“BALI CLARIAS”
Oleh:
KELOMPOK 7
S1 REGULER MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan
rahmat-Nya, Proposal Studi Kelayakan Bisnis usaha “Bali Clarias” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Tugas proposal ini ditunjuukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis EKM 442 A1 dengan dosen pengampu Bapak Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung
Widagda K. S.E., M.M. Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan proposal ini. Dengan adanya proposal ini kami berharap dapat memberikan
manfaat serta tambahan pengetahuan kepada para pembaca apabila ingin membangun suatu
usaha disektor agribisnis. Kami menyadari dalam penulisan proposal ini masih ada
kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami, Untuk itu,masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu kami untuk membenahi tugas proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rencana Nama Usaha ................................................................................................ 1
1.3 Visi dan Misi.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aspek Pasar................................................................................................................ 3
2.1.1 Segmentation.................................................................................................. 4
2.1.2 Targeting........................................................................................................ 4
2.1.3 Positioning...................................................................................................... 4
2.1.4 Marketing Mix................................................................................................ 4
2.1.5 Analisis SWOT.............................................................................................. 4
2.1.6 Estimasi Pendapatan Satu Tahun Kedepan..................................................... 4
2.1.7 Tahap – Tahap Product Lifecycle................................................................... 4
2.2 Aspek Hukum dan Manajemen.................................................................................. 3
2.2.1 Nama Usaha dan Legalitas............................................................................. 4
2.2.1 Struktur Organisasi Usaha Kopi Luwak......................................................... 4
2.2.2 Job Description............................................................................................... 4
2.2.2 Kebutuhan Tenaga Kerja dan Balas Jasa........................................................ 4
2.3 Aspek Teknis.............................................................................................................. 3
2.3.3 Lokasi dan Luas Lahan.................................................................................. 4
2.3.4 Layout Usaha Kopi Luwak............................................................................ 4
2.3.3 Rencana Teknologi dan Pengembangan Usaha.............................................. 4
2.4 Aspek Keuangan........................................................................................................ 3
2.4.1 Kebutuhan Modal dan Sumber Modal........................................................... 4
2.4.2 Rincian Penggunaan Modal........................................................................... 4
2.4.3 Perhitungan HPP, Keuntungan, dan Harga Paket Masuk.............................. 4
2.4.4 Estimasi Pengunjung Setiap Tahun................................................................ 4
2.4.5 HPP Pertahun................................................................................................. 4
2.4.6 Laporan Laba/Rugi......................................................................................... 4
2.4.7 Laporan Operasional Cash Flow.................................................................... 4
2.4.8 Perhitungan Rasio........................................................................................... 4
2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial........................................................................................ 3
2.5.1 Aspek Ekonomi.............................................................................................. 4
2.5.2 Aspek Sosial................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 6
3.2 Saran........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1.1 Segmentasi
3. Promotion
Untuk promosi usaha Bali Clarias ini menggunakan media sosial (Instagram dan
Website), menelpon pelanggan tetap dan promosi dari mulut ke mulut.
4. Place
Distribusi bahan baku dengan transportasi mobil dari pemasok dan penjualan
lele mutiara di jual ke pasar-pasar tradisional, di kirim ke rumah makan, atau
bisa di beli langsung di tempat pembesaran lele Bali Clarias.
Total 2,5
Peluang
0,9
Kelemahan Kekuatan
1,3
Ancaman
Dari gambar di atas, Bali Clarias harus menggunakan strategi agresif karena berada
pada kuadran pertama. Strategi yang digunakan yaitu strategi promosi yang gencar
supaya meningkatkan brand awareness yang dimiliki karena produk ini adalah
produk yang alamiah dengan pembesaran secara organik.
