PERCOBAAN
DI SUSUN OLEH :
KELAS :B
KELOMPOK : 1
ASISTEN. : Anizar
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
PERCOBAAN
I.Tujuan
II.DASAR TEORI
Ester merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis dari reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol. Ester memiliki sifat fisik yang khas yaitu memberikan aroma
atau bau yang wangi. Beberapa ester dapat menghasilkan wangi buah buahan. Namun
selain itu ester dapat pula menghasilkan aroma selain buah buahan (Fessenden dan
Fessenden, 1992). Zat-zat pengharum (essen) yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan
tidak lain adalah ester. Pada buah-buahan keharumannya tergantung dari ester yang
terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam karboksilat adalah gugus karboksil,
yang hidrogennya bersifat asam lemah (Halim, 1990).
Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR (R
adalah gugus alkil atau aril). Ester merupakan senyawa organik yang bersifat netral, tidak
bereaksi dengan logam Na dan PCl3. Rumus umum ester adalah RCOOR’ dimana R dan
R’ adalah gugus organik. Ester yang terdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah
dan alkohol merupakan senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam
air dengan bau semerbak, dan mudah menguap. Ester dari beberapa asamkarboksilat
dengan rantai panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak, lilin, dan minyak (Keenan,
1980).
Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus –OH dan alkohol melepaskan gugus H
yang dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan. Oleh
karena itu, untuk memperoleh hasil yang banyak, dilakukan dengan salah satu pereaksi
berlebih, atau dapat juga dilakukan mengeluarkan ester yang terbentuk agar
kesetimbangan bergeser ke arah produk (Carey, 1993).
2. Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan
sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari essig-ather (Jerman),
sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester atau asam cuka etil. Seperti
kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung
melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol
nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester
(Anshory, 2003).
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
3. Menambahkan 15 mL asam asetat glasial dan 0,5 asam sulfat pekat secara hati-
hati
6. Mengkocok
7. Memisahkan antara ester dan aquades sehingga yang tertinggal dicorong pisah
tersebut adalah esternya.
11. Menimbang dan mengambil MgSO4 anhidrat sebanyak 1,5 gram, lalu
dipanaskan sebentar di
14.Menimbang hasil berat yang didapatkan dan menimbang massa gelas kimia
kosong.
III.Alat dan bahan
at-alat :
1. Pipet tetes
2. Gelas piala
4. Erlenmeyer 250 mL
6. Gelas ukur 25 mL
7. Corong pemisah
8. Cawan Porselen
9. Refluks
13. Selang
b. Bahan :
1. Aquades
2. n-butanol
4. H2SO4 pekat
5. NaHCO3 jenuh
6. MgSO4
V. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
Perlakuan Hasil
n-butanol + asam asetat glasial
Bening /tidak terjadi
perubahan
Dipanaskan selama 2 jam + Terbentuk ester Dan
didinginkan berbau parafin
Ditambahkan aquades + Terbentuk dua lapisan
dikocok
Dipisahkan Ester
Dicuci dengan aquades + Terdapat dua lapisan ester
dikocok dibawa aquades Di atas
Dipisahkan
Ester
-Dipisahkan Ester
-Dicuci dengan aquades + Terdapat dua lapisan
dikocok
-Dipisahkan Ester
Ditambahkan MgSO4 Bening/tidak terjadi
perubahan
disaring Terdapat filtrat dan residu
Dididihkn filtrat pada suhu Terbentuk ester murni
125°c
- Massagelaskimiakosong 62,87 gr
-Massagelaskimiaberisiester 63,15 gr
VI.pembahasan
6.1.reaksi
6.2 perhitungan
Mass gelas kimia yang berisi ester -massa gelas kimia kosong
=63,15 gr – 62,87 gr
=0,28
6.3 pembahasan
Esterifikasi adala Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dan suatu alkohol melalui reaksi esterifikasi. Ester asam
karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO₂R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi
yang reversibel.
maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu,
lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan
letupan/ledakan (bumping).
Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes H2SO4 pekat tidak berwarna tetes demi
tetes. H2SO4 pekat dimasukkan perlahan-lahan karena H2SO4 pekat bersifat
eksoterm sehingga jika dimasukkan sekaligus akan menghasilkan panas dan
berasap. Larutan masih dalam keadaan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan
dengan 10 mL asam asetat glasial yang memiliki karakteristik tidak berwarna dan
berbau menyengat (++), asam asetat digunakan karena untuk menghasilkan
senyawa ester, dibutuhkan alkohol dan asam karboksilat. Penambahan asam asetat
berlebih karena reaksi bersifat reversible dan titik n butanol lebih rendah daripada
asam asetat sehingga pada suhu yang ditetapkan jumlah asam asetat dan n-
butanol yang bereaksi seimbang. Penambahan H2SO4 pekat berfungsi sebagai
katalis yang mempercepat laju reaksi. Adanya penambahan katalis ini dikarenakan
reaksi esterifikasi berjalan sangat lambat, selain itu pada dasarnya reaksi
esterifikasi adalah reaksi yang bersifat reversible (kembali) karena ketika asam
asetat dan alkohol dipanaskan maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester
dan air. Ester dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-
reaktannya yaitu asam asetat maupun butanol. Dengan kata lain butil asetat dapat
dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan butanol
kembali. Dengan adanya katalis H2SO4 pekat dapat menghambat hidrolisis
karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi fischer. Selain
itu penambahan asam sulfat pekat secara sedikit demi sedikit bertujuan agar
campuran cepat homogen dan untuk menghindari terjadinya degradasi campuran
beraksi, kemudian juga bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan (misalnya H2SO4 menguap), mengingat bahwa sifat reaksi H2SO4
yang eksoterm.
Setelah campuran siap, dipasang pendingin refluks pada labu dasar bulat yang
berfungsi mengalirkan air agar uap yang dihasilkan tetap dingin melalui selang
yang dipasangkan antara kran air dan lubang yang ada di
refluks. Lalu campuran dipanaskan pada suhu 900C-1000C selama 2 jam. Saat
pemanasan, suhu harus dijaga sesuai yang ditetapkan, karna jika terlalu rendah
maka reaksi tidak akan sempurna dan jika terlalu tinggi maka butanol dan air yang
teruapkan lebih banyak. Proses pemanasan dihentikan ketika telah menghasilkan
bau yang seperti aroma pisang. Aroma tersebut merupakan indikasi terbentuknya
ester. Pemanasan tersebut dilakukan dengan waktu cukup lama karena semakin
lama waktu reaksi yang berlangsung maka kesempatan molekul-molekul untuk
bertumbukan menjadi lebih sering sehingga produk ester berupa n-butil asetat
yang diperoleh akan mendekati massa ester secara teori.
Setelah pemanasan selesai, labu dasar bulat diangkat dan didinginkan selama 30
menit. Larutan berubah warna menjadi kuning, dibawahnya ada pengotor.
Sehingga ester yang dihasilkan masih harus dimurnikan lagi, karena masih
mengandung pengotor berupa H2O, H2SO4, sisa asam asetat, dan sisa n-butanol
yang belum bereaksi dan bersifat polar sehingga pengotor dapat larut dalam air.
Sedangkan ester bersifat non polar sehingga tidak dapat bercampur dengan air
(lapisan ester dan air tidak bercampur). Lapisan ester berada dibagian atas
sedangkan lapisan air berada dibagian bawah dikarenakan massa jenis air yang
lebih besar dibandingkan dengan massa jenis ester.
Setelah pengocokan terbentuk 2 lapisan larutan lagi. Larutan bagian atas yang
merupakan ester, dituangkan ke dalam cawan porselin, lalu ditambahkan dengan
1,5 gram kristal putih Na2SO4, yang berfungsi untuk mengikat air yang mungkin
masih tersisa dalam n-butil asetat, sehingga ester yang dihasilkan akan murni.
Kemudian diaduk dan didekantasi untuk memisahkan antara fitrat (larutan ester)
dan Na2SO4. Selanjutnya filtrat yang didekantasi ditimbang dengan
menggunakan neraca anaitik. Persamaan reaksi yang terjadi :
2. Dari pembuatan n-butil asetat ini didapatkan massa ester sebesar 12,8580.
Tetapi Berdasarkan perhitungan seharusnya massa ester yang diperoleh
sebesar 12,6846 dengan rendemen 1,0137 %.
DAFTAR PUSTAKA
Dinarno. 2009. Prarancangan Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan
Fessenden, R.J dan Fessenden J.S., 1992. Kimia Organik, Jilid I, Edisi 3,
A.B : A.H Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.