BAB 2
LANDASAN TEORI
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
8
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
9
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
10
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
11
dan jasa tersebut dapat memuaskan kebutuhan dasar pelanggan yang sama (Hill
dan Jones, 2008). Memahami batasan industri merupakan suatu hal yang penting,
hal ini disebabkan karena :
a. Memahami batasan industri membantu eksekutif menetapkan arena
dimana perusahaannya berkompetisi.
b. Definisi batasan industri memusatkan perhatian kepada pesaing
perusahaan tersebut, sehingga memungkinkan perusahaan untuk
mengidentifikasikan pesaing dan produsen produk substitusi. Hal ini
sangat penting bagi desain strategi kompetitif suatu perusahaan.
c. Definisi batasan industri membantu para eksekutif untuk menentukan
faktor – faktor kunci keberhasilan.
d. Definisi batasan industri memberikan landasan lain kepada eksekutif untuk
mengevaluasi sasaran perusahaannya. Eksekutif menggunakan definisi
tersebut untuk meramalkan permintaan akan produk dan jasa perusahaan,
sehingga mereka dapat menentukan apakah sasaran itu cukup realistis.
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
12
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
13
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
14
yang dipasok merupakan hal penting dan tidak banyak perusahaan yang
menyediakan. Tetapi jika banyak perusahaan lain yang menyediakan,
kekuatan pemasok menjadi tidak terlalu besar.
e. Potensi pengembangan produk substitusi.
Produk pengganti adalah produk lain di luar produk sejenis yang
mempunyai fungsi hampir sama dengan produk atau jasa perusahaan yang
bisa saling menggantikan. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika
terdapat harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk
pengganti
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
15
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
16
Pada industri yang baru bertumbuh, strategi yang dipilih tergantung pada
permintaan pasar, umumnya industri ini dipenuhi oleh banyak penemuan dan
terobosan baru, sehingga apabila pemain dalam industri ini tidak dapat segera
menemukan model bisnis ataupun strategi yang tepat, mereka akan terlempar dari
pasar. Untuk dapat memilih strategi yang tepat seorang pengusaha harus
memperhitungkan posisi kompetitifnya di pasar dan tahapan ia berada dalam
siklus bisnis.
Industri yang matang, terdiri dari beberapa perusahaan besar yang mana
masing-masing usaha mempunyai saling ketergantungan yang tinggi, sehingga
kesuksesan suatu usaha tergantung dari reaksi pesaingnya. Strategi yang
digunakan pada industri yang matang adalah pengembangan produk, potongan
harga dan mempertahankan kelebihan kapasitas. Mengendalikan persaingan
dengan price signaling, price leadership, non price competition dan capacity
control
Pada industri yang sedang memasuki tahap menurun, perusahaan harus
menyesuaikan strategi mereka baik harga maupun non harga. Strategi yang dapat
dipakai terbagi dalam empat strategi utama yaitu (Hill dan Jones, 2008) :
• Leadership Strategy, perusahaan berusaha menjadi pemain dominan pada
industri yang menurun.
• Niche Strategy, fokus pada permintaan yang turunnya lebih lambat dibanding
dengan industri secara keseluruhan.
• Harvest Strategy, strategi yang mengoptimalkan cash flow.
• Divestment Strategy, menjual unit bisnis yang mengalami penurunan
permintaan.
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
17
t=n
CFt
Value = ∑ ( 2.1 )
t =1 t
(1+r)
Dimana :
n : umur aset
CFt : arus kas pada periode t
r : tingkat diskonto yang mencerminkan risiko dari arus kas yang
akan datang
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
18
• Free Cash Flow to Equity (FCFE) , merupakan sisa dari arus kas yang
tertinggal bagi pemegang saham setelah memenuhi seluruh kewajiban
keuangannya.
• Free Cash Flow to Firm (FCFF), merupakan sisa arus kas yang tertinggal
untuk seluruh pihak yang memiliki klaim terhadap perusahaan, meliputi
pemegang saham biasa, pemegang obligasi dan pemegang saham preferen
• Adjusted Present Value (APV) Valuation, yang menilai secara keseluruhan
dengan dimulai pada operasional perusahaan dan menambahkan dengan
efek atas nilai dari peningkatan utang dan klaim lainnya
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
19
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
20
atas pengukuran tersebut. Risiko yang tidak terdiversifikasi ini dapat di ukur
dengan beta, yang dapat digunakan untuk memperkirakan cost of equity, dengan
rumus sebagai berikut :
Ke = Rf + β (Rm – Rf) ( 2.2 )
Beta ( β )
Beta suatu saham adalah suatu ukuran volatilitas saham tersebut terhadap rata –
rata saham di pasar (market). Hal tersebut mencerminkan risiko pasar terhadap
risiko spesifik perusahaan yang dapat dikurangi dengan diversifikasi. Ada
beberapa pendekatan dalam menghitung beta, antara lain (Damodaran, 2002) :
a. Beta Pasar Historis
Pendekatan konvensional untuk menghitung beta adalah dengan
melakukan regresi linear antara tingkat pengembalian (return) dari suatu
saham terhadap pengembalian indeks pasar (market index). Persamaan
regresi satu faktor :
Rj = a + b j ( Rm ) + e j ( 2.3 )
Di mana :
Rj : tingkat pengembalian saham
a : titik potong / intercept dari regresi
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
21
b. Beta Fundamental
Risiko yang dihadapi suatu perusahaan sebenarnya lebih
ditentukan pada bisnis apa yang dijalankan perusahaan (type of business),
berapa besar operating leverage dan financial leverage yang
dipergunakannya (Damodaran, 2002).
Tipe Bisnis. Beta merupakan pengukuran risiko suatu perusahaan
terhadap indeks pasar, semakin sensitif suatu bisnis terhadap kondisi
pasar, maka semakin tinggi pula beta perusahaan. Selain itu perusahaan
yang bisnisnya bersifat siklus (cyclical firms) akan memiliki beta yang
lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak terpengaruh oleh siklus (non-
cyclical firms).
Degree of Operating Leverage (DOL), DOL merupakan
pencerminan dari struktur biaya yang ada di perusahaan, dan biasanya
mengkaitkan antara biaya tetap terhadap total biaya perusahaan.
Perusahaan dengan struktur biaya tetap yang besar bila dibandingkan
dengan total biaya, dapat dikatakan memiliki DOL yang tinggi. Semakin
tinggi DOL, maka semakin tinggi pula beta perusahaan. DOL sendiri
diperoleh dengan rumusan sebagai berikut :
DOL = % perubahan dalam EBIT/ % perubahan dalam penjualan
Degree of Financial Leverage (DFL), semakin tinggi DFL maka
semakin tinggi pula beta perusahaan. Pemanfaatan utang akan
menimbulkan beban bunga tetap di mana bila perusahaan dalam kondisi
baik maka hal ini dapat meningkatkan income, sementara dalam kondisi
buruk akan menurunkan income. Semakin meningkatnya utang akan
meningkatkan varians dalam income dan membuat investasi menjadi lebih
berisiko.
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
22
Dimana
βL = Beta perusahaan dengan menggunakan utang (lerevage)
βU = Beta perusahaan tanpa utang (Unleverage)
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
23
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
24
Net capital expenditure, adalah selisih antara dana yang digunakan untuk
membeli aset tetap dalam rangka operasional perusahaan (capital expenditure)
dengan depresiasi yang merupakan arus kas positif bagi perusahaan, karena dalam
laporan keuangan depresiasi merupakan pembebanan yang tidak mencerminkan
pengeluaran kas.
Working Capital adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Untuk keperluan valuasi, working capital dimodifikasi menjadi non cash working
capital yakni dengan cara mengeluarkan kas dan investasi dalam marketable
securities dari aset lancar dan mengeluarkan utang yang mengandung unsur bunga
dari kewajiban lancar
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
25
FCFE 1
Value = ( 2.5 )
K e - gn
Dimana:
Value = nilai saham saat ini
FCFE1 = FCFE yang diharapkan tahun depan
ke = cost of equity dari perusahaan
gn = tingkat pertumbuhan dalam FCFE selamanya.
Hasil dari rumus tersebut dibagi dengan jumlah saham beredar maka akan
diperoleh nilai per lembar saham.
Value equity : Nilai saat ini FCFE + Nilai saat ini Terminal value
t=n FCFEt Pn
∑ + ( 2.6 )
t=1
(1+ke,hg)t (1+ke,)
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
26
Dimana:
FCFEt = Free cash flow to equity pada tahun t
Pn = harga pada saat ahkir periode extraordinary
ke = cost of equity periode pertumbuhan tinggi (hg) dan pertumbuhan stabil (st)
FCFE n+1
Pn = ( 2.7 )
(ke,st – gn)
Dimana:
gn = tingkat pertumbuhan stabil.
Dimana:
Po = nilai saham saat ini
FCFEt = FCFE dalam tahun t
Ke = cost of equity
Pn2 = nilai terminal
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
27
capital expenditure yang lebih tinggi dari tingkat depresiasi. Pada tahap transisi,
perbedaan antara besarnya capital expenditure dengan depresiasi akan semakin
mengecil. Selanjutnya, pada tahap stabil, maka perbedaan antara capital
expenditure dengan deperesiasi akan lebih mengecil dan ini mencerminkan
tingkat pertumbuhan.
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.
28
seperti pertumbuhan laba dan arus kas, pay out ratio dan risiko. Untuk perusahaan
yang mempunyai pertumbuhan stabil, maka rumus PE ratio dapat dimodifikasi
menjadi sebagai berikut (Damodaran, 2002) :
Dimana :
EPS1 : Earnings per share tahun berikutnya
ke : Cost of Equity
g : Tingkat pertumbuhan
Universitas Indonesia
Analisis penilaian..., Adytmaka Ananta Satya, FE UI, 2010.