Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ANALISA MIKROORGANISME


Modul 2: Penentuan Spesies Bakteri Menggunakan Kunci Dikotomus
KP B

Kamis, 20 Februari 2020


Kelompok 10
Nama Praktikan
1. Agatha Sullivania Kurniadi 170118024
2. Andhini Purnama Sari 170118063

Dosen
1. Dr. Mangihot Tua Goeltom, M.Sc.
2. Yulanda Antonius, S.Si., M.Si.

Asisten:
1. Kevin Sutanto 170116021
2. Jesica Viona Setiawan 170117052

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
I. JUDUL
Penentuan Spesies Bakteri Menggunakan Kunci Dikotomus.
II. TUJUAN
Mahasiswa dapat menggunakan kunci dikotomus untuk menentukan
spesies kultur bakteri yang belum diketahui menggunakan teknik
pengkulturan dan uji biokimia.
III. DASAR TEORI
Kunci dikotom adalah kunci determinasi yang terdiri atas dua
keterangan yang berlawanan dari ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu jenis atau
kelompok makhluk hidup. Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang
dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili,
genus, atau spesies. (Aryuilina, 2009)
Untuk mengidentifikasi spesies dari suatu bakteri, dapat dilakukan
uji Pewarnaan Gram untuk menentukan jenis gram, Pewarnaan Spora, dan
Uji Biokimia.
Prinsip dasar dari pewarnaan gram adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Pewarnaan ini memerlukan 4 jenis reagen, yaitu Gram I
adalah Kristal violet yang akan menempel pada lapisan peptidoglikan
bakteri gram positif dan lapisan LPS bakteri gram negatif. Gram II adalah
larutan lugol, yang akan memperkuat penempelan zat warna pada membrane
sel bakteri. Gram III adalah alkohol 96%. Gram IV adalah larutan fuchsin
(Suriawiria, 2005).
Metode pewarnaan spora menggunakan larutan Malachite Green
yang akan menghasilkan warna hijau pada endospore dan merah pada sel
vegetatif. Pada pewarnaan spora dengan larutan Malachite Green, bakteri
penghasil endospora menunjukkan reaksi positif, yaitu larutan Malachite
Green akan berikatan dengan spora sehingga saat pencucian akan tetap
berwarna hijau dan pewarna penutup Safranin tidak bisa diikat oleh
endospora (Suriawiria, 2005).
Uji biokimia adalah pengujian zat-zat kimia dari bahan-bahan dan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya
memahami sistem kehidupan dari sisi kimia (Lehninger, 1995). Ciri ini
penting untuk identifikasi bakteri yang tidak diketahui melalui morfologi
dan karakteristik dari suatu bakteri, yang umumnya suatu bakteri dapat
diklasifikasikan berdasarkan reaksi enzimatik atau biokimia. Mikroba dapat
tumbuh dalam beberapa media yang bernutrisi dan memproduksi metabolit
kemudian diberi reagen untuk mendeteksi interaksi mikroba dengan reagen
(Murray, 2005).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Spiritus - Beaker Glass
- Jarum Ose - Erlenmeyer
- Tabung Reaksi - Cawan Petri
- Objek Glass - Pengaduk
2. Bahan
- Kultur
Kultur yang digunakan berupa bakteri yang diberi kode dan
merupakan kultur murni yang ditumbuhkan pada trypticase soy agar
slant.
- Media
 Trypticase soy agar plate
 Phenol red mannitol broth
- Reagen
 Kristal violet  Fuschin
 Gram’s iodine  Metil merah
 Etanol 96%  H2O2 3%
V. SKEMA KERJA
A. Pewarnaan Gram
4 ose NaCl Dibiarkan 1 menit
0,9%
Akuades
3 Ose Kultur Etanol absolut
bakteri (Gram III)
Disuspensikan secara aseptis
Dicuci sampai tidak ada warna yang luntur
Fuchsin (Gram III)
Dibiarkan mengering di udara
Dibiarkan 3 menit
Akuades
Difiksasi dengan melewatkan kaca obyek
di atas lampu spiritus
Dikeringkan kelebihan akuades
Karbol Gentian
Violet (Gram I)
Dibiarkan 3 menit Preparat kultur bakteri (F)
Akuades

Lugol Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x


(Gram II)

B. Uji Biokimia
1. Manitol
Tanam pada media cair dan diinkubasi pada suhu 37oC selama
1 ose kultur sampel
24-27 jam.

2. Trypticase Soy Agar


Tanam pada media padat dan diinkubasi pada suhu 37oC selama
1 ose kultur sampel 24-27 jam.

Gram’s iodine

diamati
VI. HASIL PENGAMATAN
Kontrol Keterangan
No. Nama Media Kontrol positif Hasil
negatif
Terbentuk asam dan
sedikit gas.
Trypticase
1
soy agar plate

Tidak terdapat gas dan


asam.
Phenol red
2
sucrose broth
Terbentuk asam dan
sedikit gas.
Phenol red
3 dextrose
broth

Bakteri mampu
menghasilkan banyak
MR-VP
asam sehingga dapat
4 (MR
mengubah indikator
Reaction)
methyl-red menjadi merah.

Tidak terbentuk
MR-VP asetilmetilkarbinol sebagai
5 (VP produk antara.
Reaction)

Sitrat dapat dipakai


sebagai satu-satunya
Simmons
sumber karbon bagi
6 citrate agar
bakteri.
slant

Terbentuk cincin merah


(indol).
SIM
7
(Indole prod)

Terbentuk H2S.

SIM
8
(H2S prod)
Bakteri tidak
memproduksi enzim
9 Urea broth urease.

Terbentuk asam hasil


fermentasi laktosa serta
10 Litmus milk dihasilkan sedikit curd.

Bakteri mampu mereduksi


nitrat.
11 NB-KNO3

Bakteri memproduksi
enzim katalase.
Trypticase
12
soy agar plate

Bakteri mampu memecah


Starch agar molekul pati.
13
plate

Bakteri memproduksi
14 Gelatin
enzim gelatinase.

Bakteri termasuk gram


negatif dan berbentuk
15 Gram Strain
basil.
bakteri berwarna putih,
berkilau, dan basah
16 Karakteristik bakteri disekitar kultur.

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini praktikan diminta untuk menentukan
spesies kultur bakteri yang belum diketahui menggunakan kunci dikotomus.
Kunci dikotomus adalah kunci determinasi yang terdiri atas dua keterangan
yang berlawanan dari ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu jenis atau kelompok
makhluk hidup. Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang
dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili,
genus, atau spesies (Aryulina, 2009). Tujuan penggunaan kunci ini untuk
mempermudah praktikan dalam menentukan spesies kultur bakteri karena
tidak perlu untuk melakukan semua uji biokimia dalam menentukan
spesiesnya. Sebelum menggunakan kunci dikotomus, dilakukan pewarnaan
gram terlebih dahulu untuk menentukan kultur bakteri yang diamati
tergolong bakteri gram positif atau gram negatif, bentuk basil atau kokus.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, kultur bakteri yang
diidentifikasi yaitu Staphylococcus aureus. Hal ini didasarkan hasil
pewarnaan gram dan uji biokimia. Pada uji pewarnaan gram, hasil yang
didapatkan sampel merupakan bakteri gram positif yang ditandai dengan
warna bakteri yang berwarna ungu dan berbentuk kokus (bulat). Hal ini
disebabkan karena reagen Gram I yang menempel sampai akhir pada lapisan
peptidoglikan pada membran sel bakteri karena bakteri gram positif hanya
memiliki lapisan peptidoglikan sehingga pewarna Gram I akan tetap
menempel walaupun sudah dicuci dengan Gram III (Cappucino, 2005).
Pada Uji Biokimia, uji yang dilakukan yaitu Uji Katalase dan Uji
Manitol. Pada Uji Katalase, digunakan media TSA dan akan ditambahkan
dengan reagen hydrogen peroksida 3% setelah kultur bakteri ditanam dan
diinkubasi. Setelah penambahan reagen hydrogen peroksida 3%, terdapat
gelembung gas yang menandakan bahwa uji tersebut positif karena bakteri
tersebut dapat menghasilkan enzim katalase. Pada Uji Manitol, digunakan
media mannitol broth yang sudah ditambahkan indikator phenol red. Hasil
uji ini menunjukkan bahwa bakteri menggunakan mannitol untuk
fermentasi dan terbentuk asam (Cappucino, 2005). Hasil ini ditandai
dengan adanya perubahan warna media menjadi kuning setelah diikunbasi
dan adanya muncul gelembung gas pada tabung durrham.

VIII. KESIMPULAN
Spesies kultur bakteri yang diamati dan diuji menggunakan teknik
pengkulturan dan uji biokimia oleh praktikan adalah Staphylococcus
aureus.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Aryulina, Diah. 2009. Biologi 1. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.
Cappucino, James. 2005. Microbiology : a laboratory manual 7th ed. San
Francisco : Benjamin Cummings.
Lehninger. 1995. Microbiology: a Laboratory Manual. California: Adison-
Wesley Publishing Company.
Muray. 2005. Buku Ajar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Anda mungkin juga menyukai