Anda di halaman 1dari 6

Tujuan Percobaan :

1. Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi.


2. Mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi.
3. Mengamati perubahan warana karena perubahan bilangan oksidasi dari senyaa logam
transisi.
I. Dasar Teori :
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f   yang
tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur.
Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari
Sc sampai Cu, 4d  dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari
unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur
blok d dan blok f sangat berbeda (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Logam yang tergolong dalam unsur transisi adalah logam-logam yang terletak antara
unsur-unsur golongan alkali tanah dan golongan boron. Unsur transisi adalah unsur yang
memiliki konfigurasi elektron orbital d yang terisi sebagian. Logam transisi umunya
memiliki sifat-sifat yang kgas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang
baik.Salah satu yang menarik pada logam transisi adalah kemampuan untuk membentuk
senyawa koordinasi, selain itu juga dapat membentuk warna-warna. Dapat membentuk
warna karena senyawa tersebut menyerap energy pada daerah sinar tampak, penyerapan
energy digunakan untuk melakukan promasi/transisi electron pada atom pusat
(Maharanidkk., 2017).
Logam-logamgolongantransisi sifatnya berbeda denganlogam-logam2
golonganutama.Salahsatuyang paling menarik padalogamtransisi adalah
kemampuannyauntuk membentuksenyawakoordinasi.Senyawa-senyawa
koordinasiterbentuk antara atomlogamatauionlogamdanmolekuldengan satu ataulebih
pasanganelektronbebasyangdisebutligan.Ligan-ligan dapatdiklasifikasikan
menurutjumlahpasanganatomdonoryangdimilikinya.Ligan monodentatmendonorkan satu
pasang elektron bebasnya kepadalogamatauionlogam.Contohligan-liganmonodentat
adalahNH3, H2O, NO2-, dan CN-.Liganbidentat
mendonorkanduapasangelektronnyakepadalogamatauionlogam.Contohnya:
ethylenediamine,NH2CH2CH2NH2(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2018).
- - - -
Molekulnetral(H2O, NH3) dananion(F ,Cl ,Br ,CN ) dapatbertindak
sebagailigan.Jikasatuataulebihmolekul netralberkoordinasidenganion logam,menghasilkan
spesiesionlogamtransisiyangbermuatan disebution kompleks.Misalnya,ion-
ionlogamtransisi sebagaianbesarmembentukion kompleksdenganmolekul-
molekulairketikadidalamlarutanair.Contohnya
3+ 2+
[Co(H2O)6] dan[Ni(H2O)6] .Jikasatu ataulebihanionberkoordinasi dengan
3-
ionlogam,dihasilkanionkompleksyangbermuatannegatif, contohnya [Co(NO2)6] dan
4-
[Fe(CN)6] (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2018).
Pada kompleks logam dapat terjadi perpindahan muatan dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi tereksitasi. Proses inilah yang lazim disebut transisi elektronik. Berbagai
kemungkinan yang terjadi adalah : transisi dari orbital logam ke orbital logam (MMCT)
dengan tingkat energi yang lebih tinggi, dikenal sebagai transisi d – d, transisi atau transfer
muatan dari ligand ke logam(MLCT) , transisi dari logam ke ligand (MLCT) dan transisi
dari ligand ke ligand atau dikenal sebagai transfer muatan ligand (LLCT) (Sulastri,2008).

Sifat Unsur Transisi :


1. Biloks yang bervariasi
Salah satu sifat logam transisi adalah memiliki biloks yang bervariasi. Walaupun ada
unsur yang bukan logam transisi juga dapat memiliki biloks bervariasi, misalnya S,
N,Cl. Tetapi sifat ini tidak umum untuk logam selain transisi (misal gol IA dan IIA).
2. Sifat-sifat yang khas dari unsur transisi:
a. Mempunyai berbagai bilangan oksidasi.
b. Kebanyakan senyawaannya bersifat paramagnetik.
c. Kebanyakan senyawaannya berwarna.
d. Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks
Dalam bentuk logam umumnya bersifat:
a. Keras, tahan panas
b. Penghantar panas dan listrik yang baik.
c. Bersifat inert
Beberapa pengecualian:
a. Tembaga (Cu) bersifat lunak dan mudah ditarik 
b. Mangan (Mn) dan besi (Fe): bersifat sangat reaktif, terutama dengan
oksigen,halogen, sulfur, dan non logam lain (Seperti dengan karbon dan boron)
(Sukardjo, 1992).
Sifat Umum:
a. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan
semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik in
tinya,Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil. b.
b. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi
sedikitfluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke
Zn.Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron
padalogam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p,
pengisiandilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium
terlebihdahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang
fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu
besar. Karena ketika logam mejadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih
dahulu terionisasi.
c. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron
pada kulita terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s1.
(Sukardjo, 1992).
Logam transisi adalah sesuatu yang dapat membentuk satu atau lebih ion
stabil yang memiliki orbidal d yang tidak terisi (incompletely filled d orbitals).
Logam-logam transisi seri pertama (3d), kedua (4d), dan ketiga (5d),
menunjukkan sifat-sifat kimiawi yang sangat berdekatan dalam periodenya, dan
kemiripan maupun perbedaan yang khas ditunjukkan oleh kelompok
golongannya.
Unsur-unsur deret peralihan utama mengandung atom - atom atau ion-ion
dengan orbital d yang belum terisi penuh. Sedangkan unsur-unsur peralihan dalam
mengandung atom-atom dengan orbital f yang belum penuh. Sifat kimia unsur-unsur
ini penting secara teoritis maupun secara praktis. Satu sifat penting unsur peralihan
ialah kemampuannya untukmembentukionkompleks. Sifat-
sifatunsurperalihanderetpertama, misalnya memilikititik c airyangtinggi,
dayahantarlistrikyangbaik, dankekerasansedang sampai tinggi adalah akibat dari
cepat tersedianya elektron dan orbital untuk elektron dan
orbitaluntukmembentukikatanlogam.Potensialelektrodabakumeningkatsesuai
denganmeningkatnyanomoratomsepanjangderetperalihan (Petrucci, 1987).
Salah satu yang paling menarik pada logam transisi adalah
kemampuannya membentuk ikatan koordinasi. Teori medan kristal (Bahasa
Inggris : Crystal Field Theory), disingkat CFT, adalah sebuah model yang
menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam transisi yang semuanya
dikategoikan sebagai kompleks koordinasi. Teori ini dikembangkan menurut
perubahan energi dari lima degenerat orbital d ketika dikelilingi oleh ligan-ligan.
Ketika ligan mendekati ion logam, elektron dari ligan akan berdekatan dengan
beberapa orbital d logam dan menjauhi yang lainnya, menyebabkan hilangnya
kedegeneratan (degeneracy). Elektron dari orbital d dan ligan akan saling tolak
menolak. Oleh karena itu, elektron d yang berdekatan dengan ligan akan
memiliki energi yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan,
menyebabkan pemisahan energi orbital d.
Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : sifat-sifat ion logam,
keadaan oksidasi logam. Keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan
pemisahan yang lebih besar. Susunan ligan disekitar ion logam. Sifat-sifat ligan
yng mengililingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan
perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi dengan
yang berenergi rendah. Besarnya perbedaan energi  antara dua kelompok
orbital tergantung pada beberapa faktor, seperti sifat-sifat ligan dan struktur
geometri kompleks. Beberapa lligan selalu menghasilkan  nilai yang kecil,
sedangkan beberapa lainnya akan selalu menghasilkan nilai yang lebih besar.
Keadaan oksidasi logam juga mempengaruhi besarnya  antara energi (energy
level) yang tinggi dan rendah.
Dalamsenyawa, unsurtransisiselalumempunyaibilanganoksidasipositif dan
nilainyadapatbervariasidari +1 sampai +8. Adabeberapahalpenting,
yangpertama,kebanyakan unsur transisi mempunyai lebih dari satubilangan
oksidasi. Kedua,kestabilanunsurtansisi
cenderungyangmemilikibilanganoksidasitinggi, umumnyabilangan oksidasi
tertinggi unsur ini mempunyai sama dengan golongannya. Ketiga, unsur transisi
bagian bawah &enderung mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi yang
stabil (Syukri, 1999).
Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan
molekul dengan satu atom atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan.
Ligan-ligandapatdiklasifikasikan menurut jumlah pasangan atom donor yang
dimilikinya.Menurut Cotton(1989),macam-macamliganadalahsebagaiberikut:
a. Liganmonodentat,menyumbangkansepasangelektronkepadasebuahatomliga
-
numumnya, contoh : Cl .
b. Liganbidentat,mengandung2atom yangmasing-masingsecara
2donorelektronkepadaionlogamyangsama, contoh:damin.
c. Liganpolidentat,mengandunglebihdari2atomyangmembentukikatankepadaio
n logamyangsama, biasanyakhelat, contoh : EDTA.
Ligan monodentat mendonorkan satu pasng elektron bebasnya kepada logam
atau ionlogam. Contohligan-liganmonodentatadalah NH3, H2O, NO2-, dan CN-.
Liganbident mendonorkanduapasangelektronnyakepadalogamatauion logam.
Contohnya:ethylendiamine NH2CH2CH2NH2.
Molekul netral (NH3, H2O)dananion(F-, Cl-, Br-, CN-) dapat bertindak
sebagai ligan.
Jikasatuataulebihmolekulnetralberkoordinasidenganionlogam,menghasilkan
spesiesionlogamtransisiyangbermuatandisebutionkompleks.Misalnya,ion-ion
logam transisi sebagian besar membentuk ion kompleks dengan moleku-
molekul air didalamlarutanair. Contohnya [Co(H2O)6]3+ dan [Ni(H2O)6]2+satu
ataulebih
anionberkoordinasidenganionlogam,dihasilkanionkompleksyangbermuatanneg
atif. Contohnya : [Co(NO2)6]3- dan [Fe(CN)6]4-.
Sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan 2
molekul- molekul air, bila dilarutkan dalam air. Senyawa-senyawa demikian ini
mudah terbentuk air ada dalam jumlah yang berlebih. Namun air buka ligan yang
32
kuat, kompleks iniberlangsung dalam reaksi substitusi yaitu molekul air
digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai
perubahan warna larutan. Misalnya, jikagaram nikel (II)dilarutkan
didalamairakan membentuk ion kompleks [Ni(H2O)6]2+yangberwarnahijau.
Padapenambahan
NH3 pekat,warnalarutanberubahmenjadibirukarenaterbentukionkompleks
[Ni(H2O)6]2+.
Kompleksdapatdiklasifikasikansebagaiinertataulabil,bergantungpadakece
patan reaksi substitusi yangterjadi. Kompleks yang labil mengalami
reaksisubstitusisecara
cepat,sedangkankompleksinertmengalamireaksisubstitusisecara
lambat(Amaria,dkk.,2016).

