Anda di halaman 1dari 37

STUDI KELAYAKAN BISNIS EKM 442 A1

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS PERUSAHAAN AGRIBISNIS

“BALI CLARIAS”

Oleh:
KELOMPOK 7

Ni Kadek Dwi Antari (1807521018)

Ade Mela Dewi Dirayani (1807521025)

Ni Luh Putu Gangga Rahayu (1807521027)

A.A. Ngurah Davin Egatriyana (1807521043)

I Wayan Gde Arya Bhyasama Tukad (1807521044)

S1 REGULER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan
rahmat-Nya, Proposal Studi Kelayakan Bisnis usaha “Bali Clarias” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Tugas proposal ini ditunjuukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis EKM 442 A1 dengan dosen pengampu Bapak Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung
Widagda K. S.E., M.M. Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan proposal ini. Dengan adanya proposal ini kami berharap dapat memberikan
manfaat serta tambahan pengetahuan kepada para pembaca apabila ingin membangun suatu
usaha disektor agribisnis. Kami menyadari dalam penulisan proposal ini masih ada
kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami, Untuk itu,masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu kami untuk membenahi tugas proposal ini.

Jimbaran, 21 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2  Rencana Nama Usaha ................................................................................................ 1
1.3  Visi dan Misi.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Aspek Pasar................................................................................................................ 3
2.1.1  Segmentation.................................................................................................. 4
2.1.2 Targeting........................................................................................................ 4
2.1.3  Positioning...................................................................................................... 4
2.1.4  Marketing Mix................................................................................................ 4
2.1.5 Analisis SWOT.............................................................................................. 4
2.1.6 Estimasi Pendapatan Satu Tahun Kedepan..................................................... 4
2.1.7 Tahap – Tahap Product Lifecycle................................................................... 4
2.2  Aspek Hukum dan Manajemen.................................................................................. 3
2.2.1 Nama Usaha dan Legalitas............................................................................. 4
2.2.1  Struktur Organisasi Usaha Kopi Luwak......................................................... 4
2.2.2 Job Description............................................................................................... 4
2.2.2 Kebutuhan Tenaga Kerja dan Balas Jasa........................................................ 4
2.3  Aspek Teknis.............................................................................................................. 3
2.3.3  Lokasi dan Luas Lahan.................................................................................. 4
2.3.4  Layout Usaha Kopi Luwak............................................................................ 4
2.3.3 Rencana Teknologi dan Pengembangan Usaha.............................................. 4
2.4  Aspek Keuangan........................................................................................................ 3
2.4.1  Kebutuhan Modal dan Sumber Modal........................................................... 4
2.4.2 Rincian Penggunaan Modal........................................................................... 4
2.4.3  Perhitungan HPP, Keuntungan, dan Harga Paket Masuk.............................. 4
2.4.4  Estimasi Pengunjung Setiap Tahun................................................................ 4
2.4.5 HPP Pertahun................................................................................................. 4
2.4.6 Laporan Laba/Rugi......................................................................................... 4
2.4.7 Laporan Operasional Cash Flow.................................................................... 4
2.4.8 Perhitungan Rasio........................................................................................... 4
2.5  Aspek Ekonomi dan Sosial........................................................................................ 3
2.5.1  Aspek Ekonomi.............................................................................................. 4
2.5.2 Aspek Sosial................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................................. 6
3.2  Saran........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang cukup populer didunia. Ikan jenis ini
banyak dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi
ikan lele mencapai 970 kg/100m2/tahun. Di India, produksi rata-rata tiap 7 bulan
mencapai 1200 kg/Ha dan Di Indonesia, menurut data Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) produksi ikan lele mengalami kenaikan sebesar 114,82% dari jumlah
841,750 ton pada 2017 menjadi 1,81 juta ton pada 2018 dan terus mengalami peningkatan
hingga tahun ini. Di Indoneisa, daerah-daerah yang cukup maju dalam budidaya ikan lele
adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi.
Daerah-daerah tersebut disebut sentra lele karena umumnya dilakukan oleh mayoritas
masyarakat, dengan membentuk suatu kelompok pembudidaya. Meski begitu,
penyebarannya tidak terbatas pada daerah-daerah diatas saja, melainkan sampai kedaerah
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Bali.
Ikan lele merupakan jenis ikan dengan tipikal mudah untuk dibudidayakan, dan
minim perawatan, teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, dan
modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Selain itu, lele juga merupakan makanan
yang mempunyai protein tinggi, sehingga dari sisi pasar sangat potensial dikembangkan
diseluruh wilayah Indonesia, termasuk di Bali.

1.2 Rencana Nama Usaha


Rencana nama usaha kami adalah Bali Clarias. Alasan kami memilih nama tersebut
adalah karena Bali sebagai pusat tempat usaha budidaya ikan lele kami dan Clarias yang
dalam Bahasa Indonesia berarti ikan lele, dimana Clarias berasal dari bahasa Yunani yaitu
Chlaros yang berarti ‘lincah’ dan ‘kuat’ yang merujuk pada kemampuan ikan lele untuk tetap
hidup dan bergerak di luar air. Oleh karena itulah kami memilih nama Bali Clarias sebagai
nama usaha budidaya ikan lele kami dimana kami berharap usaha kami akan seperti filosofi
nama ikan lele yang lincah dan kuat dalam menghadapi persaingan usaha di zaman sekarang.
1.3 Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi sentra produksi ikan lele terbesar di Bali.
b. Misi
1. Menjalin Kemitraan
Untuk menjadikan sentra produksiikan lele terbesar di Bali, tentunya budidaya
lele sendiri atau In House Production tidak akan cukup. Untuk itu, kami akan
melakukan kerjasama kemitraan untuk memenuhinya. Kerjasama dengan petani
pembudidaya lele akan menjadi langkah strategis dalam memperluas kantung-
kantung produksi, dengan memberikan bimbingan dan standar lele yang
diproduksi, dan mengambil hasilnya.
2. Memproduksi produk olahan yang berkualitas.
Kualitas produk akan menjadi konsentrasi utama untuk bisa bersaing di pasaran.
Standar yang digunakan harus benar-benar dijaga dengan ketat, terutama standar
higienis.
3. Perluasan Pemasaran
Menjadi usaha yang besar tentunya harus memiliki jaringan pasar yang luas. Oleh
karena itu, Bali Clarias berjuang merebut pasar dan memperluas jalur distribusi
yang dimulai dengan pasar lokal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Pemasaran

2.1.1 Segmentasi

Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki


perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu
pasar tertentu. Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai pengidentifikasian
analisis perbedaan para pembeli di pasar. Segmentasi pasar dari Bali Clarias
sendiri dikelompokkan berdasarkan tiga aspek yaitu :

1. Segmentasi berdasarkan Geografis


Pembagian segmentasi Geografis dari Bali Clarias didasarkan pada wilayah
Kota dan Kabupaten.
2. Segmentasi berdasarkan Demografis
Pembagian segmentasi demografis dari Bali Clarias didasarkan pada semua
konsumen pria dan wanita dengan berbagai tingkat pendapatan dan usia.
3. Segmentasi berdasarkan Psikografis
Pembagian segmentasi Psikografis dari Bali Clarias didasarkan pada semua
kelompok-kelompok menurut kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
2.1.1 Targeting
Targeting merupakan proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen kemudian
memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Targeting adalah persoalan
bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar yang ada. Targeting Pasar
dari Bali Clarias sebagai berikut :
1. Targeting berdasarkan Geografis
Yaitu daerah Kota Denpasar dan Kabupaten disekitarnya.
2. Targeting berdasarkan Demografis
Pembagiannya didasarkan pada pasar tradisional, rumah makan, dan konsumsi
rumah tangga di daerah Kota Denpasar dan Kabupaten disekitarnya.
3. Targeting berdasarkan Psikografis :
Kami menargetkan konsumen dengan karakter yang sangat suka terhadap ikan
terutama lele dan yang suka dalam bidang kuliner.
2.1.2 Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran
pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Untuk Bali
Clarias masih sendiri memposisikan diri sebagai market follower yaitu pengikut
pasar dari pesaing-pesaing yang telah ada sebelumnya.

2.1.3 Marketing Mix


1. Product
Produk yang ditawarkan adalah Lele Mutiara yang sudah berumur 2 bulan. Satu
kantong plastik lele dengan berat 1 kg berisikan 10 Lele Mutiara.
2. Price
Untuk harga lele mutiara yang akan dijual selama satu tahun sebagai berikut :
Keterangan Bulan 1 dan Bulan 3 dan Bulan 5 dan Bulan 7 dan Bulan 9, 10 Bulan 11, 12
2 4 6 8

Lele Mutiara 1 Rp 24.000 Rp 24.500 Rp 25.000 Rp 25.500 Rp 26.000 Rp 27.000


kg (isi 10)

3. Promotion
Untuk promosi usaha Bali Clarias ini menggunakan media sosial (Instagram dan
Website), menelpon pelanggan tetap dan promosi dari mulut ke mulut.
4. Place
Distribusi bahan baku dengan transportasi mobil dari pemasok dan penjualan
lele mutiara di jual ke pasar-pasar tradisional, di kirim ke rumah makan, atau
bisa di beli langsung di tempat pembesaran lele Bali Clarias.

2.1.4 Analisis SWOT


Keterangan Deskripsi Weght (%) Skor (1-4) WxS

Kekuatan a. Inovatif baru yaitu 50% 3 1,5


pembesaran lele secara
organik
b. Kualitas produk yang 30% 4 1,2
baik
c. Harga yang kompetitif 20% 3 0,6
Total 3,3

Kelemahan a. Sebagai penantang pasar 40% -2 -0,8


sehingga belum
diketahui prospeknya
b. Belum banyak
pelanggan 60% -2 -1,2
Total -2,0

Peluang a. Tumbuhnya permintaan 30% 3 0,9


pasar
b. Peluang pasar masih 20% 2 0,4
terbuka lebar
c. Masyarakat banyak 30% 2 0,6
yang menyukai ikan lele
d. Adanya peluang 20% 3 0,6
ekspansi ke daerah lain

Total 2,5

Ancaman a. Harga bibit lele yang 30% -2 -0,6


akan mengalami
kenaikan
b. Harga pakan lele yang 30% -2 -0,6
akan mengalami
kenaikan
c. Fluktuasi inflasi 15% -1 -0,15
d. Kondisi ekonomi yang 25% -1 -0,25
kurang kondusif
Total -1,6

Maka analisis SWOT usaha Bali Clarias sebagai berikut :

Peluang

0,9

Kelemahan Kekuatan
1,3

Ancaman

Dari gambar di atas, Bali Clarias harus menggunakan strategi agresif karena berada
pada kuadran pertama. Strategi yang digunakan yaitu strategi promosi yang gencar
supaya meningkatkan brand awareness yang dimiliki karena produk ini adalah
produk yang alamiah dengan pembesaran secara organik.

2.1.5 Estimasi Pendapatan Satu Tahun Ke Depan


Dalam kelangsungan usaha Bali Clarias, adapun estimasi pendapatan yang akan
didapatkan dari hasil budidaya ikan lele mutiara sebagai berikut :
Keterangan Bulan 1 dan Bulan 3 dan Bulan 5 dan Bulan 7 dan Bulan 9, 10 Bulan 11, 12
2 4 6 8

Dalam Kilogram 1500 kg 1700 kg 1900 kg 2100 kg 2300 kg 2500 kg

Harga per Kg Rp 24.000 Rp 24.500 Rp 25.000 Rp 25.500 Rp 26.000 Rp 27.000

Total Rp Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


Pendapatan 36.000.000 41.650.000 47.500.000 53.500.000 59.800.000 67.500.000

2.1.6 Tahap – Tahap Product Lifecycle


Product Lifecycle adalah tahapan-tahapan atau proses perjalanan dari suatu produk.
Diperlukan strategi yang tepat agar sebuah produk panjang umur dan eksis di
masyarakat. Berikut adalah tahapan Lifecycle dari usaha Bali Clarias :
1. Introduction Step (Tahap Pengenalan)
Tahap awal dari product lifecycle adalah tahap pengenalan, dimana pada tahap
ini hasil budidaya lele mutiara Bali Clarias mulai melakukan pengenalan dengan
menggunakan metode promosi baik melalui media sosial ataupun dari mulut ke
mulut.
2. Growh Step (Tahap Perkembangan)
Tahap kedua dari product lifecycle adalah tahap perkembangan. Pada tahapan
ini hasil budidaya lele mutiara usaha Bali Clarias sudah mulai dikenal oleh
masyarakat dan memperlihatkan penjualan yang mendatangkan laba. Selain itu,
pada tahap ini usaha sentra produksi lele CV. Bali Clarias akan terus
membangun sistem budidaya ikan lele yang bersifat bekelanjutan agar
memaksimalkan hasil budidaya yang dilakukan.
3. Maturity Step (Tahap Kedewasaan)
Tahap ketiga dari product lifecycle adalah tahap kedewasaan. Pada tahap ini
usaha budidaya lele Bali Clarias sudah mulai banyak dikenal masyarakat,
ditunjukkan dari meningkatnya penjualan yang dilakukan sehingga
mendatangkan profit yang lebih banyak. Namun pada kondisi ini sudah mulai
munculnya pesaing baru sehingga dituntut untuk meningkatkan daya saing
dengan meningkatkan hasil budidaya menjadi lebih baik.
4. Decline (Tahap Penurunan)
Tahap decline dari product lifecycle adalah tahap penurunan. Pada tahap ini
usaha sentra produksi lele mutiara Bali Clarias akan terus berusaha
mengembangkan inovasi dalam budidaya lele yang dilakukan agar tidak
mengalami penurunan.

2.2 Aspek Hukum dan Manajemen


2.2.1 Nama Usaha dan Legalitas
Alalisis kesesuai bisnis dengan badan hukum atau pihak yang berwenang untuk
mengetahui apakah usaha Lele Bali Clarias layak atau tidak dijalankan. Hal ini
dilakukan agar ada dasar hukum dalam pelaksanaannya dan tidak mengalami
kendala yang melibatkan hukum. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan sebuah
usaha yang paling penting adalah sudah berbadan hukum dan legal untuk
dilaksanakan. Berikut ini adalah aspekaspek hukum yang harus terpenuhi dalam
menjalankan perusahaan usaha Lele Bali Clarias.
a. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKUD) Surat ini merupakan salah satu
dokumen yang harus anda penuhi. Karena surat ini nantinya akan anda
perlukan untuk membuat dokumen lain seperti NPWP, SIUP, TDP dan surat
pendukung pendirian usaha anda. Dokumen ini dikeluarkan oleh kelurahan
ataupun kecamatan setempat di mana akan mendirikan usaha. Untuk usaha Lele
Bali Clarias akan diterbitkan oleh kelurahan desa Peguyangan Denpasar Utara,
karena usaha ini akan bertempat disana.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor ini dibuat oleh petugas pajak dan
diberikan kepada para wajib pajak sebagai alat untuk administrasi pajak
sekaligus sebagai identitas suatu usaha. NPWP dari usaha Lele Bali Clarias
akan didaftarkan pada KPP Denpasar untuk pemenuhan dari dokumen
selanjutnya.
c. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Surat ini merupakan surat yang harus dimiliki
oleh pemilik usaha usaha Lele Bali Clarias sebagai bukti izin dan legalitas dari
usaha dimana didirikan. Surat Izin Tempat Usaha ini memiliki dasar hukum
yang sah dan valid, sehingga suatu keharusan untuk memilikinya
d. Surat Izin Usaha Industri (SIUI) Surat Izin Usaha Industri adalah surat yang
sangat dibutuhkan usaha Lele Bali Clarias sebagai pengusaha kecil menengah
sebagai legalitas usahanya supaya tetap bisa berjalan tanpa melanggar
ketentuan.
e. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Surat ini dikeluarkan oleh pemerintah
daerah kepada pengusaha ataupun badan hukum yang akan mendirikan sebuah
bangunan untuk usaha sesuai dengan perizinan yang telah diberikan. Ketika
IMB diberikan maka biasanya akan disertai dengan retribusi sebagai pungutan
daerah atas izin usaha yang diberikan. Sehingga sebagai usaha yang melakukan
proses pembangunan usaha Lele Bali Clarias wajib untuk memilikinya.
f. Izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Setiap Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin
Lingkungan (Pasal 36 ayat (1) UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup). Sehingga untuk melengkapi seluruh
ketentuan usaha Lele Bali Clarias wajib mendaftar izin AMDAL untuk
kelayakan jalannya usaha, sebab usaha ini sangat erat kaitannya dengan
lingkungan.
2.2.2 Pelaksana Bisnis
Dilihat dari jenis usahanya, budidaya lele termasuk usaha kecil menengah. Oleh karena
itu, badan usaha yang paling tepat adalah perusahaan perseorangan. Jadi, yang terlibat
dalam usaha budidaya lele sebagai pengambil keputusan adalah perusahaan
perseorangan pendiri perusahaan.
2.2.3 Tempat Kedudukan Bisnis
Tempat kedudukan bisnis dengan rincian sebagai berikut :
1. Perencanaan Wilayah
Usaha Lele Bali Clarias akan berlokasi di daerah Peguyangan Denpasar Utara,
karena lokasi ini adalah lokasi yang masih banyak memiliki tanah kosong untuk
dapat diduduki usaha seperti ternak lele sehingga memiliki prospek ke depan
yang bagus.
2. Status Tanah
Status tanah yang akan digunakan adalah tanah sewa dengan harga Rp
6.000.000 per tahun.
2.2.4 Waktu Pelaksanaan Binis
Surat Izin Lingkungan oleh masyarakat setempat ditetapkan selama perusahaan
menjalankan kegiatan usahanya.
2.2.5 Peraturan Pelaksanaan Bisnis
Aspek yuridis dan perijinan pada dasarnya menyangkut izin usaha. Dalam hal ini,
Budidaya Lele Bali Clarias berdiri di Kawasan Denpasar Utara tepatnya di desa
Peguyangan yang harus mematuhi peraturan masyarakat setempat. Menurut
peraturan masyarakat Peguyangan, tidak ada peraturan yang menentang pendirian
bisnis ini, namun terdapat syarat untuk mengurus pembukaan izin usaha sehingga
dalam melaksanakan usaha ini dapat berjalan dengan lancar. Perizinan usaha ini
dilakukan dengan cara meminta persetujuan atau tanda tangan dari masyarakat
setempat di mana usaha lele tersebut.
2.2.6 Penentuan Deskripsi Pekerjaan dan Spesifikasi Pekerjaan
Berikut ini adalah deskripsi pekerjaan atau job description dari usaha Lele Bali
Clarias:
1. Pemilik (Manajer)
Pemilik usaha yang terdiri dari 5 orang merangkap sebagai manajer sekaligus
pengawas yang bertugas memimpin usaha bisnis pengembangbiakan lele mulai
dari perencanaan, pelaksanaan atau implementasi, dan evaluasi kinerja usaha
bisnis ini. Pemilik juga bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bisnis dan
memiliki wewenang penuh akan bagian – bagian tugas dalam bisnis ini dan
memiliki wewenang untuk mengelola keuangan usaha ini.
2. Bagian Pembuatan Kolam dan Gudang Bambu
- Bagian pembuatan kolam terpal adalah tukang. Pembuatan kolam terpal
dengan cara memotong bambu sesuai ukuran dan membuat rangkaian bambu
yang akan digunakan untuk menguatkan posisi terpal. Sebanyak 6 kolam
terpal dengan ukuran dari kolam adalah 4 m x 10 m x 1 m dan ukuran terpal 6
m x 12 m. Setelah kolam terpal selesai dibuat selanjutnya diisi air bersih yang
bebas limbah dan bahan kimia setinggi 50 cm ke dalam kolam, lalu
melakukan pengomposan air dengan menggunakan kotoran hewan ternak
untuk menyesuaikan ph air untuk pengembangbiakan benih lele,
- Bagian pembuatan gudang bambu adalah tukang dengan cara menyusun
bambu dan dibentuk seperti rumah kecil. Gudang bambu beratapkan genting
agar tidak basah ketika hujan.
- Bagian pembuatan kolam terpal dan gudang bambu sejumlah 3 orang tukang
yang menyelesaikan pekerjaannya selama 3 hari dengan waktu kerja selama 9
jam dari pukul 08.00 – 17.00.
3. Bagian Pemilihan Bibit
- Bagian pemilihan dan penebaran benih bertugas untuk memilih benih yang
akan disebar dengan memperhatikan kualitas benih, keseragaman ukuran
benih lalu menebarkan benih dengan cara yang aman dan benar agar tidak
membuat benih stress saat dimasukkan ke kolam.
- Bagian pemilihan bibit lele dilakukan oleh salah satu pemilik yang menjadi
pengawasan kualitas bibit lele, tugasnya untuk memilih dan menebar benih
yang akan dikembangbiakkan dan kesiapan benih untuk dibesarkan di dalam
kolam dibantu oleh karyawan.
4. Bagian Tata Guna Pakan
- Bagian tata guna pakan bertugas untuk memilih jenis pakan apa yang akan
diberikan kepada benih – benih lele dan proporsi pakan tersebut diberikan.
- Bagian tata guna pakan dilakukan oleh salah satu pemilik selaku pengawas
proses produksi untuk melakukan pengawasan pada saat memberi makan
benih yang tidak berlebihan atau kurang agar pertumbuhan benih lele tidak
terganggu dan bisa maksimal.
5. Bagian Tata Guna Tempat Produksi
- Bagian tata guna tempat produksi bertugas untuk mengawasi kelayakan dari
kolam terpal, apakah terjadi kerusakan dan sebagainya.
- Bagian tata guna tempat produksi adalah salah satu pemilik selaku
pengawasan tempat produksi.
6. Bagian Administrasi dan Keuangan
- Bagian administrasi dan keuangan bertugas untuk mengurusi administrasi dan
keuangan dalam hal pencatatan dan pembuatan laporan transaksi serta
laba/rugi perusahaan selama 1 periode (per 2 bulan).
- Bagian administrasi dan keuangan dilakukan oleh salah satu pemilik.
7. Bagian Pemasaran
- Bagian pemasaran bertugas melakukan kegiatan pemasaran Lele Bali Clarias
dengan cara menghubungi para penjual ikan dan pembeli akhir dari Lele Bali
Clarias.
- Bagian pemasaran dilakukan oleh salah satu pemilik.
8. Bagian Proses Produksi
- Karyawan penjaga kolam saat malam hari bertugas mengawasi, menjaga
kolam, memberi pakan ketika malam hari, waktu bekerja dari hari senin-
minggu selama 8 jam per hari, dari pukul 17.00 – 01.00.
- Karyawan pemberi pakan saat siang hari bertugas memberi pakan secara
teratur, menjaga kolam saat siang hari, mengawasi perilaku ikan lele. Waktu
bekerja dari hari senin-minggu selama 8 jam per hari, dari pukul 09.00 –
17.00.
- Karyawan saat masa panen lele bertugas untuk mengambil lele dari kolam
terpal, menimbang lele dan mengemas dengan kantung plastik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No. Jabatan Tugas Tanggung Jawab Wewenang