Bagian
Menjalankan Memilih metode yang
Pembuatan Bertanggung jawab
proses pembuatan digunakan untuk
2 Kolam dan kepada pemilik
kolam dan gudang membuat kolam dan
Gudang perusahaan
bambu gudang bambu
Bambu
Memilih pakan
Bertanggung jawab
Bagian Tata yang nantinya akan Memilih dan membeli
4 kepada pemilik
Guna Pakan diberikan ke bibit jenis pakan
lainnya
lele
Bagian Mengurusi
Bertanggung jawab Membuat laporan
Administrasi administrasi dan
6 kepada pemilik keuangan dan transaksi
dan keuangan
lainnya perusahaan
Keuangan perusahaan
Pembuatan Kolam dan Mampu membuat kolam dan Gudang Bambu sesuai
Gudang Bambu standar kebutuhan
Bagian Pemilihan Bibit Mampu memilih bibit dengan kualitas baik sesuai
Lele dengan ukuran yaitu 7-8 cm
Bagian Tata Guna Pakan Mampu memilih jenis pakan yang sesuai dengan usia
lele dan berkualitas baik
Bagian Tata Guna Tempat Mampu mengatur ketinggian air dan memperbaiki
Produksi kolam terpal yang rusak
Sedangkan, total penggajian usaha Lele Bali Clarias untuk 1 tahun ke depan adalah,
sebagai berikut :
Peguyang Peguyang
Kesiman Penatih Kesiman Penatih
an an
Ketersediaan
0,1 95 80 75 9,5 8 7,5
Bahan
Letak Pasar
0,2 92 80 80 18,4 16 16
yang dituju
Tenaga air
0,1 85 79 80 8,5 7,9 8
dan Listrik
Lingkungan
0,2 70 80 85 14 16 17
Masyarakat
Rencana masa
depan untuk 0,2 80 85 85 16 17 17
perluasan
Keterangan :
4m
Rerumputan
3,5 m 3,5 m 4m
Kolam Terpal
10 m
Jalan
25 m Sumur
1m
Gudang Bambu
10 m
4m 4m 4m
12 m
Gambar 4. Layout Usaha Lele Bali Clarias
2.3.8 Sistem Operasi
Usaha Lele Bali Clarias merupakan perusahaan dagang yang melakukan operasi
berbasis perdagangan yaitu membeli bibit lele dari pemasok, melakukan
pembesaran lele, lalu di panen, dikemas dengan kantong plastik dan di jual ke
pasar.
2.3.9 Rencana Operasi
Rencana operasi dilakukan dengan didasarkan atas perusahaan yang bersifat
perusahaan dagang atau distributor. Operasional dilakukan setiap hari kerja yaitu
pada hari senin-minggu dengan pembagian jam kerja, yaitu :
a. Shift I jam 09.00 – 17.00, dan
b. Shift II jam 17.00 – 01.00.
2.3.10 Manajemen Persediaan
Untuk mengendalikan dan mengantisipasi antara persediaan dan permintaan
konsumen, maka diperlukan adanya manajemen persediaan. Pembelian bahan
baku dilakukan pada saat persediaan yang ada sudah sampai di satu titik
pemesanan kembali dimana titik tersebut merupakan kondisi yang sudah pasti
dalam melakukan pembelian bahan baku dan titik tersebut mempertimbangkan
sisa bahan baku yang tersedia disesuaikan dengan jangka waktu pemesanan,
sehingga saat lead time tidak terjadi kekosongan bahan baku dan selalu dapat
memenuhi permintaan konsumen.
2.3.11 Kegiatan Pengawasan Kualitas
Kualitas dari pembesaran Lele Mutiara tergantung dari cara bagaimana kami
melakukan pemilihan bibit lele, proses produksi, kualitas kolam terpal dan juga
kualitas tenaga kerja. Untuk mendapatkan kualitas yang sesuai dengan keinginan
konsumen, maka pengawasan kualitas bahan baku dan pengawasan kualitas
proses produksi sangat penting untuk dilakukan.
1. Pengawasan Kualitas Bibit Lele Mutiara
Kualitas bahan baku sangatlah penting, bahan baku dari pemasok serta bahan
pendukung lainnya telah disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan.
Bahan baku yang diterima dari suplier harus dalam keadaan baik dan bagus
sehingga menjadikan Lele Mutiara ini berkualitas nomor satu.
2. Pengawasan Proses Produksi
Di dalam proses produksi, pengawasan dilakukan dengan melalui tiga cara, yaitu:
a. Pengawasan Karyawan
Pengawasan karyawan dilakukan oleh pemilik sendiri. Pengawasan ini
dilakukan agar kinerja dari para karyawan dapat optimal dan dapat
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan kebersihan tetap terjaga.
Selain itu juga memperkecil risiko dari kerusakan produk maupun peralatan
lainnya.
b. Pengawasan Pemberian Pakan
Pengawasan diperlukan agar lele diberi pakan sesuai dengan aturan. Pakan
yang diberikan dengan komposisi yang benar, tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit. Pakan yang diberikan harus secara merata agar pertumbuhan
dari Lele Mutiara juga akan merata.
c. Pengawasan Hasil Produksi
Pengawasan dilakukan oleh pemilik sendiri. Pengawasan ini dilakukan agar
kualitas Lele Mutiara tetap baik dan terhindar dari penyakit. Hasil produksi
ditimbang dengan benar dan dikemas menggunakan kantong plastik.
3. Pengawasan Tempat Produksi
Kualitas dari tempat produksi yaitu kolam terpal harus tetap dijaga. Kolam terpal
yang mengalami kerusakan secepatnya dapat diperbaiki. Kualitas air juga
menjadi penting demi pertumbuhan ikan. Banyaknya air dalam kolam harus tetap
diperhatikan.
2.3.12 Perhitungan HPP
Berikut adalah perhitungan HPP pada :
- BBB
Tabel 10. Perhitungan HPP Bahan Baku
Keterangan Bulan 1 dan 2 :
- Harga Bibit Lele Mutiara ukuran 7-8 cm Rp 250/ekor, dalam 1 m² = 100 ekor,
jadi dalam 230 m² dibutuhkan 230 m² x 100 ekor = 23.000 ekor. 23.000 ekor x
Rp 250 adalah Rp 5.750.000
- Harga Pakan Pelet L1 57,5 kg x Rp 7.500/kg = Rp 431.250
Pakan Pelet PL2 115 kg x Rp 6.500/kg = Rp 747.500
Pakan Pelet PL3 230 kg x Rp 6.500/kg = Rp 1.495.000
Pakan Pelet Tenggelam SNL 460 kg x Rp 5.500 = Rp 2.530.000
- Harga Dedak untuk 230 m² adalah 50 kg, harga Rp 2.000/kg. Jadi, harga dedak
50 kg x Rp 2.000 adalah Rp 100.000
- Harga Ragi untuk 230 m² adalah 210 gr, harga Rp 1.000/gr. Jadi, harga ragi 210
gr x Rp 1.000 adalah Rp 210.000
- Harga Pupuk Kompos untuk 230 m² adalah 60 kg, harga Rp 5.000/kg. Jadi, harga
pupuk kompos 60 kg x Rp 5.000 adalah Rp 300.000
- Harga obat-obatan organik untuk 2 bulan adalah Rp 50.000
- Harga plastik Rp 5.000/bungkus, 5 x Rp 5.000 adalah Rp 25.000
- BTKL
- BOP
Tabel 12. Perhitungan HPP Overhead
Keterangan :
*tidak ada kenaikan tiap periodenya
- HPP
Tabel 18. Laporan Laba/Rugi Usaha Lele Bali Clarias selama Satu Tahun
2. Arus Kas
ARUS KAS
USAHA LELE BALI CLARIAS UNTUK SATU TAHUN
Tabel 19. Arus Kas Usaha Lele Bali Clarias selama Satu Tahun
2.4.4 Metode Penilaian Investasi
1. Net Present Value (NPV)
Initial Investment = Rp 24.445.750
Tabel 20. NPV Usaha Lele Bali Clarias untuk Satu Tahun
Keterangan :
- Initial Investment = HPP + Biaya Investasi + Biaya Sewa
- Cash Inflow = EAT + Depresiasi
- Present Value = Cash Inflow x NSFB
- Net Present Value = Total Present Value – Initial Investment
Karena NPV > 0, maka nilai pendapatan bersih yang akan diterima di masa
datang lebih besar dari investasi yang ada saat ini.
2. Profitability Index (PI)
PI > 1 maka usaha disebut layak
PI = Total PV
Initial Investment
= Rp 132.699.931
Rp 24.445.750
= 5,43
PI pada usaha ini sebesar 5,43 dan lebih dari 1, maka usaha ini disebut layak.
Artinya, perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
mendatang dengan nilai sekarang investasinya lebih besar.
2. Pay Back Period (PBP)
Semakin pendek pay back period maka akan semakin layak usaha
tersebut. Asumsikan bahwa usaha disebut layak bila investasi kembali tidak
lebih dari satu tahun.
Periode Cash Inflow Keterangan
85% 23.146.860
X = 1.944.967
0,1 3.243.857
3.243.857X = 194.497
X = 194.497
3.243.857
X = 0,0599
Jadi, IRR adalah sebesar 75% + X
IRR = 75% + 0,0599
IRR = 80,99% atau 81%
IRR > tingkat suku bunga disebut layak
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan di atas, usaha ini dikatakan layak karena
IRR atau tingkat pengembalian internal perusahaan sebesar 81% yang lebih
besar dari pada suku bunga bank yaitu 6,75% (suku bunga deposito pada Bank
Danamon Indonesia per 8 November 2013).
4. Break Even Point (BEP)
BEP = FC
1-(VC/S)
Keterangan :
FC : Fix Cost (biaya tetap)
VC : Variable Cost (biaya variabel)
S : Sales (penjualan)
a. Aspek Budaya
Pada aspek budaya yaitu dengan adanya usaha Lele Bali Clarias dapat
menyesuaikan dengan keadaan daerah setempat, dan tanpa meninggalkan
kebudayaan-kebudayaan yang telah dijaga oleh kepercayaan masyarakat.
Seperti halnya tetap melakukan persembahyangan pada seluruh kegiatan
pertanian khususnya pada tumpek kendang, mengikut kepercayaan yang ada di
Bali.
b. Aspek Sosial
Dampak sosial usaha Lele Bali Clarias yaitu melihat pengaruhnya terhadap
lingkungan. Diamana usaha ini lebih mengedepankan pada hasil agribisnis
atau yang aman tanpa adanya bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
sehingga dapat mencegah ketidakseimbangan alam dan tidak menganggu
masyarakat setempat.