PENDAHULUAN
A.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana etika bergaul dalam agama islam ?
2. Bagaimana cara bergaul yang baik menurut ajaran islam ?
3. Apa saja hal yang harus dijaga agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas ?
C.
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Page
1
E. METODE PENULISAN
Metoda penulisan dalam makalah ini yang kami gunakan adalah metoda literature
dengan cara menjadikan buku serta tambahan dari internet sebagai sumber untuk bahan
penulisan dalam paper ini.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dari makalah ini adalah dengan menggunakan sistematika yang
semestinya dan yang lazim dipergunakan.
BAB I terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan
Tujuan, Kerangka Berfikir, Metode Penulisan dan Sistematika.
BAB II adalah pembahasan mengenai landasan teori yang memiliki sub pokok
bahasan antara lain mengenai pergaulan dalam islam, pandangan islam tentang
pergaulan, serta analisa hukum dari identifikasi masalah.
BAB III Adalah Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dan yang terakhir
adalah daftar pustaka yang mencantumkan dari mana bahan ataupun sumber
penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PERGAULAN
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Sungguh menjadi
sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri.
Page
2
Karena memang begitulah fitrah manusia. Seperti halnya diungkapkan dalam QS.AL
HUJURAT yaitu:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat [49]:13)
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap
hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi
perkembangan / kemajuan industri masyarakat.
Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada
kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal
ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah
budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya
terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas
dari ikatan yang mengatur pergaulan. Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan
lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An - Nur ayat 30 - 31. Telah dijelaskan
bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang
terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu
tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Page
3
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah
menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali
lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
Taaruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka
akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau
memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah,
ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan
melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan taaruf kita dapat
membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri
seseorang.
2.
Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul
dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia
sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita
dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang
harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan
oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul
dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama
dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi
yang akan memberikan bau asap.
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan
banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika
kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan
perilaku ( akhlakul majmumah.
3.
Taawun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap
taawun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa
cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya
untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan
bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang
lain.
Taaruf, tafahum , dan taawun telah menjadi bagian penting yang harus kita
lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah.
Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan
saling menolong.
Page
4
Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Janganlah sekali-kali
salah seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan perempuan lainnya kecuali disertai
muhrimnya. (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus
Shalihin).
6) Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknya
Dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka
menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki
(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).
antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas
takwanya kepada Allah Swt.
Hal ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah saw dalam riwayat Thabrani:
( )
Artinya:
Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan, dan harta kekayaanmu,
tetapi Allah melihat apa yang ada dalam hatimu dan amal perbuatanmu. (HR. Thabrani)
( )
Artinya:
Sebaik-baik manusia adalah, mereka yang panjang umurnya dan sangat baik
amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya, tetapi jelek amal
perbuatannya (HR.Ahmad)
Jika kita bergaul dengan yang lebih muda, dan kebetulan kita merasa sudah lebih
dewasa serta berpengalaman, hendaldah kita membimbing, rnengarahkan dan mengajarkan
kepada mereka hal-hal yang baik agar bermakna bagi kehidupannya.
Inilah yang dikehendaki dalam ajaran agama Islam, sehingga orang yang lebih tua
hidupnya lebih bermanfaat karena wawasan dan pengalamannya, sedangkan orang yang
lebih tua dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki orang yang lebih tua. Rasulllah saw
bersabda:
( )
Artinya:
Sebaik-baik diantara manusia adalah yang paling besar manfaatnya bagi
sesamanya. (HR. Bukhari)
3) Tata Cara Bergaul dengan Lawan Jenis
Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan
berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada
akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan.
Laki-laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara
berpasang-pasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi
pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk
saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling
mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah
indahnya kehidupan.
Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu
dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya,
perempuan tertarik kepada laki-laki. Allah Swt. memberikan rasa indah untuk saling
menyayangi di antara mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya.