Mengawasi Bertanggung jawab Membuat perencanaan,


jalannya usaha dan atas kelangsungan memimpin, mengawasi
1 Pemilik
mengelola hidup usaha dan dan mengevaluasi
keuangan bisnis kinerjanya kinerja bisnis

Bagian
Menjalankan Memilih metode yang
Pembuatan Bertanggung jawab
proses pembuatan digunakan untuk
2 Kolam dan kepada pemilik
kolam dan gudang membuat kolam dan
Gudang perusahaan
bambu gudang bambu
Bambu

Bagian Memilih bibit yang Bertanggung jawab


Memilih bibit lele yang
3 Pemilihan sesuai ukuran dan kepada pemilik
akan digunakan
Bibit Lele kualitas lainnya

Memilih pakan
Bertanggung jawab
Bagian Tata yang nantinya akan Memilih dan membeli
4 kepada pemilik
Guna Pakan diberikan ke bibit jenis pakan
lainnya
lele

Menentukan jenis air


Mengatur kondisi
Bagian Tata Bertanggung jawab yang akan ditambahkan
dan ketinggian air,
5 Guna Tempat kepada pemilik ke dalam kolam dan
serta mengawasi
Produksi lainnya memperbaiki jika
kolam terpal
terjadi kerusakan

Bagian Mengurusi
Bertanggung jawab Membuat laporan
Administrasi administrasi dan
6 kepada pemilik keuangan dan transaksi
dan keuangan
lainnya perusahaan
Keuangan perusahaan

Melakukan Bertanggung jawab


Bagian Melaksanakan program
7 pengelolaan kepada pemilik
Pemasaran pemasaran
pemasaran lainnya
Mengatur jalannya
Bagian Bertanggung jawab produksi dari
Menjalankan
8 Proses kepada pemilik pemberian pakan,
proses produksi
Produksi perusahaan penjagaan kolam terpal,
dan panen lele

Tabel. Deskripsi Pekerjaan Usaha Lele Bali Clarias


Spesifikasi pekerjaan untuk masing-masing bagian perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Bagian Pembuatan Kolam dan Gudang Bambu
- Jenis Kelamin : Pria
- Usia : 18-40 tahun
- Kebutuhan : 3 orang
- Pengalaman Kerja : tukang
- Karakter lain : giat bekerja dan bertanggung jawab
2. Bagian Proses Produksi
- Jenis Kelamin : Pria
- Usia : 18-40 tahun
- Kebutuhan :
o Shift Siang : 1 orang
o Shift malam : 1 orang
o Masa Panen : 6 orang
- Pengalaman Kerja : tidak diutamakan
- Karakter lain : jujur, giat bekerja, disiplin, bertanggung jawab, dan teliti

Gambar Struktur Organisasi


2.2.7 Rekrutmen, Seleksi, dan Orientasi
Dalam melakukan perekrutan kami lebih mengutamakan perekrutan secara internal
yaitu merekrut tenaga kerja yang telah kami kenal atau penduduk dari lingkungan
sekitar perusahaan. Seleksi dilakukan untuk mengetahui personalitas calon karyawan
dan seberapa cocok sifat dan sikap mereka untuk diperkerjakan di bisnis ini. Orientasi
dilaksanakan melalui bimbingan langsung oleh pemilik secara on the job.
2.2.8 Produktivitas
Sistem produktivitas akan mengkaji kinerja karyawan, yaitu apakah karyawan
dapat memenuhi standar kinerja dari usaha ini. Adapun standar kinerja untuk
masing – masing bagian yaitu sebagai berikut:
Bagian Standar Produktivitas

Pembuatan Kolam dan Mampu membuat kolam dan Gudang Bambu sesuai
Gudang Bambu standar kebutuhan

Bagian Pemilihan Bibit Mampu memilih bibit dengan kualitas baik sesuai
Lele dengan ukuran yaitu 7-8 cm

Bagian Tata Guna Pakan Mampu memilih jenis pakan yang sesuai dengan usia
lele dan berkualitas baik

Bagian Tata Guna Tempat Mampu mengatur ketinggian air dan memperbaiki
Produksi kolam terpal yang rusak

Bagian Administrasi dan - Mampu membuat laporan keuangan dengan baik


Keuangan - Tidak adanya selisih kas di tangan dengan catatan
laporan keuangan lebih dari 5%
Bagian Pemasaran - Mampu mendesain promosi perusahaan dengan
baik
- Mampu meningkatkan penjualan perusahaan
Bagian Proses Produksi - Memberi pakan sesuai dengan aturan
- Mengetahui perilaku lele yang terkena penyakit
- Menjaga kolam terpal saat siang dan malam hari
- Dapat memanen lele dan mengemasnya dengan rapi
Tabel Standar Produktivitas
2.2.9 Pelatihan
Pelatihan akan dilakukan pada saat karyawan direkrut, dibimbing langsung oleh
pemilik dengan cara diberi pengarahan dan penjelasan. Pelatihan juga akan terus diberi
ketika implementasi usaha.
2.2.10 Performance Apprasial
Penilaian kinerja akan dilaksanakan sesuai dengan indikator kinerja yang ada pada
tabel standar produktivitas dan dilaksanakan setiap hari.
2.2.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam melakukan proses usaha Lele Bali Clarias, tenaga kerja dijamin keselamatan
kerjanya karena proses ini tidaklah membahayakan keselamatan jiwa dari tenaga kerja
yang ada. Selain itu, kondisi tambak dan lingkungannya juga tidak berbahaya bagi
kesehatan maupun keselamatan jiwa karyawan.
2.2.12 Peraturan Kerja
Peraturan kerja dari usaha Lele Bali Clarias adalah sebagai berikut :
1. Untuk Bagian Penjaga Kolam saat Malam Hari dan Pemberi Pakan saat Siang
Hari:
- Datang dengan tepat waktu;
- Pemberian pakan secara teratur, yaitu pagi, siang, dan malam;
- Pemberian pakan harus sesuai takaran dan secara merata;
- Pengobatan terhadap lele yang sakit dengan obat organik;
- Jika tidak datang bekerja harus ada ijin.
2. Untuk Karyawan Masa Panen:
- Datang dengan tepat waktu;
- Panen lele secara bersamaan dan mengunakan jaring;
- Dalam pengemasan lele harus rapi dan bersih.
Untuk dekrutmen, karyawan akan dikeluarkan jika :
1. Melakukan kesalahan yang berakibat fatal bagi benih lele, contoh: berlebihan saat
memberi pakan, tidak menambah air saat lele sudah mencapai jumlah yang
berlebihan;
2. Tidak masuk kerja sebanyak 3 hari berturut – turut tanpa ada pemberitahuan;
3. Tenaga kerja ingin keluar sendiri. Dalam kasus ini, tenaga kerja yang bersangkutan
harus memberi tahu lebih awal 1 minggu sebelumnya.
Berikut adalah gaji dari para karyawan dari usaha Lele Bali Clarias:
Keterangan Banyak Gaji Waktu Kerja Total Gaji tiap
Karyawan per periode periode (per 2
(per 2 bulan) bulan)
Pemberi Pakan 1 orang Rp 30.000 per 60 hari Rp 1.800.000
Siang Hari hari

Penjaga Kolam 1 orang Rp 25.000 per 60 hari Rp 1.500.000


Malam Hari hari

Saat Masa Panen 6 orang Rp 200.000 per 1 kali panen Rp 1.200.000


panen untuk 6 orang

Tabel. Sistem Penggajian

Sedangkan, total penggajian usaha Lele Bali Clarias untuk 1 tahun ke depan adalah,
sebagai berikut :

Tabel Penggajian Usaha Lele Bali Clarias selama Satu Tahun


Keterangan :
*tidak ada kenaikan gaji pada tiap periode.

2.3 Aspek Teknis dan Operasi


2.3.1 Perencanaan Produk
Produk pada usaha Lele Bali Clarias yang kami pilih adalah ikan lele dengan
kualitas baik, yaitu jenis ikan Lele Mutiara. Kami memilih berinvestasi dalam
usaha budidaya Lele Mutiara karena ada sejumlah keunggulan yang ditawarkan,
di antaranya permintaan pasar terus meningkat, teknik pemeliharaan sederhana,
masa pemeliharaan relatif singkat, lele tergolong jenis ikan tahan banting karena
tahan terhadap penyakit, perputaran modal cepat, dan mudah mendapatkan benih.
Usaha Lele Bali Clarias menggunakan teknik pembesaran secara organik, dengan
menggunakan bahan-bahan tidak berbahaya dan ramah lingkungan.
Dalam penjagaan kualitas air memang sangat kritikal, semakin beragam
material yang masuk ke dalam kolam, maka semakin kritis kualitas airnya. Untuk
itu, kami menggunakan pupuk kompos untuk direndam dalam air selama 7 hari
agar air mengandung mikroorganisme yang sangat diperlukan untuk menjaga
kualitas air dan dapat berfungsi untuk membantu sistem pencernaan lele. Setelah
air kolam siap untuk digunakan, maka bibit lele dengan ukuran 7-8 cm sebanyak
23.000 ekor siap untuk dibesarkan dalam kolam.
Pembesaran ikan lele dilaksanakan selama 2 bulan. Selama pembesaran ikan
lele, kami menggunakan bahan-bahan organik, pakan lele dijaga secara baik, dan
pemberian pakan secara teratur. Ketika mendapati ikan lele yang berpenyakit,
kami menanganinya dengan obat-obatan organik yang tidak akan membahayakan
bagi ikan lele lainnya. Dalam pembesaran lele, kami mengestimasikan ada 3%
lele yang mati dari total keseluruhan benih yang ditebar, yakni sebesar 690 ekor.
Setelah ikan besar dan siap panen, maka lele akan dipanen dan dikemas dengan
kantong plastik, serta siap jual.
2.3.2 Perencanaan Lokasi Perusahaan
Adapun alternatif lokasi yang diambil dari usaha Lele Bali Clarias ini yaitu
sebagai berikut:
Faktor Bobot Nilai Total (Bobot * Nilai)

Peguyang Peguyang
Kesiman Penatih Kesiman Penatih
an an

Ketersediaan
0,1 95 80 75 9,5 8 7,5
Bahan

Letak Pasar
0,2 92 80 80 18,4 16 16
yang dituju

Tenaga air
0,1 85 79 80 8,5 7,9 8
dan Listrik

Tenaga Kerja 0,1 75 80 85 7,5 8 8,5

Transportasi 0,1 89 80 85 8,9 8 8,5

Lingkungan
0,2 70 80 85 14 16 17
Masyarakat

Rencana masa
depan untuk 0,2 80 85 85 16 17 17
perluasan

Total 82,8 80,9 82,5


Tabel 6. Pemilihan Lokasi Perusahaan
Dari pemberian bobot pada tabel di atas adalah :
a. Ketersediaan bahan diberikan bobot sebesar 0,1 karena bahan merupakan faktor
dalam proses produksi;
b. Letak pasar yang dituju diberikan bobot 0,2 atau diberikan bobot yang lebih tinggi
dari yang lainnya karena produk kami adalah produk yang akan dikonsumsi oleh
konsumen akhir sehingga pasar yang dituju merupakan faktor yang sangat penting
demi tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan;
c. Tenaga listrik dan air diberikan bobot sebesar 0,1 karena diperlukan untuk proses
produksi;
d. Tenaga kerja diberikan bobot sebesar 0,1 karena usaha membutuhkan tenaga kerja
yang cukup ahli sehingga suplai tenaga kerja juga menjadi pertimbangan yang patut
diperhitungkan;
e. Tranportasi memiliki bobot 0,1 karena faktor transportasi dipakai ketika bahan datang
dan saat akan dipanen;
f. Lingkungan masyarakat diberi bobot sebesar 0,2 karena lingkungan masyarakat yang
mendukung akan menentukan kesuksesan bisnis;
g. Rencana masa depan untuk perluasan memiliki bobot 0,2 karena kami juga
mempertimbangkan ekspansi untuk kemajuan di masa depan.
Maka terlihat bahwa lokasi usaha Lele Bali Clarias ini adalah di desa Peguyangan,
kecamatan Denpasar Utara lebih tepatnya di banjar Cengkilung. Adapun pertimbangan
untuk memilih lokasi pada tempat tersebut adalah berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut :
a. Ketersediaan bahan baku yang cukup potensial;
b. Letak pasar yang dituju dekat karena letak pasar tujuan kami adalah seluruh daerah di
Denpasar dan daerah sekitarnya;
c. Tenaga listrik dan air baik;
d. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup ahli;
e. Fasilitas transportasi baik dan lancar;
f. Lingkungan masyarakat cukup baik dengan lingkungan yang kondusif.

2.3.3 Perencanaan Kapasitas


Untuk mengetahui kapasitas usaha Lele Bali Clarias maka berikut ini
adalah tabel kapasitas berdasarkan permintaan :
Keterangan Bulan 1 Bulan 3 Bulan 5 Bulan 7 Bulan 9 Bulan 11
dan 2 dan 4 dan 6 dan 8 dan 10 dan 12

Kapasitas 2300 kg 2500 kg 2700 kg 2900 kg 3100 kg 3300 kg

% 69,6 % 75,7 % 81,8 % 87,8 % 93,9 % 100 %

Tabel 7. Kapasitas Produksi Usaha Lele Bali Clarias

2.3.4 Perencanaan Proses Produksi


Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan proses produksi dari usaha Lele
Bali Clarias:

Gambar 3. Proses Produksi Usaha Lele Bali Clarias


Pembelian bibit lele dari pemasok, benih yang digunakan dalam pembesaran
Lele Mutiara biasanya berukuran 5-6 cm, 7-8 cm, dan 9-10 cm. Namun, di sini
kami menggunaakn benih dengan ukuran 7-8 cm. Semakin besarnya ukuran
benih lele yang digunakan, panen Lele Mutiara ukuran konsumsi akan semakin
cepat.
Pembesaran bibit lele dalam kolam terpal, pembesaran Lele Mutiara adalah
kegiatan usaha membesarkan benih Lele Mutiara hingga mencapai ukuran
konsumsi di dalam kolam terpal berukuran 4 x 10 m. Benih lele yang ditebar
adalah sebanyak 23.000 ekor. Tinggi air 0,5 m dan akan ditambah dengan air
tergantung dengan pertumbuhan lele.
Pemberian pakan secara teratur, frekuensi pemberian pakan pun tidak 2-3 kali
sehari, melainkan bisa lebih sering dari itu, yakni 5-6 kali sehari. Hal penting
yang harus diperhatikan adalah jarak antara pemberian pakan, yakni minimum 2-
3 jam. Misalnya, pemberian pakan pertama pada pukul 09.00, 12.00, 15.00,
17.00, dan pukul 19.00. jika masih ingin memberi pakan, batas terakhir pada
pukul 21.00 tau 22.00.
Sortiran lele menurut besar ukuran lele, penyortiran benih adalah kegiatan
menyeleksi benih sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Penyortiran benih
bertujuan untuk mendapatkan keseragaman ukuran benih. Selain itu, untuk
menghindari benih yang memiliki ukuran lebih besar karena bisa memakan benih
yang berukuran kecil.
Pemberantasan penyakit dengan obat organik, pada umumna penyakit yang
menyerang lele disebabkan oleh bakteri, jamur, dan parasit. Pemicunya adalah
faktor kelalaian manusia dalam pemeliharaan, misalnya kesalahan pola dan jenis
pemberian pakan. Penyakit pada lele dapat diatasi dengan obat atau ramuan
herbal yang dicampurkan ke dalam kolam.
Masa panen, untuk memanen lele konsumsi harus dilakukan dengan hati-hati
agar diperoleh hasil yang baik. Memanen lele konsumsi menggunakan peralatan
yang berbahan halus dan licin. Jadi, tidak akan melukai kulit lele.
Pengemasan dengan kantong plastik, pengemasan adalah kegiatan
menempatkan ikan dalam kantong plastik. Pengemasan dilakukan sebaik
mungkin agar lele yang diangkut tetap dalam keadaan hidup dan sehat sampai ke
tujuan. Dalam pengemasan, wadah yang digunakan diisi dengan air.
Penjualan ke pasar, lele yang sudah dikemas di kirim ke pasar, atau bisa juga
pembeli datang langsung untuk membeli lele dalam kantong plastik. Lele yang
dijual sesuai dengan harga yang telah disepakati.
2.3.5 Perencanaan Jumlah Mesin, Peralatan, dan Perlengkapan
Dalam memulai usaha, maka dibutuhkan investasi yang dikeluarkan oleh pihak
perusahaan sebelum memulai usahanya, berikut ini adalah perinciannya:

Tabel 8. Investasi Usaha Lele Bali Clarias


Sedangkan, untuk tempat usaha ikan lele akan dilakukan pada tanah sewa
seharga Rp 6.000.000 per tahun dengan ukuran 300 m² (25m x 12m). Tabel biaya
sewa tanah adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Biaya Sewa Tanah


2.3.6 Perencanaan Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja dari usaha Lele Bali Clarias adalah sebagai berikut:
a. Karyawan bagian Produksi yang terdiri dari :
1. Penjaga kolam saat malam hari = 1 orang
2. Pemberi pakan ikan saat siang hari = 1 orang
3. Karyawan saat panen ikan lele = 6 orang
b. Tenaga untuk Pembuatan Kolam Ikan dan Gudang Bambu terdiri dari:
1. Tukang = 3 orang
c. Tenaga lainnya yang terdiri dari:
1. Bagian Administrasi dan Keuangan = 1 orang (pemilik)
2. Bagian Pemasaran = 1 orang (pemilik)
3. Bagian Pengawasan Kualitas Bahan Baku = 1 orang (pemilik)
4. Bagian Pengawasan Kulitas Proses Produksi = 1 orang (pemilik)
5. Bagian Pengawasan Tempat Produksi = 1 orang (pemilik).
2.3.7 Perencanaan Layout
Berikut ini adalah layout dari usaha Lele Bali Clarias:

Keterangan :
4m
Rerumputan
3,5 m 3,5 m 4m

Kolam Terpal
10 m
Jalan

25 m Sumur
1m
Gudang Bambu

10 m

4m 4m 4m

12 m
Gambar 4. Layout Usaha Lele Bali Clarias
2.3.8 Sistem Operasi
Usaha Lele Bali Clarias merupakan perusahaan dagang yang melakukan operasi
berbasis perdagangan yaitu membeli bibit lele dari pemasok, melakukan
pembesaran lele, lalu di panen, dikemas dengan kantong plastik dan di jual ke
pasar.
2.3.9 Rencana Operasi
Rencana operasi dilakukan dengan didasarkan atas perusahaan yang bersifat
perusahaan dagang atau distributor. Operasional dilakukan setiap hari kerja yaitu
pada hari senin-minggu dengan pembagian jam kerja, yaitu :
a. Shift I jam 09.00 – 17.00, dan
b. Shift II jam 17.00 – 01.00.
2.3.10 Manajemen Persediaan
Untuk mengendalikan dan mengantisipasi antara persediaan dan permintaan
konsumen, maka diperlukan adanya manajemen persediaan. Pembelian bahan
baku dilakukan pada saat persediaan yang ada sudah sampai di satu titik
pemesanan kembali dimana titik tersebut merupakan kondisi yang sudah pasti
dalam melakukan pembelian bahan baku dan titik tersebut mempertimbangkan
sisa bahan baku yang tersedia disesuaikan dengan jangka waktu pemesanan,
sehingga saat lead time tidak terjadi kekosongan bahan baku dan selalu dapat
memenuhi permintaan konsumen.
2.3.11 Kegiatan Pengawasan Kualitas
Kualitas dari pembesaran Lele Mutiara tergantung dari cara bagaimana kami
melakukan pemilihan bibit lele, proses produksi, kualitas kolam terpal dan juga
kualitas tenaga kerja. Untuk mendapatkan kualitas yang sesuai dengan keinginan
konsumen, maka pengawasan kualitas bahan baku dan pengawasan kualitas
proses produksi sangat penting untuk dilakukan.
1. Pengawasan Kualitas Bibit Lele Mutiara
Kualitas bahan baku sangatlah penting, bahan baku dari pemasok serta bahan
pendukung lainnya telah disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan.
Bahan baku yang diterima dari suplier harus dalam keadaan baik dan bagus
sehingga menjadikan Lele Mutiara ini berkualitas nomor satu.
2. Pengawasan Proses Produksi
Di dalam proses produksi, pengawasan dilakukan dengan melalui tiga cara, yaitu:
a. Pengawasan Karyawan
Pengawasan karyawan dilakukan oleh pemilik sendiri. Pengawasan ini
dilakukan agar kinerja dari para karyawan dapat optimal dan dapat
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan kebersihan tetap terjaga.
Selain itu juga memperkecil risiko dari kerusakan produk maupun peralatan
lainnya.
b. Pengawasan Pemberian Pakan
Pengawasan diperlukan agar lele diberi pakan sesuai dengan aturan. Pakan
yang diberikan dengan komposisi yang benar, tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit. Pakan yang diberikan harus secara merata agar pertumbuhan
dari Lele Mutiara juga akan merata.
c. Pengawasan Hasil Produksi
Pengawasan dilakukan oleh pemilik sendiri. Pengawasan ini dilakukan agar
kualitas Lele Mutiara tetap baik dan terhindar dari penyakit. Hasil produksi
ditimbang dengan benar dan dikemas menggunakan kantong plastik.
3. Pengawasan Tempat Produksi
Kualitas dari tempat produksi yaitu kolam terpal harus tetap dijaga. Kolam terpal
yang mengalami kerusakan secepatnya dapat diperbaiki. Kualitas air juga
menjadi penting demi pertumbuhan ikan. Banyaknya air dalam kolam harus tetap
diperhatikan.
2.3.12 Perhitungan HPP
Berikut adalah perhitungan HPP pada :
- BBB
Tabel 10. Perhitungan HPP Bahan Baku
Keterangan Bulan 1 dan 2 :
- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, dalam 1 m² = 100 ekor,
jadi dalam 230 m² dibutuhkan 230 m² x 100 ekor = 23.000 ekor. 23.000 ekor x
Rp 250 adalah Rp 5.750.000
- Harga Pakan Pelet L1 57,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 431.250
Pakan Pelet PL2 115 kg x Rp 6.500/kg = Rp 747.500
Pakan Pelet PL3 230 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.495.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 460 kg x Rp 5.500 = Rp 2.530.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 50 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
50 kg x Rp 2.000 adalah Rp 100.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 210 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 210
gr x Rp 1.000 adalah Rp 210.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 50.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 5 x Rp 5.000 adalah Rp 25.000

Keterangan Bulan 3 dan 4 :


- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, 25.000 ekor x Rp 250
adalah Rp 6.250.000
- Harga Pakan Pelet L1 62,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 468.750
Pakan Pelet PL2 125 kg x Rp 6.500/kg = Rp 812.500
Pakan Pelet PL3 250 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.625.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 500 kg x Rp 5.500 = Rp 2.750.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 70 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
70 kg x Rp 2.000 adalah Rp 140.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 230 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 230
gr x Rp 1.000 adalah Rp 230.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 50.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 7 x Rp 5.000 adalah Rp 35.000

Keterangan Bulan 5 dan 6 :


- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, 27.000 ekor x Rp 250
adalah Rp 6.750.000
- Harga Pakan Pelet L1 67,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 506.250
Pakan Pelet PL2 135 kg x Rp 6.500/kg = Rp 877.500
Pakan Pelet PL3 270 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.755.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 540 kg x Rp 5.500 = Rp 2.970.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 90 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
90 kg x Rp 2.000 adalah Rp 180.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 250 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 250
gr x Rp 1.000 adalah Rp 250.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 75.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 9 x Rp 5.000 adalah Rp 45.000

Keterangan Bulan 7 dan 8 :


- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, 29.000 ekor x Rp 250
adalah Rp 7.250.000
- Harga Pakan Pelet L1 72,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 543.750
Pakan Pelet PL2 145 kg x Rp 6.500/kg = Rp 942.500
Pakan Pelet PL3 290 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.885.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 580 kg x Rp 5.500 = Rp 3.190.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 110 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
110 kg x Rp 2.000 adalah Rp 220.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 270 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 270
gr x Rp 1.000 adalah Rp 270.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 75.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 11 x Rp 5.000 adalah Rp 55.000

Keterangan Bulan 9 dan 10:


- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, 31.000 ekor x Rp 250
adalah Rp 7.750.000
- Harga Pakan Pelet L1 77,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 581.250
Pakan Pelet PL2 155 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.007.500
Pakan Pelet PL3 310 kg x Rp 6.500/kg = Rp 2.015.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 620 kg x Rp 5.500 = Rp 3.410.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 130 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
130 kg x Rp 2.000 adalah Rp 260.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 290 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 290
gr x Rp 1.000 adalah Rp 290.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 100.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 13 x Rp 5.000 adalah Rp 65.000

Keterangan Bulan 11 dan 12 :


- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, 33.000 ekor x Rp 250
adalah Rp 8.250.000
- Harga Pakan Pelet L1 82,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 618.750
Pakan Pelet PL2 165 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.072.500
Pakan Pelet PL3 330 kg x Rp 6.500/kg = Rp 2.145.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 660 kg x Rp 5.500 = Rp 3.630.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 150 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
150 kg x Rp 2.000 adalah Rp 300.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 310 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 310
gr x Rp 1.000 adalah Rp 310.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 100.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 15 x Rp 5.000 adalah Rp 75.000

- BTKL

Tabel 11. Perhitungan HPP Tenaga Kerja


Keterangan :
- Gaji karyawan penjaga kolam untuk malam hari Rp 25.000 per hari. Jadi, untuk 2
bulan atau 60 hari x Rp 25.000 x 1 orang adalah Rp 1.500.000
- Gaji karyawan penebar pakan untuk siang hari Rp 30.000 per hari. Jadi, untuk 2
bulan atau 60 hari x Rp 30.000 x 1 orang adalah Rp 1.800.000
- Gaji karyawan pada saat panen lele Rp 200.000. Jadi, Rp 200.000 x 1 kali panen
x 6 orang adalah Rp 1.200.000
*tidak ada kenaikan gaji tiap periodenya

- BOP
Tabel 12. Perhitungan HPP Overhead
Keterangan :
*tidak ada kenaikan tiap periodenya

- HPP

Tabel 13. Perhitungan HPP


2.4 Aspek Keuangan
2.4.1 Kebutuhan Dana
Modal untuk awal pelaksanaan usaha Lele Bali Clarias (Bulan 1 dan 2) terdiri
dari :
1. Biaya Investasi Rp 6.807.000
2. Biaya Sewa Rp 1.000.000
3. Biaya Bahan Baku Rp 11.638.750
4. Biaya Tenaga Kerja Rp 4.500.000
5. Biaya Overhead Rp 500.000 +
Total Modal = Rp 24.445.750
2.4.2 Sumber Dana
Sumber modal berasal dari modal sendiri pemilik sebesar Rp 26.000.000 dan
digunakan hanya sebesar Rp 24.445.750.
2.4.3 Laporan Keuangan
1. Laporan Laba/Rugi
LABA/RUGI
USAHA LELE BALI CLARIAS UNTUK SATU TAHUN

Tabel 18. Laporan Laba/Rugi Usaha Lele Bali Clarias selama Satu Tahun
2. Arus Kas
ARUS KAS
USAHA LELE BALI CLARIAS UNTUK SATU TAHUN

Tabel 19. Arus Kas Usaha Lele Bali Clarias selama Satu Tahun
2.4.4 Metode Penilaian Investasi
1. Net Present Value (NPV)
Initial Investment = Rp 24.445.750

Tabel 20. NPV Usaha Lele Bali Clarias untuk Satu Tahun
Keterangan :
- Initial Investment = HPP + Biaya Investasi + Biaya Sewa
- Cash Inflow = EAT + Depresiasi
- Present Value = Cash Inflow x NSFB
- Net Present Value = Total Present Value – Initial Investment
Karena NPV > 0, maka nilai pendapatan bersih yang akan diterima di masa
datang lebih besar dari investasi yang ada saat ini.
2. Profitability Index (PI)
PI > 1 maka usaha disebut layak
PI = Total PV
Initial Investment
= Rp 132.699.931
Rp 24.445.750
= 5,43
PI pada usaha ini sebesar 5,43 dan lebih dari 1, maka usaha ini disebut layak.
Artinya, perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
mendatang dengan nilai sekarang investasinya lebih besar.
2. Pay Back Period (PBP)
Semakin pendek pay back period maka akan semakin layak usaha
tersebut. Asumsikan bahwa usaha disebut layak bila investasi kembali tidak
lebih dari satu tahun.
Periode Cash Inflow Keterangan

Bulan 0 (Rp 24.445.750) (Rp 24.445.750)

Bulan 1 dan 2 Rp 16.861.250 (Rp 7.584.500) Investasi belum kembali

Bulan 3 dan 4 Rp 20.088.750 Rp 12.504.250 Investasi sudah kembali

Bulan 5 dan 6 Rp 23.491.250 Rp 35.995.500 Investasi sudah kembali

Bulan 7 dan 8 Rp 27.118.750 Rp 63.114.250 Investasi sudah kembali

Bulan 9 dan 10 Rp 29.371.250 Rp 92.485.500 Investasi sudah kembali

Bulan 11 dan 12 Rp 31.648.750 Rp 124.134.250 Investasi sudah kembali

Tabel 21. Payback Periode Usaha Lele Bali Clarias


PBP = 2 bulan + Rp 7.584.500 bulan
Rp 20.088.750
PBP = 2 bulan + 0,38 bulan
PBP = 2,38 bulan
Jadi, usaha di atas disebut layak karena investasi dapat kembali kurang dari
jangka waktu satu tahun.

3. Internal Rate of Return (IRR)


IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return)
lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat
lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
Initial Investment = Rp 24.445.750

Tabel 22. IRR Usaha Lele Bali Clarias


Interpolasi
75% 26.390.717
X 1.944.967
0,1 IRR 24.445.750 3.243.857

85% 23.146.860

X = 1.944.967
0,1 3.243.857
3.243.857X = 194.497
X = 194.497
3.243.857
X = 0,0599
Jadi, IRR adalah sebesar 75% + X
IRR = 75% + 0,0599
IRR = 80,99% atau 81%
IRR > tingkat suku bunga disebut layak
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan di atas, usaha ini dikatakan layak karena
IRR atau tingkat pengembalian internal perusahaan sebesar 81% yang lebih
besar dari pada suku bunga bank yaitu 6,75% (suku bunga deposito pada Bank
Danamon Indonesia per 8 November 2013).
4. Break Even Point (BEP)
BEP = FC
1-(VC/S)

Keterangan :
FC : Fix Cost (biaya tetap)
VC : Variable Cost (biaya variabel)
S : Sales (penjualan)

Tabel 23. BEP Usaha Lele Bali Clarias


2.5 Aspek Sosial dan Ekonomi
2.5.1 Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi didirikannya usaha Lele Bali Clarias memberi dampak
yang sangat baik karena dapat memberi pengaruh yang positif dari berbagai
bidang. Aspek ekonomi ini tidak hanya berdampak pada masyarakat itu sendiri
tetapi dari berbagai kalangan juga dapat menerima dampaknya, seperti
pemerintah, serta pendapatan nasional.
a. Dengan adanya usaha Lele Bali Clarias tentunya akan memberikan banyak
peluang terhadap penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat mengatasi
permasalahan pengangguran khususnya di daerah Bali.
b. Memberi penghidupan baru bagi masyarakat setempat, khususnya para petani.
Dikarenakan usaha Lele Bali Clarias ini bergelut pada bidang agribisnis yang
sangat membutuhkan peran petani setempat yang untuk menjadi bagian dari
kegiatan usaha ini sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
c. Dengan adanya usaha ini tentunya memberikan indikasi yang baik bagi
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pemerintah akan mendapatkan sumber
penghasilan dengan adanya pembayaran pajak.
2.5.2 Aspek Sosial Budaya
Dilihat dari aspek sosial budaya dari usaha Lele Bali Clarias yaitu berkaitan
dengan dampak atau pengaruh keberadaan usaha ini terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan dan adat istiadat serta dalam hal pengaruhnya
terhadap kehidupan sosial seperti mobilitas penduduk, pendidikan, kesehatan dan
lain halnya.

a. Aspek Budaya

Pada aspek budaya yaitu dengan adanya usaha Lele Bali Clarias dapat
menyesuaikan dengan keadaan daerah setempat, dan tanpa meninggalkan
kebudayaan-kebudayaan yang telah dijaga oleh kepercayaan masyarakat.
Seperti halnya tetap melakukan persembahyangan pada seluruh kegiatan
pertanian khususnya pada tumpek kendang, mengikut kepercayaan yang ada di
Bali.

b. Aspek Sosial

Dampak sosial usaha Lele Bali Clarias yaitu melihat pengaruhnya terhadap
lingkungan. Diamana usaha ini lebih mengedepankan pada hasil agribisnis
atau yang aman tanpa adanya bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
sehingga dapat mencegah ketidakseimbangan alam dan tidak menganggu
masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai