Anda di halaman 1dari 5

A.

Pembahasan

Percobaan praktikum kimia fisika II ini berjudul “Pengukuran Perubahan


Entalpi” yang bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi untuk konversi
Tembaga (II) Sulfat anhidrat (CuSO4) menjadi Tembaga (II) Sulfat hidrat
(CuSO4x5H2O). Beberapa perubahan entalpi tidak dapat diukur secara langsung.
Contohnya adalah praktikum yang dilakukan yaitu perubahan entalpi untuk
konversi pada Tembaga (II) anhidrat menjadi tembaga (II) sulfat hidrat.

Penentuan perubahan entalpi untuk konversi pada Tembaga (II) anhidrat


menjadi tembaga (II) sulfat hidrat dapat dilakukan dengan menerapkan Hukum
Hess. Menurut Hukum Hess entalpi adalah fungsi keadaan. Perubahan entalpi dari
suatu reaksi kimia adalah sama walapun langkah-langkah yang dilakukan untuk
memperoleh produk berbeda atau dengan kata lain perubahan entalpi untuk reaksi
kimia tidak tergantung pada rute yang diambil. Dalam konteks percobaan ini, ini
berarti bahwa dua rute dari Tembaga (II) sulfat anhidrat ke tembaga (II) sulfat
memiliki perubahan entalphi yang sama. Sehingga, delta ∆ H 1 sama dengan ∆ H 2
ditambah ∆ H 3 . ∆ H 3 adalah perubahan entalpi yang dicari tetapi tidak dapat
mengukur secara langsung. Untuk mengukur perubahan entalpi, tembaga (II)
sulfat anhidrat dan Tmebaga II sulfat hidrat dilarutkan dalam air secara terpisah.
Diagram perubahan entalpi sebagai berikut :

Tembaga (II) sulfat Anhidrat + aq Tembaga (II) sulfat hidrat

Larutan Tembaga (II) sulfat


1. Penentuan ∆ H 1

Percobaan pertama yang dilakukan adalah Penentuan ∆ H 1. Untuk dapat


menentukan ∆ H 1 adalah dengan dilarutkannnya Tembaga (II) Sulfat anhidrat
didalam air kemudian dicatat perubahan suhu disetiap menitnya. Langkah
pertama adalah disiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan. Gelas
polistirena digunakan sebagai kalorimeter. Kalorimeter digunakan untuk
menghitung perpindahan panas. Gelas polistirena adalah insulator yang lebih
baik dibandingkan dengan gelas biasa. Langkah selanjutnya yaitu ditimbang
tembaga (II) sulfat anhidrat (serbuk berwarna putih) antara 3,9 sampai 4,1
gram dalam botol vial yang kering menggunakan neraca analitik. Kemudian
disiapkan aquades sebanyak 25 cm3 menggunakan gelas ukur. Dilakukan
dengan hati-hati dan teliti dengan cara memastikan miniskus tepat di tanda
yang menunjukkan angka 25 cm3. Lalu dimasukkan aquades sebanyak 25 cm3
ke dalam kalorimeter kemudian dicatat suhu awal dan dinyalakan “timer”.
Selanjutnya dicatat perubahan suhu setiap menit sembari diaduk air secara
terus menerus. Berikutnya termometer diangkat dan dimasukkan tembaga (II)
sulfat anhidrat (serbuk berwarna putih) ke dalam kalorimeter pada menit
keempat kemudian diaduk. Pengangkat termometer bertujuan agar tidak ada
suhu yang terukur pada saat penambahan tembaga (II) sulfat anhidrat ke dalam
kalorimeter. Hal ini karena saat penambahan tembaga (II) sulfat anhidrat ke
dalam aquades dalam kalorimeter akan terjadi perubahan energi yang besar.
Pasang kembali termometer dan dicatat perubahan suhu yang terjadi pada
menit kelima. Dicatat perubahan temperatur yang terjadi disetiap menitnya
sampai menit ke 15 sembari diaduk larutan secara terus menerus. Data yang
diperoleh sebagai berikut :

∆ H1
waktu/menit Temperatur / ° C
0.0 18.0
1.0 18.0
2.0 18.0
3.0 18.0
4.0
5.0 27.0
6.0 27.0
7.0 26.0
8.0 26.0
9.0 26.0
10.0 25.0
11.0 25.0
12.0 25.0
13.0 25.0
14.0 25.0
15.0 24.0

Untuk mengetahui perubahan temperatur yang terjadi, langkah selanjutnya


yaitu membuat grafik suhu berdasarkan data tersebut. Grafik sebagai berikut :

percobaan untuk menentukan ΔH1


30

25
∆T
20
Suhu / °C

15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu

Dari grafik tersebut didapatkan data :

Suhu pada menit ke 4 sebelum pencampuran / ° C 18.0


Suhu pada menit ke 4 sesudah pencampuran / ° C 27.0
Perubahan Suhu / ° C 9.0

setelah didapatkan perubahan suhu yang terjadi, langkah selanjutnya yaitu


dihitung ∆ H 1 menggunakan persamaan :

Q=m x c x ∆ T
untuk percobaan ini massa air yang telah berubah suhunya sama dengan

g
volume. ini karena massa jenis air adalah 1 . Kapasitas kalor spesifik air
c m3
adalah 4,18 J K-1 g-1. diasumsikan bahwa larutan berair memiliki kapasitas
yang sama dengan air dan kapasitas kalor gelas dianggap tidak berpengaruh
signifikan.

Dari perhitungan menggunakan persamaan tersebut didapatkan nilai ∆ H 1


sebesar 0,9405 kj. Berikutnya dihitung ∆ H 1 untuk per mol Tembaga (II)
Sulfat anhidrat menggunakan persamaan

massa CuSO 4
mol CuSO 4 =
Berat molekul CuSO 4

∆H1
∆ H 1 per mol Tembaga ( II ) Sulfat anhidrat =
mol CuS O 4

Dari perhitungan menggunakan persamaan tersebut, didapatkan nilai ∆ H 1

kj
untuk per mol Tembaga ( II ) Sulfat anhidrat sebesar 36,95 ..
mol
Lampiran Perhitungan

∆ H1

Diketahui :

m air :25,0 g

c :4,18 J K−1 g−1

∆ T : 9,0 K

Ditanya : ∆ H 1

Dijawab :

 ∆ H 1=m x c x ∆ T

¿ 25,0 g x 4,18 J K−1 g−1 x 9,0 K

¿ 940,5 J

¿ 0,9405 kJ

massa CuSO 4
 mol CuS O4 =
Berat molekul CuSO 4

4,06 gram
¿
159,61 grammo l−1

¿ 0,025 mol

−1 ∆ H1
 ∆ H 1 ( Kj mo l )=
mol CuS O 4

0,9405 kJ
¿
0,025 mol

¿ 36,95 kJ mo l−1

Anda mungkin juga menyukai