Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang mahaKuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yangtelah ditentukan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yangtelah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupakepada bapak Ir. M. Fauzi Arifin M.Si, Selaku dosen pengasuh matakuliah KimiaAnalitik. Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, olehkarena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangatkami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kamikiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahamimateri Analisis Gravimetri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Analisis Gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang sangat penting dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa penambangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.

2.

Tujuan

Tujuan

dari

pembuatan

makalah

ini

adalah

sebagai

berikut

Untuk melaksanakan tugas Kimia Analitik

Menjadi Pegangan bagi Mahasiswa Yang ingin memahami konsep Analisis Gravimetri.

Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran matakuliah kimia Analitik.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Metode Pengendapan Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahan, misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Pada temperatur tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu didefinisikan sebagai jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel. Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar dibandingkan dengan keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu. Contoh reaksi pengendapan dengan pereaksi AgNO3: NaCl(aq) + AgNO3 AgCl(s) + NaNO3 (Utami, 2008). Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan. Analisa pengendapan gravimetri akan berjalan baik jika persyaratannya meliputi:

Kesempurnaan endapan

Analat yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau dengan kata lain kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.

Kemurnian endapan

Endapan murni adalah endapan yang bersih tidak mengandung molekul-molekul lain yang disebut juga dengan pengotor atau kontaminan. Endapan yang kotor akan

mengandung berat lebih besar dari seharusnya sehingga akan menimbulkan kesalahan yang lebih besar. Kontaminan oleh zat lain sangat mudah terjadi karena endapan timbul dari larutan yang berisi berbagai macam zat.

Susunan endapan

Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan tertentu atau endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya tertentu. Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi:

Melarutkan analat Mengatur keadaan larutan misalnya pH dan suhu Membentuk endapan Menumbuhkan kristal-kristal endapan (digestion atau aging) Menyaring dan mencuci endapan Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan susunan tertentu. Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas saring

Mendinginkan lalu menimbang endapan

2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi. Kita harus membedakan dua jenis kopresipitasi yang penting. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi pada

permukaan partikel yang terkena larutan, dan yang kedua adalah yang sehubungan dengan oklusi zat asing sewaktu proses pertumbuhan kristal dari partikel-partikel primer. Mengenai adsorpsi permukaan (adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis (adsorbat) pada permukaannya), umumnya akan paling besar pada endapan yang mirip gelatin dan paling sedikit pada endapan dengan sifat makrokristalin yang menonjol. Endapan dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti aturan adsorpsi Paneth-Fajans-Hahn, yang menyatakan bahwa ion yang membentuk garam yang paling sedikit larut. Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion kalsium lebih utama diadsorpsi ketimbang ion magnesium, karena kalsium sulfat kurang larut ketimbang magnesium sulfat. Juga perak ionida mengardsorpsi perak asetat jauh lebih kuat dibanding perak nitrat pada kondisi-kondisi yang sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih rendah. Deformabilitas (mudahnya diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi dan disosiasi elektrolit dari senyawaan yang diardsorpsi juga mempunyai pengaruh yang sangat besar, semakin kecil disosiasi senyawaa itu semakin besar teradsorpsinya. Maka hidrogen sulfida, suatu elektrolit lemah, sangat kuat diadsorpsi oleh sulfida logam-logam. Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi sewaktu endapan dibangun dari pertikel-partikel primernya. Partikel primer ini akan mengalami adsorpsi permukaan sampai tingkat tertentu dan sewaktu partikel-partikel ini saling bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian jika terbentuk kristal-kristal tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung lambat, atau jika saling bergabung itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal besar yang tersusun dari kristalkristal kecil yang terikat tak erat, dan sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk kebalik dinding kristal besar. Jika zat pengotor ini isomorf atau membentuk larutan-padat dengan endapan, jumlah kopresipitasi mungkin akan sangat banyak, karena tak akan ada kecenderungan untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu proses pematangan.

Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dengan adanya magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah dari larutan dan mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan bersentuhan dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh penyebab ini. Efek yang serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga (II) sulfide dalam asam klorida 0,3M dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida dengan perlahan-lahan berpascapresipitasi. Pascapresipitasi berbeda dari kopresipitasi dalam segi:

a.

Kontiminasi bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan bersentuhan

dengan cairan induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya berkurang pada kopresipitasi. b. Pada pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin cepatnya larutan

diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal. Pada kopresipitasi keadaannya umumnya adalah kebalikannya. c. Banyaknya kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari pada

kopresipitasi.

2.3 Keadaan Optimum Untuk Pengendapan Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sbb:

a.

Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.

b. c.

Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperatur tinggi.

d.

Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.

e. f.

Endapan harus dicuci dengan larutan encer. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan

pengendapan ulang Meminimalkan kopresipitasi: 1. Metode penambah dari kedua reagen. Jika diketahui bahwa baik sampel maupun endapan ion mengandung ini dapat dijaga suatu ion ke yang larutan mengotori, larutan cara yang ini, awal

mengandung konsentrasi

ditambahkan serendah

lain. Dengan

pengotor

mungkin

selama

tahap-tahap

pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan yang dibawa oleh partikel-partikel utama dapat dikendalikan. 2. Pencucian. Pengotor-pengotor yang teradsorpsi dapat dihilangkan dengan

mencuci kecuali mereka terkepung. Dengan endapan-endapan mirip dadih dan yang bersifat gelatin, seseorang harus mempunyai suatu elektrolit dalam larutan pencuci untuk menghindari peptisasi. 3. Pencernaan. Teknik ini bermanfaat sekali bagi endapan kristalin, cukup

bermanfaat bagi endapan mirip dadih, bersifat gelatin. 4.

tetapi

tidak digunakan bagi endapan yang

Pengendapan kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari asam lemah dalam asam kuat), ia dapat disaring, dilarutkan kembali dan

diendapkan kembali. Ion pengotor akan berada dalam suatu konsentrasi yang rendah selama pengendapan kedua, dan karenanya jumlah yang lebih kecil akan dikopresipitasi. 5. Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan atau sifat kimiawinya diubah dengan suatu reaksi tertentu sebelum endapan terbentuk.

2.4 Pengendapan dari larutan Homogen Pada metode ini, reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia homogen dalam larutan. Endapannya berkerapatan tinggi dan dapat disaring, kopretisipasi dikurangi ke nilai minimumnya. Beberapa contoh pengendapan dari larutan homogen adalah:

a.

Sulfat Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi : (CH2)2SO4 + 2H2O 2CH3OH + 2H+ + SO42-

b.

Hidroksida pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan reaksi berikut : CO(NH2)2 + H2O 2NH3 +CO2 pada suhu 90-1000 Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam media asam suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.

c.

Oksalat Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4. Thiorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea.

Misalnya : CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O 2NH3 +CO2 + 2C2O42(C2H5)2 C2O4 + 2H2O 2C2H5OH + 2H+ + C2O42-

d.

Fosfat Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan dari trimetil atau trietil fosfat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3Po4 dalam media yang mengandung asam sulfat.

2.5 Mencuci Endapan Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :

Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan pengotor. Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi melalui pencucian endapan. Adapun tujuan dari

pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni. Endapan murni adalah endapan analit yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1.

Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas saring, misalnya : penggunaan ammonium nitrat untuk mencuci endapan ferihidroksida

2. 3.

Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan, misalnya : alcohol. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa lemah.

Mencuci berulang-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali pencucian dengan volume total yang sama .

Xn=Xo +vn

Di mana : Xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci N = jumlah pencucian Xn = konsentrasi pengotor setelah pencucian V = volume larutan pencuci = volume cairan yang sisa dalam endapan

Berikut ini adalah criteria pemilihan larutan pencuci :

dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan endapan tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan digunakan larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada kemungkinan endapan dapat larut.

larutan pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan memungkinkan

2.6 Pembakaran Endapan Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.

Jika endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini harus diabukan dulu dengan memakai api sekecil mungkin.

Kemudian secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai temperatur yang diinginkan. Harus diperhatikan agar kertas dapat diabukan secara sempurna, untuk itu perlu diamati warna endapan, jika berwarna putih berarti kertas terabukan sempurna, sebaliknya adanya noda hitam menunjukkan bahwa masih ada sisa kertas yang tidak terabukan sempurna.

Pemijaran pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang melekat pada endapan. Makin kuat terserapnya air pada endapan makin tinggi temperatur pemijarannya.

Contoh : endapan yg berbentuk jel memerlukan temperatur pemijaran yang cukup tinggi, sedangkan endapan hablur tidak memerlukan temperatur pemijaran tinggi.

Endapan yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya karena penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan harga tetap.

Harus dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat ditentukan beratnya.

2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik karena senyawa-senyawa organik tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan

sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah yang besar. Endapan organik yang baik harus memiliki sifat spesifik. Endapan yang dibentuk oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya. Pada pengeringan atau pembakaran, temperaturnya harus ditentukn berdasarkan sifat kimianya. Selektivitas (pemilihan) optimum reaksi tercapai dengan mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi pereaksi, pH larutan dan penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan ion-ion asing. Beberapa ion anorganik dapat diendapkan dengan pereaksi organik tertentu disebut pengendap organik. Sejumlah pereaksi ini berguna bukan hanya untuk pemisahan, untuk pengendapan tetapi juga dapat digunakan untuk ekstraksi pelarut. Pereaksi organik yang banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk khelat. Beberapa pereaksi organik dapat membentuk senyawa kelat dengan beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang berupa basa (donor elektron). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur cincin yang disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara kualitatif tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang tidak bermuatan diperoleh dari penelahan konstanta pembentukan senyawa koordinasi yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan. Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti antara BaS0 dan Ni(DMG) dimana DMG adalah dimetil glioksin. Senyawa organik diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat ligan harus mempunyai atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan untuk pembnetukan koordinasi. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Substitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.

Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al.

2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik

a. b. c.

Zat tersebut harus selektif. Mempunyai sifat spesifik. Bobot molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil saja logam

menghasilkan endapan yang beratnya tinggi. d. Beberapa pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang menghasilkan endapan

dengan jumlah kation yang kecil. e. Mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam dapat

diendapkan secara kuantitatif.

2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting Zat pengendap organik merupakan bahan untuk membantu proses pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, Zat pengendap organik disebut juga regensia organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan tertentu. Beberapa pengendap organik yang telah dikenal banyak digunakan dalam analisis gravimetri seperti:

1.

Dimeti glioksim (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi berlebih harus dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai pereaksi pelindung.

2.

8-hidroksiquinolin berguna untuk mengendapkan beberapa logam dan dapat digunakan untuk pemisahan. Ditambahkan pada keadaan/ suasana dingin dan endapan dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian dilarutkan dalam asam dan dititrasi.

3. 4.

Asam mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya ditimbang. Cupferon digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari aluminium. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan endapannya dibakar kemudian ditimbang.

5.

Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya sering digunakan garam natrium.

6.

Asam kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan pereaksi pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.

7.

Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai masking agent. Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil jika lebih dari 73 hari. Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.

8.

1-nitroso-2-naftol (untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam. Kompleks tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya dibuat dalam asam asetat glacial dan air destilasi.

BAB 3 PENUTUP

1.

Kesimpulan Dengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa diambil beberapa kesimpulan :

Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang dilakukan dengan proses penimbangan.

Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.

Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan.

Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi.

Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan pertama).

Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.

Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni.

Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Selektivitas berarti kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.

Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan tertentu.

3.2 Saran Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk memahami teknik analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda, Seorang yang dalam keadaan haus, meminum air laut, niscaya ia akan semakin haus, semoga andapun demikian. Terima kasih.

MAKALAH KIMIA ANALITIK KLASIK GRAVIMETRI

Disusun Oleh :

Ricky satria yudha (0907033025 )

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012

Anda mungkin juga menyukai