SKRIPSI
OLEH
110406022
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
SKRIPSI
Oleh
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
Penulis
Departemen : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
(USU) Medan.
1. Bapak Imam Faisal Pane, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah
2. Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil., Ph.D dan Bapak Ir. Dwi
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
5. Kepada security Citra Land Bagya City yang telah memberikan izin survey dan
6. Kepada mama tercinta ibu Ningsih, abang dan kakak saya Mhd Fajar Arif &
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
Penulis,
ii
iii
The development of architecture in all over the world becomes wide day by day,
one of them is in Indonesia. Modern architecture is the result of the new thought
about life view that applied in a building with some principles of the International
Style. Modern architecture has developed around half of century, started from
1800s until 1960s. In retrospecsion between 1920s and 1930s international style
became trendy style, wold architect in every of their works applied the
International Style principle. Citra Land building also applied International Style
principle such as architecture as a volume, regularity, avoid of using ornaments.
Building wall, uses glass as a dominant material, regularity at the roof,
composition of window and column because of using grid, and no use of
ornament. At present many buildings (ruko) applied modern architecture
characteristic, because they consider façade beauty and following of the function.
This research uses qualitative method with collecting data through field
observation. The results of this research shows that Citra Land Bagya City
building is a modern architecture building which applied International Style.
iv
5.2. Analisa Bangunan Ruko Citra Land Bagya City dengan Prinsip
Internional Style ......................................................................................... 47
vi
Tabel 5.1. Arsitektur Sebagai Volume Pada Karya Arsitek Walter Gropius ... 13
Tabel 5.4. Arsitektur Sebagai Volume Pada Karya Arsitek Ludwig Mies Van De
Rohe ................................................................................................................. 13
Tabel 5.5. Keteraturan Pada Karya Arsitek Ludwig Mies Van De Rohe ........ 13
Tabel 5.6. Penghindaran Penggunaan Ornamen Pada Karya Arsitek Ludwig Mies
Van De Rohe .................................................................................................... 13
Tabel 5.7. Arsitektur Sebagai Volume Pada Bangunan Ruko Citra Land Bagya
City ................................................................................................................... 13
Tabel 5.8. Keteraturan Pada Bangunan Ruko Citra Land Bagya City ............. 13
Tabel 5.9. Penghindaran Penggunaan Ornamen Pada Bangunan Ruko Citra Land
Bagya City........................................................................................................ 13
vii
viii
Gambar 4.2. Peta Lokasi Bangunan Ruko Citra Land Bagya City .................. 40
Gambar 4.3. Kawasan Bangunan Ruko Citra Land Bagya City ...................... 41
Gambar 4.4. Gambar Denah Dan Tampak Ruko Bagya City Type A ............. 42
Gambar 4.6. Gambar Denah Dan Tampak Ruko Bagya City Type B ............. 43
Gambar 4.8. Gambar Denah Dan Tampak Ruko Bagya City Type C ............. 44
ix
iii
The development of architecture in all over the world becomes wide day by day,
one of them is in Indonesia. Modern architecture is the result of the new thought
about life view that applied in a building with some principles of the International
Style. Modern architecture has developed around half of century, started from
1800s until 1960s. In retrospecsion between 1920s and 1930s international style
became trendy style, wold architect in every of their works applied the
International Style principle. Citra Land building also applied International Style
principle such as architecture as a volume, regularity, avoid of using ornaments.
Building wall, uses glass as a dominant material, regularity at the roof,
composition of window and column because of using grid, and no use of
ornament. At present many buildings (ruko) applied modern architecture
characteristic, because they consider façade beauty and following of the function.
This research uses qualitative method with collecting data through field
observation. The results of this research shows that Citra Land Bagya City
building is a modern architecture building which applied International Style.
iv
PENDAHULUAN
sehingga dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Sebagai kota terbesar ketiga
arsitektur pada ruko (Rumah Toko) sekarang ini berlangsung secara berkelanjutan
pada desain bangunannya. Bangunan ruko (rumah toko) di kota Medan sekarang
ini terlihat bentuk bangunannya yang cantik dan tetap memiliki nilai membuat
filosofi dan prinsip arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan
sempurna dari ide sampai dengan realisasinya bangunan kotak dan geometris
International Style. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu
retropeksi bahwa antara tahun 1920 dan 1930 gaya International memainkan
peran formatif dalam evolusi semua aspek arsitektur modern, Arsitektur modern
diketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun
penjuru dunia sekarang sejarah kuno, pada akhirnya gaya internasional telah
universal disesuaikan dan diganti dengan yang baru, akan tetapi tindakan ini
dengan revolusi yang tiba-tiba membuang yang pra modern dan menggantinya
dengan geometris sebagai satu-satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi
geometri.
1.4.Manfaat Penelitian
a. Bagi Arsitek, diharapkan dapat sebagai acuan bagi pendisainan tata ruang
kota.
tokoh arsitek International Style yaitu Alvar Alto, Welton Becket, Le Corbusier,
Walter Gropius, Philip Johnson, Louis Kahn, Ludwig Mies van der Rohe, Richard
Neutra, Oscar Niemeyer, Frits Peutz, Gerrit Rietveld, dari beberapa arsitek
tersebut disini peneliti hanya melihat dari bangunan karya arsitek Ludwig Mies
Van De Rohe dan Walter Gropius, kemudian dianalisa dengan melihat pengaruh
Kerangka berpikir adalah proses berpikir peneliti dari awal hingga masalah
diagram. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah
satunya di Indonesia. Arsitektur di Indonesia semakin berkembang, salah satu
dampak dari globalisasi adalah terjadinya perkembangan kota. Berkembanganya
kota-kota di Indonesia ini telah memicu peningkatan kegiatan pembangunan kota
dalam bentuk-bentuk pembangunan baru yang berskala besar, sehingga dari tahun ke
tahun mengalami perubahan.
Judul Penelitian
KAJIAN PENERAPAN INTERNATIONAL STYLE PADA BANGUNAN RUKO
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Melalui peneltian ini diharapkan dapat sebagai
- Tinjauan Ruko acuan bagi pendisainan tata ruang kota, dan
menjadi salah satu bahan literature terhadap
- Tinjauan Arsitektur Modern
pengembangan ilmu pengetahuan dunia
- Tinjauan International Style arsitektur dan perencanaan kota, sehingga dapat
digunakan sebagai media informasi dan menjadi
bahan masukan kepada masyarakat mengenai
gaya-gaya arsitektur modern.
Metodologi Penelitian
- Studi Literatur Objek Penelitian Hasil /
Pembahasan
- Observasi lapangan
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenai pengertian ruko (rumah toko), salah satu jenis bangunan yang
berasal dari kata rumah dan toko, rumah yang berarti tempat berpenghuni dan
toko berarti ruang untuk kegiatan usaha, jadi ruko dapat dikatakan sebagai sebuah
bangunan yang menggabungkan fungsi hunian dan kerja dalam satu tempat. Ruko
memang merupakan solusi yang cukup baik untuk mengatasi kebutuhan akan
Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015), rumah toko atau biasa sering disebut juga
umumnya dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai bawahnya
Istilah ruko diperkirakan dari bahasa Hokkian nom chu yang berarti
kota-kota asia tengggara sehingga kebiasaan menetap dan berusaha di ruko sering
dagangan ditumpuk tanpa aturan jelas, tempat dimana sang pemilik atau penjaga
ruko melewati harinya sebelum etalase atau meja panjang diperkirakan oleh
dan banyak orang yang melakukan akftivitas berbisnis dan dagang di rumah toko
Negara kepulauan demikian juga di Timur Tengah, telah dikenal bangunan yang
berfungsi ganda, sebagai hunian dan tempat usaha. Namun hunian di Timur
tengah terkesan lebih privat dan memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan.
pencarian jati diri budaya arsitektur lokal maupun regional (di era globalisasi).
Ruko memiliki ruang-ruang yang relative tipikal, yang dapat secarah mudah
pada awalnya kita mengenal “toko” sebagai sebuah konsep tradisional yang
berbeda dengan konsep toko yang ditawarkan oleh konsep pertokoan modern.
aktivitas di jalan dan menciptakan pusat-pusat keramaian yang secara khas hanya
dapat dijumpai di pecinan. Gaya hidup semacam inilah yang telah menghidupi
bangunan mal yang monolit, ketimbang hingar bingarnya toko-toko dan kaki-lima
yang beragam. Ini merupakan pertanda matinya sebuah warisan budaya kota dan
Tionghoa di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa eropa, oleh
karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan. Pada masa
menyesuaikan diri dengan regulasi tata kota, bentrokan antara aturan tata kota
dengan konsep rumah yang dibawa oleh masyarakat Tionghoa yang berasal dari
Cina Selatan membentuk konsep rumah baru yang telah beradaptasi. Hunian
bentuk baru lah yang disebut sebagai ruko yang merupakan gabungan dari rumah
panjang dan berperan penting dalam memberi bentuk dan warna terhadap
dibangun dengan citra yang “asal” dan “semrawut”. Ruko juga dianggap sebagai
abad ke-20, khususnya dia area pecinan. Ruko pada pecinan ini didesain dengan
Asia Tenggara. Ciri-cirinya antara lain, ukiran di atas pintu,dan berbagai jenis
jendela di lantai dua. Fasade lantai duanya menjorok ke arah jalan dan
berfungsi sebagai elemen penyatu ruko satu dengan yang lainnya. Gaya arsitektur
pada ruko-ruko ini merupakan gaya hybrid yang berbentuk melalui kontak
menghilangkan keaslian dari bangunan indis. Kalau kita amati proses dan
peraturan pelestarian yang ada di kota ini tidak berjalan dengan baik, hari demi
lagi dengan menjamurnya pembangunan “ruko” yang semakin meluas, dari barat
untuk dilestarikan. Karena semakin lama akan semakin terdesak oleh penggusuran
baru. Bila hal ini pemerintah kota tidak melakukan tindakan untuk
mengantisipasinya, maka dalam dua atau tiga tahun ke depan kota Medan akan
berubah menjadi kota“ruko” dengan gaya arsitektur eklektis (tempel sana tempel
sini). Sebuah kepalsuan dalam gaya arsitektur ini diketahui sangat radikal, di sini
Banyak pihak berpendapat bahwa ramainya pembangunan ruko saat ini dapat
merusak keindahan tata kota. Selain itu dengan adanya bangunan ruko di pinggir
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kesawan,_Medan
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih
memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang
sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah
yang lebih dipentingkan (krier, 1982). Fokus dalam arsitektur modern adalah
10
dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup
penghuninya. Pada abad ke-20 arsitektur telah dipengaruhi oleh mesin secara total
dan dikatakan juga arsitektur sebagi pemuja mesin, pada abad ke-19 secara
perlahan telah muncul material-material yang seperti besi, baja, tuang yang sangat
dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar
dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjorok ke depan.
Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah
modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang
sederhana pada dinding eksterior yang luas interior rumah toko modern ditata
publik yang memberikan kesan luas. Ruang pada rumah dengan gaya arsitektur
Sumber : http://tipsproperti.com/wp-content/uploads/2013/11/Desain-Arsitek-Ruko-
Dealer-Mobil-Modern-Minimalis.jpg
11
berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, tata ruang,
besaran dalam pola hidup dan pola pikir (sumalyo, 2005). Terdapat 3 periode
perkembangan arsitektur :
Tahun 1800an
suatu „olah rasa‟ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan
tidak ada rumusnya (Sumalyo, 2005). Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul
akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Bagi mereka
ini, arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia arsitektur, apa yang
12
atau pengetahuan dasar tentang arsitektur sudah hadir pada abad ke-18.
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-59Lq8L25QkA/Ten0FGyJ-
aI/AAAAAAAACsI/hZATqZGxEac/s1600/most-beautiful-building-4th-Majolica-House-
Wina-Austria.jpg
13
mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi semacam resolusi industri
Sumber :
http://nsm08.casimages.com/img/2012/11/06//12110605163314238810520253.jpg
14
perjalanan arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan (Sumalyo,
2005) yakni:
c. Terjadi produksi massal bahan bangunan oleh pabrik. Hal ini dapat
15
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/---
lez6fXPxg/T4eshVchPyI/AAAAAAAAC48/EZmbaZAVc1Q/s1600/seagram.gif
berbeda.
16
Sejak tahun 1920 selain sangat signifikan dalam gaya bangunan arsitektur
modern, juga telah menetapkan reputasi para arsiteknya. Asal dan karakteritik
Hal ini menambah pengetahuan makna bahwa gaya modern adalah sebuah
penemuan baru dalam bidang Revolusi Industri. Berikut adalah karakteristik dari
bangunan bergaya arsitektur modern menurut krier (1982) dalam Brunner T. Dkk
(2013) :
dan geografis.
tidak terlepas dari unsur fungsional, dimana bahan dan material yang
17
kulit bangunan. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Skin and Bone.
Skin and bone merupakan salah satu ide desain dari langgam arsitektur
memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat
18
Gaya internasional adalah suatu gaya arsitek yang sedang trend pada tahun
1920 dan 1930. istilah yang pada umumnya mengacu pada arsitek dan bangunan
dari dekade pandangan perkembangan gaya modern, sebelum Perang dunia II.
Istilah ini diambil dari suatu buku Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson
(1997) yang mana mereka berdua dikenal sebagai penggolong arsitektur modern.
Dasar desain dari gaya internasional ini didasari pada prinsip arsitektur modern.
Sumber : http://rurucoret.blogspot.co.id/2008/12/architecture-modern.html
Sumber : http://rurucoret.blogspot.co.id/2008/12/architecture-modern.html
19
dalam arsitektur di masa lalu, kemudian Pada abad ke-19 gaya arsitektur yang
dan beton bertulang. Arsitektur modern yang diketahui sejak dulu sebuah
pelajaran seni yang meniru gaya besar pada masa lalu yang merupakan masalah
membangun dengan gaya yang dominan. Di Eropa pada sekitar tahun 1900
20
21
22
23
24
dirinya sendiri sebagai suatu disiplin dan gambar peran baru dalam masyarakat.
prinsip-prinsip gaya aarsitektur modern, yaitu volume dari pada massa, regularitas
dari pada simetri aksial dengan geometri dan standarisasi, komposisi aksial tidak
tanda bagi produksi International style. Mereka tidak hanya formula proporsi yang
membedakan gaya-gaya yang ada pada masa itu, konsepsi arsitektur yaitu
bangunan, keteraturan dan tidak simetri aksial yang berfungsi sebagai sarana
dalam menerapkan dekorasi yang menandai bahwa hasil dari produksi ini
25
panjang yang menekan", jendela yang berjalan di atas garis horisontal dan
membentuk suatu garis beraturan, Semua bagian muka bangunan penjuru bersudut
90 derajat dan bertingkat. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson, 1997)
menjadi jelas dan didefinisikan hanya secara bertahap sebagai tor inovasi yang
berbeda di seluruh dunia yang telah berhasil dilakukan percobaan secara paralel.
1. Volume
kerangka. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan dalam buku
ketentuannya untuk fungsi sehingga seperti detail akan bertentangan dengan efek
utama permukaan volume dan juga pada atap datar normal yang memberikan
memiliki fitur yang paling mencolok dari desain eksterior modern, sehingga
dalam pendesainannya masalah estetika yang sangat penting. Jika dilihat dari
arsitektur masa lalu bahan material terbaik untuk dinding yaitu batu, granit, dan
26
terlihat mengagumkan akan tetapi bahan ini tidak tahan lama seperti batu atau
batu bata.
2. Keteraturan
komposisi dari arsitektur kontemporer dan membuktikan estetika itu ada pada
bangunan kontemporer, karena dalam prinsip kedua ini gaya kontemporer dalam
yang beraturan. Sama hal nya seperti prinsip estetika pada permukaan volume
telah dapat dilihat arsitektur tidak lagi memiliki dukungan yang solid pada
kontruksi modern.
Skema simetris dari desain sebenarnya lebih estetis serta teknis karena
simetris yang akan menjadikan kuat ditandai dengan penekanan pada sumbu nyata
baik dari pusatnya. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan
dalam buku International Style, 1997) bahwa tanda arsitek modern yang baik
27
formal dan juga proporsi menurut teori merupakan batu ujian estetika desain
modern dalam aplikasi dari prinsip keteraturan arsitek modern yang berbeda dari
yang lain.
biasa membedakan gaya arsitek dari masa lalu dan dari abad terakhir, hal ini
gaya lama dengan kontruksi yang baru. Bahkan sejak abad pertengahan abad ke-
positif dari desain. Beberapa kritikus bahkan akan menjelaskan semua ornament
pada arsitektur masa lalu sebagai kelanjutan detail warisan yang awalnya
untuk dekorasi. Pada abad ke-19 telah ada yang sangat luar biasa dalam
penggunaan warna dan pada hari awal gaya kontemporer menggunakan semen
alami, warna logam alami dan menggunakan warna cerah memiliki nilai dalam
menarik dengan gaya baru. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson dalam
28
rambat menjadi dekorasi lebih lanjut untuk mendatang arsitek modern, dengan
internasional.
menurut International Style “Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe” :
-Bentuk bersifat
kubisme
dan futuristic
Gambar 2.9. Barcelona Pavilion
http://ichef.bbci.co.uk/wwfeatures/624_351/images/li
ve/p0/1h/cf/p01hcfhx.jpg
29
30
31
32
33
METODOLOGI
Metoda yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dengan cara
literatur dan observasi lapangan yang kemudian dari data-data tersebut diperoleh
bangunan ruko (rumah toko) Citra Land Bagya City. Selanjutnya data-data
garis besar metode yang dipakai untuk mendapatkan data dan informasi
yang terjadi untuk menjadi tujuan penelitian. Tahap observasi lapangan dilakukan
dalam hal mendapatkan kategorisasi bangunan ruko modern yang menjadi obyek
Arsitektur Modern Dan Nilai Estetika Formal Pada Bangunan Ruko Citra Land
34
Indoneesia.
Volume
Ornamen
Proses analisis ini dilakukan berdasarkan keterangan dari variabel dan sub
bangunan ruko yang berada di Citra Land Bagya City yang telah di tentukan di
35
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki (Narbuko dan
observasi dan data-data yang ada, baik data literature maupun dari responden
Serdang, Sumatera Utara. bersebrangan dengan jalan Tol Belmera seperti terlihat
pada gambar 3.1. dan bangunan ruko Bagya city dapat ditempuh ± 10 menit dari
36
Menurut Badgan dan Biklen dalam Ratnatami (2005) analisis data adalah
37
interpretasi data.
38
Studi kasus yang diteliti dalam penelitian ini merupakan kawasan yang
pemilihan kawasan penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
bentuk arsitektur modern yang akan diteliti adalah kawasan bangunan ruko Citra
Land Bagya City yang berada di jalan Ismail Harun, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, Indonesia seperti pada gambar (4.2. Lokasi Bangunan ruko Citra
Land Bagy City) dan berseberangan dengan jalan Tol Belmera dan bangunan ruko
Bagya city dapat ditempuh ± 10 menit dari kampus Unimed dan IAIN Sumatera
Utara.
39
40
Bangunan ruko (Rumah Toko) Citra Land Bangunan ruko (Rumah Toko) Citra
Bagya City type C, bangunan ruko type C ini Land Bagya City type B, bangunan ini
lebih banyak jumlah unitnya dari type ruko berada di bagian tengah site yang saling
yang lainnya, berhadapan,
Gambar 4.3. Kawasan Bangunan Ruko Citra Land Bagya City
Sumber : (survey Lapangan, 2015)
Pada kompleks bangunan ruko Citra Land Bagya City terdapat beberapa
macam type ruko, beberapa bangunan ruko memiliki tampilan dan bentukan yang
berbeda-beda. Bangunan ruko Citra Land Bagya City dibagi menjadi 3 type, yaitu
type A, type B, type C. Bangunan ruko type A seperti yang terlihat pada gambar
4.3. memiliki gaya tersendiri pada tampilannya, tidak memiliki banyak warna
pada tampilan dan bangunan ruko type ini memiliki bentukan yang sedikit
41
estetika.
Gambar 4.4. Gambar Denah Dan Tampak Ruko Bagya City Type A
Sumber : (Data Pribadi, 2015)
42
pada bangunan ruko ini terlihat penggunaan bahan maeterial pada tampilannya,
pada bagian atas fasade juga diberikan penambahan atap dan memberikan
perbedaan warna pada tampilan sehingga memberikan ciri khas sendiri pada
Gambar 4.6. Gambar Denah dan Tampak Ruko Bagya City Type B
Sumber : (Data Pribadi, 2015)
43
ruko ini hanya memberikan perbedaan pada tampilan yang menggunakan berbagai
macam warna agar memberikan irama dan keindahan pada fasade bangunan.
Sehingga dapat disimpulkan dari ketiga type bangunan ruko Citra Land
Bagya City menggunakan material yang sama, hanya perbedaan warna dan
44
di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 1920 dan 30-an, istilah International
Style pertama kali digunakan pada tahun 1932. Dengan munculnya prinsip-prinsip
karyanya.
Arsitek Walter Gropius Dan Ludwig Mies Van De Rohe yang melakukan
merupakan pendiri sekolah Bauhaus bersama Ludwig Mies Van De Rohe dan Le
untuk memberikan keindahan dan kualitas pada setiap benda yang dirancang.
45
Volume
46
47
Gropius
Keteraturan
48
Keteraturan pada
bangunan Village
Coleege pengunaan
jendelanya juga terlihat
teratur pada tampilan
bangunan, pada denah
perletakan jarak kolom
juga tampak teratur, dan
menggunakan atap datar,
pada bentukan denah
tidak terlihat penerapan
skema simetris pada
bangunan Village
College.
49
Keteraturan pada
bangunan Michael Reese
Hospital pengunaan
jendela terlihat sangat
teratur pada tampilan
bangunan, penerapan
skema simetris dan juga
penggunaan atap datar
pada bangunan Michael
Reese Hospital terlihat
jelas pada tampilannya,
dapat juga dilihat dari
bentuk denah bangunan
tersebut. Perletakan
jarak antar kolom juga
terlihat teratur karena
menggunakan modul.
Keteraturan pada
bangunan Harvard
Graduate Center
pengunaan jendela
terlihat sangat teratur
pada tampilan bangunan
dan juga menggunakan
atap datar, perletakan
jarak antar kolom juga
terlihat teratur pada
denah karena
menggunakan modul.
Penerapan skema
50
51
52
Table 5.3 Pengindaran Penggunaan Ornamen Pada Karya Arsitek Walter Gropius
Jerman, Ludwig Mies Van De Rohe bersama Walter Gropius dan Le Corbusier
dikenal luas sebagai para printis arsitektur modern. Ia menjadi warga Negara
Amerika pada tahun 1944 dan 30 tahun menjadi seorang seorang arsitek Amerika
53
Volume
54
55
Van De Rohe
Keteraturan
56
Keteraturan pada
bangunan Crown Hall
dapat dilihat dari
penggunaan jendela,
susunan ruang, dan juga
perletakan kolom yang
terlihat teratur dan
penggunaan atap datar,
penerapan skema
simetris ataupun susunan
ruang pada bangunan
Crown Hall terlihat
teratur pada tampilan
dan juga terlihat dari
bentuk denah bangunan
tersebut.
57
58
59
60
KESIMPULAN Dari kesemua bangunan Ludwig Mies Van De Rohe hasil analisa
penggunaan ornament pada tampilan bangunan tidak terlihat karena
dianggap suatu kejahatan dalam desain pada prinsip International
Style. Pada tampilan bangunan Ludwig Mies Van De Rohe lebih
dominan menggunakan kaca.
Table 5.6 Penghindaran Penggunaan Ornamen Pada Karya Arsitek
61
Berdasarkan dari analisa diatas dapat disimpulkan dari hasil kedua arsitek
international style pada bangunan modern hasil karya Walter Gropius terlihat
tidak jauh berbeda dengan bentuk desain bangunan modern karya arsitek Mies
Van De Rohe yang memiliki bentuk dan penggunaan material yang sama.
1. Volume
Dari hasil analisa bangunan Walter Gropius Ludwig Mies Van De Rohe pada
karakter kontruksi yang ada pada bangunan sehingga volume dapat terlihat dari
luar ke dalam bangunan dan pada bagian atap kesemua bangunan menggunakan
atap datar sehingga terlihat seperti kotak atau persegi panjang menekan.
2. Keteraturan
Rohe telihat dari penggunaan kolom yang menggunakan modul, juga terlihat pada
menggunakan atap datar, pada susunan ruang lebih banyak tidak menggunakan
62
Dari kesemua bangunan Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe
hasil analisa penggunaan ornament pada tampilan bangunan tidak terlihat karena
dianggap suatu kejahatan dalam desain pada prinsip International Style. Pada
warna.
5.2. Analisa Bangunan Ruko Citra Land Bagya City Dengan Prinsip
International Style
kesimpulan kemudian diterapkan pada bangunan ruko Citra Land Bagya City.
Pada komplek bangunan ruko Citra Land Bagya City terdapat beberapa type
bangunan ruko, beberapa bangunan ruko tersebut memiliki tampilan dan bentukan
yang berbeda-beda. Bangunan ruko Citra Land Bagya City dibagi menjadi 3 type,
5.2.1 Arsitektur Sebagai Volume Pada Bangunan Ruko Citra Land Bagya
Style karya arsitek Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe kemudian
63
Prinsip
Internatio
nal Style
Volume Prinsip pertama pada Pada bangunan ruko Pada bangunan ruko
bangunan ruko type A type B bagian dinding type C bagian dinding
bagian dinding lebih lebih dominan lebih dominan
dominan menggunakan menggunakan dinding menggunakan dinding
dinding kaca, kaca, menampilkan kaca, menampilkan
menampilkan karakter karakter kontruksi karakter kontruksi
kontruksi untuk dan untuk dan menekankan untuk dan
menekan kan fungsi fungsi sehingga volume menekankan fungsi
sehingga volume bangunan terihat dari sehingga volume
bangunan terihat dari luar ke dalam bangunan terihat dari
luar ke dalam bangunan. bangunan. luar ke dalam
Pada bagian atap Pada bagian atapbangunan.
bangunan ruko type A bangunan ruko type B Pada bagian atap
menggunankan atap menggunankan atapbangunan ruko type C
datar. datar. menggunankan atap
datar.
Kesimpulan Dari analisa diatas pada bangunan ruko type A, type B dan type C tersebut
tidak jauh berbeda, menggunakan kaca berbidang lebar sehiggga pada
bagian dinding bangunan lebih dominan menggunakan kaca untuk
menampilkan kontruksi dan pada bagian dalam bangunan dapat terlihat dari
luar ke dalam. Pada bagian atap bangunan ruko type A, type B, dan type C
juga terlihat sama pada menggunkan atap datar.
Table 5.7 Arsitektur Sebagai Volume Pada Bangunan Ruko
5.2.2 Keteraturan Pada Bangunan Ruko Citra Land Bagya City Type A,
Type B, Type C
arsitek Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe kemudian diterapkan pada
64
Prinsip
Internationa
l Style
65
International Style karya arsitek Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe
Prinsip
Internationa
l Style
66
6.1. Kesimpulan
Citra Land Bagya City merupakan bangunan ruko yang terletak di jalan
Ismail Harun, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Berdasarkan dari analisa
diatas dapat disimpulkan bangunan ruko Citra Land Bagya City semua bangunan
arsitek Walter Gropius dan Mies Van De Rohe yaitu bangunan tersebut memiliki
Land Bagya City type A, type B dan type C tersebut tidak jauh berbeda,
kontruksi dan pada bagian dalam bangunan dapat terlihat dari luar ke
dalam.
Keteraturan pada bangunan ruko type A, type B, dan type C dapat dilihat
67
6.2. Saran
68
Roger‟s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center Bandung, Reka Raksa,
Vol : 1, No : 2
D.K Ching, Francis. (2008), Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga
.Jakarta
Riskiani N.J., (2013). Analisis „Fave Hotel Adi Sucipto‟sebagai Bangunan ber-
Sebelas Maret
69
Halaman: 10 – 26.
Sumalyo, Yulianto. 2005. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX.
http://de-arch.blogspot.com/2008/10/konsep-pemikiran-arsitektur-modern.html
http://www.omasae.com/2012/10/prinsip-perancangan-proporsi.html
70