LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROPESIONAL (PKP)
PG PAUD 4501
Disusunoleh :
Nama : Tuti Haryati
NIM : 822196182
Program Studi : S-1 PG PAUD
Pokjar : BANDUNG
Kab : Kabupaten Bandung Barat
MasaRegistrasi : 2016.2
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
2016
LEMBAR PERNYATAAN
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain tekah di tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma,kaidah dan etika penulisan ilmiah
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian -bagian tertentu,saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Bandung , 2016
Tuti Haryati
NIM : 822196182
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor I
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT semata . sungguh,
rahmat dan karunia Nya begitu besar serta salawat dan salam semoga Alloh
SWT melimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan
pertolongan Nya Peneliti dapat menyelesaikan tugas PKP Pemantapan
Kemampuan Profesional.
Dalam penelitian ini, Peneliti banyak merasakan dan menemukan
kesulitan-kesulitan. Akan tetapi, berkat bimbingan dan bantuan juga
dorongan dari semua pihak yang bersangkutan, tugas ini dapat terselesaikan
walaupun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu ,maka Peneliti tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dra.Dhina Thaib,Med.selaku Kepala UPBJJ UT Bandung yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti Program Studi S.1 PG
PAUD
2. Dra. Hj. Neni Rohaeni M.pd sebagai Supervisor 1 yang telah
membimbing Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
3. Bu Nina Nurjanah,S.Pd.AUD sebagai Supervisor 2 atau Penilai 1 yang
telah menilai pada kegiatan praktek lapangan
4. Bu Dewi Kurnia Hidayat ,S.Pd.AUD sebagai Penilai 2 yang menilai pada
kegiatan praktek lapangan
5. Bu Tuti Haryati sebagai Kepala Sekolah yang telah memberi izin
melakukan penelitian
6. Bu Yulianti S.Pd.I dan Bu Eka Sumirah A.md selaku teman sejawat
7. Fikri Syarifudin, Salsabiela Fitria,Aliya Nurul Sabrina sebagai anak
8. Kedua orang tua yang mendidik dan memberi dorongan dari kecil hingga
dewasa
9. Semua Keluarga yang selalu memberikan dukungan
10. Teman-tenan kuliah semuanya yang menemani berjuang selama kuliah
Dengan demikian, Peneliti tidak bisa memberikan balasan yang
lebih bagi beliau semuanya akan tetapi, Peneliti hanya bisa mendoakan
mudah mudahan Alloh SWT membalas semua kebaikannya dengan balasan
setimpal dan berlipat ganda dan sekaligus dijadikan sebagai amal shaleh
bagi beliau semuanya.Amin. Semoga tugas PKP ini dapat bermanfaat bagi
semuanya terutama bagi Peneliti, Sekolah, Pengajar dan Anak-anak didik.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian ............................................................... 8
2. Waktu Penelitian ................................................................ 8
3. Bidang Pengmbangan ........................................................ 9
4. Karakteristik ...................................................................... 9
B. Deskripsi Per Siklus
1. Perencanaan.......................................................................... 11
2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan ......................................... 12
3. Pemgamatan / pengumpulan Data / instrument Observasi .. 15
4. Refleksi ............................................................................... 1
B.Pembahasan ........................................................................................ 31
1. Kesimpulan ............................................................................... 33
2. Saran ......................................................................................... 34
I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa layanan pendidikan yang
didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk anak usia 0-6 tahun yang
bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki anak.
Berdasarkan peraturan menteri nasional nomor 58 tahun 2009 menyatakan
bahwa jenis layanan PAUD dalam dilaksanakan dalam jalur pendidikan moral
maupun nonpormal. Jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK)
atau Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat untuk anak usia 4-
6 tahun. Jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk taman pengasuhan anak
(TPA) untuk usia 0-2 tahun serta kelompok bermain (KB) untuk usia 2-4 tahun
atau bentuk lain yang sederajat.
