Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan perbankan di dunia

SEJARAH BERDIRINYA BANK DI DUNIA


Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha perbankan telah memegang peranan
dalam lalu lintas perdagangan. Tugas bank waktu itu lebih bersifat tukar menukar uang,
sehingga orang yang melakukannya disebut pedagang uang. Pada umumnya pekerjaan
pedagang uang hanyalah perantara menukarkan mata uang asing dengan mata uang negeri
sendiri atau sebaliknya. Kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungan,
menitipkan, ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.

Awal mula berdirinya bank di Dunia secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut. kira-kira
tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal semacam bank. Bank ini meminjamkan emas dan
perak dengan tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai Temples of Babylon. Sesudah
zaman Babylon, tahun 500 SM menyusul di Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai
Greek Temple, yang menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta
meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul bankir-
bankir swasta pertama. Operasinya meliputi penukaran uang dan segala macam kegiatan bank.
Lembaga perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 560 SM.

Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang operasinya sudah lebih luas lagi,
yakni tukar menukar mata uang, menerima deposito, memberikan kredit, mentransfer modal
dan bersamaan dengan jatuhnya kota Romawi pada tahun 509 SM, perbankan juga ikut jatuh.
tetapi pada tahun 527-565 M Yustinianus menkodefikasikan hukum Romawi di Konstatinopel
sehingga perbankan berkembang kembali. perkembangan ini diawali dengan adanya
perdagangan dengan Cina, India, dan Ethiopia. Bahkan mata uang Konstatinopel ditetapkan
sebagai mata uang internasional. Hubungan perdagangan kemudian berkembang ke Asia Barat
(sekarang Timur Tengah) dan Eropa sehingga kota-kota seperti Alexandria, Venesia dan
beberapa pelabuhan di Italia Selatan terkenal sebagai pusat perdagangan yang pentng. Bank
Venesia didirikan oleh pemerintah pada tahun 1171 dan merupakan bank negara pertama yang
dipakai untuk membiayai perang. Kemudian berturut-turut berdirilah Bank of Genoa dan Bank
of Barcelona pada tahun 1320.

Sekitar awal abad ke-16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda) serta Antwerpen dan Leuven
(Belgia) tukang-tukang emas bersedia menerima uang logam (emas, Perak) untuk disimpan.
Sebagai tanda bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpana suatu tanda
deposito yang disebut Goldsmith's note. Goldsmith's note tersebut merupakan bukti bahwa
tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat
pembayaran atau menjadi uang kertas. Sejarah mencatat, Goldsmith's note oleh pemiliknya
jarang ditukar kembali dengan uang logam. Berdasarkan hal tersebut, tukang emas mulai
memberanikan diri mempergunakan kesempatan mengeluarkan Goldsmith's note, sekalipun
jaminan emas tidak ada. Namun Goldsmith's note yang dikeluarkan itu tetap merupakan bukti
hutangnya. Dengan perkembangan ini, maka peralihan tugas tukang emas menjadi tugas
perbankan.

Sejarah Sejarah perkembangan perbankan di Indonesia
Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda, didirikan sebuah Bank di Batavia
dengan nama De Javasche Bank. Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan
perekonomian pemerintahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1951, De Javasche Bank
dinasionalisasikan dan berganti nama menjadi Bank Indonesia.

Pendrian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R. Aria Wiraatmadja, seorang patih dari
Purwokerto, tahun 1896. R. Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan).
Tujuan pendirian bank ini adalah untuk membantu peranggotaannya agar tidak jatuh ke tangan yang
suka memeras rakyat.

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di
daratan Eropa. Usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Bila ditelusuri
sejarah dikenalnya perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalama
perjalanan sejarah kerajaan dimasa dahulu penukaran uang dilakukan antara kerajaan yang satu dengan
kerajaan lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta Asing (Money
Changer). Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi
tempat penitipan uang atau yang sekarang ini kegiatan simpanan. Kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai perkembangan
zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Perkembangan perbankan di Indonesia
Dalam dunia perbankan di Indonesia kurang waktu belakangan ini mengalami berbagai macam
perubahan. Ada 4 macam periode yang terjadi di Indonesia:
Periode 1988 - 1996
Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988, antara lain berupa relaksasi ketentuan permodalan
untuk pendirian bank baru telah menyebabkan munculnya sejumlah bank umum berskala kecil dan
menengah. Pada akhirnya, jumlah bank umum di Indonesia membengkak dari 111 bank pada Oktober
1988 menjadi 240 bank pada tahun 1994-1995, sementara jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
meningkat drastis dari 8.041 pada tahun 1988 menjadi 9.310 BPR pada tahun 1996.
Periode 1997 - 1998
Bank Indonesia, pemerintah dan jasa lembaga-lembaga internasional berupaya keras menanggulangi
krisis tersebut, antara lain dengan melaksanakan rekapilitasasi perbankan yang menelan dana lebih dari
Rp 400 triliun terhadap 27 bank dan melakukan pengambilalihan kepemlikan terhadap 7 bank lainnya.

Langkah-langkah untuk menanggulangi krisis keuangan dan perbankan:
1. Penyediaan likuiditas kepada perbankan atau dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI)
2. Merekapilitalisasi bank yang memiliki dampak yang signifikan terhdap kebijakannya
3. Menutup bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan
4. Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri perbankan seperti
Bank Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
5. Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan melalui penetapan
Undang-undang No 23/1993
Periode 1999 - 2002
Krisis perbankan demikian parah pada kurun waktu 1997-1998 memaksa pemerintah dan Bank
Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan stabilitas sistem
keuangan dan mencegah terulangnya krisis.

Langkah yang dilakukan sehubungan dengan itu:
1. Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana implementasi yang jelas untuk
memenuhi 25 Basel Core Principles For Effective Banking Supervision yang menjadi standard
internasional
2. Meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran dengan mengembangkan Real Time Gross
Settelements (RTGS)
3. Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat
4. Merekstrukturisasi kredit macet
5. Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bank BUMN dan bank yang direkap
6. Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru
Periode 2002 - sekarang
Bebagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program stabilisasi antara
lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan,
seperti pengembangan produk derivatif, serta kerjasama produk dengan lembaga lain.

Sejarah Bank Central Asia (BCA)


PT BCA Finance berdiri pada tahun 1981 dengan nama PT Central Sari Metropolitan Leasing Corporation
(CSML). Pada awal berdirinya, pemegang saham Perusahaan adalah PT Bank Central Asia dan Japan
Leasing Corporation. Saat itu Perusahaan masih memfokuskan usaha pada pembiayaan komersial,
seperti pembiayaan mesin-mesin produksi, alat berat dan transportasi.

Kantor Pusat BCA Finance
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 441/KMK.017/1995 tanggal 14
September 1995 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-034/KM.5/2006
tanggal 20 Februari 2006, Perusahaan memperoleh pembaharuan mengenai izin usaha dalam bidang
usaha lembaga pembiayaan sehingga Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha sebagai lembaga
pembiayaan yang meliputi pembiayaan konsumen, kegiatan sewa guna usaha, anjak piutang, dan usaha
kartu kredit.


Selanjutnya pada tahun 2001 PT Central Sari Metropolitan Leasing berubah nama menjadi PT Central
Sari Finance (CSF), diikuti dengan perubahan kepemilikan saham, dimana PT Bank Central Asia, Tbk
(BCA) menjadi pemegang saham mayoritas, serta perubahan fokus usaha menjadi pembiayaan
kendaraan bermotor, khususnya roda empat atau lebih. Terakhir, Sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.C-08091 HT.01.04.TH.2005, maka per
tanggal 28 Maret 2005 PT Central Sari Finance telah berubah nama menjadi PT BCA Finance.

Seiring dengan perubahan nama tersebut, pertumbuhan BCA Finance pun semakin melesat tajam. Hal
ini tercermin dari terus meningkatnya jumlah pelepasan pembiayaan baru dan total asset kelolaan
secara signifikan. Prestasi ini tidak terlepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh Perusahaan induk
kami yaitu PT Bank Central Asia, Tbk.

Dalam bidang pembiayaan, sampai dengan saat ini Perusahaan masih tetap fokus di sektor pembiayaan
mobil. Dari waktu ke waktu BCA Finance berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan market
share Perusahaan, baik dengan penerapan strategi yang tepat, melakukan ekspansi pembukaan cabang-
cabang baru maupun dengan senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada para customernya.
Perusahaan telah memiliki jaringan usaha yang relatif luas yang tersebar di berbagai kota besar di
seluruh Indonesia.

Fungsi peranan dan perkembangan perbankan sampai saat ini
Peranan dan Fungsi Bank dalam Sistem Keuangan
I. Fungsi Bank Secara Umum
Sebagaimana yang telah disinggung pada definisi dan/atau pengertian tentang bank diatas bahwa fungsi
dan peranan bank secara umum adalah 3 (tiga) perihal yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penghimpun dana. Secara garis besar, dana yang dapat dimanfaatkan oleh sebuah bank untuk
menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dalam bentuk simpanan, antara lain, bersumber dari:

Masyarakat luas yang diperoleh melalui usaha bank menawarkan produk simpanan, berupa tabungan,
deposito dan giro
Lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa kredit likuiditas dan call money
(dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjam)
Pemilik modal yang berupa setoran modal awal pendirian maupun pengembangan modal
2. Penyalur dana. Dana yang berhasil dihimpun oleh sebuah bank kemudian disalurkan kembali dalam
bentuk kredit atau bentuk lainnya kepada masyarakat yang memerlukan, seperti: pembelian surat-surat
berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap dan lain sebagainya. Pemberian kredit akan menimbulkan
risiko, oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratan dan azas kehati-hatian.

Pelayanan jasa keuangan. Dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu lintas pembayaran uang.
Bank melakukan berbagai aktivitas kegiatan lainnya, seperti pengiriman uang/transfer, inkaso,
penagihan surat berharga/collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, SKN-
BI,ATM, E-banking dan pelayanan perbankan lainnya. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan bank
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat selain memperoleh sumber pendapatan berupa komisi,
bunga atau bagi hasil.

2. Fungsi Bank Secara Khusus
Sedangkan secara lebih khusus, selain fungsi-fungsi umum diatas, bank juga berfungsi sebagai agent of
trust, agent of development dan agent of service. Hal ini dapat dijelaskan, sebagai berikut

Agent of Trust, yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah
kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Dalam fungsi ini harus
dibangun kepercayaan yang bergerak kedua arah yaitu dari dan ke masyarakat.
Agent of Development, yaitu: lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi disuatu
negara. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut antara lain memungkinkan masyarakat
melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat
bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepas dari adanya penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
Agent of Service, yaitu bank juga memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi
keuangan kepada masyarakat seperti pengiriman uang/transfer, inkaso, penagihansurat
berharga/collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, BI-SKN, ATM,
Ebanking serta pelayanan yang lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum.

Peran perbankan dalam kegiatan saat ini
Peran Otoristas Perbankan
Otoritas perbankan di Indonesia adalah bank sentral yang dikenal dengan Bank Indonesia (BI) -
(walaupun saat ini tugas ini sudah diambil alih oleh OJK Otoritas Jasa Keuangan). OJK memainkan
peranan yang sangat penting dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah serta
pembangunan nasional secara keseluruhan.

Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut, paling tidak, BI memiliki 3 (tiga) tugas
yang paling utama, yaitu:

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Mengawasi operasional perbankan.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dimaksud maka BI memiliki
kewenangan untuk menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
yang telah ditetapkan. Perlu dipahami pula bahwa tugas pokok BI tersebut telah disesuaikan dari
multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memelihara
kestabilan nilai rupiah) menjadi single objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah).
Dengan demikian, tingkat keberhasilan pelaksanaan peran BI akan lebih mudah diukur dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.


Jenis kegiatan perbankan
Jenis kegiatan perbankan di bagi dalam 3 hal, di antaranya adalah :
a) KEGIATAN BANK UMUM
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersil merupakan bank yang paling banyak
beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR,
baik dalam bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah ope-rasinya. Artinya bank umum
memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah
Indonesia.
Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana (Funding)
2. Menyalurkan Dana (Lending)
3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)
b) KEGIATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi perbedaan
adalah jumlah jasa bank yang dilaku-kan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan,
sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan
misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk, Simpanan Tabungan dan Simpanan Deposito.
2. Menyalurkan dana dalam bentuk, Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan.
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan
BPR. Larangan ini meliputi, menerima simpanan giro, mengikuti miring, melakukan kegiatan valbta asing,
dan melakukan kegiatan perasuransian.
c) KEGIATAN BANK CAMPURAN DAN BANK ASING
Bank-bank asing dan bank campuran yang bergerak di Indonesia adalah jelas bank umum. Kegiatan
bank asing dan bank campuran, memiliki tugasnya sama dengan bank umum lainnya. Yang
mem-bedakan kegiatannya dengan bank umum milik Indonesia adalah mereka lebih dikhususkan dalam
bidang-bidang tertentu dan ada la-rangan tertentu pula dalam melakukan kegiatannya.
Adapun kegiatan bank asing dan bank campuran di Indonesia dewasa ini adalah :
1. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga mem-buka simpanan.giro dan simpanan
deposito namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk tabungan.
2. Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu saja seperti
dalam bidang perdagangan internasional, bidang industri dan produksi, penanaman modal
asing/campuran, dan kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional.
3. Sedangkan khusus untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilaku-kan oleh bank umum campuran
dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini Jasa Transfer- Jasa
Miring, Jasa Inkaso, Jasa Jual Beli Valuta Asing, Jasa Bank Card (kartu kredit), Jasa Bank Draft, Jasa Safe
Deposit Box, Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C, Jasa Bank Garansi, Jasa Bank Notes, Jasa Jual Beli
Travellers Cheque, dan jasa bank umum lainnya.

Anda mungkin juga menyukai