Reaksi ion besi dengan ion hidroksida


Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat pada ion besi.Setelah ion hidrogen dihilangkan, maka diperoleh kompleks yang
bermuatan kompleks netral.Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk
endapan.
Pada kasus besi(II):

Pada kasus besi(III):

Reaksi ion besi dengan larutan amonia


Pada kasus besi(III):

Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam).Ion Fe2+dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan
Fe2+.Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe 2O3 (coklat-merah)
dan FeCl3 (coklat).
Mangan (Mn)
Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh.Mangan
sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan
digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan
meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan,dan  kemampuan
pengerasan.
Ion yang paling sederhana dalam bentuk mangan dalam larutan adalah ion
heksaaquomangan(II) – [Mn(H2O)6]2+.
Kobalt (Co)
Reaksi Ion Kobalt (II) dalam air
Ion yang paling sederhana dalam bentuk kobal dalam larutan adalah ion berwarna
merah muda heksaaquokobal(II) – [Co(H2O)6]2+. Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan
ion hidroksida Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat ke ion kobal. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua molekul air,
maka akan memperoleh kompleks tidak bermuatan – kompleks netral. Kompleks ini tidak
larut dalam air dan terbentuk endapan.

Reaksi dengan larutan amonia dan hidrogen peroksida


Reaksi dengan larutan amonia diikuti pembentukan hidrogen peroksida yang
berwarna larutan coklat-merah tua seperti sebelumnya – hanya lebih cepat. Persamaan
untuk oksidasi kompleks amin adalah:

CUPRUM (Cu)
Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada
ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:

Ion heksaaquotembaga (II) dengan larutan amonia membentuk senyawa kompleks


yang memiliki warna tertentu.Dan timbulnya warna tersebut akibat digantikannya molekul
H2O oleh amonia. Hal tersebut dapat dilihat pada reaksi di bawah ini

Kemudian amonia menggantikan H2O sebagai ligan untuk menghasilkan ion tetra
amin diaquo tembaga II.Dengan catatan hanya 4 dari 6 molekul air yang digantikan.
Persamaan reaksinya sebagai berikut:

Zink (Zn)
Zink merupakan logam dari golongan transisi yang sangat reaktif dan strukturnya
lunak.Kemudian garam Zink merupakan garam yang larut dalam air, larutan kompleks ion
Zn merupakan larutan yang tak berwarna.Kemudian, umumnya padatan garamnya
terhidrat. Selanjutnya penambahan basa menyebabkan terbentuknya endapan putih gelatin
zink hidroksida:
[Zn(H2O)3(OH)]+ + OH-→ Zn(OH)2 +3H2O
Tetapi endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik
dengan membentuk ion kompleks:
Zn(OH)2 + 2OH- → [Zn(OH)4]2-
Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion kompleks
menurut persamaan berikut:
Zn(OH)2 + 4NH3 → [Zn(NH3)4]2+ +2OH-

Anda mungkin juga menyukai