Anda di halaman 1dari 71

KOTA BANDUNG

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROPESIONAL (PKP)
PG PAUD 4501

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN MEWARNAI PADA ANAK
KELOMPOK B DI RA AL-AZHAR
LEMBANG – BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan Dari Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD)

Disusunoleh :
Nama : Tuti Haryati
NIM : 822196182
Program Studi : S-1 PG PAUD
Pokjar : BANDUNG
Kab : Kabupaten Bandung Barat
MasaRegistrasi : 2016.2

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
2016
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan pemantapan kemampuan


professional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Progam Studi Pendidikan Guru Pendidikan Usia Dini (PG-PAUD)
UiversitasTerbuka merupakan hasil karya sendiri .

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain tekah di tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma,kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian -bagian tertentu,saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Bandung , 2016

Tuti Haryati
NIM : 822196182
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN MEWARNAI PADA ANAK KELOMPOK B
DI RA AL-AZHAR LEMBANG - BANDUNG

Kepala RA AL-Azhar Mahasiswa

Tuti Haryati Tuti haryati


NIM.822196182

Supervisor I

Dra.Neni Rohaeni M.Pd


NIP.19661011519860 2 002
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT semata . sungguh,
rahmat dan karunia Nya begitu besar serta salawat dan salam semoga Alloh
SWT melimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan
pertolongan Nya Peneliti dapat menyelesaikan tugas PKP Pemantapan
Kemampuan Profesional.
Dalam penelitian ini, Peneliti banyak merasakan dan menemukan
kesulitan-kesulitan. Akan tetapi, berkat bimbingan dan bantuan juga
dorongan dari semua pihak yang bersangkutan, tugas ini dapat terselesaikan
walaupun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu ,maka Peneliti tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dra.Dhina Thaib,Med.selaku Kepala UPBJJ UT Bandung yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti Program Studi S.1 PG
PAUD
2. Dra. Hj. Neni Rohaeni M.pd sebagai Supervisor 1 yang telah
membimbing Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
3. Bu Nina Nurjanah,S.Pd.AUD sebagai Supervisor 2 atau Penilai 1 yang
telah menilai pada kegiatan praktek lapangan
4. Bu Dewi Kurnia Hidayat ,S.Pd.AUD sebagai Penilai 2 yang menilai pada
kegiatan praktek lapangan
5. Bu Tuti Haryati sebagai Kepala Sekolah yang telah memberi izin
melakukan penelitian
6. Bu Yulianti S.Pd.I dan Bu Eka Sumirah A.md selaku teman sejawat
7. Fikri Syarifudin, Salsabiela Fitria,Aliya Nurul Sabrina sebagai anak
8. Kedua orang tua yang mendidik dan memberi dorongan dari kecil hingga
dewasa
9. Semua Keluarga yang selalu memberikan dukungan
10. Teman-tenan kuliah semuanya yang menemani berjuang selama kuliah
Dengan demikian, Peneliti tidak bisa memberikan balasan yang
lebih bagi beliau semuanya akan tetapi, Peneliti hanya bisa mendoakan
mudah mudahan Alloh SWT membalas semua kebaikannya dengan balasan
setimpal dan berlipat ganda dan sekaligus dijadikan sebagai amal shaleh
bagi beliau semuanya.Amin. Semoga tugas PKP ini dapat bermanfaat bagi
semuanya terutama bagi Peneliti, Sekolah, Pengajar dan Anak-anak didik.

Bandung, Desember 2016


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran .......................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus


1. Kemampuan Motorik ...................................................... 5
2. Kemampuan Motorik Kasar ............................................ 5
3. Prinsip Pengembangan Motorik Halus ............................ 6
4. Tujuan Tujuan Pengembangan Motorik Halus ............... 6
B. Mewarnai
1. Pengertian Mewearnai ..................................................... 7
2. Kegiatan Mewarnai ........................................................ 7
3. Kelebihan dan Kekurangan mewarnai ............................ 7
4. Teknik Mewarnai ............................................................ 7-8

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian ............................................................... 8
2. Waktu Penelitian ................................................................ 8
3. Bidang Pengmbangan ........................................................ 9
4. Karakteristik ...................................................................... 9
B. Deskripsi Per Siklus
1. Perencanaan.......................................................................... 11
2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan ......................................... 12
3. Pemgamatan / pengumpulan Data / instrument Observasi .. 15
4. Refleksi ............................................................................... 1

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Pengembangan Persiklus ........................... 17


1. Siklus 1 .......................................................................................... 17
a. Tahap Perencanaan ................................................................. 17
b. Langkah Perbaikan ................................................................. 19
c. Data Hasil Pengamatan Perbaikan Dari Siklus 1 ................... 21
d. Refleksi ................................................................................... 22
2. Siklus 2 .......................................................................................... 24
a. Tahap Perencanaan ................................................................. 24
b. Langkah Perbaikan ................................................................. 26
c. Data Hasil Pengamatan Perbaikan Dari Siklus 2 ................... 28
d. Refleksi ................................................................................... 29

B.Pembahasan ........................................................................................ 31

V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ............................................................................... 33

2. Saran ......................................................................................... 34
I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa layanan pendidikan yang
didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk anak usia 0-6 tahun yang
bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki anak.
Berdasarkan peraturan menteri nasional nomor 58 tahun 2009 menyatakan
bahwa jenis layanan PAUD dalam dilaksanakan dalam jalur pendidikan moral
maupun nonpormal. Jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK)
atau Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat untuk anak usia 4-
6 tahun. Jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk taman pengasuhan anak
(TPA) untuk usia 0-2 tahun serta kelompok bermain (KB) untuk usia 2-4 tahun
atau bentuk lain yang sederajat.
Taman kanak-kanak tergolong kedalam jalur pendidikan formal yaitu
pendidikan yang diselenggarakan untuk anak usia 4-6 tahun. Anak usia 4-6
tahun termasuk dalam usia keemasan (golden egg). Pada usia ini, mempunyai
daya serap yang luar biasa terus diberikan sesuai perkembangan sehingga pada
usia ini lima aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semakin mungkin.
Kelima aspek perkembangan ini adalah aspek kognitif, Bahasa, fisik motorik,
nilai moral agama dan sosial emosional.
Kemampuan fisik motorik sangat penting untuk menunjang kelangsungan
hidup sehari-hari dan karena itu kemampuan fisik motorik anak usia dini harus
dikembangkan sejak usia dini, baik kemampuan motorik kasar maupun
kemampuan motorik halus. Menurut artikel yang ditulis (Lolita Indraswari.
2012: 2) motorik kasar melakukan kordinasi kelompok otot-otot tertentu anak
yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda.
Sedangkan menurut artikel lain yang ditulis oleh (Marliza, 2012: 1)
perkembangan gerakan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan
pada kordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Stimulasi perkembangan motorik halus yang bertujuan melatih
keterampilan jari-jemari anak untuk persiapan menulis seperti menggunting,
menjiplak, memotong, menggambar, mewarnai, menempel, bermain play
dough dan meronce perlu diberikan kepada anak taman kanak-kanak agar
kemampuan motorik halusnya dapat berkembang dengan baik. Penelitian ini
akan membahas mengenai perkembangan motorik halus yaitu bagaimana
meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai yang
merupakan salah satu alternative kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru di sekolah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
khususnya anak kelompok B yaitu usia 5-6 tahun.
Perkembangan motorik halus anak usia dini akan berkembang setelah
perkembangan motorik kasar anak berkembang terlebih dahulu, ketika usia
awal yaitu usia satu atau usia dua tahun kemampuan motorik kasar yang
berkembang dengan pesat. Mulai usia 3 tahun barulah kemampuan motorik
halus akan berkembang dengan pesat, anak mulai tertarik memegang pensil
walaupun posisi jari-jarinya masih dekat dengan mata pensil selain itu anak
juga masih kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk menulis.
Oleh karena itu, pada usia selanjutnya yaitu usia 5-6 tahun sangat tepat
untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
mewarnai agar kemampuan motorik halus anak lebih matang. Kematangan
motorik halus anak kelompok B yaitu usia 5-6 tahun sangat penting sebagai
modal awal untuk kemampuan menulis yang sangat dibutuhkan pada jenjang
pendidikan selanjutnya. Kemampuan menulis sangat berhubungan dengan
kelenturan jari-jemari dan pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan
yang baik yang menjadi tujuan dalam kegiatan pengembangan motorik halus
anak usia 5-6 tahun.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelompok B RA Al-Azhar yang
beralamat di Kp. Nyampay 01/06 Lembang selama penelitian tindakan kelas
(PTK) mengenai kemampuan motorik halus ketika kegiatan mewarnai, yaitu
kemampuan menggerakkan jari jemari dan pergelangan tangan yang kurang
optimal karena anak-anak kurang antusias ketika melaksanakan kegiatan
mewarnai. Ketika pelaksanaan observasi terdapat 11 anak yang belum
mencapai kriteria Berkambang Sangat Baik (BSB) dengan persentase sebesar
70% dan yang sudah mencapai kriteria BSB sebanyak 4 anak dengan
persentase sebesar 30%. Sesuai hasil observasi tersebut maka sangat perlu
untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak agar maksimal dan
mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Oleh karena itu, perlu dipersiapkan kegiatan mewarnai menggunakan
sarana serta alat yang bervariasi agar kemampuan motorik halus anak dalam
menggerakan jari-jemari dan pergelangan tangan ketika kegiatan mewarnai
dapat berkembang secara maksimal serta menarik minat anak agar tidak merasa
bosan.
Berdasarkan pelaksanaan observasi dan informasi yang didapatkan dari
guru, anak tidak bermasalah terkait kegiatan motorik halus lain seperti kegiatan
menempel, menjiplak, menggunting, meronce dan bermain balok. Selanjutnya,
anak sangat antusias dalam kegiatan menempel, menjiplak, menggunting,
meronce dan bermain balok yang diterapkan di kelompok B RA Al-Azhar
Lembang Bandung. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menempel, menjiplak,
menggunting, meronce dan bermain balok tidak terlalu sering dilakukan dan
pelaksanaannya menggunakan media yang bervariasi. Oleh karena itu, tidak
menimbulkan kejenuhan dan perkembangan motorik halus anak dapat
berkembang maksimal. Mengemas kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan motorik halus melalui media yang bervariasi dan gambar
yang menarik. Selain itu, strategi yang digunakan ketika melaksanakan
kegiatan tersebut juga perlu dipersiapkan semenarik mungkin untuk menarik
antusiasme anak dan memberikan stimulasi yang maksimal contohnya dengan
macam-macam gambar dan alat mewarnainya yang kurang bervariasi
Sesuai pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa di kelompok B RA Al-Azhar Lembang Bandung terdapat masalah ketika
kegiatan pembelajaran. Masalah yang dimaksud terletak pada kemampuan
motorik halus yang berkembang kurang maksimal karena stimulasi yang diberikan
kepada anak kurang bervariasi sehingga kemampuan anak untuk bereksplorasi
menggunakan jari-jemari serta pergelangan tangan juga kurang sehingga
mewarnainya tidak maksimal.
Anak kelompok B atau usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang dengan pesat menurut tahap perkembangannya anak mampu
mengkoordinasikan gerakan mata dengan gerakan tangan, lengan dan tubuh
secara bersamaan, hal ini bisa dilihat ketika anak menggambar ataupun
mewarnai. Jadi, kegiatan mewarnai sangat penting diberikan pada anak usia 5-
6 tahun yang sedang duduk di TK kelompok B. Sangat berbahaya apabila pada
usia ini ketika diberikan kegiatan mewarnai anak agar jari jemarinya terlatih
tidak kaku.
Solusi yang diberikan oleh penulis untuk mengatasi masalah yang terdapat
pada anak dengan memberikan kegiatan mewarnai gambar menggunakan alat
yang sederhana yaitu menggunakan pensil warna,krayon.dan cat cair

a.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang terdapat dalam judul penelitian meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai adalah:
1. Kemampuan motorik halus berkembang kurang maksimal karena
memperoleh stimulasi yang sama yaitu terlalu sering melaksanakan
kegiatan mewarnai menggunakan pensil warna
2. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi ketika kegiatan
pembelajaran berdampak pada tujuan stimulasi yang diberikan kepada
anak.
3. Alternatif kegiatan mewarnai di Taman Kanak-kanak belum bervariasi.
4. Anak usia 5-6 tahun belum mampu mengkoordinasikan gerakan mata
dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan.

Rumusan Masalah
1.Secara Khusus
Bagaimana peningkatan motorik halus anak kelompok B ,melalui kegiatan
mewarnai agar di RA Al-Azhar Lembang Bandung?
2.Secara Umum
Bagaimana peningkatan motorik halus mewarnai di lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah ?
C. Tujuan Perbaikan
Peningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai
untuk memperbaiki pembelajaran di kelompok B RA Al-Azhar Lembang
Bandung. Peneliti akan memberikan inovasi kegiatan mewarnai dengan alat
mewarnai yang berbeda. Melalui inovasi tersebut diharapkan dapat menarik
antusiasme anak ketika melakukan kegiatan mewarnai, sehingga kemampuan
motorik halusnya dapat berkembang maksimal
B. Manfaat Perbaikan
Perbaikan ini sangat penting untuk anak, guru maupun lembaga sekolah.
Adapun manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk Anak
Kegiatan mewarnai dapat dilaksanakan di kelompok B dengan alat yang
berbeda sehingga aspek perkembangan anak dapat tercapai. Selain itu,
mempersiapkan anak untuk memasuki jenjang sekolah selanjutnya
melalui stimulasi kemampuan motorik halus yang telah diberikan.
b. Untuk Guru
Menjadi salah satu alternatif kegiatan motorik halus untuk kelompok B
yaitu mewarnai menggunakan alat untuk mewarnai yang berbeda
sehingga anak tidak merasa bosan serta meningkatkan kualitas
pembelajaran agar lebih baik.
c. Untuk Lembaga Sekolah
Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus
melalui kegiatan mewarnai. Selain itu, membantu mengatasi
permasalahan yang terdapat di lembaga sekolah agar lebih baik
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus


1. Kemampuan Motorik
Perkembangan motorik merupakan aktivitas yang familiar dengan
kegiatan sehari-hari karena setiap hari digunakan oleh manusia untuk
menjalani hidup. Pendapat Hurlock (1978: 150) menyatakan bahwa
“Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkendali” Corbin (Sumantri, 2005: 48) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi
sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan
gerak. Pendapat di atas sesuai dengan pendapat Sujiono (2008: 1.3) yang
menyatakan bahwa perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Pendapat Suyanto (2005: 51) menyatakan bahwa “Perkembangan motorik
meliputi perkembangan badan, otot kasar (motorik kasar) dan otot halus
(motorik halus)”. Sedangkan, Kamtini dan Tanjung (2005: 124)
berpendapat bahwa “Keterampilan motorik merupakan proses memperoleh
keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan
motorik diperlukan untuk mengendalikan tubuh”.
Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan motorik berhubungan dengan
perkembangan dan keterampilan gerak yang dapat dilakukan untuk
melakukan pengendalian terhadap seluruh anggota tubuh serta
perkembangannya sesuai dengan kematangan otot dan syaraf.
Perkembangan fisik motorik terbagi menjadi 2 yaitu perkembangan motorik
kasar dan perkembangan motorik halus.
2. Kemampuan Motorik Halus
Pendapat Sujiono (2008: 1.14) menyatakan bahwa “Motorik halus
adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat”. Dewi (2005: 2)
berpendapat bahwa “Motorik halus merupakan keterampilan yang
menggunakan jari jemari, tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan
tepat”. Pendapat tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Sumantri (2005:
143) bahwa “Motorik halus merupakan pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata tangan”.
Susanto (2011: 164) berpendapat bahwa “Motorik halus adalah gerakan
halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu yang dilakukan oleh otot-otot
kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga namun memerlukan koordinasi
yang cermat”. Dan pendapat Suyanto (2005: 50) menyatakan bahwa
“Perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan
fungsinya, otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian
tubuh yang lebih spesifik”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik halus kemampuan yang membutuhkan gerakan
keterampilan otot-otot kecil pada tubuh seperti keterampilan menggunakan
jari jemari tangan, menggerakkan pergelangan tangan agar lentur serta
koordinasi mata tangan yang baik. Contoh kegiatan motorik halus adalah
melipat, mewarnai, menggambar, melukis menggunting dan meronce.
Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi
(Sujiono, 2008: 7.5). Kelenturan yang dapat dilihat dari kemampuan
motorik halus adalah kelenturan menggerakkan pergelangan tangan.
Pernyataan tersebut sesuai pendapat Sujiono (2008: 2.13) bahwa
mengembangkan kemampuan motorik halus bertujuan untuk melatih
menggerakkan pergelangan tangan. Disimpulkan bahwa kelenturan
pergelangan tangan dapat dilihat dari kemampuan untuk menggerakkan.
Keterampilan diperlukan untuk mengontrol otot-otot kecil Mahendra
(Sumantri, 2005: 143). Keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk memegang benda (Suyanto, 2005: 50).
Disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan jari-jemari ketika
melaksanakan kegiatan motorik halus dapat dilihat dari kemampuan
memegang. Koordinasi mata dan tangan merupakan koordinasi yang
berhubungan dengan kemampuan memilh suatu obyek dan
mengkoordinasikannya dengan gerakan-gerakan yang diatur (Sujiono, 2008:
7.5). Sesuai pendapat tersebut maka memilih sebuah obyek kemudian
mengaturnya melalui gerakan-gerakan yang sesuai antara mata dan tangan
untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik.
3. Prinsip Pengembangan Motorik Halus
Pembelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan motorik halus. Prinsip-
prinsip tersebut sesuai pendapat (Sumantri, 2005: 147-148) yaitu:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan yang bertujuan untuk
megembangkan motorik halus sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Jangan terlalu mudah untuk anak dan jangan
terlalu sulit karena akan berpengaruh pada perkembangannya.
2. Belajar sambil bermain, belajar sambil bermain merupakan hal yang
menyenangkan untuk anak karena dunia anak adalah dunia bermain.
Ketika bermain anak bereksplorasi dengan dirinya sendiri dan
lingkungan disekitarnya sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih
bermakna.
3. Kreatif dan inovatif, kegiatan yang dilakukan harus memunculkan
rasa ingin tahu yang besar pada anak dan memotivasi untuk berfikir
kritis sehingga anak akan menemukan hal-hal baru yang menambah
pengetahuannya.
4. Lingkungan kondusif, lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh
terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan lingkungan
yang mempunyai keamanan dan kenyamanan sangat penting
dilakukan. Selain itu, disesuaikan juga dengan gerak anak ketika
bermain.
5. Tema, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya dimulai dengan hal-
hal yang dekat dengan anak dan menarik sehingga mudah dalam
pengenalan berberapa konsep.
6. Mengembangkan keterampilan hidup, kegiatan pembelajaran motorik
halus sebaiknya mengembangkan beberapa keterampilan hidup seperti
menolong diri sendiri, disiplin serta sosialisasi yang sangat berguna dan
penting untuk jenjang selanjutnya.
7. Menggunakan kegiatan terpadu, pembelajaran motorik halus yang
menggunakan model pembelajaran terpadu sangat cocok digunakan
karena tema yang diambil sangat menarik sehingga membuat anak
antusias.
8. Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak, prinsip-prinsip
perkembangan anak yang dimaksud yaitu anak dapat belajar dengan
baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, aman dan tentram secara
psikologis. Siklus belajar anak terjadi secara berulang-ulang. Anak
belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya
yang ada di sekitarnya. Minat anak dan keingintahuannya yang besar
memotivasi belajarnya. Perkembangan dan belajar memperhatikan
perbedaan individual yang setiap anak berbeda-beda.
Prinsip-prinsip pengembangan motorik halus sesuai pendapat Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 11) adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan motorik halus dilakukan secara bertahap serta
berulang-ulang sesuai kemampuan anak
2. Kegiatan hendaknya diberikan sesuai tema dimana lingkungan
tempat tinggal anak
3. Stimulasi yang diberikan hendaknya sesuai usia dan taraf
pertumbuhan dan perkembagan anak baik jasmani maupun rohani
4. Pengembangan motorik anak dilakukan dengan kegiatan yang
menarik dan menyenangkan
5. Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak ketika
melakukan kegiatan motorik halus
6. Kegiatan motorik halus hendaknya dilakukan secara bervariasi agar
tidak timbul kejenuhan
4. Tujuan Pengembangan Motorik Halus
Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK (4-6 tahun) adalah
dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh dan terutama
terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis
(Puskur, Balitbang Depdiknas 2002 dalam Sumantri, 2010: 146). Tujuan
pengembangan motorik halus anak berdasarkan pendapat Sumantri
(2005:146) adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang
berhubungan dengan gerak kedua tangan
2. Mempu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan
jari-jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, menggunting dan
memanipulasi benda-benda
3. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan
4. Mampu mengendalikan emosi dan beraktivitas motorik halus
Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Sujiono (2008: 2.12) bahwa
tujuan pengembangan motorik halus adalah:
1. Agar anak dapat berlatih menggerakkan pergelangan tangan dengan
kegiatan menggambar dan mewarnai
2. Anak belajar ketepatan koordinasi mata dan tangan serta menggerakkan
pergelangan tangan agar lentur.
3. Anak belajar berimajinasi dan berkreasi
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberian stimulasi motorik halus pada anak kelompok
B yaitu usia 5-6 tahun dilakukan untuk mematangkan otot-otot kecil pada
tangan anak untuk persiapan menulis ketika masuk jenjang selanjutnya.
Melalui kegiatan menyenangkan yang dapat mematangkan kemampuan
otot-otot kecil anak diharapkan tidak tercipta keterpaksaan sehingga anak
dapat berkreasi menggunakan jari-jemari tangannya untuk latihan awal
dalam kemampuan menulis.
5. Fungsi Pengembangan Motorik Halus
Dirjen Manajemen Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (2007:
2) mengemukakan tentang fungsi keterampilan motorik halus yaitu sebagai
berikut:
a. Melatih kelenturan otot jari tangan
b. Memacu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan rohani
c. Meningkatkan perkembangan emosi anak
d. Meningkatkan perkembangan sosial anak
e. Menumbuhkan perasaan menyayangi terhadap diri sendiri.
Pengembangan aspek motorik halus tidak mungkin dapat berdiri
sendiri tetapi dipengaruhi dan mempengarhi aspek perkembangan lain.
Mendukung aspek perkembangan bahasa dikarenakan pengembangan aspek
motorik halus perlu dioptimalkan untuk kematangan otot-otot kecil pada
jari-jemari, pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan yang berguna
untuk kemampuan menulis anak. Dapat mempengaruhi aspek kognitif
ketika anak melakukan kegiatan yang mengembangkan motorik halus
seperti menggambar, mewarnai atau melukis secara otomatis kemampuan
berfikir anak akan muncul.
6. Kegiatan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun
Caughlin, 2001 (Sumantri, 2005:105-106) memaparkan tentang
pengembangan kegiatan motorik halus anak berdasarkan kronologis usia
yaitu:
Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari
a. Menjiplak persegi panjang, wajik dan segitiga
b. Memotong bentuk-bentuk sederhana
c. Menggambar orang termasuk: leher, tangan, mulut, rambut dan hidung.
Noorlaila (2010: 58-59) menyatakan bahwa tahap perkembangan
kemampuan motorik halus anak usia 5 tahun adalah:
a. .Mewarnai dengan garis-garis
b. Menulis nama depan
c. Membangun menara setinggi 12 kotak
d. Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
e. Menggambar orang beserta rambut dan hidung.
Tingkat Pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6
tahun berdasarkan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2009) yaitu:
a. Menggambar sesuai gagasannya
b. Meniru bentuk
c. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiata
d..Menggunakan alat tulis dengan benar
e. Menggunting sesuai dengan pola
f. Menempel gambar dengan tepat
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
Perkembangan motorik halus anak usia 6 tahun berdasarkan pendapat
Caplan dan Caplan, 1983 (M. Ramli, 2005: 195) adalah:

a. Ketangkasan terbentuk dengan baik


b. Mampu membedakan tangan kanan dari tangan kirinya sendiri tetap
tidakdapat membedakan tangan kanan dan kiri orang lain
c. Memegang pensil, sikat, atau krayon seperti pegangan orang dewasa
antara ibu jari dan telunjuk
d. Menggambar manusia yang dapat dikenali terdiri dari kepala, lengan,
kaki dan batang tubuh
e. Menggambar rumah yang memiliki pintu, jendela, dan atap. Mengatakan
apa yang akan digambar sebelum memulainya
f. Dapat menyalin lingkaran, silang dan persegi empat
g. Dapat menyalin huruf-huruf besar seperti V, T, H, O, X.:

h. Mengurus diri sendiri Membuat berbagai bentuk menggunakan play


dough dan tanah liat
a. Meniru membuat garis tegak, miring, datar, lengkung dan lingkaran
b. Menggunting menggunakan berbagai media berdasarkan bentuk atau
pola
c. Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).
Sesuai dengan perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun
yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun yaitu:
1. Dapat memegang pensil atau krayon menggunakan ibu jari dan dua
jari telunjuk. Ketika anak dapat memegang crayon dengan benar maka
saat mewarnai sebuah gambar ataupun kertas hasil yang diperoleh
juga akan semakin bagus dan rapi
2. Membuat obyek gambar dengan lebih detail dan bisa dikenali. Obyek
yang dimaksud disini dapat berupa orang, hewan atau benda misalnya
rumah yang digambar oleh anak sudah ditambahkan dengan hal-hal
kecil yang ada pada obyek yang digambar.
7. Stimulasi Perkembangan Motorik Halus
Kemampuan motorik halus anak dapat berkembang meskipun tidak
memperoleh stimulasi, tetapi perkembangan atau kemampuan yang dicapai
anak tidak dapat maksimal atau hanya mencapai pada batas minimal yang
ada (Sumantri, 2005: 121). Stimulasi yang dapat diberikan untuk anak usia
5-6 tahun dengan tujuan untuk mengembangkan motorik halusnya sebagai
latihan untuk melatih kemampuan menulis anak dapat dilakukan dengan
beberapa kegiatan yang membutuhkan ketelitian, kecermatan serta
kesabaran untuk melakukannya. Berikut ini merupakan beberapa contoh
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus anak yaitu mencetak, menjahit, menggunting, melipat, menjiplak,
bermian playdough, membangun menara, mewarnai dan menggambar.
Mengingat pentingnya keterampilan motorik halus dikembangkan
secara maksimal sebagai tuntutan keterampilan menulis ketika jenjang
sekolah berikutnya, maka stimulasi yang diberikan kepada anak harus
optimal. Stimulasi yang diberikan melalui beberapa kegiatan seperti
mencetak, menjahit, menggunting, melipat, menjiplak, bermian playdough,
membangun menara, mewarnai dan menggambar. Melalui beberapa
kegiatan tersebut antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain saling
melengkapi untuk tujuan yang sama yaitu melatih anak untuk kemampuan
menulis. Apabila salah satu diantara beberapa kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus tersebut tidak dapat terlaksana
secara maksimal maka akan mempengaruhi tujuan dari penerapan kegiatan
untuk mengembangkan motorik halus yang lain. Sehingga sangat penting
untuk mengemas kegiatan mewarnai agar lebih menarik dan menimbulkan
antusiasme anak.

