Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Sungguh menjadi
sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri.
Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain
dalam kehidupannya.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah
berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan
manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk
khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama
manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah
mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaanNya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar,
sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena
bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang
besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali
karena ketakwaannya kepada Allah SWT.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana etika bergaul dalam agama islam ?
2. Bagaimana cara bergaul yang baik menurut ajaran islam ?
3. Apa saja hal yang harus dijaga agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas ?

C.

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Untuk mengetahui etika bergaul yang baik menurut ajaran islam.
2. Untuk mengetahui cara bergaul yang baik menurut ajaran islam.
3. Untuk mengetahui hal yang harus dijaga agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas

D. KERANGKA PEMIKIRAN
Page
1

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan pencerahan dan larangan


kepada seluruh masyarakat di Indonesia mengenai Pergaulan menurut ajaran islam.

E. METODE PENULISAN
Metoda penulisan dalam makalah ini yang kami gunakan adalah metoda literature
dengan cara menjadikan buku serta tambahan dari internet sebagai sumber untuk bahan
penulisan dalam paper ini.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dari makalah ini adalah dengan menggunakan sistematika yang
semestinya dan yang lazim dipergunakan.
BAB I terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan
Tujuan, Kerangka Berfikir, Metode Penulisan dan Sistematika.
BAB II adalah pembahasan mengenai landasan teori yang memiliki sub pokok
bahasan antara lain mengenai pergaulan dalam islam, pandangan islam tentang
pergaulan, serta analisa hukum dari identifikasi masalah.
BAB III Adalah Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dan yang terakhir
adalah daftar pustaka yang mencantumkan dari mana bahan ataupun sumber
penulisan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN PERGAULAN
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Sungguh menjadi
sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri.
Page
2

Karena memang begitulah fitrah manusia. Seperti halnya diungkapkan dalam QS.AL
HUJURAT yaitu:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat [49]:13)
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap
hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi
perkembangan / kemajuan industri masyarakat.
Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada
kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal
ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah
budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya
terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas
dari ikatan yang mengatur pergaulan. Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan
lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An - Nur ayat 30 - 31. Telah dijelaskan
bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang
terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu
tidak dapat menjamin kesucian seseorang.

B. LANDASAN PERLUNYA PERGAULAN


Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah
berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan
manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk
khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama
manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah
mencipatakan kita dengan segala
perbedaannya sebagai
wujud keagungan dan
Kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar,
sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena
bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang
besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali
karena ketakwaannya kepada Allah SWT(QS.Al_Hujurat[49]:13)

Page
3

Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah
menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali
lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.

C. FAKTOR UTAMA DALAM PERGAULAN


1.

Taaruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka
akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau
memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah,
ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan
melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan taaruf kita dapat
membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri
seseorang.

2.

Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul
dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia
sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita
dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang
harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan
oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul
dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama
dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi
yang akan memberikan bau asap.
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan
banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika
kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan
perilaku ( akhlakul majmumah.

3.

Taawun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap
taawun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa
cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya
untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan
bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang
lain.
Taaruf, tafahum , dan taawun telah menjadi bagian penting yang harus kita
lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah.
Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan
saling menolong.
Page
4

D. PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERGAULAN


A
1. Perkembangan Alam Pemikiran Umat Islam
Perkembangn Ilmu Pengetahuan di dunia Islam, pengetahuan akal dan intelektual
merupakan suatu dorongan intristik dan inheren dalam ajaran islam. Pada masa daulah
Abbasiah, Ibukota Baghdad menjadi pusat Intelektual Muslim, dimana terjadi
pengembangan Ilmun Pengetahuan dan kebudayaan Islam. Sekolah-sekolah dan Akademik
muncul disetiap pelosok.
Perpustakaan-perpustakaan umum yang besar didirikan dan terbuka untuk siapapun
sehingga pemikiran Filosofis-filosofis besar zaman klasik dipelajari berdampingan dengan
Ilmu Islam. Bila dianalisis lebih lanjut sampai periode-periode ini kaum Intelektual Islam
identik dengan Ulama. Apalagi bila diingat bahwa Ulama dalam Pengertian aslinya orang
berilmu. Ilmu yang dikuasainya itu tidak terbatas pada Ilmu Agama saja. Pendapat ini biasa
dipegang karena kegiatan Intelektual itu tumbuh karena manusia sibuk dengan urusan
Agama. Mereka ini disebut intelektual atau Ulama klasik yang oleh Shill sebagai intelektual
lama atau intelektual sacral dari Abad Pertengahan.
Demikianlah sejarah perkembangan Intelektual Muslim pada masa yang disebut
Harun Nasution sebagai periode klasik (650-1250) yang merupkan zaman kemajuan, dimasa
inilah berkembangnya dan munculnya ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun
Non Agama dan Kebudayaan Islam. Zaman inilah yang menghasilkan Ulama besar seperti
Imam Malik, Abu Hanafi, Imam As-syafii dan Imam Ibnu Hambali dalam Bidang Hukum,
Teologi Zunnunal Misri, Abu Yzaud Al-Butami dan Al-Hallaj dalam mistimisme atau
tasawuf.
Pada masa kejayaan ini perkembangan intelektual muslim mencapai puncaknya
sehingga cenderung membentuk pemikiran bebas (rasionalisme ). Keadaan ini menimbulkan
pertentanagn dan kecemasan dikalangan sebagian kaum intelektual muslim, pemikiran ini
ditentang oleh Al-Ghazali (1059-1111). Sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah
peradaban Islam serta pendidikan yang paling cemerlang terjadi pada masa pemerintahan
daulah Abbasyiah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah Umayyah di Spanyol (711-1492
M).Dengan adanya suatu perkebangan pemikiran maka secara langsung manusia memiliki
suatu kompetensi untuk melakukan suatu pergaulan yang lebih maju dari sebelumnya.
2. Pergaulan Remaja Secara Islami
Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam
berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup. Memang remaja ini, kalau
menurut zaman sekarang adalah zaman kuno,akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita
harus menutup auratnya dandilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang sexy itu.
Karena aurat wanitaitu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat kuper. Remaja
seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain, karena dia lebih
suka mengurung diri dan dia suka sholat, dan mengaji.Yang harus dihindari pada wanita
adalah sebagai berikut:
Wanita muslim itu dilarang berpandangan mata dengan yang bukan muhrimnya.
Page
5

Wanita muslim dilarang berpegangan tangan ataupun berciuman danbiasanya remaja


sekarang itu tidak mengetahui ajaran Islam yang sebenarnyadan selalu ikut-ikut
zaman sekarang.
Wanita muslim dilarang membuka auratnya.
Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orangdewasa. Dua
sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala yangdilakukan. Setiap kesalahan
yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiapkebaikan dicatat sebagai amal sholeh
yang akan mendapatkan pahala.
3. Pacaran Dalam Perspektif Islam
Pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubitcubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks).
Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi
muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena
sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara
kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa,
karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari,
Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S.
An Nuur : 31).
Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan
memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR.
Thabrany).
Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana
manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari
jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji
(pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa
yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang
mulia (surga)."

E. ETIKA BERGAUL DALAM ISLAM


1) Menjaga Pandangan
Page
6

Katakan kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(QS.An Nur : 30).
Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ayah
mereka, atau ayah suami mereka,atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita islam atau budak-budak
yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.(QS.An Nur : 31).
2) Menutup aurat secara sempurna
Hai nabi, katakan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang-orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,
yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, hingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lahi Maha Penyanyang.(QS.Al Ahzab:59).
Dari Abu Said Radiallahuanhu, bahwasanya Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam
bersabda : seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, begitu pula seorang
perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan
kulit sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh
bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut.(HR.Muslim dikutip Imam
Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin).
3) Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan laki-laki
bukan mahram.
Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa,
maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.(QS.Al Ahzab:32).
4) Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu
hari
Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu Alaihi WA
salam bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari
akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama
muhrimnya(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus
Shalihin).
5) Dilarang berkhalwat(berdua-duaan antara pria dan wanita di tempat yang sepi)
Page
7

Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Janganlah sekali-kali
salah seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan perempuan lainnya kecuali disertai
muhrimnya. (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus
Shalihin).
6) Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknya
Dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka
menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki
(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

F. TATA CARA BERGAUL MENURUT ISLAM


Seorang mukmin dalam menjalankan kedupannya tidak hanya menjalin hubungan
dengan Allah semata (habluuminallah), akan tetapi menjalin hubungan juga dengan manusia
(habluuminannas). Saling kasih sayang dan saling menghargai haruslah diutamakan, supaya
terjalin hubungan yang harmonis. Rasulullah saw bersabda: Tidak dikatakan beriman
salah seorang di antaramu, sehingga kamu menyayangi saudaramu, sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendini. (HR. Bukhari Muslim)
1) Tata Cara Bergaul dengan yang Lebih Tua
Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang didasarkan pada nilai-nilai keikhlasan,
kebersamaan, saling menguntungkan, sesuai dengan norma- norma kemasyarakatan dan
tidak-bertentangan dengan hukum syara, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah
Rasulullah SAW. Agama Islam mengajarkan kaum muslimin untuk melakukan pergaulan
dan komuniikasi dengan sesama manusia, baik bersitat pribadi, maupun sosial. Melalui
pergaulan diharapkan masing-masing dapat saling memahami, menghargai, dan saling
mengisi kekurangan dan kelemahan masing-masing.
Tujuan dan pergaulan sosial adalah untuk mencapai kondisi masyarakat sejahtera.
maslahat, berlaku adil dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan. persatuan, dan
akhlakul karimah. Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi hak dan
kewajiban masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan orang yang lebih tinggi atau
lebih tua dari kita. orang yang lebih tinggi dari kita, dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga)
bagian. yaitu:
i.
Orang yang umurnya lebih tua atau sudah tua.
ii.
Orang yang ilmu, wawasan, dan pemikirannva lebih tinggi, sekali pun bisa jadi
umurnya lebih muda, dan
iii.
Orang yang harta dan kedudukannva lebih tinggi dan lebih banyak.
Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah kita bersikap wajar dan
menghormatinya, mendengarkan pembicaraannya, serta wajib mengingatkan jika mereka
keliru dan herbuat kejahatan, dengan cara-cara yang lebih baik. Kita juga dilarang
memperlakukan mereka secara berlebihan, misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa
pun, sekalipun mereka salah. Hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab yang paling mulia di
Page
8

antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas
takwanya kepada Allah Swt.
Hal ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah saw dalam riwayat Thabrani:


( )

Artinya:
Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan, dan harta kekayaanmu,
tetapi Allah melihat apa yang ada dalam hatimu dan amal perbuatanmu. (HR. Thabrani)

2) Tata Cara Bergau1 dengan yang Lebih Muda


Dalam menjalankan pergaulan social, Islam melarang umatnya untuk membedabedakan manusia karena hal-hal yang bersifat duniawi, seperti harta, tahta, umur, dan status
sosial lainnya. akan tetapi yang terbaik adalah bersikap wajar sebagaimana mestinya sesuai
dengan tuntutan ajaran agama dan tidak bertentangan dengan norma-norma kehidupan.
Tidak dapat dihindari, kita juga pasti berkomunikasi dan bergaul dengan orang yang
umur dan strata sosialnya lebih rendah dan kita. Kita sama sekali dilarang untuk
merendahkan dan meremehkannya.
Kita diperintahkan untuk selalu berusaha menyayangi orang yang umurnya lebih
muda dari kita. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan dalam satu hadisnya bahwa bukan
termasuk golongan umatku, mereka yang tidak menyayangi yang lebih muda. Beliau
bersabda:
( )

Artinya:
Bukan termasuk golongan umatku, orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil
(lebih muda), dan tidak memahami hak-hak orang yang lebih besar (tinggi / dewasa). (HR.
Thabrani).
Seseorang yang usianya lebih muda, bisa saja amal perbuatannya dan akhlaknya
lebih baik dibandingkan dengan orang yang telah berumur dewasa, bahkan telah berusia
lanjut. Jadi, umur seseorang tidak menjamin hidupnya lebih mulia dan berkualitas, sekali
pun semestinya semakin bertambah (bilangan) umur (hakikatnya berkurang), harus semakin
baik amalnya, semakin mulia akhlaknya, dan semakin bijak sikapnya.
Kenyataannya, dalam kehidupan sosial, kita menemukan hal yang justru sebaliknya.
Ada yang usianya sudah lebih tua dan dianugerahi panjang umur oleh Allah Swt. akan tetapi
kualitas hidupnya tidak Iebih baik dibandingkan dengan yang lebih muda. Nauzubillah.
Dalam salah satu hadis Rasulullah saw riwayat Ahmad, dikemukakan bahwa
terinasuk orang yang terbaik, jika umurya panjang dan amal perbuatannya baik. Rasulullah
saw bersabda:
Page
9

( )
Artinya:
Sebaik-baik manusia adalah, mereka yang panjang umurnya dan sangat baik
amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya, tetapi jelek amal
perbuatannya (HR.Ahmad)
Jika kita bergaul dengan yang lebih muda, dan kebetulan kita merasa sudah lebih
dewasa serta berpengalaman, hendaldah kita membimbing, rnengarahkan dan mengajarkan
kepada mereka hal-hal yang baik agar bermakna bagi kehidupannya.
Inilah yang dikehendaki dalam ajaran agama Islam, sehingga orang yang lebih tua
hidupnya lebih bermanfaat karena wawasan dan pengalamannya, sedangkan orang yang
lebih tua dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki orang yang lebih tua. Rasulllah saw
bersabda:
( )
Artinya:
Sebaik-baik diantara manusia adalah yang paling besar manfaatnya bagi
sesamanya. (HR. Bukhari)
3) Tata Cara Bergaul dengan Lawan Jenis
Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan
berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada
akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan.
Laki-laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara
berpasang-pasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi
pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk
saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling
mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah
indahnya kehidupan.
Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu
dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya,
perempuan tertarik kepada laki-laki. Allah Swt. memberikan rasa indah untuk saling
menyayangi di antara mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya.
Rindu untuk saling menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas. dasar ketulusan
dan kasih sayang.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu
(syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah
yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang
sangat jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di tempat-tempat
yang memungkinkan melakukan perbuatan yang dilarang. Kalau pun bersama-sama
sebaiknya disertai oleh muhrimnya atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dua laki-laki
Page
10

dan satu perempuan. atau Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada dua orang
perempuan dan seorang laki-laki. Hal ini memungkinkan untuk lebih menjaga diri.
Salah satu hadis mengemukakan bahwa jika seseorang pergi dengan orang lain yang
bukan muhrimnya serta berlinan jenis kelamin, maka yang ketiganya pasti syetan yang
selalu berusaha untuk menjerumuskan dan menghinakan. ltulah yang disinyalir dalam ayat
A!-Quran, agar jangan mendekati zina.
Mendekatinya sudah dilarang dan haram, apalagi melakukannya. Allah Swt.
berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32:
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnva zina adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra: 32)
Mencintai dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikiran
dan perasaan kita arahkan kepada hal-hal yang positif, dan bukan sebaliknya. Contohnya,
karena cinta dan sayang, seseorang mengorbankan segalanya termasuk hal-hal yang paling
berharga dan dilarang oleh Allah Swt. Membuktikannya, hendaklah dengan sesuatu yang
diridai oleh Allah. Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis riwayat
Abu Daud dan Tirmidzi:
( )
Artinya:
Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia membuktikannya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa
saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena
Allah, bukan karena derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena
Allah. Hal ini pernah diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Umar bin Khattab, yang
diriwayatkan oleh Abu Daud, suatu ketika Rasulullah saw pernah bersabda,
Yang artinya: Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada manusia yang
bukan nabi-nabi, hukan pula para syuhada,tetapi sangat tinggi kedudukan di sisi Allah.
Para sahabat bertanya: Siapakah gerangan orang itu, ya Rasullullah:Nabi saw menjawab:
itulah orang yang saling mencintai (menyayangi), karena harta. Demi Allah, maka wajah
mereka bersinar-sinar, tiada merasa kekuatan dikala mereka dalam keadaan ketakutan (HR.
Abu Daud).
Cinta karena Allah merupakan titik puncak dan tingginya kualitas iman seseorang
Hasilnya tidak dapat dilihat, melainkan hanya dapat dirasakan oleh orang yang telah nyaris
sempurna keikhlasanya. Cinta yang mendalam. ini merupakan bukti kesempurnaan serta
ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di
sisi Allah, sebagaimana saba Rasulullah saw:



:

( )
Artinya:
Page
11

Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka akan
merasakan lezat (manisnya) iman: Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang
lainnya; Mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke
dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah.
(HR. Muslim).
Orang yang bersahabat, bergal, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya
karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk mendoakan dengan tulus.

G. MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS DAN ZINA

1) Mengetahui Bahaya Zina


Allah Taala dalam beberapa ayat telah menerangkan bahaya zina dan
menganggapnya sebagai perbuatan amat buruk. Allah Taala berfirman,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isro: 32).
Dalam ayat lainnya, Allah Taala berfirman,

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya). (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan
salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa
yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah? Beliau bersabda, Engkau
menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu. Kemudian ia
bertanya lagi, Terus apa lagi? Beliau bersabda, Engkau membunuh anakmu yang dia
makan bersamamu. Kemudian ia bertanya lagi, Terus apa lagi? Beliau bersabda,

Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu. Kemudian akhirnya Allah
turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas. Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi
berzina dengan istri tetangga.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Page
12



Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya
sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman
itu akan kembali padanya.
Inilah besarnya bahaya zina. Oleh karenanya, syariat Islam yang mulia dan begitu
sempurna sampai menutup berbagai pintu agar setiap orang tidak terjerumus ke dalamnya.
Jika seseorang mengetahui bahaya zina dan akibatnya, seharusnya setiap orang semakin
takut pada Allah agar tidak terjerumus dalam perbuatan tersebut. Rasa takut pada Allah dan
siksaan-Nya yang nanti akan membuat seseorang tidak terjerumus di dalamnya.
2) Rajin Menundukkan Pandangan
Seringnya melihat lawan jenis dengan pandangan penuh syahwat, inilah panah
setan yang paling mudah mengantarkan pada maksiat yang lebih parah. Allah Taala
berfirman,

( )




Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya. (QS. An Nur: 30-31)
Allah Taala juga menerangkan bahwa setiap insan akan ditanya apa saja yang telah
ia lihat, sebagaimana terdapat dalam firman Allah,


Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isro: 36)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun melarang duduk-duduk di tengah jalan
karena duduk semacam ini dapat mengantarkan pada pandangan yang haram. Dari Abu Sa'id
Al Khudriy radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
. .







"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan". Mereka bertanya, "Itu kebiasaan
kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami
bercengkrama". Beliau bersabda, "Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu
maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka bertanya, "Apa hak jalan itu?" Beliau
Page
13

menjawab, "Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam


dan amar ma'ruf nahi munkar". (HR. Bukhari no. 2465)
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu anhu, dia berkata,

- - .

"Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai pandangan
yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku."
(HR. Muslim no. 2159)
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji mata ini
agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, Wahai Ali,
janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan
pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang
kedua! (HR. Abu Daud).

3) Menjauhi Campur Baur (Kholwat) yang Diharamkan


Di antara dalil yang menunjukkan haramnya kholwat (campur baur antara laki-laki
dan perempuan) adalah hadits-hadits berikut. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
.
.

"Janganlah kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita." Lalu seorang laki-laki
dari Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?" beliau
menjawab: "Ipar adalah maut." (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

.
.
Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali
dengan ditemani mahromnya." Lalu seorang laki-laki bangkit seraya berkata, "Wahai
Rasulullah, isteriku berangkat hendak menunaikan haji sementara aku diwajibkan untuk
mengikuti perang ini dan ini." Beliau bersabda, "Kalau begitu, kembali dan tunaikanlah haji
bersama isterimu." (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341)
Dari Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu
perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,


Page
14

Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin." (HR. Ahmad 1/18. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,




Ketahuilah! Seorang laki-laki bukan muhrim tidak boleh bermalam di rumah
perempuan janda, kecuali jika dia telah menikah, atau ada muhrimnya. (HR. Muslim no.
2171)

4) Wanita Hendaklah Meninggalkan Tabarruj


Inilah yang diperintahkan bagi wanita muslimah. Allah Taala berfirman,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti
orang-orang jahiliyyah pertama. (QS. Al Ahzab : 33). Abu Ubaidah mengatakan, Tabarruj
adalah menampakkan kecantikan dirinya. Az Zujaj mengatakan, Tabarruj adalah
menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi
kaum pria.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,



Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita
yang berpakaian tapi telanjang, mengajak orang lain untuk tidak taat, dirinya sendiri jauh
dari ketaatan, kepalanya seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk
surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian
dan sekian. (HR. Muslim no. 2128)
5) Berhijab Sempurna di Hadapan Pria
Sebagaimana Allah Taala firmankan,

Page
15

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),
maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka. (QS. Al Ahzab: 53)
Konteks pembicaraan dalam ayat ini adalah khusus untuk istri Nabi. Namun illah
dalam ayat tersebut dimaksudkan umum sehingga hukumnya pun berlaku umum pada yang
lainnya. Illah yang dimaksud adalah,

Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Juga kalau kita
perhatikan kelanjutan ayat, maka hijab tersebut berlaku bagi wanita mukmin lainnya. Allah
Taala berfirman,

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. (QS. Al Ahzab: 59)
Ditambah lagi dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Abdullah bin
Masud,

"Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata
laki-laki." (HR. Tirmidzi no. 1173. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Page
16

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Etika bergaul yang baik menurut islam yaitu menyangkut larangan-larangan yang harus
dijaga oleh manusia sesuai dengan apa yang telah di ungkapkan oleh telah ajaran
islam.Yaitu bedasarkan Al-Quran dan hadist.
2. Tata cara bergaul yang baik menurut ajaran islam yaitu dimana kita dapat menyesuaikan
diri dengan orang yang kita hadapi yang sesuai dengan kaidah kaidah agama yang
telah ada.Sehingga kiata dapat mengetahui batasan batasan terhadap dalam pergaulan
sesuai tingkatan usia.
3. Dari penjelasan penjelasan yang sudah saya simpulkan di atas kita dapat mengetahui
bahwa akibat pergaulan bebas dapat merusak diri sendiri dan menghancurkan masa
depan kita. Dengan akibat pergaulan bebas dapat menjerumuskan kita pada tindakan
tindakan negatif lainnya. Di samping itu, dengan akibat pergaulan bebas berarti telah
mendaftarkan diri kita pada pergaulan yang merusak moral.
B. SARAN
1. Agar kita harus senantiasa membaca dan mempelajari Al-Quran dan hadist tentang
etika pergaulan yang baik.Sehingga kita dapat mengetahui dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Saran kami sebagai penulis adalah kita harus memiliki suatu batasan batasan tentang
hidup khususnya dalam pergaulan.Supaya kita dapat bergaul sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh agama.
3. Saran kami pada pembaca yaitu agar mengetahui informasi tentang akibat pergaulan
bebas sedini mungkin agar kita tidak terjerumus pada pergaulan bebas yang dapat
merusak moral kita sebagai umat muslim. Hendaklah kita selalu menjaga diri kita dari
ligkungan yang tidak benar, karena sudah dijelaskan bahwa pergaulan itu dapat merusak
moral kita.

DAFTAR PUSTAKA
Page
17

Buku pendidikan agama islam pada perguruan tinggi umum


http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
LKS Aqidah Akhlak Fitrah kelas XI Semester 2 ( Surakarta : Putra Nugraha)
Muhammad Said Mursi , Panduan Praktis Dalam Pergaulan ( Jakarta : Gema Insani , 2004 )

Page
18

Anda mungkin juga menyukai