Anda di halaman 1dari 7

A.

PENGERTIAN PENGUKURAN RISIKO

Pengukuran risiko merupakan tahap lanjutan setelah mengidentifikasi risiko.


Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara
sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan –
kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.
Pengukuran risiko ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akan membantu untuk
menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya.
Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar kecilnya risiko yang akan
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi
perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan
sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko mana yang paling relevan.
Pengukuran risiko adalah keputusan penting yang harus dilakukan oleh manajer
keuangan atau chief financial officer (CFO)yang mencakup keputusan investasi
(investment desicion) dan keputusan pendanaan (financial desicion). Dalam memasuki
pasar, yang kondisi persaingannya sangat ketat, kedua keputusan tersebut harus selalu
diupayakan efektif dan efisien karena dapat mengakibatkan biaya tetap. Biaya tetap yang
timbul dari keputusan investasi disebut biaya tetap operasi, sedangkan biaya tetap yang
timbul dari keputusan pendanaan adalah biaya tetap pendanaan. Penggunaan biaya tetap
yang diupayakan untuk meningkatkan laba disebut leverage.
Dengan demikian ada dua leverage, yaitu leverage operasi dan laverage
pendanaan. Dilihat dari sifatnya biaya tetap menunjukan biaya yang besarnya tidak
dipengaruhi atau tidak berubah meskipun volume penjualan atau produksi mengalami
perubahan.
Biaya tetap merupakan kewajiban yang harus dibayarkan meeskipun volume
penjualan sedikit atau perusahaan menderita kerugian. Semakin besar penggunaan biaya
ttap, semakin besar pula kemungkinan laba yang ada untuk membayar biaya atau beban
tetap perusahaan. Jika perusahaan menderita kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan
biaya tetap, penggunaan biaya tetap tersebut mengandung risiko.
Oleh karena itu, pengukuran risiko yang ditimbulkan karena adanya penggunaan
leverage menjadi sangat penting agar dalam mengambil keputusan penggunaan leverage
manajemen mendapat informasi yang memadai dan seimbang, tidak hanya mengenai
labanya, tetapi juga risiko yang ditimbulkan.

B. KONSEP PROBABILITAS DALAM MENGUKUR RISIKO (SAMPLE SPACE


DAN EVENT; AKSIOMA DEFINISI PROBABILITAS; NILAI HARAPAN)

Dalam menjelaskan konsep mengenai konsep probabilitas kita awali dengan


konsep mengenai sample place (lingkup kejadian) dan event suatu kejadian atau
peristiwa. Bayangkanlah sub set, S dari kemungkinan kejadian atau hasil dari kejadian
tertentu. Set, S tersebut mungkin saja berupa daftar dari jumlah tabrakan kendaraan di
wilayah tertentu, tahun tertentu. Set seperti ini disebut sampe place.
Untuk mengetahui besar kemungkinan terjadinya suatu peristiwa digunakan rumus :
W(E)
P(E) = di mana S = peristiwa yang diamati
W(S) E = Sub set
W(S) = Jumlah keseluruhan bobot S
W(E) = Jumlah keseluruhan bobot dalam subset E.
Pengukuran kerugian menyangkut kemungkinan (probabilitas) dari kerugian
potensial. Dalam mengukur risiko, manajer risiko harus memahami konsep probabilitas
tersebut sehingga strategi yang diterapkan akan tepat. Secara umum probabilitas adalah
“kesempatan/kemungkinan terjadinya suatu kejadian” dan “kemungkinan jangka panjang
terjadinya sesuatu”.

Sample Space dan Event


Sample space (Set S) adalah suatu set dari kejadian tertentu yang diamati.
Misalnya, jumlah kecelakaan mobil di kota Bandung selama 2009. Suatu Set S biasanya
terdiri atas beberapa segmen yang disebut sub set atau event (Set E). Misalnya, jumlah
kecelakaan mobil terdiri atas segmen mobil pribadi dan mobil penumpang umum. Untuk
menghitung secara cermat probabilitas kecelakaan mobil tersebut, tiap – tiap event perlu
diberi bobot. Pembobotan didasarkan pada bukti empiris pengalaman sebelumnya. Tiap –
tiap event mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga mempunyai probabilitas yang
berbeda. Misalnya, untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedangkan mobil pengangkut
umum diberi bobot 1.

Aksioma Definisi Probabilitas


Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya berkisar antara 0 smpai 1, yang
diberikan pada tiap – tiap event. Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari
event – event (Set E) yang saling pilah dalam sample space (Set S) adalah :
1. Probabilitas suatu event yang terdiri atas sekelompok event yang saling pilah dalam
suatu set (sample space) merupakan hasil penjumlahan dari tiap – tiap probabilitas
yang terpisah.

Nilai Harapan (Expected Value)


Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat tabel (tabel
binomial) untuk hasil – hasil yang mungkian diperoleh dari menilai masing – masing
hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Dengan menjumlahkan hasil dari masing –
masing event akan diperoleh expected value-nya. Contoh diketahui bahwa dari 100 buah
rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah 27% dan rata – rata kerugian untuk
setiap kebakaran adalah Rp.100.000.000,-.
Expected loss-nya adalah Rp27.000.000,- (27% x Rp100.000.000,-).

C. TAFSIRAN TENTANG PROBABILITAS (PERISTIWA YANG SALING PILAH;


COMPOUND EVENTS; PERISTIWA BERSYARAT; PERISTIWA YANG
INKLUSIF)
Bila seorang manajer risiko menyatakan, bahwa ‘probabilitas akan terbakarnya suatu
gudang tertentu adalah, maka ia menunjukkan kemungkinan relative akan terjadinya
peristiwa itu’. Oleh karena itu probabilitas bervariasi antara 0 dan 1, maka timbul dua
penafsiran tentang probabilitas ini, yaitu ;
1. Bahwa dari seluruh gudang yang menghadapi risiko yang sama diseluruh dunia
diperkirakan akan terbakar. Penafsiran ini didasarkan pada hukum bilanagna besar
(the law of large number).
2. Jika gudang tersebut dihadapkan pada kerugian kebakaran selam suatu jangka waktu
panjang, maka kebakaran akan terjadi kira – kira dalam dari jumlah tahun exposure.

Peristiwa yang saling pilah (mutually exclusive event)


Dua peristiwa dikatakan saling pilah apabila terjadinya peristiwa yang satu
menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Jika A dan B merupakan dua peristiwa
yang mutually exclusive, maka probabilitas terjadinya A atau B dinyatakan sebagai
berikut:
P(A atau B) =P(A) + P(B)

Contoh:
Total kerugian timbul akibat suatu tuntutan berkisar pada jumlah Rp. 0 Rp. 10.000.-, Rp.
100.000.-, Rp. 500.000 atau Rp. 1.000.000.-, jika misalnya probabilitas kerugian Rp.
100.000.-, adalah dan probabilitas terjadinya kerugian Rp. 500.000.-, adalah, maka
probabilitas akan terjadinya kerugian Rp. 100.000.- atau Rp. 500.000.- adalah = . Jumlah
probabilitas dan semua peristiwa yang mungkin dalam suatu seri peristiwa yang mutually
exclusive harus sama dengan 1, sebab salah satu peristiwa tersebut pasti akan terjadi.

Compound events
Suatu compound events adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama
jangka waktu yang sama. Metode untuk menentukan probabilitas suatu compound
outcomes tergantung atas apakah outcomes yang perpisah itu merupakan peristiwa bebas.
Dua peristiwa (outcomes) adalah bebas terhadap lain, jika terjadinya peristiwa
tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa lainnya misalnya suatu perusahaan
mempunyai dua gudang yaitu A dan B berlokasi di padang, dan yang B berlokasi di
Jakarta. Probabilitas kerugian terbakarnya gudang A tidak dipengaruhi oleh kerugian
kebakaran gudang B. Jika dua atau lebih peristiwa adalah bebas, maka probabilitas
terjadinya peristiwa itu serentak dalam waktu yang sama adalah sama dengan hasil
perkalian probabilitas masing – masing peristiwa itu. Contoh jika kita misalkan
probabilitas terbakarnya gudang A adalah maka probabilitas terbakarnya gudang B
adalah, maka probabilitas kedua gedung itu akan terbakar adalah sama dengan.
( x()=
Theorem tentang compound probability dapat digabungkan dengan theorem tentang
mutually exclusive probability dalam rangka menghitung probabilitas dari ketiga
kemungkinan lain dalam 1 set compound outcomes tersebut sebagai berikut :
Terbakarnya gudang A, tidak terbakar gudang B : ( ) (1 - ) =
Terbakarnya gudang B, tidak terbakarnya gudang A : ( ) (1- ) =
Tidak terjadi kebakaran baik A maupun B : (1 - ) (1 - ) =
Jumlah probabilitas untuk keempat peristiwa = 1

Peristiwa Bersyarat (conditional outcomes)


Bagaiman jika dua peristiwa yang terpisah tidak bebas maka perhitungan
compound probabilitas lebih rumit. Misalnya peristiwa A menyatakan perusahaan telah
menggunakan sejumlah uang untuk keperluan iklan bagi semacam produk, dan peristiwa
b menyatakan kemajuan penjualan produk itu setelah dilakukan pemasangan iklan.
Peristiwa seperti itu dinamakan peristiwa bersyarat (conditional outcomes) yaitu
peristiwa B terjadi, bila peristiwa A telah terjadi probabilitas terjadinya A dan B dihitung
dengan rumus :
P(A dan B) = P(A) x P(B/A) atau P(B dan A= P(A) x P(A/B). P(A/B) merupakan notasi
untuk probabilitas bersyarat, yang berarti terjadinya peristiwa B setelah peristiwa A
terjadi. Jika kita misalkan probabilitas terjadinya A atau P(A) adalah dan P(B) adalah
dan P(A/B) adalah . Peristiwa A merupakan terbakarnya gudang A dan peristiwa B
merupakan peristiwa B terbakarnya gudang B. kedua peristiwa ini merupakan peristiwa
bersyarat. Andaikata salah satunya terbakar, maka probabilitas terbakar kedua gudang itu
adalah
= x =.
Selanjutnya sehubungan dengan kebakaran pada kedua lokasi itu, maka ada tiga
kemungkinan terjadinya outcome lain, dengan perhitungan probabilitas sebagai berikut :
Terbakarnya A, tidak terbakar B : ) (1- ) =
Terbakarnya B, tidak terbakar A : ( ) (1 - ) =
Tidak terbakar A maupun B : (1- ) - - =
Nilai untuk outcome yang terakhir dihitung atas asumsi bahwa probabilitas ke empat
outcome mesti berjumlah satu (jika dijumlah ke empat probabilitas itu) adalah :
+ + + = =1
Perhatikan bahwa dengan membandingkan dengan situasi independent outcomes
(peristiwa bebas), maka terlihat dua probabilitas adalah lebih tinggi, yaitu probabilitas
bahwa kedua gudang akan terbakar dan probabilitas bahwa tidak satu pun gudang itu
akan terbakar dan probabilitas bahwa tidak satu pun gudang itu akan terbakar. Karena
tingkat ketergantungannya meningkat, kedua probabilitas ini, mendekati probabilitas
bahwa salah satu gudang terbakar.

Peristiwa yang Inklusif


Peristiwa yang inklusif atau peristiwa yang tidak lepas (disjoint) adalah dua
peristiwa atau lebih yang tidak mempunyai hubungan saling pilah dimana ingin diketahui
probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa diantara dua atau lebih peristiwa
tersebut (peristiwa tidak saling lepas).

Teorema : ρ ( A ∪ B )=ρ ( A ) + ρ ( B )−ρ( A ∩ B)


DAFTAR PUSTAKA

Andri Helmi M, S. M. (n.d.). PRINSIP PRINSIP PENGUKURAN RISIKO (MANAJEMEN RISIKO).


https://andrihelmi.files.wordpress.com/2014/09/pertemuan-5-prinsip-pengukuran-risiko.pdf, 16.

khoiirr, z. (2016). manajemen risiko (pengukuran risiko).


http://zuniarahmatin.blogspot.com/2016/03/manajemen-risiko-pengukurang-risiko.html?m=1, 5.

Setia Mulyawan, S. M. (2015). manajemen risiko. pengukuran risiko, 119.

Anda mungkin juga menyukai