Disusun oleh
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang terutama, para penulis ingin berterima kasih kepada
Tuhan yang Maha Kuasa, karena telah memberikan hikmat, kekuatan, dan
kesabaran kepada para penulis. Karena tanpa kasih setia dan damai sejahtera yang
dari Tuhan, para penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan hasil yang diharapkan.
Terima kasih disampaikan juga kepada setiap individu yang tidak dapat
disebut namanya satu per satu. Penulis berharap semoga makalah ini, dapat
bermanfaat dalam pengembangan industri minyak dan gas bumi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
𝑉𝑝
∅= × 100%
𝑉𝑏
𝑉𝑏 − 𝑉𝑔
∅= × 100%
𝑉𝑏
𝑉𝑝
∅= × 100%
𝑉𝑝 + 𝑉𝑔
2
Dimana : Vp = Volume pori batuan (cc)
Vb = Volume total batuan (cc)
Vg = Volume butiran (cc)
Porositas Efektif
Porositas efektif merupakan porositas dari rongga pori yang saling
berhubungan saja. Besarnya porositas efektif didefinisikan sebagai
perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan dengan
volume total batuan (bulk volume).
3
Bentuk butir (sphericity)
Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang besar,
sedangkan kalau bentuk butir baik maka akan memiliki porositas yang
kecil.
Susunan butir
Susunan butiran yang baik akan memperbesar nilai porositas,
sedangkan bila susunan butiran yang buruk akan memperkecil nilai
porositas. Susunan butiran bentuk kubus mempunyai porositas yang lebih
besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
Pemilahan
Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya
akan baik pula. Pemilahan yang jelek menyebabkan butiran yang
berukuran kecil akan menempati rongga diantara butiran yang lebih besar
akibatnya porositasnya rendah.
Komposisi mineral
Apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang mudah
larut seperti golongan karbonat maka porositasnya akan baik karena
rongga-rongga akibat proses pelarutan dari batuan tersebut.
Sementasi
Material semen pada dasarnya akan mengurangi nilai porositas.
Material yang dapat berwujud semen adalah silika, oksida besi dan
mineral lempung. Semakin kompleks proses sementasi pada suatu batuan
maka semakin kecil nilai porositasnya. Proses sementasi yang kompleks
biasanya terjadi pada kedalaman yang tinggi, karena adanya tekan
(pressure) dan suhu (temperature) yang tinggi, yang menimbulkan
penyempitan pada rongga pori-pori batuan.
Kompaksi
Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga porositas.
Apabila batuan terkubur semakin dalam maka porositasnya akan semakin
kecil yang diakibatkan karena adanya penambahan beban.
4
II.1.2 Fraksi Butiran
Fraksi butiran merupakan ukuran terhadap partikel penyusun dalam suatu
komposisi batuan. Untuk mengetahui nilai fraksi batuan, dilakukan pengukuran
dengan cara analisis menggunakan metode pengayakan (shaking method).
Pengayakan merupakan proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Analisis ini dilakukan dengan terlebih dahulu menghancurkan dan
menghaluskan batuan hingga menjadi butiran dengan menggunakan alat yang
bernama Mortel, kemudian menimbang massa dari batuan yang sudah
dihancurkan dan dihaluskan dengan menggunakan alat yang bernama Balance,
selanjutnya melakukan pengayakan terhadap partikel butiran batuan dengan
menggunakan alat yang bernama Sieve Shacker.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Pengayakan akan memisahkan berbagai
campuran partikel pada batuan yang mempunyai berbagai butiran batuan dengan
ukuran yang berbeda.
Proses pemisahan dari berbagai macam ukuran butiran batuan, diproses
berdasarkan ukuran lubang ayakan pada Sieve Shacker. Butiran yang mempunyai
ukuran lebih kecil dari diameter lubang (undersize) akan lolos, dan bahan yang
mempunyai ukuran lebih besar dari diameter lubang (oversize) akan terjerap pada
permukaan lubang ayakan.
Melalui analisis ini, akan diperoleh partikel butiran pada batuan yang
memiliki karakteristik halus dan kasar. Jika butiran halus maka dapat disimpulkan
bahwa partikel butiran tersebut berada pada bagian dalam batuan tersebut. Jika
butiran kasar maka dapat disimpulkan bahwa partikel butiran tersebut berada pada
bagian luar batuan tersebut.
Data dari hasil analisis akan memberikan informasi tentang proses
penyebaran partikel butiran dari batuan, yang digunakan untuk mempelajari
kejadian transportasi sebelum batuan teresebut diendapkan. Dengan demikian,
akan dapat diketahui karakteristik dari suatu batuan.
5
II.2 Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian ini, akan dibahas alat-alat yang digunakan, serta
prosedur kerja dalam menganalisa pengukuran fraksi butiran.
6
BAB III PENUTUP
III.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang “Pengaruh Porositas Terhadap
Pengukuran Fraksi Butiran” yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Semakin dalam suatu formasi batuan, maka semakin kecil pula nilai
porositas batuan tersebut.
Porositas yang digunakan untuk memperkirakan nilai porositas batuan
reservoir adalah Porositas Efektif.
Jika serbuk butiran halus, hal itu menunjukkan bahwa partikel butiran
tersebut berada pada bagian dalam batuan tersebut.
Jika serbuk butiran kasar, hal itu menunjukkan bahwa partikel butiran
tersebut berada pada bagian luar batuan tersebut.
Semakin besar nilai porositas batuan, maka fraksi butirannya semakin
besar.
Semakin kecil nilai porositas batuan, maka fraksi butirannya semakin
kecil.
III.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum pada laboratorium yang selama ini telah
dilakukan, para penulis selaku praktikan di laboratorium ingin memberi saran,
yaitu :
Alat-alat percobaan yang tidak berfungsi hendaknya segera diperbaiki.
7
DAFTAR PUSTAKA
Peters, Ekwere J. (2012): “Advanced Petrophysics Vol.1”, Live Oak Book Company.
Mavko, Gary. (2015): “The Rock Physics Handbook 2nd Edition”, Cambridge
University Press, United Kingdom.
https://id.wikipedia.org/wiki/Porositas
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen