DOSEN PEMBIMBING:
Kamaludin
DISUSUN OLEH:
NIK:
1932-5170
KELAS:
KPN 1
KOTA CIREBON
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ASURANSI ”SYARIAH SPEKTIFI
BISNIS PELAYARAN”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ASURANSI “ SYARIAH SPEKTIFI BISNIS
Penyusun
2
DAFTAR PUSTAKA
COVER……………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………....3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Syariah………………………………………………………………………………………………6
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………..13
3
3.3 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………...14
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Ditambah lagi, polis dan hukum yang digunakan dalam penyelesaian klaim lebih banyak mengacu
pada hukum
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Asuransi Syariah?
D. Objek Pertanggungan?
F. Jenis Polis?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tujuan dalam Islam yang menjadi kebutuhan mendasar, yaitu al-qifayah ‘kecukupan’ dan
al-amnu ‘keamanan’. Sebagaimana firman Allah swt, “Dialaha Allah yang mengamankan mereka
dari ketakutan’’, sehingga sebagaian masyarakat menilai bahwa bebas dari lapar merupakan bentuk
keamanan. Mereka menyebutnya dengan al-amnu al-qidza i aman konsumsi. Dari prinsip tersebut,
Islam mengarahkan kepada umatnya untuk mencari rasa aman baik untuk dirinya sendiri dimasa
mendatang maupun untuk keluarganya sebagai nasihat Raul kepada Sa’ad bin Abi Waqqash agar
mensedekahkan sepertiga hartanya saja. Selebihnya ditinggalkan untuk keluarganya agar mereka
tidak menjadi beban masyarakat. Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat
lima aspek yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek matematika.
Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar
(penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan
maksiat.
Menurut Husain Hamid Hisan, mengatakan bahwa asuransi adalah sikap ta’awun yang telah
diatur dengan system yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia. Semuanya telah siap
mengantisipasi suatu peristiawa. Jika sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka
semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma)
6
yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut, mereka dapat
menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh peserta yang tertimpa musibah.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesi (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang
pedoman umum asuransi syariah, memberikan definisi tentang asuransi. Menurutnya, Asuransi
Syariah (Ta’min, Tafakul, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah. Dari definisi di tersebut tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan
tolong menolong yang disebut dengan ta’awun. Yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling
tolong menolong atas dasar ukhuwal Islamiyah antara sesame anggota perserta Asuransi Syariah
dalam menghadapi malapetaka (risiko).
Polis pertanggungan pada umumnya diatur dalam Pasal 256 KUHD, adapun syarat tambahan
yang terdapat pada polis pertanggungan laut terdapat pada Pasal 592 KUHD, antara lain :
3. Pelabuhan pemberangkatan.
4. Pelabuhan pembongkaran.
7
Pasal 593 KUHD juga menjelaskan dengan lebih rinci Mengenai objek pertanggungan laut,
diantaranya :
d. Barang muatan
a. Hull Insurance, termasuk mesin, ketel, semua perlengkapan peralatan kapal sehingga
disebut juga Hull and Machinery (H & M) insurance.
b. Increased value insurance atau Disbursement insurance.
c. Freight insurance.
1. Hull and Machinery : asuransi atas rangka kapal beserta mesin-mesin maupun
peralatannya.
2. Third Party Liability : asuransi atas kemungkinan tuntutan pihak ketiga atau tanggung
gugat dari pihak ketiga yang diajukan akibat atau berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan.
Voyage Policy: pertanggungan diberikan untuk satu kali perjalanan kapal dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lain.
Penutupan asuransi mulai berlaku sejak kapal tertambat dengan aman (safety moored) dengan
menurunkan sauh/jangkar di lokasi yang sudah ditetapkan oleh syahbandar (port authority) kemudian
mengangkat sauh ke pelabuhan tujuan.
Penutupan asuransi mulai berlaku sejak kapal mengangkat sauh untuk berlayar ke pelabuhan
tujuan. Voyage policy akan beakhir 2x24 jam setelah kapal tiba di pelabuhan tujuan. Jika kapal
berubah haluan selain yang ditetapkan dalam polis deviation/change of voyage) maka polis akan
berakhir.
9
2.8 Luas Jaminan Polis
Total Loss Only (Institute Clause Hulls 1/10/83 Cl. 284 atau Cl. 289)Ganti rugi yang dijamin
dalam polis ini diberikan apabila kapal mengalami kerugian total seluruhnya, sehingga tidak dapat
diambil manfaatnya lagi.Actual Total Loss: kapal tenggelam, hancur, terbakar habis, atau
hilang.Constructive Total Loss: kapal mengalami kerugian dan biaya untuk memperbaikinya (cost of
repair) atau biaya untuk memperoleh kembali (cost of recovery) melampaui harga pertanggungan
kapal.
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa melakukan persiapan untuk
menghadapi hari esok. Allah berfirman dalam surat al Hasyr ayat 18: Artinya: Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui yang kamu kerjakan [al Hasyr: 18] . Ayat ini dikaitkan oleh sebagian umat Islam dengan
aktivitas menabung atau berasuransi. Menabung adalah upaya mengumpulkan dana untuk
kepentingan mendesak atau kepentingan yang lebih besar di masa depan, sedangkan asuransi adalah
upaya berjaga-jaga jika suatu musibah datang menimpa, di mana hal ini membutuhkan perencanaan
dan kecermatan.
10
Dari segi hokum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya
pada UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi
asuransi syariah di Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan
prinsip syariah. Dengan kata lain, UU No. 2 Tahun 1992, tidak dapat dijadikan landasan hokum yang
kuat bagi asuransi syariah. Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan
pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu :
A. Saling bekerja sama atau Bantu-membantu. Seorang muslim bagian dari sistem kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, seorang muslim dituntut mampu merasakan dan memikirkan saudaranya
yang akan menimbulkan sikap saling membutuhkan dalam menyelesaikan masalah. “Dan tolong
menolonglah kamu (dalam mengerjakan)kebaikan dan taqwa. Dan jangan tolong,menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.”(QS.Al Maidah[5];2)
B. Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama lain. Hubungan sesama
muslim ibarat suatu badan yang apabila satu anggota badan terganggu atau kesakitan maka seluruh
badan akan ikut merasakan. Maka saling membantu dan tolong-menolong menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem kehidupan masyarakat. “Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu
berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta maka, janganlah kamu
menghardiknya”’.(Adh.Duiha [93]9-10)
C. Sesama muslim saling bertanggungjawab Kesulitan seorang muslim dalam kehidupan menjadi
tanggung jawab sesama muslim. Sebagaimana dalam firman Allah swt surat Ali Imran93) ayat 103.
“Dan peganglah kamu kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepamu ketika dahulu (masa Jahilliyah) bermusuh-musuhan, maka, Allah
11
merpersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang bersaudara, dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
4. Alat penyebaran risiko. Dalam asuransi syariah risiko dibagi bersama para peserta sebagai bentuk
saling tolong menolong dan membantu diantara mereka.
5. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan melakukan investasi
sesuai dengan syariah atas suatu bidang usaha tertentu.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, sedangkan
tertanggung disebut mu’amman lahhu atau musta’min. At-ta’min memiliki arti member
perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut.
Asuransi rangka kapal (marine hull) merupakan pertanggungan atas kerugian karena rusak
atau musnahnya badan kapal termasuk mesin serta peralatannya yang sedang berlayar yang
disebabkan oleh bahaya alam dilautan atau sebab – sebab lain yang dipertanggungkan. Dalam setiap
pertanggungan selalu dibuat akta otentik yang disebut dengan polis. polis ditandatangani oleh
penanggung yang menjelaskan maksud bahwa dalam pertanggungan ini, penanggung memberikan
jaminan akan memenuhi kewajibannya kepada tertanggung jika terjadi suatu peristiwa yang tidak
pasti menyangkut objek pertanggungan.
3.2 Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Asuransi syariah bisa menjadi salah satu alternative bagi masyarakat muslim yang ingin
membantu sesamanya
2. Perlu diadakannya sosialisasi mengenai produk-produk dari asuransi syariah ini kepada
masyarakat agar masyarakat tidak tabu dengan informasi mengenai produk-produk yang
ditawarkan.
3. Perlu pemahaman akan isi polis untuk agen asuransi secara detail agar tertanggung
memahami hak dan kewajibannya. Dalam proses penyelesaian klaim agar reasuradur
segeramengkonfirmasi kepada pihak tertanggung untuk melakukan pembayaran klaimguna
mengefisiensikan waktu penyelesaian klaimnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Radiks Purba, 1998, Asuransi Angkutan Laut, Jakarta, Rineka Cipta
Hartono. Sri Redjeki, 2001, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika
14