KONSTANTA KESETIMBANGAN
Oleh:
Mohammad Afifudin Armadani 18030194020 PKU 2018
D. Prosedur :
1.
18 cm3 H2O
Hasil
2.
6 cm3 H2O
Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
1. Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah hasil
perkalian konsentrasi produk dibagi perkalian konsentrasi reaktan yang
masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya
2. Reaksi kesetimbangan esterifikasi membutuhkan waktu beberapa hari
untuk mencapai kesetimbangan (dalam hal ini satu minggu)
3. Tetapan kesetimbangan tidak bergantung pada konsentrasi awal, tetapi
bergantung pada konsentrasi saat setimbang.
G. Saran Perbaikan Pada Video Praktikum Penentuan Konstanta
Kesetimbangan
1. Penggoyangan Erlenmeyer Saat Melakukan Titrasi
Penggoyangan erlenmeyer saat melakukan titrasi dilakukan dengan
menggoyangan erlenmeyer dengan konsisten berlawanan dengan arah
jarum jam (atau searah jarum jam bila praktikan adalah kidal) dan
dilakukan secara hati-hati. Di dalam video praktikum, praktikan
menggoyangkan erlenmeyer secara tidak konsisten dalam arah
penggoyangannya dan terlalu cepat sehingga larutan yang ada dalam
erlenmeyer berguncang secara vertikal (ke atas dan ke bawah yang
berisiko larutan akan terciprat keluar dari erlenmeyer. Dampak dari
tercipratnya larutan ke luar erlenmeyer antara lain membahayakan tangan
praktikan dan membuat pergitungan dalam praktikum ini menjadi tidak
akurat karena berkurangnya volume analit dalam erlenmeyer.
2. Penentuan Titik Akhir Titrasi
Titrasi yang dilakukan dalam praktikum penentuan konstanta
kesetimbangan adalah titrasi asam-basa. Indikator yang digunakan dalam
penentuan titik akhir titrasi adalah indikator PP. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna indikator PP dari tidak berwarna menjadi
berwarna “soft-pink” sebagai akibat dari reaksi indikator PP dengan titran
yang berlebih. Titik akhir titrasi harus sedekat mungkin dengan titik
ekivalen. Dalam video, praktikan menghentikan titrasi saat larutan dalam
erlenmeyer telah berubah warna menjadi ungu. Artinya, dalam video
tersebut titik akhir titrasi telah jauh dari titik ekivalen. Perubahan warna
larutan yang terjadi pertama kali (larutan menjadi soft-pink) itulah yang
menjadi titik akhir titrasi. Perubahan warna tersebut terajadi karena mol
asam analit sama dengan mol titran, dan ketika titran ditambahahkan
kembali, maka titran tersebut akan bereaksi dengan indikator pp yang
ditandai dengan perubahan warna. Namun, apabila titrasi terus dilakukan
sampai warna larutan menjadi lebih pekat (dalam hal ini ungu), maka
volume dari titran yang digunakan akan berlebih, sehingga hasil
perhitungan titrasi menjadi tidak akurat yang mengakibatkan perhitungan
konstanta kesetimbangan menjadi tidak tepat.
H. Perbandingan Langkah Percobaan Video dan Prosedur
Bahan yang digunakan pada video maupun prosedur yang selama ini
digunakan sama, hanya berbeda konsentrasinya seperti konsentrasi HCl pada
video 1 M sedangkan pada prosedur digunakan HCl 2 N. Begitupun dengan
konsentrasi NaOH, di video tidak disebutkan konsentrasi NaOH namun di
prosedur digunakan NaOH 2 N. Untuk langkah percobaan baik di video maupun
di prosedur sama, dengan menyiapkan larutan reaksi yang didiamkan selama 1
minggu kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH. Namun larutan reaksi
yang digunakan berbeda antara video dan prosedur. Pada video disiapkan 1
erlenmeyer yang berisi larutan kontrol dan 1 erlenmeyer berisi larutan reaksi dari
yang mana kedua erlenmeyer itu didiamkan selama 1 minggu dan dititrasi dengan
larutan standar NaOH, erlenmeyer berisi:
Erlenyemer Air HCl 1 M CH3COOH Etanol
Kontrol 18 mL 2 mL 0 mL 0 mL
Reaksi 6 mL 2 mL 6 mL 6 mL