1. Meningkatkan konsistensi antar kebijakan yg dilakukan berbagai organisasi publik dan antara
kebijakan makro dan mikro maupun antara kebijakan dan pelaksanaan
5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan dan pelaksanaan, sesuai
RPJMD sehingga tercapai efektivitas perencanaan
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun;
3. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun
d) Penetapan rencana.
e)
b. RPJPD provinsi memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan mengacu pada RPJP
Nasional.
c. RPJPD kabupaten/kota memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan mengacu
pada RPJP Nasional dan RPJPD provinsi.
d. Dalam menyusun rancangan awal RPJPD, Bappeda meminta masukan dari SKPD dan
pemangku kepentingan.
2
c. Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan dan
penyepakatan rancangan awal RPJPD.
b. Rancangan akhir RPJPD dirumuskan paling lama 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya RPJPD
yang sedang berjalan.
c. Rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah
tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya RPJPD yang sedang
berjalan.
Penetapan RPJPD
a. DPRD bersama Kepala Daerah membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD
b. RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri Dalam
Negeri
c. Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi paling lama 1 (satu)
bulan kepada Menteri Dalam Negeri
c. Rancangan awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional,
kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD
periode sebelumnya.
3
d. Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan rancangan awal RPJMD
Penetapan RPJMD
b. Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala
daerah dilantik.
4
b. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD.
e. Penetapan program prioritas berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan
pencapaian keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
b. Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam rangka membahas
Rancangan RKPD tahun berikutnya.
5
Perumusan Rancangan Akhir RKPD
a. Hasil Musrenbang RKPD menjadi dasar perumusan rancangan akhir RKPD oleh Bappeda.
b. Rancangan akhir RKPD disusun oleh Bappeda berdasarkan hasil Musrenbang RKPD,
dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.
Penetapan RKPD
b. Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi kepada Menteri Dalam
Negeri.
d. RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kecamatan atau sebutan lain sebagai SKPD menyusun Renstra kecamatan dengan
berpedoman pada RPJMD Kabupaten/Kota.
Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra-
SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang
dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat.
6
Rancangan Renja-SKPD memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
Program dan kegiatan meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif
atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta
menunjukkan prakiraan maju.
1. Daftar Usulan RKP-Desa yang diajukan ke Kecamatan untuk dibiayai melalui APBD
Kab/Kota dibahas di dalam Musrenbangcam, bersama-sama dengan pagu indikatif Rancangan
Renja SKPD dan hasil-hasil Jaring Asmara DPRD.
2. Setiap Kecamatan harus sudah memiliki KUOTA KECAMATAN (yang dibedakan dari Pagu
Indikatif Kecamatan). Kuota Kecamatan adalah Pagu Indikatif SKPD-SKPD yang akan
melaksanakan program-program kegiatan di desa-desa di lingkup wilayah kecamatan
Gambar ( 1, 2, 3 )
Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan menggunakan data dan informasi,
serta rencana tata ruang.
7
Data dan informasi sebagaimana dimaksud diatas, meliputi:
c. kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah;
d. keuangan daerah;
g. kependudukan;
Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi secara optimal, daerah perlu
membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah.
Perangkat dan peralatan sistem informasi perencanaan pembangunan daerah harus memenuhi
standar yang ditentukan oleh Menteri Dalam Negeri.
Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen rencana
pembangunan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Data dan informasi, serta rencana tata ruang diolah melalui proses:
a. analisis daerah;
d. penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan sumber pendanaan; dan
8
Proses pengolahan data dan informasi serta rencana tata ruang dilakukan melalui koordinasi
dengan pemangku kepentingan.
Analisis Daerah
Bappeda Provinsi dan Kabupaten/Kota menyusun kerangka studi dan instrumen analisis serta
melakukan penelitian lapangan sebelum menyusun perencanaan pembangunan daerah.
Identifikasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah merupakan upaya daerah dalam
rangka sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dan program prioritas nasional dalam
pembangunan daerah.
c. program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu pada standar pelayanan
minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat.
9
Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan disertai prakiraan
maju sebagai implikasi kebutuhan dana.
Sumber pendanaan pembangunan daerah terdiri atas Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan sumber lain yang sah.
Rancangan kebijakan pembangunan daerah yang telah disusun dibahas dalam forum
konsultasi publik.
Forum konsultasi publik diikuti oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan.
a. RPJPD;
b. RPJMD; dan
c. RKPD.
Rancangan kebijakan pembangunan daerah sebagai hasil dari forum konsultasi publik
dirumuskan menjadi rancangan awal Rencana Pembangunan Daerah oleh Bappeda bersama
SKPD.
a. pendahuluan;
f. kaidah pelaksanaan.
a. pendahuluan;
10
c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan;
a. pendahuluan;
a. pendahuluan;
e. rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif;
dan
f. indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
a. pendahuluan;
d. indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menggambarkan pencapaian Renstra SKPD;
e. dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif;
f. sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan; dan
g. penutup.
Koordinasi penyusunan Renstra SKPD dan Renja SKPD dilakukan oleh masing-masing
SKPD.
Koordinasi penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD antarprovinsi dilakukan oleh Menteri
Dalam Negeri
PENGENDALIAN
12
Hasil pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan disusun dalam bentuk laporan
triwulan untuk disampaikan kepada Bappeda.
Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana pembangunan kepada
kepala daerah, disertai dengan rekomendasi dan langkah-langkah yang diperlukan.
EVALUASI
PERUBAHAN
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang
dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
Laporan Masyarakat
13
Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Mekanisme penyampaian dan tindak lanjut laporan dari masyarakat diatur lebih lanjut oleh
pemerintah daerah.
• (psl 2 ay.2) Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing
• (psl 17 ay.5) Penetapan program prioritas berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat, dan pencapaian keadilan yang berkesinambunan dan berkelanjutan
• (psl 36 ay.1.e) program urusan wajib dan urusan pilihan yg mengacu pada standar pelayanan
minimal sesuai dgn kondisi nyata daerah dan kebutuhan riil masyarakat
• (psl 38) Rancangan kebijakan pembangunan daerah yg telah disusun dibahas dalam forum
konsultasi publik
• (psl 52 ay.1) Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dianggap tidak sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
2. Terlibat di dalam Forum SKPD guna (a,l) memberikan klarifikasi atas “penetapan” Kuota
Kecamatan
14
3. Terlibat di dalam Musrenbang Kabupaten untuk mengetahui keseluruhan konteks
Perencanaan Pembangunan Daerah
4. Terlibat di dalam Konsultasi Publik guna meyakini bahwa Daftar Usulan RKP-Desa
mereka diakomodasi di dalam RPKD lengkap dengan rancangan anggarannya
Dampaknya
• Prinsip-prinsip Good Governance dalam tata Pemerintahan Daerah akan dapat diwujudkan
dan dilembagakan dengan mudah
• Akan muncul tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap proses penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
• Hubungan dan Komunikasi antara Birokrasi daerah dan Masyarakat akan mudah dijalin
dengan sangat baik
15