c. Mewarnai
a. Pengertian Mewarnai
Anak-anak sangat suka memberi warna melalui berbagai media baik
saat menggambar atau meletakkan warna saat mengisi bidang-bidang
gambar yang harus diberi pewarna (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S,
2011: 7.4). Berdasarkan pernyataan tersebut maka kegiatan mewarnai
merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Menyenangkan yang
dimaksud di sini terletak pada proses memilih warna yang digunakan untuk
mewarnai sebuah bidang gambar kosong. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sumanto (2005: 65) bahwa kreativitas yang dapat dikembangkan
pada kegiatan mewarnai bagi anak TK adalah adanya kebebasan untuk
memilih dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya
sesuai keinginan anak. Tujuan dari kegiatan mewarnai adalah melatih
menggerakkan pergelangan tangan (Sujiono, 2008: 2.12).
Mewarnai pada anak usia dini bertujuan untuk melatih keterampilan,
kerapian serta kesabaran (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi, 2011: 728).
Keterampilan diperoleh dari kemampuan anak untuk mengolah tangan yang
dilakukan secara berulang-ulang sehingga semakin lama anak bisa
mengendalikan serta mengarahkan sesuai yang dikehendaki. Kerapian
dilihat dari bagaimana anak memberi warna pada tempat-tempat yang telah
ditentukan semakin lama anak akan semakin terampil untuk menggoreskan
media pewarnanya karena sudah terbiasa. Kesabaran diperoleh melalui
kegiatan memilih dan menentukan komposisi yang tepat sesuai
pendapatnya, seberapa banyak warna yang digunakan untuk menentukan
komposisi warnanya. Usaha yang dilakukan secara terus-menerus akan
melatih kesabaran anak.
b. Kegiatan Mewarnai
Anak prasekolah juga senang berpartisipasi dalam aktivitas gerak
ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel
(Morrison, 2012: 221). Anak pra sekolah disini termasuk anak kelompok B
yaitu usia 5-6 tahun yang seharusnya menyukai kegiatan mewarnai
menggunakan bahan yang beraneka ragam. Kegiatan mewarnai gambar
merupakan kegiatan mewarnai yang dilakukan menggunakan berbagai
macam media seperti krayon, spidol, pensil warna dan pewarna makanan.
Dalam penelitian ini akan digunakan media Pensil warna,cat dan krayon.
Gambar yang akan diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang
digunakan di Raudhatul athfal (RA)

c. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Mewarnai


Kegiatan mewarnai yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus anak kelompok B usia 5-6 tahun pasti terdapat
kelebihan serta kekurangan dalam pelaksanaannya, oleh kerena itu akan
dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan kegiatan mewarnai.
Adapun beberapa kelebihan dari kegiatan mewarnai adalah:
1. Mengembangkan keterampilan motorik anak khususnya motorik halus
dan beberapa aspek perkembangan lain seperti kognitif dan sosial
emosional
2. Mengekspresikan perasaan anak dan melatih anak untuk belajar
berkonsentrasi
3. Melatih anak untuk persipan menulis di jenjang pendidikan selanjutnya
Sedangkan kekurangan dalam kegiatan mewarnai adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan anak kurang aktif karena mewarnai merupakan kegiatan
yang membutuhkan konsentrasi
2. Interaksi yang terjadi antara guru dan anak ataupun satu anak ke anak
yang lain kurang karena terlalu fokus pada gambar yang diwarnai
3. Apabila terlalu sering dilakukan dapat menjadikan anak bosan.
III. Rencana Perbaikan
A.Informasi Subjek Penelitian
1. .Lokasi
Perbaikan ini dilakukan di :
Sekolah : RA Al-Azhar
Kelompok :B
Alamat : Kp. Nyampay RT 01 RW 06 Desa
Langensari, Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat
Barat 40391
Table 3.1 Waktu pelaksanaan Penelitian
Siklus Hari Tanggal pelaksanaan Kegiatan
ke perbaikan
Pertama 1 03 Oktober 2016 Mewarnai kelinci dengan
pensil warna
2 05 Oktober 2016 Mewarnai sapi dengan
krayon
3 07 Oktober 2016 Mewarnai gajah dengan
pensil warna
4 10 Oktober 2016 Mewarnai Ayam dengan
krayon
5 13 Oktober 2016 Mewarnai Kucing
dengan krayon
Kedua 1 14 Oktober 2016 Mewarnai makanan 4
sehat 5 sempurna
2 17 Oktober 2016 Mewarnai Bakul nasi
3 18 Oktober 2016 Mewarnai Bekas gelas
air mineral
4 19 Okotber 2016 Mewarnai gambar gelas
yang berisi air teh
5 20 Oktober 2016 Mewarnai gambar
pakaian
3.Tema : Binatang dan Kebutuhanku
4.Kelompok
Penelitian dilakukan di kelompok B RA Al-Azhar, kelas ini
memiliki 30 orang anak. Kelompok B ini dibagi 2 kelas B1
terdiri 15 orang B2 terdiri 15 orang anak. Perbaikan yang
dilakukan guru di kelompok B2 yang terdiri 7 anak perempuan
8 anak laki-laki ini mempunyai karakter yang berbeda-beda
seperti ada yang mencari perhatian guru dan teman seperti Azka
dan Yusril, ada yang pendiam seperti Sansan, ada yang biasa-
biasa maksudnya anak yang baik dalam interaksi dengan teman-
temannya.Anak-anak kelompok B2 tersebut berasal dari
kelompok ekonomi yang cukup,sehingga terlihat perhatian
orang tua terhadap anak-anaknya cukup memperhatikan namun
ada beberapa siswa yang kurang diperhatikan sehingga anak
terlihat kurang semangat sehingga anak tersebut mencari-cari
perhatian guru dan temannya.
Tetapi kami sebagai pengajar Alhamdulillah menjalin hubungan
baik dengan orang tua terlihat diantaranya ketika orang tua
menanyakan perkembangan anak dalam rapat maupun ketika
kegiatan pembelajaran.
5.Karakteristik
Secara garis besar karakteristik semua anak yang ada di kelompok B2
pertumbuhan dan perkembangan yang baik.Setiap anak memiliki sifat dan
kebutuhan yang berbeda-beda sehingga guru harus mampu melayani dan
menyiapkan, memfasilitasi semua hal yang dibutuhkan anak agar berkembang
secara optimal sesuai harapan orang tua dan serta sekolah.
Dalam penelitian ini membahas tentang mengembangkan kemampuan
motorik halus melalui kegiatan mewarnai dikarenakan hal tersebut sesuai
dengan permasalahan yang terdapat di kelompok B RA Al-Azhar Lembang
Bandung bahwa kemampuan motorik halus anak tidak berkembang secara
maksimal dikarenakan antusiasme yang kurang diperlihatkan anak ketika
pelaksanaan kegiatan mewarnai. Kegiatan mewarnai dikemas menjadi sesuatu
hal baru yang lebih variatif agar kemampuan motorik halus anak dapat
berkembang maksimal serta antusiasme anak meningkat ketika melakukan
kegiatan mewarnai.

