XII IPA B
SMA ADVENT TOMPASO
Kelompok 2 – JOHN DALTON
Nama-nama kelompok:
Ketua: Gloria Tumundo
Sekertaris: Berliani Ansa
Anggota:
- Virginia Mantow
- Stania Ponggohong
- Michelle Manongko
- Genaldo Malonda
- I Made Arjunanda
- Harmoni Sumarauw (XII IPA A)
- Melody Sumarauw (XII IPA A)
Bab 1
Pendahuluan
I.1 Judul: Esterifikasi
I.2 Landasan Teori
I.3 Tujuan
- Mengidentifikasi senyawa asam karbosilat dan ester
- Mempelajari sifat fisik dan kelarutan dari senyawa tersebut
- Mempelajari cara pembuatan ester (esterifikasi)
Bab 2
Metodologi
2.1 Alat:
Tutup gabus
Gelas kimia
Kaki Tiga
Spiritus
Kassa
Termometer
2.2 Bahan:
Etanol
Asam salisilat
Metanol
Bab 3
Pembahasan
3.1
Pada praktikum ini membahas tentang esterifikasi atau disebut juga
dengan reaksi pengesteran. Untuk membuat senyawa ester, pada saat
praktikum digunakan asam asetat (CHCOOH) dan etanol (C₂H₂OH). Ester
akan dihasilkan dengan merekasikan antara asam asetat (CH-COOH)
sebanyak 3 ml bersama larutan etanol (C2H5OH) sebanyak 3 ml.
Kemudian dibantu dengan larutan H2SO4 (asam sulfat) sebanyak 20
tetes. Larutan H2SO4 (asam sulfat) berfungsi sebagai katalisator asam
yang membantu dalam proses esterifikasi. Dari campuran ketiga
senyawa tersebut yaitu asam asetat (CH.COOH), etanol (C₂H₂OH), dan
H₂SO₄, dipanaskan dengan menggunakan air yang sebelumnya telah
dipanaskan terlebih dahulu dan mendiamkannya selama 10 menit
sampai terlihat adanya perubahan warna aau bau.
Reaksi antara asam asetat (CH,COOH) dan etanol (C₂H₂OH) akan
menghasilkan ester. Dari persamaan reaksi diatas, kita dapat
mengetahui bahwa senyawa ester yang terbentuk yaitu etil etanoat.
Pada reaksi asam asetat (CH,COOH) dan etanol (C₂H₂OH) dipanaskan
bersama asam sulfat (H₂SO₄) untuk mengamati bau ester yang
terbentuk. Selama proses pemanasan tersebut hanya terjadi perubahan
bau menjadi seperti bau balon gulali dan tidak terjadi perubahan warna
pada larutan tersebut (tetap berwarna bening).
Reaksi esterifikasi ini berlangsung lambat dan dapat balik atau
reversible. Senyawa ester yang terbentuk tidak banyak. Oleh kerena itu
baunya sering kali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat.
Semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk
sebuah lapisan tipis pada permukaan kecuali ester-ester yang sangat
kecil. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah
lapisan ester.
Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki
bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan
sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem). Semakin besar ester,
maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan misalnya
"buah pir".
Selanjutnya untuk percobaan kedua ester akan dihasilkan dengan
merekasikan antara asam salisilat sebanyak 1 sendok the bersama
larutan metanol sebanyak 3 ml. Kemudian dibantu dengan larutan H,SO,
(asam sulfat) sebanyak 20 tetes.
Bab 4
Pertanyaan
4.1 Pertanyaan
4.2 Jawaban
5 Agar tabung tidak retak dan tidak terjadi reaksi pada senyawa
campuran tersebut seperti ledakan.
Bab 5
Kesimpulan
5.1. Kesimpulan
Dengan mereaksikan metanol dengan asam salisilat, disertai
katalisator HSO, dan dipanaskan, menghasilkan suatu senyawa
ester yang menghasilkan suatu wangi yang khas.
Pada percobaan etanol, asam asetat dan asam sulfat pekat ester
yang dihasilkan berbau seperti balon tiup