Rindu untuk saling menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas. dasar ketulusan
dan kasih sayang.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu
(syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah
yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang
sangat jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di tempat-tempat
yang memungkinkan melakukan perbuatan yang dilarang. Kalau pun bersama-sama
sebaiknya disertai oleh muhrimnya atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dua laki-laki
Page
10
dan satu perempuan. atau Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada dua orang
perempuan dan seorang laki-laki. Hal ini memungkinkan untuk lebih menjaga diri.
Salah satu hadis mengemukakan bahwa jika seseorang pergi dengan orang lain yang
bukan muhrimnya serta berlinan jenis kelamin, maka yang ketiganya pasti syetan yang
selalu berusaha untuk menjerumuskan dan menghinakan. ltulah yang disinyalir dalam ayat
A!-Quran, agar jangan mendekati zina.
Mendekatinya sudah dilarang dan haram, apalagi melakukannya. Allah Swt.
berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32:
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnva zina adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra: 32)
Mencintai dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikiran
dan perasaan kita arahkan kepada hal-hal yang positif, dan bukan sebaliknya. Contohnya,
karena cinta dan sayang, seseorang mengorbankan segalanya termasuk hal-hal yang paling
berharga dan dilarang oleh Allah Swt. Membuktikannya, hendaklah dengan sesuatu yang
diridai oleh Allah. Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis riwayat
Abu Daud dan Tirmidzi:
( )
Artinya:
Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia membuktikannya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa
saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena
Allah, bukan karena derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena
Allah. Hal ini pernah diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Umar bin Khattab, yang
diriwayatkan oleh Abu Daud, suatu ketika Rasulullah saw pernah bersabda,
Yang artinya: Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada manusia yang
bukan nabi-nabi, hukan pula para syuhada,tetapi sangat tinggi kedudukan di sisi Allah.
Para sahabat bertanya: Siapakah gerangan orang itu, ya Rasullullah:Nabi saw menjawab:
itulah orang yang saling mencintai (menyayangi), karena harta. Demi Allah, maka wajah
mereka bersinar-sinar, tiada merasa kekuatan dikala mereka dalam keadaan ketakutan (HR.
Abu Daud).
Cinta karena Allah merupakan titik puncak dan tingginya kualitas iman seseorang
Hasilnya tidak dapat dilihat, melainkan hanya dapat dirasakan oleh orang yang telah nyaris
sempurna keikhlasanya. Cinta yang mendalam. ini merupakan bukti kesempurnaan serta
ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di
sisi Allah, sebagaimana saba Rasulullah saw:
:
( )
Artinya:
Page
11
Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka akan
merasakan lezat (manisnya) iman: Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang
lainnya; Mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke
dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah.
(HR. Muslim).
Orang yang bersahabat, bergal, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya
karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk mendoakan dengan tulus.
Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya
sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman
itu akan kembali padanya.
Inilah besarnya bahaya zina. Oleh karenanya, syariat Islam yang mulia dan begitu
sempurna sampai menutup berbagai pintu agar setiap orang tidak terjerumus ke dalamnya.
Jika seseorang mengetahui bahaya zina dan akibatnya, seharusnya setiap orang semakin
takut pada Allah agar tidak terjerumus dalam perbuatan tersebut. Rasa takut pada Allah dan
siksaan-Nya yang nanti akan membuat seseorang tidak terjerumus di dalamnya.
2) Rajin Menundukkan Pandangan
Seringnya melihat lawan jenis dengan pandangan penuh syahwat, inilah panah
setan yang paling mudah mengantarkan pada maksiat yang lebih parah. Allah Taala
berfirman,
( )
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya. (QS. An Nur: 30-31)
Allah Taala juga menerangkan bahwa setiap insan akan ditanya apa saja yang telah
ia lihat, sebagaimana terdapat dalam firman Allah,
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isro: 36)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun melarang duduk-duduk di tengah jalan
karena duduk semacam ini dapat mengantarkan pada pandangan yang haram. Dari Abu Sa'id
Al Khudriy radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
. .