Taman kanak-kanak tergolong kedalam jalur pendidikan formal yaitu
pendidikan yang diselenggarakan untuk anak usia 4-6 tahun. Anak usia 4-6
tahun termasuk dalam usia keemasan (golden egg). Pada usia ini, mempunyai
daya serap yang luar biasa terus diberikan sesuai perkembangan sehingga pada
usia ini lima aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semakin mungkin.
Kelima aspek perkembangan ini adalah aspek kognitif, Bahasa, fisik motorik,
nilai moral agama dan sosial emosional.
Kemampuan fisik motorik sangat penting untuk menunjang kelangsungan
hidup sehari-hari dan karena itu kemampuan fisik motorik anak usia dini harus
dikembangkan sejak usia dini, baik kemampuan motorik kasar maupun
kemampuan motorik halus. Menurut artikel yang ditulis (Lolita Indraswari.
2012: 2) motorik kasar melakukan kordinasi kelompok otot-otot tertentu anak
yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda.
Sedangkan menurut artikel lain yang ditulis oleh (Marliza, 2012: 1)
perkembangan gerakan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan
pada kordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Stimulasi perkembangan motorik halus yang bertujuan melatih
keterampilan jari-jemari anak untuk persiapan menulis seperti menggunting,
menjiplak, memotong, menggambar, mewarnai, menempel, bermain play
dough dan meronce perlu diberikan kepada anak taman kanak-kanak agar
kemampuan motorik halusnya dapat berkembang dengan baik. Penelitian ini
akan membahas mengenai perkembangan motorik halus yaitu bagaimana
meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai yang
merupakan salah satu alternative kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru di sekolah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
khususnya anak kelompok B yaitu usia 5-6 tahun.
Perkembangan motorik halus anak usia dini akan berkembang setelah
perkembangan motorik kasar anak berkembang terlebih dahulu, ketika usia
awal yaitu usia satu atau usia dua tahun kemampuan motorik kasar yang
berkembang dengan pesat. Mulai usia 3 tahun barulah kemampuan motorik
halus akan berkembang dengan pesat, anak mulai tertarik memegang pensil
walaupun posisi jari-jarinya masih dekat dengan mata pensil selain itu anak
juga masih kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk menulis.
Oleh karena itu, pada usia selanjutnya yaitu usia 5-6 tahun sangat tepat
untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
mewarnai agar kemampuan motorik halus anak lebih matang. Kematangan
motorik halus anak kelompok B yaitu usia 5-6 tahun sangat penting sebagai
modal awal untuk kemampuan menulis yang sangat dibutuhkan pada jenjang
pendidikan selanjutnya. Kemampuan menulis sangat berhubungan dengan
kelenturan jari-jemari dan pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan
yang baik yang menjadi tujuan dalam kegiatan pengembangan motorik halus
anak usia 5-6 tahun.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelompok B RA Al-Azhar yang
beralamat di Kp. Nyampay 01/06 Lembang selama penelitian tindakan kelas
(PTK) mengenai kemampuan motorik halus ketika kegiatan mewarnai, yaitu
kemampuan menggerakkan jari jemari dan pergelangan tangan yang kurang
optimal karena anak-anak kurang antusias ketika melaksanakan kegiatan
mewarnai. Ketika pelaksanaan observasi terdapat 11 anak yang belum
mencapai kriteria Berkambang Sangat Baik (BSB) dengan persentase sebesar
70% dan yang sudah mencapai kriteria BSB sebanyak 4 anak dengan
persentase sebesar 30%. Sesuai hasil observasi tersebut maka sangat perlu
untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak agar maksimal dan
mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Oleh karena itu, perlu dipersiapkan kegiatan mewarnai menggunakan
sarana serta alat yang bervariasi agar kemampuan motorik halus anak dalam
menggerakan jari-jemari dan pergelangan tangan ketika kegiatan mewarnai
dapat berkembang secara maksimal serta menarik minat anak agar tidak merasa
bosan.
Berdasarkan pelaksanaan observasi dan informasi yang didapatkan dari
guru, anak tidak bermasalah terkait kegiatan motorik halus lain seperti kegiatan
menempel, menjiplak, menggunting, meronce dan bermain balok. Selanjutnya,
anak sangat antusias dalam kegiatan menempel, menjiplak, menggunting,
meronce dan bermain balok yang diterapkan di kelompok B RA Al-Azhar
Lembang Bandung. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menempel, menjiplak,
menggunting, meronce dan bermain balok tidak terlalu sering dilakukan dan
pelaksanaannya menggunakan media yang bervariasi. Oleh karena itu, tidak
menimbulkan kejenuhan dan perkembangan motorik halus anak dapat
berkembang maksimal. Mengemas kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan motorik halus melalui media yang bervariasi dan gambar
yang menarik. Selain itu, strategi yang digunakan ketika melaksanakan
kegiatan tersebut juga perlu dipersiapkan semenarik mungkin untuk menarik
antusiasme anak dan memberikan stimulasi yang maksimal contohnya dengan
macam-macam gambar dan alat mewarnainya yang kurang bervariasi
Sesuai pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa di kelompok B RA Al-Azhar Lembang Bandung terdapat masalah ketika
kegiatan pembelajaran. Masalah yang dimaksud terletak pada kemampuan
motorik halus yang berkembang kurang maksimal karena stimulasi yang diberikan
kepada anak kurang bervariasi sehingga kemampuan anak untuk bereksplorasi
menggunakan jari-jemari serta pergelangan tangan juga kurang sehingga
mewarnainya tidak maksimal.
Anak kelompok B atau usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang dengan pesat menurut tahap perkembangannya anak mampu
mengkoordinasikan gerakan mata dengan gerakan tangan, lengan dan tubuh
secara bersamaan, hal ini bisa dilihat ketika anak menggambar ataupun
mewarnai. Jadi, kegiatan mewarnai sangat penting diberikan pada anak usia 5-
6 tahun yang sedang duduk di TK kelompok B. Sangat berbahaya apabila pada
usia ini ketika diberikan kegiatan mewarnai anak agar jari jemarinya terlatih
tidak kaku.
Solusi yang diberikan oleh penulis untuk mengatasi masalah yang terdapat
pada anak dengan memberikan kegiatan mewarnai gambar menggunakan alat
yang sederhana yaitu menggunakan pensil warna,krayon.dan cat cair
a.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang terdapat dalam judul penelitian meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai adalah:
1. Kemampuan motorik halus berkembang kurang maksimal karena
memperoleh stimulasi yang sama yaitu terlalu sering melaksanakan
kegiatan mewarnai menggunakan pensil warna
2. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi ketika kegiatan
pembelajaran berdampak pada tujuan stimulasi yang diberikan kepada
anak.
3. Alternatif kegiatan mewarnai di Taman Kanak-kanak belum bervariasi.
4. Anak usia 5-6 tahun belum mampu mengkoordinasikan gerakan mata
dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan.
Rumusan Masalah
1.Secara Khusus
Bagaimana peningkatan motorik halus anak kelompok B ,melalui kegiatan
mewarnai agar di RA Al-Azhar Lembang Bandung?
2.Secara Umum
Bagaimana peningkatan motorik halus mewarnai di lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah ?
C. Tujuan Perbaikan
Peningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai
untuk memperbaiki pembelajaran di kelompok B RA Al-Azhar Lembang
Bandung. Peneliti akan memberikan inovasi kegiatan mewarnai dengan alat
mewarnai yang berbeda. Melalui inovasi tersebut diharapkan dapat menarik
antusiasme anak ketika melakukan kegiatan mewarnai, sehingga kemampuan
motorik halusnya dapat berkembang maksimal
B. Manfaat Perbaikan
Perbaikan ini sangat penting untuk anak, guru maupun lembaga sekolah.
