Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISA BATUAN RESERVOIR

“PENGARUH POROSITAS TERHADAP PENGUKURAN FRAKSI


BUTIRAN”

Disusun oleh

YOSEP FRIENDSON SIMBOLON (071001700135)


YUSUF DZARU BAWONO (071001700137)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2019
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang terutama, para penulis ingin berterima kasih kepada
Tuhan yang Maha Kuasa, karena telah memberikan hikmat, kekuatan, dan
kesabaran kepada para penulis. Karena tanpa kasih setia dan damai sejahtera yang
dari Tuhan, para penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan hasil yang diharapkan.

Adapun makalah ini dibuat dengan judul “Pengaruh Porositas Terhadap


Pengukuran Fraksi Butiran” untuk memenuhi nilai presentasi pada Mata
Kuliah Analisa Batuan Reservoir, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. Para
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan rasa hormat dan rendah hati, para penulis menerima segala kritik positif
dan saran untuk membantu mengembangkan makalah ini.

Tanpa bantuan, dukungan, dan doa dari orang-orang yang mendukung,


makalah ini tidak akan bisa terselesaikan. Penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang tulus kepada :
1. Orangtua dari para penulis yang telah memberi fasilitas dalam proses
pembuatan makalah ini.
2. Asisten Laboratorium Analisa Batuan Reservoir yang telah memberikan
materi-materi kepada penulis hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Terima kasih disampaikan juga kepada setiap individu yang tidak dapat
disebut namanya satu per satu. Penulis berharap semoga makalah ini, dapat
bermanfaat dalam pengembangan industri minyak dan gas bumi.

Jakarta, 06 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


I.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
I.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
I.4 Manfaat Penulisan .................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......... .................................................................... 2


II.1 Landasan Teori ......................................................................... 2
II.2 Metodologi Penelitian .............................................................. 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 7


III.1 Simpulan .................................................................................. 7
III.2 Saran ......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

ii
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran material
penyemenan yang mengikat butir-butir batuan dan rongga pori yang berada
diantara butir-butir batuan reservoir tersebut. Diantara rongga-rongga pori yang
terdapat dalam batuan reservoir tersebut akan terisi fluida-fluida yang terdiri dari
gas, minyak, dan air.
Porositas didefinisikan sebagai rasio dari volume ruang terhadap volume
total batuan, yang dinyatakan dengan fraksi (%). Besar atau kecilnya porositas
suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Dengan
mempelajari porositas, maka akan dapat pula mengetahui pengaruhnya terhadap
ukuran fraksi butiran.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat diperoleh beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, seperti:
 Bagaimana cara menghitung porositas batuan reservoir ?
 Apa pengaruh porositas terhadap pengukuran fraksi butiran ?

I.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, berikut ini
merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui makalah ini, yaitu:
 Mengetahui cara menghitung porositas batuan.
 Mengetahui pengaruh porositas terhadap pengukuran fraksi butiran.

I.4 Manfaat Penulisan


Mengenai pengaruh porositas terhadap pengukuran fraksi butiran batuan
ini, diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi dan memberikan kontribusi
yang baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa mendatang.

1
BAB II PEMBAHASAN

II.1 Landasan Teori


Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan
merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai
antara 0 hingga 1, atau sebagai persentase antara 0-100%. Porositas menunjukkan
besarnya rongga pori dalam batuan.

Menurut proses terbentuknya, porositas dibagi menjadi dua, yaitu :


 Porositas Primer
Porositas primer merupakan porositas yang terjadi bersamaan dengan
waktu pengendapan batuan. Saat proses sedimentasi, butiran batuannya
akan terdapat rongga diantara butiran-butiran tersebut.
 Porositas Sekunder
Porositas sekunder merupakan porositas yang terjadi setelah proses
pengendapan. Porositas sekunder terbentuk karena adanya pelarutan
retakan atau rekahan, sehingga mengakibatkan terbentuknya space yang
dapat menjadi porositas yang baru.

Menurut keadaannya porositas dibagi menjadi dua, yaitu :


 Porositas Absolut
Porositas absolut merupakan porositas dari seluruh rongga pori yang
ada, naik yang saling berhubungan maupun yang terisolir dalam suatu
batuan. Porositas absolut didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume seluruh pori dengan volume total batuan (bulk volume).

𝑉𝑝
∅= × 100%
𝑉𝑏
𝑉𝑏 − 𝑉𝑔
∅= × 100%
𝑉𝑏
𝑉𝑝
∅= × 100%
𝑉𝑝 + 𝑉𝑔

2
Dimana : Vp = Volume pori batuan (cc)
Vb = Volume total batuan (cc)
Vg = Volume butiran (cc)
 Porositas Efektif
Porositas efektif merupakan porositas dari rongga pori yang saling
berhubungan saja. Besarnya porositas efektif didefinisikan sebagai
perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan dengan
volume total batuan (bulk volume).

Vol. pori yang berhubungan


∅= × 100%
Vol. total batuan

Dengan porositas efektif inilah dapat diperkirakan jumlah fluida yang


ada dalam reservoir yang dapat bergerak dan dapat diproduksikan. Besar
nilai porositas menurut Koesoemadinata (1978) diklasifikasikan menjadi:

Porositas (%) Keterangan


0–5 Diabaikan (negligible)
5 – 10 Buruk (poor)
10 – 15 Cukup (fair)
15 – 20 Baik (good)
20 – 25 Sangat baik (very good)
>25 Istimewa (excellent)

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi serta menyebabkan


bervariasinya nilai porositas batuan, antara lain :
 Ukuran butir (grain size)
Semakin kecil ukuran butir maka rongga yang terbentuk pada
batuan akan semakin kecil, dan sebaliknya semakin besar ukuran butir
maka rongga yang terbentuk pada batuan juga semakin besar. Jika rongga
yang terbentuk semakin besar, maka nilai porositas batuan juga akan
semakin besar.

3
 Bentuk butir (sphericity)
Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang besar,
sedangkan kalau bentuk butir baik maka akan memiliki porositas yang
kecil.
 Susunan butir
Susunan butiran yang baik akan memperbesar nilai porositas,
sedangkan bila susunan butiran yang buruk akan memperkecil nilai
porositas. Susunan butiran bentuk kubus mempunyai porositas yang lebih
besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
 Pemilahan
Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya
akan baik pula. Pemilahan yang jelek menyebabkan butiran yang
berukuran kecil akan menempati rongga diantara butiran yang lebih besar
akibatnya porositasnya rendah.
 Komposisi mineral
Apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang mudah
larut seperti golongan karbonat maka porositasnya akan baik karena
rongga-rongga akibat proses pelarutan dari batuan tersebut.
 Sementasi
Material semen pada dasarnya akan mengurangi nilai porositas.
Material yang dapat berwujud semen adalah silika, oksida besi dan
mineral lempung. Semakin kompleks proses sementasi pada suatu batuan
maka semakin kecil nilai porositasnya. Proses sementasi yang kompleks
biasanya terjadi pada kedalaman yang tinggi, karena adanya tekan
(pressure) dan suhu (temperature) yang tinggi, yang menimbulkan
penyempitan pada rongga pori-pori batuan.
 Kompaksi
Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga porositas.
Apabila batuan terkubur semakin dalam maka porositasnya akan semakin
kecil yang diakibatkan karena adanya penambahan beban.

4
II.1.2 Fraksi Butiran
Fraksi butiran merupakan ukuran terhadap partikel penyusun dalam suatu
komposisi batuan. Untuk mengetahui nilai fraksi batuan, dilakukan pengukuran
dengan cara analisis menggunakan metode pengayakan (shaking method).
Pengayakan merupakan proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Analisis ini dilakukan dengan terlebih dahulu menghancurkan dan
menghaluskan batuan hingga menjadi butiran dengan menggunakan alat yang
bernama Mortel, kemudian menimbang massa dari batuan yang sudah
dihancurkan dan dihaluskan dengan menggunakan alat yang bernama Balance,
selanjutnya melakukan pengayakan terhadap partikel butiran batuan dengan
menggunakan alat yang bernama Sieve Shacker.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Pengayakan akan memisahkan berbagai
campuran partikel pada batuan yang mempunyai berbagai butiran batuan dengan
ukuran yang berbeda.
Proses pemisahan dari berbagai macam ukuran butiran batuan, diproses
berdasarkan ukuran lubang ayakan pada Sieve Shacker. Butiran yang mempunyai
ukuran lebih kecil dari diameter lubang (undersize) akan lolos, dan bahan yang
mempunyai ukuran lebih besar dari diameter lubang (oversize) akan terjerap pada
permukaan lubang ayakan.
Melalui analisis ini, akan diperoleh partikel butiran pada batuan yang
memiliki karakteristik halus dan kasar. Jika butiran halus maka dapat disimpulkan
bahwa partikel butiran tersebut berada pada bagian dalam batuan tersebut. Jika
butiran kasar maka dapat disimpulkan bahwa partikel butiran tersebut berada pada
bagian luar batuan tersebut.
Data dari hasil analisis akan memberikan informasi tentang proses
penyebaran partikel butiran dari batuan, yang digunakan untuk mempelajari
kejadian transportasi sebelum batuan teresebut diendapkan. Dengan demikian,
akan dapat diketahui karakteristik dari suatu batuan.

5
II.2 Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian ini, akan dibahas alat-alat yang digunakan, serta
prosedur kerja dalam menganalisa pengukuran fraksi butiran.

II.2.1 Alat dan Bahan


 Mortel dan Pastel
 Balance
 Sieve Shacker

II.2.2 Prosedur Kerja


 Mempersiapkan sample
- Sample (dalam bentuk bongkahan) dimasukkan ke Mortal untuk
dihaluskan.
- Butiran sample ditimbang beratnya menggunakan Balance
 Mempersiapkan Sieve Shacker
- Susun Sieve Shacker sesuai urutan.
- Masukkan butiran sample pada sieve shacker pada bagian paling atas,
kemudian tutup rapat.
 Pengoperasian Sieve Shacker
- Nyalakan sieve shacker.
- Atur time selector pada sieve shacker 20 menit.
- Setelah sieve shacker berhenti, timbang berat butiran batuan mulai
dari yang berada paling atas hingga bawah.
- Semua data hasil penimbangan dimasukkan dalam data sheet untuk
Sieve Analysis.

6
BAB III PENUTUP

III.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang “Pengaruh Porositas Terhadap
Pengukuran Fraksi Butiran” yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
 Semakin dalam suatu formasi batuan, maka semakin kecil pula nilai
porositas batuan tersebut.
 Porositas yang digunakan untuk memperkirakan nilai porositas batuan
reservoir adalah Porositas Efektif.
 Jika serbuk butiran halus, hal itu menunjukkan bahwa partikel butiran
tersebut berada pada bagian dalam batuan tersebut.
 Jika serbuk butiran kasar, hal itu menunjukkan bahwa partikel butiran
tersebut berada pada bagian luar batuan tersebut.
 Semakin besar nilai porositas batuan, maka fraksi butirannya semakin
besar.
 Semakin kecil nilai porositas batuan, maka fraksi butirannya semakin
kecil.

III.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum pada laboratorium yang selama ini telah
dilakukan, para penulis selaku praktikan di laboratorium ingin memberi saran,
yaitu :
 Alat-alat percobaan yang tidak berfungsi hendaknya segera diperbaiki.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tiab, Djebbar. (2011) “Petrophysics 3rd Edition”, Gulf Professional Publishing.

Peters, Ekwere J. (2012): “Advanced Petrophysics Vol.1”, Live Oak Book Company.

Mavko, Gary. (2015): “The Rock Physics Handbook 2nd Edition”, Cambridge
University Press, United Kingdom.

https://id.wikipedia.org/wiki/Porositas

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen

Anda mungkin juga menyukai