"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan". Mereka bertanya, "Itu kebiasaan
kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami
bercengkrama". Beliau bersabda, "Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu
maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka bertanya, "Apa hak jalan itu?" Beliau
Page
13
- - .
"Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai pandangan
yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku."
(HR. Muslim no. 2159)
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji mata ini
agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, Wahai Ali,
janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan
pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang
kedua! (HR. Abu Daud).
Page
14
Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin." (HR. Ahmad 1/18. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Ketahuilah! Seorang laki-laki bukan muhrim tidak boleh bermalam di rumah
perempuan janda, kecuali jika dia telah menikah, atau ada muhrimnya. (HR. Muslim no.
2171)
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti
orang-orang jahiliyyah pertama. (QS. Al Ahzab : 33). Abu Ubaidah mengatakan, Tabarruj
adalah menampakkan kecantikan dirinya. Az Zujaj mengatakan, Tabarruj adalah
menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi
kaum pria.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita
yang berpakaian tapi telanjang, mengajak orang lain untuk tidak taat, dirinya sendiri jauh
dari ketaatan, kepalanya seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk
surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian
dan sekian. (HR. Muslim no. 2128)
5) Berhijab Sempurna di Hadapan Pria
Sebagaimana Allah Taala firmankan,
Page
15
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),
maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka. (QS. Al Ahzab: 53)
Konteks pembicaraan dalam ayat ini adalah khusus untuk istri Nabi. Namun illah
dalam ayat tersebut dimaksudkan umum sehingga hukumnya pun berlaku umum pada yang
lainnya. Illah yang dimaksud adalah,
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Juga kalau kita
perhatikan kelanjutan ayat, maka hijab tersebut berlaku bagi wanita mukmin lainnya. Allah
Taala berfirman,
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. (QS. Al Ahzab: 59)
Ditambah lagi dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Abdullah bin
Masud,
"Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata
laki-laki." (HR. Tirmidzi no. 1173. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Page
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Etika bergaul yang baik menurut islam yaitu menyangkut larangan-larangan yang harus
dijaga oleh manusia sesuai dengan apa yang telah di ungkapkan oleh telah ajaran
islam.Yaitu bedasarkan Al-Quran dan hadist.
2. Tata cara bergaul yang baik menurut ajaran islam yaitu dimana kita dapat menyesuaikan
diri dengan orang yang kita hadapi yang sesuai dengan kaidah kaidah agama yang
telah ada.Sehingga kiata dapat mengetahui batasan batasan terhadap dalam pergaulan
sesuai tingkatan usia.
3. Dari penjelasan penjelasan yang sudah saya simpulkan di atas kita dapat mengetahui
bahwa akibat pergaulan bebas dapat merusak diri sendiri dan menghancurkan masa
depan kita. Dengan akibat pergaulan bebas dapat menjerumuskan kita pada tindakan
tindakan negatif lainnya. Di samping itu, dengan akibat pergaulan bebas berarti telah
mendaftarkan diri kita pada pergaulan yang merusak moral.
B. SARAN
1. Agar kita harus senantiasa membaca dan mempelajari Al-Quran dan hadist tentang
etika pergaulan yang baik.Sehingga kita dapat mengetahui dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Saran kami sebagai penulis adalah kita harus memiliki suatu batasan batasan tentang
hidup khususnya dalam pergaulan.Supaya kita dapat bergaul sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh agama.
3. Saran kami pada pembaca yaitu agar mengetahui informasi tentang akibat pergaulan
bebas sedini mungkin agar kita tidak terjerumus pada pergaulan bebas yang dapat
merusak moral kita sebagai umat muslim. Hendaklah kita selalu menjaga diri kita dari
ligkungan yang tidak benar, karena sudah dijelaskan bahwa pergaulan itu dapat merusak
moral kita.
DAFTAR PUSTAKA
Page
17
Page
18