Adapun manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk Anak
Kegiatan mewarnai dapat dilaksanakan di kelompok B dengan alat yang
berbeda sehingga aspek perkembangan anak dapat tercapai. Selain itu,
mempersiapkan anak untuk memasuki jenjang sekolah selanjutnya
melalui stimulasi kemampuan motorik halus yang telah diberikan.
b. Untuk Guru
Menjadi salah satu alternatif kegiatan motorik halus untuk kelompok B
yaitu mewarnai menggunakan alat untuk mewarnai yang berbeda
sehingga anak tidak merasa bosan serta meningkatkan kualitas
pembelajaran agar lebih baik.
c. Untuk Lembaga Sekolah
Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus
melalui kegiatan mewarnai. Selain itu, membantu mengatasi
permasalahan yang terdapat di lembaga sekolah agar lebih baik
II. KAJIAN PUSTAKA
c. Mewarnai
a. Pengertian Mewarnai
Anak-anak sangat suka memberi warna melalui berbagai media baik
saat menggambar atau meletakkan warna saat mengisi bidang-bidang
gambar yang harus diberi pewarna (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S,
2011: 7.4). Berdasarkan pernyataan tersebut maka kegiatan mewarnai
merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Menyenangkan yang
dimaksud di sini terletak pada proses memilih warna yang digunakan untuk
mewarnai sebuah bidang gambar kosong. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sumanto (2005: 65) bahwa kreativitas yang dapat dikembangkan
pada kegiatan mewarnai bagi anak TK adalah adanya kebebasan untuk
memilih dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya
sesuai keinginan anak. Tujuan dari kegiatan mewarnai adalah melatih
menggerakkan pergelangan tangan (Sujiono, 2008: 2.12).
Mewarnai pada anak usia dini bertujuan untuk melatih keterampilan,
kerapian serta kesabaran (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi, 2011: 728).
Keterampilan diperoleh dari kemampuan anak untuk mengolah tangan yang
dilakukan secara berulang-ulang sehingga semakin lama anak bisa
mengendalikan serta mengarahkan sesuai yang dikehendaki. Kerapian
dilihat dari bagaimana anak memberi warna pada tempat-tempat yang telah
ditentukan semakin lama anak akan semakin terampil untuk menggoreskan
media pewarnanya karena sudah terbiasa. Kesabaran diperoleh melalui
kegiatan memilih dan menentukan komposisi yang tepat sesuai
pendapatnya, seberapa banyak warna yang digunakan untuk menentukan
komposisi warnanya. Usaha yang dilakukan secara terus-menerus akan
melatih kesabaran anak.
b. Kegiatan Mewarnai
Anak prasekolah juga senang berpartisipasi dalam aktivitas gerak
ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel
(Morrison, 2012: 221). Anak pra sekolah disini termasuk anak kelompok B
yaitu usia 5-6 tahun yang seharusnya menyukai kegiatan mewarnai
menggunakan bahan yang beraneka ragam. Kegiatan mewarnai gambar
merupakan kegiatan mewarnai yang dilakukan menggunakan berbagai
macam media seperti krayon, spidol, pensil warna dan pewarna makanan.
Dalam penelitian ini akan digunakan media Pensil warna,cat dan krayon.
Gambar yang akan diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang
digunakan di Raudhatul athfal (RA)
merencanakan
Refleksi Melaksanakan
Mengamati
A. Tugas Supervisor
Seorang supervisor memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mengikuti kegiatan orientasi /pembekalan yang diselenggarakan
oleh UPBJJ
c. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
PKP sesuai dengan kesepakatan antar supervisor
d. Berbagai tugas dalam kegiatan bimbingan dengan supervisor lain
dalam satu pokjar
e. Mempelajari kembali BMP mata kuliah IDIK 4008 PTK
f. Mempelajari APKG PKP dan APKG PKP 2
g. Membuat rencana tutorial / bimbingan
h. Memberikan orientasi PKP ke mahasiswa
i. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat PKP dan tugas
mahasiswa
j. Berbagi pengalaman tentang masalah kegiatan pengembangan yang
dihadapi
k. Penyegara / penyamanan persepsi tentang hakikat PKP, penyusunan
RKH
l. Berperan aktif dalam pertemuan tutorial (membimbing,
mendiskusikan, dan member masukan terhadap upaya perbaikan
kegiatan pengembangan)
m. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam PKP
n. Menilai Rancangan Satu Siklus untuk setiap siklus
o. Mereview RKH dan refleksi yang dilakukan oleh mahasiswa,dan
mereview hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 dari penilai 1 dan 2
p. Menilai mahasiswa dalam melakukan perbaikan kegiatan (dikelas
tutorial)
q. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP
r. Menilai laporan PKP bersama penilai 2
s. Membuat rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan
t. Menyerahkan rekapitulasi nilai praktik dan laporan ke UPBJJ
B. Prosedur Pengembangan
a. Tahap Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yang maksudnya
menarik perhatian dan minat peserta didik menghadapi topik atau materi yang
akan disampaikan. Bilamana berhasil menarik perhatian peserta didik, proses
pembelajaran akan belajar lancar, peserta didik akan bersemangat untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan baru dan juga nilai dan sikap
yang akan disampaikan akan tumbuh dengan baik. Mereka akan tenang dan
senang melaksanakan kegiatan sampai akhir pertemuan pada jam pelajaran
tersebut, sehingga kemungkinan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai.
b. Tahap Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
mencapai komptensi yang dirancang di dalam RKH. Supaya
kegiatan inti bisa dilaksanakan secara terarah, guru seyogyanya
merancang dengan cermat dan rinci urutan kegiatan, dari kegiatan
untuk mencapai tujuan yang paling mendasar sampai yang paling
sukar. Dan guru harus mengumpulkan data tentang perbaikan yang
diinginkannya, bila perlu meminta bantuan teman sejawatuntuk
melakukan observasi, atai bertanya kepada siswa pada akhir
pelajaran.
Pada intinya tahap ini diisi dengan aktivitas anak dan guru
bertindak sebagai fasilitator agar indikator-indikator yang
dirumuskan dapat tercapai.
c. Tahap Istirahat
Pada tahap ini,seorang guru harus memposisikan dirinya sebagai
teman sekaligus pengawas pada saat anak beristirahat. Istirahat
dilakukan didalam kelas maupun diluar kelas. Kegiatan ini tetap
merupakan kegiatan pengembangan sehingga tetap diperhatikan
proses ketercapaian kompetensi oleh anak didik.
d. Tahap Kegiatan Penutup
Pada tahap ini guru dapat melakukan aktifitas merangkum materi
atau menyimpulkan kegiatan pengembangan bersama-sama anak.
Setelah itu guru dapat melihat ketercapaian tujuan atau kompetensi
dengan tanya jawab atau unjuk kerja. Kegiatan tersebut diikuti
dengan pemberian umpan balik dan penugasan jika di perlukan.
3. Pengamatan / Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
membantu proses pengumpulan data diantaranya dengan alat perekam atau
mencatat penilaian kemajuan anak sehingga penilaian menjadi lebih akurat.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi,
wawancara, catatan harian,angket. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat menentukan dalam kegiatan PTK.
OPTION
NO Kegiatan
YA TIDAK
1 Pembukaan
• Anak menyanyikan bersama”Kelinciku”
2 Inti
• Judul Kegiatan : Mewarnai gambar
“Kelinci” dengan pensil warna
• Langkah-Langkah
1. Anak-anak duduk diatas kursi
2. Anak menyimpan LKA yang sudah ada
gambar ayam dan disimpan
diatas meja masing-masing
3. Anak-anak mengambil pensil warnainya
di loker masing-masing
4. Anak – anak memperhatikan contoh
gambar kelinci yang sudah rapih
3 Penutup
• Menirukan gerakan “kelinci”
LEMBAR OBSERVASI GURU
OPTION
NO Kegiatan
YA TIDAK
1 Pembukaan
• Guru menyanyikan bersama”Kelinciku”
2 Inti
• Judul Kegiatan : Mewarnai gambar
“Kelinci” dengan pensil warna
• Langkah-Langkah
1. Guru Mengkondisikan anak-anak
2. Guru menyimpan LKA yang sudah ada
gambar dan disimpan
diatas meja masing-masing
3. Guru mengambil pensil warnainya di
loker masing-masing
4. Guru memperhatikan contoh gambar
kelinci yang sudah rapih
3 Penutup
•Guru Menirukan gerakan “kelinci”
4. Rencana Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubung-
hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang atau akan terjadi dalam
pembelajara. Refleksi dapat dilakukan sendiri dan bersama-sama dalam
bentuk diskusi.
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki peneliti dalam kegiatan pengembangan yang dikelolanya.
Hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan atau
perubahan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dengan
mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi.
Sebagai rencana perbaikan ,refleksi mengacu pada format seperti dibawah ini :
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
IV. Hal – hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pngembangan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
V. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya ,maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi pelaksanaan Pengembangan Persiklus
Perbaikan perkembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklusnya terdiri dari lima kali pertemuan pembelajaran sehingga peneliti
dalam setiap siklusnya membuat lima RKH, lima Skenario, dan lima
Observasi.
Kegiatan pengembangan perbaikan ini diawali dengan perencanaan /
pelaksanaan,dan refleksi.
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
1. Periksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah
disusun. Sambil membaca ulang, cermati kembali setiap butir
yang anda rencanakan
2. Periksa alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah
tersedia
3. Mensimulasikan alat peraga yang akan digunakan
4. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang atau memeriksa
scenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan
awal sampai dengan kegiatan akhir.
5. Rancang antisipasi apa yang akan terjadi atau hal-hal yang yang
dapat menggangu pembelajaran
6. Periksa alat pengumpulan data, seperti lembar observasi,yang
telah disepakati dengan supervisor dan teman sejawat
7. Yakinkan bahwa teman sejawat dan supervisor yang akan
membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
Kegiatan tindak perbaikan siklus 1 dapat dilihat di bawah ini
1. RKH 1 : Mengembangkan kegiatan mewarnai kelinci dengan
pensil warana
2. RKH 2 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Sapi dengan pensil warna
3. RKH 3 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Gajah dengan cat cair
4. RKH 4 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Ayam dengan cat cair
5. RKH 5 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
kucing dengan krayon
.
Selengkapnya pelaksanaan perbaikan pengembangan siklus kedua dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
0
hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3 hari ke 4 hari ke 5
c. Refleksi
Ketika melaksanakan perbaikan di kegiatan pengembangan peneliti
dapat memperhatikan apa kelemahan dan kelebihan dari perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan di siklus pertama dengan
melihat perkembangan tersebut peneliti dapat memperbaiki di siklus
seterusnya dengan mempokuskan alat / media
Adapun perbaikan di siklus 1 dari lima hari adalah sebagai berikut :
1. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 1
Dalam pertemuan pertama peneliti bercerita dengan tema
keluarga dengan menggunakan media kartu gambar kendala
yang di temui adalah :
Konsentrasi anak belum terfokus
Media yang digunakan kurang menarik perhatian anak
Keberanian anak untuk menceritakan masih belum
meningkat.
Berdasarkan pertemuan di atas maka sebagai bahan refleksi
untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya perlu diperhatikan
Media bercerita dikemas semenarik mungkin baik dari
bentuk maupun warna
Peneliti lebih sering memberikan penilaiandan
penguatan pada anak sehingga anak termotivasi untuk
berani menceritakan kembali
2. Dalam pertemuan kedua guru bercerita dengan tema keluarga
[tugas keluarga]dengan menggunakan majalah
b. langkah-langkah Perbaikan
1 ) Skenario Perbaikan RKH 1 :
1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga
3. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
4. Anak mendengarkan judul cerita tentang kelinci
5. Anak mendengarkan cerita
6. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
dengan boneka
7. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak
Keterangan :
MM : Mulai muncul
d. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pengembangan perbaikan proses
pembelajaran pada siklus ke 2 peneliti meninjau kelemahan dan
kekuatan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan
pemasukkan dari penilai 1 dan 2 maka akan dirinci dari RKH 1
sampai RKH 5 adalah sebagai berikut :
1. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 1
Menurut penilai 1 kegiatan yang dilakukan yaitu dalam
pengguaan boneka tangan ketika bercerita peneliti harus lebih
bisa membedakan atau menirukan suara tokoh masih belum bisa
sesuai dengan karakter tokoh tersebut tetapi kekuatan dengan
boneka tangan dapat menarik atau memotivasi anak lebih
mengenal tokoh.
2. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 2
Pada kegiatan hari ke 2 ini anak peneliti mulai bisa membedakan
suara tokoh sesuai karakternya masing-masing walaupun masih
ada yang kaku dalam memainkan tokoh cerita maka peneliti
harus lebih belajar lagi melatih suara sesuai tokoh masing-
masing.
Kekuatan :
B. PEMBAHASAN
Bahasa adalah salah satu factor mendasar yang membedakan manusia dan
hewan. Bahasa sebagai anugrah dari Sang Pencipta memungkinkan individu
dapat hidup bersama dengan orang lain,membantu memecahkan masalah,
dan memposisikan dirinya sebagai makhluk hidup.Menurut ahli Aliran
Sofisme memandang bahasa sebagai suatu perjanjian yang sifatnya
disengaja antara masyarakat. Plato dan Aristoteles mengartikan bahasa
sebagai interaksi antara kedua pendapat terssebut. sehingga Bahasa
bermanfaat untuk menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, dapat
mengubah dan mengontrol perilaku, untuk membantu perkembangan
kognitif, membantu mempererat interaksi dengan orang lain ,
mengekspersikan keunikan individu.
Dengan bahasa anak mampu berkomunikasi dengan temannya atau
menceritakan pengalamannya diantaranya dengan metode bercerita ini
mampu mendekatkan anak dengan lingkungannya, bercerita dapat
menanamkan kejujuran,keberanian,kesetiaan,keramahan ketulusan dan
sikap-sikap positif yang lainnya.Memberikan sejumlah pengetahuan sosial
dan nilai-nilai moral dan keagamaan ,melatih mendengarkan
memungkinkan anak mengembangkan kemampuakognitif,efektif ,maupun
psikomotorik.
Selain metode bercerita ada yang lebih penting yitu peneliti lebih
memahami strategi atau pendekatan yang lebih menyenangkan dan menarik
bagi anak seperti yang sudah di bahas direfleksi yaitu guru harus lebih bisa
lagi menirukan suara tokoh tokoh dalam cerita atau majalah yang digunakan
harus lebih besar dan harus diisesuaikan dengan karakteristik anak didik.
Tugas Penilai 1
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan
Tugas Penilai 2
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan
D. Tugas Supervisor
Seorang supervisor memiliki tugas sebagai berikut :
u. Mempelajari panduan PKP
v. Mengikuti kegiatan orientasi /pembekalan yang diselenggarakan
oleh UPBJJ
w. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
PKP sesuai dengan kesepakatan antar supervisor
x. Berbagai tugas dalam kegiatan bimbingan dengan supervisor lain
dalam satu pokjar
y. Mempelajari kembali BMP mata kuliah IDIK 4008 PTK
z. Mempelajari APKG PKP dan APKG PKP 2
aa. Membuat rencana tutorial / bimbingan
bb. Memberikan orientasi PKP ke mahasiswa
cc. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat PKP dan tugas
mahasiswa
dd. Berbagi pengalaman tentang masalah kegiatan pengembangan yang
dihadapi
ee. Penyegara / penyamanan persepsi tentang hakikat PKP, penyusunan
RKH
ff. Berperan aktif dalam pertemuan tutorial (membimbing,
mendiskusikan, dan member masukan terhadap upaya perbaikan
kegiatan pengembangan)
gg. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam PKP
hh. Menilai Rancangan Satu Siklus untuk setiap siklus
ii. Mereview RKH dan refleksi yang dilakukan oleh mahasiswa,dan
mereview hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 dari penilai 1 dan 2
jj. Menilai mahasiswa dalam melakukan perbaikan kegiatan (dikelas
tutorial)
kk. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP
ll. Menilai laporan PKP bersama penilai 2
mm. Membuat
rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan
nn. Menyerahkan rekapitulasi nilai praktik dan laporan ke UPBJJ
E. Prosedur Pengembangan
e. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yang maksudnya
menarik perhatian dan minat peserta didik menghadapi pelajaran
yang akan disajikan. Bilamana berhasil menarik perhatian peserta
didik, proses pembelajaran akan belajar lancer, peserta didik akan
bersemangat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan
baru dan juga nilai dan sikap yang akan disampaikan akan tumbuh
dengan baik. Mereka akan tenang dan senang melaksanakan
kegiatan sampai akhir pertemuan pada jam pelajaran tersebut,
sehingga kemungkinan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai.
f. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai
komptensi yang dirancang di dalam RKH. Supaya kegiatan inti bisa
dilaksanakan secara terarah, guru seyogyanya merancang dengan
cermat dan rinci urutan kegiatan, dari kegiatan untuk mencapai
tujuan yang paling mendasar sampai yang paling sukar. Dan guru
harus mengumpulkan data tentang perbaikan yang diinginkannya,
bila perlu meminta bantuan teman sejawatuntuk melakukan
observasi, atai bertanya kepada siswa pada akhir pelajaran.
g. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa pemahaman siswa
dan menindaklanjuti hasil belajar .
1. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
membantu proses pengumpulan data diantaranya dengan alat perekam atau
mencatat penilaian kemajuan anak sehingga penilaian menjadi lebih akurat.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi,
wawancara, catatan harian,angket. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat menentukan dalam kegiatan PTK.
Contoh format penilaian metode obsevasi
No Nama Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1 2 3 4 4
1
2
3
4
5
2. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubung-
hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang atau akan terjadi dalam
pembelajara. Refleksi dapat dilakukan sendiri dan bersama-sama dalam
bentuk diskusi.
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
peneliti dalam kegiatan pengembangan yang dikelolanya. Hasil refleksi digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan atau perubahan yang sebaiknya
dilakukan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan ha
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi pelaksanaan Pengembangan Persiklus
Perbaikan perkembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklusnya terdiri dari lima kali pertemuan pembelajaran sehingga peneliti
dalam setiap siklusnya membuat lima RKH, lima Skenario, dan lima
Observasi.
Kegiatan pengembangan perbaikan ini diawali dengan perencanaan /
pelaksanaan,dan refleksi.
5. Siklus 1
d. Tahap Perencanaan
8. Periksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah
disusun. Sambil membaca ulang, cermati kembali setiap butir
yang anda rencanakan
9. Periksa alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah
tersedia
10. Mensimulasikan alat peraga yang akan digunakan
11. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang atau memeriksa
scenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan
awal sampai dengan kegiatan akhir.
12. Rancang antisipasi apa yang akan terjadi atau hal-hal yang yang
dapat menggangu pembelajaran
13. Periksa alat pengumpulan data, seperti lembar observasi,yang
telah disepakati dengan supervisor dan teman sejawat
14. Yakinkan bahwa teman sejawat dan supervisor yang akan
membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
Kegiatan tindak perbaikan siklus 1 dapat dilihat di bawah ini
6. RKH 1 : Mengembangkan
7. RKH 2 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan majalah
8. RKH 3 : Mengembangkan kemampuan bercerita tanpa
Menggunakan alat
9. RKH 4 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan majalah
10. RKH 5 : Mengembangkan Kemampuan bercerita dengan
Menggunakan buku cerita.
Selengkapnya pelaksanaan perbaikan pengembangan siklus kedua dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
RENCANA KEGIATAN
TEMA
BINATANG
PELIHARAAN