Anda di halaman 1dari 44

GRAVIMETRI

KIMIA ANALITIK II
GRAVIMETRI
• Metode analisis yang didasarkan pada berat endapan suatu
senyawa dengan rumus molekul diketahui secara pasti dan
dalam keadaan murni.
• Analit : zat yang mudah membentuk endapan dengan suatu
pereaksi, dimana endapan tersebut mempunyai rumus
molekul yang pasti dan dalam keadaan murni.
• Contoh analit :
• SO4= dengan pereaksi BaCl2 endapan BaSO4
• Fe(III) sebagai endapan Fe(OH)3
• ­Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis
kuantitatif dengan penimbangan.

• Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen


yang ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang
terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan
pengendapan.
• Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan
penimbangan, banyaknya komponen yang dianalisis
ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak
dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat
endapan hasil reaksi.
PERSYARATAN PADA ANALISA
GRAVIMETRI

• Reagen hanya bereaksi dengan analit dan membentuk


endapan,
• Hanya membentuk satu macam produk dengan analit
• Analit mengendap secara kuantitatif yaitu lebih dari 99,99%.
JENIS GRAVIMETRI
• Pengendapan secara kimia :
• Penambahan zat pengendap
• Penggunaannya lebih luas
• Penguapan :
• Penambahan pereaksi yang membentuk uap
• Penggunaannya terbatas
• Elektrolisis
• Pengendapan oleh arus listrik
• Penggunaannya untuk logam yang dapat direduksi
METODE PENGENDAPAN

• Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-


mula ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut
tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu.

• Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu
memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap
kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.
• Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada
pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan
tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion
sejenis dengan ion endapan.
• Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat
dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan.

• Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130


derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius
tergantung suhu dekomposisi dari analit.
• Pengendapan kation misalnya,
• pengendapan sebagai garam sulfide (CaS),
• pengendapan nikel dengan DMG (NiDMG)
• pengendapan perak dengan klorida (AgCl)
• atau logam hidroksida dengan mengatur pH larutan.
• Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil kelarutan
produk yang diinginkan.
aA +rR ———-> AaRr(s)

• Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk AaRr yang


terbentuk.

Contoh :
Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara pengendapan sebagai
kalsium oksalat. Selanjutnya dilakukan pemanggangan hingga kalsium oksalat
tersebut menjadi kalsium oksida.

Ca2+(aq) + C2O42-(aq)  CaC2O4(s)


CaC2O4(s)  CaO(s) + CO2(g) + CO(g)
PENGENDAPAN SECARA KIMIA

• Secara umum
Peyaringan
Penyiapan larutan Pengendapan endapan

filtrat

Penimbangan Pemijaran

endapan
PENYIAPAN LARUTAN

• pH sangat berpengaruh pada kelarutan endapan


• CaC2O4 tidak larut pada pH > 7
• C2O42- membentuk asam lemah pada pH < 7
• 8-hidroksiquinolin (oksin) mengendapkan sejumlah besar
unsur, tetapii dengan pengontrolan pH, unsur-unsur dapat
diendapkan secara selektif
PENGENDAPAN

• Endapan yang dikehendaki :


• Mudah disaring dan dibersihkan dari pengotor
• Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga tidak ada analit yang
terbuang pada saat penyaringan dan pencucian
• Tidak reaktif terhadap udara
• Setelah dikeringkan, menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya
• Endapan harus murni
• Agen pengendap
• Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya dengan satu
spesi kimia

• Agen pengendap selektif: bereaksi dengan spesi tertentu


• Ukuran partikel
• Endapan yang dapat disaring harus memiliki ukuran partikel yang cukup
besar
• Ion-ion dalam larutan  partikel koloid  endapan kristalin
10-1 cm 10-1-10-4 cm 10-5 cm
• Von Weimarn menemukan bahwa ukuran partikel endapan
berbanding terbalik dengan kelewatjenuhan realtif dari larutan

