Disusun Oleh:
NIM : 22129373
Seksi : 22 BB 12
2023
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan
kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk
individu karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi
Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial (kelompok) yang
ingin memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam perjalanannya, kepentingan-kepentingan tersebut kadang saling
berhadapan dan kadang pula saling berkait. Terkadang muncul suatu penolakan dan
penerimaan yang pada akhirnya bermuara pada etika, yaitu suatu ajaran tertang norma
dan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan manusia Artinya titik
kompromi antara kepentingan individu dan bersama ditimbang menurut kadar etis
tidaknya kedua kepentingan tersebut.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan
atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang
diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab
Suci Alquran bahwa "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya". Dalam ajaran agama agama dunia juga diterangkan sangat jelas
kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, karena itu tidak dibenarkan
manusia melakukan perbuatan tercela seperti berjudi, korupsi, berzina, membunuh,
dan mabuk. Sebaliknya, pribadi manusia dituntut mampu berinteraksi, berkomunikasi,
bekerja sama, dan saling berlomba-lomba melakukan perubahan menuju yang lebih
baik dengan individu lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan bantuan manusia lain, setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Bahkan sejak akhir pun,
manusia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Individu berasal dari bahasa latin (in tidak, deviden terbagi-Inggris). individuum
yang artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan sebagai makhluk individual yang
maknanya tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga. Dalam
perkembanganya, manusia sebagai makhluk individu tidak bermakna kesatuan jiwa
dan raga, tetapi akan menjadi yang khas dengan corak kepribadiannya. Pertumbuhan
dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1. Pandangan nativistik yang menyatakan pertumbuhan ditentukan atas dasar faktor
individu sendiri.
2. Pandangan empiris menyatakan pertumbuhan didasarkan atas faktor lingkungan.
3. Pandangan konvergensi menyatakan pertumbuhan dipengaruhi atas dasar individu
dan lingkungan.
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak
terbagi Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided, jadi individu
artinya tidak terbagi atau suatu kesatuan. Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor genotype dan fenotipe Faktor genotype adalah faktor yang dibawa individu
sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir.
Dalam hal ini, manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan
rohani, fisik dan psikis, serta jiwa dan raga. Manusia terdiri dan penyatuan
unsur-unsur tersebut sehingga apabila salah satu unsur sudah tidak ada lagi seseorang
tersebut tidaklah dapat dikatakan sebagai manusia individu. Individu merupakan
manusia yang memiliki kesatuan terbatas, yaitu manusia perseorangan atau orang
seorang karena memiliki keunikan antara satu dengan lainnya.
Disadari bahwa setiap manusia memiliki keunikan tersendiri dan tidak ada
manusia yang persis sama cirinya dalam segala hal walaupun mereka dilahirkan
secara kembar Manusia bereda dengan hewan sejenis yang Sulit kita bedakan antara
satu dengan lainnya. Secara fisik setiap individu dapat kita kenali baik dari bentuk
fisiknya, warna kulitnya, dan karakter yang dimilikinya. Namun demikian, fisik dan
psikis individu juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tinggalnya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
Sebagai makhluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri, artinya
manusia juga harus hidup dalam bermasyarakat. Adapun yang menyebabkan manusia
selalu bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang
terdapat dalam naluri manusia, misalnya. (1) hasrat untuk memenuhi keperluan
makanan dan minuman. (2) hasrat untuk membela diri, dan (3) hasrat untuk
memperoleh keturunan. Sejak lahir, manusia dinyatakan memiliki dua keinginan
pokok, yaitu: (1) keinginan untuk menjadi satu dengan manusia disekelilingnya dan (2)
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga dikarenakan pada din manusia
ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial
(social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan yaitu :
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan
manusia lain (masyarakat). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan
dirinya sendiri Manusia membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk
dalam mencukupi kebutuhannya. Ketika berada di lingkungan yang lebih besar,
individu tidak dapat melepaskan diri dan pengaruh orang lain, sehingga dikatakan
individu sebagai makhluk sosial, di mana individu tersebut tidak dapat melepaskan
diri dan pengaruh individu lainnya.
2. Teori peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario yang
disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam
pergaulannya. Dalam skenario itu sudah tertulis" seorang presiden harus bagaimana,
seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, mund harus
bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami,
istri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua, dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang
mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmonis, tetapi jika menyalahi skenario,
maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara
3. Teori permainan
Menurut teori ini, klasifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu anak- anak
orang dewasa, dan orang tua. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab,
dan jika permintannya tidak segera dipenuhi ia akan menangis terguling guling atau
merajuk. Adapun orang dewasa la tugas dan sadar akan tanggung jawab, sadar akibat
dan risiko. Adapun orang tua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan
menyayangi mereka. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak menangis
terguling-guling ketika minta es krim, tetapi orang tua akan heran jika ada orang tua
yang masih kekanak-kanakan.
Manusia memang tidak akan bisa lepas dari berhubungan dengan orang lain
Dalam hubungan itu kita harus bisa memahami peranan kedudukan masing-masing
Jangan sampai terjadi kesalahan karena hal itu bisa membuat tidak harmonisnya
hubungan kita dengan sesama manusia
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu yang dapat diketahui bahwa
manusia memilki harkat dan martabat yang mempunyai hak-hak dasar. dimana setiap
manusia memiliki potensi diri yang khas dan setiap manusia memiliki kepentingan
untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Sebagai makhluk individu manusia berperan
untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
2. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
3. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, maka dapat diketahui bahwa
manusia memiliki harkat dan martabat, manusia memilki hak-hak dasar, setiap
manusia memiliki potensi diri yang khas dan setiap manusia memiliki kepentingan
untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk
individu akan berupaya untuk
a Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
b. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial, di mana akan senantiasa dan
selalu berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia tunduk dan
patuh terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai patokan dalam bertingkah
laku manusia dalam kelompok. Norma-norma yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk
hamba-Nya.
2. Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk
mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan.
3. Norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dan
lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4. Norma, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemberlakuannya
dapat dipaksa
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Yusdi. 2006. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial,:
Batam : Makalah, Lokakarya Dosen ISBD, Dikti Depdiknas.
Herinanto, 2011, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Bumi Aksara: Jakarta
Setiadi, Elly M. Dkk, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media
Group: Jakarta
Suratman dkk, 2013, Ilmu Sosial dan Budaya dasar, Malang Intimedia: Malang