Reaksi Pengendapan
Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa diketahui dengan menggunakan konsep kelarutan
Kelarutan Endapan
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan sebagai fase padat Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi:
o o o o Suhu Tekanan Kemurnian larutan Komposisi pelarut
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion, dalam campuran itu
Ion sekutu merupakan suatu ion yang merupakan salah satu bahan endapan.
o AgNO3 o AgCN Ag+; NO3kompleks ion diasino-argentat
Ion asing merupakan ion yang bukan bagian dari larutan atau endapan. Penambahan ion asing akan meningkatkan kelarutan endapan, tetapi pertambahan ini umumnya sedikit, kecuali bila terjadi reaksi kimia (pembentukan kompleks, reaksi asam-basa).
Ion merupakan merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat, sedang ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai oK=
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan kedalam suatu tetapan baru, Ks, yang dinamakan hasil kali kelarutan:
o Ks = [Ag+] [Cl-]
Jadi dalam larutan jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan), hasil kali kelarutan ion perak dan ion klorida adalah konstan.
Jika hasil kali ion dibuat lebih besar dari hasil kali kelarutan. Misalnya dengan menambahkan suatu garam lain dengan satu ion sekutu, penyesuaian oleh system mengakibatkan mengendapnya garam padat. Sebaliknya, jika hasil kali ion dibuat lebih kecil dari hasil kali kelarutan, misalnya dengan mengurangi konsentrasi salah satu ion,kesetimbangan dalam sistem dicapai kembali dengan melarutnya sebagian garam padat ke dalam larutan.
Pemisahan ion
Beberapa reagen pengendap dapat memisahkan ion berdasarkan perbedaan kelarutan. Terdapat perbedaan yang cukup besar diantara kelarutan hidroksida-hidroksida, oksida-oksida dari berbagai macam unsur, sifat ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemisahan dengan cara pengendapan.
Pemisahan dengan metode ini dapat dilakukan dalam tiga kategori, yakni: (a)larutan dibuat menjadi larutan asam kuat (b)larutan dibuat bufer pada pH menengah dengan pereaksi NH3 / NH4Cl (c)larutan dibuat pada pH basa kuat, natrium atau kalium hidroksida
Pemisahan Sulfida
Perbedaan kelarutan yang besar dari senyawasenyawa sulfida dalam asam encer dan amonium polisulfida kuning menjadi dasar pemisahannya. Pengaturan pH menjadi kunci utama pemisahan dengan pengendapan melalui penambahan pereaksi sulfida. Sebagai peraksi dapat digunakan gas H2S atau larutan anion sulfida dari hidrolisis senyawa tioasetamida yang lebih aman.
Pengendapan sulfida
Unsur Hg(II), Cu(II), Ag(I) As(V), As(III), Sb(V), Sb(III) Bi(III), Cd(II), Pb(II), Sn(II) Sn(IV) Zn(II), Co(II), Ni(II) Fe(II), Mn(II) Kondisi terbentuknya endapan* 1,2,3,4 1,2,3 2,3,4 2,3 3,4 4 4 1 1,4 1,2 1,2,3 Kondisi tidak mengendap
*1: 3M HCl; 2: 0,3M HCl; 3: larutan buffer asetat pH 6; 4: larutan buffer NH3/(NH4)2S dengan pH 9
Menggunakan pereaksi organik hasilnya juga stabil karena terbentuknya komplek khelat. Jenis bahan pengendap organik, yaitu:
o Yang membentuk khelat netral o Yang membentuk garam
Khelat mudah larut dalam pelarut organik, spt CCl4 dan CHCl3
Pada umumnya, logam-logam yang lebih mudah direduksi dari pada logam seng akan mengendap secara baik pada katoda raksa, sementara logam-logam seperti aluminium, berillium, logam-logam alkali dan alkali tanah akan tertinggal dalam larutan. Potensial yang diperlukan untuk penurunan konsentrasi ion logam pada tingkat yang diinginkan dapat dihitung langsung dari data polarografiknya.