Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2019
BAB II
PEMBAHASAN
1
3. Investasi dibatasi hanya pada aset keuangan yang diperdagangkan
secara umum seperti saham dan obligasi, dan pada kesepakatan
pinjaman dan pemberian pinjaman yang bebas resiko. Asumsi ini
mengeluarkan investasi pada aset yang tidak diperdagangkan seperti
pendidikan (modal manusia), perusahaan perseorangan, dan
aset-aset yang didanai pemerintah seperti lapangan udara. Juga
diasumsikan bahwa investor dapat meminjam dan meminjamkan
dalam jumlah berapapun pada tingkat bunga tetap dan bebas resiko.
4. Investor tidak membayar pajak atas imbal hasil dan juga tidak
terdapat biaya transaksi (komisi atau beban lainnya) atas
perdagangan sekuritas. Kenyataannya kita tahu bahwa investor
menghadapi tarif pajak yang berbeda dan ini dapat mengarahkan
jenis sekuritas dimana ia berinvestasi. Contohnya, implikasi pajak
mungkin berbeda tergantung pada apakah pendapatan itu berasal dari
bunga, dividen, atau keuntungan modal. Selain itu, tentu saja
perdagangan yang sesungguhnya menimbilkan biaya transaksi,
dimana komis atau biaya jasa yang dikeluarkan tergantung
pada besarnya perdagangan dan posisi investor individu masin-
masing.
5. Seluruh investor brusaha mengoptimalkan imbal hasil resiko yang
rasional, yang berarti mereka semua akan menggunakan model
pemilihan portofolio Markowitz.
6. Seluruh investor menganalisis sekuritas dengan cara yang
sama dan mempunyai pandangan ekonomi yang sama tentang
dunia yang dihadapi. Hasilnya adalah estimasi distribusi probabilitas
arus kas yang sama dimasa yang akan datang atas investasi pada
suatu sekuritas. Dengan kata lain, untuk setiap perangkat
harga sekuritas, mereka mendapatkan daftar masukan yang sama
untuk menggunakan model Markowitz. Dengan harga sekuritas
dan tingkat bunga bebas resiko tertentu, seluruh investor
akan menggunakan matriks imbal hasil yang diharapkan dan
kovarians yang sama dari imbal hasil sekuritas untuk menghasilkan
2
batasan yang efisien serta portofolio aset beresiko yang optimal.
Asumsi ini sering disebut sebagai keyakinan atau perkiraan
homogen .
3
menimbulkan biaya perdagangan dan penelitian tanpa mengimbangi
keuntungannya, dan hasil akhirnya lebih rendah.
4
Hubungan perkiraan imbal hasil-beta ini merupakan perlambangan CAPM
yang paling akrab dengan praktisi.
5
semua yang dapat diamati merupakan imbal hasil aktual, dan ini tidak
memerlukan perkiraan yang sebelumnya sama.
6
dengan asumsi bahwa seluruh nilai alfanya nol. Investor yang bersedia
membelanjakan sumber daya untuk menyusun portofolio besar harus mencari
tahu indeks praktis untuk dikerjakan dan menyebarkan analisis makro guna
memperoleh peramalan yang baik untuk indeks dan analisis sekuritas dalam
mengenali sekuritas yang harganya keliru.
7
pasar cukup mendekati portofolio pasar sebenarnya yang tidak dapat diamati.
CAPM menggagalkan uji tersebut, yakni, data menolak bahwa nilai alfa sama
dengan nol pada tuingkat signifikansi yang dapt diterima. Sebagai contoh
menurut rata-rata, sekuritas degan beta rendah memiliki alfa positif dan
sekuritas dengan beta tinggi memilik alfa negatif.
8
kesimpulannya. Untuk membuktikan poin tersebut, mereka mendorong
tingkat imbal hasil yang dirancang guna memuaskan peramalan CAPM dan
menggunakan tingkat tersebut untuk menguji model dengan teknik statistic
baku seharian. Hasil dari uji tersebut berupa penolakan model yang terlihat
mengejutkan seperti yang ditemukan dalam uji imbal hasil dari data aktual.
Miller dan Scholes menunjukkan bahwa teknik ekonometri sendiri dapat
bertanggung jawab atas penolakan model dalam uji aktual. Terdapat
beberapa potensi masalah dengan perkiraan koefisien beta, yakni ketika
residunya berkorelasi, koefisien beta baku tidaklah efisien.
9
yang bukan portofolio indeks pasar. Karena rata-rata imbal hasil pada
portofolio beta nol lebih besar dari tingkat T-bill yang diamati, model beta nol
dapat menjelaskan mengapa rata-rata perkiraan nilai alfa positif pada
sekuritas beta rendah dan negative pada sekututas beta tinggi, yang
berlawanan dengan prediksi dari CAPM.
𝑃𝐻
𝐶𝑜𝑣 (𝑅𝑖, 𝑅𝑀) + 𝑃𝑀 𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑖, 𝑅𝐻)
𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝐸(𝑅𝑀 ) 𝑃𝐻
𝜎2𝑀 + 𝑃𝑀 𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑀, 𝑅𝐻)
Dimana :
PH = nilai dari sumber daya manusia agregat
PM = nilai pasar dari aset dagang
RH = kelebihan tingkat imbal hasil pada sumber daya manusia agregat
Ukuran risiko sistematis CAPM, beta, digantikan pada model
penjabaran oleh beta yang disesuaikan yang juga memperhitungkan kovarian
dengan portofolio dari sumber daya manusia agregat.
10
Model Multiperiode dan Portofolio Lindung Nilai
Robert C. Merton mengadakan revolusi ilmu ekonomi keuangan
dengan menggunakan model waktu kontinyu untuk menjabarkan berbagai
model penentuan harga aset. Dalam model dasarnya, Merton melonggarkan
asumsi rabun jauh ‘periode tunggal’ mengenai investor seseorang yang
mengoptimalkan rencana investasi seumur hidup, secara berlanjut
menyesuaikan keputusan investasi terhadap kekayaan saat ini beserta rencana
pensiun. Ketika ketidakpastian mengenai tidak ada perubahan distribusi
probabilitas imbal hasil terhadap portofolio pasar atau tiap sekuritas, model
merton yang disebut penentuan harga model antar waktu (ICAPM)
meramalkan hubungan perkiraan imbal hasil-beta yang sama dengan
persamaan periode tunggal.
Namun situasi berubah ketika memasukkan sumber risiko tambahan.
Bila dapat mengenali sumber K dari risiko pasar tambahan dan mencari K
yang berhubungan dengan portofolio lindung nilai, maka ICAPM persamaan
perkiraan imbal hasil-beta akan menyamaratakan SML dengan versi multi
indeks:
E (Ri) = βiM E (RM) + ∑𝐴𝑘=1 𝛽𝑖𝑘 𝐸(𝑅𝑘 )
dimana βim merupakan beta sekuritas yang akrab dengan portofolio indeks
pasar, dan βik merupakan beta pada portofolio lindung nilai ke-k.
11
E (Ri) = βiC RPC
dimana portofolio C mungkin ditafsirkan sebagai portofolio lacakan
konsumsi, yaitu portofolio yang korelasinya paling tinggi dengan
pertumbuhan konsumsi; βiC merupakan koefisien kemiringan dalam regresi
kelebihan imbal hasil aset i, Ri, pada portofolio lacakan konsumsi; dan RPC
merupakan premi risiko yang terkait dengan ketidakpastian konsumsi, yang
diukur oleh kelebihan imbal hasil yang diharapkan pada portofolio lacakan
konsumsi:
RPC = E(RC) = E(rc) – rf
Portofolio lacakan konsumsi didalam CCAPM memainkan peranan
portofolio pasar pada CAPM yang lazim. Hal ini sesuai dengan fokusnya
terhadap risiko kesempatan konsumsi daripada risiko dan imbal hasil dari
nilai dolar portofolio. Kelebihan imbal hasil pada portofolio lacakan
konsumsi memainkan peranan kelebihan imbal hasil pada potofolio pasar.
Kedua pendekaan berakibat pada model faktor tunggal linier yang berbeda
terutama pada identitas faktor yang digunakan.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Pendapat anggota kelompok mengenai materi yang disampaikan
1. Naurah Mufidah (041710002)
Pendapat Naurah Mufidah mengenai CAPM berbasis Konsumsi adalah
sesuai dengan teori portofolio, bahwa portofolio optimal akan
menghasilkan return yang maksimal dengan risiko tertentu atau return
tertentu dengan risiko terendah. Maka dari itu investasi pada portofolio
optimal bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan investasi pada
saham individu. CAPM Berbasis Konsumsi dalam rencana konsumsi
seumur hidup, dimana investor ditiap periode harus menyeimbangkan
alokasi dari kekayaan saat ini dengan konsumsi hari ini dengan tabungan
dan investasi yang akan menyokong konsumsi dimasa datang.
13
secara alami menyatukan pertimbangan nilai konsumsi dan perubahan
investasi.
14
diukur dengan nilai MAD. Nilai MAD CAPM yaitu 0,0034397 lebih
kecil dibandingkan dengan nilai MAD APT yaitu 0,0035143.
15
10. Nawang Wulansari (041710221)
Pendapat Nawang Wulansari mengenai penggunaan CAPM berbasis
konsumsi ini sangat tepat, karena CAPM merupakan model terbaik yang
tersedia untuk menjelaskan tingkat imbalan hasil pada dolar ketika
diinvestasikan pada portofolio utuh yang optimal. Selain itu juga CAPM
berbasis konsumsi ini didasarkan pada kenyataan dari kekayaan saat ini
dengan konsumsi hari ini dengan tabungan dan investasi yang akan
menyokong konsumsi dimasa datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Kane Alex, Markus J. Alan. 2014. Manajemen Portofolio Edisi 9 Buku 1
Global. Salemba Empat. Jakarta.
17