Anda di halaman 1dari 36

METODE ANALISIS

GRAVIMETRI
2

1. ANGELIA P GALATEA
2.FORTUNA KHALDA DAULAY
3. ARI PANJAITAN
4. ASTRINA HUTABARAT
5. WELLIA FERBI ASTIKA
6. MAULIA FAZIRA
7. JHON FERISAL TAMBA
3

PENGERTIAN
GRAVIMETRI adalah salah satu metode kimia analitik
untuk menentukan kuantitas suatu zat dengan cara
mengukur berat zat dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan.

Metode gravimetri memaka waktu yang cukup lama


karena adanya pengotor pada konstituen sebelum
mengalami proses pemisahan.
4

Kinerja metode gravimetri


• Relatif lambat
• Tidak memerlukan kalibrasi ⇒ Hasil didasarkan
pada berat molekul
• Akurasi
• Sensitivitas: analit > 1%
• Selektivitas: tidak terlalu spesifik uNTUK endapan
5

KELARUTAN
Kelarutan adalah batas maksimum zat yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut. suatu zat
terlarut larut sangat sedikit dalam pelarut
maka zat itu disebut sukar larut (insoluble)
dan zat yang dapat larut (soluble).
6

Solubility Product (hasil kali kelarutan/Ksp)


Untuk suatu kesetimbangan kelarutan (endapan) berikut :
semua AgCl yang terlarut, terdisosiasi (terpecah) secara sempurna
menjadi ion-ion.
AgCl(s) Ag+ (aq) + Cl⁻ (aq)
Ksp = [Ag+] [Cl-]
Q (hasilkali ion-ion)
Q < Ksp tidak mengendap [Ag+] [Cl-] < 1,6 x 10-10
Q = Ksp tepat jenuh [Ag+] [Cl-] = 1,6 x 10-10
Q > Ksp endapan [Ag+] [Cl-] > 1,6 x 10-10
7

PRINSIP UMUM ANALISIS GRAVIMETRI


Dasar reaksi : aA + rR AaRr
a dan r merupakan molekul analit dan reagen.
A bereaksi dengan reagennya R. Produknya adalah AaRr yang
biasanya merupakan suatu subtansi (zat) yang sedikit larut yang
bisa ditimbang setelah pengeringan dan pembakaran.
Sebagai cotoh:
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
8

SYARAT AGAR METODE GRAVIMETRI BERHASIL


1. Proses pemisahan harus sempurna agar kuantitas analit
yang tidak terendapkan secara analitis tidak dapat
dideteksi.
2. Zat yang ditimbang harus mempunyai susunan yang
pasti dan murni atau hampir murni. Jika tidak akan
diperoleh galat.
9

PROSEDUR GRAVIMETRI

pelarutan PENGENDAPAN PENYARINGAN PENCUCIAN

PERHITUNGAN PENIMBANGAN PENGERINGAN


10

ENDAPAN
Endapan yang dikehendaki:
1. Mudah disaring dan dibersihkan.
2. Kelarutan cukup rendah sehingga tidak ada analit
yang terbuang pada saat penyaringan dan pencucian.
3. Tidak reaktif terhadap udara.
4. Setelah dikeringkan, menghasilkan produk yang
diketahui komposisinya.
11

ENDAPAN
Agen pengendap :
1. Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya dengan
satu spesi kimia (jarang)
2. Agen pengendap selektif: bereaksi dengan spesi
tertentu
ENDAPAN
12

Ukuran partikel Endapan yang dapat disaring harus


memiliki ukuran partikel yang cukup besar.

Von Weimarn menemukan bahwa ukuran partikel


endapan berbanding terbalik dengan kelewatjenuhan
relatif dari larutan.
Ion-ion
Partikel Endapan
dalam Koloid kristalin
larutan 10ˉ⁷cm 10ˉ⁴cm
10ˉ⁸cm
13

Relative • RSS dapat


supersaturation(RSS)
digunakan untuk
mengontrol endapan
𝑄−𝑆 yang terbentuk.
𝑠 • Jika RSS >>
endapan berbentuk
Dimana: koloid.
Q = konsentrasi spesi. • Jika RSS <<
S = kesetimbangan endapan berbentuk
kelarutan. kristalin.
14

Contoh bentuk senyawa yang diendapkan dan


ditimbang
15

Mekanisme terbentuk endapan


Terbentuknya endapan dimulai dari
terbentuknya larutan lewat jenuh (super
saturated solution).

Nukleasi adalah sejumlah partikel (ion,


atom atau molekul) membentuk inti
mikroskopik dari fasa padat. semakin
tinggi derajat lewat jenuh, semakin besar
laju nukleasi. Pembentukan nukleasi
dapat secara langsung atau dengan
induksi.
Proses pengendapan selanjutnya merupakan kompetisi antara 16

nukleasi dan PARTICLE GROWTH


PARTICLE GROWTH: Begitu suatu situs nukleasi terbentuk, ion-ion
lain tertarik sehingga membentuk partikel besar yang dapat disaring.

Apabila nukleasi yang lebih dominan maka partikel kecil yang


banyak, bila particle growth yang lebih dominan maka partikel besar
yang dihasilkan.
Jika pengendapan terbentuk pada RSS relatif besar maka nukleasi
merupakan mekanisme utama sehingga endapan yang dihasilkan
berupa partikel kecil.
ENDAPAN koloid
17

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3


AgCl cenderung membentuk endapan koloid.
18

Pada awalnya hanya Ukuran koloid dapat


terdapat sangat sedikit Cl- ditingkatkan dengan
bebas di dalam larutan pemanasan, pengadukan dan
disebabkan Ag+ berlebih. penambahan elektrolit
Lapisan terluar dari Proses merubah koloid sehingga
endapan yang mengandung dapat disaring disebut
kedua ion cenderung untuk koagulasi atau aglomerasi.
menarik Ag+ ke lapisan
primer.
19

koagulasi
Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut
turun sejumlah besar air menghasilkan endapan
mirip selai /gel.
Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai
afinitas kuat terhadap pelarut/air. contoh: Fe(OH)3.
Liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas
terhadap pelarut/air rendah. contoh: AgCl.
20

PEPTISASI KOLOID
Proses dimana koloid yg terkoagulasi kembali ke
keadaan semula terjadi pada saat pencucian.

Untuk menghindarinya:
 Menggunakan elektrolit volatil.
 Pencernaan (digestion).
 Penuaan (aging).
21

ELEKTROLIT VOLATIL
Garam volatil dapat digunakan semasa pencucian. Hal ini
untuk menggantikan counter ion berlebih. Elektrolit akan
hilang bersama dengan pengeringan endapan.
Contoh endapan AgCl dapat dicuci dengan larutan HCl atau
asam nitrat. Pengeringan pada suhu 110oC akan
menghilangkan HCl.
22

PENCERNAAN
Pencernaan (digestion) : pemanasan larutan ± 1 jam
setelah pembentukan endapan. Hal ini membantu
untuk menghilangkan air yang terikat pada endapan.

penuaan
Penyimpanan larutan tanpa pemanasan, selama
semalam. Hal ini memberi kesempatan pengotor untuk
keluar dari endapan.
23

Endapan kristalin
Padatan kristalin dapat meningkat dengan cara:
1. Meminimasi Q gunakan larutan encer,
penambahan reagen perlahan, pengadukan
2. Memaksimalisasi S pemanasan,
pengaturan pH
3. Digestion menghasilkan endapan yg lebih
murni dan mudah disaring
24

kopresipitasi
Fenomena dimana senyawa soluble ikut mengendap bersama
dengan analit (senyawa tersebut bukanlah merupakan
material yang seharusnya mengendap).
Contoh: H2SO4 ditambahkan pada BaCl2 yang mengandung
sedikit nitrat, ternyata endapan BaSO4 mengandung BaNO3
(nitrat itu dikopresipitasikan bersama dengan sulfatnya).
Empat Jenis Kopresipitasi:
1. Surface adsorption
2. Mixed crystal formation (proses kesetimbangan)
3. Occlusion
4. Mechanical entrapment (kinetika dari crystal growth)
25

1. SURFACE ADSORPTION
Terjadi apabila ion-ion yang teradsorpsi ditarik ke
bawah bersama endapan selama proses koagulasi
sehingga permukaaan endapan mengandung ion-ion
yang teradsorpsi. Keadaan ini sering terjadi pada koloid
terkoagulasi (memiliki luas permuakaan yang luas yg
terbuka kepada pelarut).
Contoh: Endapan AgCl, akan mengandung
sedikit nirat. Pada penentuan Cl- terbentuk endapan
AgCl (koloid terkoagulasi) terkontaminasi dengan ion
Ag+ dan NO3+ atau ion lain yang terdapat pada lapisan
counter-ion sehingga AgNO3 ikut mengendap.
26
Untuk menguranginya dengan:
Digestion: memperkecil luas permukaan.
Pencucian dengan larutan yg mengandung
elektrolit volatil, menggantikan elektrolit nonvolatil.
Contoh pada penentuan Ag+ dengan menambah Cl-
dimana spesi teradsorpsi yg utama adalah Cl-.
Penambahan larutan asam akan menggantikan lapisan
counter-ion dg H+, shg kedua ion tsb yg berada pada
double layer membentuk HCl yang volatil.
Represipitasi atau presipitasi ganda. Endapan
yang sudah disaring dilarutkan kembali untuk
kemudian diendapkan kembali. Cara ini efektif
mengatasi kopresipitasi pada pengendapan oksida
hidrous besi(III) dan alumunium yang terkontaminasi
dg kation logam berat spt Zn Cd dan Mn.
2. mixed-crystal formation
27

Satu dari ion yg terdapat pada kisi kristal dari endapan digantikan dg
ion lain yg memiliki muatan dan ukuran yg hampir sama. Kehadiran
ion-ion yang serupa dapat menggantikan analit yang dikehendaki di
dalam kisi kristal selama proses pengendapan. Kedua garam memiliki
golongan kristal yg sama.
Contoh: dalam penentuan sulfat sebagai BaSO4 kehadiran ion Pb
atau Sr menyebabkan suatu kristal campur yang mengandung PbSO4
atau SrSO4.
Contoh lain: MgKPO4 pada endapan MgNH4PO4, SrSO4 pada
BaSO4, MnS pada CdS.
Mengatasinya dengan menghilangkan iondilakukannya pengendapan
atau mengganti agen pengendap yang tidak menghasilkan
pembentukan mixed-crystal.
28

3. occlusion
Terjadi pada saat pertumbuhan kristal berlangsung cepat, ion
kemungkinan terperangkap di dalam kristal yg tumbuh.
Jika pertumbuhan kristal terlalu cepat, beberapa counter ion tidak
memiliki waktu untuk terlepas dari permukaan.
29

4. Mechanical Entrapment
Terjadi karena beberapa kristal yg tumbuh terletak berdekatan
sehingga memerangkap molekul pelarut. Walaupun pelarut dapat
dihilangkan dengan pengeringan namun ion yang terperangkap akan
tetap dalam endapan.

Oklusi dan mechanical entrapment dapat diminimasi jika kecepatan


pertumbuhan kristal diperlambat kondisi lewat jenuh yg rendah.

Juga dgn digestion, represipitasi yang terjadi pada suhu tinggi


membuka kantong perangkap dan memberikan kesempatan larutan
keluar.
30

Dua pendekatan yang biasa dipakai agar koloid berkoagulasi:


1. Pemanasan disertai pengadukan secara nyata
menurunkan jumlah ion yang terabsorb per partikel
mengurangi ukuran lapisan counter ion, sehingga
memudahkan partikel untuk berdekatan. Pemanasan
mengakibatkan berkurangnya jumlah ion yg teradsorpsi
mengurangi double layer.

2. Meningkatkan konsentrasi elektrolit larutan senyawa


ionik yang tidak mengganggud apat ditambahkan ke
dalam larutan. Hal ini dapat menetralisasikan partikel.
Penambahan elektrolit yg sesuai akan mengurangi double
layer.
31

perhitungan gravimetri
1. Pemanasan disertai pengadukan secara nyata menurunkan jumlah
ion yang terabsorb per partikel mengurangi ukuran lapisan
counter ion, sehingga memudahkan partikel untuk berdekatan.
Pemanasan mengakibatkan berkurangnya jumlah ion yg
teradsorpsi mengurangi double layer
2. Meningkatkan konsentrasi elektrolit larutan senyawa ionik yang
tidak mengganggud apat ditambahkan ke dalam larutan. Hal ini
dapat menetralisasikan partikel. Penambahan elektrolit yg sesuai
akan mengurangi double layer

𝑨𝒓 𝑨𝒙
Faktor Gravimetri =
𝑴𝒓 𝑨𝒙 𝑩𝒚
32

soal - soal
1. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih. Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam sampel.
Pembahasan :
Diketahui: berat endapan= 1,0882g; berat sampel: 0,5662g; Mr AgCl=
143,4
Faktor Gravimetri = Ar Cl / Mr AgCl = 35,45 / 143,41,0882 (35,45 /
143,4)%Cl =0,5662
33

soal - soal
1. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih. Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam sampel.
Pembahasan :
Diketahui: berat endapan= 1,0882g; berat sampel: 0,5662g; Mr AgCl=
143,4
Faktor Gravimetri = Ar Cl / Mr AgCl = 35,45 / 143,41,0882 (35,45 /
143,4)%Cl =0,5662
34

soal - soal
1. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih. Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam sampel.
Pembahasan :
Diketahui: berat endapan= 1,0882g; berat sampel: 0,5662g; Mr AgCl=
143,4
Faktor Gravimetri = Ar Cl / Mr AgCl = 35,45 / 143,41,0882 (35,45 /
143,4)%Cl =0,5662
soal - soal 35
36

Thank you for your attention!


Any questions?

Anda mungkin juga menyukai