Anda di halaman 1dari 18

CAPITAL ASSET PRICING MODE (CAPM) BERBASIS KONSUMSI

MATA KULIAH PASAR MODAL

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Eka Fais Wahyuli, SE., MM.

Disusun Oleh :

1. Naurah Mufidah (041710002)


2. Zuni Dwi Widi Anti (041710004)
3. Unzilatur Rohmah (041710005)
4. Devi Rachmawati (041710153)
5. Yogi Arkhamu Rohman (041710185)
6. Achmad Faiz Ainul Wafa (041710188)
7. Achmad Ichwan Nudin (041710189)
8. Farida Muslichah (041710202)
9. Muhammad Syarifudin (041710219)
10. Nawang Wulansari (041710221)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2019
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Model Penentuan Harga Aset Modal


Model harga aset modal adalah seperangkat prediksi tentang
keseimbangan diharapkan pengembalian aset berisiko.Harry Markowitz
meletakkan dasar manajemen portofolio modern di tahun 1952. CAPM
dikembangkan 12 tahun kemudian di artikel oleh William Sharpe, John
Lintner, dan Jan Mossin.Masa persiapan ini menunjukanbahwa lompatan
dari model pemilihan portofilio Markowitz hingga CAPM tidaklah sepele .
Kami meringkas asumsi penyederhanaan yang mengarah ke versi
dasar dari CAPM dalam daftar berikut.Dorongan dari asumsi ini adalah
bahwa kita mencoba untuk memastikan bahwa individu adalah sebagai sama
mungkin, dengan pengecualian dari kekayaan awal dan penghindaran risiko.
Kita akan melihat bahwa kesesuaian perilaku investor sangat
menyederhanakan analisis kami
Model penetapan harga aset modal merupakan sebuah alat untuk
memprediksi imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset beresiko. Asumsi-
asumsi penyederhanaan untuk mengarahkan pada versi dasar dari CAPM:
1. Terdapat banyak investor, masing-masing dengan jumlah kekayaan
yang sangat kecil dibandingkan dengan total kekayaan seluruh
investor. Para investor adalah penerimaan harga yang berarti mereka
akan bertindak sekalipun harga pasar tidak akan dipengaruhi oleh
perdagangan yang mereka lakukan. Ini merupakan asumsi yang
biasa digunakan dalam pasar persaingan sempurna pada ilmu
ekonomi.
2. Seluruh investor merencanakan untuk satu periode investasi yang
identik. Perilaku ini merupakan pandangan jangka pendek karena
mengabaikan apa yang akan terjadi setelah akhir periode horizon
waktu tinggal tersebut. Perilaku dari pandangan jangka pendek ini
jelas tidak optimal.

1
3. Investasi dibatasi hanya pada aset keuangan yang diperdagangkan
secara umum seperti saham dan obligasi, dan pada kesepakatan
pinjaman dan pemberian pinjaman yang bebas resiko. Asumsi ini
mengeluarkan investasi pada aset yang tidak diperdagangkan seperti
pendidikan (modal manusia), perusahaan perseorangan, dan
aset-aset yang didanai pemerintah seperti lapangan udara. Juga
diasumsikan bahwa investor dapat meminjam dan meminjamkan
dalam jumlah berapapun pada tingkat bunga tetap dan bebas resiko.
4. Investor tidak membayar pajak atas imbal hasil dan juga tidak
terdapat biaya transaksi (komisi atau beban lainnya) atas
perdagangan sekuritas. Kenyataannya kita tahu bahwa investor
menghadapi tarif pajak yang berbeda dan ini dapat mengarahkan
jenis sekuritas dimana ia berinvestasi. Contohnya, implikasi pajak
mungkin berbeda tergantung pada apakah pendapatan itu berasal dari
bunga, dividen, atau keuntungan modal. Selain itu, tentu saja
perdagangan yang sesungguhnya menimbilkan biaya transaksi,
dimana komis atau biaya jasa yang dikeluarkan tergantung
pada besarnya perdagangan dan posisi investor individu masin-
masing.
5. Seluruh investor brusaha mengoptimalkan imbal hasil resiko yang
rasional, yang berarti mereka semua akan menggunakan model
pemilihan portofolio Markowitz.
6. Seluruh investor menganalisis sekuritas dengan cara yang
sama dan mempunyai pandangan ekonomi yang sama tentang
dunia yang dihadapi. Hasilnya adalah estimasi distribusi probabilitas
arus kas yang sama dimasa yang akan datang atas investasi pada
suatu sekuritas. Dengan kata lain, untuk setiap perangkat
harga sekuritas, mereka mendapatkan daftar masukan yang sama
untuk menggunakan model Markowitz. Dengan harga sekuritas
dan tingkat bunga bebas resiko tertentu, seluruh investor
akan menggunakan matriks imbal hasil yang diharapkan dan
kovarians yang sama dari imbal hasil sekuritas untuk menghasilkan

2
batasan yang efisien serta portofolio aset beresiko yang optimal.
Asumsi ini sering disebut sebagai keyakinan atau perkiraan
homogen .

Mengapa Seluruh Investor Memegang Portofolio Pasar?


Apa itu portofolio pasar? Portofolio pasar (M) ialah penjumlahan atau
penggabungan dari selurug portofolio investor perorangan dan nilai seluruh
portofolio berisiko akan sama dengan seluruh kekayaan perekonomian.
Proporsi dari tiap saham pada portofolio pasar sama dengan nilai pasar saham
dibagi dengan total nilai pasar dari seluruh saham. CAPM menyatakan bahwa
sewaktu seseorang bermaksud untuk mengoptimalkan portofolio pribadinya,
mereka masing-masing sampai pada portofolio yang sama, dengan bobot
pada tiap aset sama dengan portofolio pasar. Sederhananya, jika seluruh
investor pemegang portofolio berisiko yang serupa, portofilio ini haruslah M.
Hal ini menunjukkan hubungan antara hasil tersebut dengan penyokongnya,
proses penyeimbangan yang menjadi dasar bagi berlangsungnya pasar
sekuritas.

Strategi Pasif itu Efisien


Dalam scenario ini, portofolio pasar yang dipegang seluruh investor
didasarkan pada daftar masukan umum, dengan demikian menggabungkan
seluruh informasi relevan mengenai semesta sekuritas. Hal ini berarti bahwa
investor dapat melewati persoalan dalam mengerjakan analisis sekuritas, dan
memperoleh portofolio efisien dengan memegang portofolio pasar. Sehingga
strategi pasif dengan berinvestasi pada portofolio indeks pasar itu efisien.
Atas dasar tersebut, hasilnya disebut dengan teori reksa dana. Dengan
berasumsi bahwa semua investor memilih untuk memegang reksa dana indeks
pasar, kita dapat memisahkan pemilihan portofolio menjadi dua komponen
yaitu persoalan teknis – penciptaan reksa dana oleh manajer professional dan
persoalan pribadi yang bergantung pada keengganan risiko investor, alokasi
portofolio utuh diantara reksa dana dengan aset bebas risiko. Jika strategi
pasar efisien, maka usaha untuk mengacaukannya dengan mudah

3
menimbulkan biaya perdagangan dan penelitian tanpa mengimbangi
keuntungannya, dan hasil akhirnya lebih rendah.

Premi Risiko dari Portofolio Pasar


Keseimbangan premi risiko pada portofolio pasar, akan sebanding
dengan rata-rata derajat keengganan risiko dari populasi investor dan risiko
dari portofolio pasar. Dalam perekonomian CAPM, investasi bebas risiko
melibatkan pinjaman dan peminjaman antar investor. Posisi pinjaman harus
diimbangi oleh posisi peminjaman dari kreditur, sehingga persamaan yang
benar ialah:
E(rM) – rf = A  2
M

