Anda di halaman 1dari 23

GRAVIMETRI

Metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran berat setelah


proses pemisahan/isolasi/pemurnian

Cara-cara pemisahan/isolasi :

1. Cara pengendapan
Analit endapan saring,cuci,pijar timbang
sukar larut

Zat pengendap

Contoh : penentuan Ca2+ dalam air alam dgn penambahan


asam oksalat berlebih
Ca2+ + C2O42- CaC2O4
saring, cuci, pijar
CaC2O4(s) CaO(s) + CO(g) + CO2(g)

2. Cara Penguapan
Analit uap analit diabsorpsi Timbang
dlm media yg beratnya zat pengabsorpsi
diketahui

3. Cara Elektrodeposisi/eketrogravimetri

Analit Endapan pada katoda Timbang


katoda
Eletrolisis
Syarat Pembentukan Endapan
1. Zat/analit harus terendapkan sempurna
2. Endapan harus sukar larut
- Kehilangan karena kelarutan dapat diabaikan
- Reagen pengendap berlebih untuk mengurangi kelarutan
endapan
AgCl (s) Ag+ + Cl-
endapan AgCl sedikit larut, dengan penambahan AgNO3
berlebih reaksi akan bergeser ke kiri
3. Endapan harus murni dan mudah disaring
4. Endapan yg ditimbang harus diketahui komposisi
senyawanya
Mekanisme Pembentukan Endapan
1. Proses pengendapan garam AB
A+ + B - AB
Endapan terbentuk bila : [A+][B-] > KSp
larutan harus lewat jenuh
2. Proses pembentukan inti endapan (2 tahap)
a. Pembentukan inti endapan (nukleasi) yang diawali dengan
pembentukan koloid
b. Pertumbuhan inti endapan

Ion dalam larutan (10-8 cm)

Partikel koloid (10-7 – 10-4 cm)

Endapan ( > 10-4 cm)s


Contoh : lar AgNO3 dimasukkan ke dalam lar NaCl

Na+ Na+

Na+ Cl- Cl- Na+ ion terserap primer


Na+ Cl- AgCl Cl- Na+ (lap primer)
Na+ Cl- Cl- Na+

Na+ Na+ ion lawan (lap sekunder)

• Lapisan primer terikat lebih kuat daripada lapisan


sekunder

• Endapan terjadi bila muatan pada lap primer hilang


dengan penambahan AgNO3 berlebih (jumlah Ag+ =
Cl-)
Proses Pengendapan
Ion- ion dalam larutan lewat jenuh (10-8 cm)

Inti yang tidak dapat disaring

Partikel koloidal
(10-7 -10-4 cm) Koloid Stabil
Tdk dapat disaring dg
Penyaring biasa
lar lewat jenuh
Kristal halus
(10-4 – 10-3 cm) lar lewat jenuh Agregat
Dpt disaring dg penyaring berkurang Koloidal
Halus

Kristal kasar (>10-3cm) Agregat


Dpt disaring dg kertas saring kristalin
Medium/kasar
Distribusi ukuran partikel tergantung pada :
a. Kecepatan pembentukan inti
b. Kecepatan pertumbuhan inti
Bila a < b Partikel endapan sedikit, ukuran partikel besar

Perumusan Von Weimarn


Supersaturasi relatif = qs
s
S = Kekuatan yg menahan pengendapan (kelarutan endapan pada
keadaan keseimbangan]
Q = Konsentrasi jml zat-zat yg terbentuk karena pencampuran
pereaksi
■ Ukuran partikel endapan berbanding terbalik dg supersaturasi
relatif selama proses pengendapan
■ Supersaturasi > pembentukan inti cepat, kristal banyak,
ukuran kristal kecil, permukaan partikel
luas
■ Supersaturasi < Ukuran kristal besar, mudah disaring,
lebih murni, luas permukaan kecil
■ Untuk mendapatkan endapan yang murni selama proses
pengendapan : Q harus < dan S harus > melalui kondisi
pengendapan :

