Anda di halaman 1dari 10

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1

Copyright © Maret 2022

Pertemuan 14

MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG


SUKA DAN DUKA PERGAULAN
Simaklah Amsal 13:20, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa
berteman dengan orang bebal menjadi malang.” Setiap orang mesti bergaul. Orang
yang sama sekali tidak bergaul akan lekas mati. Oleh para ahli sosiologi, pergaulan
disebut interaksi. Interaksi bisa bersifat luas (bergaul dengan banyak orang) atau
bersifat frekuen (sering bergaul dengan orang). Dua orang yang bersahabat secara
kental tidak bergaul secara luas tetapi frekuen, sedangkan seorang ekstrovert bergaul
secara luas tetapi hanya sebentar saja (Brouwer 1981, 2).

Sejak dilahirkan manusia memang sudah mempunyai naluri untuk hidup berkumpul
dengan orang-orang lain. Bahkan pada suatu saat orang tadi dipisahkan dari
orang-orang lain, kemungkinan besar keseimbangan jiwanya akan mengalami
gangguan. Manusia mempunyai naluri untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain,
karena memang manusia itu tidak diperlengkapi dengan alat-alat yang cukup untuk
dapat hidup sendiri di dunia. Oleh karena itu, gejala yang wajar jika manusia selalu akan
mencari kawan, baik semas dia baru dilahirkan, maupun sampai dewasa. Selain itu,
tidaklah terlalu mengherankan bila muda-mudi senang hidup berkumpul dan
bergaul dengan kawan-kawannya, walaupun hal tersebut tidak selalu akan membawa
pengaruh-pengaruh yang baik. Sebab sukar untuk disangkal bahwa di samping
pengaruh-pengaruh baik atau positif, pergaulan juga memiliki banyak pengaruh-
pengaruh buruk atau negatif. Apalagi kalau kawan- kawannya berasal dari lingkungan
sosial yang kurang baik.

Sebagai salah satu buktinya, mengendarai kendaraan bermotor dengan ugal-ugalan


adalah hasil dari pengaruh tidak baik dari lingkungan. Salah satu penyebab
penyalahgunaan narkotika adalah pengaruh yang tidak baik dari lingkungan yang
negatif sifatnya.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2022

Orang yang ekstrovert mempunyai bakat bergaul. Selain itu, orang yang mempunyai
bakat bergaul biasanya adalah orang yang menyukai keramaian dan suka bertemu
dengan banyak orang. Sebaliknya, orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain
adalah orang yang bertipe introvert. Orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain
biasanya kalau bertemu orang lain merasa tegang dan membenci keramaian. Di
samping itu, perlu diperhatikan juga adanya beberapa sifat yang menghalangi pergaulan,
seperti sikap sombong, egois, cerewet, kecenderungan suka memaksa orang lain dan
sebagainya.

Suka dan duka dalam pergaulan tentu saja ada, bahkan boleh dikatakan banyak.
Contoh sukanya adalah sebagai berikut. Anda sedang sendirian di rumah karena
anggota keluarga yang lain sedang pergi. Sendiri adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Tiba-tiba datang seorang teman dan akhirnya Anda asyik ngobrol.
Dengan bergaul Anda juga dapat mencari jalan untuk memecahkan persoalan yang
Anda hadapi bersama dengan teman. Mengatasi kesulitan bersama-sama tentu
lebih mudah daripada mengatasi sendirian. Sukanya bergaul yang lain adalah saat Anda
sakit. Teman-teman Anda akan mengunjungi Anda dengan segera. Selain itu, ketika
Anda dalam keadaan sedih dan susah teman dapat menghibur dan memberikan nasihat-
nasihat.

Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan. Misalnya, setelah Anda mulai bergaul


lebih dekat dengan teman-teman kuliah, Anda memeroleh keterangan bahwa dahulu
mereka menganggap bahwa Anda merupakan pribadi yang sombong, lebih senang
bermain dengan teman yang sama sekali tidak setingkat dengan Anda. Keuntungan
yang lain adalah bergaul dengan teman- teman sangat menyenangkan sebab dengan
bergaul Anda dapat menghilangkan kekesalan yang ada dalam hati Anda. Anda dapat
bergembira bersama, bertukar pendapat dan dapat juga menambah pengetahuan tentang
hal-hal yang ada dalam masyarakat. Anda butuh teman juga untuk menumpahkan
seluruh isi hati Anda yang memang belum tentu teman Anda dapat membantu, tetapi
minimal Anda merasa seolah-olah bebas bila Anda telah mencurahkan isi hati Anda.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2022

Dalam pergaulan Anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan
ada duka. Misalnya, Anda telah akrab dengan seseorang. Apabila terjadi perselisihan
dengan orang tersebut, rahasia Anda bisa dibongkar semua. Sikap tersebut tidaklah
benar bagi persahabatan. Adapun duka pergaulan yang lain yang bisa Anda alami
ialah jika seseorang dari teman-teman Anda menjauhi Anda dengan alasan yang
tidak jelas, mungkin iri atau yang lain yang Anda sendiri tidak tahu pasti. Duka
lain, misalnya, ada teman yang mulai mengucapkan fitnah supaya nama Anda menjadi
jelek dan dijauhi oleh teman lain. Duka pergaulan yang lain lagi adalah terjadi salah
paham dalam pergaulan antara Anda dengan teman dan mengakibatkan hubungan
menjadi agak terganggu. Ada pula yang mau menghargai teman yang bermobil saja,
kaya raya, dan sebagainya, tetapi tidak mau menghargai teman yang kurang
mampu sehingga dalam pergaulan, Anda dapat melihat adanya kelompok-kelompok
dalam pergaulan. Yang kaya dengan yang kaya, sedangkan yang miskin dengan yang
miskin. Di dalam bergaul, kita juga sering mendapat kesukaran karena tidak semua
orang mempunyai sifat yang sama, ada yang sombong, ada yang genit, ada yang
egois dan sebagainya.

Mendeskripsikan Tahap-Tahap Pergaulan

Amsal 20:19 yang menyatakan, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu
janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” Ayat ini merupakan sebuah
nasihat tentang bergaul.

Tulus Tu’u (1988, 33-36) membagi pergaulan muda-mudi ke dalam lima tahap, yaitu:
1. Sifatnya terbatas pada persahabatan biasa.
Dalam tahap ini, hubungan seorang dengan yang lain masih bebas tanpa ikatan.
Seseorang dapat bergaul dengan siapa saja. Tahap pertama ini adalah
persahabatan biasa baik dengan teman-teman sejenis maupun teman-teman lawan
jenis. Pada tahap ini, tidak ada pikiran tentang pernikahan atau hubungan seksual
dengan sahabat- sahabat itu. Pergaulan tahap ini dapat terjadi di sekolah, di gereja,
di rumah teman-teman, dan di tempat-tempat yang lain. Tahap ini penting sekali
karena di dalamnya kita mengenal teman lawan jenis sebagai manusia dan bukan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2022

sebagai objek seksual saja. Di dalam persahabatan ini, kita bertukar pikiran, bekerja
sama, dan mengalami saat-saat biasa dan istimewa dengan orang-orang lawan jenis
tanpa hubungan asmara.

2. Persahabatan yang lebih istimewa.


Adalah lumrah apabila ada dua jenis manusia yang berbeda kelamin itu menjalin
persahabatan yang lebih akrab dan istimewa. Hubungan ini berdasarkan keinginan
untuk lebih mengenal seorang atau beberapa orang lawan jenis karena kita merasa
tertarik kepada mereka. Kita berusaha untuk mengenal mereka dengan lebih baik
dengan bercakap-cakap bersama di gereja, di kampus pada waktu santai. Pada tahap
ini pertemuan-pertemuan tidak selalu terjadi secara kebetulan saja, tetapi
berdasarkan usaha dan rencana untuk bertemu. Namun, pertemuan-pertemuan ini
tidak mengikat dua orang yang bertemu. Selalu ada kebebasan untuk tidak bertemu
lagi. Pertemuan-pertemuan semacam ini juga tidak usah terbatas kepada satu
orang lain saja. Seorang laki-laki bisa berusaha untuk lebih mengenal beberapa
orang wanita. Begitu juga seorang wanita bisa berusaha untuk lebih mengenal
beberapa orang laki-laki. Pada tahap persahabatan yang lebih istimewa ini tidak
ada kemesraan yang intim. Pada tahap ini pertemuan diadakan dalam kelompok,
bukan sebagai pasangan yang terlepas dari kelompok. Misalnya, malam ini di
pertemuan Pemuda Gereja, Budi dapat bercakap-cakap dengan Tini dan Dewi.
Besok di sekolah ia bercakap-cakap dengan Yuli. Pada hari Sabtu, ia akan
berenang dengan rombongan pemuda. Ia mengetahui bahwa Tini juga akan
mengikuti rombongan itu, dan ia mempunyai harapan untuk berbicara dengan
Tini, walaupun ia juga akan bergaul dengan kawan-kawannya yang lain. Dengan
pertemuan-pertemuan seperti ini, ia dapat lebih mengenal beberapa orang tanpa
membentuk hubungan erat yang mengikat. Hubungan-hubungan pada tahap ini
masih dicurigai oleh banyak orang. Tahap ini sangat perlu dikembangkan
oleh pemuda-pemudi yang memerlukan kesempatan untuk mengenal baik lebih
banyak orang dari lawan jenis. Dengan demikian, mereka dapat memilih bakal
jodoh mereka dengan lebih matang. Perkembangan tahap ini dapat juga
mencegah kecenderungan untuk terlalu lekas membentuk hubungan yang
terlalu intim dengan seorang dari lawan jenis. Tidak jarang terjadi bahwa dua
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2022

orang yang masih muda jatuh cinta. Dengan cepat mereka menjadi mesra
sekali. Hubungan ini menghilangkan kesempatan mereka untuk mengenal
orang-orang lain dari lawan jenis dengan lebih baik. Hubungan ini juga dapat
menimbulkan godaan untuk mengadakan hubungan seksual yang belum patut.

3. Pacaran.
Pergaulan tahap ini sepasang pemuda pemudi melakukan suatu persetujuan
bahwa mereka akan mengadakan hubungan khusus dan akan menghentikan semua
hubungan khusus dan akrab yang lain dengan orang-orang dari lawan jenisnya.
Mereka masih ingin saling mengenal dengan lebih baik, tetapi sekarang ada unsur
yang baru. Mereka masih bebas untuk memutuskan hubungan mereka, tetapi
sekarang tindakan putus itu perlu disertai pembicaraan bersamadan keterangan
bersama yang lebih dalam daripada yang diperlukan pada tahap- tahap
sebelumnya. Karena tujuan pokok tahap ini adalah lebih mengenal pacar,
mereka perlu banyak berbicara bersama dan banyak menjalankan aktivitas-
aktivitas bersama. Tahap ini perlu makan waktu yang cukup lama sehingga mereka
dapat mengetahui apakah mereka benar-benar tepat untuk meneruskan hubungan
mereka ke tahap yang lebih dalam. Tahap pacaran ini tidak selamanya diakhiri
dengan perkawinan. Mungkin juga terjadi perpisahan apabila ternyata ada
ketidakcocokan yang hakiki. Oleh sebab itu, prinsip yang berlaku dalam pacaran
adalah tidak melangkah jauh kepada kemesraan yang membuat tidak dapat
mengendalikan diri, harus menjaga kesucian diri masing-masing dan dapat
menahan diri tidak terbuai oleh cinta berahi. Karena hubungan pacaran jelas masih
dapat putus!

4. Bertunangan.
Berbeda dengan semua tahap sebelumnya, pertunangan biasanya berdasar atas
perjanjian resmi yang diumumkan kepada orang-orang lain. Perjanjian ini
berbunyi bahwa sepasang pemuda pemudi akan menuju pernikahan. Tahap ini
merupakan masa ujian. Mereka memperdalam hubungan mereka dengan menguji
apakah mereka tepat menikah atau cocok membangun suatu rumah tangga. Ada
persetujuan bahwa mereka akan menikah kecuali kalau ternyata suatu alasan kuat
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2022

untuk tidak menikah. Pertunangan dapat dibatalkan, tetapi pembatalan harus


disertai
dengan alasan-alasan yang penting yang penuh tanggung jawab. Biasanya
pertunangan akan berakhir dalam pernikahan. Bila ternyata bahwa mereka
sebaiknya tidak menikah, mereka sebaiknya berpisah sebelum pernikahan mereka
terjadi.

5. Pernikahan.
Pada tahap ini, ada dua unsur baru. Pertama, hubungan antara dua orang itu
sekarang tidak boleh diceraikan. Menurut ajaran Kristen mereka yang telah
menikah tidak boleh dipisahkan kecuali oleh kematian. Kedua, mereka mulai hidup
bersama dan bersenggama. Unsur kedua berhubungan erat dengan unsur
pertama, karena senggama hanya tepat kalau dilindungi oleh hubungan yang
tidak dapat dihentikan. Dengan demikian, senggama memperkuat hubungan itu.
Sebaiknya, pernikahan di catatan sipil diadakan pada waktu yang sama atau
hampir sama dengan pemberkatan pernikahan oleh gereja. Bila pemberkatan dua
orang ditunda sesudah pernikahan di catatan sipil, timbul kebingungan tentang
status hubungan mereka dalam mata orang banyak dan mungkin juga dalam
pikiran mereka sendiri.

Pada setiap tahap dalam proses ini ada derajat kesetiaan dan kemesraan yang patut. Pada
tahap-tahap pertama, hubungan tidak begitu mesra dan dapat dibatalkan dengan mudah.
Pada tahap-tahap terakhir hubungan menjadi makin mesra dan makin sukar untuk
dibatalkan. Dua orang perlu berusaha supaya kemesraan dan keintiman mereka berjalan
sejajar dengan kesetiaan mereka. Kalau derajat kemesraan menjadi lebih tinggi
daripada derajat kesetiaan, banyak masalah bisa muncul. Pemuda-pemudi Kristen
sering bertanya, “Perilaku macam apa yang patut antara pemuda dan pemudi
sebelum mereka menikah? Kami tahu bahwa persetubuhan tidak baik. Bagaimana
dengan berciuman, berpeluk-pelukan dan meraba-raba?” Praktik berciuman, berpeluk-
pelukan dan meraba-raba dianggap oleh kaum muda sebagai suatu tindakan “yang
biasa,” yang “tidak perlu diganggu gugat lagi,” yang “tidak usah dijadikan bahan
cerita lagi.” Menurut Anda, benarkah demikian?
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2022

Pertanyaan ini penting tetapi, sayang, tidak bisa dijawab dengan mudah. Soalnya, arti
perbuatan-perbuatan seperti mencium dan memeluk tidak sama untuk semua orang.
Misalnya bagi Tono mencium sekali waktu mengucapkan “Selamat malam,” cuma
sebagai tanda terima kasih, dan ia sama sekali tidak merasa terangsang. Bagi Matius
mencium dalam situasi yang sama adalah tanda kemesraan yang sangat dalam yang
sangat merangsang nafsu berahi. Dalam masalah ini, seperti banyak masalah yan lain,
Alkitab tidak memberikan petunjuk-petunjuk yang menerangkan secara spesifik
bagaimana kita seharusnya berbuat. Namun ada hal-hal yang perlu kita
pertimbangkan. Misalnya, Matius 5:28, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di
dalam hatinya.” bisa dijadikan salah satu pertimbangan kita.

Ada pemuda-pemudi yang mencium, memeluk dan meraba-raba hanya untuk


mengalami sensasi tubuh. 1 Kor. 6:19 berbunyi, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” Kita perlu bertanya,
“Kalau tubuhku adalah bait Roh Kudus, apakah aku patut menggunakan tubuhku dan
tubuh orang lain hanya untuk iseng-iseng?” Kemesraan seksual adalah hubungan antara
dua orang manusia. Kemesraan seksual seharusnya menjadi tanda bahwa satu
orang ingin memberikan dirinya kepada yang lain. Kalau perbuatan-perbuatan seksual
dipakai hanya untuk mencari sensasi saja, makna hubungan antara pria dan wanita
dikorbankan demi kepuasan sementara dan dangkal.

Masalah menjadi lebih kompleks kalau dua orang sungguh-sungguh saling mencintai.
Wajarlah kalau kita ingin menyentuh orang yang kita cintai. Wajarlah kalau kita ingin
mengutarakan cinta kasih kita secara jasmani. Bila kita sungguh- sungguh
mencintai orang lain, kita menginginkan yang terbaik baginya. Seorang wanita yang
sungguh-sungguh mencintai seorang pria tidak mau menciptakan situasi yang
membuat pria itu sukar untuk membatasi dirinya. Bila seorang pria sungguh-sungguh
mengasihi seorang wanita, ia tidak mau membawanya kepada perbuatan-perbuatan yang
membuat dia merasa malu pada esok harinya. Ada tiga pertanyaan kepada diri sendiri
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2022

yang dapat menolong kita memutuskan apakah suatu perbuatan baik atau buruk
dalam hubungan kita dengan orang yang lain jenis kelaminnya. Pertama, apakah
saya berbuat demikian hanya untuk memuaskan nafsu seks saya atau apakah
perbuatan itu menyatakan hormat dan kasih saya kepada partner saya? Kedua, dengan
perbuatan demikian, apakah hubungan kita menjadi lebih mulia atau apakah perbuatan
itu merosotkan penghargaan partner saya terhadap saya? Ketiga, sesudah
perbuatan itu, apakah kita berdua akan merasa puas dan dapat menguasai diri atau
apakah perbuatan itu dapat merangsang nafsu yang sukar untuk dikuasai dan
menyebabkan perbuatan- perbuatan yang akan kita sesali?

Pria dan wanita yang bergaul bersama perlu bersikap jujur. Misalnya, kalau kita
mempunyai banyak teman yang lain jenis kelaminnya di tahap kedua, kita jangan
berkata kepada salah satu orang, “Engkau yang satu-satunya bagiku.” Kejujuran
menjadikan hubungan kita lebih wajar dan memungkinkan dua orang menentukan
hubungan mereka tanpa kekecewaan yang berlebihan.

Ada empat ciri persahabatan yang baik.


1. Persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri.
2. Persahabatan sejati bersifat teguh. Jika Anda ingin sungguh-sungguh mengetahui
berapa banyak sahabat yang Anda miliki dan siapa mereka, buatlah kesalahan dan
lihatlah apa yang terjadi. Setelah Anda mengalami kesulitan, coba lihat berapa
banyak sahabat Anda yang masih setia kepada Anda. Persahabatan sejati itu teguh.
3. Persahabatan sejati bersedia berkorban. Kalau Anda ingin menjadi sahabat, Anda
harus hidup dengan bersedia berkorban bagi orang yang menerima persahabatan
Anda.
4. Persahabatan sejati bersifat menyucikan.

Ada enam prinsip pergaulan yang sesuai dengan kebenaran Alkitab, yaitu:
1. Kemuliaan bagi Allah.
2. Demi kebaikan manusia.
3. Kebaikan bagi diri sendiri.
4. Saling mempercayai.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2022

5. Saling menghargai.
6. Saling mengasihi. Kasih yang benar adalah kasih yang berasal dari Kristus. Kasih
yang seperti itu terlihat dari sifat tenggang rasa, tidak suka perhitungan dengan
teman, tahan diri untuk tidak selalu membicarakan diri sendiri, rela berkorban dan
suka mengalah untuk menang. Kasih yang seperti itu mendasari pergaulan yang
menjadi sahabat lebih baik daripada saudara. Karena orang yang seperti itu rela
menerima sahabatnya sebagaimana dia adanya. Dalam keadaan bagaimanapun,
pada saat kapanpun dan di mana pun tempatnya, dia tetap menjadi “sahabat yang
baik.”

Suka dan duka dalam pergaulan tentu saja ada, bahkan boleh dikatakan banyak.
Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan. Misalnya, setelah Anda mulai bergaul
lebih dekat dengan teman-teman sekelas Anda memeroleh keterangan bahwa dahulu
mereka menganggap bahwa Anda merupakan pribadi yang sombong, lebih senang
bermain dengan teman yang sama sekali tidak setingkat dengan Anda. Dalam
pergaulan, Anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan ada duka.
Misalnya Anda telah akrab dengan seseorang dan apabila terjadi perselisihan, bisa
dibongkar semua rahasia padahal sikap tersebut tidaklah benar bagi persahabatan.

Ada lima tahap dalam pergaulan muda-mudi, yaitu:


1. Sifatnya terbatas pada persahabatan biasa.
2. Persahabatan yang lebih istimewa.
3. Pacaran.
4. Bertunangan.
5. Pernikahan.

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyaksikan orang muda (anak remaja)
sebagai ciptaan Tuhan yang mulia. Karena itu tidak jarang orang muda (anak
remaja) dipanggil dan dipakai oleh Allah sebagai rekan sekerja-Nya dalam
melaksanakan karya-Nya di tengah-tengah dunia ini. Hal itu membuktikan bahwa
Allah memberi perhatian khusus kepada kaum muda (anak remaja). Dalam Perjanjian
Lama terdapat beberapa kitab yang berbicara tentang Allah menggunakan orang
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2022

muda (anak remaja) di dalam berbagai tugas yakni Yeremia yang dipanggil dari tengah-
tengah orang dewasa dan anak-anak untuk menjadi seorang nabi. “Yeremia
diperkirakan berumur 20 tahun pada saat
dipanggil dan di tetapkan sebagai nabi.Yeremia berhasil membawa suara kenabian di
tengah-tengah bangsa Yehuda pada saat mengalami krisis sosial.

Demikian pun Samuel yang dipanggil oleh Allah. “Samuel dipanggil pada saat dia
berumur 12 tahun”. Samuel berhasil memimpin bangsa Israel melawan bangsa Filistin.
Begitu pun Yoas, Ahas, Amon, Yoyakhin, Azarya, Ahazia yang dipakai oleh Allah
sebagai raja Yehuda (2 Raj. 11, 15, 16, 21, 24).

Dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dimana Allah memberi perhatian kepada
anak remaja, seperti kehidupan Yesus, pada saat Yesus berumur 12 tahun mulai
mengajar di rumah ibadat (Luk. 2:46-47). Amsal 22:6 berpesan, “Didiklah orang
muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan
menyimpang daripada jalan itu.”

Anda mungkin juga menyukai