Anda di halaman 1dari 5

Nama : ACHMAD FAIZ AINUL WAFA

NIM : 041710188
Kelas : Manajemen (5 E)

PENGERTIAN ANALISIS TEKNIKAL DAN ANALISIS FUNDAMENTAL


1. Pengertian Analisis Teknikal
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah merupakan
suatu teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk
memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang
lamau, terutama pergerakan hargad an volume. Pada awalnya analisa teknikal hanya
memperhitungkan pergerakan harga pasar atau instrument yang bersangkutan, dengan
asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh factor yang relevan sebelum seorang
investor menyadarinya melalui berbagai cara lain. Analisa teknikal dapat
menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk pergerakan harga digunakan
metode seperti misalnya, index kekuatan relative, index pergerakan rata-rata, regresi,
korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu dengan
cara menganalisa polagrafik.
Analisateknisataulebihdikenaldengananalisisteknikaladalahmerupakansuatutek
nikanalisa yang dikenaldalamduniakeuangan yang digunakanuntukmemprediksi trend
suatuhargasahamdengancaramempelajari data pasar yang lamau,
terutamapergerakanhargadan volume.
Padaawalnyaanalisateknikalhanyamemperhitungkanpergerakanhargapasaratau
instrument yang bersangkutan, denganasumsibahwahargamencerminkanseluruh factor
yang relevansebelumseorang investor menyadarinyamelaluiberbagaicara lain.
Analisateknikaldapatmenggunakanberbagai model dandasarmisalnya,
untukpergerakanhargadigunakanmetodesepertimisalnya, index kekuatan relative,
index pergerakan rata-rata, regresi, korelasiantarpasardan intra pasar,
siklusataupundengancaraklasikyaitudengancaramenganalisapolagrafik.

 Contoh Analisis Teknikal


Berapa harga tertinggi dan berapa harga terendah kemudian kapan harga naik
dan kapan harga turun pada riwayat terdahulu biasanya ini akan menjadikan
patokan untuk bertransaksi saham.
2. Pengertian Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data
fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan atau
badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data
pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data factor eksternal yang
berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga,
inflasi dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data tersebut diatas, analisis
fundamental menghasilkan berua analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan
apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak, jika nilainya mahal atau
overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental
melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. Dengan kata lain harganya terlalu
mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika
yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alas an harganya lebbih
murah.
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data
historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data
masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan ekonomi
dimasa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap akan
mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Analisis ini biasa digunakan untuk
jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah
timing dan iformasi. Karena tidak semua investor mendapat informasi yang lengkap
sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi kesalahan
investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bias jadi saham
yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut dapat
dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui analisi teknikal untuk menentukan
sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan atau menggabungkan
kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang
optimum.
 Contoh Analisis Fundamental
- Laporan Keuangan emiten suatu perusahaan.
ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL DI PT. TIMAH Tbk.

I. Pendahuluan
A. Tentang PT. Timah Tbk.
Ekspotir logam timah nomor 1 di dunia, sekaligus merupakan produsen logam
timah terbesar nomor 2 di dunia. Bagian dari sejarah penambangan timah di
Kepulauan Bangka Belitung yang telah berlangsung selama lebih dari 4 abad, yang
berkembang menjadi kultur masyarakat Bangka Belitung. Produk logam yang
diakui secara internasional dimana produk yang bermerek “Banka Tin’s”, “Kundur
Tin”, dan “Muntok Tin” telah resmi terdaftar di London Metal Exchange (LME).
Aktif berkontribusi dalam kancah industri pertimahan global melalui keanggotaan
di International Tin Association (ITA). Melantai di Bursa Efek Indonesia sejak
1995 dengan kode emiten “TINS” dimana kepemilikan saham publik mencapai
35% dan kapitalisasi pasar sebesar Rp. 7,2 Triliun.

II. Analisis Fundamental di PT. Timah Tbk.

Harga saham PT Timah Tbk (TINS) pada perdagangan Kamis, 24 Januari 2019
ditutup meroket 17,64 persen dengan berakhir pada level Rp1.100 per saham. TINS
bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak
8.976 kali serta nilai transaksi yang mencapai Rp159,44 miliar.Berdasarkan aktivitas
broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham TINS pada
perdagangan kemarin antara lain RHB Sekuritas (DR) senilai Rp50,49 miliar,
kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp17,38 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP)
Rp13,03 miliar.Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai
transaksi keseluruhan TINS masing-masing sebesar 31,67 persen, 10,91 persen, dan
8,17 persen.

Lonjakan harga saham TINS cukup mengejutkan lantaran belum adanya kabar terkait
aksi fundamental dari perseroan yang memengaruhi harga sahamnya. Sementara itu,
harga timah di pasar dunia pada perdagangan kemarin menguat 1,24 persen ke level
harga US$ 20.805 per metrik ton.Dari sisi bisnis, perseroan membukukan kinerja
konsolidasi yang kurang memuaskan pada kuartal III 2018. Laba bersih perseroan
tercatat turun hampir 15 persen karena penurunan harga timah, padahal TINS berhasil
meningkatkan jumlah produksi.Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih TINS
turun 14,98 persen menjadi Rp255,55 miliar pada kuartal III 2018, dibandingkan
dengan Rp300,57 miliar pada periode yang sama tahun 2017.Pendapatan pada periode
itu hanya naik tipis 2,73 persen menjadi Rp6,8 triliun dari sebelumnya Rp6,62 triliun.
Namun pada saat yang sama, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi, yaitu sebesar
4,58 persen menjadi Rp5,72 triliun dari sebelumnya Rp 5,47 triliun.

Targetkan Produksi 22.000 Ton dari Tambang Laut

Di sisi lain, TINS menargetkan prototipe atau desain rekayasa terperinci alias detail
engineering design (DED) rampung tahun ini. Dengan itu, TINS mengklaim bisa
melakukan operasi penambangan timah di laut Bangka Belitung dengan teknologi
yang ramah lingkungan.
"Yang (tambang) laut lagi bikin prototipe-nya, tahun ini mudah-mudahan selesai,"
kata M. Riza Pahlevi, Direktur Utama Timah di sela Rapat Dengar Pendapat dengan
Komisi VII DPR RI, Senin (21/1) seperti dilansir Kontan.Riza mengatakan
penambangan timah laut tersebut nantinya akan serupa dengan sistem teknologi dalam
pengeboran minyak dan gas di laut (off-shore). Hal tersebut juga sekaligus
menindaklanjuti arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
serta Kementerian Kelautan dan Perikanan yang meminta untuk mengedepankan
aspek lingkungan dalam aktivitas penambangan timah di laut.

Menurut Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Ermindra, pada tahun 2018,
perolehan bijih timah yang bersumber dari laut sebesar 19.159 ton sn. Jumlah tersebut
naik 7 persen dibandingkan tahun 2017 yang hanya mencapai 17.906 ton sn.Emil
mengatakan, pada tahun ini TINS menargetkan pertumbuhan perolehan bijih timah
dari laut sebesar 22.000 ton sn atau naik 15 persen dibanding tahun 2018. Untuk
mencapai peningkatan kapasitas produksi itu, TINS berencana menambah empat unit
KIP yang pengadaannya dilakukan melalui anak perusahaan yaitu PT Dok Air
Kantung (DAK).Mengenai perhitungan biaya, Emil memperkirakan pihaknya akan
membutuhkan dana sekitar Rp70 miliar per unit KIP. Selain itu, empat kapal keruk
dan 17 KIP yang ada akan dimodifikasi, diperbaiki dan ditambah kapasitas
produksinya dengan anggaran total sebesar Rp635 miliar.
III. Analisis Teknikal di PT. Timah Tbk.

Anda mungkin juga menyukai