1. Pengendapan dilakukan pada larutan encer (Q<)

2. Lar pengendap ditambahkan perlahan sambil diaduk (Q<)

3. Pemanasan pada penangas air (S>)

4. Digestion
Tujuan “digestion” :
- Memperbesar endapan karena partikel-partikel
kecil melarut dan mengendap kembali pada
partikel yang lebih besar (Oswald repining)
- Mengurangi pengotoran endapan
- Endapan yang terbentuk kasar dan teratur

Pengotoran Endapan
1. Endapan sukar murni selalu terkotori zat-zat
lain yang mudah larut
(Kopresipitasi)
2. Terjadinya Kopresipitasi :
a. Adsorpsi permukaan ion asing teradsorpsi oleh
permukaan endapan
Diatasi dengan “Digestion”

- Pencucian endapan
- Luas permukaan endapan berkurang

b. Oklusi Pengotor masuk ke dalam inti endapan


Diatasi dengan “Digestion” dan pengendapan kembali
(represipitasi)
c. Post Presipitasi Pengotor terendapkan setelah
pengendapan zat yg diinginkan
Contoh :
Pemisahan Ca2+ dari Mg2+ dgn penambahan amonium oksalat
-Ca oksalat segera terbentuk
-Bila dibiarkan berkontak dgn larutan induknya selama ± 3 jam
akan terjadi post presipitasi dari Mg oksalat

Pencucian dan penyaringan endapan


■ Pencucian Untuk menghilangkan larutan induk yg melekat
dan pengotor yang larut
■ Pemilihan larutan pencuci :
1. Tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap jika
endapan dipijar NaCl
2. Banyak ensapan tidak dapat dicuci dengan air karena akan
terjadi peptisasi, contoh :
Ion terserap primer
AgCl : Ag+ ………. NO3-
Ion terserap sekunder
Bila dicuci dengan air :
Air tidak mengandung NO3- Konsentrasi NO3- <, maka
jarak endapan bermuatan + > tarikan elektrostatis <

Tolak menolak antar endapan +

Kembali terbentuk koloid


(Halus dan menembus kertas saring)
3. Mencegah Peptisasi :
Gunakan larutan pencuci larutan elektrolit yang mengandung
ion lawan
Contah ; Elektrolit HNO3, NH4NO3

AgCl …….NH4+……NO3- AgCl + NH3 + HNO3

Pencucian dengan larutan elektrolit akan menggantikan ion


terserap primer

Medium Penyaring : - Jenis endapan


- Suhu pemanasan / pemijaran
Kertas saring Untuk zat-zat yang tidak mudah tereduksi
Pemanasan / Pemijaran Endapan
1.Menghilangkan air dari endapan
2.Menguapkan elektrolit yang teradsorpsi berasal dari larutan
pencuci dan pengotor lainnya
3.Mengubah endapan menjadi bentuk yang sesuai untuk
ditimbang murni, stabil, komposisi diketahui

Suhu pemanasan untuk berbagai endapan telah ditentukan


melalui percobaan menggunakan “Thermobalance”

Instrumen ini mengukur berat endapan yang dipanaskan


perlahan-lahan dari suhu kamar sampai 1000oC
Grafik antara berat endapan terhadap suhu

Berat (g)
CaC2O3.H2O

134 CaC2O4
236 CaCO3
478 625

773 CaO
828 1025

suhu oC
- CaC2O4.H2O stabil pada suhu 100oC, kehilangan air pada
suhu 226oC
- Sampai suhu 398oC, CaC2O4 masih stabil
- Pada suhu 420oC CaCO3 stabil
- Pada 460oC terurai CaO dan stabil pada suhu 859oC

Harus memanaskan/memijar endapan pada suhu dimana


kurva berbentuk datar

Ditempat berat endapan tetap pada jangkauan suhu yang


lebar
Perhitungan :
Berat unsur/ion yang ditentukan dapat dihitung dari
berat endapan dengan menggunakan faktor
gravimetri (F G)

Faktor Gravimetri (F G) : Jml gram analit dalam satu


gram endapan yang
ditimbang
► Jumlah g analit = F G x Berat endapan

► % Analit = Berat endapan x F G x 100%


Berat sampel
Contoh :
1. FG Cl dalam AgCl : 1 mol AgCl = 143,32 g
1 mol Cl = 35,453 g
FG = Ar/Mr FG Cl = 35,453/143,32 = 0,2474

2. FG Fe dalam Fe2O3
FG Fe = 2 Fe / Fe2O3 = 2 (55,847) / 158,69 = 0,6994

Contoh soal :

1. 2 g NaCl dilarutkan dalam air, ditambah larutan AgNO3 berlebih.


