Anda di halaman 1dari 20

A.

Title Of The Experiment : The maing 0f n-butylasetate


B. Date Of Experiment :Wednesday, 4th March 2020 at 07.00 A.M
C. Finished The Experiment :Wednesday, 4th March 2020 at 12.00 A.M
D. The purpose of the experiment :
1. To understand the making of n-butylasetate through esterification
reaction
E. Basic Theory
1. Definisi Ester

Ester merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis dari reaksi antara
asam karboksilat dan alkohol. Ester memiliki sifat fisik yang khas yaitu
memberikan aroma atau bau yang wangi. Beberapa ester dapat menghasilkan
wangi buah buahan. Namun selain itu ester dapat pula menghasilkan aroma
selain buah buahan (Fessenden & Fessenden, 1992).
Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH
dengan gugus OR (R adalah gugus alkil atau aril). Ester merupakan senyawa
organik yang bersifat netral, tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3.
Rumus umum ester adalah RCOOR’ dimana R dan R’ adalah gugus organik.
Ester yang terdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah dan alkohol
merupakan senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam
air dengan bau semerbak, dan mudah menguap. Ester dari beberapa asam
karboksilat dengan rantai panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak,
lilin, dan minyak (Keenan, 1980).

C
R OR
Gambar E.1 Rumus struktur Ester
(Keenan, 1980)
2. Sintesis Ester
Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus –OH dan alkohol
melepaskan gugus H yang dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah
reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang
banyak, dilakukan dengan salah satu pereaksi berlebih, atau dapat juga
dilakukan mengeluarkan ester yang terbentuk agar kesetimbangan bergeser
ke arah produk (Carey, 1993).
3. Definisi n-butil asetat
Senyawa n- butil asetat merupakan suatu ester dari asam asetat dan
butanol. Senyawa tersebut dibuat melalui reaksi esterifikasi, dan katalis
asam kuat. Misalnya H2SO4 pekat (Tim Dosen Kimia Organik, 2016).
Senyawa n-butil asetat merupakan suatu ester dari asam asetat dengan n-
butanol. ester memiliki sifat fisik yang khas yaitu memberikan aroma atau
bau yang wangi, beberapa ester memiliki aroma buah-buahan seperti pisang.
namun selain itu ester dapat pula menghasilkan aroma selain buah-buahan
(Fessenden & Fessenden,1982).
4. Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol membentuk ester. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H +.
Asam belerang sering digunakan sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Nama ester berasal dari essig-ather (Jerman), sebuah nama kuno untuk
menyebut etil asam cuka ester atau asam cuka etil. Seperti kebanyakan
reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung
melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil
diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air
akan menghasilkan ester (Anshory, 2003).
Reaksi esterifikasi dengan katalis asam merupakan reaksi yang dapat
balik (reversibel) (Parlan, 2003).
Reaksi secara umum:
O
O
H+, kalor + H2O
+
R' OH R C R'
R C OH

suatu asam suatu suatu


karboksilat alkohol Ester
(Fessenden & Fessenden,1982).
Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversibel antara suatu asam
karboksilat dengan suat alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang
mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum sehingga pada
umumnya digunakan sebagai pengharus sintesis. Reaksi esterifikasi
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan
katalis H2SO4/HCl, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa jam
(Fessenden & Fessenden, 1982).
Mekanisme suatu reaksi esterifikasi merupakan reaksi substitusi asli
nukleofil dengan katalisator asam. Gugus karboksil dari asam karboksilat
tidak cukup kuat sebagai elektrofil untuk diserap oleh alkohol. Katalisator
asam akan memprotonasi gugus karbonil dan mengaktivasinya ke arah
penyerangan nukleofil. Pelepasan proton akan menghasilkan hidrat dari ester,
kemudian terjadi transfeer proton. Pelepasan air akan membentuk ester
terprotonasi. Pelepasan proton akan menghasilkan ester (Sastrohanidjojo,
2010).
Beberapa macam metode esterifikasi antara lain:

a. Cara fischer
Mekanisme reaksi esterifikasi ficher terdiri dari beberapa langkah:
1) Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen kargonol, sehingga
meningkatkan nukleofilitas dari atom karbonil.
2) Atom karbon karbonil kemudian diserang atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
3) Terjadi pelepasan proton dari gugs hidroksil milik alkohol, menghasilkan
kompleks teraktivasi.
4) Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil yang diikuti pelepasan molekul
air menghasilkan ester (Hart, dkk, 2003).
b. Esterifikasi dengan asilhalida
Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil
halida biasanya dibuat dari asam dengan tionil klorida atau fosforus penta
klorida.Asil halida bereaksi cepat dengan alkohol membentuk ester .

O
O

Suhu C OCH3 + HCl


C Cl + CH3COH
Kamar

Benzil klorida Metil benzoat

n-butil asetat juga dikenal sebagai butil etanoat atau butil asetat
merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebaagai
solven dalam produksi berbagai macam bahan kimia. N-butil asetat ester
yang tidak berwarna (cairan) yang mudah terbakar . n-butil asetat bisa
ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan
bau khas seperti isang yang biassa digunakan sebagai bahan dalam
pembatan kue (Hart,dkk, 2003).

Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen


tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus bergeser ke arah sisi ester. Salah
satu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi
yang murah secara berlebihan. Teknik lain adalah mebuang salah satu
produk dari dalam campuran reaksi (misalnya, dengan dstilasi air secara
azeotropik).

Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan


dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi
serta mekanismenya dususun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan
data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta
kesetimbangan . Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut:

 Alkohol primer bereaksi paling cepat, kemudian alhohol sekunder,


dan paling lambat alkohol tersier.
 Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
 Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) beraksi lambat, tetapi
mempunyai batas konversi yang tinggi.
 Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau
tidak berpengaruh terhadap laju reaksi (Riswiyanto, 2009).
F. Equipments and Materials
Equipments :
1. Round bottom flask 1 piece
2. Reflux Cooler 1 piece
3. Electric Stove 1 piece
4. Separating Funnel 1 piece
5. Erlenmeyer Flask 1 piece
6. Graduated Cylinder 10 mL 1 piece
7. Glass funnel 1 piece
8. Boiling Stone 1 piece
9. Pipette sufficiently
10. Analytical Balance 1 piece
11. Oven Machine 1 piece
12. Watch Glass 1 piece
13. Vial 1 piece
14. Hose 2 pieces
15. Statif 1 piece
16. Klem 2 pieces
Materials :
1. n-butanol 10 mL
2. Aquades Sufficiently
3. H2SO4 Concentrate 3 drops
4. Glacial Acid 30 mL
5. NaHCO3 Saturated 7 mL
6. MgSO4 1 gram
G. Procedure

n-butanol

- Measured 10 mL
- Put into 1round bottom flask
- Put 1 boiling stone
- Added little by little 3 drops of concentrated sulfuric acid
- Added 30 mL of glacial acetic acid
- Installed the reflux cooler
- Heated at temperature of 90oC-100oC for 1,5 minutes

Result

- Put the mixture into separating funnel


- Added 30 mL of water, then shaken vigorously

Top layer Bottom layer


- Added 25 mL of water
- Added 7 mL of saturated NaHCO3
then shaked
- Separated with separating funnel

Top layer Bottom layer


- Added 1grams of MgSO4 anhydrous
(which has been through the oven process)
- Filtered

Filtrate Residue
- Weighed the mass of ester

Ester mass
Reaction:
 CH3COOH (aq) + CH3CH2CH2CH2OH (aq) H⇌SO CH3COOCH2CH2CH2CH3
2 4

(aq) + H2O (l)


 CH3COOH (aq) + NaHCO3 (aq)  CH3COONa (aq) + H2CO3 (aq)
 H2CO3 (aq)  CO2 (g) + H2O (l)
 MgSO4 (s) + 7H2O (l)  MgSO4.7H2O (aq)
H. Observation Result
No. Observation Results
Of Experiment Procedure Guess/Reaction Conclusion
Before After
Exp
1.  n-butanol  n-butanol + Reaction  n-butyl acetate
colorless H2SO4 = CH3COOH(aq) + (ester) can be
solution colorless C4H9OH(aq)H⇌
SO 2 4
made by
 H2SO4 solution CH3CO2C4H9(aq) + esterification
colorless  n-butanol + H2O(l) by reacting
solution H2SO4 + acetic acetic acid
 acetic acid acid = MgSO4 + 7H2O  with n-butanol
glacial colorless MgSO4.7H2O(aq) and H2SO4 as a
colorless solution catalyst
solution  heated = NaHCO3(l) +  the smell of
 boiling stones boiling CH3COOH(aq)  ester is like
white solid  after 1,5 hours CH3COONa(aq) + bananas with
 NaHCO3 = turbid H2O(l) + CO2(g) colorless
colorless solution solution
solution  after shaked = H2CO3 (aq)  CO2 (g) +  the yield
 MgSO4 separated into H2O (l) obtained is
white solid
No. Observation Results
Experiment Procedure Guess/Reaction Conclusion
Before After
Of
two layers 8,2%
 top layer =
yellowish
solution
 low layer =
colorless
solution
 after added
water +
NaHCO3 =
separated into
two layers
 after added
MgSO4 =
insoluble
 after filtered
with filter
paper =
yellowish
No. Observation Results
Experiment Procedure Guess/Reaction Conclusion
Before After
Of
solution
 ester mass =
1,044 gr
I. Analisis Dan Pembahasan
Percobaan ini berjudul pembuatan n-butil asetat. Tujuan dari percobaan ini
yaitu mahasiswa diharapkan mampu memahami reaksi pembuatan ester n-butil
asetat melalui reaksi esterifikasi.

Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan percobaan. Kemudian dimasukkan 10 mL n-butanol
yang telah diukur menggunakan gelas ukur ke dalam labu dasar bulat dan
ditambahkan 1 butir batu didih. Tujuan ditambahkannya batuh didih adalah
untuk mendistribusikan panas di dalam labu, sehingga panasnya dapat menyebar
ke setiap permukaan dasar labu atau dengan kata lain untuk mempercepat proses
pemanasan, selain itu agar tidak terjadi bumping atau timbulnya letupan-letupan
pada larutan karena panas. Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit 3 tetes
H2SO4 pekat dan 30 mL asam asetat glasial. Pembuatan campuran ini didasarkan
pada reaksi esterifikasi antara n-butanol dan asam asetat glasial dengan
menggunakan H2SO4 sebagai pemberi suasana asam dan sebagai katalis dari
reaksi tersebut, dimana katalis ini berfungsi sebagai mempercepat reaksi, karena
reaksi esterifikasi ini tergolong reaksi lambat yang memerlukan waktu yang
begitu lama sehingga perlu ditambahkan dengan bantuan katalis, selain
itu H2SO4 juga mempercepat terjadinya kesetimbangan pada waktu yang cepat.
artinya Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam
pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni hidrolisis
ester. Tujuan digunakannya asam asetat glasial adalah karena asam asetat glasial
merupakan asam asetat yang pekat dan mengandung sangat sedikit air, sehingga
diharapkan reaksi esterifikasi tidak akan terganggu oleh adanya molekul air yang
berlebihan. Percobaan ini melalui mekanisme reaksi SN 2 karena menggunakan
alkohol primer, berdasarkan reaksi:
H2SO4

CH3COOH(l) + C4H9OH(aq) CH3COOC4H9(aq) + H2O(l)

Setelah itu, dirangkai semua alat yang digunakan dalam proses esterefikasi
dengan urutan labu dasar bulat yang berisi campuran n-butanol, asam asetat
glasial, dan asam sulfat lalu dipasang pendingin reflux dan dipanaskan selama 2
jam dengan menggunakan heating mantle. Prinsip dari refluks adalah seluruh zat
yang diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat penggangu
dalam pelarut lain. Pada percobaan ini asam sulfat pekat sebagai katalis, refluks
bertujuan untuk menukarkan gugus alkohol primer dan menyempurnakan reaksi
yakni dengan mendidihkan campuran, lalu mengkondensasi uap dengan
pendingin  air dan kembali menguap ke labu, reaksi saat ini kesetimbangan belum
tercapai. Untuk mempercepat reaksi juga bisa menggunakan magnetik stirer,
magnetik stirer berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Larutan direfluks
selama kurang lebih 2 jam, selama proses refluks suhu dijaga pada suhu 90-
100˚C, ini merupakan suhu maksimum dari larutan tersebut. Dikhawatirkan pada
suhu yang lebih besar biasanya akan terjadi pemutusan ikatan pada gugus
tersebut. Setelah 2 jam maka proses refluks dihentikan kemudian lautan
didinginkan. Diperoleh larutan berwarna putih agak keruh.

Tahap kedua yaitu proses pemisahan larutan. Larutan dalam labu dasar bulat
dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian ditambahkan 30 mL aquades
kemudian dikocok. Pengocokan dilakukan selama kurang lebih 15 kali sambil
Sesekali kran corong pisah dibuka untuk mengeluarkan gas yang terbentuk.
berdasarkan atas perbedaan kelarutan atau berdasarkan tingkat kepolaran zatnya.
Ekstraksi dilakukan karena dari hasil refluks belum didapatkan zat murni yang
diinginkan, dimana n-butanol masih tercampur dengan senyawa-senyawa lain.
Fungsi akuades disini adalah untuk mencuci larutan, menghilangkan garam
terlarut dan menghomogenkan larutan. Ekstraksi dilakukan dengan mengocok
corong pisah secara perlahan-lahan secara searah, kemudian didiamkan sehingga
terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Dimana lapisan atas
berupa ester dan lapisan bawah adalah air. Lapisan atas berupa larutan berwarna
kuning sedangkan lapisan bawah adalah larutan tidak berwarna. ekstraksi
memiliki prinsip berdasarkan kepolaran, maka senyawa polar atau pengotor lain
yang bersifat polar akan mengikuti air. Alasan ester berada di atas dan air berada
dibawah dikarenakan massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis crude ester.
Massa jenis air yaitu 1 gr/cm3 sedangkan massa jenis n-butil asetat yaitu 0,8825
gr/cm3.
Kemudian lapisan bagian bawah dibuang dan lapisan bagian atas
ditambahkan dengan 25 mL aquades dan 7 mL NaHCO 3 jenuh.Larutan NaHCO3
jenuh adalah larutan tidak berwarna dan tidak berbau.Tujuan penambahan
NaHCO3 jenuh yaitu untuk mengikat asam dari H2SO4 yang tersisa, kemudian
tujuan penambahan aquades adalah untuk menghilangkan natrium bikarbonat dan
mengikat pengotor. Kemudian dilakukan proses pengocokan kembali dengan
sesekali membuka kran corong pisah , dengan tujuan agar gas CO 2 dari hasil
reaksi antara asam asetat dengan NaHCO3, seperti ditunjukan reaksi dibawah ini :
H2SO4

CH3COOH(aq) + NaHCO3(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)


Selanjutnya larutan didiamkan dan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan air pada
bagian bawah dan lapisan ester pada lapisan atas. Lapisan atas (ester) larutan
berwarna kuning pudar sedangkan lapisan bawah larutan tidak berwarna. Reaksi
yang terjadi dalam pembentukan ester :

(CH3)2CHCH2OH(aq) + CH3COOH(aq) → C4H9OOCCH3(aq) + H2O(l)

Lapisan ester yang diperoleh kemudian ditampung dalam gelas kimia.


Kemudian ditimbang 1 gram MgSO4 anhidrat berupa padatan kristal berwarna
putih. Lalu setelah ditimbang, ditambahkan MgSO4 ke dalam ester. Tujuan dari
ditambahkan MgSO4 anhidrat adalah untuk mengikat air pada ester yang
dihasilkan. Reaksi yang terjadi :

MgSO4 + 7H2O → MgSO4.7H2O(aq).

Selanjutnya ester yang telah ditambah dengan MgSO 4 disaring dengan


menggunakan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah
ditimbang massanya. Setelah disaring diperoleh massa ester sebesar 1,044 gram
dan rendemen sebesar 8,2%.

J. Kesimpulan
1. The esterification making can produce from n-butanol and glacial acetic
solution acid with H2SO4 solution as the catalys. The esterification is the
reaction process that need more time to get ester as the organic compound
with stable temperature.
2. The ester solution has properties brownish yellow .
3. Mass of the ester is 1,004 gram with precentage of rendement is 8,2 %.

K. References
Anshory,  Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta: Erlangga

Carey, F. 1993. Advanced Organic Chemistry Part B : Reaction a


Syntesis.

London: Plenum Press

Fessenden, Ralp J. and Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid II


edisi
ketiga  . Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. and Fessenden, Joan S. 1992. Kimia Organik Jilid II
edisi
ketiga  . Jakarta :Erlangga
Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Hidajati, Nurul dkk. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA Unesa.
Keenan, et al,. 1980. General College Chemistry. New York : Harper and
Row Publishers
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2010. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
5) Attachments
1. Answer Questions
Question
(1) Apakah fungsi asam sulfat, dan dapatkah asam sulfat tersebut diganti
dengan asam lainnya? Jelaskan!
(2) Jelaskan mengapa lapisan ester berada di atas !
(3) Jelaskan fungsi penambahan larutan NaHCO jenuh dan MgSO
3 4

anhidrat !
(4) Sebutkan bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai pengganti
MgSO ! 4

Answer

(1) Fungsi dari H2SO4 pekat adalah sebagai katalis sehingga mempercepat
tercapainya kesetimbangan. Selain itu untuk mencegah terjadinya
hidrolisis saat terjadi kesetimbangan. H2SO4 dapat diganti dengan asam
kuat lainnya seperti HCl dengan catatan konsentrasi yang dimiliki
sama.
(2) It is because ester (n-butyl acetate) has non polar properties while
water has polar properties and the density of ester is smaller than
density of water which is underneath, so that is caused the ester layer is
in above and the water layer is in bottom.
(3) Fungsi penambahan NaHCO3 jenuh adalah untuk menghilangkan sisa
asam dari penambahan H2SO4 dan menghilangkan pengotor-pengotor
yang lain dengan membentuk gas CO2 apabila bereaksi dengan n-
butanol dan asam asetat glasial. Fungsi penambahan MgSO4 anhidrat
adalah untuk mengikat air yang masih terdapat pada ester yang
dihasilkan dengan membentuk garam hidrat.
(4) Bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai pengganti MgSO4
antara lain :
 Na2SO4.XH2O
 CaCl2.XH2O
 CaSO4.XH2O
2. Calculation

gramn−butanol=10 ml x 0,81 gr /ml


¿ 8,1 gram
8,1 gram
n−butanol= =0,109 mol
gr
74
mol
gr
gramC H 3 COOH =30 ml x 1,05
ml
¿ 31,5 gram
31,5 gram
mol C H 3 COOH =
gram
60
mol
¿ 0,525 mol

H2SO4
CH3COOH(aq) + C4H10O (aq) CH3COOC4H9 (aq) + H2O (l)
M: 0,525 mol 0,109 mol
B: 0,109 mol 0,109 mol 0,109 mol 0,109 mol
S: 0.416 mol – 0.109 mol 0,109 mol

gram
mass of esther =0,109 mol x 116
mol
¿ 12,644 gram
mass of esther
Rendemen= x 100 %
mass theory of esther
1,004 gram
¿ x 100 %
12,644 gram
¿ 0,082 x 100 %
¿ 8,2 %
3. Documentation

Procedure Picture Explanation


10 ml of n-butanol
n-butanol
colorless solution is
- Put 10 ml of put into a flask and
n-butanol into also put 1 boiling
a round stone
bottom flask
- Put 1 boiling
stones
- Added 30 ml
of glacial
acetic acid 30 ml of glacial acetic
- Installed the acid were added
reflux cooler
- Heated the
mixture at a
temperature

result

added 5 drops of
concentrated H2SO4
solution
Installed on
reflux. And heated for
1.5 hours

result The mixture for 1.5


hours for heating turns
- Putted the into a turbid white
reaction mixture in solution
the separating
 
funnel
 
- Added 30 ml of
water, then  
beateng vigorously
solvent
The reaction product
is put into a separating
(solvent) Low funnel, added with 30
top layer layer,
ml of water and
water
shaken 15 times and
the faucet is opened
occasionally to
remove the formed
gas.
Obtained a solution to
form 2 layers. The top
layer of the solution is
yellowish. The lower
layer of the solution is
colorless.
After removing it from
the separating
funnel. A comparison
is made between the
top layer (solvent) and
the bottom layer. The
top layer of the
solution is yellowish,
the lower layer of the
solution is colorless.
(solvent) top layer Solvent plus 25 ml of
water and 7 ml
- Added 25 ml of of concentrated 
water
NaHCO3 , then put
- Added 7 ml of
into a separating
saturated
NaHCO3, then funnel, shake
shake well. Then form 2
- Separated ester layers. The top layer
layer with of the solution is faded
separating funnel yellow, the lower
layer of the solution is
colorless
The top layer (solvent)
(solvent) Low is removed from the
top layer, layer, separating funnel
ester water

(solvent) top layer, ester


weighed anhydrous 
MgSO4 (white crystal
- Added 1 gram
solid) of 1 gram.
anhydrous MgSO4
(preheated), then
staired filtered out

filtrate residue
Anhydrous MgSO 4 is
Weighed the mass of put into the solvent.
the ester produced +
randeman

Ester mass

Weighed empty
beaker. the weight of
the beaker is 27.0688
gram.

After
adding anhydrous 
MgSO4 then
filtered. And the
filtrate (ester) is
obtained.
 

Weighed beaker and


filtered ester. Obtained
chemical weight +
ester weight 28.1128
grams.
Esther weight of 1,004
grams.

Anda mungkin juga menyukai