/CONTENT
//Perspective
Senior Architect: Josef Prijotomo 10
Young Architect: Effan Adhiwira 14
//Design
/Local
Granmas Hotel Denpasar 20
Museum Terbuka Trowulan 26
Pura Amerta Jati 32
/Alumni
Semara Resort and Spa 38
//Art.Space 44
//Point
/PLATINUM SPONSOR PAMIY Goes to Campus
/Campus News
52
Liga Arsitektur UAJY 53
Diskusi STARS 54
Bom Musik 55
Pengabdian Masyarakat 56
/Architectural Events
WEX UGM 2014 58
Jakarta Biennale 60
//Student Works
/Competition
Omah Gunungan 62
/Research
Konsepsi Langgar sebagai Ruang Sakral 66
Resensi: Studi Citra Kota Kota Maumere 69
//Anjangsana
/Jejak Arsitektur
Menyusun Reruntuhan Sejarah 74
Nafas Arsitektur Cina di Masjid Agung Sumenep 78
Arsitektur Nusantara khas Penglipuran 82
Kanal Yoshiro 85
AJI
WAYA ARS11
BILLY
ARS11 THOMAS
ARS11
JECKHI ARS12
ARS11
NADA
ARS12 VIDYA
AGNES
ABI ARS11
ARS12
ARS13
biropeneltian&penulisan
expedition photographers
EGA ARS10
SURYA [UMY]
background sketches by
PANDU ARS11
T
im ARÇAKA menemui Josef Prijotomo,
seorang arsitek senior yang sangat lantang
berbicara tentang Arsitektur Indonesia.
Dosen, peneliti dan juga penulis buku
ini bercerita kepada Tim ARÇAKA tentang Arsitektur
Nusantara dengan gaya suroboyonan-nya yang khas.
Effan Adhiwira
Bukan Bangunan Bambu Biasa Text by Billy Gerrardus Santo
Photos by Steven Demarsega & Courtesy of Effan Adhiwira
“A
rsitektur lokal terinspirasi dari arsitek Santiago
yang peka Calatrava ini melakukan pembuktian
jaman.” Itulah nyata bagaimana material
kalimat pertama “tradisional” ini bertransformasi
yang diucapkan Effan Adhiwira, menjadi bentuk yang tidak
seorang alumni Jurusan Arsitektur mainstream.
dan Perencanaan Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dimulai dari Sebuah Tantangan
ketika ditanya mengenai arsitektur Pada awalnya, setelah lulus dari
nusantara. Jurusan Arsitektur UGM Yogyakarta
Setelah perjalanan sekitar pada tahun 2005 pak Effan berniat
satu jam dari pusat kota Denpasar untuk berangkat ke Aceh sebagai
menuju Ubud, keramahtamahan salah satu relawan. Namun karena
langsung Tim ARÇAKA rasakan proses yang kurang jelas, pak Effan
ketika bertemu dengan pak Effan di kemudian memilih opsi lain yaitu
sebuah restoran yang merupakan bekerja untuk TomaHouse, sebuah
salah satu karyanya, yaitu Bamboe perusahaan bangunan prefabrikasi
Koening Resto. Sambil berjalan yang dicetuskan oleh Frank Thoma.
menuju tempat duduk yang Bersama TomaHouse pak Effan
nyaman untuk seluruh Tim ARÇAKA, mendesain bangunan dengan
beberapa kali kami kehilangan fokus aluminium prefabrikasi berteknologi
karena takjub dengan bagaimana tinggi. Dengan sentuhan lokal
material bambu ditekuk dan Indonesia seperti cover kayu,
dibentangkan pada bangunan ini. bambu, dan kain tradisional, hasil
Bambu, yang tumbuh di 75 desain dijual lagi keluar negeri.
negara tropis maupun sub-tropis, Di satu kesempatan, pak Effan
tumbuh melimpah di seluruh ditawari untuk mendesain struktur
kepulauan di Indonesia. Selain sebuah bangunan dengan sisa
menjadi bagian dari sejarah sebagai tenda, dengan budget tidak lebih
senjata perang, material bambu dari Rp500.000,00. Terbiasa dengan
telah akrab digunakan oleh leluhur budget besar dalam membuat
masyarakat nusantara untuk desain, tawaran ini memancing pak
membuat konstruksi bangunan. Effan berpikir lebih kreatif hingga
Mulai dari konstruksi saung sawah, menemukan sebuah solusi, yaitu
gedhek (sayatan kulit bambu penggunaan material bambu.
yang dianyam menjadi lembaran Walaupun pekerjaannya
yang biasanya berfungsi sebagai membawa pak Effan “jalan-jalan”
pembatas ruang), hingga berbagai ke berbagai negara seperti Jamaika,
macam furnitur seperti kursi dan Inggris dan Australia, rasa bosan
meja, material bambu telah menjadi yang tak terbendung membuat pak
bagian yang tak terlepaskan dari Effan memutuskan untuk keluar
kehidupan masyarakat nusantara. pada tahun 2007 dan mendaftar
Dengan menjunjung ke PT Bambu, yang pada saat itu
tinggi lokalitas dan sustainable sedang memulai proyek Green
architecture, arsitek yang banyak School.
Saat mulai bekereja di PT Bambu, Pak Effan pernaungan. Kalau di tropis teritisannya harus lebar
harus kembali memulai dari bawah setelah lama biar udara enggak panas kalau hujan enggak tampias,
menjabat sebagai arsitek senior. Di sinilah Pak Effan udara panas bisa keluar dengan dibuat berlapis-lapis,
bersama dengan arsitek-arsitek lain yang lebih banyak walaupun dengan gaya yang kekinian karena adaptasi
berasal dari luar negeri mengeksplorasi bambu pasti ada.”
menjadi bentuk-bentuk yang tidak biasa. “Wah ini Arsitektur nusantara menurut pak Effan adalah
harus dicolong ilmunya, aku lihat sedikit ada orang arsitektur pernaungan yang peka jaman dan punya
Indonesianya. Wah ini gak boleh, kekayaan kita lho,” karakter daerahnya sebagai bagian dari nusantara.
canda Pak Effan. Melalui karya-karyanya, Pak Effan menekankan
Bersama dengan PT Bambu yang dipimpin oleh kembali konsep dasar studio yang menggunakan bambu
seorang desainer bernama John Hardy, Pak Effan secara optimal dengan mengangkat nilai bambu itu
banyak beresperimen membuat bentuk bangunan sendiri. Pemikiran tersebut juga diimplementasikan
dengan struktur bambu yang tidak biasa. ”Bikin yang pada desain restoran Bamboe Koening Resto, untuk
kayak jamur, boleh. Bikin yang kayak keong juga mendobrak ekspektasi masyarakat awam tentang
boleh,” gurau Pak Effan. bambu.
Setelah keluar dari PT Bambu pada tahun 2011, Bentuk restoran didominasi dengan garis-garis
Pak Effan kemudian mengikuti Summer Course lengkung, yang dimaksudkan untuk memberikan kontras
tentang lokalitas di Architectural Association School visual terhadap bentuk-bentuk bangunan sekitarnya
(AA School) di London, Inggris. Sepulang dari London, yang didominasi bentuk kotak dan sudut siku-siku.
Pak Effan mulai membuka studio sendiri di Bali Selain penataan ruang yang terbuka, konsep arsitektur
dengan mengandalkan kemampuannya sebagai nusantara kembali ditekankan dengan merespon iklim
arsitek spesialis bambu. dengan atap yang bertingkat, memberikan celah-celah
yang membebaskan udara panas.
Bambu, Sebuah Warisan Arsitektur Nusantara “Ini struktur murah. Lebih murah dari struktur
Setelah asyik ber-flashback sembilan tahun kayu, tapi tidak murahan.” Dengan maksud
kebelakang mengenai perjalanan karirnya, satu mengangkat kembali nilai bambu, Bamboe Koening
hal yang sangat ingin Tim ARÇAKA dengar adalah Resto menunjukkan perkawinan antara bambu yang
bagaimana pandangan Pak Effan tentang arsitektur “tradisional” dan teknologi modern. Tidak hanya
nusantara. kekayaan variasi bentuk, penggunaan material bambu
Setelah membahas pengalaman Tim ARÇAKA yang melengkung juga relatif murah. Hal ini dikarenakan
bertemu dan berdiskusi dengan Pak Joseph Prijotomo, oleh bambu yang panjang dan lurus, seperti kayu
kemudian percakapan kami tiba di sebuah pertanyaan yang banyak dijual, lebih laku di pasaran. Padahal
mengenai pandangan Pak Effan tentang Arsitektur kenyataannya sifat material bambu dan kayu sangat
Nusantara. berbeda. “Ini bambu bulat, ini bambu yang dibelah-
“Nah ini!” sahut pak Effan yang sudah menduga belah kemudian disatukan menjadi balok kayu. Tapi
pertanyaan ini akan keluar dari mulut saya cepat atau bagusnya, ini serupa dengan balok kayu tapi bisa
lambat. Pak Effan memiliki pandangan dan caranya melintir, karena bambu elastis,” jelas Pak Effan mengenai
sendiri dalam menerapkan arsitektur nusantara. teknologi bambu yang dapat diterapkan saat ini.
“Walaupun bentuknya begini, esensinya adalah
Beralih ke titik lain di nusantara, sebuah karya Restoran yang tepat berada di pinggir pantai
yang dinamai Dodoha Mosintuwu dibangun sebagai ini terinspirasi dari bentuk sandal jepit, dengan
headquarter untuk Mosintuwu Institute, sebuah LSM lengkungan mencapai delapan belas meter yang
yang memperjuangkan kedaulatan rakyat di wilayah menyerupai struktur baja. Mengantisipasi pengaruh
pasca konflik Poso. Pak Effan menggunakan rumbia angin yang signifikan, kontekstualitas kembali
sebagai material penutup atap. Berbeda dengan rumbia ditekankan lewat bentuk atap yang multi-surface,
Bamboe Koening Resto dari Bali dan Jawa yang hanya tahan sekitar tiga tahun memberikan ruang untuk meminimalisir beban angin
karena sudah menggunakan pupuk urea, rumbia pada masing-masing permukaan.
yang digunakan adalah tanaman liar, dengan jumlah Tidak berhenti sampai situ, Pak Effan juga memulai
melimpah dan tahan hingga sepuluh tahun. Selain campaign secara aktif untuk mempromosikan
menekan carbon footprint, menggunakan material lokal penggunaan bambu lewat Bamboo Notion. Gerakan
juga menjunjung tinggi nilai lokal dan mengembangkan aktif seperti inilah yang Indonesia perlukan saat ini
daerah sekitar dalam aspek sosial dan ekonomi. untuk mengurangi dampak buruk yang masuk lewat
Merespon iklim, Dodoha Mosintuwu juga memiliki globalisasi dan mengglobalkan arsitektur nusantara.
atap bertingkat yang secara fungsional menghindari Perjalanan karir Pak Effan sebagai bamboo-specialized
tampias dan sebagai sirkulasi udara yang secara tidak architect di berbagai tempat di nusantara seperti
langsung mengadaptasi bentuk rumah adat Poso. Bali, Poso, Cirebon, dan Lombok menunjukkan bahwa
Berbeda dengan Dodoha Mosintuwu yang secara bambu, walaupun tidak lagi digunakan dengan
visual terlihat “mengadaptasi” bentuk rumah adat, cara tradisional, telah menyatu dengan kehidupan
rancangan Pak Effan untuk restoran Hotel Almarik, Gili masyarakat sebagai sebuah warisan arsitektur
Trawangan, terlihat memiliki bentuk yang lebih bebas. nusantara.
Arch Timeline
Restoran Hotel Almarik
2000-2005 Graduated from UGM Yogyakarta
2005-2007 Senior Architect at TomaHouse
2007-2011 Senior Architect at PT Bambu
2011 Summer Course Program at AA School London
2012-now Principal Architect at EFF STUDIO
Dodoha Mosintuwu
18 ARÇAKA#2 | MAY2014 ARÇAKA#2 | MAY2014 19
/DESIGN
BACK TO
NATURE Text by Agnes Ardiana
Photos by Steven Demarsega & Courtesy of KsAD
Proyek : Grandmas Hotel KsAD - sebuah biro arsitek dan interior yang berlokasi di Surabaya ini didirikan oleh Bapak Yuli Kalson
Lokasi : Jl. I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Bali Sagala yang dalam merancang bangunan sangat mengutamakan site respect. Kehadiran feng shui dalam
Arsitek : Yuli Kalson Sagala karyanya juga menjadi keunikan tersendiri yang mencitrakan keseimbangan dengan alam.
Tahun Pembangunan : 2012-2013
Luas lahan : 1.758 m²
Luas bangunan : 6.300 m²
Pada tanggal 10 Februari 2014, seusai Tim ARÇAKA Nusantara merupakan istilah untuk sebuah negara
menemui Pak Josef Prijotomo di ITS Surabaya, kami yang berbentuk kepulauan. Oleh sebab itu, Indonesia
melanjutkan perjalanan menuju sebuah kantor biro sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, jelas
arsitek dan interior yang bernama KsAD di Jalan Wisma masuk dalam kategori nusantara. Secara geografis, tidak
Permai, Surabaya. Pukul 14.00 WIB Tim ARCAKA telah hanya Indonesia yang masuk kategori kepulauan di Asia
sampai di kantor Biro KsAD, kedatangan kami disambut Tenggara sendiri, negara kepulauan juga disematkan
dengan keramahan oleh para rekan kerja Pak Kalson. untuk Filipina dan Indonesia yang memiliki jumlah pulau
mencapai ribuan.
Suasana nyaman pada siang itu semakin
mengakrabkan kami untuk memulai sebuah Dulu Indonesia menjadi tempat berlabuh pedagang-
perbincangan. Bila ditanya mengenai perjalanan beliau pedagang dan pelaut dari Arab, Persia, Cina dan Gujarat,
hingga menjadi seorang arsitek seperti saat ini, tentunya karena letak geografisnya yang berupa kepulauan serta
membutuhkan waktu yang tidak singkat. Beliau sempat sangat strategis. Tidak mengherankan jika Indonesia
bekerja di Singapura, namun merasa kurang cocok. memiliki budaya yang masuk, tinggal, dan ikut
mengakar pada masyarakatnya. Banyak kebudayaan dan
Pulang ke tanah kelahiran adalah solusi yang tepat
kepercayaan yang dibawa oleh para pedagang tersebut.
untuk memulai berkarya. Ketangkasan beliau dalam
Cina banyak menyumbang “embrio” kebudayaan bagi
menangkap kebutuhan klien membuat biro ini semakin
Indonesia, antara lain dalam bidang penataan bangunan
dikenal oleh masyarakat. Di KsAD inilah beliau menjadi
dan feng shui.
semakin dekat dengan feng shui.
PENTINGNYA FENG SHUI
GELOMBANG AKULTURASI BUDAYA DI NUSANTARA
Dalam dunia arsitektur Indonesia, istilah feng shui
Merancang desain yang berwawasan nusantara
tidak harus dengan membuat massa yang menyerupai sudah tidak asing lagi. Feng shui adalah sebuah ilmu
bangunan tradisional, melainkan juga dapat dengan atau teori dari Cina yang menerapkan keseimbangan
menambahkan unsur-unsur lokal secara sederhana pada pada bangunan dengan memperhitungkan angka (kwa)
bangunan. Seperti yang telah diterapkan Pak Kalson dan chi, sehingga dapat menghasilkan kenyamanan bagi
pada desain Grandmas Hotel, Tuban. “Selama dia site penggunanya. Sedangkan chi merupakan energi yang
respect, itu sudah nusantara. Tidak bisa dijelaskan dari harus dihindari. Konsep keseimbangan terhadap alam
tipologi bangunan.” Jelas Pak Kalson, lulusan ITS tahun ini sangat memempertimbangkan unsur air, kayu, api,
2003 itu. udara, logam, tanah, posisi arah hadap bangundan lain
sebagainya.
Arch Timeline
Jiwa Nusantara
Museum Terbuka Trowulan
Text by Aleicia Vidya & Waya Theresia
Photos by Steven Demarsega & Surya Rahmandanu
S
itus Trowulan yang terletak di Mojokerto,
Jawa Timur merupakan situs pusat ibukota
Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan
terbesar di Indonesia. Saat Tim ARÇAKA
mengunjungi situs Trowulan ini, terlihat jelas ciri khas
langgam arsitektur Kerajaan Majapahit yang tercermin
dari penggunaan batu bata merah, tanah bakar,
konstruksi kayu, pondasi bata merah, bahkan umpak
pada bangunan secara tidak langsung masih digunakan
sampai detik ini.
Berdasarkan fakta diatas, situs Majapahit menjadi
sangat penting untuk dilindungi. Hal inilah yang menjadi
landasan untuk pembangunan museum sebagai
pelindung situs. Upaya pembangunan museum pernah
dilakukan, namun terpaksa dihentikan karena merusak
situs. Oleh sebab itu, Pusat Informasi Majapahit (PIM)
mengadakan sayembara untuk menjawab masalah
ini. Perencanaan PIM ini meliputi dua hal pokok,
yaitu perencanaan master plan situs Trowulan dan
perancangan museum terbuka.
Museum Terbuka mengusung konsep arsitektur
nusantara yang dibawa oleh arsitek Yori Antar, karyanya
terpilih menjadi yang terbaik pada sayembara museum
terbuka situs Trowulan. Museum Terbuka Trowulan ini
berdiri megah di salah satu lahan yang memiliki luas
satu hektar. Tak dapat dipungkiri, kesan orientasi pada
konsep pernaungan, yang menjadi salah satu kekuatan
dari arsitektur nusantara sangat nampak. Pernaungan
pada museum ini jelas ditujukan untuk situs yang yang
berada dibawahnya.
Tak banyak yang tahu, bangunan yang memiliki
jiwa nusantara ini berawal dari ide sang arsitek untuk
menggunakan umpak sebagai struktur utamanya.
Struktur umpak menjadi tak asing lagi bagi arsitektur
nusantara. Struktur yang dapat di jumpai pada
bangunan-bangunan tradisional Indonesia ini menjadi
pilihan cerdas untuk menanggapi pengalaman pahit
pembangunan museum sebelumnya yang sempat ramai
dibicarakan karena disertai dengan kerusakan beberapa
situs.
kepala
badan
kaki
Pondasi umpak merupakan pondasi yang tidak Selain bentuk rumah panggung yang didukung oleh
ditanam layaknya pondasi yang lain dan tidak konsep pondasi umpak, konsep ini juga mendukung
memerlukan proses galian yang dalam, sehingga modul rangka dalam wujud piramida terbalik yang
pembangunanya tidak merusak situs yang ada. Selain kemudian dirangkai untuk mencapai kestabilan
itu, pondasi umpak sangat relevan digunakan di konstruksi. Proses pembangunan Museum Terbuka
Indonesia karena memiliki keunggulan dalam menahan Trowulan ini dilakukan tanpa menggunakan alat
gempa dan meminimalisir efek gempa. Tak heran jika berat untuk menghindari kerusakan pada bangunan.
kecerdikan dalam menanggapi keadaan existing di Pemilihan material dan sistem konstruksi didasari oleh
lapangan sangat terlihat dan mengahantarkan sang pemikiran tersebut, sehingga modul-modul piramida ini
arsitek menjadi juara satu di sayembara yang diadakan dapat diangkat oleh tenaga manusia.
oleh pemerintah bekerjasama dengan Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Tidak hanya berfungsi sebagai penstabil konstruksi,
(IAAI) dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata rangkaian piramida yang dirangkai simetri ini juga
(DEPBUDPAR). menambah keindahan interior dari desain sang arsitek.
Susunan piramida terbalik ini dirangkai dan kemudian
Berbicara tentang umpak tak dapat terlepas ditutup oleh sistem atap yang sederhana, ringan dan
dari konsep perancangan rumah panggung. Di transparan. Atap dengan struktur membran dan kabel
museum tebuka ini, kepiawaian sang arsitek berhasil yang menyerupai tenda putih megah terbentang diatas
mentransformasikan bentuk rumah panggung konstruksi rangka piramida. Tenda putih ini berfungsi
tradisional menjadi bentuk yang lebih dinamis sebagai pelindung situs arkeologi dari cahaya langsung
dan modern, namun tetap meluapkan arsitektur sinar matahari dan air hujan. Atap membran digunakan
nusantara. Konsep rumah panggung ini menghasilkan Yori Antar menguatkan intergrasi fungsi pernaungan
ruang yang terbuka dan tinggi, sehingga pengunjung dengan material yang minimal. Pemanfaatan sistem
dapat naik dan dengan leluasa dapat melihat proses struktur modern ini juga menambah bumbu modern
penggalian arkeologi yang terdapat di bawahnya. Kesan dalam desainnya. Rangkaian kabel sebagai struktur juga
desain bangunan rumah tropis yang terbuka, guna dapat menjadi point of view bagi orang yang berada di
menyelaraskan keadaan iklim dan fungsi pernaungan dalam museum terbuka.
pun semakin terasa.
B
alekambang, Malang - Era globalisasi di sukarela tanpa diberi imbalan. Dana yang digunakan
Indonesia lebih banyak dipahami sebagai seluruhnya adalah swadaya umat Hindu. Dalam
momen masuknya budaya barat secara pembangunan pura sebagai tempat yang sakral ini,
besar-besaran ke Indonesia. Arsitektur lokal upacara penyucian terlebih dahulu dilakukan sebelum
dikesampingkan, komersialitas dan “selera” masyarakat setiap tahap pembangunan Pura dilakukan.
umum diprioritaskan dengan membuang ciri khas
masing-masing daerah. Bentuk pura yang dibangun “ Kala” Tersenyum di Kori Agung
dua abad terakhir di seluruh Indonesia banyak ditemui Pintu masuk pura dicapai dengan memutar terlebih
mengadopsi arsitektur Bali yang dalam sejarahnya dahulu ke permukaan yang lebih tinggi, kemudian
memang saling terkait. Ya, arsitektur Bali mempengaruhi menyebrang dengan sebuah jembatan. Setelah
begitu banyak orang di Indonesia dan bahkan seluruh menyeberang jembatan, pintu utama pura seakan telah
dunia. Namun menurut Bapak Djuwarno, pemangku siap menyambut kedatangan tamu. Pintu utama ini
Pura Amerta Jati, justru unsur-unsur lokal Jawa sebagai dikenal dengan istilah Kori Agung.
dasar perancangannya lebih diutamakan di pura ini. Sebagai pintu utama pura, Kori Agung yang
mencitrakan gunung ini hanya dapat dilewati satu
The Beach Icon orang. Kori Agung pura ini cukup unik, terdapat
Tidak hanya Tanah Lot yang memiliki Pura di atas sebelas tingkatan dengan simbol swastika di bagian
sebuah batu raksasa. Pura Amerta Jati, yang kini puncaknya. Angka sebelas menyerupai jumlah atap yang
menjadi icon Pantai Balekambang, berdiri di atas Pulau biasa digunakan untuk Meru (salah satu jenis tempat
Ismoyo atas inisiatif Bupati Edi Slamet pada tahun 1985, pemujaan yang melambangkan gunung Mahameru)
yang direalisasikan dan dibangun pada tahun 1995. yaitu 1, 2, 3 5, 7, 9 dan 11, dimana Meru bertingkat
Umat Hindu Malang biasanya datang ke pura ini sebelas adalah simbol sebelas aksara suci.
dua kali dalam setahun yaitu pada hari piodalan dan Di bagian atas pintu masuk terdapat relief
upacara melasti (tiga hari sebelum hari raya nyepi). Pak kalamakara yang biasa disebut kala. Relief kala dipercaya
Djuwarno sebagai pemangku adat biasa memimpin sebagai relief figuratif yang mempunyai fungsi spiritual,
upacara ketika umat Hindu datang untuk beribadah. yang biasa dipahami sebagai pengusir roh-roh jahat.
Dirancang oleh seorang dari Blitar dan pengurus Biasanya relief Kala menggambarkan sosoknya yang
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) untuk Kota menyeramkan dan mengintimidasi, namun di pura ini
Malang, Pura Amerta Jati dibangun dengan bantuan relief kala justru terkesan sedang tersenyum.
umat seluruh Kota Malang dan sekitarnya secara
Pengaruh Konteks menguasai laut, dan Pelinggih adanya kepedulian perancang pada Tidak hanya itu, Pura Amerta Jati
Kemungkinan adanya Padmasana yang merupakan simbol masyarakat dan alam sekitar. sebagai tempat ibadah dan objek wisata
keterkaitan dengan Kerajaan Hyang Widhi. Tiga pelinggih ini “Dikemas” dengan masih menarik biaya bagi umat dari
Majapahit diperlihatkan oleh memiliki tinggi yang berbeda sesuai pemandangan pantai dan matahari luar Kota Malang yang ingin beribadah.
adanya pola relief yang mirip dengan perannya. tenggelam, Pura Amerta Jati jelas Bahkan, seluruh uang yang masuk
dengan relief yang berada di Di bagian ini dapat pula merupakan objek wisata yang ke sektor pariwisata tidak disisakan
Masjid Agung Sumenep, Madura. ditemukan relief yang tidak akan sangat menarik dan mungkin saja sedikitpun untuk perawatan dan
Di dalam pura terdapat sebuah ditemukan di pura-pura di Bali, yaitu akan menyamai kepopuleran Pura penjagaan kebersihan pura.
Bale Banjar, yang digunakan untuk relief tokoh pewayangan. Tidak Tanah Lot. Meskipun begitu, sikap Pura Amerta Jati merupakan
upacara sehari-hari, dan tiga hanya itu, menurut pak Djuwarno, masyarakat dan pemerintah sekitar adaptasi dari keadaan sekitar dengan
pelinggih. Pelinggih adalah sebuag relief dibuat langsung tanpa cetakan terhadap pura ini justru sangat menerapkan unsur Jawa. Meskipun
batu bertingkat-tingkat berwarna seperti yang dibuat di banyak pura memprihatinkan. lokasi yang berbeda, karakter arsitektur
putih serta berbentuk segi empat, di Bali. Pura memang dibangun dengan Bali yang tetap melekat menunjukkan
termasuk ke dalam tempat Lokalitas juga ditunjukkan bantuan umat yang datang jauh adanya ikatan antar pulau di Indonesia
pemujaan yang letaknya terbalik dengan penggunaan material yang dari Malang dan sekitarnya untuk yang sejatinya memang merupakan satu
dan digunakan untuk altar. Ketiga didominasi dengan bata asli dari bekerja tanpa pamrih, namun kesatuan. Walaupun begitu, ternyata
pelinggih tersebut adalah Pelinggih Malang. Tindakan ini secara tidak partisipasi masyarakat sekitar keberhasilan dalam menjaga arsitektur
Panglurah yang menguasai seluruh langsung mencerminkan adanya niat yang tidak beragama Hindu dapat nusantara belum dibarengi dengan
pulau, Pelinggih Dewa Baruna yang pengurangan carbon-foodprint dan dikatakan sangat minim. perkembangan sosialnya.
Arch Timeline
we appreciate your
art-works with
/ART.SPACE!
thanks for your participation!
Wisma Kuwera
by Yulius Duto ARS13
Candi Mendut
by Briantama Andika ARS12
48 ARÇAKA#2 | MAY2014 ARÇAKA#2 | MAY2014 49
/ART.SPACE/ GALLERY
by Desy Kusumawardani
Candi Sukuh
by Willybrodus Caesario ARS12
P D
aguyuban Mahasiswa Arsitektur Yogyakarta Acara ini disambut baik oleh mahasiswa arsitektur alam tubuh yang sehat terdapat jiwa Acara yang diadakan untuk pertama kalinya
(PAMIY) merupakan sebuah organisasi UAJY. Acara yang berlangsung selama satu setengah yang kuat. Pernyataan tersebut menjadi ini dikemas dengan apik. Antusiasme dan minat
yang menjadi wadah perkumpulan seluruh jam ini diisi dengan kegiatan pengenalan pengurus, dasar pelaksanaan Liga Arsitektur (GARSA). teman-teman sangat baik. Pertandingan final futsal
mahasiswa arsitektur di Yogyakarta. PAMIY penyampaian visi dan misi organisasi, program kerja Setelah disibukkan oleh segudang tugas dilaksanakan tanggal 2 Maret 2014 dan basket tanggal 8
bertujuan untuk mengguyubkan dan memfasilitasi serta sosialisasi acara-acara yang akan diselenggarakan kuliah, mahasiswa arsitektur Universitas Atma jaya Maret 2014. Kedua pertandingan berlangsung menarik
teman-teman untuk saling bertukar ilmu dan pendapat, oleh PAMIY. Suasana kekeluargaan dapat dirasakan saat Yogyakarta (UAJY) diajak untuk melepas penat sejenak dan seru. Para pemain sangat bersemangat, berlomba
saling sharing dan berbagi khususnya dalam bidang sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung. Teman-teman dengan berolahraga. menampilkan permainan terbaik guna membawa
arsitektur. Organisasi yang dulunya bernama IMAYOG ini yang hadirpun diberi kesemptan untuk saling berdiskusi GARSA merupakan pertandingan persahabatan di timnya menjuarai pertandingan. Tak mau kalah dengan
sempat vakum selama beberapa tahun sebelum bangkit dan bertanya kepada pengurus harian PAMIY. bidang olahraga bagi mahasiswa arsitektur UAJY yang para pemain, para supporter juga sangat bersemangat
kembali dengan nama PAMIY pada tahun 2013. Walaupun sedikit terkendala masalah publikasi, diadakan oleh Biro Minat dan Bakat HIMA TRIÇAKA mendukung tim favoritnya, dengan membawa spanduk
Tahun 2014, PAMIY akan berkeliling ke-tujuh kampus acara ini dapat berlangsung dengan lancar. Peserta UAJY. “Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan semua dukungan dan menyanyikan yel masing-masing tim.
Arsitektur di Yogyakarta melalui acara PAMIY Goes To dan pengurus dapat membaur menjadi satu dalam angkatan dalam rasa kebersamaan dan sebagai wadah Seluruh rangkaian acara GARSA ditutup dengan
Campus. Salah satu yang dikunjungi adalah Universitas keceriaan. bagi teman-teman untuk menyalurkan hobi di bidang penyerahan piala dan sertifikat bagi seluruh pemenang
Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Acara PAMIY Goes To “Harapannya, semoga acara ini kedepannya dapat olahraga,” begitu tanggapan Yosandi selaku koordinator dari kedua cabang yang diserahkan pada acara Bom
Campus yang diselenggarakan untuk pertama kalinya ini lebih dipersiapkan lebih matang lagi dan semakin Biro Minat dan Bakat kepada Tim ARÇAKA. Musik Arsitektur. “Semoga GARSA dapat menjadi
merupakan ajang pengenalan PAMIY kepada universitas- banyak teman-teman yang hadir.” begitu kata Esi, selaku Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat yakni ajang kumpul dan berolahraga bersama bagi seluruh
universitas dengan program studi arsitektur yang berada koordinator Divisi Humas HIMA TRIÇAKA yang juga Lapangan Futsal Pelle di Jalan Babarsari untuk angkatan. Kedepannya, semoga acara ini bisa lebih baik
di Yogyakarta dan juga sebagai ajang perekrutan bagi pengurus PAMIY. pertandingan futsal dan lapangan kampus 1 UAJY di lagi dan cabang olahraga yang dipertandingan bisa lebih
para calon pengurus PAMIY yang baru. PAMIY Goes To Campus ditutup dengan foto Mrican untuk pertandingan basket. Acara yang diadakan banyak, serta adanya pertandingan untuk mahasiswa
Bekerjasama dengan Divisi Humas HIMA Tricaka bersama antara pengurus dengan seluruh peserta. tanggal 21 Februari 2014 – 26 Maret 2014 setiap hari perempuan seperti futsal putri,” begitu kata Yosandi
UAJY, acara ini digelar di Ruang Audiovisual Gedung Semoga acara ini dapat rutin diadakan dengan konsep Sabtu dan Minggu ini, diikuti oleh 10 tim futsal dan 8 menutup obrolan dengan Tim ARÇAKA.
