RINGKASAN
Batuan memiliki berbagai macam sifat yang dapat mepengaruhi kedaan disekitarnya, salah
satunya yaitu kemampuan batuan dalam meloloskan fluida yang disebut dengan sifat
permeabilitas batuan. Praktikum yang dilakukan di Universitas Tadulako, Kecamatan
Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah ini bertujuan untuk mengetahui nilai koefisien
permeabilitas batuan yang dijadikan sampel. Praktikum ini menggunakan data lapangan berupa
tinggi sampel batuan, tinggi air hasil uji, volume air hasil uji, luas pipa, luas sampel batuan da
waktu perembesan air. Penentuan nilai koefisien permeabilitas batuan menggunakan microsoft
excel dengan rumus koefisien permeabilits batuan metode Falling Head. Hasil yang didapatkan
ialah sampel batuan yang dijadikan bahan uji adalah batuan dengan jenis kerikil murni dan pasir
kasar.
Permeabilitas / K merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan fluida melalui pori yang
terhubung di batuan reservoir. Permeabilitas menjadikan fluida bisa mengalir ke dalam
borehole / lubang sumur dan sangat penting dalam memprediksi laju alir produksi di reservoir.
I. Latar Belakang
Batuan memiliki berbagai macam sifat yang dapat mepengaruhi kedaan disekitarnya,
salah satunya yaitu kemampuan batuan dalam meloloskan fluida yang disebut dengan
sifat permeabilitas batuan. Untuk mengetahui koefisien permeabilitas suatu batuan dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya yaitu dengan metode Falling Head.
Dengan diketahuinya koefisien permeabilitas batuan dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan batuan apa saja yang cocok untuk masalah bendungan, saluran irigasi,
tanggul tanah, sumur resapan dan lain lain.
Permeabilitas merupakan besaran yang menyatakan keengganan suatu batuan untuk
mengalirkan fluida. Permeabilitas pada perminyakan biasanya dinyatakan dalam satuan
yang disebut millidarcys (satu millidarcy adalah 1/1000 dari darcy). Kebanyakan batuan
reservoir minyak dan gas memiliki permeabilitas antara sepuluh sampai beberapa ratus
millidarcys.
Adanya pengambilan data pada percobaan ini adalah supaya mahasiswa mengerti
prosedur kerja dalam pengambilan data langsung dalam lab, Sehingga mahasiswa tidak
hanya membayangkan cara pengambilan data densitas tersebut.
Keterangan :
K : Permeabilitas (darcy)
Vis : Viskositas (centi poise)
L : Panjang (cm)
Q : Laju Alir (cc/sec)
A : Luas Penamapang (Cm^2)
P : Tekanan (atm)
Penentuan permeabilitas bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti well test, wireline
formation test, drill stem test, transient well testing, atau analisa coring. Analisa coring
merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan permeabilitas.
IV. Metode
4.1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi pada pengukuran sifat permeabilitas batuan ini yaitu di Universitas
Tadulako, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu pada hari sabtu tanggal 13 Desember
2020 pukul 15.00 WITA - selesai. Lokasi penelitian bertempat di Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako.
5.2. Pembahasan
Data hasil pengukuran yang telah didapatkan diolah lagi pada microsoft excel dengan
menggunakan rumus koefisien permeabilitas metode Falling Head yaitu :
aL h1
K=2.303 log
At h2
Hasil pengolahan microsoft excel terhadap data hasil pengukuran yang telah didapatkan
dapat dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.
Koefisien
No. Sampel Permeabilita
s (cm/s)
1 A 0.239501497
2 B 2.270891133
3 C 0.371859536
4 D 0.075978762
5 E 0.697927758
Tabel 5.2. Hasil pengolahan microsoft excel pada data pengukuran permeabilitas batuan.
Dengan adanya nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan, perlu dicocokkan dengan
tabel nilai koefisien permeabilitas agar dapat mengetahui batuan apa saja yang menjadi
sampel uji pada prkatikum di tunjukkan pada tabel 5.3.
K
Karakteristik Tanah
cm/detik
Kerikil Murni 100 – 1.0
Pasir Kasar 1.0 – 0.01
Pasir Halus 0.01 – 0.001
Lempung Berlanau 0.001 – 0.00001
Lempung 0.000001
Tabel 5.3. Tabel koefisien permeabilitas batuan (Imamuddin, 2017).
Koefisien
Karakteristik
No. Sampel Permeabilitas
Batuan
(cm/s)
1 A 0.239501497 Pasir Kasar
Kerikil
2 B 2.270891133
Murni
3 C 0.371859536 Pasir Kasar
4 D 0.075978762 Pasir Kasar
5 E 0.697927758 Pasir Kasar
Tabel 5.4. Hasil pengelompokkan nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan dan nilai
koefisien permeabilitas batuan.
Dari tabel 5.4. dapat disimpulkan bahwa sampel B merupakan kerikil murni dengan
koefisien permeabilitas 2.27 cm/s. Kerikil murni memiliki rentang koefisien
permeabilitas dari 100 – 1 cm/s sehingga sampel B termasuk ke dalam kerikil murni.
Sedangkan untuk sampel A,C,D,E merupakan pasir kasar dengan masing-masing
koefisien 0.23 , 0.37 , 0.075 , dan 0.697. Pasir kasar memiliki rentang koefisien
permeabilitas dari 1 – 0.01 cm/s sehingga sampel A,C,D,E termasuk ke dalam pasir
kasar.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dengan mengalirkan air pada sampel
batuan akan memberikan waktu lama air menembus sampel, volume air hasil uji, tinggi
air hasil uji yang apabila diolah dengan tinggi sampel batuan, luas pipa, luas sampel
tanah pada microsof excel dengan menggunakan rumus koefisien permeabilitas metode
Falling Head maka akan memberikan nilai koefisien permeabilitas. Nilai koefisien
permeabilitas yang didapatkan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien
permeabilitas batuan yang telah diketahui agar menjadi acuan untuk menetukan jenis
batuan pada sampel yang diuji. Jenis batuan pada sampel yang diuji adalah jenis kerikil
murni dan pasir kasar.
6.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu ketika melakukan penelitian harus didampingi
oleh asisten agar tidak melakukan pengambilan data berulang kali serta saat melakukan
praktikum diharapkan semua anggota kelompok fokus dan teliti dalam melakukan
tugasnya masing-masing agar tidak terjadi kesalahan pengambilan data.
VIII. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto-foto pengambilan data