Anda di halaman 1dari 20

VII .

CARA KERJA

a. Percobaan 1

1. Mengukur titik didih air

1 gram NaCl padat + 100 ml aquades

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Larutan NaCl

Dimasukkan ke dalam labu distilasi


Dijalankan air melalui pendingin (kondensor)
Labu distilasi dipanaskan sampai larutan mendidih

Dimasukkan beberapa butir batu didih


Diamati kenaikkan temperatur pada termometer
Distilasi dihentikan jika suhu konstan dan diperolah distilat

Distilat

5 ml larutan NaCl mula-mula

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Ditambahkan AgNO3 0.1 M
Diamati dan dicatat

Hasil pengamatan

5 ml larutan NaCl yang telah didistilasi

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Ditambahkan AgNO3 0.1 M
Diamati dan dicatat

Hasil pengamatan
percobaan 2

Air laut + 100 ml aquades

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Larutan NaCl

Dimasukkan ke dalam labu distilasi


Dijalankan air melalui pendingin (kondensor)
Labu distilasi dipanaskan sampai larutan mendidih

Dimasukkan beberapa butir batu didih


Diamati kenaikkan temperatur pada termometer
Distilasi dihentikan jika suhu konstan dan diperolah distilat

Distilat ± 10 ml

5 ml air laut mula-mula

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Ditambahkan AgNO3 0.1 M
Diamati dan dicatat

Hasil pengamatan

5 ml air laut setelah didistilasi

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Ditambahkan AgNO3 0.1 M
Diamati dan dicatat

Hasil pengamatan
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Proses pendidihan larutan Proses pendidihan larutan

Penetesan distilat Proses pengukuran suhu saat larutan


mendidih
Proses pengukuran suhu larutan Penambahan AgNO3 pada distilat
VIII. HASIL PENGAMATAN

NO. PROSEDUR PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKSI KESIMPULAN


PERC SEBELUM SESUDAH
.
1  Garam  Garam  Reaksi yang  Distilasi
Fase : padat Fase : larutan terjadi dalam adalah cara
1 gram NaCl padat + 100 ml aquades (Kristal) pembentukan memisahkan
larutan NaCl
Dimasukkan kedalam gelas kimia zat cair dari
 Suhu larutan  Suhu larutan
NaCl(s) + H2O(aq) → zat cair
Larutan NaCl NaCl sebelum NaCl setelah
mendidih 33oC mendidih NaCl(aq) berdasarkan
Dimasukkan ke dalam labu distilasi 98oC perbedaan
 Reaksi yang titik didih
Dijalankan melalui pendingin  5 mL larutan  5 mL larutan terjadi antara kedua zat cair
(kondensor) NaCl tanpa NaCl tanpa larutan NaCl dan tersebut.
distilasi didistilasi larutan AgNO3
 Terjadi
Labu distilasi dipanaskan sampai sebelum berwarna
ditambahkan putih keruh NaCl(aq) + AgNO3(aq) pemurnian
larutan mendidih
AgNO3 1 tetes dan terdapat → AgCl(s) + NaCl dan air
Dimasukkan beberapa butir batu dalam kondisi dan terdapat NaNO3(aq) laut yang
didih tidak berwarna endapan menghasilkan
Diamati kenaikkan temperature
setelah  Larutan NaCl air murni
ditambahkan mula-mula jika (H2O)
pada termometer
AgNO3 1 tetes ditambah AgNO3
Distilisi dihentikan jika suhu  5 mL larutan akan mengalami
konstan dan diperoleh distilat NaCl setelah  5 mL larutan perubahan warna
didistilasi tidak NaCl setelah dan terbentuk
berwarna didistilasi endapan
Distilat ± 10 mL
tidak  Larutan NaCl
sebelum berwarna yang telah
ditambah setelah didistilasi jika
5 ml Larutan NaCl mula mula AgNO3 1 tetes ditambah ditambahkan
AgNO3 1 AgNO3 tidak
Dimasukkan ke dalam gelas kimia tetes akan mengalami
perubahan warna
Ditambahkan AgNO3 0.1 M dan tidak
Diamati dan dicatat terbentuk
endapan
Hasil pengamatan

5 ml larutan NaCl yang telah


didistilasi

Hasil pengamatan
2  Suhu air laut  Suhu air laut  Larutan air laut
sebelum setelah mula-mula jika
Air laut + 100 ml aquades
mendidih 33oC mendidih ditambahkan
Dimasukkan kedalam gelas kimia 98oC AgNO3 akan
mengalami
Air laut  5 ml air laut  5 ml air laut perubahan warna
tanpa distilasi tanpa distilasi dan terbentuk
Dimasukkan ke dalam labu distilasi berwarna agak berwarna endapan
kecoklatan putih keruh  Larutan air laut
Dijalankan air melalui pendingin sebelum dan terdapat yang telah
(kondensor) ditambah sedikit didistilasi jika
AgNO3 1 tetes endapan ditambahkan
Labu distilasi dipanaskan sampai setelah AgNO3 tidak
larutan mendidih ditambah mengalami
AgNO3 1 tetes perubahan warna
Dimasukkan beberapa butir batu dan tidak
didih terbentuk
Diamati kenaikkan temperature  5 ml larutan air  5 ml larutan endapan
pada termometer laut setelah air laut setelah
didistilasi tidak didistilasi
Distilisi dihentikan jika suhu berwana tidak
konstan dan diperoleh distilat sebelum berwarna
ditambahkan setelah
Distilat ± 10 ml AgNO3 1 tetes ditambah
AgNO3 1 tetes
5 ml air laut mula-mula

Hasil pengamatan

5 ml air laut setelah didistilasi

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditambahkan AgNO3 0.1 M

Diamati dan dicatat

Hasil pengamatan
Judul Percobaan : DISTILASI

II. Hari/Tanggal Percobaan : Jumat/26 Oktober 2018

III. Selesai Percobaan : Jumat/26 Oktober 2018

IV. Tujuan Percobaan : 1. Memisahkan dan memurnikan zat cair

2. Menentukan titik didih zat cair

V. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian distilasi
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalamsuatu larutan
atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara
fasa uap dan fasa cair. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap.
Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan pada titik didihnya (Irawan,2010)

Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam
larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik didih
komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi adalah jika
suatu campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda
dengan fase cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan
didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini
diembunkan dan dididihkan kembali secara bertingkat–tingkat maka akan diperoleh
komposisi yang semakin murni pada salah satu komponen. Pada beberapa campuran
komponen, untuk komposisi, suhu dan tekanan tertentu tidak memenuhi
kecenderungan tersebut, artinya jika campuran tersebut dididihkan maka komposisi fase
uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan fase cairnya, keadaan ini disebut
kondisi azeotrop, sehingga campuran pada kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan
cara distilasi biasa (Abassato, 2007).

Teori dasar distilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih
memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada
proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur
suatu reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang
dididihkan biasanya ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa
pemanas yang horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan
listrik, dengan cairan panas atau uap panas pada sisi yang lain (Soebagio, 2003)
Dasar proses distilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan
fasa uap. Bila zat non volatile dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat
cair tersebut akan turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang
dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap masing-masing komponen akan turun.
Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap masing-masing komponen berbanding
langsung dengan fraksi molnya.Pemisahan menggunakan distilasi sederhana seringkali
tidak memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan menambahkan suatu
kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen (still head) dalam perangkat alat
distilasi. Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa
pekerjaan pemisahan dari distilasi biasa menjadi hanya satu pekerjaan (Anwar, 2010).

Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan
secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai
contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu
molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara
tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya
bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga
arah geraknya diubah (Purba, 2004).
Pada proses pemisahan dengan teknik distilasi, mesti dipahami bahwa semua
molekul dalam fasa cair memiliki dinamika pergerakan yang konstan. Tekanan uap
adalah ukuran kecenderungan terlepasnya molekul dari permukaan cairan, tekanan uap
cairan adalah sifat dari cairan itu dan tidak bergantung pada komposisi fasa uap.
Peningkatan temperatur akan meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga
mempercepat proses terlepasnya (Irfan,2007)
B. Macam-macam Distilasi
a. Distilasi sederhana
Gambar distilasi sederhana

Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa
murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih
masing-masing (Walangare, 2013). Distilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran
cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi
ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor,
konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
b. Distilasi fraksionasi

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom


fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-
beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya.Minyak mentah (crude oil ) sebagian besar tersusun dari senyawa-
senyawa hidrokarbon jenuh (alkana).Adapun hidrokarbon tak jenuh (alkena, alkuna dan
alkadiena) sangat sedikit dkandung oleh minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi
menjadi alkana.Oleh karena minyak bumi berasal dari fosil organisme, maka minyak
bumi mengandung senyawa-senyawa belerang (0,1 sampai 7%), nitrogen (0,01 sampai
0,9%), oksigen (0,6-0,4%) dan senyawa logamdalam jumlah yang sangat kecil. Minyak
mentah dipisahkan menjadi sejumlah fraksi-fraksi melaluiproses destilasi (penyulingan).
c. Distilasi aezotrop

Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran


campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen
pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki
komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga
constant boiling mixture

d. Distilasi vakum atau distilasi tekanan rendah

Destilasi vakum merupakan proses pemisahkan dua kompenen yang titik


didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan
permukaan lebih rendah dari 1 atm dengan tujuan untuk, mengindari terjadinya reaksi
oksidasi pada komponen yang akan dipisahkan agar ikatan rangkap pada senyawa tidak
putus.

e. Destilasi Refluks atau Destilasi Destruksi


Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam-macam destilasi walau
pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan
jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.

f. Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik
didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat
cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement ),
maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi
bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap.

C. Diagram keseimbangan komposisi uap dan cairan


Data keseimbangan Uap-cair dapat disajikan dalam kumpulan koordinat yang
berbdda untuk menjelaskan dan mengukur tingkatan pada proses distilasi. Kita akan
menyusun masing-masing grafik menggunakan batasan yang telah ditentukan secara
termodinamika dan menggambarkan arti fisiknya. Hubungan antara jumlah tiap fase
akan ditentukan menggunakan Lever-rule.
Suatu proses pemisahan komponen satu dengan komponen lainnya dalam suatu
campuran berdasarkan perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan
dipisahkan disebut dengan destilasi. Pada keadaan setimbang, komposisi cairan dan
komposisi uap berbeda. Pada fasa uap akan mengandung lebih banyak komponen yang
volatil atau mudah menguap daripada fasa cair. Pada proses distilasi, cairan akan
teruapkan dan mengalami kondensasi lalu menghasilkan destilat. komponen dengan
titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Diagram fasa adalah suatu grafik
yang dibuat untuk merepresentasikan tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu
komponen atau material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi. Komposisi
kesetimbangan antara uap-cair ditunjukkan dalam diagram fasa seperti Grafik

Grafik Diagram fasa cair-uap


Apabila larutan komponen A dan komponen B dengan fraksi mol masing-masing
adalah xA dan xB berada dalam kesetimbangan dengan fasa gasnya, maka tekanan uap
masing-masing komponen berbanding lurus dengan fraksi mol dalam larutan. Tekanan
uap parsial dari campuran yang merupakan larutan ideal dapat dihubungkan dengan
Hukum Raoult sebagai berikut :
pA=xA.p*A pB=xB.p*B
dimana pA adalah tekanan parsial
komponen A, pB adalah tekanan parsial
komponen B, p*A adalah tekanan uap murni
komponen A dan p*B tekanan uap murni
komponen B. Sehingga tekanan uap total p
adalah
p = pA + pB = xAp*A + xBp*B = p*B + (p*A −
p*B)xA (Atkins, 2006)

VI. Alat dan Bahan

Alat – alat
 Labu distilasi 250 mL
 Pendingin
 Thermometer
 Labu Erlenmeyer 100 mL
 Gelas kimia 400 mL
 Batu didih
 Pembakar dan kasa
 Klem dan statif

Bahan

 NaCl padat
 AgNO3 0.1 M
IX. Analisis Data

Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan dan memurnikan zat cair


serta menentukan titik didih zat cair, dalam percobaan distilasi ini memanfaatkan
perubahan fase dari suatu zat cair yaitu perubahan bentuk dari cair menjadi gas
dan kembali lagi menjadi cair (penguapan-pengembunan) serta perbedaan titik
didih pada zat cair. Pada percobaan kali ini menggunakan zat cair yaitu larutan
NaCl dan air laut, larutan NaCl didapat dari melarukan garam dapur sebanyak
1 gram dengan aquades sebanyak 100 ml yang diaduk secara homogen dan air
laut sebanyak 100 ml, persamaan reaksi sebagai berikut :
NaCl(s) + H2O(aq) → NaCl(aq)
Sebelum percobaan dilaksanakan, pertama merangkai alat distilasi
sedemikian mungkin yang terdiri dari labu distilasi (menempatkan zat cair yang
akan dipanaskan), statif (tempat penyangga kondensor dan labu distilasi), kaki tiga
dan pemanas (untuk memanaskan labu distilasi), kondensor (untuk pendinginan
suhu uap distilat, mengubah fase gas menjadi cair), gelas kimia (tempat zat cair),
termometer (mengetahui titik didih uap distilat), dan tabung reaksi (untuk tempat
mereaksikan zat cair).
Percobaan pertama menggunakan larutan NaCl, larutan NaCl yang sudah
dibuat ditempatkan pada gelas kimia yang berbeda (gelas kimia 1 dan gelas kimia
2) yang bertujuan untuk membedakan larutan yang mengalami proses distilasi
dan tidak, larutan NaCl pada gelas kimia 1 dimasukan kedalam labu distilasi yang
sebelumnya sudah dimasukan batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas
sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan juga untuk
menghindari titik lewat didih, setelah itu ditutup dengan penutup dan
termometer yang diletakan hingga ujungnya berada pada pertigaan labu distilasi,
selanjutnya memanaskan labu distilasi hingga mendidih dan mengamati skala
pada termometer yang digunakan sebagai data titik didih zat cair ketika tetesan
pertama distilat, didapat skala titik didih sebesar 98℃ . Kemudian menguji distilat
± 5 ml yang dimasukan kedalam tabung reaksi dengan 1 tetes AgNO 3untuk
mengendapkan Cl- dari NaCl, sehingga didapatkan hasil keruh pada tabung reaksi
yang berisi larutan NaCl yang tidak mengalami proses distilasi. Sedangkan pada
tabung reaksi yang berisi larutan NaCl hasil proses distilasi cairan tidak berwarna
dan tidak terjadi endapan.

Percobaan kedua menggunakan air laut, sama seperti percobaan pertama air
laut ditempatkan pada gelas kimia yang berbeda (gelas kimia 1 dan gelas kimia 2)
yang bertujuan untuk membedakan air laut yang mengalami proses distilasi dan
tidak, air laut pada gelas kimia 1 dimasukan kedalam labu distilasi yang
sebelumnya sudah dimasukan batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas
sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan juga untuk
menghindari titik lewat didih, setelah itu ditutup dengan penutup dan
termometer yang diletakan hingga ujungnya berada pada pertigaan labu distilasi,
selanjutnya memanaskan labu distilasi hingga mendidih dan mengamati skala
pada termometer yang digunakan sebagai data titik didih zat cair ketika tetesan
pertama distilat, pada percobaan ini didapat skala titik didih sebesar 98 ℃ .
Kemudian menguji distilat ± 5 ml yang dimasukan kedalam tabung reaksi dengan
1 tetes AgNO3, didapatkan hasil keruh pada tabung reaksi yang berisi air laut yang
tidak mengalami proses distilasi. Sedangkan pada tabung reaksi yang berisi air laut
hasil distilasi cairan tidak berwarna dan tidak terjadi endapan.
X. Pembahasan
Distilasimerupakansuatumetode yang
digunakanuntukmemisahkanzatcairdarizatcair,
berdasarkanperbedaantitikdidihkeduazatcairtersebut,
padapercobaaninidibutuhkanalatdistilasi yang

dirangkaisedemikianmungkinsepertigambardibawahini.
Gambarrangkaian distilasi sederhana
Berdasarkantersebut air
masukmelaluilubangbawahkondensordankeluarpadalubangataskondensor,
haltersebutbertujuan agar air yang
berfungsiuntukmenurunkansuhuuapdistilatterisipenuhpadakondensordan air
padakonsendormengalamikenaikansuhu, jika air
masukpadalubangataskondensormaka air
akanberubahmenjadipanasdanmempengaruhihasildistilatdikarenakanlubang
masuk air berdekatandenganpertigaanuapdistilat yang bersuhupanas.
PercobaanpertamamenggunakanlarutanNaCl, diperolehtitikdidihdistilat
98℃, distilat berupa H2O dikarenakan H2O memilikititikdidihlebihrendah
(100℃) dari pada NaCl (1.413℃) dan dapat dibuktikan ketika ditetesi
AgNO3 distilattidakberwarna / jernih,
sedangkanlarutanNaClsebelumdistilasimenjadikeruhsetelahditetesi AgNO3,
haltersebutdikarenakanwarnakeruhdiperolehdariAgCl yang berasaldariCl-
padaNaCl yang berikatandengan Ag+pada AgNO3,
persamaanreaksisebagaiberikut:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Sedangkanpadadistilattidakberwarna / jernih, dikarenakan H2O dan
AgNO3tidakdapatmembentukAgCl.
Percobaankeduamenggunakan air laut, dipilih air
lautkarenakandunganunsur yang dominanadalah Na danCl,
padapercobaankeduatitikdidihuapdistilat 98℃,distilatberupa H2O
dikarenakan H2O memilikititikdidihlebihrendah (100℃) dari air laut
dandapat dibuktikan ketikaditetesi AgNO3 distilattidakberwarna / jernih,
sedangkan air lautsebelumdistilasimenjadikeruhsetelahditetesi AgNO3,
haltersebutdikarenakanwarnakeruhdiperolehdariAgCl yang berasaldariCl-
padakandungan air lautyang berikatandengan Ag+pada AgNO3.
XI. Kesimpulan
a. Pada percobaan tersebut hasil distilasi larutan NaCl dan Air Laut ketika
di tetesi AgNO3 menjadi tidak berwarna dan tidak terjadi endapan,
sedangkan larutan NaCl dan Air Laut yang tidak di distilasi menjadi keruh
ketika ditetesi AgNO3.
b. Pemisahan dan pemurian zat cair dengan zat cair dapat dilakukan dengan
proses distilasi.
c. Titik didih zat cair pada tetesan pertama hasil distilasi sebesar 98 ℃ (larutan
NaCl) dan 98℃ (Air Laut).
XII. Jawaban Pertanyaan
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
distilat ?

Karena apabila aliran air dipasang pada lubang atas (searah dengan distilat) maka
akan berpengaruh pada fungsi kondensor sebagai pendingin uap distilat, air pada
kondensor akan berubah menjadi panas karena air berubah suhunya yang
disebaban lubang masuk air dekat dengan pemanas atau pertigaan uap distilat
sehingga uap distilat akan sulit mengalami perubahan fase dari gas ke cair, dan
agar air memenuhi ruang kondensor sehingga proses pengembunan pada distilat
terjadi secara maksimal, serta air dibuat berlawanan dengan uap distilat agar air
dapat bertemu dengan uap distilat ketika berada di tengah konsendor sehingga
proses pengembunan berjalan sempurna.
XIII. Daftar Pustaka
Abbassato, Tony Irwanto & Eko Aris Budiarto. (2007).Efisiensi Kolom Sieve Tray
pada Destilasi yang Mengandung Tiga Komponen (Aceton-Alkohol-Air).
Jurnal Nasional. 978-979..

Anwar, F., Cokorda, P., dan Mahandari. 2010. Kajian Awal Biji Buah Kepayang
Masak Sebagai Bahan Baku Minyak Nabati Kasar. Jurnal Teknologi Industri.
Vol. 4. No. 2, Hal. 5.

Atkins, Peter., Paula, J. 2006. Physical Chemistry, Eight Edition. Oxford University
Press. New York
Irawan, B. Dan Bakti, J. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi
dan Distilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Seminar Rekayasa Kimia dan
Proses. ISSN : 1411-4216

Irfan, Idriss. 2007. Kimia Analitik. Makassar : Alaudin press.


Purba,Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP.


Walangare, K. B. A, A. S. M. Lumenta, J. O. Wuwung, B. A. Sugiarso. Rancang
Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi
Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Manado: Teknik Elektro-FT.
UNSRAT. 2013.

Surabaya, 11 November 2018


Mengetahui
Dosen/Asisten Pembimbing Praktikan,

(…………………………….) (………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai