Anda di halaman 1dari 28

1

BAB 2
ANALISA GRAVIMETRI

Sholeh Mamun Ph.D

TOPIK

Pengantar
Reaksi
Tipe Metode Gravimetri
Tahapan Analisis
Sifat Endapan dan Reagen Pengendap
Ukuran Partikel Endapan
Metode Penyaringan
Penyaringan Supernatant
Pengeringan dan Pemanasan Endapan
Peralatan
Perhitungan
Gravimetri Volatilisasi
Pustaka

PENGANTAR

Gravimetri: analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses


pemisahan dan penimbangan suatu senyawa tertentu dalam bentuk
yang semurni mungkin
Dalam analisa gravimetri yang diukur adalah massa atau perubahan
massa
Analit (senyawa yang ingin diketahui massanya) dapat ditentukan
dengan dua cara:
a.
Metode langsung mengukur massa analit / analit sebagai objek
yang ditimbang (sesudah pemurnian: saringan, eksraksi dll)
b.
Metode tidak langsung mengukur perubahan massa karena
massa analit hilang atau mengukur massa senyawa lain karena
reaksi yang melibatkan analit (misal mengukur kadar air: oven)

Contoh metode langsung:


Menentukan total suspended solid (TSS) dalam pengolahan air
limbah:
Sampel awal ditimbang
Disaring dengan filter (filtrat ditimbang terlebih dahulu,
kemudian dikeringkan
Sampel ditimbang kembali
TSS = sampel setelah pengeringan berat (krus + kertas saring)

Contoh metode tidak langsung:


Menentukan kandungan air pada bahan makanan
Sampel makanan awal ditimbang
Sampel makanan dipanaskan sampai kandungan air hilang
Sampel makanan ditimbang
Jumlah kandungan air = selisih berat sampel awal dan akhir

REAKSI
Persamaan reaksi dalam gravimetri:
aA + rR AaRr (solid)
a molekul analit A bereaksi dengan sejumlah r molekul R
menghasilkan produk AaRr yang pada umumnya
merupakan zat yang tidak dapat larut atau sangat sedikit
larut, sehingga membentuk endapan
Endapan AaRr kemudian dicuci dan dikeringkan ataupun
dipanaskan/dibakar untuk membentuk senyawa lain yang
diketahui komposisinya dan selanjutnya ditimbang

TIPE METODE GRAVIMETRI


Ada beberapa tipe metode gravimetri antara ain:
a. Gravimetri presipitasi analit dipisahkan dari larutan sampel
sebagai endapan ataupun dikonversi ke dalam senyawa yang sudah
diketahui komposisinya terlebih dahulu, selanjutnya ditimbang,
Contoh:
Penentuan kandungan Hg (II) dalam garam HgCl2 secara tidak
langsung dengan membuat endapan Hg2Cl2 menurut reaksi sbb:
2HgCl2 + H3PO3 + H2O Hg2Cl2 + 2HCl + H3PO4
Kemudian Hg2Cl2 dititrasi dengan KIO3:
IO3- + 2Hg2Cl2 + 6H+ + 13Cl- ICl + 4[HgCl4]2- + 3H2O
Jadi KIO3 = 4Hg = 2Hg2Cl2
Penentuan kandungan Cl- secara langsung dengan membuat
endapan AgCl melalui reaksi:
Cl- + Ag+ AgCl

TIPE METODE GRAVIMETRI


b. Gravimetri volatilisasi analit dipisahkan dari komponen lain dari

sebuah sampel secara langsung ataupun dengan cara


mengkonversi analit tersebut ke dalam gas yang sudah diketahui
komposisi kimianya.
Contoh:
Penentuan kadar air pada suatu bahan dengan menguapkan
H2O
Penentuan karbon dalam senyawa organik dengan pembakaran
sehingga C terkonversi menjadi CO2
c. Elektrogravimetri diukur massa elektrodeposit pada katoda atau
anoda pada sel elektrokimia. Contoh:
Penentuan ion Pb2+, dimana terjadi oksidasi Pb2+ menjadi PbO2
pada anoda Pt
Penentuan ion Cu2+ dimana elektrodeposisi Cu terjadi pada
katoda Pt
Tipe metode gravimetri ini akan dipelajari dalam Bab selanjutnya

TAHAPAN ANALISIS
1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.

