Anda di halaman 1dari 13

SIFAT PERMEABILITAS BATUAN

ROLAND ADHE PUTRA TOLIMBO


G 811 19 026

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
DESEMBER, 2020
Judul Acara : Sifat Permeabilitas Batuan
(Kata Kunci : permeabilitas batuan)

RINGKASAN
Batuan memiliki berbagai macam sifat yang dapat mepengaruhi kedaan disekitarnya, salah
satunya yaitu kemampuan batuan dalam meloloskan fluida yang disebut dengan sifat
permeabilitas batuan. Praktikum yang dilakukan di Universitas Tadulako, Kecamatan
Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah ini bertujuan untuk mengetahui nilai koefisien
permeabilitas batuan yang dijadikan sampel. Praktikum ini menggunakan data lapangan berupa
tinggi sampel batuan, tinggi air hasil uji, volume air hasil uji, luas pipa, luas sampel batuan da
waktu perembesan air. Penentuan nilai koefisien permeabilitas batuan menggunakan microsoft
excel dengan rumus koefisien permeabilits batuan metode Falling Head. Hasil yang didapatkan
ialah sampel batuan yang dijadikan bahan uji adalah batuan dengan jenis kerikil murni dan pasir
kasar.

Permeabilitas / K merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan fluida melalui pori yang
terhubung di batuan reservoir. Permeabilitas menjadikan fluida bisa mengalir ke dalam
borehole / lubang sumur dan sangat penting dalam memprediksi laju alir produksi di reservoir.
I. Latar Belakang
Batuan memiliki berbagai macam sifat yang dapat mepengaruhi kedaan disekitarnya,
salah satunya yaitu kemampuan batuan dalam meloloskan fluida yang disebut dengan
sifat permeabilitas batuan. Untuk mengetahui koefisien permeabilitas suatu batuan dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya yaitu dengan metode Falling Head.
Dengan diketahuinya koefisien permeabilitas batuan dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan batuan apa saja yang cocok untuk masalah bendungan, saluran irigasi,
tanggul tanah, sumur resapan dan lain lain.
Permeabilitas merupakan besaran yang menyatakan keengganan suatu batuan untuk
mengalirkan fluida. Permeabilitas pada perminyakan biasanya dinyatakan dalam satuan
yang disebut millidarcys (satu millidarcy adalah 1/1000 dari darcy). Kebanyakan batuan
reservoir minyak dan gas memiliki permeabilitas antara sepuluh sampai beberapa ratus
millidarcys.

Adanya pengambilan data pada percobaan ini adalah supaya mahasiswa mengerti
prosedur kerja dalam pengambilan data langsung dalam lab, Sehingga mahasiswa tidak
hanya membayangkan cara pengambilan data densitas tersebut.

II. Tujuan dan Manfaat


II.1. Tujuan
Adapun tujuan dari acara ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara mengukur nilai koefisien permeabilitas batuan.
2. Untuk mengetahui nilai koefisien permeabilitas batuan.
3. Untuk mengetahui golongan batuan berdasarkan nilai koefisien permeabilitanya.
II.2. Manfaat
Adapun manfaat dari acara ini adalah :
1. Dapat mengetahui cara mengukur nilai koefisien permeabilitas batuan.
2. Dapat mengetahui nilai koefisien permeabilitas batuan.
3. Dapat mengetahui golongan batuan berdasarkan nilai koefisien permeabilitanya.
III. Tinjauan Pustaka
3.1. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk
meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan
maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan
antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy
seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan
batu pasir dan dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Keterangan :
K      : Permeabilitas (darcy)
Vis   : Viskositas (centi poise)
L      : Panjang (cm)
Q      : Laju Alir (cc/sec)
A      : Luas Penamapang (Cm^2)
P       : Tekanan (atm)

Jenis permeabilitas dibagi menjadi:


1. Permeabilitas absolut: Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
jenis fluida yang 100% jenuh
2. Permeabilitas efektif: Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
macam fluida apabila terdapat dua macam fluida yang tidak bercampur satu sama
lain. Permeabilitas efektif akan memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan
permeabilitas absolut
3. Permeabilitas relatif: Merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dan
absolut. Semakin besar saturasi air maka permeabilitas relatif air tersebut akan
semakin besar. Sebaliknya permeabilitas relatif minyak akan mengecil hingga nol
saat kondisi Sw = Swc (critical water saturation)

Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas antara lain:


1. Distribusi ukuran butir: Pada suatu batuan, apabila ukuran butirnya semakin
beragam, maka pori-pori batuan akan semakin kecil sehingga permeabilitas batuan
juga akan semakin kecil
2. Susunan butiran: Pada suatu batuan, apabila susunan butirannya semakin rapi, maka
semakin besar pula nilai permeabilitasnya
3. Geometri butiran: Pada suatu batuan, semakin menyudut geometri butiran, maka
permeabilitasnya akan semakin kecil
4. Hubungan antar pori: Semakin bagus hubungan antar pori pada batuan, maka
permeabilitasnya akan semakin besar
5. Sementasi: Semakin banyak kandungan semen dalam suatu batuan, maka nilai
permeabilitas akan semakin kecil
6. Kandungan lempung: Semakin banyak kandungan lempung pada suatu batuan, maka
semakin kecil nilai permeabilitas batuan tersebut

Menurut Imamuddin (2017), koefisien permeabilitas mempunyai harga berbeda sesuai


dengan jenis dan kepadatan tanah. Data koefisien permeabilitas hasil pengujian akan
dianalisis kesesuaian rentangnya terhadap rentang-rentang nilai yang telah didapatkan.
Nilai-nilai permeabilitas berbagai jenis tanah adalah sebagai berikut :
K
Karakteristik Tanah
cm/detik
Kerikil Murni 100 – 1.0
Pasir Kasar 1.0 – 0.01
Pasir Halus 0.01 – 0.001
Lempung Berlanau 0.001 – 0.00001
Lempung 0.000001
Tabel 3.1. Nilai hidrolik konduktivitas (Imamuddin, 2017)
3.2. Perbedaan Permeabilitas Vertical dan Horizontal
Permeabilitas dapat dibagi menjadi permeabilitas horizontal dan permeabilitas vertikal.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh :
 Susunan butiran batuan dan struktur pori

 Bentuk dan ukuran butiran batuan

Penentuan permeabilitas bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti well test, wireline
formation test, drill stem test, transient well testing, atau analisa coring. Analisa coring
merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan permeabilitas.
IV. Metode
4.1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi pada pengukuran sifat permeabilitas batuan ini yaitu di Universitas
Tadulako, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu pada hari sabtu tanggal 13 Desember
2020 pukul 15.00 WITA - selesai. Lokasi penelitian bertempat di Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako.

Gambar 4.1 Peta kerja lokasi praktikum


4.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran sifat permeabilitas batuan
yaitu :
1. Pipa air, berfungsi sebagai tempat sampel tanah.
2. Botol air bekas, berfungsi sebagai tempat penampungan air hasil uji permeabilitas
batuan.
3. Kertas saring, berfungsi sebagai penahan batuan pada pipa air agar tidak ikut masuk
ke dalam botol air bekas.
4. Sampel batuan, berfungsi sebagai bahan uji pada prkatikum sifat permeabilitas
batuan.
5. Air, berfungsi sebagai fluida yang melewati sampe batuan.
6. Mistar, berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur ketinggian dan diameter sampel
tanah, pipa air dan air yang hasil uji.
7. Gelas kimia, berfungsi untuk mengukur volume air hasil uji.
8. Stopwatch, berfungsi sebagai alat pengukur waktu cepat keluarnya air dari sampel
batuan.
9. Karet, berfungsi sebagai perekat antara pipa dan kertas saring.
4.3. Metode Kerja
Adapun metode kerja pada pengukuran ini yaitu :
1. Memotong pipa air menjadi 4 bagian yang mana tiap-tiap bagian memiliki panjang
15 cm serta mengukur luas permukaan dalam dan luar pipa.
2. Menutupi salah satu dari ujung pipa dengan kertas saring pada setiap pipa dan
direkatkan dengan karet.
3. Memasukkan sampel batuan ke dalam pipa hingga mencapai tinggi 10 cm dan
membuatnya hingga menjadi 5 sampel dengan batuan yang berbeda-beda.
4. Memotong botol air bekas menjadi 2 dan menjadikan bagian bawah botol sebagai
tempat penampungan air hasil uji.
5. Meletakkan bagian bawah botol bekas di bawah pipa yang telah dilapisi kertas saring
dan terisi sampel batuan yang kemudian diletakkan dibawah keran air.
6. Menyalakan keran air bersamaan dengan memulai stopwatch hingga air memenuhi
pipa kemudian biarkan air didalam pipa melewati sampel batuan.
7. menghentikan stopwatch saat air sudah keluar dari pipa melalui kertas sampel dan
menampungnya di bagian bawah botol bekas serta menuliskan waktu yang
ditunjukkan pada stopwatch.
8. Melakukan langkah 5 sampai 7 untuk setiap sampel batuan.
9. Mengukur ketinggian air hasil uji pada bagian bawah botol bekas menggunakan
mistar.
10. Mengukur volume air hasil uji menggunakan gelas kimia.

V. Hasil dan Pembahasan


5.1. Hasil
Adapun tabel hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.
Tinggi Luas
Luas
h1 h2 sampel sampel Waktu Volume
No. Sampel Pipa
(cm) (cm) Batuan Tanah (s) (cm³)
(cm²)
(cm) (cm²)
1 A 10 1.3 10 16.1 13.2 103.92 26
2 B 10 1.2 10 16.1 13.2 11.39 25
3 C 10 1.4 10 16.1 13.2 64.5 30
4 D 10 1.2 10 16.1 13.2 340.43 25
5 E 10 1.5 10 16.1 13.2 33.16 31
Tabel 5.1. Hasil pengukuran sifat permeabilitas batuan.

5.2. Pembahasan
Data hasil pengukuran yang telah didapatkan diolah lagi pada microsoft excel dengan
menggunakan rumus koefisien permeabilitas metode Falling Head yaitu :
aL h1
K=2.303 log
At h2

Hasil pengolahan microsoft excel terhadap data hasil pengukuran yang telah didapatkan
dapat dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.

Koefisien
No. Sampel Permeabilita
s (cm/s)
1 A 0.239501497
2 B 2.270891133
3 C 0.371859536
4 D 0.075978762
5 E 0.697927758
Tabel 5.2. Hasil pengolahan microsoft excel pada data pengukuran permeabilitas batuan.

Dengan adanya nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan, perlu dicocokkan dengan
tabel nilai koefisien permeabilitas agar dapat mengetahui batuan apa saja yang menjadi
sampel uji pada prkatikum di tunjukkan pada tabel 5.3.
K
Karakteristik Tanah
cm/detik
Kerikil Murni 100 – 1.0
Pasir Kasar 1.0 – 0.01
Pasir Halus 0.01 – 0.001
Lempung Berlanau 0.001 – 0.00001
Lempung 0.000001
Tabel 5.3. Tabel koefisien permeabilitas batuan (Imamuddin, 2017).

Berdasarkan perbandingan antara nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan dari


pengolahan data pada microsoft excel dengan menggunakan rumus koefisien
permeabilitas metode Falling Head dengan tabel koefisien permeabilitas batuan, maka
dapat dikelompokkan batuan apa saja yang menjadi sampel pada praktikum yang
ditunjukkan pada tabel 5.4.

Koefisien
Karakteristik
No. Sampel Permeabilitas
Batuan
(cm/s)
1 A 0.239501497 Pasir Kasar
Kerikil
2 B 2.270891133
Murni
3 C 0.371859536 Pasir Kasar
4 D 0.075978762 Pasir Kasar
5 E 0.697927758 Pasir Kasar
Tabel 5.4. Hasil pengelompokkan nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan dan nilai
koefisien permeabilitas batuan.

Dari tabel 5.4. dapat disimpulkan bahwa sampel B merupakan kerikil murni dengan
koefisien permeabilitas 2.27 cm/s. Kerikil murni memiliki rentang koefisien
permeabilitas dari 100 – 1 cm/s sehingga sampel B termasuk ke dalam kerikil murni.
Sedangkan untuk sampel A,C,D,E merupakan pasir kasar dengan masing-masing
koefisien 0.23 , 0.37 , 0.075 , dan 0.697. Pasir kasar memiliki rentang koefisien
permeabilitas dari 1 – 0.01 cm/s sehingga sampel A,C,D,E termasuk ke dalam pasir
kasar.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dengan mengalirkan air pada sampel
batuan akan memberikan waktu lama air menembus sampel, volume air hasil uji, tinggi
air hasil uji yang apabila diolah dengan tinggi sampel batuan, luas pipa, luas sampel
tanah pada microsof excel dengan menggunakan rumus koefisien permeabilitas metode
Falling Head maka akan memberikan nilai koefisien permeabilitas. Nilai koefisien
permeabilitas yang didapatkan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien
permeabilitas batuan yang telah diketahui agar menjadi acuan untuk menetukan jenis
batuan pada sampel yang diuji. Jenis batuan pada sampel yang diuji adalah jenis kerikil
murni dan pasir kasar.

6.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu ketika melakukan penelitian harus didampingi
oleh asisten agar tidak melakukan pengambilan data berulang kali serta saat melakukan
praktikum diharapkan semua anggota kelompok fokus dan teliti dalam melakukan
tugasnya masing-masing agar tidak terjadi kesalahan pengambilan data.

VII. Daftar Pustaka


https://id.wikipedia.org/wiki/Permeabilitas. Diakses pada tanggal 17 desember 2020 pukul
19.48 WITA.
Imamuddin.M., dan Al Hanif.B. 2017. PENGGUNAAN METODE FALLING HEAD
DALAM MENENTUKAN DAYA SERAP AIR UNTUK MEREDUKSI GENANGAN
DI KAMPUS FT-UMJ. jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek. 17 Desember 2020.

https://duniaperminyakan.wordpress.com/2016/02/02/permeabilitas/. Diakses pada tanggal


17 desember 2020 pukul 20.20 WITA.

Azhary. 2012. Apa Beda Porositas dan Permeabilitas Pada Batuan.


http://tambangunp.blogspot.com/2018/07/apa-beda-porositas-dan-permeabilitas.html.
Diakses pada tanggal 17 Desember 2020.

VIII. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto-foto pengambilan data

Anda mungkin juga menyukai