PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupannya tidaklah bergantung pada diri sendiri. Setiap tindakan
yang akan di lakukan seorang manusia, pasti berhubungan dan membutuhkan orang lain.
manusia selain disebut sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.
Manusia dengan kodratnya sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup seorang diri.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya.
Manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri, melainkan
manusia butuh tenaga dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kita tidak bisa
melakukan sesuatu seenaknya sendiri, karena di sekitar kita juga ada orang lain yang pasti
berhubungan dengan kita. Sering kita lihat dan kita alami, bagaimana sulitnya kita menjalani
hidup tanpa orang lain yang menemani, anggap saja jika seseorang dikucilkan, maka ia akan
terpuruk sendiri menyelesaikan masalahnya tanpa ada yang membantu. Kemudian dapat
berujung pada terganggunya emosi dan psikisnya. Karena itu, betapa pentingnya peran orang lain
di sekitar kita, baik untuk fisik, rohani maupun psikis kita.
A.
B. PEMBAHASAN
1. NAMA : H. ZAENAL
ALAMAT : PUYUNG, LOMBOK TENGAH
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
TOKOH : AGAMA ISLAM
A. Hasil wawancara
Menurut narassumber 1 bapak H. ZAENAL Tokoh agama islam tentang manusia
sebagai mahluk individu :
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan,
Hadits yang terdapat dalam Ibn Majah, Sunan Ibn Majah menyebutkan bahwa semua
manusia sama di hadapan Allah. Manusia, tidak pantas membanggakan bentuk dan
rupa lahiriah mereka, sereta harta benda yang mereka miliki karena semua itu
tidak ada artinya bagi Allah swt. Alloh hanya mempedulikan niat dan amal
perbuatan manusia.
2. NAMA : IDA BAGUS DIMAS OKA NARMADA
ALAMAT : KARANG MEDAIN, MATARAM
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
TOKOH : AGAMA HINDU
A. HASIL WAWANCARA
Menurut bapak ida bagus selaku tokoh agama hindu mengatakan bahwa manusia sebagai
mahluk individu dan sosial adalah seorang individu memoiki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan ikut berperan dalam
pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang. Manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, dikarenakan dalam diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan
orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia
memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman
dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-
masing.
Sistem kasta merupakan stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat
hindu. Keanggotaan kasta diperoleh pewarisan atau kelahiran, anak yang lahir
memiliki kasta yang sama dengan orang tuanya. Kasta yang diwariskan berlaku
seumur hidup karena seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali
bila yang bersangkutan keluar dari kastanya. Dalam kehidupan bermasyarakat
individu selalu melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan
antara sistem kasta dalam kehidupan sehari-hari terlihat pada dialek bahasa yang
digunakan. Mereka yang berkasta umumnya menggunakan bahasa bali halus
untuk berkomunikasi dengan sesama kasta khususnya dari golongan triwangsa.
Sementara ketika berbicara dengan kasta lebih rendah (sudra), kasta yang lebih
tinggi menggunakan bahasa yang biasa. Sebagai contoh seseorang dari keturunan
tri wangsa tidak boleh di sapa dengan kata ci atau cai (kamu). Kata ini di anggap
kasar untuk penyebutan kaum dari triwangsa namun boleh di gunakan untuk
golongansudra atau jaba wangsa.
Sistem kasta sampai saat ini masih ada di tengah- tengah masyarakat hindu
Di tempat ini . Hal ini di buktikan dengan sistem penamaan yang
masih banyak dijumpai di wilayah ini, seperti Ida Bagus, Dewa, Anak Agung, I
Gusti, I Wayan dan lainnya. Model penggunaan bahasa bali halus dalam
berkomunikasi dengan kasta yang lebih tinggi bagi sebagian orang masih tetap di
lestarikan. Namun disisi lain ada pergeseran aturan- aturan yang terjadi
didalamnya, yakni tentang perkawinan beda kasta. Tidak ada aturan yang
melarang untuk perkawinan beda kasta ini, semua tergantung dari persetujuan
kedua pihak keluarga sehingga ini membuat ikatan kekerabatan dalam kasta sudah
mulai menurun.
C.KESIMPULAN
1. LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI WAWANCARA
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL SERTA ARTI
KASTA MENURUT AGAMA ( ISLAM DAN HINDU )
KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019