• Relative supersaturation (RSS) = Q-S/S

• Ket: Q = konsentrasi spesi


S = kesetimbangan kelarutan
RSS dapat digunakan untuk mengontrol endapan yang terbentuk
jika RSS >> endapan berbentuk koloid
jika RSS << endapan berbentuk kristalin
MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN

• Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat


jenuh (supersaturated solution)

• Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom, atau molekul)


membentuk inti mikroskopis dari fasa padat, semakin tinggi
derajat lewat jenuh, semakin besar laju nukleasi

• Pembentukan nukleasi dapat secara langsung atau dengan


induksi
• Proses pengendapan selanjutnya merupakan kompetisi antara
nukleasi dan particle growth

• Particle growth: begitu suatu situs nukleasi terbentuk, ion-ion


lain tertarik sehingga membentuk
TAHAP PEMBENTUKAN ENDAPAN
kluster partikel partikel
ion
Ion 10-8 cm nukleasi Koloid endapan
10-8 cm
10-8-10-7cm 10-7-10-4cm > 10-4 cm

Pengendapan terjadi karena :


 Partikel yang sangat kecil yang disebut nukleus.
 Karena ada ion-ion yang bergerak, maka pada permukaan
nukleus akan menempel ion-ion yang berlawanan
muatannya.
 Setelah terjadi nukleus, maka akan tumbuh koloid
kemudian terjadi endapan yang besar.
Contoh :
BaCl2(aq) + H2SO4(aq)  BaSO4(s)

KECENDERUNGAN KOLOID AKAN MENGADSORPSI ION-ION


PADA PERMUKAAN SEHINGGA PERMUKAAN AKAN
BERMUATAN.
PEMBENTUKAN ENDAPAN BASO4

H+

Cl-

H +
Cl - Ba2+
Ba2+
Ba2+ Cl- H+
Nukleus BaSO4
Lapisan
sekunder Ba2+ Ba2+
Ba2+ Lapisan
Cl- primer

H+
PEPTISASI

Proses melarutnya endapan menjadi koloid.


Pada waktu endapan dicuci, akan ada endapan yang larut
sehingga endapan akan kembali menjadi koloid.
Akibatnya pada waktu disaring ada endapan yang lolos
dari kertas saring.

Pencegahan :
Pada saat pencucian, endapan dicuci dengan elektrolit.
CONTOH : BASO4 BA2+ + SO42-

Pada pencucian ditambahkan H2SO4, sehingga reaksi akan


bergerak ke kiri.
Pengotoran endapan:
 Kopresipitasi
Oklusi
Pengotor yang terkurung diantara butir-butir endapan
yang menggumpal menjadi satu.
Jika proses pertumbuhan kristal lambat, zat pengotor akan larut
lagi dan partikel akan tumbuh menjadi partikel besar dan murni.
SEBALIKNYA JIKA PERTUMBUHAN CEPAT MAKA ZAT
PENGOTOR MASUK KE DALAM KISI-KISI KRISTAL.

PENCEGAHAN :
PENAMBAHAN PEREAKSI SEDIKIT-SEDIKIT, DAN
DIPANASKAN SAMBIL DIADUK PERLAHAN-LAHAN.

ADSORPSI PERMUKAAN :
TERJADI PADA PERMUKAAN LAPISAN INDUK.
JUMLAH ZAT YANG DIADSORPSI AKAN LEBIH
BANYAK DENGAN BERTAMBAH BESARNYA
NUKLEUS.
 POSPRESIPITASI

Terjadinya endapan ke-2 setelah pengendapan ke-1. Ini


disebabkan karena ada garam yang sukar larut.
Contoh :
Cu2+ diendapkan sebagai CuS dengan adanya Zn2+ , ZnS juga
akan mengendap.
CONTOH BENTUK SENYAWA YANG DIENDAPKAN DAN
DITIMBANGKAN.
Ion yang Pereaksi senyawa yang senyawa yang faktor
Ditetapkan pengendap diendapkan ditimbang kimia

Fe3+ NH4OH Fe(OH)3 Fe2O3 2Fe/fe2O3

Ba2+ H2SO4 BaSO4 BaSO4 Ba/BaSO4

Cu2+ NaOH Cu(OH)2 CuO Cu/CuO

SO42- BaCl2 BaSO4 BaSO4 SO42-/BaSO4

Cl- AgNO3 AgCl AgCl Cl-/AgCl


CONTOH
PENCUCIAN/PENYARINGAN/PEMIJAR
AN
• Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit am-nitrat, harus bebas ion Cl, dipijarkan
pada suhu 600 0C
• Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat,
tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi
endapan oleh karbon menjadi BaS
• Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat
• Endapan Ni-DMG disaring dalam kaca masir, tidak
dipijarkan karena mengandung zat organik
PENGERINGAN DAN PEMANGGANGAN
ENDAPAN
226 – 398oC

Ca2C2O4.H2O Ca2C2O4
Ca2C2O4 420-600oC CaCO3

850oc
CaCO3 CaO
• Endapan koloid
• Contoh : AgNO3 + NaCl  AgCl(s) + NaNO3
• AgCl cenderung untuk membentuk endapan koloid sehingga
dilakukan cara untuk membentuk koagulasi :
• Pemanasan yang disertai pengadukan secara nyata menurunkan jumlah
ion yang teradsorb per partikel sehingga memudahkan partikel untuk
berdekatan
• Meningkatkan konsentrasi elektrolit larutan senyawa ionik yang tidak
mengganggu, dapat ditambahkan ke dalam larutan. Sehingga dapat
menetralisai partikel.
PERHITUNGAN GRAVIMETRI

• Setelah sampel berisi analit yang dikehendaki diperoleh,


lakukan penimbangan

• Tahap berikutnya, merubah sampel ke bentuk yang dapat


ditimbang (dalam hal ini: endapan)

• Bila endapan yang diperoleh adalah analit yang dikehendaki


maka
%analit = (berat analit/berat sampel) x 100%
• Biasanya endapan yang didapat mengandung analit bersama
dengan unsur lain
• Untuk itu, berat analit ditentukan dengan faktor gravimetri
• Faktor gravimetri = Ar atau Mr senyawa yg ditentukan
Mr senyawa bentuk timbang
CARA PERHITUNGAN

• Contoh :
• Penentuan massa Fe dalam endapan Fe2O3 : w gram

Wendapan
• Massa Fe = ------------- x 2 Ar Fe (gram)
Mr Fe2O3
SOAL

• Berapa mol yang terkandung dalam 2 gram asam benzoat


murni (Mr = 122,1 g/mol)
• mol HBz = 2 g HBz x 1mol HBz
122,1 g HBz
= 0,0161 mol HBz
• Berapa gram Na (22,99 g/mol) yang terkandung dalam 25 g
Na2SO4 (142 g/mol)?
• Dari rumus kimianya terdapat Na sebanyak 2 sehingga
g Na = 2x Ar Na x massa Na2SO4
Mr Na2SO4
= 2x 22,99 x 25
142
= 8,09 gram
SOAL

• Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang


mengandung ion klorida dilarutkan dalam air dan ditambahkan
AgNO3 berlebih. Bila berat endapan dari Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung % berat Cl dalam sampel….??
• Dalam analisis gravimetri metode pengendapan, pereaksi yang
digunakan dibedakan menjadi dua yaitu:
• Pereaksi anorganik
• Pereaksi organik
PEREAKSI ORGANIK

Pereaksi Ion logam yang diendapkan


Dimetil glioksim Ni dalam NH3
Pb dalam HCl
8-hidroksiquinolin Mg, Al
Asam antranilat Cu, Cd, Co, Zn dalam H+
Natrium Beberapa logam dalam larutan
dietilditiokarbamat asam
Kupron Cu dalam NH3 dan tartrat
Mo dan W dalam H+
Kupforron
CONTOH SOAL
• Campuran endapan AgCl dan AgBr =813,2 mg dialiri gas Cl2
sehinga endapan berubah menjadi AgCl semua. Jika berat
endapan berkurang sebanyak 145 mg maka hitunglah %Cl
dalam campuran tersebut
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai