Anda di halaman 1dari 9

ESTERIFIKASI

Laporan Ujian praktek kimia

XII IPA B
SMA ADVENT TOMPASO
Kelompok 2 – JOHN DALTON

Nama-nama kelompok:
Ketua: Gloria Tumundo
Sekertaris: Berliani Ansa
Anggota:
- Virginia Mantow
- Stania Ponggohong
- Michelle Manongko
- Genaldo Malonda
- I Made Arjunanda
- Harmoni Sumarauw (XII IPA A)
- Melody Sumarauw (XII IPA A)
Bab 1
Pendahuluan
I.1 Judul: Esterifikasi
I.2 Landasan Teori

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester


dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan
suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk
suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh
kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai
sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri,
etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat
(CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis
berupa asam sulfat (H₂SO₄).

Alkil alkanoat/ ester adalah sebuah asam karboksilat yang


mengandung gugus - COOH, dan pada sebuah ester hidrogen,
gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari
berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil
atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen
seperti fenil.

Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk


alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut
merupakan kebalikan dari esterifikasi. Disini senyawa karbon
yang mengikat gugus fungsi -COOR adalah alkilalkanoat. Ester
diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester
turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama
tradisional digunakan, seperti formate, asetat, dan propionate.
Ester yang paling lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3,
suatu pelarut cat dan cat kuku maupun pelarut untuk perekat.
Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang
merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau
enak yang mirip dengan buah-buahan dan sering dijumpai
dalam buah-buahan dan bunga- bungaan. Banyak ester, baik
yang dari alam maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan
sebagai bahan penyedap (flavoring agent). Bau dan cita rasa
dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa
ester. Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat
semuanya merupakan cita rasa dari pisang-pisang. Ester yang
terdapat dari alam yang terbuat dari asam karbiksilat berantai-
panjang dan alkohol berantai- panjang disebut lilin (janganlah
dikacaukan lilin dengan bermacam hidrokarbon, seperti lilin
parafin). Kebanyakan bahan yangdisebut lilin biasanya adalah
campuran dua ester atau lebih dan zat-zat lain. Campuran
semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan
jangka leleh yang lebar (40-900°C). Bila dicampur dengan
pelarut organik tertentu, dapat dioleskan sebagai larutan
pelindung. Misalnya, carnauba wax digunakan secara meluas
sebagai pemoles mobil dan lantai

Ester dari asam karboksilat rendah berat molekul yang tidak


berwarna,cairan mudah menguap dengan bau yang
menyenangkan, sedikit larut dalam air. Banyak yang
bertanggung jawab atas aroma dan rasa bunga dan buah-
buahan misalnya, asetat isopentyl hadir dalam pisang, metil
salisilat dalam wintergreen, dan etil butirat dalam nanas. Ini
dan lainnya ester volatile dengan bau khas digunakan dalam
rasa sintetis,

I.3 Tujuan
- Mengidentifikasi senyawa asam karbosilat dan ester
- Mempelajari sifat fisik dan kelarutan dari senyawa tersebut
- Mempelajari cara pembuatan ester (esterifikasi)

Bab 2
Metodologi
2.1 Alat:

 Tabung reaksi berlengan

 Tutup gabus

 Tabung reaksi kecil

 Gelas kimia

 Kaki Tiga

 Spiritus

 Kassa

 Termometer

2.2 Bahan:

 Air (dingin dan panas)

 Etanol

 Asam asetat pekat


 Asam sulfat pekat

 Asam salisilat

 Metanol

2.3 Cara Kerja:

1. Panaskan kira-kira 100 ml air dalam gelas kimia hingga suhunya


kira-kira 80°C

2. Sementara air dipanaskan, masukkan kira-kira 3 ml etanol, 3 ml


asam asetat pekat (glasial), dan 20 tetes asam sulfat pekat ke
dalam tabung reaksi berlengan. Baui campuran itu. Sumbatlah
tabung reaksi itu dengan gabus yang telah dipasang tabung
reaksi kecil. Isi tabung reaksi dengan air dingin kemudian
masukkan perangkat itu ke dalam penangas air. Panaskan kira-
kira 10 menit. Setelah ester terbentuk sekitar 3 tetes pada
tabung reaksi kecil lalu bukalah sumbat gabus, oleskan pada
tangan dan baui cairan tersebut.

3. Ulangi langkah 2 diatas degan menggunakan 1 sedok the asam


salisilat, kira- kira 3 ml metanol, dan 20 tetes asam sulfat pekat.

Bab 3
Pembahasan
3.1
Pada praktikum ini membahas tentang esterifikasi atau disebut juga
dengan reaksi pengesteran. Untuk membuat senyawa ester, pada saat
praktikum digunakan asam asetat (CHCOOH) dan etanol (C₂H₂OH). Ester
akan dihasilkan dengan merekasikan antara asam asetat (CH-COOH)
sebanyak 3 ml bersama larutan etanol (C2H5OH) sebanyak 3 ml.
Kemudian dibantu dengan larutan H2SO4 (asam sulfat) sebanyak 20
tetes. Larutan H2SO4 (asam sulfat) berfungsi sebagai katalisator asam
yang membantu dalam proses esterifikasi. Dari campuran ketiga
senyawa tersebut yaitu asam asetat (CH.COOH), etanol (C₂H₂OH), dan
H₂SO₄, dipanaskan dengan menggunakan air yang sebelumnya telah
dipanaskan terlebih dahulu dan mendiamkannya selama 10 menit
sampai terlihat adanya perubahan warna aau bau.
Reaksi antara asam asetat (CH,COOH) dan etanol (C₂H₂OH) akan
menghasilkan ester. Dari persamaan reaksi diatas, kita dapat
mengetahui bahwa senyawa ester yang terbentuk yaitu etil etanoat.
Pada reaksi asam asetat (CH,COOH) dan etanol (C₂H₂OH) dipanaskan
bersama asam sulfat (H₂SO₄) untuk mengamati bau ester yang
terbentuk. Selama proses pemanasan tersebut hanya terjadi perubahan
bau menjadi seperti bau balon gulali dan tidak terjadi perubahan warna
pada larutan tersebut (tetap berwarna bening).
Reaksi esterifikasi ini berlangsung lambat dan dapat balik atau
reversible. Senyawa ester yang terbentuk tidak banyak. Oleh kerena itu
baunya sering kali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat.
Semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk
sebuah lapisan tipis pada permukaan kecuali ester-ester yang sangat
kecil. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah
lapisan ester.
Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki
bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan
sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem). Semakin besar ester,
maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan misalnya
"buah pir".
Selanjutnya untuk percobaan kedua ester akan dihasilkan dengan
merekasikan antara asam salisilat sebanyak 1 sendok the bersama
larutan metanol sebanyak 3 ml. Kemudian dibantu dengan larutan H,SO,
(asam sulfat) sebanyak 20 tetes.
Bab 4
Pertanyaan
4.1 Pertanyaan

1. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!


2. Sebutkan nama ester yang terbentuk dalam percobaan ini!
3. Apa fungsi asam sulfat pekat dalam percobaan ini? Dapatkah asam
sulfat pekat itu diganti dengan asam sulfat encer?
4. Apakah fungsi air dingin pada tabung reaksi kecil itu?
5.Mengapa tabung berlengan tidak dipanaskan langsung ke alat
pembakar?
6. Mengapa suhu penangas air pada percobaan di atas tidak boleh
melebihi 80°C?
7. Sebutkan bahan-bahan dapur dan bahan-bahan lain di rumah yang
menurut anda mengandung ester!

4.2 Jawaban

1. CH3-CH2-OH + CH3-COOH H2SO4 pekat Etanol + Asam Asetat H2SO4


pekat CH3-COO-C2H5 + H2O Etil Asetat +Air
2. Etil Asetat (Etil Etanoat)
3. a. sebagai katalisator, mengurangi energi aktivasi sehingga reaksi
dapat berlangsung dengan cepat. Reaksi ini termasuk reaksi endoterm
karena dalam pencampuran ketiga bahan tersebut dapat menyerap
panas dari lingkungan. Karena itu, agar reaksi esterifikasi dapat terus
berlanjut hingga tercapai kesetimbangan, maka suasana lingkungan
harus dibuat panas. adanya beberapa tetes asam sulfat pekat untuk
mengamati bau ester yang terbentuk.

b. Asam sulfat encer bisa menggantikan asam sulfat pekat, namun


karena kepekatannya berkurang, maka reaksi akan memakan waktu
yang lama.
4. Agar uap dariester yang terbentuk langsung mengembun dan tidak
menguap. lagi.

5 Agar tabung tidak retak dan tidak terjadi reaksi pada senyawa
campuran tersebut seperti ledakan.

6. Suhu 80°C merupakan suhu optimum, artinya pada suhu tersebut


akan dihasilkan ester yang maksimal sehingga suhunya tidak boleh naik
atau turun karena bisa menyebabkan ester yang terbentuk dapat rusak.

7. Parfum, Karbol, Perisa makanan, Sirop, Selai, Lilin, dll.

Bab 5
Kesimpulan
5.1. Kesimpulan
 Dengan mereaksikan metanol dengan asam salisilat, disertai
katalisator HSO, dan dipanaskan, menghasilkan suatu senyawa
ester yang menghasilkan suatu wangi yang khas.

 Pada percobaan etanol, asam asetat dan asam sulfat pekat ester
yang dihasilkan berbau seperti balon tiup

Anda mungkin juga menyukai