Anda di halaman 1dari 9

LILA PANESTI PUTRI

30.0815
D3-ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH
TUGAS UTS

1. Dasar hukum administrasi perencanaan pemerintah daerah


a. uu no 30 th 2014 ttg admpem
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
d. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
e. peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
g. peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
Kawasan Perkotaan;
j. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025
2. Jelaskan konsep dibawah ini!
a. Konsep pemerintahan daerah merupakan penerjemahan konsep sistem pemerintahan
local government yang pada intinya memiliki tiga pengertian, yaitu: pertama
pemerintah lokal, kedua berarti kegiatan yang dilakukan pemerintahan lokal, dan
ketiga berarti wilayah lokal.
b. Konsep perencanaan pemerintahan daerah adalah suatu proses konsep sistem
pemerintahan local government yang pada intinya memiliki tiga pengertian, yaitu:
pertama pemerintah lokal, kedua berarti kegiatan yang dilakukan pemerintahan lokal,
dan ketiga berarti wilayah lokal. Dimana disini terdapat perencanaan atau gambaran
awal.
c. konsep administrasi perencanaan pemerintah daerah pada prinsipnya administrasi
perencanaan adalah bagian dari administrasi pembangunan. Bagaimana pelaksanaan
perencanaan tersebut mencakup asas-asas perencanaan, klasifikasi produk rencana,
proses dan prosedur, legalitas, dan kelembagaan dan pembagian kewenangan,
mekanisme koordinasi dan konsultasi, dan lain-lain.
3. Tata perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan Daerah yang berorientasi pada proses, menggunakan
pendekatan:
a. teknokratik;
b. partisipatif;
c. politis; dan
d. atas-bawah dan bawah-atas.
Pasal 8
1) Pendekatan teknokratik dalam perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah.
2) Pendekatan partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, dilaksanakan
dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
3) Pendekatan politis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, dilaksanakan
dengan menerjemahkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih kedalam dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD.
4) Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d
merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan
yang dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan, Daerah kabupaten/kota, Daerah
provinsi, hingga nasional.
Bagian Kedua Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Perangkat Daerah Pasal 11
1) Perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 9
dilakukan terhadap rencana pembangunan Daerah dan rencana Perangkat Daerah.
2) Rencana pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. RPJPD;
b. RPJMD;
c. RKPD.
3) Rencana Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a.
Renstra Perangkat Daerah; dan b. Renja Perangkat DaerahPengendalian dan evaluasi
perencanaan pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan:
a. konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan
Daerah;
b. konsistensi antara RPJPD dengan RPJPN dan RTRW Nasional;
c. konsistensi antara RPJMD dengan RPJPD dan RTRW Daerah;
d. konsistensi antara RKPD dengan RPJMD; dan
e. kesesuaian antara capaian pembangunan Daerah dengan indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Pasal 181
Tata cara pengendalian pembangunan daerah:
1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah melakukan
pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan Daerah antarprovinsi.
2) Gubernur melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan
Daerah lingkup Daerah provinsi, Daerah kabupaten/kota dan antarkabupaten/kota.
3) Bupati/wali kota melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan
pembangunan Daerah lingkup kabupaten/kota.
4) Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 180, meliputi:
a. Pengendalian dan evaluasi terhadap perumusan kebijakan perencanaan
pembangunan Daerah;
b. Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan Daerah;
dan
c. Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan Daerah.
Pasal 212
Tata cara evaluasi pembangunan daerah
1) Kepala Perangkat Daerah provinsi melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
kebijakan perencanaan strategis Perangkat Daerah provinsi.
2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 211 ayat (4) ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala
Perangkat Daerah provinsi melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
3) Kepala Perangkat Daerah provinsi menyampaikan laporan hasil evaluasi perumusan
kebijakan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada gubernur melalui
kepala BAPPEDA provinsi.

4. Jelaskan tata cara evaluasi ranperda tentang RPJPD dan RPJMD


a. Evaluasi terhadap hasil RPJPD lingkup Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 248, mencakup sasaran pokok, arah kebijakan dan penahapan untuk
mencapai misi dan mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Daerah.
b. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui penilaian hasil
pelaksanaan RPJPD lingkup Daerah provinsi.
c. Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk mengetahui: a.
realisasi antara sasaran pokok RPJPD provinsi dengan capaian sasaran RPJMD
provinsi; dan b. realisasi antara capaian sasaran pokok RPJPD provinsi dengan arah
kebijakan pembangunan jangka panjang nasional.
d. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk memastikan bahwa
visi, misi dan sasaran pokok, arah kebijakan pembangunan jangka panjang Daerah
provinsi dapat dicapai, untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang
nasional.
e. Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dengan
menggunakan evaluasi hasil RPJMD provinsi.
Tata cara evaluasi ranperda tentang RPJPD dan RPJMD
a. Kepala BAPPEDA provinsi melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJPD lingkup
Daerah provinsi.

b. Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala BAPPEDA provinsi melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan.

c. Hasil evaluasi RPJPD provinsi digunakan sebagai bahan bagi penyusunan RPJPD
provinsi untuk periode berikutnya.

d. Kepala BAPPEDA provinsi melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJPD provinsi


kepada gubernur.

e. Gubernur menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada


Menteri

5. Tata cara perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD


a. Perubahan RPJPD dan RPJMD dapat dilakukan apabila:
1) hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak
sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana pembangunan Daerah
yang diatur dalam Peraturan Menteri ini;
2) hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang dirumuskan,
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
3) terjadi perubahan yang mendasar
4) Tahapan penyusunan perubahan RPJPD dan RPJMD berlaku mutatis dan
mutandis terhadap tahapan perubahan RPJPD dan RPJMD
b. Tata cara peruhan RKPD, Perubahan RKPD dan Renja SKPD disusun dengan
tahapan sbb:
1) Penyusunan rancangan awal perubahan RKPD dan Rancangan Perubahan Renja
SKPD
2) Musrenbang Perubahan RKPD
3) Perumusan Rancangan Akhir Perubahan RKPD.
4) Penetapan Perubahan RKPD.
5) Perumusan Rancangan Akhir Perubahan Renja SKPD.
6) Penetapan Perubahan Renja SKPD.
6. Prinsip-prinsip RPJMD dan RENSTRA sebagai alat koordinasi dan evaluasi
Pembangunan Daerah hingga desa/kelurahan. Renstra Adalah suatu dokumen
Perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapi dalam kurun waktu 1-5 tahun
sehubungan dengan tugas dan fungsi SKPD serta disusun dengan memperhitungkan
perkembangan lingkungan strategis. Renstra SKPD disusun berpedoman pada RPJMD
sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
a. Setiap SKPD wajib melakukan penyusunan Renstra dengan mengacu pada RPJM
Daerah
b. Penyusunan Renstra SKPD harus melibatkan stakeholder sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD serta berkoordinasi dengan Bapeda atau Bapekab
c. Renstra SKPD ditetapkan melalui peraturan kepala SKPD
d. Dokumen Renstra SKPD yang telah ditetapkan Kepala SKPD agar disampaikan ke
Bapeda
e. Konsep Arsitektur dokumen perencanaan pembangunan daerah
7. Arsitektur dokumen perencanaan pembangunan
Arsitektur dokumen perencanaan pembangunan daerah adalah dokumen rancangan
APBD APBD yang dilaksanakan melalui RPJMD selanjutnya RPJMD dijabarkan
kedalam Renstra PD dan diterjemahkan kedalam RKPD. RPJMD menjadi dasar
pencapaian kinerja daerah jangka menengah yang dilaksanakan melalui Renstra.
Keberhasilan pencapaian visi & misi kepala daerah ditentukan oleh keberhasilan
pencapaian Renstra. Seluruh program selama lima tahun seluruh Renstra mempedomani
program prioritas dalam RPJMD, selanjutnya RPJMD dilaksanakan melalui RKPD dan
Renja SKPD menerjemahkan program prioritas (RKPD) kedalam kegiatan prioritas.
RKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD; Realisasi (triwulan) DPA-SKPD menjadi
dasar pengendalian 2 (hasil) RKPD dan Renja SKPD.
8. Alur perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah
a. Proses perencanaan dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
RPJPD merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
20 (dua puluh) tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka waktu 5
(lima) tahun.
b. Setelah RPJMD ditetapkan, pemerintah daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1
(satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.
c. Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD.
Rancangan kebijakan Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama
DPRD, selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD (KUA). Berdasarkan
kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD
membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS) yang
disampaikan oleh kepala daerah. Kemudian Kepala daerah menerbitkan pedoman
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD sebagai pedoman kepala
SKPD menyusun RKA-SKPD berdasarkan nota kesepakatan.
d. Setelah RKA-SKPD dibuat, selanjutnya adalah menyusun rencana peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Rencana peraturan tersebut akan dievaluasi kemudian ditetapkan oleh kepala daerah
menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD
9. 5 kebijakan proses perencanaan di pemerintah daerah
a. Tahap pertama adalah perencanaan dan penganggaran daerah. Perencanaan dan
penganggaran daerah merupakan cermin dari efektifitas pengelolaan keuangan daerah
yang baik untuk menunjang keberhasilan desentralisasi fiskal.
b. Setelah RPJMD ditetapkan, pemerintah daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1
(satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.
c. Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD.
Rancangan kebijakan Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama
DPRD, selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD (KUA).
d. pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS) yang disampaikan oleh kepala daerah. Kemudian Kepala daerah
menerbitkan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD
sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD berdasarkan nota
kesepakatan.
e. Setelah RKA-SKPD dibuat, selanjutnya adalah menyusun rencana peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Rencana peraturan tersebut akan dievaluasi kemudian ditetapkan oleh kepala daerah
menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD.
10. Sistematika RPJPD, RPJMD, dan RKPD
a. Penyusunan rancangan awal (ranwal) RPJMD,RPJPD,RKPD
b. Penyusunan rancangan RPJMD,RPJPD,RKPD adalah proses penyempurnaan ranwal
RPJMD,RPJPD,RKPD berdasarkan rancangan renstra PD yang telah diverifikasi.
c. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD,RPJPD,RKPD
d. Perumusan rancangan akhir RPJMD,RPJPD,RKPD
e. Penetapan RPJMD,RPJPD,RKPD
Berikut adalah sistematika sistematika RPJMD
a. Pendahuluan
b. Gambaran umum kondisi daerah
c. Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
d. Analisis isu-isu strategis
e. Visi, misi, tujuan, sasaran
f. Strategi dan arah kebijakan
g. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
h. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
i. Penetapan indikator kinerja daerah
j. Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Berikut adalah sistematika rkpd
a. Pendahuluan
b. Kondisi , kinerja , dan permasalahan pembangunan daerah
c. Tujuan strategi dan kebijakan pembangunan daerah
d. Kerangka ekonomi daerah
e. Prioritas progam pembangunan daerah
f. Progam dan kegiatan
g. Penutup
Sistematika rancangan awal RPJPD paling sedikit memuat pendahuluan, gambaran umum
kondisi daerah, permasalahan dan isu strategis daerah, visi dan misi daerah, arah
kebijakan dan sasaran pokok daerah dan penutup.

Anda mungkin juga menyukai