Anda di halaman 1dari 7

REAKSI ESTERIFIKASI PEMBUATAN ASPIRIN MENGGUNAKAN

ASAM SALISILAT
Amanda Yonna Viatalely, Destiyana, Ariq Setyo Indipratama

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Email: Destiyana97@gmail.com

ABSTRAK

Aspirin merupakan asam asetil salisilat, Kristal atau bubuk Kristal putih, tak berbau, agak pahit
dan digunakan sebagai obat nyeri, demam, dan peradangan. Variable yang digunakan pada
percobaan ini berupa variable tetap yaitu aspirin hasil reaksi esterifikasi asam salisilat dan
variable terikat yaitu indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes. Proses pembuatan aspirin yaitu
dengan menggunakan reaksi esterifikasi pada temperature 80-85oC dengan variasi bahan berupa
anhidrida asetat 3,5 ml, asam salisilat 2 gram, asam sulfat 96,1% 5 tetes, etanol 5 ml, indikator
pp 3 tetes, natrium hidroksida 0,1 M 50 ml. Massa aspirin yang diperoleh dari percobaan ini
adalah 1,4 gram dan kekuatan aspirin yang diperoleh adalah 0,493 grains.

Kata Kunci: Aspirin, Asam Asetil Salisilat, Esterifikasi, Grains.

ABSTRACT

Aspirin is an acetyl salicylic acid, Crystal or white crystalline powder, odorless, slightly bitter
and is used as a pain medication, fever, and inflammation. The variables used in this experiment
are fixed variable that is aspirin of esterification reaction of salicylic acid and the dependent
variable is phenolphthalein indicator of 3 drops. The process of making aspirin is by using
esterification reaction at temperature 80-85oC with material variation in the form of 3,5 ml
acetic anhydride, salicylic acid 2 gram, sulfuric acid 96,1% 5 drop, 5 ml ethanol, pp 3 drops,
sodium hydroxide 0 , 1 M 50 ml. The aspirin mass obtained from this experiment was 1.4 grams
and the strength of aspirin obtained was 0.493 grains.

Keyword: Aspirin, Acetyl Salicylic Acid, Esterification, Grains.

1. PENDAHULUAN pertama kali sebagai analgesik. Karena


Asam salisilat merupakan senyawa sifatnya yang sangat iritatif, penggunaannya
golongan asam karboksilat yang digunakan secara oral dihindari. Telah banyak
dilakukan berbagai modifikasi terhadap pertama kali oleh Felix Hofmann dari
struktur asam salisilat untuk memperkecil perusahaan Bayer, Jerman. Pada pembuatan
efek samping dan untuk meningkatkan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi
aktivitas dari senyawa ini disamping untuk esterifikasi. Ester merupakan turunan asam
menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat karboksilat yang gugus – OH dari
digunakan secara per oral. karboksilnya diganti dengan gugus – OR
Asam salisilat merupakan merupakan dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam
asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat dengan alkohol, atau dari anhidrida asam
digunakan secara topikal. Terdapat berbagai dengan alcohol. Suatu ester asam karboksilat
turunan yang digunakan sebagai obat luar, ialah suatu senyawa yang mengandung
yang terbagi atas dua kelas, ester dari asam gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk
salisilat dan ester salisilat dari asam organik. alkil maupun aril. Alkohol dengan asam
Turunannya yang paling dikenal adalah karboksilat dan turunan asam karboksilat
asam asetil salisilat. membentuk ester asam karboksilat.
Reaksi ini disebut reaksi
Tabel 1. Sifat Fisika Asam Salisilat esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986).
C = 7 (43,75 Ester merupakan turunan asam
%), H= 6 karboksilat yang gugus –OH dari
%Unsur Penyusun
(37,5 %), O= karboksilatnya diganti dengan gugus –OR
3 (18,75%) dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam
RumusMolekul C7H6O3 dengan alkohol atau dari anhidrida asam
BobotMolekul 138,12 gr/mol dengan alkohol. Suatu ester asam
Titikleleh 156oC karboksilat ialah suatu senyawa yang
Densitas 1,443 g/ml mengandung gugus –CO2R dengan R dapat
Titiknyala 76oC berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan
1 mmHg pada asam karboksilat dan turunan asam
TekananUap
330C karboksilat membentuk ester asam
DayaLedak 1,146 g/cm3 karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi
Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan esterifikasi. (Fessenden dan Fessenden,
asam salisilat dengan anhidrida asam asetat 1986).
dengan menggunakan katalis H2SO4 pekat Faktor-faktor yang berpengaruh pada
sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut :
adalah asam bifungsional yang mengandung 1. Waktu reaksi
dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya Semakin lama waktu reaksi maka
asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis kemungkinan kontak antar zat semakin
reaksi yang berbeda. Anhidrida asam besar sehingga akan menghasilkan konversi
karboksilat dibentuk lewat kondensasi dua yang besar.
molekul asam karboksilat. 2. Pengadukan
Aspirin dapat disintesis dari asam Pengadukan akan menambah frekuensi
salisilat, yaitu dengan mereaksikannya tumbukan antara molekul zat pereaksi
dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan
dengan zat yang bereaksi sehingga Penguapan pendinginan adalah gabungan dari
mempercepat reaksi dan reaksi terjadi kedua metode diatas. Dalam hal ini larutan panas
sempurna. yang jenuh dialirkan kedalam sebuah ruang
3. Katalisator yang divakumkan. Sebagian pelarut
Berfungsi untuk mengurangi tenaga menguap. Panas penguapan diambil dari
aktivasi pada suatu reaksi sehingga pada larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi
suhu tertentu konstanta kecepatan reaksi dingin dan lewat jenuh. Metoda ini disebut juga de
semakin besar. ngan kristalisasi vakum.
4. Suhu Reaksi 4. Penambahan bahan lain
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan Untuk pemisahan bahan organic (zat warna) dari
maka semakin banyak konversi yang larutan-larutan akuatik, seringkali ditambahkan
dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan suatu garam yang harganya murah (misal
Archenius. Bila suhu naik maka harga k NaCl). Garam ini larut lebih baik daripada
makin besar sehingga reaksi berjalan cepat bahan padat yang diinginkan, sehingga
dan hasil konversi makin besar. terjadi pendesakan yang membuat bahan
Dalam pembuatan aspirin, terjadi proses padat terkristalisasi. Proses ini disebut
kristalisasi. Kristalisasi adalah suatu pendesakan oleh garam. Keadaan lewat jenuh
pembentukan partikel padatan didalam dapat pula dicapai dengan reaksi kimia,
sebuah fasa homogen pembentukan dapat bahan yang telah dilarutkan diubah secara
terjadi dari fasa uap, seperti pada proses kimia dengan penambahan bahan lain,
pembentukan kristal salju atau sebagai sehingga membentuk bahan baru yang tidak
pemadatan suatu cairan pada titik lelehnya larut dalam pelarut yang bersangkutan.
atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan Proses kristalisasi inidisebut dengan presipitasi.
(cair). Pertumbuhan Kristal merupakan
Metoda kristalisasi yang biasa digunakan penggabungan dari dua proses, yaitu:
adalah : a. Transportasi molekul-molekul atau ion-
1. Pendinginan ion (dari bahan yang akan dikristalisasi)
Untuk bahan-bahan yang dalam larutan ke permukaan kristal
kelarutannya berkurang drastis dengan dengan cara difusi. Proses
menurunnya temperatur, kondisi lewat ini berlangsung semakin cepat jika
jenuh dapat dicapai dengan pendinginan derajat lewat jenuh dalam larutan
larutan panas yang jenuh. semakin besar.
2. Penguapan b. Penempatan molekul-molekul atau ion-
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya ion pada kisi Kristal. Semakin
berkurang sedikit dengan menurunnya suhu luas permukaan total kristal, semakin
kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan banyak bahan yang dapat ditempatkan
penguapan sebagian pelarut (pemekatan pada kisikristal persatuan waktu.
larutan). Beberapa faktor yang mempengaruhi
3. Penguapan pendinginan kecepatan pembentukan kristal dalam proses
rekristalisasi, antara lain (Roth, 1989) :
1. Konsentrasi, semakin besar konsentrasi pipa kapiler, pipet tetes, spatula, statif,
maka zat yang diendapkan semakin thermometer, thiele, dan water bath.
banyak dan cepat.
2. Temperatur, semakin besar temperatur 2.2 Bahan
maka pelarutannya semakin cepat Adapun bahan yang digunakan dalam
sehingga kristal akan lebih cepat percobaan ini adalah aquades 10 ml, air
terbentuk. panas 20 ml, anhidrida asetat 3,5 ml, asam
3. Kadar air, semakin sedikit kadar air maka salisilat 2 gram, asam sulfat 96,1% 5 tetes,
kelarutan kristal semakin kecil. etanol 5 ml, indikator pp 3 tetes, natrium
Rekristalisasi merupakan cara yang hidroksida 0,1 M 50 ml.
paling efektif untuk memurnikan zat – zat
organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu 2.3 Metode
teknik ini secara rutin digunakan untuk a. Pembuatan Aspirin
pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil Pada percobaan pembuatan aspirin yang
isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis pertama yaitu memasukkan 2 gr asam
lebih lanjut, misalnya dengan instrumebn salisilat dan 5 tetes Asam Sulfat (H2SO4)
spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS. 96,1% kedalam erlenmeyer 250 ml,
Metode ini sederhana, material padatan kemudian memasukkan 3.5 ml anhidrida
ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada asetat melalui dinding erlenmeyer,
suhu tinggi (pada atau dekat titik didih kemudian memanaskan erlenmeyer di
pelarutnya) untuk mendapatkan jumlah kompor listrik pada suhu 80-85ºC selama 10
larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika menit, kemudian menambahkan 10 ml air
larutan panas perlahan didinginkan, Kristal secara hati-hati dan membiarkan tabung
akan mengendap karena kelarutan padatan menjadi dingin selama 5 menit. Apabila
biasanya menurun bila suhu diturunkan. mulai terbentuk kristal, selanjutnya
Diharapkan bahwa pengotor tidak akan memasukkan erlenmeyer kedalam panci
mengkristal karena konsentrasinya dalam berisi es selama 30 menit untuk
larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai menyempurnakan proses kristalisasi
jenuh. (Ilham, 2011). kemudian menyaring kristal dengan corong
Hirsch dan mencuci dengan aquades dan
membiarkan Kristal sampai menjadi kering.
2. ALAT, BAHAN DAN METODE Dalam proses rekristalisasi, yaitu
memasukkan sampel aspirin kedalam
2.1 Alat erlenmeyer 250 ml dan menambahkan 5 ml
Adapun alat yang digunakan dalam etanol dan 20 ml air panas ,jika tidak semua
percobaan ini adalah buret 50 ml, corong, kristal melarut, menambahkan sedikit
corong hirsch, erlenmeyer 250 ml, gelas pelarut etanol lagi setetes demi setetes
beker 500 ml dan 100 ml, gelas ukur 10 ml, sampai semua kristal tepat larut (jangan
gelas ukur 50 ml, kaca arloji, neraca analitik, sampai berlebih). Lalu mendinginkan tabung
reaksi kembali dengan memasukkan
kedalam bak berisi es selama 30 menit untuk dilakukan dengan cara menimbang asam
proses kristalisasi kembali. Setelah proses salisilat sebanyak 2 gram kemudian
kristalisasi telah sempurna, menyaring menambahkan larutan H2SO4 pekat
kristal dengan corong Hirsch. Lalu sebanyak 5 tetes. Penambahan asam sulfat
mengeringkan produk aspirin dalam oven pekat pada larutan yaitu larutan H2SO4
selama 15 menit dengan suhu 100ºC, lalu tersebut berfungsi sebagai katalisator
setelah produk aspirin kering yang terakhir sehingga asam sulfat berfungsi untuk
yaitu menimbang dan mencatat massa mempercepat terjadinya sintesa dengan cara
produk aspirin yang terbentuk. menurunkan energi aktivasi agar energi
b. Penentuan Titik Leleh Aspirin yang diperlukan dalam sintesa sedikit, jadi
Dalam percobaan menentukan titik reaksi berjalan lebih cepat. Kemudian
leleh aspirin, yang pertama yaitu menambahkan anhidrat asetat sebanyak 3,5
menyiapkan tabung kapiler, kemudian ml, digunakan anhidrida asetat dimaksudkan
mengisinya dengan produk aspirin. karena anhidrida asetat tidak mengandung
Kemudian memasang tabung thiele dan air dan akan dengan mudah menyerap air
mengisinya dengan minyak goreng. sehingga air yang dapat menghidrolisis
Kemudian memasukan pipa kapiler yang aspirin menjadi salisilat dan asetat dapat
sudah diikat pada termometer kedalam dihindari, selain itu digunakan anhidrat
tabung thiel. Kemudian memanaskan di asetat karena yang akan disintesis yaitu
bagian bawah tabung thiel dengan bunsen. gugus asetil dari senyawa anhidrat asetat.
Jika semua sampel telah berubah fasa, maka Kemudian memanaskan campuran di
yang terakhir yaitu mencatat trayek titik water bath selama 15 menit sambil
lelehnya. menggoyangkannya. Tujuan pemanasan di
c. Analisis Kandungan Aspirin water bath pada suhu sekitar 80-85oC ini
Dalam percobaan menganalisis adalah untuk melarutkan kristal aspirin yang
kandungan aspirin yang pertama yaitu mengendap karena kelarutan akan
menyiapkan bahan-bahan seperti 0,2 gram bertambah seiring dengan naiknya suhu. Hal
aspirin, 10 ml etanol, 3 tetes indikator PP. ini dikarenakan suhu akan menaikkan
Kemudian mentitrasi dengan menggunakan energi aktivasi yang mempercepat gerak
NaOH 0,1M yang terdapat di dalam buret, kinetik dari molekul-molekul campuran
mentitrasi hingga terjadi perubahan warna tersebut. Bukan hanya itu, pemanasan ini
menjadi merah muda. Lalu yang terakhir juga dilakukan dengan tujuan
yaitu mencatat volume NaOH yang terpakai. menghilangkan zat-zat pengotor yang ada
pada campuran sehingga menghasilkan
3. PEMBAHASAN aspirin dengan tingkat kemurnian yang
3.1 Pembuatan Aspirin tinggi. pemanasan ini juga bertujuan
Aspirin merupakan salisilat ester yang mempercepat kecampuran asam salisilat,
dapat disintesis dengan menggunakan asam dimana hal ini akan mempengaruhi laju
asetat (memiliki gugus COOH) dan asam reaksi yang semakin cepat. Pemanasan tidak
salisilat (memiliki gugus OH). Percobaan ini boleh dilakukan pada suhu yang terlalu
tinggi karena dapat menyebabkan terjadinya Dimana menurut literatur titik leleh aspirin
reaksi dekomposisi yaitu proses penguraian adalah sebesar 1360C. Perbedaan yang
kembali senyawa menjadi senyawa-senyawa cukup signifikan dengan literatur ini
penyusunnya. dikarenakan tingkat kemurnian aspirin yang
Kristal yang mengalami proses rendah serta ketidaktelitian praktikan pada
pemanasan didinginkan dan ditambahkan saat mengukur titik leleh.
dengan air dan kristal sebelumnya kembali 3.2 Analisis Kandungan Aspirin
menjadi larutan. Penambahan air pada Pada analisis kandungan aspirin
kristaldilakukan agar reaksi pembentukan dilakukan dengan metode titrasi
kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan menggunakan NaOH sampai pada akhirnya
untuk menghidrolisis kelebihan asam yang semua aspirin telah bereaksi. NaOH akan
terdapat pada kristal aspirin. Larutan berwarna merah muda (pink) ketika bereaksi
didinginkan kembali dengan es batu agar dengan indikator fenolftalein (PP). Kekuatan
dapat mencapai proses kristalisasi sempurna. aspirin yang terkandung dalam 1,4 gr adalah
Dengan proses pendingina 0,493 grains. Standar kekuatan aspirin
dapat membentuk kristal karena ketika suhu adalah minimal 5 grains asam asetil salisilat
dingin molekul-molekul aspirin (1 grains = 0,0648 g). Berarti minimal harus
dalamlarutan akan bergerak melambat dan terdapat 0,324 gram asam asetil alisilat. Jadi
pada akhirnya terkumpul berdasarkan uji ini, kandungan aspirin dalam
membentuk endapan melalui proses sampel belum memenuhi standar. Hal ini
nukleasi. terjadi karena adanya kemungkinan
Setelah pembentukan kristal sempurna, kesalahan dalam percobaan. Salah satunya
kemudian menyaring kristal aspirin adalah seperti ketidaktelitian praktikan
menggunakan corong Hirsch corong dan dalam melakukan percobaan, seperti tidak
pompa vakum. Penggunaan corong Hirsch tepat dalam melakukan penimbangan serta
dilakukan karena masih terdapat sedikit adanya zat pengotor yang dapat
kandungan air pada kristal tersebut. Kristal mengakibatkan hasil yang diperoleh kurang
tersebut dikumpulkan dan diletakkan pada valid. Pada penentuan kandungan aspirin ini
kertas saring untuk dikeringkan. Pengunaan didapat data volume NaOH sebagai titran
pompa vakum ini bertujuan untuk pada sampel sebanyak 9,5 mL.
mempercepat proses penyaringan sebab 3.3 Uji Titik Leleh
penyaringan secara manual akan memakan Pada penentuan titik leleh aspirin,
waktu yang lama. minyak digunakan sebagai larutan
Setelah kristal aspirin kering, dilakukan penghantar panas secara tidak langsung
penimbangan untuk mengetahui berat dari terhadap sampel aspirin. Titik didih minyak,
kristal. Hasil aspirin yang diperoleh pada ±250oC, yang tinggi memungkinkan
percobaan ini adalah sebanyak 1,4 gram. pengujian titik leleh aspirin yang umumnya
Titik leleh dari hasil percobaan adalah berkisar antara 135oC s.d. 140oC.
sebesar 50oC. Hasil yang diperoleh ini Penggunaan minyak dalam penentuan titik
tergolong tidak sesuai dengan literatur. leleh aspirin dikarenakan minyak yang
memiliki titik leleh diatas 200˚C, jika d. % Yield yang diperoleh adalah sebesar
24,22%
menggunakan air maka air akan menguap
e. % Kesalahan pada percobaan ini adalah
atau Jika titik lebur yang didapat 142˚C, 44,48 %
maka dapat disimpulkan bahwa zat yang f. Kekuatan aspirin yang diperoleh adalah
didapat tidak murni aspirin, melainkan 0,493 grains.
terdapat zat pengotor yang berupa asam
salisat (titik lebur = 138˚C), hal ini 5. DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden Ralp J & Fessenden Joan S.
disebabkan proses pelarutan asam salisilat
1982. Kimia Organik : Edisi Ketiga.
yang belum sempurna, sehingga titik lebur
Jakarta: Erlangga
sampel aspirin yang didapat lebih mendekati
2. Keenan, Kleinferter. 1992. Kimia Untuk
titk lebur asam salisilat.
Universitas : Edisi ke enam jilid 2.
Jakarta: Erlangga
4. KESIMPULAN
3. Vogel.1998. Analisa Anorganik
Dari percobaan yang telah dilakukan,
Kualitatif Mikro dan Semimakro : Edisi
adapun kesimpulan yang didapat sebagai
ke lima bagian 2.
berikut:
4. Supardani dkk.2006. Perancangan
a. Aspirin merupakan asam asetilsalisilat,
Pabrik Asam Salisilat dari
kristal atau bubuk kristalin putih, tak
Phenol.Jurusan Teknik Kimia FTI
berbau, agak pahit, digunakan sebagai
Institut Teknologi Nasional:Bandung.
obat nyeri, demam, dan peradangan,
5. Dedi, irwandi. 2014. Experiment Of
bersifat alergen dan dapat menimbulkan
Organic Chemisthry Jakarta: UIN syarif
perdarahan lokal dan merupakan reaksi
Hidayatullah P.IPA FITK Press
esterifikasi
6. Shevla, G. 1979. Analisi Anorganik
b. Massa aspirin yang diperoleh adalah 1,4
Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media
gram
Pustaka Universitas Sumatra utara.
c. Titik leleh aspirin yang diperoleh adalah
2011.
50oC

Anda mungkin juga menyukai