Anda di halaman 1dari 12

ANALISA KUANTITATIF

Tujuan:
Menentukan jumlah zat atau komponen zat

Penggolongan :
Metoda Klasik/ Cara Konvensional/ Analisa Kimia/ Mutlak/
Stoikhiometri
Mendasarkan reaksi kimia (stoikhiometri) atau interaksi materi dengan
materi (matter-matter interactions)
Metoda Instrumental/ Cara Modern/ Fisiko-Kimia/ Relatif/ Non
Stoikhiometrik
Mendasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menentukan jumlah
zat yang dicari, atau didasarkan pada interaksi energi dengan materi
(matter-energy interactions).
Besaran yang diukur adalah “sifat zat”, seperti : warna, penyerapan
cahaya (absorbans) yang berhubungan dengan konsentrasi atau jumlah
zat. Prinsipnya adalah membandingkan “sifat” contoh dengan zat standar.
METODA KLASIK
Analisa Gravimetri
Mendasarkan pengukuran berat untuk menentukan jumlah zat/
komponen yang dicari.
Analisa Volumetri
Mendasarkan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan
mengukur volume larutan standar yang dapat bereaksi secara
kuantitatif dengan zat yang akan ditentukan.
1. ANALISIS GRAVIMETRI
Adalah penentuan kuantitatif suatu zat dengan cara pengendapan
diikuti, pemisahan, dan penimbangan endapan.
Cara kerja analisis gravimetric :
Sample ditimbang, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian
diendapkan dengan penambahan pereaksi kimia dalam jumlah berlebih.
Endapan yang terjadi, disaring, dicuci, dikeringkan atau dipanaskan lalu
ditimbang.

a. Mekanisme Pengendapan
Ion Nuklei Partikel Koloid Partikel endapan
10-8 cm 10-8 – 10-7 cm 10-7 – 10-4 cm > 10-4 cm

b. Syarat-Syarat Pada Analisis Gravimetri


1. Kelarutan endapan sangat kecil (<<< 0,1 mg)
2. Endapan yang terjadi harus murni
3. Endapan harus mudah dan cepat disaring dan dicuci
4. Endapan yang ditimbang harus mempunyai rumus yang pasti.
Syarat-Syarat Pengendapan Kuantitatif
Endapan harus murni, partikelnya cukup besar agar mudah
disaring dan dicuci.
Besarnya partikel endapan berbanding terbalik dengan
kelewat jenuhan selama pengendapan.
Kecepatan pembentukan endapan :
Q -S
Vk
S
Q -S
= kelewat jenuhan pada saat endapan mulai terjadi
S
Contoh :
Penetapan SO4= dalam cuplikan.
Cuplikan dilarutkan, ion sulfat diendapkan dengan
penambahan Ba2+ berlebih.
Reaksi pngendapan :
Ba2+ + SO4= BaSO4 (putih)
Kalau ion Ba2+ dan SO4= dalam larutan sedemikian besar
konsentrasinya, sehingga :
[Ba2+] [SO4=] > Ksp BaSO4
Maka akan terjadi endapan.

c. Pengotoran Endapan
Penyebab pengotoran endapan, yaitu :
1. Kopresipitasi
2. Post presipitasi
Kopresipitasi : 1. Adsorpsi Permukaan
2. Oklusi
3. Pembentukan Kristal Campuran
Post presipitasi :
Adalah peristiwa dimana pengotoran suatu endapan
terjadi sesudah endapan tersebut terbentuk.

d. Menyaring dan Mencuci Endapan,


tujuannya untuk mendapatkan endapan yang murni.
Penyaringan, bisa dilakukan dengan :
- Corong + kertas saring bebas abu
- Cawan penyaring (crusfilter),
- Penyaring gelas (glass filter).
Pemilihan penyaring tergantung pada :
- Macam endapan
- Besarnya partikel endapan
- Temperatur pemanasan endapan yang dipakai.
e. Pengeringan dan Pemanasan Endapan
tujuannya adalah : menghilangkan air dari endapan,
menguapkan elektrolit pencuci, merubah endapan
menjadi bentuk penimbangan yang stabil dengan rumus
molekul pasti.
Contoh :
AgCl dipanaskan pada 120oC dalam oven.
MgNO4PO4.6H2O dipanaskan pada 120oC MgNO4PO4
atau dipanaskan pada 900oC Mg2P2O7
f. Perhitungan Gravimetri
Perhitungan kadar ditentukan berdasarkan : berat cuplikan,
berat endapan, faktor gravimetric

Berat formula zat yg dicari


Faktor Gravimetri =
Berat formula zat yg ditimbang

Contoh :
Zat yang Zat yang Faktor
dicari ditimbang Gravimetri
Ba 137
Ba BaSO4 
BaSO4 233
2 Fe
Fe Fe2O3
Fe2O4
2 Mg
Mg Mg2P2O7
Mg2P2O7
Berat zat yang dicari = berat zat ditimbang x faktor Gravimetri

Berat zat yg dicari (gr)


Kadar zat yang dicari = X 100 %
Berat sample (grm)

berat end. X faktor grav


Kadar zat yang dicari = X 100 %
Berat sample (grm)

Contoh Soal :
Hitung kadar Ba dalam cuplikan bila 1,2345 gram cuplikan Barium
dilarutkan dan diendapkan sebagai BaSO4, lalu disaring, dicuci,
dikeringkan dan ditimbang sebagai BaSO4.
Berat endapan : 0,5012 gram
(Ba = 137, S = 32, O = 16)
g. Bentuk Endapan
Endapan Kristal
BaSO4, PbSO4, CaC2O4

Bentuk Endapan Hidrofil:


Fe(OH)3, Al(OH)3, Cr(OH)3
(gelatinous)

Endapan Koloidal
Hidroforb : AgCl, AgBr, AgI
(curdy)

Endapan koloidal Hidrofil : waktu menggumpal banyak membawa serta


molekul-molekul air
Endapan koloidal Hidroforb : waktu menggumpal tidak banyak membawa
serta molekul-molekul air
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
AB A+ + B-
Dalam keadaan setimbang :
 -
Kkes = [A ] [B ] pada toC
[AB]
Kkes [AB] = [A+] + [B-]
Ksp = [A+] + [B-] = Hasil Kali Kelarutan
Dalam larutan jenuh :
Ksp = [A+] + [B-]
yang ada dalam larutan
Larutan tak jenuh :
Ksp > [A+] + [B-] pada toC
AB belum mengendap
Larutan lewat jenuh :
Ksp < [A+] + [B-]
Larutan lewat jenuh ini tidak stabil dan AB akan mengendap sedemikian rupa
sehingga :
Ksp = [A+] + [B-]
1. Diketahui kelarutan Ag2CrO4 = 8,4 . 10-5 Mol/L pada 25oC
Ditanya : Ksp Ag2CrO4 (25oC)
2. Diketahui : Ksp As2S3 = 1,1 . 10-33
Ditanya : Kelarutan (S)
Jawab :
1. Ag2CrO4 2 Ag+ + CrO4=
Misal kelarutan = x Mol/L
Ag2CrO4 Ag2CrO4 2 Ag+ + CrO4=
larut 2 x x
+
[Ag ] = 2 x Mol / L
=
[CrO4 ] = x Mol / L
Ksp = [Ag+]2 + [CrO4=]
Jika kelarutan (S) = x = 8,4 . 10-5 Mol/L
Maka Ksp = (2 x 8,4 . 10-5)2 x (8,4 . 10-5)
= 2,4 . 10-12
2. As2S3 2 As3+ + 3 S2-
Misal kelarutan As2S3 = x Mol / L
As2S3 2 As3+ + 3 S2-
larut 2x 3x
3+
[As ] = 2 x Mol / L
=
[S ] = 3 x Mol / L
Ksp As2S3 = [As3+]2 x [S2-]3
1,1 . 10-33 = (2 x)2 x (3 x)3
= 108 x5
x = 1,0 . 10-7 Jadi kelarutan As2S3 = 1,0 . 10-7 Mol/L

Anda mungkin juga menyukai