PRAKTIKUM PENCAPAN II
LAPORAN
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Pencapan II dari dosen
pengampu Sukirman, S.ST., MIL.
Oleh:
Group : 3K2
Kelompok :2
2019/2020
I. Maksud
Melakukan proses pencapan pada kain polyester dengan zat warna
disperse dengan variasi waktu dan suhu baking.
II. Tujuan
Mengetahui pengaruh waktu dan suhu baking pada proses pencapan kain
poliester dengan zat warna dispersi untuk mendapatkan hasil optimum
berdasarkan evaluasi ketuaan warna, kerataan warna, ketajaman motif dan
handling kain hasil cap.
IV. Percobaan
4.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Cangkir plastic Kain poliester
Ember plastik Zat warna disperse
Mixer (Dianix Orange dan
Neraca analitik Dianix/Samron Yellow
Persiapan alat,
bahan dan pasta cap
Pencapan
Pengeringan
100 oC, 3 menit
Baking
170˚C - 200˚C, 3 - 4
menit
Washing off
Proses RC
Na2S2O4 2 g/L
Na2CO3 2 g/L
Detergen 1 ml/L
Suhu 90˚C
Waktu 10 menit
Evaluasi:
- ketuaan warna
- kerataan warna
- ketajaman motif
- handling
4.3. Resep
Resep Pasta Cap
Variasi
Resep
1 2 3
Zat warna g
20 – 40
Dispersi L
Pengental g
700
alginate 5 – 7 % L
g
Zat pendispersi 20
L
g
Urea 30 – 100
L
g
Asam sitrat 1–5
L
Suhu, waktu 160 oC, 3’ 170 oC, 3’ 180 oC, 3’
V. Hasil Percobaan
(Terlampir)
VII. Diskusi
Pencapan merupakan proses pemberian warna pada kain dengan
warna yang tidak merata membentuk motif yang diinginkan. Pencapan zat
warna dispersi ini sangat cocok ketika dilakukan dengan serat polieser
karena memiliki sifat hidrofob. Zat warna dispersi yang biasa digunakan
untuk proses pencapan adalah zat warna dispersi jenis azo, antrakuinon,
difenilamin, kumarin, atau kuinolin yang bersifat tidak larut dalam air
(terdispersi). Zat warna dispersi memiliki sifat yang tidak larut dalam air
sehingga harus ditambahkan zat pendispersi agar zat warna mudah
terdispersi dalam pasta cap. Zat warna dispersi yang digunakan pada
proses pencapan ini dalam bentuk bubuk, dimana dalam fasa ini memiliki
tingkat kemurnian 20-40%. Untuk mendapatkan pewarnaan yang baik,
maka diperlukan pengerjaan pada kondisi suhu yang tinggi sehingga dalam
proses fiksasinya berada pada suhu tinggi dengan adanya bantuan zat
pendispersi.
Serat poliester memiliki sifat hidrofob dan memiliki kristalin yang tinggi
serta zat warna yang terbentuk yaitu dalam fasa terdispersi. Fasa terdispersi
ini menunjukkan bahwa zat warna tidak larut didalam air ataupun dalam
pengentalnya itu sendiri hanya saja terdispersi menjadi intramonomolekuler.
Zat warna dalam bentuk agregat dan monomolekuler larut dalam jumlah
yang sangat sedikit tapi akan lebih mudah masuk kedalam bahan (serat
polyester), yaitu absorbsi pada pori-pori permukaan serat difusi dalam serat
dan terjadi ikatan saat fiksasi.
Proses pewarnaan zat warna dispersi pada serat poliester merupakan
distribusi zat warna yang bersifat padat kedalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur, yaitu zat warna merupakan zat padat yang larut dalam
medium serat (solid solution), ikatan yang terjadi antara serat polyester
dengan zat warna disperse adalah ikatan hidrofobik dan ikatan van der
waals. Gugus OH, -NH2, NHR dari zat warna sebagai pemberi (donor)
hydrogen. Sebagai pengikat dwi kutub (dipole) membentuk ikatan hydrogen
dengan karbonil C=O atau asetil –C-O-C-CH3= O dari serat.
Pada praktikum pencapan dengan zat warna disperse pada kain
polyester dilakukan variasi waktu baking dan suhu baking yaitu; 160 ºC
selama 3 menit; 170ºC selama 3 menit; dan 180ºC selama 3 menit untuk
mendapatkan hasil optimum berdasarkan ketuaan warna, kerataan warna,
ketajaman motif dan handling.
Dari evaluasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Grafik Evaluasi Ketuaan Warna, Kerataan Warna, dan
Handling Pada Pencapan Poliester dengan Zat Warna
Dsipersi
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
160ºC, 3' 170ºC, 3' 180
93.00%
92.00%
91.00%
90.00%
Ketajaman Motif
VIII. Kesimpulan
Semakin lama waktu baking dan semakin tinggi suhu baking
menunjukkan warna kain hasil cap yang paling tua dengan variasi optimum
suhu baking 180˚C selama 2 menit. Namun, waktu dan suhu baking tidak
begitu mempengaruhi kerataan warna, ketajaman motif dan handling kain
hasil cap.
IX. Daftar Pustaka
Lubis, A. (1998). Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung: Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Purwanti, d. (1978). Pedoman Praktikum Pencapan dan
Penyempurnaan. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.
Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan dan Pencapan JILID 3 untuk
SMK. Jakarta: Direktorak Pembinaan Skeolah Menengah Kejuruan.
Suprapto, A. (t.thn.). Bahan Ajar Praktikum Pencapan. Bandung:
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Widayat, S. (1973). Serat-serat Tekstil. Bandung: Institut Teknologi
Tekstil.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN HASIL PENCAPAN