B.Deskripsi Rencana Per Siklus


1. Rencana Pelaksanaan :
a. Rencana Tindakan tiap siklus yang akan dilaksanakan/alternativ
perbaikan :
 Periksa kembali RKH perbaikan pembelajaran yang akan
digunakan
Periksa apakah semua alat peraga dan sarana lainnya yang akan
digunakan sudah tersedia
. Cobalah alat peraga yang akan digunakan, simulasikan bagaimana
menggunakannya, sehingga kita yakin bahwa peragaan akan lancar
Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang
Pikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu perbaikan
Pembelajaran seperti : ketika peragaan berlangsung anak-anak
ribut,anak kurang tertarik dengan media yang digunakan,atau posisi
tempat anak yang kurang sesuai dengan anak
Periksa kembali ketersediaan alat pengumpul data seperti lembar
observasi yang akan digunakan
Yakinlah bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap di
kelas ketika pembelajaran
b. Langkah – langkah perbaikan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran,jika guru yang mengajar hanya


memfokuskan diri pada pembelajaran, maka guru sebagai peneliti harus
memfokuskan diri pada pengumpulan data. Ketika guru sebagai peneliti
tidak mampu mengumpulkan data sendiri maka dapat meminta bantuan
teman sejawat atau menggunakan alat perekam yang memungkinkan untuk
mendapatkan data yang diinginkan.
Selama mengajar, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana dan
agar data dapat dikumpulkan dengan cermat,guru harus selalu melakukan
penyesuaian transaksional dan mencatat hal tersebut dalam buku catatan
sehingga dapat dianalisis dengan cermat.
Pengumpulan data yang mungkin dilakukan oleh guru sendiri selama
mengajar, misalnya hasil karya anak ,suasana kelas selama guru mengajar,
peristiwa penting yang muncul selama pembelajaran, jawaban siswa yang
mengundang perhatian. Semua data ini seyogianya mampu diingat oleh
guru ketika ia mengajar,sehingga telah mengajar mampu merekamnya. Atau
guru mencatat peristiwa yang terjadi sehingga tidak tercecer selama
melakukan refleksi.

2. Prosedur Pelaksanaan PTK


Langkah – langkah dalam melakukan PTK pada program PKP
dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan siklus PTK

merencanakan

Refleksi Melaksanakan

Mengamati

Tahap-tahap dalam PTK (Wardani & Wihardit , 2007)


Keterangan gambar :
1. Refleksi pertama yang betujuan untuk :
a. Identifikasi masalah
b. Analisis masalah
c. Perumusan masalah
2. Merencanakan perbaikan kegiatan :
Setelah masalah dapat dirumuskan ,langkah berikutnya yang dapat
dilakukan guru/pendidik adalah membuat rencana perbaikan kegiatan.
3. Melakukan tindakan perbaikan kegiatan
Rencana perbaikan kegiatan ini kemudian dilaksanakan oleh guru
/pendidik di kelas.
4. Refleksi
Setelah guru/pendidik selesai melaksanakan tindakan perbaikan ,siklus
kembali kepada kegiatan refleksi dengan tujuan melihat kelemahan dan
kelebihan tindakan perbaikan yang telah dilakukannya untuk
merencanakan perbaikan kegiatan selanjutnya. Begitu pula seterusnya.
Pada pelaksanaan perbaikan ini ada beberapa orang yang terlibat yang
akan membantu,memberi pemasukan dan menilai apakah perbaikan yang
dilaksanakan tercapai atau tidak diantaranya

Tugas penilai 1 dan 2 adalah sebagai berikut :


Tugas Penilai 1
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan
Tugas Penilai 2
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan

A. Tugas Supervisor
Seorang supervisor memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mengikuti kegiatan orientasi /pembekalan yang diselenggarakan
oleh UPBJJ
c. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
PKP sesuai dengan kesepakatan antar supervisor
d. Berbagai tugas dalam kegiatan bimbingan dengan supervisor lain
dalam satu pokjar
e. Mempelajari kembali BMP mata kuliah IDIK 4008 PTK
f. Mempelajari APKG PKP dan APKG PKP 2
g. Membuat rencana tutorial / bimbingan
h. Memberikan orientasi PKP ke mahasiswa
i. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat PKP dan tugas
mahasiswa
j. Berbagi pengalaman tentang masalah kegiatan pengembangan yang
dihadapi
k. Penyegara / penyamanan persepsi tentang hakikat PKP, penyusunan
RKH
l. Berperan aktif dalam pertemuan tutorial (membimbing,
mendiskusikan, dan member masukan terhadap upaya perbaikan
kegiatan pengembangan)
m. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam PKP
n. Menilai Rancangan Satu Siklus untuk setiap siklus
o. Mereview RKH dan refleksi yang dilakukan oleh mahasiswa,dan
mereview hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 dari penilai 1 dan 2
p. Menilai mahasiswa dalam melakukan perbaikan kegiatan (dikelas
tutorial)
q. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP
r. Menilai laporan PKP bersama penilai 2
s. Membuat rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan
t. Menyerahkan rekapitulasi nilai praktik dan laporan ke UPBJJ
B. Prosedur Pengembangan
a. Tahap Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yang maksudnya
menarik perhatian dan minat peserta didik menghadapi topik atau materi yang
akan disampaikan. Bilamana berhasil menarik perhatian peserta didik, proses
pembelajaran akan belajar lancar, peserta didik akan bersemangat untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan baru dan juga nilai dan sikap
yang akan disampaikan akan tumbuh dengan baik. Mereka akan tenang dan
senang melaksanakan kegiatan sampai akhir pertemuan pada jam pelajaran
tersebut, sehingga kemungkinan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai.
b. Tahap Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
mencapai komptensi yang dirancang di dalam RKH. Supaya
kegiatan inti bisa dilaksanakan secara terarah, guru seyogyanya
merancang dengan cermat dan rinci urutan kegiatan, dari kegiatan
untuk mencapai tujuan yang paling mendasar sampai yang paling
sukar. Dan guru harus mengumpulkan data tentang perbaikan yang
diinginkannya, bila perlu meminta bantuan teman sejawatuntuk
melakukan observasi, atai bertanya kepada siswa pada akhir
pelajaran.
Pada intinya tahap ini diisi dengan aktivitas anak dan guru
bertindak sebagai fasilitator agar indikator-indikator yang
dirumuskan dapat tercapai.
c. Tahap Istirahat
Pada tahap ini,seorang guru harus memposisikan dirinya sebagai
teman sekaligus pengawas pada saat anak beristirahat. Istirahat
dilakukan didalam kelas maupun diluar kelas. Kegiatan ini tetap
merupakan kegiatan pengembangan sehingga tetap diperhatikan
proses ketercapaian kompetensi oleh anak didik.
d. Tahap Kegiatan Penutup
Pada tahap ini guru dapat melakukan aktifitas merangkum materi
atau menyimpulkan kegiatan pengembangan bersama-sama anak.
Setelah itu guru dapat melihat ketercapaian tujuan atau kompetensi
dengan tanya jawab atau unjuk kerja. Kegiatan tersebut diikuti
dengan pemberian umpan balik dan penugasan jika di perlukan.
3. Pengamatan / Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
membantu proses pengumpulan data diantaranya dengan alat perekam atau
mencatat penilaian kemajuan anak sehingga penilaian menjadi lebih akurat.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi,
wawancara, catatan harian,angket. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat menentukan dalam kegiatan PTK.

Contoh format penilaian metode obsevasi

LEMBAR OBSERVASI ANAK

OPTION
NO Kegiatan
YA TIDAK
1 Pembukaan
• Anak menyanyikan bersama”Kelinciku”
2 Inti
• Judul Kegiatan : Mewarnai gambar
“Kelinci” dengan pensil warna
• Langkah-Langkah
1. Anak-anak duduk diatas kursi
2. Anak menyimpan LKA yang sudah ada
gambar ayam dan disimpan
diatas meja masing-masing
3. Anak-anak mengambil pensil warnainya
di loker masing-masing
4. Anak – anak memperhatikan contoh
gambar kelinci yang sudah rapih

3 Penutup
• Menirukan gerakan “kelinci”
LEMBAR OBSERVASI GURU

OPTION
NO Kegiatan
YA TIDAK
1 Pembukaan
• Guru menyanyikan bersama”Kelinciku”
2 Inti
• Judul Kegiatan : Mewarnai gambar
“Kelinci” dengan pensil warna
• Langkah-Langkah
1. Guru Mengkondisikan anak-anak
2. Guru menyimpan LKA yang sudah ada
gambar dan disimpan
diatas meja masing-masing
3. Guru mengambil pensil warnainya di
loker masing-masing
4. Guru memperhatikan contoh gambar
kelinci yang sudah rapih

3 Penutup
•Guru Menirukan gerakan “kelinci”

4. Rencana Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubung-
hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang atau akan terjadi dalam
pembelajara. Refleksi dapat dilakukan sendiri dan bersama-sama dalam
bentuk diskusi.
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki peneliti dalam kegiatan pengembangan yang dikelolanya.
Hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan atau
perubahan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dengan
mempertimbangkan hal-hal yang telah dan akan terjadi.
Sebagai rencana perbaikan ,refleksi mengacu pada format seperti dibawah ini :
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : Tuti Haryati TK/KB/TPA : RA Al-Azhar

NIM : 822196182 Kelompok :B

Program Studi : S1 PG PAUD Pertemuan Ke : 1


UPBJJ : Bandung

I. Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan ?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
II. Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
III. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan ?

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
IV. Hal – hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pngembangan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
V. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya ,maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi pelaksanaan Pengembangan Persiklus
Perbaikan perkembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklusnya terdiri dari lima kali pertemuan pembelajaran sehingga peneliti
dalam setiap siklusnya membuat lima RKH, lima Skenario, dan lima
Observasi.
Kegiatan pengembangan perbaikan ini diawali dengan perencanaan /
pelaksanaan,dan refleksi.
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
1. Periksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah
disusun. Sambil membaca ulang, cermati kembali setiap butir
yang anda rencanakan
2. Periksa alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah
tersedia
3. Mensimulasikan alat peraga yang akan digunakan
4. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang atau memeriksa
scenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan
awal sampai dengan kegiatan akhir.
5. Rancang antisipasi apa yang akan terjadi atau hal-hal yang yang
dapat menggangu pembelajaran
6. Periksa alat pengumpulan data, seperti lembar observasi,yang
telah disepakati dengan supervisor dan teman sejawat
7. Yakinkan bahwa teman sejawat dan supervisor yang akan
membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
Kegiatan tindak perbaikan siklus 1 dapat dilihat di bawah ini
1. RKH 1 : Mengembangkan kegiatan mewarnai kelinci dengan
pensil warana
2. RKH 2 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Sapi dengan pensil warna
3. RKH 3 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Gajah dengan cat cair
4. RKH 4 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
Ayam dengan cat cair
5. RKH 5 : Mengembangkan kemampuan mewarnai gambar
kucing dengan krayon
.
Selengkapnya pelaksanaan perbaikan pengembangan siklus kedua dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1Pelaksanaan Perbaikan Pengembangan Siklus 1

RKH Pembukaan Inti Penutupan


Ke
I Menyanyi Bersama Mewarnai gambar kelinci Menirukan gerakan
“Kelinciku” dengan pensil warna kelinci

II Menyusun kartu Mewarnai gambar “Sapi” Bercakap -cakap


huruf “Sapi” dengan pensil warna tentang binatang
“sapi”
III Mengucapkan Syair Mewarnai gambar Menyebutkan kembali
“Gajah” “Gajah” dengan cat cair ciri-ciri “Gajah”dan
makanannya
IV Tepok pola “Ayam” Mewarnai gambar Menceritakan
“Ayam” dengan cat cair Perkembang biakan
“Ayam”
V Menyebutkan ciri-ciri Mewarnai gambar Becakap-cakap
“Kucing” “Kucing” dengan Krayon makanan yang suka
dimakan kucing”
1) Skenario perbaikan RKH 1
Anak akan mendengarkan dan menceritakan kembali cerita
anggota keluarga dengan menggunakan kartu gambar.
Langkah-langkah perbaikan
1. anak mengatur posisi duduknya di bantu oleh guru
2. anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga
3. anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
4. anak mendengarkan judul cerita anggota keluarga
5. anak mendengarkan cerita
6. anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
7. anak menulis kosakata dari anggota keluarga
8. guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak
2) Skenario Perbiakan RKH 2
Anak yang lebih banyak melakukan sesuatu ditambah dengan
kegiatan dengan anak yang lebih banyak mendengar dan
mengucapkan sesuatu .Dalam RKH 2ini anak-anak akan
bercerita tentang “tugas keluarga”
Langkah-langkah perbaikan
1. anak mengatur posisi duduknya di bantu oleh guru
2. anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga
3. anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
4. anak mendengarkan judul cerita anggota keluarga
5. anak mendengarkan cerita
6. anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
7. guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak
3) Skenario Perbaikan RKH 3
Anak akan mendengarkan dan bercerita tentang kebiasaan
keluarga (sholat berjamaah ) dengan tanpa menggunakan alat
Langkah-langkah perbaikan
1. anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
3. anak mendengarkan judul
4. anak mendengarkan cerita
5. anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
6. guru memberikan penilai pada anak
4) Skenario Perbaikan RKH 4
Anak mendengarkan cerita dengan memperhatikan gambar yang
ada di majalah
Langkah-langkah perbaikan
1. anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. anak termotivasi untuk mendengarkan
3. anak mendengarkan judul
4. anak mendengarkan cerita
5. anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
6. guru memberikan penilaian pada anak
5) Skenario Perbaikan RKH 5
Anak-anak akan menceritakan kembali tata tertib dengan
menggunakan buku cerita
Langkah-langkah perbaikan
1. anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. anak menyiapkan alat peraga
3. anak menyebutkan judul
4. anak memperhatikan cover buku cerita
5. anak- mendengarkan dan memperhatikan cerita halaman
perhalaman
6. anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
7. anak menuliskan kalimat
8. guru memberikan penilaian

b. Data Hasil Pengamatan Perbaikan dari Siklus 1


Tabel 4.2 Lembar Observasi anak pada siklus ke 1
No Nama Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5
 MM BSH MM BSH MM BSH MM BSH MM BSH
1. Arif     
2. Asep     
3. Hanif     
4. Rivan     
5. Evan     
6. Tival     
7. Jidan     
8. Yuga     
9. Wieda     
10. Agni     
Keterangan :
MM : Mulai Muncul
BSH : Berkembang Sesuai harapan

Tabel 4.3 Perolehan Hasil Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus 1


No Pertemuan Berhasil Persentase (%) Belum berhasil Persentase (%)
1 Hari 1 4 40 % 6 60 %
2 Hari 2 5 50 % 5 50 %
3 Hari 3 6 60 % 4 40 %
4 Hari 4 7 70 % 3 30 %
5 Hari 5 8 80 % 2 20 %

0
hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3 hari ke 4 hari ke 5

Berhasil Belum berhasil

c. Refleksi
Ketika melaksanakan perbaikan di kegiatan pengembangan peneliti
dapat memperhatikan apa kelemahan dan kelebihan dari perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan di siklus pertama dengan
melihat perkembangan tersebut peneliti dapat memperbaiki di siklus
seterusnya dengan mempokuskan alat / media
Adapun perbaikan di siklus 1 dari lima hari adalah sebagai berikut :
1. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 1
Dalam pertemuan pertama peneliti bercerita dengan tema
keluarga dengan menggunakan media kartu gambar kendala
yang di temui adalah :
 Konsentrasi anak belum terfokus
 Media yang digunakan kurang menarik perhatian anak
 Keberanian anak untuk menceritakan masih belum
meningkat.
Berdasarkan pertemuan di atas maka sebagai bahan refleksi
untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya perlu diperhatikan
 Media bercerita dikemas semenarik mungkin baik dari
bentuk maupun warna
 Peneliti lebih sering memberikan penilaiandan
penguatan pada anak sehingga anak termotivasi untuk
berani menceritakan kembali
2. Dalam pertemuan kedua guru bercerita dengan tema keluarga
[tugas keluarga]dengan menggunakan majalah

Kendala yang ditemukan dipertemuan kedua :

 Gambar yang ada dimajalah terlalu kecil sehingga anak


susah melihat
 Gambar di majalah kurang menarik karena gambar tidak
berwarna
 Tempat duduk kurang kondusif karena masih klasikal

Berdasarkan temuan diatas maka sebagai bahan refleksi untuk


perbaikan pada pertemuan berikutnya perlu diperhatikan

 Gambar dimajalah diperbesar supaya anak dapat melihat


dengan jelas
 Gambar pada majalah diberi warna sesuai benda
 Tempat duduk anak diubah menjadi bentuk setengah
lingkaran dengan masuk agar semua anak terpantau oleh
guru
3. Dalam pertemuan ketiga guru bercerita dengan tema keluarga
[kebiasaan keluarga] tanpa menggunakan media

Kendala yang ditemukan dipertemuan ketiga :

 Penekanan suara sesuai dengan tokoh cerita belum


maksimal
 Anak kurang termotivasi ketika bercerita tanpa alat

Berdasarkan temuan diatas maka sebagai bahan refleksi untuk


perbaikan pada pertemuan berikutnya perlu diperhatikan:

 Penekanan suara disesuaikan dengan tokoh


 Dalam bercerita menggunakan media
4. Dalam pertemuan yang ke empat guru bercerita dengan tema
keluarga [memelihara kucing]Dengan menggunakan majalah
Kendala yang ditemukan dipertemuan ke empat:
 Dalam bercerita bergambar kurang berkarakter
 Gambar kurang menarik kerena tidak berwarna
 Anak tidak bersedia membuat kalimat secara lisan

Berdasarkan temuan diatas maka sebagai bahan refleksi untuk


perbaikan pada pertemuan berikutnya perlu diperhatikan

 Penekana suara diubah untuk lebih berkarakter


 Gambar diberi warna sesuai tokoh
 Anak di dorong untuk melatih keberanian membuat
kalimat secara lisan
5. Dalam pertemuan kelima guru bercerita dengan judul keluarga
[tata tertib makan] Dengan menggunakan buku cerita Kendala
yang ditemukan dalam pertemuan :
 Anak belum bisa menuliskan kalimat
 Cerita terlalu bertele-tele
 Konsentrasi anak kurang fokus

Berdasarkan temuan diatas maka sebagai bahan refleksi untuk


perbaikan pada pertemuan berikutnya

 Sebaiknya dalam penugasan menulis pada anak jangan


berupa kalimat tapi kata
 Cerita dipersingkat
 Bercerita dikemas semenarik mungkin supaya anak lebih
fokus
1. Siklus 2
a. Tahap perencanaan
Dengan melakukan refleksi dari siklus pertama yang bertujuan
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran maka ditemukan
penyebab kelemahannnya peneliti dalam melakukan pembelajaran
pada siklus pertama.
Refleksi dilakukan dengan bantuan penilai 1 maka diketemukan
permasalahannya maka peneliti merumuskan pemecahan ini dengan
membuat rencana yaitu dengan dibuatnnya RKH dan scenario
perbaikan yang apabila selesai dikonsultasikan dulu ke supervisor
kemudian rancangan ini diserahkan pada Penilai 1 yang akan
menjadi pengamat pada saat pelaksanaan pengembangan. Setelah
ada kesiapan penilai 1 untuk membantu mengamati pelaksanaan
perbaikan pembelajaran,langkah berikutnya peneliti
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada saat pembelajaran
nanti, seperti metode alat peraga yang nanti digunakan
a) Rencana kegiatan perbaikan dalam bentuk RKH
Dalam perbaikan pembelajaran peneliti merencanakan dalam
RKH yang terdiri dari pembukaan dengan menceritakan apa
yang akan diperbaiki kemudian Tanya jawab tentang yang ada
kaitannya dengan yang akan diperbaiki. Kemudian di inti
peneliti mulai menceritak cerita dengan tema yang lebih menarik
yaitu binatang dengan media yang lebih menarik.
Kemudian melakukan kegiatan penutup yaitu mengevaluasi
sejauh mana anak mampu menyimak apa yang sudah diceritakan
dengan media yang lebih besar dan menarik yaitu dengan boneka
jari.
b) Kegiatan tindak perbaikan siklus 2 dapat dilihat di bawah ini :
1) RKH 1 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan media boneka tangan
2) RKH 2 : Mengembangkan kemampuan berceria dengan
Menggunakan masih boneka tangan
3) RKH 3 : Mengembangkan kemampuan bercerita tanpa
Menggunakan boneka tangan
4) RKH 4 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan majalah
5) RKH 5 : Mengembangkan Kemampuan bercerita dengan
Boneka tangan.

Tabel 4.4 Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Kedua


RKH Inti Penutup
Ke Pembukaan
I Bercakap-cakap Mewarnai gambar “4 Menyebutkan
“makanan empat sehat 5 sempurna” makanan 4 sehat 5
sehat lima sempurna
sempurna”
II Permulaan asal mula Mewarnai bakul nasi Tepuk Nasi
beras menjadi nasi bambu
III Bercakap-cakap Mewarnai bekas gelas air Menyebutkan angka
tentang minuman mineral dari terkecil
halal dan haram
IV Praktek langsung Mewarnai gambar gelas Menjelaskan macam-
membuat the manis yang beisi air teh macam bahan tempat
minum
V Bernyanyi Mewarnai gambar pakaian Menyebutkan warna-
“seragamku” warna seragam Al-
Azhar.

b. langkah-langkah Perbaikan
1 ) Skenario Perbaikan RKH 1 :
1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga
3. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
4. Anak mendengarkan judul cerita tentang kelinci
5. Anak mendengarkan cerita
6. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
dengan boneka
7. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak

2 ) Skenari Perbaikan RKH 2 :

1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru


2. Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga
3. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
4. Anak mendengarkan judul cerita
5. Anak mendengarkan cerita
6. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
7. Anak menulis kata sapi
8. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak
3 ) Skenario Perbaikan RKH 3 :
1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
3. Anak mendengarkan judul cerita
4. Anak mendengarkan cerita
5. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
6. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak
4 ) Skenario Perbaikan RKH 4 :
1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
3. Anak mendengarkan judul cerita
4. Anak mendengarkan cerita
5. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
6. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak

5 ) Skenario Perbaikan RKH 5 :


1. Anak mengatur posisi duduknya dibantu guru
2. Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat
peraga
3. Anak menyebutkan judul
4. Anak mendengarkan cerita
5. Anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali
6. Guru memberikan penilaian dan penguatan pada anak

c. Data hasil Pengamatan perbaikan dari Siklus 1


Tabel 4.5 Lembar hasil Observasi anak pada siklus 2
No Nama Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5
 MM BSH MM BSH MM BSH MM BSH MM BSH
1. Arif     
2. Asep     
3. Hanif     
4. Rivan     
5. Evan     
6. Tival     
7. Jidan     
8. Yuga     
9. Wieda     
10. Agni     

Keterangan :

MM : Mulai muncul

BSH : Berkembang Sesuai harapan

Tabel 4.6 Perolehan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus 2


No Pertemuan Berhasil Persentase (%) Belum berhasil Persentase (%)
1 Hari 1 5 50 % 5 50%
2 Hari 2 6 60% 4 40%
3 Hari 3 7 70% 3 30%
4 Hari 4 7 70% 3 30%
5 Hari 5 8 80% 2 20%
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3 hari ke 4 hari ke 5

Berhasil Belum berhasil

d. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pengembangan perbaikan proses
pembelajaran pada siklus ke 2 peneliti meninjau kelemahan dan
kekuatan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan
pemasukkan dari penilai 1 dan 2 maka akan dirinci dari RKH 1
sampai RKH 5 adalah sebagai berikut :
1. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 1
Menurut penilai 1 kegiatan yang dilakukan yaitu dalam
pengguaan boneka tangan ketika bercerita peneliti harus lebih
bisa membedakan atau menirukan suara tokoh masih belum bisa
sesuai dengan karakter tokoh tersebut tetapi kekuatan dengan
boneka tangan dapat menarik atau memotivasi anak lebih
mengenal tokoh.
2. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 2
Pada kegiatan hari ke 2 ini anak peneliti mulai bisa membedakan
suara tokoh sesuai karakternya masing-masing walaupun masih
ada yang kaku dalam memainkan tokoh cerita maka peneliti
harus lebih belajar lagi melatih suara sesuai tokoh masing-
masing.

3. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 3


Berdasarkan penilaian dari penilai 1 dan 2 pada hari ke tiga pada
siklus ke 2 ini kelemahannya peneliti harus lebih dapat memilih
jenis boneka yang lebih variatif supaya anak lebih senang lagi
dalam mendengarkan ataupun menceritakannya kembali isi
cerita tersebut.
4. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 4
Pada pertemuan ke 4 anak lebih semangat mendengarkan cerita
karena cerita yang disampaikan tokohnya dikenal anak-anak
yaitu metamorfosis kupu-kupu anak-anak senang ketika
perubahan dari satu perubahan –keperubahan lainnya anak lebih
memperhatikan tetapi masih ada kelemahannya sedikit yaitu
majalah yang digunakan kurang besar sehingga anak kurang
leluasa melihatnya.
5. Refleksi Skenario Perbaikan RKH 5
Pada kegiatan terakhir penilai memberikan penilai bahwa
peneliti ketika memainkan boneka tangan sudah sesuai dengan
karakter boneka tersebut sekalipun masih ada anak 20 % yang
belum berani menceritakan kembali cerita namun peneliti
berhasil melakukan perbaikan walaupun belum 100 %

Setelah Peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus


1 dan 2 dapat disimpulkan :

Kekuatan :

Pada Proses perbaikan pembelajaran siklus 1 dan 2 peneliti sudah dapat


menguasai atau sudah memahami karakter tokoh-tokoh dan dapat
menceritakan dengan rinci dengan media yang lebih menarik seperti pada
siklus ke 2 yaitu anak lebih termotivasi ketika peniliti menggunakan boneka
tangan dan majalah .
Kelemahan :

Kelemahan pada proses perbaikan Pembelajaran pada siklus 1 dan 2 yang


ditemukan Peneliti dan Penilai 1 dan 2 yaitu ukuran majalah yang masih
terlalu kecil sehingga anak tidak leluasa melihat gambarnya dan
membedakan suara sesuai tokoh.

B. PEMBAHASAN
Bahasa adalah salah satu factor mendasar yang membedakan manusia dan
hewan. Bahasa sebagai anugrah dari Sang Pencipta memungkinkan individu
dapat hidup bersama dengan orang lain,membantu memecahkan masalah,
dan memposisikan dirinya sebagai makhluk hidup.Menurut ahli Aliran
Sofisme memandang bahasa sebagai suatu perjanjian yang sifatnya
disengaja antara masyarakat. Plato dan Aristoteles mengartikan bahasa
sebagai interaksi antara kedua pendapat terssebut. sehingga Bahasa
bermanfaat untuk menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, dapat
mengubah dan mengontrol perilaku, untuk membantu perkembangan
kognitif, membantu mempererat interaksi dengan orang lain ,
mengekspersikan keunikan individu.
Dengan bahasa anak mampu berkomunikasi dengan temannya atau
menceritakan pengalamannya diantaranya dengan metode bercerita ini
mampu mendekatkan anak dengan lingkungannya, bercerita dapat
menanamkan kejujuran,keberanian,kesetiaan,keramahan ketulusan dan
sikap-sikap positif yang lainnya.Memberikan sejumlah pengetahuan sosial
dan nilai-nilai moral dan keagamaan ,melatih mendengarkan
memungkinkan anak mengembangkan kemampuakognitif,efektif ,maupun
psikomotorik.
Selain metode bercerita ada yang lebih penting yitu peneliti lebih
memahami strategi atau pendekatan yang lebih menyenangkan dan menarik
bagi anak seperti yang sudah di bahas direfleksi yaitu guru harus lebih bisa
lagi menirukan suara tokoh tokoh dalam cerita atau majalah yang digunakan
harus lebih besar dan harus diisesuaikan dengan karakteristik anak didik.

C. Penilai 1 dan 2 untuk siklus 1 dan 2 peneliti dibantu oleh :


Penilai 1 : Nina Nurjanah Spd. AUD
Penilai 2 : Dewi Kurnia Spd. AUD

Dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan berperan sebagai


penilai.
Tugas penilai 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

Tugas Penilai 1
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan
Tugas Penilai 2
a. Mempelajari panduan PKP
b. Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
c. Menilai RKH yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya
dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2
d. Menyerahkan hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 kepada praktikan

D. Tugas Supervisor
Seorang supervisor memiliki tugas sebagai berikut :
u. Mempelajari panduan PKP
v. Mengikuti kegiatan orientasi /pembekalan yang diselenggarakan
oleh UPBJJ
w. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
PKP sesuai dengan kesepakatan antar supervisor
x. Berbagai tugas dalam kegiatan bimbingan dengan supervisor lain
dalam satu pokjar
y. Mempelajari kembali BMP mata kuliah IDIK 4008 PTK
z. Mempelajari APKG PKP dan APKG PKP 2
aa. Membuat rencana tutorial / bimbingan
bb. Memberikan orientasi PKP ke mahasiswa
cc. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat PKP dan tugas
mahasiswa
dd. Berbagi pengalaman tentang masalah kegiatan pengembangan yang
dihadapi
ee. Penyegara / penyamanan persepsi tentang hakikat PKP, penyusunan
RKH
ff. Berperan aktif dalam pertemuan tutorial (membimbing,
mendiskusikan, dan member masukan terhadap upaya perbaikan
kegiatan pengembangan)
gg. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam PKP
hh. Menilai Rancangan Satu Siklus untuk setiap siklus
ii. Mereview RKH dan refleksi yang dilakukan oleh mahasiswa,dan
mereview hasil penilaian APKG PKP 1 dan 2 dari penilai 1 dan 2
jj. Menilai mahasiswa dalam melakukan perbaikan kegiatan (dikelas
tutorial)
kk. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP
ll. Menilai laporan PKP bersama penilai 2
mm. Membuat
rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan
nn. Menyerahkan rekapitulasi nilai praktik dan laporan ke UPBJJ
E. Prosedur Pengembangan
e. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yang maksudnya
menarik perhatian dan minat peserta didik menghadapi pelajaran
yang akan disajikan. Bilamana berhasil menarik perhatian peserta
didik, proses pembelajaran akan belajar lancer, peserta didik akan
bersemangat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan
baru dan juga nilai dan sikap yang akan disampaikan akan tumbuh
dengan baik. Mereka akan tenang dan senang melaksanakan
kegiatan sampai akhir pertemuan pada jam pelajaran tersebut,
sehingga kemungkinan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai.
f. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai
komptensi yang dirancang di dalam RKH. Supaya kegiatan inti bisa
dilaksanakan secara terarah, guru seyogyanya merancang dengan
cermat dan rinci urutan kegiatan, dari kegiatan untuk mencapai
tujuan yang paling mendasar sampai yang paling sukar. Dan guru
harus mengumpulkan data tentang perbaikan yang diinginkannya,
bila perlu meminta bantuan teman sejawatuntuk melakukan
observasi, atai bertanya kepada siswa pada akhir pelajaran.
g. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa pemahaman siswa
dan menindaklanjuti hasil belajar .
1. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
membantu proses pengumpulan data diantaranya dengan alat perekam atau
mencatat penilaian kemajuan anak sehingga penilaian menjadi lebih akurat.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi,
wawancara, catatan harian,angket. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat menentukan dalam kegiatan PTK.
Contoh format penilaian metode obsevasi
No Nama Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1 2 3 4 4
1
2
3
4
5

2. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubung-
hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang atau akan terjadi dalam
pembelajara. Refleksi dapat dilakukan sendiri dan bersama-sama dalam
bentuk diskusi.
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
peneliti dalam kegiatan pengembangan yang dikelolanya. Hasil refleksi digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan atau perubahan yang sebaiknya
dilakukan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan ha
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi pelaksanaan Pengembangan Persiklus
Perbaikan perkembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklusnya terdiri dari lima kali pertemuan pembelajaran sehingga peneliti
dalam setiap siklusnya membuat lima RKH, lima Skenario, dan lima
Observasi.
Kegiatan pengembangan perbaikan ini diawali dengan perencanaan /
pelaksanaan,dan refleksi.
5. Siklus 1
d. Tahap Perencanaan
8. Periksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah
disusun. Sambil membaca ulang, cermati kembali setiap butir
yang anda rencanakan
9. Periksa alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah
tersedia
10. Mensimulasikan alat peraga yang akan digunakan
11. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang atau memeriksa
scenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan
awal sampai dengan kegiatan akhir.
12. Rancang antisipasi apa yang akan terjadi atau hal-hal yang yang
dapat menggangu pembelajaran
13. Periksa alat pengumpulan data, seperti lembar observasi,yang
telah disepakati dengan supervisor dan teman sejawat
14. Yakinkan bahwa teman sejawat dan supervisor yang akan
membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
Kegiatan tindak perbaikan siklus 1 dapat dilihat di bawah ini
6. RKH 1 : Mengembangkan
7. RKH 2 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan majalah
8. RKH 3 : Mengembangkan kemampuan bercerita tanpa
Menggunakan alat
9. RKH 4 : Mengembangkan kemampuan bercerita dengan
Menggunakan majalah
10. RKH 5 : Mengembangkan Kemampuan bercerita dengan
Menggunakan buku cerita.
Selengkapnya pelaksanaan perbaikan pengembangan siklus kedua dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1Pelaksanaan Perbaikan Pengembangan Siklus 1

RENCANA KEGIATAN
TEMA
BINATANG
PELIHARAAN

RKH Inti Penutup


Ke Pembukaan
I Menyanyi Bersama Mewarnai gambar kelinci Menirukan gerakan
“Kelinciku” dengan pensil warna kelinci

II Menyusun kartu Mewarnai gambar “Sapi” Bercakap -cakap


huruf “Sapi” dengan pensil warna tentang binatang
“sapi”
III Mengucapkan Syair Mewarnai gambar Menyebutkan kembali
“Gajah” “Gajah” dengan pensil ciri-ciri “Gajah”dan
warna makanannya
IV Tepok pola “Ayam” Mewarnai gambar Menceritakan
“Ayam” dengan krayon Perkembang biakan
“Ayam”
V Menyebutkan ciri-ciri Mewarnai gambar Becakap-cakap
“Kucing” “Kucing” dengan Krayon makanan yang suka
dimakan kucing”

RKH Pembukaan Inti Penutup


Ke
I 1. Menyanyi bersama 1. Mewarnai gambar 1.evaluasi
2. Bercakap-cakap keluaga 2.syair pulang
2. Berceria anggota 3.salam
keluarga
3. Menyanyi satu-satu

II 2. Berdoa 1.bercerita (tugas keluarga) 1.evaluasi


2. Bernyanyi bersama 2.Mencocok baju 2.syair pulang
3. Salam 3.menghitung baju 3.salam
III 1.bernyanyi bersama 1.bercerita 1.evaluasi
2.percakapan kebiasaan shalat berjamaah 2.Syair pulang
keluarga 2.memindahkan air 3.salam

IV 1.bernyanyi bersama 1.bercerita 1.evaluasi


2.percakapan binatang Memelihara kucing 2.syair pulang
peliharaan 2.menyusun puzzle kucing 3.salam
3.menyanyi kucingku

V 1.percakapan tata tertib 1.bercerita tata cara makan 1.evaluasi


dikeluarga 2mencap pakai wortel 2.syair pulang
dansawi hijau 3.salam
3. menyanyi sebelum makan
e. Langkah perbaikan
6) Skenario perbaikan RKH 1

 BINATANG YANG HIDUP DI AIR

 BINATANG YANG HIDUP DI UDARA

Anda mungkin juga menyukai