Berat endapan AgCl setelah dicuci, dipanaskan dan ditimbang
adalah 4,6280 g. Berapa % Cl dalam sampel
2. Berapa massa AgNO3 (169,9 g/mol) yang diperlukan untuk

mengkonversikan 2,33 g Na2CO3 (106,0 g/mol) menjadi Ag2CO3

3. 0,3516 g deterjen mengandung fosfat, dipijarkan untuk


menghilangkan senyawa organik. Residu dilarutkan dalam HCll
panas (P menjadi H3PO4), fosfat diendapkan sebagai

MgNH4PO4.6H2O dengan penambahan Mg2+ dan NH3. Setelah

disaring dan dicuci diubah menjadi Mg2P2O7 (222,57 g/mol)


melalui pemijaran pada temp 1000oC. Residu ditimbang 0,2161
g. Hitung P (30,974 g / mol) dalam sampel.
4. 1,1324 g mineral magnetit (Fe2O4) dilarutkan dalam HCl,

ditambah HNO3 dipanaskan beberapa menit untuk

mengubah Fe2+ menjadi Fe3+. Fe3+ diendapkan sebagai Fe2O3

xH2O dengan penambahan NH3. Residu hasil pemijaran

0,5394 g Fe2O3 (159,69 g/mol).

Hitung : a. % Fe (55,847 g/mol)

b. % Fe2O4 (231,54 g/mol)

5. 0,3592 g tablet antacid yang mengandung NaHCO3 dan


pengotor yang tdk mudah menguap. Dipanaskan lalu residu
ditimbang 0,2362 g. Hitung pengotor dalam sampel
Beberapa FG

Zat yang ditimbang Zat yang dicari FG


BaSO4 S S / BaSO4
BaSO4 SO3 SO3 / BaSO4

Fe2O3 Fe Fe / Fe2O3
Fe2O3 FeO 2Fe / Fe2O3
Fe2O3 Fe3O4 2Fe3O4 / Fe2O3
Mg2P2O7 Mg 2MgO / Mg2P2O7
Mg2P2O7 P 2O 5 P2O5 / Mg2P2O7
Soal
1. Fosfor dalam suatu contoh batu fosfat seberat 0,5428 g
diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi
MgP2O7. Jika endapan yang dibakar beratnya = 0,2234 g
hitung : a. % P2O5 dalam contoh
b. Berat endapan MgNH4PO4.6H2O

2. Suatu contoh yang hanya mengandung CaCO3 dan MgCO3


dibakar menjadi CaO dan MgO. Campuran oksida beratnya =
setengah berat contoh semula.
Hitung : % CaCO3 dan MgCO3 dalam contoh.

3. Sulfur dalam 8 tablet captodiamine C12H29NS2 (359,6 g/mol)


diubah menjadi sulfat dan ditentukan secara gravimetri. Hitung
massa captodiamine / tablet dan bila residu BaSO4 = 0,3343 g
1. Sampel yang megandung bromida sebanyak 354 mg di
analisis secara gravimetri, diendapkan dan dipijarkan sebagai
AgBr. Bila hasil pijar adalah 186 mg. Hitung % Br dalam
sampel

2. 153 mg sampel organik yang mengandung Cl dipreparasi


dengan HNO3 pekat, Cl yang diuapkan bereaksi dengan ion
Ag+ membentuk AgCl. Endapan AgCl ditimbang = 153 mg.
Hitung % Cl dalam sampel organik tsb dan tentukan berat
molekul sampel organik

3. 865 mg sampel dilarutkan, Fe(OH)3 xH2O diendapkan dan


dipijar kemudian ditimbang sebanyak 262 mg sebagai Fe2O3.
Hitung % Fe3O4 dalam sampel

Anda mungkin juga menyukai