Perkiraan Imbal Hasil pada Tiap Sekuritas


CAPM dibangun dengan pemahaman bahwa risiko yang sesuai pada
aset akan ditentukan oleh kontribusinya terhadap risiko dari seluruh
portofolio investor. Risiko portofolio adalah apa yang penting bagi investor
dan apa yang penting bagi investor dan apa yang mengatur premi risiko yang
mereka minta.
Rasio market price of risk mempunyai persamaan:
𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖𝑢𝑚 E(rM) – rf
=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟  2M
Disebut market price of risk karena menghitung tambahan imbal hasil
yang investor minta untuk menanggung risiko portofolio. Prinsip dasar
keseimbangan adalah bahwa seluruh investasi seharusnya menawarkan rasio
manfaat terhadap risiko yang sama. Jika rasionya lebih baik untuk satu
investasi daripada lainnya, investor akan menyusun kembali portofolionya,
memriringan ke arah alternatifnya dengan pertukaran yang lebih baik dan
menjauhi lainnya. Aktivitas tersebut akan memberi tekanan pada harga
sekuritas hingga rasionya sama. Rasio beta mengukur kontribusi saham GE
terhadap ragam portofolio pasar sebagai bagaian dari total ragam portofolio
pasar dirumuskan sebagai berikut:
E (rGE) = rf + βGE [E (rM) – rf)

4
Hubungan perkiraan imbal hasil-beta ini merupakan perlambangan CAPM
yang paling akrab dengan praktisi.

Garis Pasar Sekuritas

Hubungan perkiraan imbal hasil-beta dapat digambarkan secara grafik


sebagai garis pasar sekuritas (SML) pada gambar 9.2 diatas. Karena beta
pasar adalah 1, kemiringannya adalah premi risiko dari portofolo pasar. Di
titik pada sumbu mendatar dimana β=1, kita dapat membaca perkiraan imbal
hasil portofolio pasar pada sumbu tegak. SML memberikan tolak ukur bagi
penilaian kinerja investasi. Bahwa dengan risiko investasi, seperti yang
diukur oleh betanya, SML memberikan tingkat imbal hasil yang diperlukan
untuk mengimbangi investor atas risiko beserta nilai waktu uang. Selisih
antara perkiraan tingkat imbal hasil yang pas dan sebenarnya disebut alfa,
yang dilambangkan dengan α.

2.2. CAPM dan Model Indeks


Imbal Hasil Aktual versus Perkiraan Imbal Hasil
Salah satu prediksi inti dari CAPM adalah bahwa portofolio pasar
merupakan portofolio efisien rerata-ragam. Untuk menguji efisiensi dari
CAPM portofolio pasar, perlu disusun portofolio yang nilainya terbobot
dengan ukuran bear dan menguji efisiensinya. Hal tersebut tidak mungkin.
CAPM menunjukkan hubungan di antara perkiraan imbal hasil, sedangkan

5
semua yang dapat diamati merupakan imbal hasil aktual, dan ini tidak
memerlukan perkiraan yang sebelumnya sama.

Model Indeks dan Imbal Hasil yang Didapat


Untuk membuat lompatan dari perkiraan akan imbal hasil yang
didapat, dapat menggunakan model indeks, yang akan digunakan dalam
bentuk kelebihan imbal hasil dengan
Ri = αi + βiRM + ei
Selanjutnya, muali dengan menurunkan kovarian diantara kelebihan imbal
hasil pada saham I dengan indeks pasar. Kovarian dari kelebihan tingkat
imbal hasil saham pada sekuritas I dengan indeks pasar ialah
Cov (Ri, RM) = Cov (βiRM + ei,RM)
βiCov ( RM,RM) + Cov (ei,RM)
βi  2
M

Karena Cov (Ri, RM) = βi  2


M, koefisien sensitivitas βi, pada persamaan
diatas, yakni kemiringan garis regresi yang menunjukkan model indeks,
sama dengan
Cov (Ri,RM)
βi =
 2M
koefisien beta model indeks berubah menjadi beta yang sama dengan
koefisien dari CAPM hubungan perkiraan imbal hasil-beta, kecuali
mengganti portofolio pasar dari CAPM dengan indeks pasar yang
ditentukan dengan baik dan dapat diamati.

2.3. Apakah CAPM berguna?


CAPM merupakan “model terbaik yang tersedia untuk
menjelaskan tingkat imbal hasil pada aset berissiko”, berarti bahwa dengan
tidak adanya analisis sekuritas, seseorang seharusnya mengambil alfa
sekuritas sama dengan nol. Sekuritas keliru harganya jika dan hanya jika
alfanya bukan nol (terlalu murah jika alfa positif dan terlalu mahal jika alfa
negatif) dan alfanya positif atau negatif hanya diungkap melalui analisis
sekuritas yang lebih mendalam. Ketiadaan investasi sumber daya penting
dalam analisis tersebut, investor akan memperoleh portofolio investasi terbaik

6
dengan asumsi bahwa seluruh nilai alfanya nol. Investor yang bersedia
membelanjakan sumber daya untuk menyusun portofolio besar harus mencari
tahu indeks praktis untuk dikerjakan dan menyebarkan analisis makro guna
memperoleh peramalan yang baik untuk indeks dan analisis sekuritas dalam
mengenali sekuritas yang harganya keliru.

Apakah CAPM Dapat Diuji?


Suatu model yang dapat diuji terdiri dari : sekumpulan asumsi,
pengembangan logis/matematis dari model melalui manipulasi asumsi
tersebut dan sekumpulan prediksi. Uji normatif membahas asumsi model,
sementara uji positif membahas prediksinya.
Asumsi mula-mula dipilih dan penting dala membuat model dapat
dipecahkan. Model itu kuat terkait dengan asumsi jika prediksinya sangat
tidak sensitif terhadap pelanggaran asumsi. Hasil dari asumsi adalah uji
model tersebut hampir selalu positif (berdasarkan keberhasilan prediksi
empirisnya). Hasil ini kemudian diuji menggunakan statistika. Karena tidak
realistis asumsi menghalangi uji normatif, uji positif benar-benar merupakan
uji kekuatan model terhadap asumsinya.
Implikasi CAPM melekat pada dua prediksi: yang pertama portofolio
pasar itu efisien, dan yang kedua yaitu garis pasar sekuritas (hubungan
perkiraan imbal hasil-beta) secara akurat menggambarkan pertukaran risiko-
imbal hasil, yakni nilai alfa sama dengan nol. Masalah inti dari uji prediksi ini
adalah bahwa porotfolio pasar yang diduga tidak dapat diamati. “Portofolio
pasar” mencakup seluruh aser berisiko yang dapat dipegang oleh investor.
Portofolio ini meliputi obligasi, perumahan, aset luar negeri, bisnis yang
dimiliki secara pribadi, dan sumber daya manusia.

CAPM Menggagalkan Uji Empiris


Karena portofolio pasar tidak dapat diamati, uji CAPM berkisar
disekitar hubungan perkiraan imbal hasil (beta). Uji tersebut menggunakan
proksi semisal indeks S&P 500 agar berguna bagi portofolio pasar
sebenarnya. Uji tersebut kemudian menarik ketahanan asumsi bahwa proksi

7
pasar cukup mendekati portofolio pasar sebenarnya yang tidak dapat diamati.
CAPM menggagalkan uji tersebut, yakni, data menolak bahwa nilai alfa sama
dengan nol pada tuingkat signifikansi yang dapt diterima. Sebagai contoh
menurut rata-rata, sekuritas degan beta rendah memiliki alfa positif dan
sekuritas dengan beta tinggi memilik alfa negatif.

Perekonomian dan Validitas CAPM


CAPM merupakan norma yang disepakati di AS dan banyak negara
maju lainnya, disamping kelemahan empirisnya. Penjelasan pertama adalah
logika mengenai penguraian risiko khusus perusahaan dan sistematis
dipaksakan. Kedua adalah kesimpulan inti dari CAPM (efisiensi dari
porotfolio pasar) bisa jadi tidak seluruhya jauh dari valid. Pertanyaan
mengenai kewajaran tingkat imbal hasil pemegang saham perusahaan tidak
dapat dipisahkan dari tingkat risiko imbal hasil tersebut. CAPM memberikan
komisi berkriteria jelas.

Industri Investasi dan Validitas CAPM


Lebih banyak praktisi lain, perusahaan investasi yang harus berpegang
teguh pada kevalidan CAPM. Jika mereka menilai CAPM tidak valid, mereka
harus beralih pada kerangka pengganti untuk memandunya didalam
menyusun portofolio optimal. Kesimpulannya, para praktisi menggunakan
CAPM. Jika mereka menggunakan model indeks tunggal dan menurunkan
portofolio optimal dari rasio peramalan alfa terhadap ragam residu, mereka
berperilaku seolah-olah CAPM valid. Jika mereka menggunakan model multi
indeks, maka mereka menggunakan salah satu penjabaran dari CAPM atau
teori penentuan harga arbitrase.

2.4. Ekonometri dan Hubungan Perkiraan Imbal Hasil-Beta


Miller dan Scholes menunjukkan bagaimana persoalan ekonometri
dapat mendorong seseorang menolak CAPM bahkan jika CAPM sangat
valid. Mereka memperhatikan daftar periksa kesulitan yang dihadapi dalam
menguji model dan menunjukkan bagaimana persoalan ini berpotensi keliru

8
kesimpulannya. Untuk membuktikan poin tersebut, mereka mendorong
tingkat imbal hasil yang dirancang guna memuaskan peramalan CAPM dan
menggunakan tingkat tersebut untuk menguji model dengan teknik statistic
baku seharian. Hasil dari uji tersebut berupa penolakan model yang terlihat
mengejutkan seperti yang ditemukan dalam uji imbal hasil dari data aktual.
Miller dan Scholes menunjukkan bahwa teknik ekonometri sendiri dapat
bertanggung jawab atas penolakan model dalam uji aktual. Terdapat
beberapa potensi masalah dengan perkiraan koefisien beta, yakni ketika
residunya berkorelasi, koefisien beta baku tidaklah efisien.

2.5. Penjabaran dari CAPM


Model Beta Nol
Portofolio garis batas efisien memiliki sejumlah ciri yang enarik, yang
terpisah diturunkan oleh Merton dan Roll. Ketiga ciri tersebut antara lain:
1. Portofolio yang merupakan kombinasi dari dua portofolio garis batas
adalah portofolio itu sendiri pada garis batas efisien.
2. Perkiraan imbal hasil aset dapat dinyatakan sebagai fungsi linier pasti
dari perkiraan imbal hasil pada dua portofolio garis batas efisien P dan
Q menurut persamaan berikut.
𝐶𝑜𝑣(𝑟𝑖 , 𝑟𝑝 ) − 𝐶𝑜𝑣(𝑟𝑝 , 𝑟𝑄 )
𝐸(𝑟𝑖 ) − 𝐸(𝑟𝑄 ) = [𝐸(𝑟𝑝 ) − 𝐸(𝑟𝑄 )]
𝑄𝑝2 − 𝐶𝑜𝑣(𝑟𝑝 , 𝑟𝑄 )
3. Setiap portofolio pada garis batas efisien, kecuali portofolio raga
minimum global, memiliki portofolio “sekutu” di bagian bawah (tidak
efisien) dari garis batas yang tidak berkorelasi. Portofolio “sekutu”
tersebut disebut sebagai portofolio beta nol (zero-beta portofolio) dari
portofolio efisien, Jika kita memilih portofolio pasar M dan portofolio
sekutu Z dengan beta nol, maka
E(ri) – E(rz) – [ E(RM) – E(RZ)] = βi [ E(rM) – E(rZ)]
Fisher Black menunjukkan bahwa persamaan tersebut merupakan
persamaan CAPM yang dihasilkan ketika investor menghadapi hambatan atas
pinjaman dan/atau investasi pada aset bebas risiko. Dalam kasus ini,
sedikitnya bebrapa investor akan memilih portofolio pada garis batas efisien

9
yang bukan portofolio indeks pasar. Karena rata-rata imbal hasil pada
portofolio beta nol lebih besar dari tingkat T-bill yang diamati, model beta nol
dapat menjelaskan mengapa rata-rata perkiraan nilai alfa positif pada
sekuritas beta rendah dan negative pada sekututas beta tinggi, yang
berlawanan dengan prediksi dari CAPM.

Pendapatan Tenaga Kerja dan Aset Bukan Dagang


Besarnya pendapatan tenaga kerja dan sifat khususnya merupakan
perhatian yang lebih besar terhadap validitas CAPM. Pengaruh mungkin dari
pendapatan tenaga kerja terhadap imbal hasil keseimbangan dapat dinilai dari
pengaruh pentingnya terhadap pilihan portofolio pribadi. Di samping fakta
bahwa seseorang dapat meminjam pada pendapatan tenaga kerja dan
mengurangi beberapa ketidakpastian mengenai pendapatan tenaga kerja di
masa datang melalui asuransi jiwa, sumber daya manusia kurang ‘mudah
diangkut’ sepanjang waktu dan akan lebih sulit untuk membendungnya
melalui sekuritas dagang daripada bisnis bukan dagang. Hal ini akan memberi
tekanan pada harga sekuritas dan berakibat pada permulaan dari CAPM
persamaan perkiraan imbal hasil-beta. Hasil persamaan SML adalah :

𝑃𝐻
𝐶𝑜𝑣 (𝑅𝑖, 𝑅𝑀) + 𝑃𝑀 𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑖, 𝑅𝐻)
𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝐸(𝑅𝑀 ) 𝑃𝐻
𝜎2𝑀 + 𝑃𝑀 𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑀, 𝑅𝐻)

Dimana :
PH = nilai dari sumber daya manusia agregat
PM = nilai pasar dari aset dagang
RH = kelebihan tingkat imbal hasil pada sumber daya manusia agregat
Ukuran risiko sistematis CAPM, beta, digantikan pada model
penjabaran oleh beta yang disesuaikan yang juga memperhitungkan kovarian
dengan portofolio dari sumber daya manusia agregat.

10
Model Multiperiode dan Portofolio Lindung Nilai
Robert C. Merton mengadakan revolusi ilmu ekonomi keuangan
dengan menggunakan model waktu kontinyu untuk menjabarkan berbagai
model penentuan harga aset. Dalam model dasarnya, Merton melonggarkan
asumsi rabun jauh ‘periode tunggal’ mengenai investor seseorang yang
mengoptimalkan rencana investasi seumur hidup, secara berlanjut
menyesuaikan keputusan investasi terhadap kekayaan saat ini beserta rencana
pensiun. Ketika ketidakpastian mengenai tidak ada perubahan distribusi
probabilitas imbal hasil terhadap portofolio pasar atau tiap sekuritas, model
merton yang disebut penentuan harga model antar waktu (ICAPM)
meramalkan hubungan perkiraan imbal hasil-beta yang sama dengan
persamaan periode tunggal.
Namun situasi berubah ketika memasukkan sumber risiko tambahan.
Bila dapat mengenali sumber K dari risiko pasar tambahan dan mencari K
yang berhubungan dengan portofolio lindung nilai, maka ICAPM persamaan
perkiraan imbal hasil-beta akan menyamaratakan SML dengan versi multi
indeks:
E (Ri) = βiM E (RM) + ∑𝐴𝑘=1 𝛽𝑖𝑘 𝐸(𝑅𝑘 )
dimana βim merupakan beta sekuritas yang akrab dengan portofolio indeks
pasar, dan βik merupakan beta pada portofolio lindung nilai ke-k.

2.6. CAPM Berbasis Konsumsi


Dalam rencana konsumsi seumur hidup, investor ditiap periode harus
menyeimbangkan alokasi dari kekayaan saat ini dengan konsumsi hari ini
dengan tabungan dan investasi yang akan menyokong konsumsi dimasa
datang. Ketika optimal, nilai utilitas dari tambahan dolar konsumsi hari ini
harus sama dengan nilai utilitas dari perkiraan konsumsi di masa datang yang
dapat dibiayai oleh tambahan dolar kekayaan. Kekayaan dimasa datang akan
bertambah dari pendapatan tenaga kerja, beserta imbal hasil pada dolar
tersebut ketika diinvestasikan pada portofolio utuh yang optimal.
Premi risiko pada aset sebagai fungsi dari ‘risiko konsumsi’ sebagai
berikut:

11
E (Ri) = βiC RPC
dimana portofolio C mungkin ditafsirkan sebagai portofolio lacakan
konsumsi, yaitu portofolio yang korelasinya paling tinggi dengan
pertumbuhan konsumsi; βiC merupakan koefisien kemiringan dalam regresi
kelebihan imbal hasil aset i, Ri, pada portofolio lacakan konsumsi; dan RPC
merupakan premi risiko yang terkait dengan ketidakpastian konsumsi, yang
diukur oleh kelebihan imbal hasil yang diharapkan pada portofolio lacakan
konsumsi:
RPC = E(RC) = E(rc) – rf
Portofolio lacakan konsumsi didalam CCAPM memainkan peranan
portofolio pasar pada CAPM yang lazim. Hal ini sesuai dengan fokusnya
terhadap risiko kesempatan konsumsi daripada risiko dan imbal hasil dari
nilai dolar portofolio. Kelebihan imbal hasil pada portofolio lacakan
konsumsi memainkan peranan kelebihan imbal hasil pada potofolio pasar.
Kedua pendekaan berakibat pada model faktor tunggal linier yang berbeda
terutama pada identitas faktor yang digunakan.

12
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Pendapat anggota kelompok mengenai materi yang disampaikan
1. Naurah Mufidah (041710002)
Pendapat Naurah Mufidah mengenai CAPM berbasis Konsumsi adalah
sesuai dengan teori portofolio, bahwa portofolio optimal akan
menghasilkan return yang maksimal dengan risiko tertentu atau return
tertentu dengan risiko terendah. Maka dari itu investasi pada portofolio
optimal bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan investasi pada
saham individu. CAPM Berbasis Konsumsi dalam rencana konsumsi
seumur hidup, dimana investor ditiap periode harus menyeimbangkan
alokasi dari kekayaan saat ini dengan konsumsi hari ini dengan tabungan
dan investasi yang akan menyokong konsumsi dimasa datang.

2. Zuni Dwi Widi Anti (041710004)


Pendapat Zuni Dwi Widi Anti berdasarkan analisis yang telah dilakukan
selama periode penelitian 2011-2013, diketahui bahwa saham
perusahaan industri barang konsumsi yang menjadi sampel dalam
penelitian ini menunjukkan performance yang baik. Hal tersebut
ditunjukkan oleh rata-rata individual (Ri) yang lebih besar daripada rata-
rata return market (Rm). Diketahui juga hasil perhitungan tingkat risiko
sistematis (βi) menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4 saham
perusahaan yang memiliki risiko lebih dari 1 (βi > 1).

3. Unzilatur Rohmah (041710005)


Pendapat Unzilatur Rohmah mengenai CAPM berbasis Konsumsi
adalah ketika melakukan investasi, investor harus menyeimbangkan
antara tabungan dan investasi yang akan menyongkong konsumsi di
masa depan. Konsumsi yang berdasarkan model penentuan harga asset
modal (CPAM) adalah model faktor tunggal dimana kelebihan imbal
hasil portofolio pasar tergantikan oleh portofolio konsumsi. Model itu

13
secara alami menyatukan pertimbangan nilai konsumsi dan perubahan
investasi.

4. Devi Rachmawati (041710153)


Pendapat Devi Rachmawati tentang CAPM Berbasis Konsumsi adalah
rencana investor ditiap periode mengimbangi lokasi dari kekayaan saat
ini dengan tabungan dan investasi akan membantu konsumsi dimasa
datang karena ketika nilai utilitas dari dolar konsumsi sekarang harus
sama dengan perkiraan nilai utilitas dimasa yang akan datang.

5. Yogi Arkhamu Rohman (041710185)


Menurut pendapat Yogi Arkhamu Rohman tentang CAPM berbasis
Konsumsi adalah CAPM sangat dibutuhkan oleh banyak investor,
karena investor dapat mengetahui risiko apa yang akan terjadi dan
langkah apa yang akan diambil saat melakukan investasi. Banyak
investor yang memiliki tingkat kekayaan yang sama dan berasumsi
untuk berusaha mengoptimalkan imbal hasil risiko yang rasional, CAPM
sangat diperlukan bagi investor lama atau investor baru, oleh karena itu
CAPM berbasis Konsumsi sangat diperlukan mengingat dalam CAPM
Berbasis Konsumsi dapat menyeimbangkan alokasi dari kekayaan saat
ini yang akan menyokong konsumsi dimasa mendatang.

6. Achmad Faiz Ainul Wafa (041710188)


Menurut pendapat Achmad Faiz Ainul Wafa mengenai CAPM Berbasis
Konsumsi yaitu Model penetapan harga aset modal (CAPM) merupakan
sebuah alat untuk memprediksi imbal hasil yang diharapkan dari suatu
aset beresiko. Kesimpulan inti dari CAPM (efisiensi dari porotfolio
pasar) bisa jadi tidak seluruhya jauh dari valid. Pertanyaan mengenai
kewajaran tingkat imbal hasil pemegang saham perusahaan tidak dapat
dipisahkan dari tingkat risiko imbal hasil tersebut. Model CAPM lebih
akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi return saham
perusahaan industri barang konsumsi periode 2013-2015. Keakuratan

14
diukur dengan nilai MAD. Nilai MAD CAPM yaitu 0,0034397 lebih
kecil dibandingkan dengan nilai MAD APT yaitu 0,0035143.

7. Achmad Ichwan Nudin (041710189)


Menurut pendapat Achmad Icwan Nudin CAPM sangat membantu
untuk para investor pemula maupun investor yang sudah lama, karena
dengan CAPM kita dapat menghitung pendapatan investasi kita dimasa
depan. Selain itu dengan CAPM berbasis konsumsi kita dapat
mengetahui risiko apa yang akan kita peroleh saat melakukan suatu
investasi, karena keinginan utama investor yaitu meminimalkan risiko
dan meningkatkan perolehan. Oleh karena itu, CAPM berbasis
Konsumsi sangat diperlukan mengingat dalam CAPM Berbasis
Konsumsi dapat menyeimbangkan alokasi dari kekayaan saat ini yang
akan menyokong konsumsi dimasa mendatang.

8. Farida Muslichah (041710202)


Pendapat Farida Muslichah mengenai penggunaan CAPM berbasis
konsumsi ini sangat tepat, karena CAPM merupakan model terbaik yang
tersedia untuk menjelaskan tingkat imbalan hasil pada dolar ketika
diinvestasikan pada portofolio utuh yang optimal. Selain itu CAPM
dalam rencana konsumsi seumur hidup, investor ditiap periode harus
menyeimbangkan alokasi dari kekayaan saat ini dengan konsumsi hari
ini dengan tabungan dan investasi yang akan menyokong konsumsi
dimasa datang.

9. Muhammad Syarifudin (041710219)


Pendapat Muhammad Syarifudin mengenai CAPM adalah CAPM
bersama dengan permintaan lindungi nilai yang tertera pada sub bagian
sebelumnya menunjukkan bahwa hal ini mungkin berguna untuk
memusatkan model secara langsung terhadap konsumsi.

15
10. Nawang Wulansari (041710221)
Pendapat Nawang Wulansari mengenai penggunaan CAPM berbasis
konsumsi ini sangat tepat, karena CAPM merupakan model terbaik yang
tersedia untuk menjelaskan tingkat imbalan hasil pada dolar ketika
diinvestasikan pada portofolio utuh yang optimal. Selain itu juga CAPM
berbasis konsumsi ini didasarkan pada kenyataan dari kekayaan saat ini
dengan konsumsi hari ini dengan tabungan dan investasi yang akan
menyokong konsumsi dimasa datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane Alex, Markus J. Alan. 2014. Manajemen Portofolio Edisi 9 Buku 1
Global. Salemba Empat. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai