Anda di halaman 1dari 34

CHARACTER BUILDING

ETIKA PERGAULAN
https://www.youtube.com/watch?v=XNj1oQNGUg4

Fakultas : FBIS

Program studi : Management

Tatap Muka

07
Kode Matakuliah : 32252E5FA

Disusun oleh : ACHMAD TARMIZI., SE. MM


ABSTRAK TUJUAN
Materi ini membahas Setelah membaca
tentang Memahami modul ini, mahasiswa
hubungan manusia diharapkan mampu
dan Tuhan agar dapat untuk :
menjadi manusia yang
Memahami pengertian
sempurna.
manusia dan
kemanusiaan;
memahami konsep
Ketuhanan; memahami
hubungan manusia dan
Tuhan.
PEMBAHASAN

Pendahuluan

Pengertian Pergaulan

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS. Al Hujurat <49>:13)

Kalau kita bicara tentang pergaulan, maka yang umumnya kita pikirkan adalah hubungan
persahabatan yang ada antara seseorang dengan orang lain. Kita jarang mengasosiasikan
pergaulan dengan hubungan kerja. Dengan kata lain, kita umumnya memberikan pengertian yang
berbeda kepada “lingkungan-kerja” dan “lingkungan-pergaulan”.

Bagi mereka yang masih sekolah, kita pun seakan-akan membedakan antara lingkungan sekolah
dengan lingkungan pergaulan. Semua ini menunjukkan bahwa orang lebih mengartikan
"pergaulan" sebagai sesuatu yang lebih dekat dengan "bermain" daripada dengan sesuatu yang
serius seperti "bekerja" atau "bersekolah".

Sesungguhnya, pergaulan tidak dapat begitu saja dipisahkan dari pekerjaan maupun sekolah.
Tidak jarang seseorang memilih teman bergaul yang juga sekaligus merupakan teman sekolah
atau teman kerja. Tetapi, walaupun demikian, umumnya dapat dipahami bahwa bergaul
tidaklah sama dengan bekerja atau bersekolah. Nyatalah bahwa orang membutuhkan pergaulan
sebagai kegiatan ekstra di luar kegiatan-kegiatan yang bersifat serius.

Kebutuhan manusia akan pergaulan, sebenarnya telah muncul sejak manusia masih sangat
muda. Pada masa kecil, seorang anak bergaul dengan orang tuanya, dengan saudara-
saudarnya, dan

dengan teman-teman permainannya. Kadang-kadang ia juga bergaul dengan pembantu


rumah

2020 Character Building


3
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
tangganya, atau dengan siapa saja yang "dekat" dengannya. Dalam pergaulan ini, ia belajar
tentang banyak hal. Ia belajar tentang hal-hal yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan.
Ia juga belajar tentang hal-hal yang diharapkan orang lain dari padanya. Semua ini menunjukkan
bahwa salah satu hal yang diberikan oleh pergaulan adalah: pelajaran tentang hidup bersama
orang lain.

Pelajaran tentang cara hidup bersama orang lain ini terus berlangsung ketika anak mengganti
lingkungan pergaulan. Dari lingkungan rumah ke lingkungan di luar rumah. Ketika ia mulai
bersekolah, ia bergaul dengan lebih banyak orang. Pada jam-jam istirahat di sekolah, ia bergaul
dengan teman-teman sekolahnya. Dan ada kemungkinan bahwa ia akan memilih satu atau
beberapa teman sekolahnya sebagai “teman-khusus”, teman dekat, atau sahabat karib. Pada
mulanya, teman-khusus ini adalah teman yang sejenis. Dengan teman-khusus ini―yang tidak
selalu harus merupakan teman sekolah―ia belajar lebih banyak hal lagi. Sejalan dengan
perkembangan usianya, ia mungkin memiliki beberapa hal yang hanya bisa ia bicarakan dengan
teman-khusus ini. Ia mungkin punya rahasia-rahasia yang hanya bisa ia ungkapkan kepada
teman-khusus-nya, karena merasa kurang layak untuk ia ceritakan kepad orang tua atau
saudara- saudaranya.

Dengan makin bertambahnya usia seorang anak, makin banyak kebutuhan-kebutuhannya. Ia


mulai memiliki kebutuhan untuk menyayangi orang lain dan merasakan kasih sayang orang lain.
Ia pun tergerak untuk mencari teman khusus yang lebih istimewa lagi. Ia mulai mencari pacar. Ia
mulai mengembangkan pergaulan khusus dengan pacarnya ini. Seperti pada tiap bentuk
pergaulan, pergaulan dengan pacar ini pun mengajarkan sesuatu kepada dirinya. Ia belajar hal-
hal yang diharapkan oleh seorang kekasih, ia belajar tentang rasa cemburu, belajar tentang konflik
antara kepentingan pacar dengan kepentingan pribadi dan belajar tentang macam-macam hal
yang lain.
Kalau kemudian suatu waktu seseorang memutuskan untuk menikah, ia pun memasuki suatu
lingkungan pergaulan yang lebih khusus lagi, yaitu lingkungan pergaulan suami-istri, dengan

2020 Character Building


4
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
sejumlah pelajaran-pelajaran barunya. Sebagian besar dari pelajaran ini, akan sangat sulit
dipahami apabila seseorang belum pernah mengikuti pelajaran dalam masa pacaran. Dan
pelajaran semasa pacaran pun banyak yang sulit dipahami jika sebelumnya seseorang tidak lebih
dahulu "menamatkan" pelajarannya dalam lingkungan pergaulan yang lebih dini. Hal-hal ini
sebetulnya menjelaskan mengapa orang-orang yang kurang pergaulan, sering kali juga
mengalami kesulitan dalam pacaran dan dalam hubungan perkawinannya.

Jadi, jika seorang ingin sukses dalam pergaulan pada tingkat tertentu, haruslah ia lebih dahulu
sukses dalam pergaulan di tingkat yang lebih awal. Dalam hal ini, lingkungan pergaulan suami-
istri, dapatlah disamakan dengan pendidikan di tingkat Fakultas, sementara pergaulan semasa
kanak-kanak dapat dianggap sebagai Sekolah Dasarnya.

Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan
orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi
setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan
sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah
manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam
kehidupannya.

Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-
beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima
milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena
perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan
terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan
segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat
menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang

tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak

2020 Character Building


5
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah

SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)

Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah
menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi
tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.

A. ETIKET DALAM PERGAULAN

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional
di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem
pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat
agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta
terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku
dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh
kembangnya etika di masyarakat kita.

Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti
yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya
adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai
sopan santun, tata karma dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku
manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu
yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu
perbuatan. Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu
undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan
resmi, pesta dan

resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau


bangsawan.

2020 Character Building


6
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama
yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara
berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam
pergaulan formal atau resmi. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu
merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.

Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh
masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota
masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994.
yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket,
yaitu secara umumnya sebagai berikut:

1.Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat

baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan

perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.

2.Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya

timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya

penuh dengan sopan santun dan kebaikan.

3.Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik

mendapat pujian dan ya n g salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang

dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat

daerah lainnya.

4.Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya

berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam

pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan

2020 Character Building


7
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi


manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangperlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

B. MANFAAT PERGAULAN

Pergaulan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian,akhlak dan
tingkah laku manusia. Seseorang akan terikut-ikut sifat sahabat-sahabatnya melalui pengaruh
spiritual yang membuatnya mengikuti tingkah laku sahabatnya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang harus bergaul dengan orang lain dan menjadikan
sebahagian diantara mereka sebagai sahabat. Apabila ia memilih bergaul dengan orang yang
perilakunya jahat atau rusak akhlaknya maka sifat-sifatnya akan terpengaruh kepada sifat
tersebut tanpa disadarinya dan memungkinkan ia terjerumus ke dalam jalan hidup mereka.

Akan tetapi,jika dia memilih untuk bergaul dengan ahli iman,takwa, istiqamah dan makrifat
kepada Allah,niscaya pada secara kebiasaannya dia akan melakukan jalan hidup yang sama .Dia
akan dapat belajar dari mereka akhlak yang lurus,iman yang kukuh,sifat –sifat luhur dan makrifat
kepada Allah. Dan ia akan terbebas dari perkara-perkara yang membawa dirinya kepada
kemungkaran.
Oleh sebab itu akhlak seseorang dapat diketahui dengan mengetahui siapa sahabat yang paling
rapat dengannya.Seorang penyair sufi mengatakan,

Jika engkau berada dalam satu kaum,maka bergaulah dengan orang-orang yang
terbaik.Janganlah bergaul dengan orang-orang yang tercela.Sehingga engkau terjerumus

2020 Character Building


8
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
kedalam kehinaan.Janganlah bertanya tentang sahabatnya sebab,setiap orang akan mengikuti
sahabatnya.

Di atas, telah disebutkan bahwa fungsi utama pergaulan adalah sarana belajar tentang
kehidupan bersama. Melalui pergaulan orang belajar bagaimana cara hidup bersama orang lain.
Kalau pergaulan dianggap sebagai tempat belajar, tentulah harus ada yang menjadi gurunya.
Ketika masih sangat kecil, dengan sendirinya orang dewasalah yang menjadi gurunya. Tetapi
ketika seseorang menanjak remaja, dan pergaulan itu terjadi antara orang-orang yang seusia,
siapakah gurunya?

Guru dalam suatu pergaulan adalah semua pengalaman yang terjadi di dalam pergaulan itu. Dan
pengalaman yang akan terjadi, sangat tergantung pada semua pihak yang terlibat dalam
pergaulan itu. Bila seorang anak kecil tidak pernah nakal, ia tidak akan belajar mengenai akibat
dari kenakalannya. Kalau ia tidak pernah merengek, ia pun tidak akan merasakan dari
rengekannya. Untuk mempelajari sesuatu melalui pengalaman, seseorang harus aktif mencoba
melakukan sesuatu dan kemudian mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
perbuatannya.

Karena guru adalah pengalaman, dan pengalaman akan tergantung pada inisiatif pelajaran,
maka pelajaranlah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Ini berarti bahwa untuk bisa
memetik sebanyak mungkin pelajaran, seseorang harus berani berinisiatif, atau dengan kata lain
berani mengambil resiko. Dalam pacaran, seseorang harus berani mengambil resiko untuk
mengatakan, "Aku CINTA kamu". Tanpa pernah berani mengatakan hal ini, ia tidak akan pernah
tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kata-kata bertuah ini. Seseorang yang sudah berulang
kali mengucapkan kata-kata ini biasanya menjadi sangat ahli. Ia akan tahu kapan saat yang tepat
untuk mengatakannya, ia tahu bagaimana cara mengatakannya, dan ia juga tahu apa yang harus
ia lakukan terhadap macam-macam kemungkinan jawabannya. Ia juga belajar untuk
menafsirkan berbagai reaksi yang tidak langsung dari inisiatifnya ini, misalnya: Apa artinya kalau
si calon pacar diam saja, apa artinya kalau si kekasih mengatakan, "Beri saya waktu untuk
berpikir," dan apa pula artinya kalau jawaban yang diterima adalah, "Kita sebaiknya berteman
aja deh," dan

lain-lain.

2020 Character Building


9
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Singkatnya, untuk memetik pelajaran, seseorang harus berani mengambil resiko. Ada kalanya
akibat yang ditimbulkan menyakitkan hati, tapi bagaimanapun juga resiko itu harus dijalani.
Bayangkanlah saat-saat pertama seorang anak akan melangkahkah kaki. Ia takut, karena ia belum
pernah. Kemudian ketika ia mencoba, ia jatuh. Sakit. Rasa sakit ini membuat ia ragu untuk
mencoba kedua kalinya, tapi ia tahu bahwa kalau ia tidak mencoba, ia tidak pernah akan berhasil.
Kita pun harus berbuat begitu. Mungkin pengalaman pacaran pertama sangat menyakitkan
sehingga kita tidak berani mencoba untuk kedua kalinya. Tapi kalau kita mau mengambil resiko,
barang kali kita kemudian―seperti anak yang lalu jadi pandai berjalan―akan menjadi ahli.

C. HAMBATAN DALAM BERGAUL

Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah
salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal
yang perlu diingat:

Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan. Kemampuan di sini artinya bukan
hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam
mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian anda, pada
dasarnya anda punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang
punya model kepribadian lain.

Sah-sah saja kita menyimpulkan, misalanya saja: saya orangnya termasuk Melankolis yang
introvert, pemikir dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Sanguinis yang ekstrovert, suka
ngomong dan optimis. Saya orangnya termasuk Phlegmatis yang introvert, pengamat dan
pesimis. Dia kan orangnya termasuk Koleris yang ekstrovert pelaku dan optimis. Dan lainnya.

Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita
termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami
kesusahan bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik. Ini
adalah sebuah dalil mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung
perbaikan

kemampuan kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian


kita.

2020 Character Building


10
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Sejumlah istilah ilmiah yang bisa kita temukan dalam buku-buku kepribadian itu mestinya
kita gunakan untuk melihat sisi plus-minus agar kita bisa mengembangkan diri sejati kita
(bukan jadi seperti orang lain). Sebab, apapun model kepribadian kita pasti ada sisi plus yang
perlu kita kembangkan untuk memperbaiki hidup dan pasti pula ada sisi minus yang perlu kita
kontrol agar tidak sampai merugikan atau membahayakan.

Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak
identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku dalam
pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan bagaimana
kita menjaga hubungan itu (to maintain). Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang
yang banyak ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada
orang yang sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas.

Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB
(Unesco), akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki
ketrampilan hidup (terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model
kepribadian anda). Keempat pilar utama itu adalah:

§ Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan


kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan
masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.

§ Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti


bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri,
dan seterusnya

§ Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti
komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya

§ Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian
kerja teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing
2020 Character Building
11
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari
ketrampilan hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini pasti tidak ada buku atau
perpustakaan yang bisa mengungkap manfaat pergaulan karena saking banyaknya manfaat
itu.

Hambatan yang menyulitkan

Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul,
antara lain:

1. Arogansi tersembunyi

Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada
bentuk-bentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang
lain lebih dulu dengan alasan “untuk apa”, menolak berjabat tangan lebih dulu, dan
seterusnya. Meski ini adalah hak kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin
pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan yang lebih friendly.

Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah “terlalu pasif”.
Kita memang tidak memiliki alasan “untuk apa” yang bernada mengangkat diri kita di atas
orang lain, tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak
berjabat tangan lebih dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih
dulu, dan seterusnya. Dua hal ini bisa mengganggu pergaulan.

2. Terlalu memikirkan diri sendiri

Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain. Ketika
sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda, bagaimana
rambut anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan seterusnya. Atau
juga jangan mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang lain menilai kostum
saya, dan sejumlah “bagaimana” yang lain. Ini kerap bisa membuat konsentrasi anda bukan
pada pembicaraan, tetapi kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikit-sedikit melihat ke diri
sendiri, mungkin anda akan kehilangan momen untuk menghangatkan suasana. Jadi,
fokuskan pada

bagaimana menciptakan suasana supaya bisa menjadi hidup, bukan memikirkan diri sendiri.

2020 Character Building


12
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
3. Terlalu banyak menilai orang lain (jugdmental)

Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomor duakan itu. Atau
juga, simpan dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu
kelancaran usaha dalam membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah
kemampuan memunculkan asumsi bahwa semua orang itu punya sisi positif dan juga punya
sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada
sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: “Kalau Anda menginginkan orang yang
sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup seorang diri dengan mengunci
kamar”

4. Terpenjara oleh pemahaman sempit dan mempersempit

Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita
sendiri. Ini biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial, status
pendidikan, dan lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap kita
jalankan. Kita merasa agak kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain almamater,
lain status, dan seterusnya.

Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan,
ya hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya
pemahaman yang sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak
mempersempit kita. Tetapi karena kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia,
akhirnya dunia kita menjadi sempit.

5. Masalah kejiwaan yang umum


Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan, seperti
misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat ngambek, sering
terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang bisa kita baca dari
berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu, ada satu kata kunci yang tidak
bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan cara mempraktikkan (learning by doing),

belajar memperbaiki diri dari praktik yang kita lakukan.

2020 Character Building


13
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktikkan pergaulan.
Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu tentang tip
pergaulan tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi atau
pengetahuan itu dibutuhkan pada saat Anda sedang mempraktikkan, bukan sedang
memikirkan.

Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampuradukkan antara
pergaulan dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk
orang tertentu pada keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban
tertentu, terkadang bisa menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin
memasarkan produk.

Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan level
keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa
terganggu dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi
sudah bicara menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus melakukannya
juga, tempuhlah cara yang paling asertif (sopan, tidak bernada “memaksa”, didukung dengan
alasan yang kuat).

D. SOLUSI HAMBATAN DALAM BERGAUL

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini, antara
lain:

1. Melatih kepedulian

Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan
sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan)
pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain,
memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau yang berbeda dengan
mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait

dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda.

2020 Character Building


14
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah
kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian
ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain,
memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain yang
membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model
kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami
sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik
buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain.

2. Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana

Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat
penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana.
Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana
caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan
menggunakan kaidah 5W+1H (what, where, who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan
mengungkapkan, c) memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai
kebutuhan.

3. Menghormati “privacy” orang lain

Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui,
tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau
kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui
inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalah-
masalah yang sangat pribadi.

Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik
(diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah
privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan
ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suami-
istrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri

untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah

2020 Character Building


15
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui

(wilayah pribadi)

4. Lihat orang lain yang lebih berhasil

Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game)
tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya
berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong
atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar,
yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana anda mengimbangi emosi orang
lain.

Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda
pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga
hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun,
umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka
tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu
bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan
diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain.

Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahun-
tahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat
bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak
“meng-ekstrim-kan” sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan.
Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan
umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing).

5. Tingkatkan prestasi Anda


Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-
hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda
merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana kita
berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang
sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, keadaan atau
Tuhan) tidak

bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif dan konstruktif.

2020 Character Building


16
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
E. MENGGUNAKAN ETIKET DALAM KEHIDUPAN

Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu memperhatikan etiket dalam melakukan suatu
tindakan. Misalkan dalam berkomunikasi dengan seseorang, kita harus memperhatikan etika
komunikasi yang baik.

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam
kehidupan sehari-hari :

1. Jujur tidak berbohong

2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan

3. Lapang dada dalam berkomunikasi

4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik

5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien

6. Tidak mudah emosi / emosional

7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog


8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan

9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan

10. Bertingkah laku yang baik

Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan

2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara

3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut

4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum

5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar

6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara

2020 Character Building


17
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.undira.ac.id
7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon

8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara

9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi

10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai


dengan karakteristik lawan bicara.

11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.

12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku
seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium
pipi kiri)

13. Dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet :

http://eprints.ums.ac.id/19020/2/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf

http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

https://www.scribd.com/doc/38579667/Arti-KeTuhanan

http://ntykawaii-ntykawaii.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-tuhan.html

2020 CHARACTER BUILDING


34 ACHMAD TARMIZI., SE. MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai