Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN RESIKO

“PENGUKURAN RESIKO”

OLEH :

KELAS C7

KELOMPOK 5

Nama Anggota Kelompok :

1. I Wayan Dede Ananda Kusuma (1832121320)


2. I Dewa Gede Pramuditya Trenggana Putra (1832121331)
3. I Putu Merta Kari (1832121333)
4. Octi Ayu Melina (1832121334)
5. Vina Taniawati (1832121335)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2021
PENGUKURAN RESIKO

A. Pengertian Pengukuran Risiko


Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang
akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi
perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan
sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko.
Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara
sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam
perusahaan. 

Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk


memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan  kombinasi peralatan
manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. Dimensi (bagian) yang harus
diukur :
1. Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar kemungkinan
suatu peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS
atau penyebab langsung kerugian) yang dapat menimbulkan risiko dapat
terjadi dalam suatu periode.

2. Keparahan dari kerugian


Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar
kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat
kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut,  sampai
seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi
finansialnya
B. Konsep Probabilitas Dalam Mengukur Resiko (sample space dan
event; aksioma definisi probabilitas; nilai harapan)
Pengukuran kerugian baik dari dimensi frekuensi dan kegawatan berhubungan
dengan kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensiil tersebut. Untuk melakukan
analisa terhadap kemungkinan dari suatu kerugian potensiil perlu memahami prinsip
dasar teori probabilitas. Probabilitas adalah kesempatan atau kemungkinan terjadinya
suatu kejadian/ peristiwa.

1) Konsep “Sample Space” dan “Event”


Sample Space (Set S) merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang
diamati.  Misalnya: jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama
periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau
event (Set E).  misalnya : jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen
mobil pribadi & mobil penumpang umum.

Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan mobil


tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot.  Pembobotan tersebut
biasanya didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa
lalu. Misalnya :  untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil
penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan mobil
tersebut dapat dihitung dengan rumus :
a. bila tanpa bobot  :  P  (E)  = E/S
b. bila dengan bobot :  P (E) = W (E)
W (S)
Keterangan : P (E) =  probabilitas terjadinya event.
E          = sub set atau event
S          = sample space atau set
W        = bobot dari masing-masing event

2) Aksioma Defenisi Probabilitas


Ada 3 aksioma probabilitas, yaitu :
a) Probabilitas suatu event bernilai antara 0 dan 1.
b) Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event(Set
E) yang saling pilah dalam Set S adalah 1.
c) Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok event yang saling
pilah dalam suatu Set S adalah merupakan hasil penjumlahan dari
masing-masing probabilitas yang terpisah.

3) Nilai Harapan (Expected Value)


Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat
tabel (tabel binominal) untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari menilai
masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya.  Dengan
menjumlahkan hasil dari masing-masing event tersebut akan diperoleh
expected valuenya.

Contoh: diketahui bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan


terbakarnya satu rumah adalah 27% dan rata-rata kerugian untuk setiap
kebakaran adalah Rp 100.000.000,-. Maka expected lossnya adalah Rp
27.000.000,- (27% x Rp 100.000.000,-). Bila kemungkinan terbakarnya dua
rumah adalah 19%, maka expected lossnya: Rp. 38jt
(19%x2xRp100.000.000,-). Sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar
Rp 19jt. Kemudian bila kemungkinan terbakarnya sepuluh rumah adalah
sebesar 1% maka expected lossnya adalah 1% x 10 x Rp 100.000.000,- = Rp
10 jt. Maka expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 1.000.000,-

Konsep expected value


Konsep expected value sering ditemui terutama di dunia bisnis.
Misalnya: seorang kontraktor diminta membangun sebuag gedung dimana jika
semuanya berjalan baik ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp
10.000.000.000, Karena menyadari selalu ada hal-hal yang tidak terduga,
maka probabilitas untuk mendapatkan keuntungan diperkirakan hanya 80%,
dimana yang 20% adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga. Jadi
expected value dari pekerjaan tersebut sebesar Rp 6.000.000.000,- Dalam
distribusi binomial jumlah keseluruhan expected long frequency (frekuensi
kerugian yang diperkirakan dalam jangka panjang) dikalikan dengan besarnya
nilai kerugian (Rp) untuk setiap kerugian.
C. Tafsiran Tentang Probabilitas (peristiwa yang saling pilah;
compound events; peristiwa bersyarat; peristiwa yang inklusif)
1. Peristiwa Saling Pilah
Dua peristiwa yang saling pilah/lepas bila dan hanya bila ke dua
peristiwa tersebut tidak dapat terjadi saat yang bersamaan .
Teorema  (A  B) = p (A) +  (B)
A  B = ,  (A  B) =  (0) = 0

Contoh : Probabilitas terjadinya kerugian peristiwa A sebesar Rp1.000.000


adalah 1/10 dan kerugian peristiwa B sebesar Rp2.500.000 adalah 1/20, maka
probabilitas akan terjadinya kerugian Rp1.000.000 atau Rp2.500.000 adalah??

2. Compound Events
Compound Events adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah
selama jangka yang sama. Metode untuk menentukan suatu Compound Events
tergantung pada sifat peristiwa yang terpisah, apakah merupakan peristiwa
bebas atau peristiwa bersyarat.
a) Compound Events Yang Bebas (Independen)
Dua peristiwa adalah bebas terhadap satu sama lain, jika
terjadinya salah satu tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang
lain. Probabilitas terjadinya peristiwa itu serentak (dalam waktu yang
sama) adalah sama dengan hasil perkalian probabilitas masing-masing
peristiwa.

Contoh: Suatu perusahaan memiliki dua gudang. Gudang A di


Semarang dan gudang B di Surabaya. Kemungkinan terjadinya
kebakaran gudang A =1/20, dan gudang B =1/40, tentukan beberapa
kemungkinan sebagai berikut :
 Probabilitas terbakarnya gudang A dan B
 Probabilitas terbakarnya gudang A dan bukan gudang B
 Probabilitas tidak terbakarnya gudang A dan terbakarnya
gudang B
 Probabilitas tidak terbakarnya gudang A dan juga gudang B

b) Compound Events Bersyarat


Merupakan dua peristiwa atau lebih dimana terjadinya
peristiwa yang satu akan mempengaruhi terjadinya peristiwa yang
lain. Probabilitas Compound Events bersyarat dapat dihitung dengan
rumus:
 (A  B) =  (A) .  (B/A)
 (B/A) = ρ (BA)
ρA
 (A/B) = ρ (BA)
ρB

3. Peristiwa Bersyarat (Conditional Outcomes)


Bagaiman jika dua peristiwa yang terpisah itu tidak bebas maka
perhitungan compound probabilitas lebih rumit. Misalnya peristiwa A
menyatakan perusahaan telah menggunakan sejumlah uang untuk keperluan
iklan bagi semacam produk, dan peristiwa b menyatakan kemajuan penjualan
produk itu setelah dilakukan pemasangan iklan. Peristiwa seperti itu
dinamakan peristiwa bersyarat (conditional outcomes) yaitu peristiwa B
terjadi, bila peristiwa A telah terjadi probabilitas terjadinya A dan B dihitung
dengan rumus : P(A dan B) = P(A) x P(B/A) atau P(B dan A= P(A) x P(A/B).

P(A/B) merupakan notasi untuk probabilitas bersyarat, yang berarti


terjadinya peristiwa B setelah peristiwa A terjadi. Jika kita misalkan
probabilitas terjadinya A atau P(A) adalah dan P(B) adalah dan P(A/B)
adalah . Peristiwa A merupakan terbakarnya gudang A dan peristiwa B
merupakan peristiwa B terbakarnya gudang B. kedua peristiwa ini merupakan
peristiwa bersyarat. Andaikata salah satunya terbakar, maka probabilitas
terbakar kedua gudang itu adalah = x = .
4. Peristiwa Yang Inklusif
Peristiwa yang inklusif atau Peristiwa yang tidak lepas (disjoint)
adalah peristiwa tidak saling lepas adalah dua peristiwa atau lebih yang tidak
mempunyai hubungan saling pilah dimana ingin diketahui probabilitas
terjadinya paling sedikit satu peristiwa diantara dua atau lebih peristiwa
tersebut.
Teorema :  (A  B) =  (A) +  (B) – (A  B)
KESIMPULAN

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya resiko yang
akan terjadi. Pengukuran resiko dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang akan
dihadapi oleh sebuah perusahaan dan kemudian untuk dapat melihat dampak dari adanya
resiko terhadap kinerja perusahaan yang sekaligus dapat melakukan prioritisasi resiko.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko. Dimana
pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan
berkesinambungan untuk menemukan dan mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kerugian yang potensial yang akan dihadapi dan mengancam perusahaan. 

Pengukuran kerugian baik dari dimensi frekuensi dan kegawatan berhubungan dengan
kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensiil tersebut. Untuk melakukan analisa
terhadap kemungkinan dari suatu kerugian potensiil perlu memahami prinsip dasar teori
probabilitas. Yang dimana probabilitas merupakan kesempatan atau kemungkinan terjadinya
suatu kejadian atau peristiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyawan Setia. 2015.  Manajemen Risiko. Bandung: CV Pustaka Setia.


Darmawi Herma. 2013. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.
http://kalisat-berbagi.blogspot.com/2017/04/manajemen-risiko-pengukuran-risiko.html
http://zuniarahmatin.blogspot.com/2016/03/manajemen-risiko-pengukurang-risiko.html

https://andrihelmi.files.wordpress.com/2014/09/pertemuan-5-prinsip-pengukuran-risiko.pdf

Anda mungkin juga menyukai