Thomas Aquinas UAJY pada tanggal 28 November 2013 acara dapat lebih baik lagi sehingga dapat semakin tim basket. Selamat kepada para pemenang!
pukul 18.00 WIB. mempererat hubungan antar mahasiswa Arsitektur di
Yogyakarta. Sukses PAMIY!
B D
iro Ceramah dan Diskusi (Cerdis) Himpunan terlihat dari adanya peningkatan jumlah peserta dari i tengah kesibukan akan tugas dan padatnya bernyanyi riang maupun bermain alat musik. Tidak
Mahasiswa Arsitektur TRIÇAKA kembali diskusi sebelumnya. Diskusi Struktur dan Utilitas ini kegiatan kampus, Biro Minat dan Bakat sedikit mahasiswa arsitektur UAJY yang pada dasarnya
mengadakan Diskusi Studio Arsitektur diikuti oleh 103 orang yang terdiri dari mahasiswa HIMA TRIÇAKA kali ini menyuguhkan memiliki bakat di bidang musik.
(STARS) pada tanggal 7 Maret 2014 di arsitektur UAJY semester 2, 4, dan 6. sebuah acara Bom Musik untuk teman- Musik yang terus menggema menjadikan suasana
Student Lounge Kampus 2 Universitas Atma Jaya Tidak hanya mahasiswa, acara ini juga dihadiri teman dengan menampilkan band dari teman-teman malam di kantin belakang yang biasanya sepi kini
Yogyakarta. Diskusi STARS kali ini mengangkat tema oleh Ibu Khaerunisa, ST., M.Eng. dan Bapak Gregorius atsitektur UAJY. Bom Musik yang berlangsung hari menjadi semakin hidup. Penontonpun juga menikmati,
“Struktur & Utillitas dalam Desain STARS”. Pemilihan Agung, ST., M.Eng. yang juga mengajar pada mata Sabtu, 22 Maret 2014 ini bertempat di kantin belakang karena ini merupakan rasa saling menghibur terhadap
tema tersebut diakui oleh Koordinator Biro Cerdis, kuliah Struktur Konstruksi dan Bahan Bangunan. Diskusi kampus II dan dimulai pukul 18.00 WIB. “ Tujuan acara teman di kampus.
Maya, dipilih agar teman-teman dapat mengetahui diadakan pukul 11.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB. ini untuk refreshing agar tidak jenuh kuliah dan untuk Menurut Abas, salah satu penonton mengatakan
secara lebih mendalam mengenai struktur yang Harapan Maya dan teman-teman Biro Cerdis adalah menampung bakat musik teman-teman, jadi tidak “Rasanya senang, apalagi kalau teman-teman yang lain
dipadukan ke dalam proses mendesain dalam mata supaya teman-teman lebih antusias untuk aktif dalam melulu tentang arsitektur,” kata Aya, salah seorang ikut nyanyi sambil joget. Acara ini sangat baik, karena
kuliah Studio Arsitektur. sesi diskusi. Selain itu, mereka juga berharap antusiasme anggota Biro Minat Bakat ketika ditanya tujuan acara ini. bisa merefresh kembali anak-anak dari kejenuhan yang
Diskusi kali in menghadirkan Bapak Ir. YP. Suhodo teman-teman semakin bertambah, sehingga semakin Para penonton yang menyaksikan merasa senang setiap hari cuma melihat A3, ngeringkas buku sampe
Tjahyono, M.T. dan Bapak Ir. A. Djoko Istiadji, MSC.Bld. banyak yang dapat berpartisipasi dan menyumbangkan dan terhibur, karena dapat mengeluarkan ekspresi kaya jadi novel, sibuk di depan laptop dan lain-lain. Jadi
sebagai pembicara. Pak Hodo dan Pak Djoko pun sangat ide untuk materi diskusi STARS selanjutnya. secara bebas, seakan tugas sudah hilang dari pikiran mereka bisa mengeluarkan ekspresi di luar tugas-tugas.”
antusias untuk turut serta dalam acara diskusi STARS ini. Diskusi STARS seperti ini sangat bermanfaat, karena mereka karena melepas penat sangat dibutuhkan oleh Bom Musik telah menjadi salah satu solusi tepat untuk
Materi yang disampaikan saat diskusi yakni mengenai mampu memberikan kita informasi lebih banyak di teman-teman arsitektur. Demikian pula bakat mereka, menanggapi kejenuhan yang terjadi pada teman-teman
struktur bangunan tinggi (4-6 lantai) yang disampaikan luar pembahasan materi kuliah di kelas. Pesertapun bakat musik akan tumpul jika tidak diasah. di Arsitektur. Acara semacam ini sangat diharapkan
oleh Pak Hodo dan Struktur dasar serta prinsip utilitas dapat lebih leluasa untuk bertanya kepada pembicara Di acara Bom Musik inilah teman-teman dapat untuk terus diadakan dan dipertahankan.
yang disampaikan oleh Pak Djoko. mengenai materi pembahasan. Salut untuk Biro Cerdis. menunjukkan diri menyalurkan bakat musik dengan
Persiapan yang dilakukan oleh biro Cerdis selama Kita tunggu diskusi STARS selanjutnya.
kurang lebih satu bulan, ternyata berbuah manis. Hal ini
B
idang Arsitektur memang tidak jauh dari Berangkat Mengabdi
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Seluruh peserta dan Panitia berkumpul di lobby
Sayangnya hal itu seringkali hanya menjadi kampus II Gedung Thomas Aquinas UAJY. Sebelum
wacana di kalangan mahasiswa arsitektur berangkat, peserta diberi beberapa wejangan oleh
saat ini. Hal tersebutlah yang coba diwujudkan kembali Bapak Januar. Langit yang sedikit mendung menemani
oleh Biro Ekskursi Himpunan Mahasiswa Arsitektur perjalanan teman-teman menuju lokasi menggunakan
(HIMA) TRIÇAKA. Biro Ekskursi adalah biro dibawah sepeda motor secara bersama-sama.
naungan HIMA TRIÇAKA yang bergerak pada bidang Sesampainya di lokasi, mereka langsung di sambut
sosial kemasyarakatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, oleh Ketua Dukuh setempat. Para peserta dan panitia
HIMA menggandeng Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) membaur menjadi satu, saling mengakrabkan diri satu
UAJY yang lebih berpengalaman, untuk bekerjasama sama lain, juga dengan warga sekitar. Teman-teman
melakukan sebuah pengabdian masyarakat. dapat beristirahat dirumah warga yang telah disediakan.
Warga desapun sangat ramah dan welcome dengan
Setelah vakum selama lima tahun, acara adanya program ini.
pengabdian masyarakat pertama ini mengangkat Hari kedua diisi dengan persiapan dan pengecekan
tema “Sejahterakanlah Kehidupanku dengan Airmu”. alat seperti pipa-pipa dan tandon serta pembersihan
Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 28 Februari lapangan sekitar. Siangnya diadakan acara penyuluhan
2014 – 2 Maret 2014, bertempat di Desa Trimulyo, Turi kepada warga mengenai cara kerja alat, fungsi alat dan
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Acara ini diikuti oleh dua manfaatnya bagi masyarakat.
puluh peserta yang terdiri dari sepuluh peserta dari sipil Pemasangan alat dilakukan pada hari ketiga. Dengan
dan sepuluh peserta dari arsitektur, serta lima belas senang hati, bapak-bapak warga sekitarpun turut serta
orang panitia. dalam pemasangan alat tersebut. Kegiatan masak
bersamapun dilakukan peserta perempuan bersama
Desa Trimulyo ibu-ibu warga sekitar. Ada sedikit kendala yang terjadi.
Desa yang berlokasi di lereng merapi ini dipilih Saat uji coba alat dilakukan, tenyata debit air yang
menjadi tempat pengabdian masyarakat tahun ini begitu besar mengakibatkan air agak sedikit meluap
karena memiliki masalah terhadap kandungan air dan dari dalam tandon, serta perhitungan kepadatan pasir
sistem penyalurannya. ”Kadar besi yang terkandung yang sedikit meleset. Tetapi secara keseluruhan, kendala
pada airnya cukup tinggi, sebagai informasi kadar besi dapat teratasi dengan baik dan alatpun dapat bekerja
(Fe) dalam air di sana mencapai angka 0,8; sementara mengalirkan air bagi warga sekitar.
normalnya berkisar di angka 0,1, sehingga pipa-pipa
menjadi berkarat. Maka kita pilih tempat itu setelah Bukan Sekedar Konsep
melakukan observasi, apa sih masalah yang ada pada “Peduli kepada masyarakat bukan hanya sekedar
desa tersebut.” begitu penjelasan Nita selaku Sekretaris konsep semata tetapi harus diwujudkan secara nyata.
Acara Pengabdian Masyarakat ketika Tim ARÇAKA Semoga tahun depan acara semacam ini dapat dilakukan
menanyainya perihal pemilihan tempat. kembali. Tidak perlu besar-besar, di sekitar kampus kita
juga bisa,” begitu ujar Hadiendra selaku koordinator Biro
Teman-teman merencanakan pembuatan alat Ekskursi HIMA TRIÇAKA. Senada dengan pernyataan
penyaringan air dalam skala yang cukup besar. Alat yang Hadien, Egi selaku Ketua Pelaksana Acara Pengabdian
dibuat berasal dari tandon air berukuran besar dan Masyarakat menambahkan, “Semoga Pengabdian
pipa-pipa yang dirakit sedemikian rupa dan disesuaikan Masyarakat tahun depan bisa lebih update lagi sama
dengan ketinggian kontur pada daerah tersebut, isu lingkungan yang sedang terjadi. Setelah melakukan
sehingga dapat berfungsi mengalirkan air dengan pengabdianpun jangan selesai begitu saja, tetapi tetap
baik. Tandon-tandon tersebut diisi dengan pasir dari harus ada pengontrolan lebih lanjut.”
kepadatan yang berbeda guna menyaring unsur besi
yang terdapat dalam air, sehingga air dapat digunakan
untuk mandi, mencuci bahkan memasak.
“MEBIASAKAN KINI
MEMBANGUN ESOK” Text by Agnes Ardiana
Photos by Wadah Kawan
M
encoba membangun langkah baru tersebut karya yang ditampilkan adalah karya dari
yang lebih baik dapat dimulai dari mahasiswa, dosen, maupun peserta lomba dari kampus
hal yang kecil. Guna mewujudkan hal lain.
tersebut, ide kreatif yang dilakukan Sistem Talk Show yang dikemas dalam bentuk
oleh teman-teman arsitektur UGM adalah dengan presentasi ini mengundang pembicara Sibarani Sofian,
mengadakan acara WISWAKHARMAN EXPO atau yang Realrich Sjarief dan Yeni Agriva. Topik bahasan Talk
disebut WEX, yaitu acara tahunan mahasiswa arsitektur Show tidak jauh dari tema “Beyond Eco Design”. Dalam
UGM yang rutin dilaksanakan di Benteng Vredeburg presentasi, Sibarani Sofian mencoba menjelaskan
Yogyakarta dan dikelola oleh mahasiswa berdasarkan mengenai Urban City yang memiliki tiga poin utama:
tahun angkatan. Know, Understand & Participate. Dimana cara
mengukur hijau bukan dari suatu bangunan, melainkan
Kerja keras panitia WEX, yang tahun ini mempertimbangkan kerusakan di balik pembangunan/
didominasi angkatan 2011, menghasilkan tema perkembangan. “Kenyataannya economy development
“Beyond Eco Design”. Persiapan dilakukan panitia adalah musuh dari hijau,” jelas beliau.
sekitar lima bulan untuk semaksimal mungkin dalam
mematangkan konsep. Konsep WEX pada dasarnya ingin Selanjutnya, presentasi diteruskan oleh Yeni
memperkenalkan arsitektur keluar, tidak hanya untuk Agriva, beliau menjelaskan tentang Green Building
mahasiswa tetapi juga masyarakat. Council (GBC), guna menuju Indonesia yang lebih hijau.
Menyambung materi green, presentasi berikutnya
Acara ini berlangsung selama tiga hari, yakni tanggal dilanjutkan Realrich Sjarief, beliau menjelaskan
24-26 April 2014. Untuk menggaris bawahi acara ini, mengenai sustainability pada bangunan.
tercetuslah judul “Membiasakan Kini Membangun
Esok”, hal ini merupakan buah pikiran dari adanya Berdasarkan 3 materi tersebut, bila digabungkan
“pembiasaan yang dilakukan dengan adanya adaptasi” akan sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
ujar Darmawan Hartono, ketua acara WEX tahun ini. bagi para peserta Talk Show. Tidak hanya itu, acara
Berbagai rangkaian acara yang disajikan mulai dari pameran pada WEX ini juga memberi manfaat untuk
Grand Opening, Bazaar, Presentasi Desain Paska KAA, pengunjung dari luar, karena dapat menambah referensi
Talk Show, Performance, dan diakhiri dengan Pecha mengenai pameran dan semakin mengenal arsitektur.
Kucha Night.
Acara WEX berakhir di hari Minggu 22 April 2014,
Salah satu acara yang ditampilkan pada tanggal 25 dengan acara presentasi sayembara desain, Pecha Kucha
April 2014 adalah Talk Show yang dilakukan bersamaan Night, dan diakhiri dengan hiburan musik bagi seluruh
dengan Pameran karya Arsitektural. Dalam pameran pengunjung acara.
I
ndonesia adalah negara kaya dengan segala Tim ARCAKA karena mampu menghadirkan bentuk
keanekaragaman yang dimiliki, baik suku, budaya, tempat penyimpanan yang unik, yakni berbentuk ayam,
etnis, dan agama. Keanekaragaman yang dimiliki, namun tetap indah dan bermanfaat.
merupakan potensi yang sangat besar bagi
Indonesia untuk terus mengembangkan diri khususnya Kelompok Kolaborasi
di bidang industri desain. Pameran kelompok kolaborasi, antara lain
Pameran Biennale yang mengangkat bahasan menghadirkan karya dari Andra Matin (Principal
tentang Kriya & Desain Indonesia, diselenggarakan oleh Architect & Founder of Andra Matin Architects) dan
kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Hermawan Tanzil (Pendiri & Desain Grafis LeBoYe serta
Tema “GeoEtnik” yang diambil untuk pameran tahun pendiri Dia.Lo.Gue Artspace) yang berjudul Rumah
ini menampilkan dan memperbincangkan mengenai Kucing. Hewan-hewan yang hidup liar di jalan tanpa Rebirth Rumah Kucing
kearifan budaya lokal nusantara dengan kepekaan rumah tinggal (salah satunya kucing) kurang mendapat
terhadap perkembangan industri kreatif yang perhatian serius. Karya ini berusaha menjawab
berkelanjutan di Indonesia, serta tanggapan terhadap kebutuhan akan rumah tinggal tersebut. Karya ini
isu global. berupa urban street scape yang dapat digunakan
Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 20 sebagai tempat untuk berlindung, bermain dan makan
Desember 2013 sampai 19 Januari 2014 bertempat di bagi kucing-kucing liar didaerah perkotaan.
Galeri Nasional Indonesia Jalan Medan Merdeka Timur Di sudut lain, kolaborasi antara Susan Budihardjo
No.14 Jakarta Pusat. Biennale diikuti oleh 91 peserta, (Pendiri Susan Budihardjo Fashion Design), Gilang
baik individu, kelompok maupun sentra desain. Pameran Luhur Mandiri dan Uy Dharma Prayoga (Senior Interior
Biennale disajikan dalam dua bentuk yakni Kelompok Designer) menghasilkan sebuah karya yang berjudul
Perorangan dan Kelompok Kolaborasi. Rebirth. Karya ini menunjukkan bahwa sebuah
eksplorasi penting dilakukan ditengah kejenuhan dan Chicken Storage Gang Sesama : ‘Bud’ & ‘Dung’
Kelompok Perorangan perlu dilakukan seiring dengan perkembangan jaman.
Pameran perorangan,antara lain menghadirkan Ada juga sarana permainan bagi anak-anak yang
karya-karya mengagumkan dari Erwin Firmansyah (Art edukatif dan ergonomis sudah jarang kita jumpai
Programmer di PT.Pedima) dengan karya yang berjudul didaerah perkotaan yang padat penduduknya. Gang
Naughtyloose. Karya ini terinspirasi dari binatang Sesama: ‘Bud’ & ‘Dung’ karya kolaborasi antara Biranul
laut nautilus, berbentuk kerang yang diolah dengan Anas Zaman (Fiber Artist dan Fabric Designer, Professor
pendekatan dan pemikiran yang fun dan out of the box. Faculty of Art and Design ITB), Francis Surjaseputra
Naughtyloose menghasilkan bentuk lekuk yang menarik, (Pendiri & Desainer PT. Axon Sembilan Puluh), dan Sarah
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Ginting (Pendiri Biro Konsultan SAGIArchitects) hendak
Karya Suwardana Winata ( Dosen jurusan Arsitektur menghadirkan sarana permainan yang bermanfaat bagi
Universitas Pelita Harapan) dengan judul Rumah anak-anak di gang-gang sempit di perkotaan. Material
“Instant” menghadirkan sebuah studi menggunakan yang digunakan adalah bahan bekas yang mudah
PVC untuk menciptakan rumah yang cepat, mudah didapat dan diproduksi. Peletakkan karya Gang Sesama
dibangun, ringan, serta mudah dipindahkan, guna di dekat pintu masuk ruang pameran menjadi pusat
membantu menampung korban bencana alam. perhatian pengunjung, khususnya anak-anak.
Kehadiran Rumah Instant dalam pameran ini Eksibisi Biennale Desain & Kriya Indonesia
mengundang banyak perhatian dari para pengunjung, 2013 diharapkan mampu menumbuhkan semangat
untuk melihat lebih dekat bagaimana karya tersebut. mendesain bagi seluruh lapisan masyarakat, baik yang
Chicken Storage karya Hadhi Siswanto bergerak di bidang seni dan desain, orang awam, dan
menghadirkan sebuah desain penyimpanan benda yang mahasiswa sehingga nantinya masyarakat semakin
dapat dipergunakan dengan segera, sehingga bentuknya berkembang menjadi kreator-kreator yang mendorong
harus mampu berfungsi sebagai elemen estetis atau munculnya berbagai ide kreatif guna mengembangkan
sebagai pajangan di dalam rumah. Karya desain yang dunia industri kreatif Indonesia yang begitu “GeoEtnik”
memiliki ukuran cukup besar ini, menarik perhatian dan dapat bersaing di dunia internasional.
60 ARÇAKA#2 | MAY2014
/STUDENT WORKS
RUMAH BUDAYA
OMAH GUNUNGAN
RUANG UNTUK MENGENAL DAN MEMIKIRKAN KEMBALI KEBUDAYAAN KITA
Diawali dari kegelisahan akan kurangnya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya sendiri,
Titus Pandu Wismahaksi lewat Omah Gunungan mencoba menarik kembali kecintaan budaya
masyarakat dengan mengkombinasikannya lewat bangunan yang dikemas modern namun tetap
menjaga nilai tradisi.
Dalam rangkaian ekspedisi Tim ARÇAKA, penelitian dilakukan terhadap langgar sebagai identitas tanean lanjang
yang keberadaannya dapat ditemukan di setiap rumah yang berada di Madura. Langgar memiliki arti yang penting
bagi masyarakat Madura. Langgar berfungsi sebagai pusat aktivitas laki-laki yaitu transfer nilai religi, tempat
bekerja pada siang hari, tempat menerima tamu, tempat istirahat dan tidur laki-laki, serta dipakai untuk melakukan Pembagian berdasarkan Primordial Masyarakat Madura
ritual keseharian dan juga sebagai gudang hasil pertanian (Mansurnoor, 1990). Langgar menjadi ruang vital yang pada Tanean Lanjang
harus ada disetiap rumah, dalam sistim permukiman masyarakat Madura dan bersifat sakral.
Sekilas Mengenai Tanean Lanjang Ruang bagian belakang atau bagian dalam sifatnya
Tanean Lanjang berasal dari dua kata, yaitu Tanean tertutup atau gelap. Bukaan hanya didapati pada
& Lanjang, dengan Tanean yang berarti halaman, dan bagian depan saja, baik berupa pintu maupun jendela,
Lanjang artinya panjang. Tanean Lanjang bisa diartikan bahkan rumah yang sederhana tidak memiliki jendela.
sebagai Rumah dengan halaman rumah yang panjang. Ruang dalam ini adalah ruangan tunggal yang berarti
Tanean Lanjang adalah permukiman tradisional bangunan hanya memiliki satu ruang tanpa sekat
Madura dari suatu kumpulan rumah yang terdiri atas pemisah. Fungsi utama ruang tersebut adalah sebagai
keluarga-keluarga yang mengikatkannya. Satu kelompok ruang tamu bagi perempuan.
rumah terdiri atas dua sampai sepuluh rumah atau Bentuk bangunan yang digunakan dapat dibedakan
dihuni sepuluh keluarga yaitu keluarga batih yang melalui bentuk denah, letak tiang utama dan bentuk
terdiri dari orang tua, anak, cucu, cicit, dan seterusnya. atap. Berdasarkan bentuk denah, bangunan dibedakan
Keluarga kandung merupakan ciri khas dari kelompok menjadi slodoran atau malang are dan sedana.
ini. Slodoran terdiri atas satu ruang dengan dua pintu dan
Susunan rumah disusun berdasarkan hirarki dalam satu serambi serta memiliki satu pintu keluar. Sedana
Langgar di Kecamatan Batu Putih Langgar di Dusun Tajan RT 10
keluarga dengan hirarki barat-timur. Arah barat-timur memiliki dua ruang dan dua pintu tetapi memiliki satu
Kecamatan Bluto milik Ibu Hasan
adalah arah yang menunjukan urutan tua muda. Sistim pintu keluar. Kedua tipe tersebut rata-rata dimiliki
yang demikian mengakibatkan ikatan kekeluargaan masyarakat biasa.
menjadi sangat erat, sedangkan hubungan antar
kelompok sangat renggang karena letak permukiman Langgar
yang menyebar dan terpisah. Di ujung paling barat dari Kehadiran langgar pada setiap rumah di Madura
bangunan terletak langgar, yang merupakan tempat mengindikasikan adanya hubungan yang erat antara
ibadah masyarakat Madura, sama halnya dengan fungsi penghuni rumah dengan Tuhan mereka. Langgar adalah
mushola. Sementara itu bagian utara merupakan ruang sakral yang memiliki hubungan vertikal dan
kelompok rumah yang tersusun sesuai hirarki keluarga. horisontal.
Langghar atau langgar yang berada di ujung barat
Ruang Pada Tanean Lanjang (kiblat), merupakan bangunan ibadah keluarga. Langgar
Ruang Tinggal ini berfungsi sebagai pusat aktivitas laki-laki yaitu
Ruang Tinggal atau rumah adalah ruang utama, tempat untuk mentransfer nilai religi kepada juniornya,
memiliki satu pintu utama dan hanya terdiri atas satu sebagai tempat bekerja pada siang hari, tempat Rumah Tanean Lanjang yang disusun
ruang tidur yang dilengkapi serambi. menerima tamu, tempat istirahat dan tidur bagi laki-laki. berdasarkan posisi di keluarga
Kandang dan Dapur Skema kognitif awal berasal dari sistem budaya dan
Tata letak kandang dalam permukiman tidak memiliki religi masyarakat Madura, yang memegang teguh ajaran
DAFTAR PUSTAKA
RESENSI
posisi yang pasti, letaknya dapat berubah sesuai dengan agama dan warisan leluhur, sehingga tanpa adanya Jurnal “Makna Ruang Pada Tanean Lanjang Di Madura”, Nama : Sonny Fernando Kabupung
kebutuhan. Pada permukiman awal perletakan kandang pengendalian atau pengarahan dalam meruang, secara Lintu Tulistyantoro, Vol 3. No. 2. Desember 2005: 137- Nomor Mahasiswa : 105401479
cenderung di sisi selatan berhadapan otomatis sistim tata urutan rumah tinggal akan tetap 152 Konsentrasi : Urban Design
dengan rumah tinggal. sama seperti pendahulunya. Ketika satu komunitas Judul Tesis : Studi Citra Kota Maumere di Nusa
Dapur terletak di depan, di samping langgar ataupun (satu keturunan keluarga) telah mendiami suatu teritori Jurnal “Pengaruh Ritual Carok Terhadap Permukiman Tenggara Timur
di belakang rumah. Bahan bangunan yang digunakan tertentu maka, komunitas lain akan membangun dirinya Tradisional Madura”, Retno Hastijanti, Vol33, No.1, Juli Jumlah Halaman : 77 Halaman
juga sangat variatif sesuai dengan kemampuan ekonomi sama seperti komunitas yang ada, terjadi penyesuaian 2005: 9-16
keluarga tersebut. Dapur identik dengan aktifitas antara jumlah anggota keluarga dengan sumber daya Tesis Sonny Kabupung membahas tentang hubungan
perempuan yang banyak dilakukan di tempat ini. yang dapat dimanfaatkan disekitar rumah tinggal. Jurnal “Tanah Gersang dan Individual Centered perkembangan kota dengan tingkat peradabannya..
Pembangunan lingkungan terjadi ketika satu komunitas Masyarakat Madura (Pemahaman Budaya melalui Penelitian oleh Sonny Kabupung dilakukan untuk
dengan komunitas lain mampu berinteraksi satu sama Perspektif Etnolinguistik)”, Agustina Dewi Setyari dan Ali
Tanean lainnya sehingga muncul pemahaman yang sama akan
mengetahui sebagaimana pentingnya membangun
Tanean merupakan ruang utama yang berada di Badrudin, Fakultas Sastra Universitas Jember sebuah Citra Kota yang baik bagi penduduknya dan
pentingnya penataan lingkungan, sehingga fungsi bagi sistem perkotaan itu sendiri. Sonny Kabupung
tengah-tengah permukiman. Tanean berupa ruang tanean (halaman terbuka) sebagai fungsi sosial dapat
terbuka, sebagai tempat sosialisasi antar anggota Moelyono. 1984. Mengenal Sekelumit Kebudayaan menjadikan kota Maumere sebagai objek penelitian
diwujudkan. Orang Madura di Sumenep. Yogyakarta: Departemen agar kota Maumere mampu menjadi sebuah kota
keluarga, tempat bermain anak-anak, melakukan Hal yang sama terjadi ketika langgar menjadi ruang
kegiatan sehari-hari seperti menjemur hasil panen, Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal yang mempunyai citra atau image yang lebih baik dan
sakral yang digunakan penghuni sebagai tempat ibadah, Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional memiliki kualitas kehidupan perkotaan yang baik pula.
tempat melakukan ritual keluarga, dan kegiatan lain dan digunakan oleh kaum laki-laki dalam melaksanakan
yang melibatkan banyak orang. Tanean sifatnya terbuka Yogyakarta Sonny membangun kerangka berpikir melalui
aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan dan
dengan pembatas yang tidak permanen, tetapi untuk pendekatan beberapa teori yang digunakan dalam
sistim ekonomi. Purbadi, Y.D., 2010, Tata Suku dan Tata Spasial pada
memasuki tanean harus melalui pintu yang tersedia. membangun sebuah citra kota, seperti pada pendekatan
Langgar menjadi representasi masyarakat Madura, Arsitektur Permukiman Suku Dawa di Desa Kaenbaun di teori Kevin Lynch dan Roger Trancik yang melakukan
bahkan menjadi identitas permukiman tanean lanjang. Pulau Timor, Ringkasan Disertasi, Program Pasca Sarjana
Langghar pada Tanean Lanjang pendekatan-pendekatannya melalui beberapa elemen-
Langgar tidak hanya dijadikan ruang pelengkap, namun Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Langgar pada permukiman tanean lanjang adalah elemen penting yang menjadi ukuran sebuah pencitraan
menjadi ruang yang harus ada dalam permukiman
ruang penting yang hadir bersamaan dengan rumah pada sebuah kota.
tanean lanjang. Langgar berbentuk rumah panggung Langgar yang terdapat
induk dan dapur. Pengetahuan dan pemikiran penghuni memiliki makna sebagai tempat yang ditinggikan. Temuan penelitian Sonny diharapkan mampu
di Vihara Avalokitesvara,
tentang langgar melambangkan adanya hubungan Langgar bagi masyarakat Madura memiliki peranan menjadi solusi dari permasalahan kota terutama Citra
Pamengkasan
vertikal antara penghuni (manusia) dengan Tuhan (Sang yang penting, tidak hanya didefinisikan sebagai ruang Kota yang lebih berkarakter di masa yang akan datang
Pencipta) sehingga sumbu aksis barat dan timur menjadi ibadah, namun langgar menjadi identitas tanean karena kota bukanlah sebuah benda mati, namun akan
sumbu horizontal yang sakral. Keberadaan langgar lanjang, hal ini tercermin dari pola aktivitas penghuni, terus berkembang dan bergerak secara horizontal
pada posisi paling barat mengindikasikan kepercayaan dan bagaimana cara penghuni memperlakukan langgar. maupun vertical. Kota pada umumnya mempunyai sifat
masyarakat sekitar terhadap misi ketuhanan. Dalam Secara sumbu aksis baik vertikal dan horizontal, langgar dinamis/ tidak statis sebagai sebuah perjalanan sejarah,
kepercayaan masyarakat Madura yang dominan memeluk ditempatkan pada sumbu pengkhususan, sebagai teknologi, dan jamannya. Oleh karena itu tidaklah
kepercayaan Islam Kejawen, arah barat adalah arah sakral pusat kendali permukiman tanean lanjang baik dari berlebihan bila dilakukan studi yang lebih mendalam
karena dijadikan arah kiblat dalam beribadah. Langgar aspek sosial-budaya, sosial-ekonomis, ataupun sejarah. terhadap elemen-elemen pembentuk citra kota agar
berada disebelah barat memiliki makna hubungan secara Kebudayaan islam di Madura semakin memperjelas menjadi lebih baik dalam kaitannya terhadap karakter
langsung dengan kiblat tanpa terhalang ruang tinggal fungsi dan kedudukan langgar sebagai ruang yang dan identitas kota.
atau dapur dan kandang. membutuhkan pemaknaan khusus.
Berawal dari Kerang di Pantai Seperti Kapal di Laut KONSEP PENYALURAN BEBAN
Konsep KSLL bermula dari pengalaman Ir. Ryantori Pondasi KSLL mampu membuat tanah menjadi
saat sedang bermain dipantai bersama teman-temannya. bagian dari struktur pondasi karena proses pemadatan Beban Struktur atas disalurkan
Secara tak disengaja, beberapa kerang tak berisi terinjak, tanah didalam pondasi akan meniadakan pengaruh melalui kolom ke rib, lalu
namun ada kerang yang ditemukan tidak pecah. Sebagai lipatan (lateral buckling) pada rib sehingga konstruksi didistribusikan ke pasir dan tanah
orang yang tengah belajar ilmu konstruksi, dari sini sarang laba-laba mampu mengikuti gerakan gempa baik yang dipadatkan dengan sempurna
keingintahuannya muncul. Ternyata kerang yang tak dalam arah horizontal maupun vertikal. Seperti kapal di diantara rib. Beban kemudian
pecah tersebut berisi penuh dengan pasir sehingga laut yang bergoyang-goyang karena ombak, pondasi KSLL disalurkan ke tanah dasar pemikul
kerang tersebut menjadi kuat. Pasir yang termampatkan membuat bangunan bergerak mengikuti gerakan gempa pondasi, beban yang diterima
dalam kerang tersebut menyalurkan gaya beban dari baik horizontal maupun vertikal dan bukan melawan/ tanah dasar akan menjadi sangat
injakan kaki secara merata ke tanah. Inilah ide awal dari menahan gaya gempa tersebut sehingga membuat kecil.
konstruksi sarang laba-laba. bangunan tetap berdiri.
Sama seperti pasir dalam kerang, demikianlah PELAT BETON PIPIH MENERUS
fungsi pasir/tanah yang dipadatkan dalam KSLL yaitu “Beda Jaman, Beda Hasil Karya” RIB PEMBAGI
memampatkan rongga-rongga diantara rib sehingga demikian pandangan Ridwan Kamil, karena beda
mencegah buckling atau tekukan pada rib. Rib pada KSLL jaman, beda tantangan. KSLL secara nyata dapat RIB SETTLEMENT
juga merupakan sebuah kelebihan dibanding dengan menjawab permasalahan konstruksi tahan gempa di
jenis konstruksi yang lain karena rib memecah pondasi Indonesia meski masih ada kekurangan berupa batasan RIB KONSTRUKSI
menjadi bentuk-bentuk segitiga yang saling terhubung. ketinggian bangunan. Seperti halnya pondasi umpak yang
Dalam dasar ilmu konstruksi, bentuk segitiga merupakan ramah terhadap gempa untuk bangunan tradisional, KSLL URUGAN PASIR DIPADATKAN
bentuk yang paling kuat, karena dapat merespon dengan merupakan sebuah inovasi yang cocok untuk bangunan
baik gaya yang datang dari semua arah. URUGAN TANAH DIPADATKAN
modern.
Pondasi Cakar Ayam Pondasi Tiang pancang Pondasi Rakit (Raft) Pondasi Sarang Laba-laba
Alas yang lebar membuat pondasi ini dapat Penanaman pondasi ke titik yang cukup dalam membuat Serupa dengan pondasi sarang laba-laba yang Dengan adanya rib memperkuat respon gaya horizontal
menyalurkan beban vertikal dengan baik ke tanah, pondasi ini mampu merespon dengan baik daya guling merupakan pondasi dengkal, cukup baik merespon gaya gempa dalam tanah, dan adanya pasir meminimalisir
namun saat menerima beban horizontal gempa, yang mungkin terjadi pada bangunan. Namun untuk horizontal gempa. kemungkinan terjadinya tekukan yang pada rib. dengan
kemungkinan patah besar. merespon gaya horizontal gempa, kemungkinan patah pondasi pendek dan luas alas sentuh yang lebar
pada pondasi sangat besar. membuat penyaluran beban lebih merata sehingga
beban tidak besar di satu titik saja.
T
umpukan batu bata merah yang tersusun pemujaan pagar pembatas, saluran air serta perkerasan
indah membentuk objek-objek arsitektural lantai oleh masyarakat pada masa pemerintahan
nan elok, sejenak memukau pandangan Tim Majapahit di Trowulan. Dinding bangunan
ARÇAKA saat memasuki kawasan Trowulan, memanfaatkan terakota sebagai material dengan teknik
Mojokerto. Objek-objek arsitektural ini merupakan rekatan gosok.
sebagian dari reruntuhan Kerajaan Majapahit yang Merujuk pada buku “Masyarakat di Kawasan
masih tersisa di tanah Nusantara. Berdiri di atas tanah Situs Trowulan: Kajian Ekonomi, Sosial, dan Budaya”,
seluas 5 x 4 kilometer, museum ini menyimpan puluhan nilai arsitektural lain yang dapat ditemukan dari situs
situs peninggalan Kerajaan Majapahit. peninggalan Majapahit ini adalah sistem penataan
Majapahit merupakan salah satu kerajaan ruang dan fungsinya. Hal ini dapat dibuktikan dari
terbesar di Indonesia yang berhasil mempersatukan situs-situs yang menunjuk pada fungsi tertentu, yaitu
SEJARAH
ibukota Kerajaan Majapahit. Trowulan merupakan tergambarkan dalam Kitab Nagarakretagama pupuh XII
sebuah kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Kecamatan ayat 5.
Trowulan terdiri dari enam belas desa dan enam di Menurut pemandu museum, sistem penataan ruang
Text by Waya Theresia Utomo antaranya merupakan desa yang memiliki peninggalan masa Kerajaan Majapahit sampai sekarang dijalani oleh
Photos by Steven Demarsega dan Surya Rahmandanu situs Kerajaan Majapahit. Kelima desa tersebut adalah masyarakat Bali, baik dalam peruangan kota maupun
Desa Sentonorejo, Desa Trowulan, Desa Bejijong, Desa sistem saluran airnya.
Temon, dan Desa Jatipasar. Penemuan berbagai situs
berupa candi, arca, gerabah dan pemakaman di desa-
desa tersebut merupakan bukti-bukti nyata bahwa NUSANTARAKAH ARSITEKTUR MAJAPAHIT?
ibukota Majapahit pernah berdiri di atas tanah Trowulan Kerajaan Majapahit memiliki peran yang sangat
ini. besar dalam menyatukan wilayah Nusantara, tetapi
apakah arsitektur masa Majapahit juga memiliki peran
MAJAPAHIT DAN ARSITEKTUR bagi Nusantara? Tim ARÇAKA kembali terpukau melihat
Menengok kutipan isi kitab karangan Empu sebuah bangunan rumah sederhana berdiri kokoh
Prapanca di atas, diilustrasikan betapa megahnya dengan kombinasi konstruksi kayu dan bata merah
Kerajaan Majapahit pada zamannya. Unsur-unsur nilai dalam Museum Trowulan.
arsitektural dari Kerajaan Majapahit juga tersirat dalam Bangunan ini adalah salah satu fitur rumah tinggal
Kitab Nagarakretagama ini. Tembok batu bata merah yang masih tersisa dan diselamatkan oleh Pusat
inilah yang kami temukan sepanjang kami menelusuri Informasi Majapahit (PIM) Situs Trowulan. Bentuk atap
Museum Situs Trowulan. Tertulis dalam buku “Merah pelana, peil lantai yang lebih tinggi dari permukaan
Putih Arsitektur Nusantara” (2006), bahwa batu bata tanah, pola siteplan yang terdapat pada eksterior
merah dan tanah bakar atau terakota merupakan salah bangunan seolah memperjelas bahwa masyarakat pada
satu karakter utama arsitektur pada masa Majapahit. masa Majapahit sudah mencoba untuk menjawab isu
Bata merah dimanfaatkan sebagai material pondasi, iklim nusantara dalam mendesain sebuah rumah tinggal
umpak, lantai, lapik patung, bagian kaki sanggar pada masanya.
Pola lantai ruang luar pada fitur rumah tinggal masyarakat masa Majapahit.
74 ARÇAKA#2 | MAY2014 ARÇAKA#2 | MAY2014 75
/ANJANGSANA/JEJAK.ARSITEKTUR
“Sebelah Selatan Puri, gedung kejaksaan tinggi bagus ; sebelah Timur perumahan Siwa, sebelah Barat Buda;
terlangkahi rumah para menteri, para arya dan satria, perbedaan ragam pelbagai rumah menambah indahnya
pura.”
SUMBER REFERENSI:
(2013) Masyarakat di Kawasan Situs Trowulan: Kajian Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Emiliana Sadilah.
(2006) Merah Putih Arsitektur Nusantara. Galih Widjil Pangarsa.
Kitab Nagarakretagama karangan Empu Prapanca
Sementara desa-desa di sekitar kota-kota besar seperti Yogyakarta dan Jakarta sibuk bertransformasi menjadi
kota yang baru, Desa Wisata Adat Penglipuran justru menawarkan kesejukan khas pedesaan yang tak ditawarkan
di kota. Berasal dari kata lipur atau menghibur hati, tempat ini menghibur hati pengunjungnya yang datang dari
dalam dan luar negeri.
D
esa ini terletak di Kelurahan Kubu, daerah utara (gunung) dan nilai ruang nista pada daerah
Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, selatan (laut), sedangkan nilai utama pada sumbu
Provinsi Bali. Desa ini berjarak lima religi berada pada daerah timur (matahari terbit) dan
kilometer ke arah utara dari kota Bangli dan nilai ruang nista berada pada daerah barat (matahari
empat puluh lima kilometer dari kota Denpasar, dengan terbenam). Berdasarkan penerapan konsep tersebut,
ketinggian 500-600 meter di atas permukaan laut. Suhu Desa Adat Penglipuran berbentuk linear dengan sistem
udara di desa ini berkisar antara 18⁰-32⁰C dengan curah pembagian tata ruang horizontal bersumbu gunung dan
hujan rata-rata 2000-2500 milimeter per tahun sehingga laut dengan orientasi arah mata angin dengan sumbu
dikategorikan sebagai wilayah yang sejuk. Berdasarkan kaja (utara) atau gunung dan kelod (selatan) atau laut.
cerita sesepuh Desa Penglipuran, asal nama Penglipuran Konsep ini juga terlihat pada penempatan pura sebagai
juga berasal dari kata pengeling pura yang artinya ingat bangunan suci setempat di permukaan tanah tertinggi
pada leluhur. di desa.
Desa Penglipuran yang berdiri di atas permukaan
tanah berkontur ini memiliki konsep tata ruang Rurung Gede
desa yang unik. Tata letak di masing-masing rumah Garis sumbu tengah (rurung gede) yang membagi
menerapkan falsafah Tri Hita Karana, yang dalam agama komplek rumah disebelah timur dan barat berfungsi
Hindu berarti selalu menjaga keharmonisan hubungan sebagai akses sirkulasi, ruang publik sosial dan bagian
antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan dari prosesi ritual. Masing-masing rumah dibatasi
manusia, serta manusia dengan lingkungan. oleh tembok pekarangan, namun masih dapat saling
Penerapan konsep “bhuana agung” (macrocosmos) terhubung melalui celah peletasan.
dan “bhuana alit” (microcosmos) terlihat pada tata letak Masing-masing rumah atau hunian di Desa Adat
Angkul-angkul Rumah
Desa Penglipuran khas dengan keseragaman
angkul-angkul rumah, walaupun seiring berjalannya
waktu mengalami sedikit perubahan bentuk sehingga
angkul-angkul yang nampak saat ini tidak persis sama
satu dengan yang lain namun masih menunjukkan
kemiripannya. Angkul-angkul rumah di Desa Panglipuran
KANAL YOSHIRO
tidak berisikan pintu, berbeda dengan angkul-angkul
rumah tradisional Bali lainnya. Hal ini terkait dengan
kepercayaan masyarakat desa adat panglipuran bahwa
orang yang masuk dan berkunjung selalu bermaksud
baik.
DULU, KINI, DAN MASA DEPAN
Selain mempertahankan arsitektur nusantara, Text by Theodorus Alryano Deotama
kontekstualitas arsitektur desa juga didukung dengan Photos by Soga Soegiarto
hutan bambu di sekitar desa. Selain menyerap air Edited by Waya Theresia
di saat hujan dan menyediakan air bersih di musim
kemarau, hutan ini dimanfaatkan penduduk dalam
pembangunan rumah dan sebagai bahan kerajinan
tangan disamping untuk keperluan upacara adat. Seakan “Rungokna iki gatra saka Ngayogyakarta. Nagari paling penak rasane koyo swarga. Ora peduli donya dadi
neraka. Neng kene tansah edi peni lan merdika”.
S
menyempurnakan Desa Adat Penglipuran hutan bambu
ini memberikan suasana pedesaan dengan udara yang
sejuk dan segar serta bunyi gesekan dedaunan bambu alah satu lirik dari lagu Jogja Istimewa yang mencoba bernegosiasi dengan meyakinkan Negeri
yang khas saat angin berhembus. diciptakan oleh sebuah grup band hip Sakura ini untuk membangun sebuah saluran air
hop Yogyakarta ini sangat menggambarkan yang nantinya akan berguna bagi pertahanan dan
betapa subur nan asrinya Kota Yogyakarta persediaan air saat perang. Padahal, tujuan utama Sri
dari masa ke masa. Sultan HB IX adalah ingin menyatukan dua sungai yang
Kesuburan tersebut dibuktikan dengan adanya menurut ramalan Sunan Kalijaga akan mendatangkan
Kanal Yoshiro yang kini dikenal dengan nama Selokan kemakmuran.
Mataram. Kanal Yoshiro yang membentang kokoh Setelah mendapat persetujuan dari Jepang,
menghubungkan Kali Progo di barat dengan Sungai akhirnya saluran air dengan panjang 31,2 km ini
Opak di timur bagaikan nadi yang selalu mengalir berhasil terbangun dan diberi nama Kanal Yoshiro
1. Pura
melewati celah-celah Kota Yogyakarta yang kering. sesuai nama Jendral Jepang yaitu Simazu Yoshiro yang
2. Perumahan
berhasil mengalahkan tiga ribu pasukan Ito Yoshisuke
3. Bale Banjar
KANAL YOSHIRO - SELOKAN MATARAM dengan tiga ratus pasukannya dalam perang Kizakihara
4. Pura Dalam
Maret 1942 menjadi awal mimpi buruk masyarakat tahun 1572. Pasca kepergian tentara Jepang dari
Referensi:@Koranarsitektur
Yogyakarta dimana Jepang mulai menduduki kota ini dan tanah Yogyakarta, Sri Sultan HB IX mengganti nama
mengibarkan bendera propaganda kemerdekaan. Aksi Kanal Yoshiro ini dengan Selokan Mataram. Tujuan
ini berlanjut pada praktek kerja paksa atau romusha penggantian nama ini juga sebagai penguat identitas
yang dibebankan oleh masyarakat Yogyakarta sendiri. Keraton Ngayogyakarta.
Melihat keprihatinan tersebut, Sri Sultan HB IX
KANAL YOSHIRO DULU pelebaran dan perkerasan yang menjadi jalur alternatif
Air yang jernih mengalir deras laksana gerombolan yang dapat diakses oleh segala kalangan kendaraan.
kuda yang sedang berpacu dengan kencang melewati Selokan mataram yang dulunya memiliki air yang
sebuah lintasan panjang yang tertanam kuat nan bersih, kini rusak akibat limbah pembuangan dan
pintu pembagi kanal
kokoh, seakan-akan membelah Yogyakarta menjadi penumpukan sampah. Kondisi ini juga mempengaruhi
dua. Kalimat tersebut yang menggambarkan kondisi kualitas air tanah di Kota Yogyakarta yang sudah sangat
Kanal Yosiro tempo dulu. Pada dasarnya Yogyakarta memprihatinkan dimana 70% air tanahnya sudah
merupakan daerah yang kering, sehingga pada musim tercemar oleh bakteri e-coli. (www.antaranews.com)
kemarau tidak ada tanaman yang dapat ditanam. Selain sebagai warisan arsitektur Yogyakarta,
Saluran yang berhulu di selokan Van Der Wijck, tepatnya Selokan Mataram juga menjadi sebuah ikon penting
di dusun Macanan, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, yang dijadikan acuan penanda oleh masyarakat
Kabupaten Magelang ini digunakan sebagai saluran Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta pun sering
irigasi untuk 15.734 hektar sawah yang berada di hilir menggunakan objek ini untuk memberi ancer-ancer pintu pengendali air irigasi
atau mendekati Sungai Opak saat penjajahan Jepang. (patokan) bagi sebuah lokasi di Yogyakarta.
Pada masa itu juga, di wilayah Yogyakarta banyak berdiri
pabrik gula, dengan demikian Kanal Yoshiro ini juga KANAL YOSHIRO MASA DEPAN
berguna untuk menopang kelangsungan industri gula di Ditinjau dari nilai historis dan melihat dari fakta yang
kota Yogyakarta. terjadi saat ini, mampukah Selokan Mataram bertahan
menjadi salah satu warisan arsitektur yang kokoh, atau
KANAL YOSHIRO KINI malah menjadi sampah yang rusak, membusuk, dan
Deretan bangunan komersial membumbung tinggi ditinggalkan begitu saja? Lewat pertanyaan tersebut
dan berbaris di sepanjang cagar budaya ini yang kini perlu dilakukan program dimana masyarakat dapat
semakin hari menjadi lautan sampah, bak barisan mandiri untuk membuang sampah pada tempatnya.
tentara yang siap memerangi sejarah. Kalimat tersebut Program ini sangat tepat untuk dijalankan mengingat
yang seakan-akan menggambarkan kondisi Selokan tumpukan sampah sudah semakin meningkat. Setelah
Mataram saat ini. itu perlu dilakukan pengalihan sistem pembuangan
Selokan mataram yang dulunya hanya digunakan limbah bangunan-bangunan komersial, serta
sebagai sumber irigasi pertanian, kini berubah fungsi pembersihan masal dan perawatan jangka panjang
sebagai area bisnis dan pertokoan Yogyakarta yang untuk menjaga kelestarian aset arsitektural ini.
sangat padat. Jalan Selokan Mataram yang dulunya
hanya tersusun dari bebatuan dan hanya bisa dilewati
oleh sepeda, kini sudah mengalami
PELUANG
MEMPERKENALKAN
ARSITEKTUR NUSANTARA
Text by Yoga Justiantono
Photos by Rizky Aori
Edited by Aleicia Vidya
P
ergeseran gaya hidup sangatlah bangunan, terlihat dari adanya soko guru yaitu 4 tiang
mempengaruhi kehidupan masyarakat, utama yang menumpu tumpang atau balok diatasnya,
terutama terjadi di masyarakat perkotaan. yang akan menumpu atap pada rumah joglo.
Masyarakat perkotaan menjadi super sibuk Selain memperkenalkan arsitektur nusantara, rumah
sehingga banyak melakukan kegiatan di luar rumah, makan juga dapat berguna untuk memeperkenalkan
termasuk juga kegiatan makan. Seperti yang kita sadari budaya setempat. Bagaimana cara membuat makanan,
makan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, menyajikan makanan, dan menyantap makanan.
yang setiap harinya akan dibutuhkan. Itulah yang Sasaran dalam memperkenalkan arsitektur nusantara
menjadi daya tarik bagi pebisnis untuk membuka usaha dan budaya setempat tidak hanya untuk masyarakat
restoran atau rumah makan. Rumah makan sebagai sekitar, tetapi wisatawan asingpun dapat merasakan
tempat makan tidak hanya menawarkan makanan yang keanekaragaman arsitetur nusantara. Hal ini dapat
lezat dan enak untuk disantap, tapi juga menawarkan membantu memperkenalkan arsitektur nusantara ke
kualitas ruang agar penyantap makanan dapat dunia internasional.
menikmati suasana rumah makan yang dikunjungi. Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dengan
Hal ini dapat menjadi salah satu peluang untuk memperkenalkan arsitektur nusantara melalui
memperkenalkan arsitektur nusantara ke masyarakat. rumah makan pada perubahan life style perkotaan
Arsitektur nusantara dapat diperkenalkan melalui saat ini. Bayangkan jika setiap daerah di Indonesia
komposisi ruang pada bangunan atau bentuk bangunan memperkenalkan arsitektur nusantara melalui
rumah makan. rumah makan, berapa banyak masyarakat yang bisa
Rumah makan Tio Ciu 88 yang berada di Jalan Raya mengetahui dan mempelajari arsitektur nusantara.
Seturan, Babarsari, Yogyakarta ini merupakan salah Betapa banyak masyarakat yang akan terbiasa hingga
satu bangunan restoran yang menerapkan bentukan secara langsung maupun tidak langsung ikut mencintai
arsitektur joglo rumah adat jawa. Hal ini terlihat dari arsitektur nusantara. Setelah itu, kita tidak perlu takut
bentuk atap limasan dan ruang yang terbuka pada lagi akan hilangnya arsitektur nusantara kita.
bangunan. Tidak hanya itu jika dilihat dari sisi interior,
kontruksi bangunan joglo juga diterapkan pada
Rumah Makan Tio Ciu 88
/GOLD SPONSOR
MEDIA PARTNER:
92 ARÇAKA#2 | MAY2014