1 = 1,70 × 0,1
10 × N1 = 0,17
0,17
N1 =
10
N1 = 0,017 N
32
c) Standarisasi Rata-Rata
0,017+ 0,017
N rata−rata=
2
N rata−rata=0,017 N
10 × N1 = 1,70 × 0,1
10 × N1 = 0,17
0,17
N1 =
10
N1 = 0,017 N
e) Standarisasi Kedua
V1 × N1 = V2 × N2
10 × N1 = 1,70 × 0,1
10 × N1 = 0,17
0,17
N1 =
10
N1 = 0,017 N
f) Standarisasi Rata-Rata
0,017+ 0,017
N rata−rata=
2
N rata−rata=0,017 N
c) Standarisasi Rata-Rata
0,018+0,0185
N rata−rata=
2
N rata−rata=0,01825 N
35