Pelarutan sampel (untuk sampel padat)


Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi
pengendap (reagent) secara berlebih agar semua
unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan
dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan
kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan
tahap paling penting
Penyaringan endapan
Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di
dalam penyaring dengan larutan tertentu
Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan
Penimbangan endapan
Perhitungan

SIFAT ENDAPAN DAN REAGEN


PENGENDAP

Unsur/senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara


sempurna
Reagent pengendap harus bereaksi hanya dengan analit atau
minimal mempunyai selektivitas tinggi terhadap analit
Produk (endapan) yang dihasilkan bersifat:

Mudah disaring dan bebas dari kontaminan (murni)

Kelarutan yang sangat rendah

Kehilangan dalam proses penyaringan dan pecucian sangat


sedikit

Tidak bereaksi dengan komponen atmosfer

Dapat diketahui komposisi kimia setelah dikeringkan/dibakar

10

UKURAN PARTIKEL ENDAPAN

Diameter partikel endapan bervariasi dari yang cukup besar


sampai sangat kecil (tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang). Contoh diameter endapan yang sangat kecil
adalah endapan koloid (10-7 - 10-4 cm)
Karena partikel koloid sangat kecil, maka sangat sulit untuk
disaring, sehingga diperlukan proses koagulasi atau
aglomerasi
Endapan kristal lebih mudah disaring dan dimurnikan
dibandingkan dengan endapan koloid
Endapan dengan ukuran partikel yang besar akan lebih
mudah dalam proses penyaringan
Endapan dengan ukuran partikel besar biasanya lebih murni
dibandingkan dengan endapan dengan ukuran partikel kecil

11

METODE PENYARINGAN

Cara melipat kertas saring:


a)
Lipat menjadi dua bagian
b)
Lipat kembali menjadi dua
c)
Kertas saring yang telah dilipat
d)
Bagian ujung disobek
e)
Kertas saring dibuka
f)
Diletakkan pada penyaring
Bagian yang disobek ditempatkan pada bagian luar

12

PENYARINGAN SUPERNATANT

(a)

(b)

Supernatant: larutan yang ada bersama endapan yang terbentuk (slurry)


Penyaringan dapat dilakukan langsung (a) atau dengan bantuan vacuum (b)

PENGERINGAN DAN PEMANASAN


ENDAPAN

13

Endapan yang telah disaring dicuci, dikeringkan, kemudian


dipanaskan/dibakar
Tujuan pengeringan dan pemanasan:
menghilangkan/menguapkan air
menguapkan elektrolit pencuci yang teradsorpsi dan menghilangkan
pengotor lain yang mudah menguap
mengubah endapan menjadi senyawa yang diketahui rumusnya
Suhu pemanasan tergantung pada macam endapan yang terjadi,
misalnya:
AgCl dipanaskan dalam oven pada 120oC
MgNH4PO4.6H2O bila dipanaskan pada 120oC menjadi MgNH4PO4
atau dipanaskan pada suhu 400oC menjadi Mg2P2O7
Untuk memperoleh suhu yang tepat pada berbagai endapan perlu
dilakukan percobaan lanjutan dengan pemanasan dalam furnace

14

PERALATAN

Timbangan untuk mengukur massa

Conventional laboratory oven


untuk pengeringan

15

PERALATAN

Desiccator untuk
menyimpan sampel
dalam keadaan kering

Muffle furnace untuk


memanaskan sampel
sampai suhu 1100-1700 oC

16

PERHITUNGAN
Berat unsur /ion yang dicari dihitung dari berat endapan dengan menggunakan faktor
gravimetri
Faktor gravimetri: perbandingan berat formula unsur/ion yang dicari terhadap berat zat yang
ditimbang
Faktor gravimetri = berat formula zat yang dicari / berat formula zat yang ditimbang
Berat zat yang dicari = berat zat yang ditimbang x faktor gravimetri

Yang dicari

Yang ditimbang

Faktor gravimetri

KClO4

K/ KClO4

K2O

KClO4

K2O/2KClO4

Fe

Fe2O3

2Fe/ Fe2O3

Fe3O4

Fe2O3

2Fe3O4/3Fe2O3

Bila berat yang dicari telah diketahui:

Berat zat yang dicari (gram)


100% % yang dicari
Berat cuplikan (gram)

Jadi perhitungan
hasil analisa
gravimetri:
Berat endapan
(gram)
x faktor gravimetri

Berat cuplikan (gram)

100% % yang dicari

17

Contoh 1:
Kandungan kalsium dalam sampel air sebanyak 200,0 mL ditentukan dengan
mengendapkan kation Ca2+ dalam bentuk CaC2O4. Endapan kemudian
disaring, dicuci, dan dipanaskan/dibakar dalam sebuah krus dengan massa
kosong 26,6002 g. Massa krus dan CaO (56,077 g/mol) yang terbentuk
adalah 26,7134 g. Hitung konsentrasi Ca (40,078 g/mol) dalam air dalam
satuan gram per 100 mL air.

Penyelesaian:
Proses penentuan kandungan kalsium dalam air adalah sbb:
Asam oksalat (H2C2O4) berlebih ditambahkan ke dalam sampel
Ditambahkan amoniak (NH3) untuk menetralkan asam sehingga semua
kalsium dalam sampel terendapkan sebagai kalsium oksalat (CaC2O4)

18

Endapan CaC2O4 kemudian disaring, dikeringkan dan dibakar untuk


membentuk kalsium oksida (CaO) menurut reaksi:
Massa CaO = 26,7134 26,6002 = 0,1132 g
Jumlah mol Ca dalam sampel = jumlah mol CaO, maka:
mol Ca = (0,1132 g CaO) x (1 mol CaO/56,077 g CaO) x (1 mol
Ca/mol CaO)
= 2,0186 x 10-3 mol Ca
Konsentrasi Ca per mL sampel/air:
[Ca] = (2,0186 x 10-3 mol Ca) x (40,078 g Ca/mol Ca) / (200 mL
sampel)
= 4,045 x 10-4 g/mL air
Diperoleh konsentrasi Ca per 100 mL air:
[Ca] = (4,045 x 10-4 g/mL air ) x (100 mL) = 4,045 x 10-2 g/100 mL
air

19

Contoh 2:
Analisis bijih besi dilakukan dengan cara melarutkan sampel 1,1324 g
dalam HCl pekat dan kemudian diencerkan dengan air. Setelah
ditambahkan NH3 akan diperoleh endapan besi (III) sebagai
hidrous oksida Fe2O3xH2O. Setelah dilakukan penyaringan,
endapan kemudian dicuci dan dibakar pada suhu tinggi dan
diperolah 0,5394 g Fe2O3 murni (159,69 g/mol). Hitunglah:
a) % Fe (55,847 g/mol) dan
b) % Fe3O4 (231,54 g/mol) dalam sampel.

Penyelesaian:
Jumlah mol Fe2O3:
mol Fe2O3 = (0,5394 g Fe2O3) x (1 mol Fe2O3 / 159,69 g Fe2O3)
= 3,3778 x 10-3 mol Fe2O3

20
a) Jumlah mol Fe = 2 x mol Fe2O3

Massa Fe = (3,3778 x 10-3 mol Fe2O3) x (2 mol Fe / mol Fe2O3)


x (55,847 g Fe/mol Fe)
= 0,37728 g Fe
% Fe = (0,37728 g Fe / 1,1324 g sampel) x 100% = 33,32%
b) Menurut reaksi di bawah ini bahwa 3 mol Fe2O3 2 mol Fe3O4

Massa Fe3O4 = (3,3778 x 10-3 mol Fe2O3) x (2 mol Fe3O4/3 mol


Fe2O3) x (231,54 g Fe3O4/mol Fe3O4)
= 0,52140 g Fe3O4
% Fe3O4 = (0,52140 g Fe3O4/1,1324 g sampel) x 100% = 46,04%

21

Catatan:
Penyelesaian dengan cara faktor gravimetri (FG):
a) FG = (1 mol Fe2O3/159,69 g Fe2O3) x (2 mol Fe / mol Fe2O3)

x (55,847 g Fe/mol Fe)


= 0,69944 g Fe/g Fe2O3
%Fe = (0,69944) x (0,5394/1,1324) x 100% = 33,32%
b) FG = (1 mol Fe2O3/159,69 g Fe2O3) x (2 mol Fe3O4 / 3 mol

Fe2O3)
x (231,54 g Fe3O4/mol Fe3O4)
= 0,96662 g Fe3O4 / g Fe2O3
% Fe3O4 = (0,96662) x (0,5394/1,1324) x 100% = 46,04%

22

Contoh 3:
Sampel seberat 0,2356 g yang mengandung NaCl (58,44 g/mol) dan
BaCl2 (208,23 g/mol) menghasilkan 0,4637 g AgCl kering (143,32
g/mol). Hitung persentase masing-masing senyawa halogen dalam
sampel.
Penyelesaian:
Misal: NaCl = x g dan BaCl2 = y g, maka:
x + y = 0,2356 g sampel

(1)

Jumlah AgCl yang berasal dari NaCl:


Massa AgCl = (x g NaCl) x (1 mol NaCl/58,44 g NaCl)
x (1 mol AgCl/mol NaCl) x (143,32 g AgCl/mol AgCl)
= 2,4524x g AgCl

23

Jumlah AgCl yang berasal dari BaCl2:


Massa AgCl = (y g BaCl2) x (1 mol BaCl2/208,23 g BaCl2)
x (2 mol AgCl/mol BaCl2) x (143,32 g AgCl/mol AgCl)
= 1,3766y g AgCl
Diperoleh AgCl total:
2,4524x + 1,3766y = 0,4637

(2)

Dari pers. (1):


y = 0,2356 x

(3)

Substitusi (3) ke (2) diperoleh:


2,4524x + 1,3766 (0,2356 x) = 0,4637
x = 0,12960 g NaCl
Diperoleh
% NaCl = (0,12960 g NaCl/0,2356 g sampel) x 100% = 55,01%
% BaCl2 = 100% - 55,01% = 44,99%

24

GRAVIMETRI VOLATILISASI

Metode gravimetri berdasarkan prinsip volatilisasi


(penguapan) yang sering digunakan adalah penentuan air dan
CO2
Metode penguapan air:

Langsung air diserap oleh agen penyerap air (solid


desiccant)

Tidak langsung dengan cara pemanasan. Namun cara


ini kurang sempurna karena ada kemungkinan komponenkomponen lain yang turut teruapkan, sehingga mengurangi
ketelitian hasil
Contoh prosedur gravimetri dengan cara penguapan CO2
adalah penentuan kandungan sodium bikarbonat (NaHCO3)
dari tablet antacid sbb:

25

Larutan H2SO4 ditambahkan pada tablet antacid yang sudah


dihaluskan agar bereaksi dengan NaHCO3 membentuk CO2
menurut reaksi:
Reaksi dijalankan dalam sebuah labu erlenmeyer (lihat
Gambar 1). Sebuah U tube yang berisi CaSO4 akan
menyerap uap air, sehingga diperoleh aliran CO2 kering dalam
nitrogen
CO2 kering ini kemudian masuk dalam sebuah tabung
adsorber yang berisi silikat (askarit) yang mengandung NaOH.
Reaksi yang terjadi sbb:
Air yang dihasilkan diserap oleh CaSO4 yang ditempatkan
setelah silikat dalam tabung yang sama

26

Gambar 1. Rangkaian alat penentuan NaHCO3 dalam tablet antacid

27

PUSTAKA
1. Skoog, D.A.; West, D.M.; Holler, F.J.; Crouch, S.R., Fundamentals of
Analytical Chemistry, 9th ed., Brooks/Cole, Belmont, CA, USA
2. Harris, D.C., Quantitative Chemical Analysis, 7th ed., W. H. Freeman and
Company, NY, USA, 2007.
3. Underwood, A. L.; Day, R. A., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi ke-6, Penerbit
Erlangga, 2002.

28

Latihan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

0,5 gram bijih besi yang mengandung Fe3O4 diubah menjadi ferri oksida (Fe2O3) dengan
berat 0,4110 gram. Hitung persentase Fe3O4 pada bijih besi tersebut.
Suatu sampel seberat 0,6238 gram yang mengandung klorida, dilarutkan dan kloridanya
diendapkan sebagai AgCl. Endapan dicuci, dikeringkan dan ditimbang dengan berat 0,3571
gram. Hitunglah persentase klorida (Cl) dalam sampel.
Berat garam campuran NaCl dan KCl adalah 0,2360 gram. Setelah ditambahkan perak nitrat,
menghasilkan 0,4901 gram endapan perak klorida. Tentukan komposisi NaCl dan KCl dalam
campuran garam tersebut.
Dalam sampel feldspar seberat 0,4150 gram diperoleh campuran NaCl dan KCl sebanyak
0,0715 gram. Pada pemeriksaan kalium lebih lanjut didapat kalium heksakloro platinat
(K2PtCl6 485,99 g/mol) sebanyak 0,1548 gram. Hitung persentase Na2O dan K2O dalam
sampel.
Massa atom radium Ra ditentukan dengan cara mereaksikan RaCl2 dengan AgNO3.
Sebanyak 0,09192 g RaCl2 murni dilarutkan kemudian ditambahkan AgNO3 berlebih
sehingga terbentuk 0,08890 g endapan AgCl. Tentukan jumlah mol Cl- di dalam garam RaCl2
dan massa atom Ra.
Kandungan nikel Ni (58,69 g/mol) dalam baja ditentukan dengan cara melarutkan baja di
dalam 12M HCl, kemudian dinetralkan dengan ion sitrat untuk menjaga kandungan besi
dalam baja. Larutan ini kemudian dipanaskan dan ditambahkan dimethylglyoxime (DMG;
116,12 g/mol) untuk mengendapkan senyawa kompleks DMG-Ni (288,91 g/mol) menurut
reaksi: Ni2+ + 2 DMG DMG-Ni + 2H+
Endapan selanjutnya disaring, dicuci dengan air dingin dan dikeringkan pada 110C. Jika
diketahui kandungan Ni dalam baja 3 wt% (persen berat) dalam sampel baja seberat 1,0 g,
tentukan volum larutan DMG 1 wt% (= 0,79 g/mL) yang dibutuhkan?

Anda mungkin juga menyukai